1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Seiring perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEK) yang semakin modern dikalangan masyarakat kebutuhan akan fashion semakin berkembang, sehingga menuntut para pelaku usaha dibidang busana yang relatif mengetahui lingkup berbusana untuk lebih kompetitif dalam menciptakan busana yang lebih inovatif dan kreatif. Model busana yang selalu dituntut untuk inovatif salah satunya adalah busana pengantin. Busana pengantin merupakan busana khusus yang dipakai dalam acara resepsi pernikahan. Busana ini termasuk pada golongan busana yang eksklusif dengan memiliki model yang mewah dan istimewa, selain itu juga salah satu unsur kebudayaan, perwujudannya tidak lepas dari rangkaian pesan yang disampaikan lewat lambang- lambang yang dikenal dengan tradisi masyarakatnya. Busana pengantin tidak hanya sekedar menarik perhatian orang dalam upacara pernikahan, tetapi juga dapat menciptakan suasana resmi dan hikmat, sehingga perwujudannya tidak hanya mewah dan meriah, lambang yang diungkapkan merupakan cerminan dari corak kebudayaan dalam arti nilai – nilai pada masyarakat salah satunya busana pengantin Sunda yang bermodel kebaya. Mayoritas masyarakat di Indonesia terutama untuk orang sunda banyak menggunakan kebaya pengantin Sunda, karena selain memiliki arti dan nilai, kebaya pengantin Sunda banyak diminati oleh masyarakat, dengan model yang berciri khas maupun hiasan yang glamor dengan tampilan yang berbeda dan indah bila dipakai. Upaya yang dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap berbusana pengantin Sunda yang baik, kreatif, inovatif, disukai dan berkualitas, membutuhkan orang yang ahli dibidang busana pengantin, yang menguasai mulai dari pengetahuan busana pengantin Sunda, karakteristik busana pengantin Sunda, memilih garnitur atau bahan hiasan, membuat pola busana pengantin, dan
teknik jahit pembuatan busana khususnya kebaya pengantin
Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Sunda. Memperoleh orang yang ahli dibidang busana tersebut, perlunya suatu pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Pendidikan formal yaitu kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat dimulai dari sekolah dasar, sekolah menengah sampai perguruan tinggi dan di dalamnya adalah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan profesional yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus. sedangkan untuk pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Bentuk pendidikan non formal salah satunya adalah kursus. Pengertian kursus tertulis pada pasal 26 ayat 5 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa “kursus adalah bentuk pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan keterampilan, standar kompetensi, pengembangan sikap kewirausahaan serta pengembangan kepribadian professional”. Lembaga Pelatihan Ikatan Penata Busana Indonesia (IPBI) adalah salah satu lembaga ikatan non pemerintah yang peduli akan pendidikan non formal yang anggotanya terdiri dari nama-nama yang sudah melakukan pelatihan kursus seperti kursus Quenta Busana, kursus menjahit monalita, kursus menjahit Indah Jaya, dan sebagainya. Kegiatan yang dilakukan dalam lembaga pelatihan Ikatan Penata Busana (IPBI) seperti kegiatan pendidikan dan pelatihan / diklat, workshop, seminar, studi banding, karya wisata berdasarkan pengetahuan, keterampilan dalam pembuatan busana yang bertujuan Menghimpun dan membangun SDM dalam bidang keahlian busana serta membimbing, membina lembaga kursus yang masih rintisan untuk menjadi lembaga kursus yang mempunyai standar minimal melalui sosialisasi kinerja lembaga, dan akreditasi khusus sesuai dengan delapan standar pendidikan nasional.
Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Kursus Quenta busana merupakan salah satu anggota IPBI yang menyelenggarakan kursus keterampilan pembuatan busana, mulai dari kursus busana tingkat dasar, tingkat terampil sampai dengan tingkat mahir. Tujuan dari kursus Quenta busana yaitu memberikan bekal pengetahuan dalam pembuatan busana, mengembangkan minat dan bakat peserta kursus pada pembuatan busana dan berusaha sendiri atau berwiraswasta. Tujuan diselenggarakan kegiatan kursus menjahit busana, kursus Quenta busana memberikan pembelajaran materi kebaya pengantin Sunda yang berada pada tingkat terampil. Kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran pembuatan kebaya pengantin Sunda yaitu mampu memecahkan masalah dalam pembuatan kebaya pengantin Sunda baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Materi yang disajikan meliputi pengetahuan pengertian kebaya pengantin Sunda, karakteristik kebaya pengantin Sunda. memilih bahan hiasan, memilih jenis kain, keterampilan pembuatan pola kebaya pengantin Sunda dan teknik jahit pembuatan kebaya pengantin sunda. Hasil belajar kebaya pengantin Sunda pada program kursus merupakan gambaran penguasaan ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh peserta kursus. Sesuai dengan dikemukaan oleh Nana Sudjana (2004:28) yaitu: “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup pengetahuan, nilai sikap dan keterampilan”. Hasil belajar pembuatan kebaya pengantin Sunda dari kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor seyogyanya dapat dimanfaatkan sebagai kesiapan membuka usaha busana pengantin. Membuka usaha busana pengantin merupakan membuat, merintis atau menyelenggarakan suatu usaha yang bergerak dibidang busana pengantin dengan mengerahkan tenaga, fikiran untuk mencapai tujuan. Seseorang yang siap membuka usaha busana pengantin cenderung memusatkan perhatian dan meningkatkan kegiatannya dalam usaha untuk mencapai tujuan. Kesiapan merupakan keseluruhan kondisi peserta kursus yang siap untuk memberikan respon terhadap kondisi fisik yaitu terpeliharanya kesehatan jasmani, kondisi mental berupa : Kemauan yang keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidupnya, percaya diri, jujur, bertanggungjawab, disiplin, Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
tekun, ulet. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Slameto (2010:13), sebagai berikut: Kesiapan merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban dengan cara tertentu terhadap suatu situasi yang mencakup 3 aspek : kondisi fisik, mental dan emosional sebagai kesiapan internal, kebutuhan motif dan tujuan sebagai kesiapan eksternal, keterampilan dan pengetahuan. Kesiapan merupakan faktor yang sangat penting untuk membuka usaha, karena tanpa kesiapan sebuah usaha tidak dapat berjalan dengan baik, walaupun faktor-faktor yang lain telah dikuasai begitu juga dalam membuka usaha busana pengantin. Mata pelajaran busana pengantin yang dipelajari di kursus Quenta busana
dapat
memberikan
pengalaman
belajar
yang
khusus
dalam
mengembangkan ide, gagasan wawasan dalam membuka usaha busana pengantin. Atas dasar pemikiran yang telah di uraikan dalam latar belakang masalah di atas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui dan melakukan penelitian tentang “ Manfaat Hasil Belajar Busana Pengantin Sebagai Kesiapan membuka usaha busana pengantin” yang diselenggarakan oleh kursus Quenta busana. Masalah ini menarik untuk diteliti karena berhubungan dengan bidang busana sesuai dengan program Studi pendidikan Tata Busana yang penulis tempuh.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah menurut Abraham Maslow (2000:50) adalah: Upaya untuk mengelompokan, mengurutkan, sekaligus memetakan masalah-masalah tersebut secara sistematis berdasarkan bidang ilmu dan profesi peneliti. Sebab tujuan dari identifikasi adalah apabila akan mencari dan memilih atau fokus penelitian jangan berdasarkan atas perenungan, lamunan dan coba-coba. Bertitik tolak dari pengertian identifikasi yang dikemukakan di atas maka dapat diidentifikasi masalah sesuai dengan materi yang disajikan dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Hasil belajar busana pengantin ditinjau dari kemampuan pengetahuan, keterampilan meliputi penguasaan, pemahaman pengertian busana pengantin , Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
karakteristik kebaya, model busana pengantin, memilih garnitur untuk busana pengantin, memilih jenis kain, membuat pola busana pengantin dan teknik jahit busana pengantin dapat dimanfaatkan untuk kesiapan membuka usaha busana pengantin b. Peserta kursus yang dikatakan siap untuk membuka usaha busana pengantin adalah peserta kursus yang sudah memiliki kesiapan fisik, mental, percaya diri, jujur, bertanggungjawab, disiplin, tekun, ulet dan memiliki pengetahuan serta keterampilan dalam membuat pola busana, teknik jahit busana dengan kualitas yang bermutu tinggi dan memiliki kemampuan dalam memilih jenis kain, dan garnitur busana. Rumusan masalah menurut Sugiyono (2011:58) adalah “ suatu pernyataan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”. perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana manfaat hasil belajar busana pengantin Sebagai kesiapan membuka usaha busana pengantin? Ruang lingkup permasalahan dalam penelitian cukup luas dan mempertimbangkan terbatasnya waktu, tenaga dan kemampuan berfikir maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah diperlukan untuk memudahkan dan menghindari terlalu luasnya masalah yang akan dibahas. Luasnya masalah dalam penelitian ini dibatasai pada manfaat hasil belajar busana pengantin ditinjau dari kompetensi pengertian kebaya pengantin Sunda, karakteristik kebaya sunda, model kebaya pengantin Sunda, pemilihan garnitur kebaya pengantin Sunda, pemilihan jenis kain kebaya pengantin Sunda, pembuatan pola kebaya pengantin Sunda dan teknik jahit kebaya pengantin Sunda sebagai kesiapan membuka usaha busana pengantin.
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian menurut S. Nasution (1993:39) yaitu “ pegangan yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukan serta melakukan patokan untuk mengetahui sejauh mana tujuan itu dicapai “. Secara spesifik tujuan yang hendak dicapai sesuai permasalahan dalam penelitian ini antara lain:
Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
1. Manfaat hasil belajar busana pengantin ditinjau dari kompetensi pengertian kebaya pengantin Sunda sebagai kesiapan membuka usaha busana pengantin 2. Manfaat hasil belajar busana pengantin ditinjau dari kompetensi pemilihan bahan hiasan kebaya pengantin Sunda sebagai kesiapan membuka usaha busana pengantin 3. Manfaat hasil belajar busana pengantin ditinjau dari kompetensi pemilihan kain kebaya pengantin Sunda sebagai kesiapan membuka usaha busana pengantin. 4. Manfaat hasil belajar busana pengantin ditinjau dari kompetensi pembuatan pola kebaya pengantin Sunda sebagai kesiapan membuka usaha busana pengantin. 5. Manfaat hasil belajar busana pengantin ditinjau dari kompetensi teknik jahit pembuatan kebaya pengantin Sunda sebagai kesiapan membuka usaha busana pengantin. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian tentang manfaat hasil belajar busana pengantin sebagai kesiapan praktek industri di butik secara teoritis dan praktis diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk mengembangkan ilmu pada pembelajaran di lembaga kursus menjahit dan memperkaya kepustakaan ilmiah, serta sebagai evaluasi dalam perbaikan dan penambahan materi mengenai pembuatan kebaya pengantin Sunda yang akan diajarkan pada tahun berikutnya. 2. Manfaat Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pengembangan materi pembelajaran dilembaga kursus dan bahan informasi bahwa manfaat hasil belajar kebaya pengantin dapat dijadikan bekal dan dapat menumbuhkan kesiapan peserta kursus untuk membuka usaha busana pengantin.
Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
E. Sturktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi penulisan dalam penelitian mengenai manfaat hasil belajar busana pengantin sebagai kesiapan praktek kerja industri di butik pada mahasiswa PKK FPTK UPI paket Manajemen butik Universitas Pendidikan Indonesia, secara sistematis dibagi menjadi lima bab, yaitu Bab I: Pendahuluan berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab II: Kajian pustaka dan pertanyaan penelitian, berisi tentang gambaran mata kuliah busana pengantin, tujuan mata mata kuliah busana pengantin, Manfaat hasil belajar busana pengantin sebagai kesiapan praktek industri di butik. Bab III: Metodologi penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, alat
pengumpulan data, teknik pengolahan
data, dan prosedur penelitian. Bab IV: Hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan penelitian atau analisis temuan. Bab V: Kesimpulan dan saran, berisi tentang penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian.
Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu