BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Ibu pada saat hamil dan setelah melahirkan sebagian besar akan mengalami
kenaikan berat badan sampai terjadi obesitas. Obesitas diakibatkan karena pada saat hamil dan setelah melahirkan terjadi penumpukan lemak pada tubuh, kenaikan berat badan dan terjadi perubahan pada payudara, dimana ukuran payudara bertambah besar sehingga dapat memberikan ASI (Heslehurst et all, 2008). Estrogen akan mempersiapkan kelenjar dari saluran ASI dalam bentuk poliferasi, deposit lemak, air dan elektrolit, jaringan ikat semakin banyak dan miopitel disekitar kelenjar mamae semakin membesar (Antonakou et all, 2013). Bersamaan dengan membesarnya kehamilan perkembangan dan persiapan untuk memberikan ASI semakin tampak, payudara semakin membesr, puting susu semakin menonjol dan pembuluh darah semakin tampak (Yuliati, 2010). Dampak dari ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif adalah terjadinya obesitas (Galliano & Bellver, 2013). Dampak obesitas dapat meningkatkan resiko jantung koroner, diabetes, dan stroke (Kusmayadi, 2007). Pertambahan berat badan saat hamil terjadi secara bertahap, maka untuk menurunkannya harus bertahap, sehingga bisa mempertahankan berat badan ideal dalam jangka waktu panjang. Menyusui memiliki efek biologis yang bermanfaat untuk mencegah obesitas (Yin dkk, 2012). Aktifitas menyusui secara ekslusif dapat membantu ibu untuk mengembalikan berat badannya lebih cepat dibandingkan dengan ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif (Anderson, 2010). Menyusui juga dapat menurunkan resiko obesitas pada ibu (Khan dkk, 2013). Menyusui merupakan cara terbaik untuk mengurangi lemak
1
2
dibadan terutama diarea 3p (paha, pinggul dan pantat), dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui, karena menyusui membutuhkan energi 500-600 kkal perhari. Hormon-hormon yang dikeluarkan tubuh ibu setiap kali menyusui akan membantu membugarkan kembali otot-otot ibu setelah melahirkan. Penelitian di Indonesia tahun 2009 menyebutkan tidak ada hubungan pemberian ASI dengan persentase lemak tubuh wanita menyusui 6-24 bulan. Tetapi wanita menyusui yang memberikan ASI secara ekslusif mempunyai rerata persentase lemak tubuh lebih kecil dibandingkan dengan pemberian ASI secara partial. Penelitian di Mexico tahun 2012 menunjukan hasil yang berbeda, ibu yang memberikan ASI ekslusif selama tiga bulan tidak berkurang berat badan atau lemak tubuhnya.
Berdasarkan hasil laporan Dinas kota Semarang tahun 2010, di
Puskesmas Ngemplak Simongan dan Puskesmas Candi Lama nenunjukan bahwa kelompok ibu yang memberikan ASI ekslusif mengalami penurunan persen lemak tubuh 2,7 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif (Harsanti dkk, 2013). Berdasarkan studi pendahuluan di wilayah kerja Puskesma Letwaru Kecamatan Kota Masohi, rerata berat badan ibu post partum yang memberikan ASI ekslusif adalah 40 kg sampai 75 kg dan rerata berat badan ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif adalah 45 kg sampai 100 kg. Jumlah ibu post partum yang memberikan baik ASI ekslusif atau non ekslusif berjumlah 40 orang, selain itu ibu-ibu post partum mengatakan mengalami kenaikan berat badan dan susah untuk menurunkan berat badan sesuai berat badan sebelum hamil. Ibu post partum juga menganggap bahwa memberikan ASI kepada bayi dapat menyebabkan payudara membesar. Adapun alasan ibu tidak memberikan ASI ekslusif adalah ASI tidak cukup, terpengaruh dengan adanya iklan susu formula, ibu yang sibuk dengan pekerjaan. Berdasarkan
3
paparan diatas maka peneliti ingin meneliti tentang “perbedaan berat badan pada ibu post partum dengan ASI ekslusif dan non ekslusif”. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikaji sebelumnya maka dirumuskan masalah
“perbedaan berat badan pada ibu post partum dengan ASI ekslusif dan non ekslusif”.
1.3
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan berat badan pada ibu post partum dengan ASI
ekslusif dan non ekslusif. 2.
Tujuan Khusus
1.
Mengidentifikasi berat badan setelah melahirkan atau sebelum menyusui pada ibu post partum dengan ASI ekslusif dan non ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Letwaru Kecamatan Kota Masohi.
2.
Mengidentifikasi berat badan sesudah menyusui dalam enam bulan pada ibu post partum dengan ASI ekslusif dan non ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Letwaru Kecamatan Kota Masohi.
3.
Menganalisa perbedaan berat badan pada ibu post partum dengan ASI ekslusif dan non ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Letwaru Kecamatan Kota Masohi.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang dilakukan oleh peneliti antara lain:
1.
Bagi Tempat peneliti Sebagai bahan masukan bagi masyarakat setempat untuk mengetahui pemberian ASI ekslusif dan non ekslusif terhadap berat badan ibu post partum.
4
2.
