BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Hujan memiliki peranan penting terhadap keaadaan tanah di berbagai tempat terutama
daerah tropis khususnya di daerah pegunungan yang
nantinya akan sangat berpengaruh terhadap daerah bagian dataran rendah terutama pada bagian sungai. Tinggi dan rendahnya curah hujan sangat mempengaruhi kelembaban tanah yang menyebabkan erosi ataupun longsor. Erosi merupakan suatu proses pengikisan, pelepasan dan pengangkutan tanah yang dipengaruhi oleh besarnya kecepatan
aliran permukaan dan aliran
sungai. Aliran permukaan sendiri disebabkan oleh hujan baik hujan harian maupun hujan bulanan. Pengaruh curah hujan yang tinggi sangat berpengaruh terhadap terjadinya erosi. Tingginya curah hujan memiliki peranan yang sangat penting dalam proses terjadinya erosi pada daerah yang memiliki tanah labil, sehingga kurang baik dengan keadaan tanah pada daerah pegunungan yang kurang kompak sehingga akan mudah mengalami pelepasan material menghasilkan erosi, semakin tinggi curah hujan, menyebabkan tanah tidak dapat menahan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menyebabkan longsor. Perkiraan erosi menggunakan USLE menggunakan nilai erosivitas, faktor erodibilitas, faktor lereng, faktor tanaman, dan faktor praktek konservasi tanah. Erosivitas pada dasarnya sangat berpengaruh terhadap
1
terjadinya erosi, erosivitas terjadi karena pengaruh jatuhan butir–butir hujan di atas tanah, selain itu karena pengaruh aliran permukaan yang cukup deras sehingga dapat menyebabkan pelepasan material – material tanah yang cukup besar pula. Selain itu sungai Bedog merupakan sungai yang melalui kota dan memiliki aliran yang cukup deras, apalagi di saat hujan lebat biasanya sungai tersebut mengalami kenaikan debit. Suatu kegiatan yang ditujukan untuk konservasi tanah pada umumnya di samping menekan laju erosi juga mampu memperbaiki tata air tanah. Sebenarnya kerusakan atau perubahan yang terjadi pada permukaan tanah tidak hanya terjadi akibat air hujan saja, tetapi juga diakibatkan oleh angin. Sesuai dengan kondisi lahan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bedog, analisa ini hanya dibatasi pada konservasi tanah untuk kerusakan tanah berupa erosi lahan (permukaan) akibat erosivitas hujan. Nilai erosivitas dapat dicari dengan menggunakan formula yang telah diberikan Bols (1978). Pemilihan formula ini karena daerah penelitian hanya mempunyai data jumlah hari hujan dan besar curah hujan maksimum. Formula ini digunakan karena hanya memiliki data hari hujan, besar curah hujan sedangkan pada stasiun tertentu hanya memiliki data curah hujan bulanan. Sehingga formula sangat cocok digunakan dengan daerah penelitian, namun tidak semua data memiliki data yang sama dipaparkan oleh Bols karena keterbatasan alat yang ada. Hal ini yang menjadi penelitian ini dilakukan, selain itu daerah jawa untuk belakangan ini mengalami perubahan curah hujan. Sebagian air hujan yang jatuh tersebut akan mengalir diatas permukaan
2
tanah. Banyaknya air yang mengalir diatas permukaan tanah tergantung pada kemampuan tanah untuk menyerap air. 1.2. Perumusan Masalah Permasalahan yang terjadi di DAS yang paling dominan adalah erosi, faktor yang berpengaruh di dalam terjadinya erosi adalah erosivitas, erosivitas merupakan tenaga pendorong untuk terjadinya erosi karena proses pengangkutan partikel – partikel tanah. Metode USLE merupakan metode yang menggunakan nilai dari erosivitas. Hujan memiliki peranan yang sangat penting di dalam proses pengangkutan tersebut. Semakin tinggi curah hujan maka semakin tinggi pula proses pengangkutan partikel tanah yang terbawa oleh air. Sehingga data curah hujan sangat diperlukan dalam perhitungan ini. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi erosivitas adalah ukuran butir dari hujan dan kecepatan jatuh hujan. Sehingga dapat di ketahui seberapa besar energi yang didapat dari energi kinetiknya. Semakin tinggi curah hujan maka ukuran butir yang jatuh akan semakin besar sehingga kecepatan jatuh akan semakin tinggi. Hal ini yang menjadi dasar dan pendorong paling tinggi untuk mengetahui nilai erosivitas pada suatu wilayah tertentu pada khususnya di DAS Bedog. Berdasarkan orientasi di lapangan yang telah dilakukan oleh peneliti dilihat dari bekas jatuhnya hujan dapat di perkirakan diameter butir sekitar 0,50 mm pada daerah hulu. Kecepatan jatuhnya butir yang disebabkan oleh gravitasi dan tahanan udara dan angin sangat berpengaruh didalam proses erosivitas. Semakin naik keatas diameter
3
semakin tinggi ini dapat
dimungkinkan karena pengaruh suhu pada daerah sekitar dan ketinggian. Kemiringan lereng yang mencapai 40% pada daerah hulu, sehingga sangat rentan akan terjadinya erosi, selain itu ditambah lagi keadaan tanah yang kurang baik sehingga erosi mudah terjadi. Curah hujan semakin tinggi maka erosi akan semakin cepat terjadi, selain itu keadaan topografi pada tempat penelitian merupakan daerah yang memiliki tinggkat hujan cukup tinggi karena berada di pegunungan, sehingga semakin tinggi hujan maka terkelupasnya tanah yang jarang ditumbuhi tanaman semakin tinggi pula. Penutuplahan pada daerah penelitian sebagian besar rumput dan tidak ada pohon penguat lainnya sehingga daerah tersebut sangat rentan akan terjadinya erosi karena pengaruh curah hujan. Rumusan masalah pada daerah penelitian sebagi berikut : Seberapa besar curah hujan yang terjadi pada daerah penelitian.
1.3.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagi berikut : a. Menghitung data hujan di DAS Bedog dari tahun 1984 -1994. b. Menghitung nilai erosivitas menggunakan rumus Bols. c. Membuat peta Isoeroden dari hasil perhitungan erosivitas.
4
1.4.Kegunaan Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Penelitian ini akan bermanfaat sebagai gambaran mengenai seberapa besar curah hujan yang terjadi pada daerah penelitian yang nantinya akan disajikan kedalam peta iso-iroden pada daerah penelitian. 1.5. Tinjauan Pustaka Besarnya curah hujan, intensitas dan distribusi hujan menentukan kekuatan dispersi tanah, serta jumlah kecepatan aliran permukaan yang nantinya akan menjadi kerusakan erosi (Arsyad, 1989). Kemampuan air hujan sebagi penyebab terjadinya erosi berasal dari aju dan tetesan air hujan, kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi besarnya energi kinetik air hujan (Asdak, 1995). Erosi permukaan dapat mudah terjadi jika pengolalaan tanah tidak mimikirkan baik atau buruknya dampak dari pemanfaatan lahan. Selain itu penebangan pohon semakin banyak, sehingga tempat peresapana air semakin berkurang dan menyebabkan erosi. Erosi
sendiri merupakan
pengikisan tanah pada bagian pinggiran sungai serta penggerusan pada bagian dasar sungai oleh aliran sungai. Penelitian erosivitas dapat digunakan untuk mengetahui tingkat bahaya erosi pada daerah sekitar penelitian sehingga dapat bermanfaat bagi warga sekitar sebagi acuan atau pedoman sebagai tata cara pengolahan atau pemanfaatan tanah pada daerah aliran sungai. Pengelolaan tanah pada daerah aliran sungai haruslah mempunyai tatanan sehingga penggunaan lahan dapat memberikan dampak positif bagi daerah sekitar. Semakin banyak lahan yang
5
rusak atau berkurangnya vegetasi akan menjadi penyebab utama didalam terjadinya erosi, baik erosi percik, erosi alur maupun erosi parit dimana biasanya dari ketiga erosi tersebut banyak ditemukan pada daerah sungai yang memiliki kemiringan lereng sekitar 30% keatas. Selain pengaruh dari air hujan didalam terbentuknya erosi sangat tinggi, namun tergantung dari tinggi atau rendahnya curah hujan yang terjadi. Besarnya curah hujan dapat didefinisikan sebagai volume air yang jatuh pada suatu luasan tertentu, sehingga curah hujan dapat dinyatakan dalam satuan volume per satuan luas. Itensitas hujan menyatakan bahwa besarnya curah hujan yang jatuh pada tempat tertentu dalam waktu yang sangat singkat yaitu 5, 10, 15, dan 30 menit (Arsyad, 1989). Sehingga dalam satuan luasan hanya memiliki waktu yang sangat singkat terjadinya hujan. Erosi dapat terjadi melalui tiga tahap yaitu tahap pelepasan partikel tunggal dari masa tanah dan tahap pengangkutan oleh media yang erosif seperti aliran air dan angin. Lahan yang terbuka dan terhantam hujan terus menerus akan menyebabkan tanah lemah tanah menjadi gembur sehingga mudah terangkut oleh media pengangkutan atau air hujan (Suripin, 2001).
1. 6. Kerangka Pemikiran Iklim memiliki peranan penting didalam penentuan nilai erosivitas, curah hujan yang tinggi sangat berpengaruh didalam penentuan nilai erosvitas. Intensitas hujan semakin tinggi maka nilai erosivitas semakin tinggi pula. Angin memiliki pengaruh terhadap jatuhnya partikel-partikel hujan yang jatuh
6
karena dengan adanya angin maka gaya gesek semakin tinggi. Semakin lama air hujan gesekan dengan angin maka akan semakin besar pula air yang jatuh. Percepatan yang terjadi menyebabkan besarnya tetes hujan yang terjadi pada permukaan tanah. Cuaca semakin panas maka air yang mengalami penguapan semakin tinggi maka hujan akan terjadi lama dan lebat, sehingga partikel yang terlepas oleh tanah semakin banyak. Permukaan tanah merupakan obyek jatuhnya hujan dalam satuan luasan lahan sehingga hujan yang jatuh pada daerah tertentu
akan
meninggalkan bekas sebagai tetesan air hujan yang nantinya akan diukur luasannya. Ketinggian tempat air jatuh serta kemiringan lereng sangat memiliki peranan didalam laju aliran air hujan pada daerah penelitian. Hasil yang telah didapat nantinya akan di analisis untuk mengetahui faktor yang sangat berpengaruh didalam proses terjadinya erosivitas di DAS yang nantinya akan menjadi penentu erosi.
7
I.7.
Batasan Istilah
Erosivitas merupakan sifat curah hujan. Hujan dengan intensitas rendah jarang menyebabkan erosi, tetapi hujan yang lebat dengan periode yang pendek atau panjang dapat menyebabkan adanya limpasan permukaan yang besar dan kehilangan tanah. (Arsyad,1989) Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang secara topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama (Asdak, 1995) Erosi adalah peristiwa pengikisan, pelepasan, pengangkutan, dan pengendapan partikel tanah dari suatu tempat ke tempat lain yang diakibatkan oleh media alami dalam hal ini tenaga air maupun tenaga angin (Arsyad,1989) Besarnya curah hujan dapat didefinisikan sebagai volume air yang jatuh pada suatu luasan tertentu, sehingga curah hujan dapat dinyatakan dalam satuan volume per satuan luas (Arsyad,1989) Tanah adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural forces) terhadap bahanbahan alam (natural material) dipermukaan (Hakim,dkk., 1986)
8