BAB I PENDAHULUAN 1.
1.1. Latar Belakang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menyebabkan adanya perubahan mekanisme pemberian layanan pemerintah. Hal ini dibuktikan dengan adanya penerapan TIK untuk meningkatkan efisiensi pemerintah dalam memberikan layanan untuk masyarakat. Salah satu contohnya adalah sistem layanan SIM dalam jaringan (daring) dari Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia. Sistem SIM daring ini memudahkan masyarakat untuk membuat dan memperpanjang SIM tanpa harus menuju ke tempat awal pembuatan SIM. Selain itu, sistem SIM daring juga terintegrasi dengan data di Kementrian Dalam Negeri dan Kementrian Keuangan (Suprihadi, 2014). Paket layanan dari pemerintah dengan memanfaatkan TIK tersebut dikenal sebagai electronic government (e-Gov). Keuntungan dari TIK tersebut juga berlaku pada Universitas Gadjah Mada (UGM), khususnya komunikasi persuratan formal di dalam lingkungan Perguruan Tinggi Negeri tersebut. Direktorat Sistem dan Sumber Daya Informasi (DSSDI) UGM telah membuat sistem informasi web persuratan elektronis bernama Internal Electronic Mailing System (InEMS). Kehadiran InEMS diperlukan untuk menciptakan komunikasi persuratan formal yang efektif dan menyenangkan (fun) yang sebelumnya menggunakan sistem disposisi konvensional.
InEMS memiliki beberapa fitur seperti melihat memo masuk, mengetahui surat yang dikirim, mengirim komentar dari memo dan surat, serta pengaturan profil pengguna (Hidayat, 2015). Selain itu, beberapa fitur telah ditambahkan diantaranya mekanisme pengguna lupa password saat melakukan login, mengetahui jumlah memo yang belum dibaca, dan melakukan delegasi bagi pengguna InEMS yang memiliki bawahan (Tim Pengembang InEMS, 2013). Apabila pengguna tidak aktif menggunakan InEMS, pengguna tersebut dapat menerima pemberitahuan surat masuk melalui e-mail. Akan tetapi, beberapa pengguna mengeluhkan sistem informasi web InEMS ketika pengguna tersebut menggunakan mobile device dan berada di luar tempat kerjanya. Beberapa pengguna harus membuka aplikasi e-mail terlebih dahulu ketika mendapat pemberitahuan surat baru dari InEMS, kemudian membuka browser untuk melihat surat yang baru saja diterima pengguna. Hal tersebut menyebabkan pengguna harus membuka dua aplikasi ketika menggunakan InEMS di mobile device (Prihaningrum, 2016). Alangkah lebih baik jika InEMS dibuat versi aplikasi piranti bergerak sehingga lebih efisien dalam menggunakan InEMS di mobile device. Di samping itu, penggunaan cross-platform tool dalam pengembangan aplikasi piranti bergerak menjadi populer saat ini. Persentase kenaikannya mencapai tujuh persen dari jumlah semua pengembang selama enam bulan terakhir. Sebelumnya, penggunaan cross-platform tool hanya digunakan untuk aplikasi web yang ditujukan ke browser pada smartphone. Karena saat ini smartphone lebih populer daripada desktop dan mobile web, cross-platform 2
tool digunakan untuk membuat aplikasi piranti bergerak. Aplikasi piranti bergerak hasil implementasi dari penggunaan cross-platform tool dapat ditujukan untuk kepentingan perusahaan, di mana perusahaan tersebut ingin mendapatkan keuntungan berdasarkan jumlah smartphone yang menggunakan aplikasi tersebut (Wilcox & Voskoglou, 2015). Walaupun nantinya aplikasi piranti bergerak InEMS telah dibuat, fiturfitur yang dalam aplikasi tersebut tidak dapat bekerja dengan baik. Saat ini, InEMS tidak memiliki Application Programming Interface (API) yang memungkinkan perangkat lain dapat mengirim dan menerima data ke basis data InEMS. Hal tersebut disebabkan hasil pertukaran data dari dan ke basis data InEMS langsung ditampilkan ke sistem informasi web InEMS (Prihaningrum, 2015). Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penulis melakukan penelitian berupa pembuatan aplikasi piranti bergerak lintas platform InEMS yang bernama m-InEMS (mobile InEMS). Aplikasi m-InEMS ini ditujukan ke pengguna smartphone iOS dan Android. Saat ini terdapat banyak tool yang menyediakan layanan pembuatan aplikasi lintas platform menggunakan kombinasi HTML, CSS, dan JavaScript. Dari sekian banyaknya tool yang digunakan tersebut, dua tool yang populer digunakan adalah Cordova dan Titanium Appcelerator (Grigorescu, Moraru, & Grama, 2012). Perbandingan antara kedua tool tersebut dinyatakan dalam Tabel 1.1. .