Bagi Peneliti Menerapkan ilmu yang didapat tentang perbedaan berat badan pada ibu post partum dengan ASI ekslusif dan non ekslusif.
3.
Bagi institusi Pendidikan Sebagai referensi dalam menerapkan hasil skripsi, serta dapat dijadikan sumber pustaka diperpustakaan yang berkaitan dengan perbedaan berat badan pada ibu post partum dengan ASI ekslusif dan non ekslusif.
4.
Bagi Masyarakat Penelitian ini sebagai masukan data yang nantinya dapat dijadikan dasar untuk mengetahui perbedaan berat badan ibu post partum dengan ASI ekslusif dan non ekslusif dan meningkatkan derajat kesehatan terutama pentingnya pemberian ASI ekslusif terhadap bayi dan ibu yang menyusui, dan mendorong ibu agar terus memberikan ASI ekslusif kepada bayi.
5.
Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai tambahan data untuk melakukan penelitian dalam skala yang lebih luas berkaitan dengan perbedaan berat badan pada ibu post partum dengan ASI ekslusif dan non ekslusif.
1.5
Definisi Istilah
1.
Menyusui Menyusui adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi, dimana bayi memiliki refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan ASI. Menyusui merupakan proses alamiah yang keberhasilannya tidak diperlukan alat-alat khusus dan biaya yang mahal namun membutuhkan kesabaran, waktu
5
dan pengetahuan tentang menyusui serta dukungan dari lingkungan keluarga terutama suami (Roesli, 2000). 2.
ASI (Air Susu Ibu) Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan utama bagi bayi, dengan rekomendasi periode pemberian ASI yaitu sejak lahir sampai bayi berumur dua tahun, tetapi tidak semua bayi dapat disusui selama periode tersebut. ASI menyediakan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi selama enam bulan pertama. Salah satu penyebab utama rendahnya pemberian ASI di Indonesia selain faktor sosial budaya, juga masih kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat (Roesli, 2007).
3.
ASI Ekslusif Secara global sesuai definisi WHO (Word Health Organization) 2006, pengertian ASI ekslusif adalah bahwa bayi hanya menerima ASI dari ibu, tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang bernilai vitamin, suplemen mineral atau obat dari sejak lahir sampai usia enam bulan. RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) 2010, membagi pola menyusui menjadi tiga kategori, yaitu menyusui ekslusif, menyusui predominal, dan menyusui partial. Sesuai definisi WHO ketiga kategori tersebut dapat dijelaskan, Menyusui ekslusif adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk air putih, kecuali obat-obatan, vitamin atau mineral.
4.
ASI Non Ekslusif Pemberian ASI non eksklusif merupakan pemberian ASI yang ditambah dengan pemberian makanan tambahan atau yang biasa kita kenal dengan MP ASI, pemberian ASI non eksklusif diberikan karena kurangnya pengetahuan,
6
pemahaman tentang ASI eksklusif dan pengaruh promosi susu formula (Roesli, 2000). 5.
Kenaikan Berat Badan Seorang dikatakan mempunyai ukuran ideal apabila bentuk tubuhnya tidak terlalu kurus maupun terlalu gemuk dan terlihat serasi antara berat dan tinggi badan. Agar tubuh seorang ideal, lemak di dalam tubuhnya harus dalam keadaan normal. Lemak memang harus ada dalam tubuh, tetapi jangan sampai kekurangan atau berlebihan.
1.6
Keaslian Penelitian
1.
Penelitian di Brazil tentang retensi berat menyusui dan post partum dalam kohort perempuan brazil. menyatakan, wanita yang menyusui secara ekslusif selama 69 bulan pertama setelah melahirkan berhubungan dengan penurunan persen lemak tubuh dan ratio pinggal-pinggul, lemak lengan dibandingkan dengan wanita yang memberikan ASI Partial atau hanya memberikan susu formula saja kepada bayi. Dalam penelitian ini, mengikuti kohort 405 wanita berusia 18-45 tahun selama 9 bulan setelah melahirkan (Gilberto et all, 2004).
2.
Penelitian di Desa Kramat, Kec. Panawangan, Kab. Grobogan, tentang hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu tentang ASI ekslusif dengan sikap terhadap pemberian ASI ekslusif. Besar sampel pada penelitian ini adalah 30 ibu yang menyusui, diperoleh dengan cara sampling jenuh. Hasil dari penelitian ini adalah ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap pemberian ASI ekslusif (Subur dkk, 2012).
3.
Penelitian di Athens-Clarke dan daerah sekitar Negara Bagian Georgia, Amerika Serikat tentang pengaruh pemberian makanan bayi pada komposisi
7
tubuh ibu. Penelitian ini mengevaluasi berat badan ibu dan pertambahan lemak tubuh selama kehamilan. Diteliti pada 24 ibu berusia 19-42 tahun. Penelitian dilakukan antara bulan 2005 November dan Desember 2006 (Hatsu et all, 2008). 4.
Penelitian tentang berat badan selama ASI ekslusif dikaitkan dengan terjadinya penurunan berat badan dalam keturunan wanita malawi yang terinfeksi HIV (Elizabeth et all).
5.
Penelitian tentang hubungan perubahan berat badan menyusui pada pasca melahirkan (CE Neville et all).