1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Perbankan
di
Indonesia
memiliki
peranan
penting
bagi
pertumbuhan
perekonomian negara, antara lain sebagai perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki dana dan pihak-pihak yang membutuhkan dana serta sebagai memperlancar lalu lintas pembayaran. Di dalam hal penyaluran dana untuk pihak-pihak yang membutuhkan dana, Bank Indonesia (BI) dalam Survei Perbankan mengindikasikan pertumbuhan kredit pada kuartal III 2016 melambat bila dibandingkan kuartal sebelumnya. Penyebabnya adalah menurunnya permintaan pembiayaan, meningkatnya suku bunga kredit, dan meningkatnya risiko pembiayaan. Ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru kuartal III 2016 sebesar 62,6 persen, lebih rendah dari 78,8 persen pada kuartal II 2016. Selain itu, meningkatnya risiko pembiayaan juga menjadi faktor utama melambatnya pertumbuhan kredit. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) per Agustus 2016 tercatat 3,2 persen, naik dibandingkan 3,16 persen pada Juli 2016. BI pun mencatat terjadinya peningkatan risiko penyaluran kredit yang terjadi seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini Bank Umum Konvensional. 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Dalam hal Bank Umum Syariah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta pelaku industri perbankan syariah tetap berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan dan tidak terlena dengan penurunan rasio pembiayaan bermasalah (NPF). Pasalnya, risiko kredit bermasalah meningkat seiring dengan perlambatan ekonomi global dan domestik. NPF bruto industri perbankan syariah per Juli 2016 tercatat sebesar 4,81 persen, turun 8 basis poin jika dibandingkan dengan posisi bulan yang sama tahun lalu 4,89 persen. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan rasio kredit bermasalah bank umum konvensional yang hanya 3,18 persen per Juli 2016. Rasio kecukupan modal (CAR) perbankan syariah juga meningkat seiring dengan membaiknya rasio NPF. Hingga Juli 2016, permodalan perbankan syariah tercatat naik dari 14,47 persen per Juli tahun menjadi 14,86 persen per Juli 2016. Sementara profitabilitas yang tercermin dari rasio ROA meningkat dari 0,91 persen per Juli 2015 menjadi 1,06 persen Juli 2016. Sedangkan rasio BOPO membaik dari 94,19 persen per Juli 2015 menjadi 92,78 persen per Juli 2016. Sebagai lembaga financial intermediary yang menerima dana masyarakat, dan selanjutnya menyalurkan kembali dalam bentuk kredit, menyebabkan bank harus menerapkan prinsip kehatian-hatian dalam melakukan aktivitas operasionalnya agar bank tetap menjadi lembaga yang dipercaya oleh masyarakat (prudential banking activity). Penerapan prinsip kehati-hatian oleh bank diantaranya diimplementasikan melalui kemampuan bank untuk mengelola portofolio kredit/pembiayaan yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
dimiliki, sehingga risiko yang berpotensi untuk terjadi (credit risk) dapat diukur dan dikontrol. Mengingat saat ini kredit merupakan asset yang paling besar yang dikelola bank, dan juga merupakan konstributor yang paling dominan terhadap pendapatan bank. Dalam praktiknya, di Indonesia terdapat beberapa jenis perbankan, Bila dilihat dari segi cara menentukan harga, bank dapat dibedakan dalam dua jenis. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional (Barat) dan Bank yang berdasarkan prinsip syariah (Islam). Bank konvensional maupun Bank syariah memiliki persamaan yaitu dari syarat-syarat
umum
memperoleh
pembiayaan,
teknis
penerimaan
uang,
mekanisme transfer dan yang lainnya. Tetapi antara keduanya juga memiliki perbedaan, yaitu akad yang dilakukan bank syariah mempunyai konsekuensi duniawi dan ukhrawi sesuai dengan hukum Islam, sedangkan bank konvensional hanya mempunyai konsekuensi duniawi saja dan bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil sedangkan bank konvensional menggunakan tingkat suku bunga dalam penyaluran dananya. Prinsip bagi hasil yang digunakan Bank syariah relatif mempertahankan kinerjanya dan tidak hanyut oleh tingkat suku bunga simpanan yang melonjak sehingga beban operasional lebih rendah dari bank konvensional. Secara umum efektivitas fungsi
intermediasi
perbankan syariah tetap terjaga
seiring
pertumbuhan dana yang dihimpun maupun penyaluran pembiayaannya, serta penyediaan akses jaringan yang meningkat dan menjangkau kebutuhan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
masyarakat secara lebih luas sehingga hal tersebut dapat membuat kinerja keuangan perbankan syariah lebih baik. Sedangkan bagi perbankan konvensional, adanya selisih antara besarnya bunga yang dikenakan kepada para peminjam dana dengan imbalan bunga yang diberikan kepada nasabah penyimpan merupakan sumber keuntungan terbesar, sehingga pendapatan tersebut dapat mempengaruhi kinerja keuangan perbankan konvensional. Hal ini lah yang sangat menarik untuk di telaah, karena baik pada bank syariah maupun bank konvensional, risiko tersebut dapat terjadi, perbedaan mendasar antara bank konvensional maupun bank syariah bukan terletak pada bagaimana cara mengukur, melainkan pada apa yang dinilai. Berikut tabel kinerja keuangan Bank Umum Konvensional dengan Bank Umum Syariah di Indonesia : Tabel 1.1 Kinerja Keuangan Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah Rasio (%)
Bank Umum Konvensional
Bank Umum Syariah
2012
2013
2014
2015
2012
2013
2014
2015
ROA
3,11
3,08
2,85
2,32
2,14
2,00
0,41
0,49
CAR
17,43
18,13
19,57
21,39
14,13
14,42
15,74
15,02
NPL
2,33
2,12
2,20
2,49
2,26
2,96
2,90
2,91
LDR
83,58
89,70
89,42
92,11
100,00
100,32
86,66
88,03
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia 2012-2015.(data diolah) Tabel 1.1 menunjukkan kinerja keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional yang diukur dari tingkatan rasio. Dari segi ROA, sekilas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
data Bank Umum Syariah lebih baik, karena dua tahun berturut nilainya tidak melebihi dari ketentuan BI yaitu sebesar 1,5%. Dari segi permodalan (CAR) Bank Umum Konvensional memiliki nilai yang cenderung lebih tinggi dibanding dengan Bank Umum Syariah akan tetapi keduanya telah memenuhi standar kecukupan modal dari Bank Indonesia, yaitu 8%. Dari segi NPL, Bank Umum Konvensional dan Syariah telah memenuhi standar dari Bank Indonesia yaitu di bawah 5%, dengan rasio yang cenderung sama rata. Untuk LDR Bank Umum Syariah dua tahun berturut-turut memiliki nilai lebih dari batas wajar yang telah ditentukan oleh BI yaitu 78-92%. Diperlukan manajemen yang baik bagi Bank Umum konvensional maupun Bank Umum Syariah untuk mengatasi risiko yang akan terjadi. Bank harus memiliki prosedur dan tata kelola berkualitas yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha yang dilakukannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan perhitungan manajemen risiko yang bisa dilihat dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Variabel atau indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Apabila kinerja sebuah perusahaan publik meningkat, nilai keusahaannya akan semakin tinggi. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return On Asset (ROA).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Rasio Profitabilitas merupakan salah satu indikator untuk mengukur kinerja suatu perusahaan serta keefektivitasan manajemen yang berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari pinjaman dan investasi. Alasan dipilihnya Return On Asset (ROA) sebagai ukuran kinerja adalah karena ROA (Return On Asset) digunakan sebagai rasio yang menunjukkan kemampuan dari keseluruhan asset yang ada dan digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Selain itu, dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat, sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian serta membahas hal tersebut dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Manajemen Risiko Terhadap Profitabilitas” (Studi Komparatif Pada Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah yang Terdaftar di OJK Periode 2012 – 2015).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh manajemen risiko terhadap profitabilitas pada Bank Umum Konvensional di Indonesia ? 2. Bagaimana pengaruh manajemen risiko terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia ? 3. Bagaimana perbandingan manajemen risiko di Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah di Indonesia ?
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : a. Pengaruh manajemen risiko terhadap profitabilitas pada Bank Umum Konvensional di Indonesia. b. Pengaruh manajemen risiko terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia. c. Perbandingan manajemen risiko pada Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah di Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
2. Kontribusi Penelitian Setiap suatu karya penelitian, diharapkan adanya suatu kontribusi positif dari hasil karya penelitian tersebut. Adapun kontribusi tersebut bermanfaat bagi : a. Bagi Praktisi Berguna untuk memperjelas pemahaman tentang perbedaan manajemen risiko pada Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah di Indonesia, sehingga bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang terbaik dan optimal, seperti keputusan investasi, keputusan pembiayaan, dan lain-lain. b. Bagi Akademisi Dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengetahuan guna menambah wawasan dan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk melakukan penelitian-penelitian berikutnya serta melengkapi temuan empiris dalam bidang akuntansi dan keuangan, sehingga bermanfaat bagi kemajuan dan pengembangan keilmuan serta praktiknya dimasa yang akan datang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/