3
Tabel 1.1. Perbandingan Cordova dangan Titanium Appcelerator (Grigorescu, Moraru, & Grama, 2012)
Perbedaan Bahasa
Cordova
Titanium Appcelerator
pemrograman Kombinasi HTML, CSS, Hanya JavaScript
aplikasi
dan JavaScript
IDE
(Integrated Semua IDE berbasis text Semua IDE berbasis text
Development
editor
editor khusus JavaScript
Environment) yang dapat digunakan Sasaran smartphone
Semua sistem operasi Hanya smartphone yang pada smartphone
memiliki sistem operasi android dan iOS
Bahasa
pemrograman HTML dan CSS
JavaScript
pada antarmuka aplikasi
(Titanium API)
Antarmuka aplikasi sama Tidak
Ya
khusus
seperti Native Apps Proses compiling aplikasi Cepat
Lambat
Memungkinkan
Dapat, dengan syarat API Tidak dapat
menggunakan API lain
tersebut digunakan untuk pengembangan aplikasi Web
Berdasarkan data pada Tabel 1.1, tool yang nantinya digunakan pada penelitian ini adalah Cordova. Alasan peneliti menggunakan Cordova adalah sasaran smartphone yang dituju lebih banyak dan proses compiling lebih cepat dibandingkan Titanium Appcelerator. Selain itu, Cordova memiliki beberapa turunan yang juga dapat digunakan sebagai tool untuk membuat aplikasi lintas platform dengan kombinasi bahasa HTML, CSS, dan JavaScript. Salah satu
4
turunannya adalah PhoneGap. PhoneGap tersebut memiliki layanan untuk menguji aplikasi lintas platform menggunakan berkas Cordova yang dikembangkan tanpa harus melakukan compiling sesuai sasaran smartphone tujuan. Layanan tersebut berupa aplikasi yang bernama PhoneGap Developer yang tersedia di app store masing-masing smartphone. Aplikasi m-InEMS memiliki antarmuka dan fitur yang tidak jauh berbeda dengan sistem informasi web InEMS yang sudah dipakai saat ini. Sistem informasi web InEMS memiliki beberapa fitur seperti membuat surat dan nota dinas baru, menanggapi surat dan nota dinas yang baru diterima, mengetahui alur surat yang dikirim atau diterima, mengetahui jumlah pesan atau nota dinas masuk, mencari surat atau nota dinas berdasarkan keyword tertentu, serta melakukan disposisi bagi pimpinan yang telah ditentukan. Beberapa fitur pada sistem informasi web InEMS, seperti melihat alur dan memberikan komentar pada salah satu surat/nota dinas, tidak dimasukkan pada aplikasi m-InEMS. Dalam pengembangan aplikasi m-InEMS, digunakan framework yang sudah ada yaitu Framework7. Peneliti menggunakan Framework7 karena tersedia antarmuka dan interaksi yang sesuai dengan pengalaman pengguna iOS dan android. Selain itu, Framework7 mengimplementasikan AJAX (Asynchronous JavaScript and XML) dalam pergantian antarhalaman HTML. Peneliti hanya menuliskan HTML tag lengkap, berupa HTML head, HTML body, HTML style, dan HTML script tag, di halaman utama, sedangkan di halaman lainnya peneliti hanya menuliskan HTML body tag-nya saja. 5
Selain penggunaan JavaScript library, peneliti juga menggunakan beberapa plugin untuk mengizinkan aplikasi mengakses library pada smartphone. Plugin utama yang akan digunakan antara lain device, file, file transfer dan crosswalk webview. Masing-masing plugin tersebut mengizinkan aplikasi m-InEMS untuk mendeteksi sistem operasi smartphone yang digunakan, mengakses file ke smartphone pengguna, mengunduh lampiran ke penyimpanan internal, serta meningkatkan kinerja aplikasi m-InEMS. Selain itu, penulis juga mengembangkan model RESTful web service pada InEMS. Model RESTful web service tersebut berfungsi sebagai perantara antara aplikasi piranti bergerak lintas platform dengan basis data InEMS. Selain itu, model web service tersebut berfungsi sebagai pengelola pertukaran data dari dan ke basis data InEMS. Dengan adanya model RESTful web service untuk InEMS, fitur-fitur yang ada dalam aplikasi m-InEMS dapat bekerja dengan baik. Dengan adanya aplikasi m-InEMS ini, pengguna dapat menggunakan InEMS melalui app store masing-masing smartphone. Pengguna InEMS tidak harus menggunakan internet browser dari desktop. Dengan demikian, mobile government di Universitas Gadjah Mada sudah diterapkan pada aspek persuratan internal.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, didapat rumusan masalah sebagai berikut. 6
1. Belum ada aplikasi piranti bergerak InEMS untuk para penggunanya yang memiliki tingkat mobilitas tinggi. 2. Belum ada RESTful web service yang memungkinkan aplikasi mInEMS untuk terhubung dengan basis data InEMS.
1.3. Batasan Masalah Penelitian yang dilakukan memiliki beberapa batasan. Batasan-batasan tersebut antara lain: 1. Proses pengembangan aplikasi piranti bergerak hanya dilakukan hingga ke tahap pengujian. Aplikasi piranti bergerak yang dibuat peneliti tidak diunggah ke store market masing-masing smartphone. 2. Pertukaran data dari dan ke aplikasi m-InEMS berupa model RESTful web service InEMS yang terpasang pada notebook milik peneliti. 3. Sasaran penggunanya adalah pegawai umum, sehingga fitur yang ada di aplikasi m-InEMS memuat fitur-fitur utama pada sistem informasi web InEMS. 4. Berkas proyek Cordova pada aplikasi m-InEMS untuk android dan iOS terpisah. 5. Aplikasi m-InEMS dan model RESTful web service InEMS belum memperhatikan sisi keamanan.
7
6. Pengujian kinerja pada aplikasi m-InEMS hanya menitikberatkan pada aspek tingkat kecepatan.
1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Membuat aplikasi mobile InEMS (m-InEMS) menggunakan Cordova. 2. Mengembangkan model RESTful web service untuk InEMS. 3. Mengidentifikasi dan mendesain aplikasi m-InEMS berdasarkan sistem informasi web InEMS saat ini. 4. Mengimplementasikan hasil identifikasi dan desain tersebut ke dalam source code menggunakan Framework7. 5. Membandingkan hasil pengujian kinerja aplikasi m-InEMS di smartphone android dengan iOS.
1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut: 1. UGM dapat menyediakan layanan TIK berupa aplikasi piranti bergerak bagi civitas akademika, khususnya pengguna InEMS. 2. Para pengembang tidak perlu mempelajari bahasa pemrograman seperti C#, Objective C, swift, dan java dari awal untuk membuat aplikasi iOS, dan Android. Pembuatan aplikasi piranti bergerak saat ini dapat dilakukan menggunakan HTML/CSS/JavaScript. 8
Selain itu, JavaScript framework yang digunakan dapat diterapkan di aplikasi piranti bergerak lainnya milik UGM. 3. Bagi pengguna InEMS yang memiliki tingkat mobilitas tinggi dapat memanfaatkan aplikasi m-InEMS.
1.6. Sistematika Penulisan Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, penulis menggunakan sistematika untuk memperjelas keseluruhan isi dari penelitian. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN Bab tersebut secara garis besar berisi pengantar menuju ke hal yang akan diteliti oleh penulis. Secara rinci berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan itu sendiri. 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Bab tersebut berisi mengenai tinjauan pustaka dari penelitian yang telah digunakan sebelumnya terkait dengan pengembangan dan pengujian aplikasi m-InEMS menggunakan Cordova. Selain itu, bab ini juga berisi dasar teori mengenai MADLC, Framework7, AJAX, content security policy, API, REST, Jersey web service framework, dan Crosswalk Project. Adapun beberapa pertanyaan penelitian yang diajukan pada bab ini. 3. BAB III METODE PENELITIAN 9
Bab tersebut secara garis besar berisi langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian. Secara rinci bab ini berisi bahan penelitian, alat penelitian, dan alur penelitian. 4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab tersebut berisi pembahasan proses dan hasil pengembangan serta pengujian aplikasi m-InEMS yang dilakukan peneliti. Bab ini juga dijelaskan kelebihan dan kekurangan aplikasi tersebut. 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab tersebut berisi kesimpulan dari hasil pengujian yang akan dikaitkan dengan tujuan dan pertanyaan penelitian yang dibuat. Selain itu, terdapat juga saran yang berisi hal-hal yang belum dieksplorasi dan yang diharapkan peneliti supaya penelitian ini dapat dilanjutkan.
10