BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pembelajaran bahasa asing bertujuan agar pembelajar terampil menggunakan bahasa yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Agar dapat terampil berbahasa dengan baik pembelajar harus memiliki penguasaan tata bahasa dan kosakata. Tata bahasa merupakan aturan-aturan berbahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar sehingga kalimat yang tersusun atau ujaran yang dikemukakan dapat ditangkap dengan baik maknanya oleh lawan bicara. Tata bahasa memiliki cakupan yang luas, salah satu yang harus dikuasai dalam tata bahasa adalah konjungsi, yaitu kata hubung antar kata, antar frase, antar kalimat dan antar paragraf sehingga menjadi kesatuan yang utuh. Dalam bahasa Jerman konjungsi dibedakan menjadi Konjunktor dan Subjunktor. Subjunktor digunakan untuk menghubungkan induk kalimat dan anak kalimat, misalnya Subjunktor während, nachdem dan bevor. Dalam menggunakan Subjunktor yang menghubungkan induk kalimat dan anak kalimat, kalimat yang dibentuk tidak lagi berbentuk kalimat sederhana melainkan kalimat majemuk bertingkat. Dalam membentuk kalimat majemuk bertingkat ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh mahasiswa, salah satunya yaitu tempus. Dalam kalimat yang menggunakan Subjunktor “während”, verba dalam induk kalimat dan anak kalimat memiliki tempus yang sama, contohnya:
Yunigsih, 2013 Analisis Kemampuan Mahasiswa Dalam Menggunakan Subjunktor Während, Nachdem Dan Bevor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
1) a. ,,Der Busfahrer schlief, während die Touristen im Museum waren.” ( Pons, 2008: 117) b. “ Pengemudi bus tidur ketika para turis berada di Museum.” Dalam kalimat (1.a) di atas verba ,,schlief” dan ,,waren” merupakan bentuk lampau (Präteritum) dari verba ,,schlafen” dan ,,sein”, yang menandakan bahwa pekerjaan atau kegiatan tersebut terjadi di masa lampau. Tidak demikian halnya dalam bahasa Indonesia verba “tidur” dan “adalah” tidak berubah, seperti contoh kalimat (1.b). Selain itu, untuk kalimat yang menggunakan Subjunktor ,,nachdem” terdapat perbedaan tempus dalam induk kalimat dan anak kalimat, seperti tampak dalam contoh berikut ini: 2) a. ,, Nachdem er gefrühstückt hat, beginnt er zu arbeiten.” (Dreyer,. Schmitt, 2000: 154) b. “Setelah selesai sarapan dia mulai bekerja.” Dalam kalimat bahasa Jerman (2.a) terlihat jelas perbedaan tempus dalam induk kalimat dan anak kalimat. Verba dalam anak kalimat ,,gefrühstückt hat” merupakan bentuk bentuk Perfekt, sedangkan kata kerja dalam induk kalimat ,,beginnt” merupakan bentuk Präsens. Hal ini menandakan bahwa peristiwa dalam anak kalimat terjadi lebih dahulu daripada peristiwa dalam induk kalimat. Berbeda dengan bahasa Jerman, dalam bahasa Indonesia verba tidak berubah meskipun peristiwa dalam anak kalimat terjadi lebih dahulu daripada peristiwa dalam induk kalimat, namun cukup dengan mencantumkan kata ”ketika”, “setelah” dan “sebelum”. Yunigsih, 2013 Analisis Kemampuan Mahasiswa Dalam Menggunakan Subjunktor Während, Nachdem Dan Bevor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Perbedaan lainnya adalah posisi verba. Dalam induk kalimat verba yang diletakkan sebelum anak kalimat berada di posisi ke dua dan dalam anak kalimat verba berada di akhir kalimat. Apabila induk kalimat terletak setelah anak kalimat maka posisi verba berada setelah koma, seperti contoh di bawah ini: 3) a. ,,Wir räumten auf, bevor unsere Eltern nach Hause kamen.” b. ,,Bevor unsere Eltern nach Hause kamen, räumten wir auf.” (Pons, 2008: 116) c. “Kami membersihkan rumah sebelum orang tua kami datang ke rumah.” d. “Sebelum orang tua kami datang ke rumah, kami membersihkan rumah.” Dari contoh di atas dapat dilihat jelas perbedaan posisi verba dalam induk kalimat sebelum anak kalimat (3.a) dan posisi verba dalam induk kalimat setelah anak kalimat (3.b), sedangkan dalam bahasa Indonesia posisi kata kerja tetap yaitu setelah subyek seperti pada contoh kalimat (3.c) dan (3.d). Hal inilah yang diduga menyebabkan kesulitan bagi mahasiswa dalam membentuk kalimat dengan menggunakan Subjunktor während, nachdem dan bevor. Kesulitan lainnya adalah membedakan
während, nachdem dan bevor
sebagai Subjunktor dengan während, nach dan vor sebagai preposisi. Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan dan untuk melengkapi kajian dalam bidang Konjunktionen
yang telah diteliti sebelumnya oleh Yohansyah
(2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Kesalahan Penggunaan Konjunktionen wenn dan als dalam Anak Kalimat Temporal” penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Kemampuan Mahasiswa Dalam Menggunakan Subjunktor Während, Nachdem dan Bevor”. Yunigsih, 2013 Analisis Kemampuan Mahasiswa Dalam Menggunakan Subjunktor Während, Nachdem Dan Bevor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi oleh penulis, diantaranya sebagai berikut: 1. Apakah mahasiswa mempunyai kesulitan dalam menggunakan Subjunktor während, nachdem dan bevor? 2. Apakah mahasiswa tidak memahami penggunaan Subjunktor dalam bahasa Jerman? 3. Apakah mahasiswa kurang berlatih menggunakan Subjunktor dalam bahasa Jerman? 4. Apakah mahasiswa masih terpengaruh kaidah-kaidah dalam bahasa Indonesia? 5. Apakah mahasiswa mampu membentuk kalimat dengan Subjunktor während, nachdem dan bevor? Dan bagaimana tingkat kemampuan mereka? 6. Apakah mahasiswa dapat membedakan penggunaan während, nachdem dan bevor sebagai Subjunktor dan penggunaan während, nachdem dan bevor sebagai preposisi? 7. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kesulitan mahasiswa dalam menggunakan Subjunktor während, nachdem dan bevor?
1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah pada:
Yunigsih, 2013 Analisis Kemampuan Mahasiswa Dalam Menggunakan Subjunktor Während, Nachdem Dan Bevor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
1. Kemampuan mahasiswa dalam menggunakan Subjunktor während, nachdem dan bevor. 2. Penyebab kesulitan dalam menggunakan Subjunktor während, nachdem dan bevor.
1.4 Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam menggunakan Subjunktor während, nachdem dan bevor? 2. Apa saja yang menjadi penyebab kesulitan mahasiswa dalam menggunakan Subjunktor während, nachdem dan bevor?
1.5 Tujuan Penelitian Indikator keberhasilan suatu penelitian bergantung pada tercapai atau tidak tujuan penelitian tersebut. Adapun tujuan penelitian yang hendak penulis capai adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menggunakan Subjunktor während, nachdem dan bevor. 2. Untuk mengetahui penyebab kesulitan yang ditemui oleh mahasiswa dalam menggunakan Subjunktor während, nachdem dan bevor.
Yunigsih, 2013 Analisis Kemampuan Mahasiswa Dalam Menggunakan Subjunktor Während, Nachdem Dan Bevor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
1.6 Manfaat Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan oleh seseorang diharapkan dapat memberikan manfaat. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Menambah kemampuan penulis khususnya dan pembelajar bahasa Jerman umumnya dalam menggunakan Subjunktor während, nachdem dan bevor. 2. Memberikan informasi kepada penulis khususnya dan pembelajar bahasa Jerman umumnya mengenai kemampuan mahasiswa dalam menggunakan Subjunktor während, nachdem dan bevor. 3. Bagi pengajar, dapat menjadi bahan acuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan mahasiswa dalam menggunakan Subjunktor während, nachdem dan bevor. 4. Bagi peneliti lain, dapat menjadi salah satu acuan jika melakukan penelitian dengan ruang lingkup tema yang sama.
Yunigsih, 2013 Analisis Kemampuan Mahasiswa Dalam Menggunakan Subjunktor Während, Nachdem Dan Bevor Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu