BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan memiliki peran penting dalam dunia bisnis. Hal ini disebabkan laporan keuangan dapat mencerminkan bagus tidaknya posisi suatu perusahaan sehingga dapat menentukan keberlangsungan suatu perusahaan (going concern). Laporan keuangan merupakan instrument yang penting dalam perusahaan. Hal ini dikarenakan laporan keuangan merupakan jembatan informasi antara perusahaan dengan pihak luar. Laporan keuangan dapat dikatakan baik apabila memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang menjadikan informasi yang berada di dalam laporan keuangan berguna bagi para pemakainya. Keempat karakteristik tersebut antara lain relevance, reliable, comparabilily dan consistency. Informasi yang relevan tidak mudah untuk dicapai karena banyak kendala dalam memperoleh informasi yang relevan tersebut. Salah satunya yaitu timeliness (ketepatan waktu). Laporan keuangan yang tidak disajikan secara tepat waktu akan menjadikan laporan keuangan tersebut hilang nilai informasinya. Sesuai dengan PSAK No. 1 Paragraf 43 yaitu bahwa jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Ahmad & Kamarudin (2003) juga mengatakan bahwa semakin pendek waktu antara tanggal akhir periode laporan keuangan dengan tanggal publikasi laporan keuangan, semakin banyak benefit yang diperoleh dari laporan tahunan yang telah diaudit.
Berdasarkan peraturan BAPEPAM dengan Kep-36/PM/2003 yang menyebutkan bahwa penyajian laporan keuangan untuk perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan telah diaudit oleh akuntan publik. Pengauditan yang dilakukan oleh para auditor terhadap laporan keuangan suatu perusahaan berguna untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tersebut dapat dipercaya kepada para pihak pemakai laporan keuangan tersebut. Perusahaan perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib melaporkan laporan keuangan beserta laporan auditornya ke BEI secara tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang telah dikeluarkan BAPEPAM tadi. Namun pada faktanya, BAPEPAM masih menunjukkan catatan - catatan perusahaan yang terlambat melaporkan laporan keuangan. Pada periode 2 Januari- 9 Agustus 2012 terdapat 375 pihak yang terlambat melaporkan laporan keuangannya. Total denda dari keterlambatan 375 pihak tersebut sebesar tiga belas miliar delapan puluh juta rupiah. Tidak hanya denda, untuk periode ini BAPEPAM telah memberikan 54 peringatan tertulis, 4 pembekuan kegiatan usaha dan 4 pencabutan izin usaha (Melani, 2012). Selain dari pencatatan kasus kasus pelanggaran peraturan BAPEPAM tersebut, pada tanggal 7 oktober 2005 BAPEPAM juga menjatuhkan sanksi kepada perusahaanperusahaan yang telah go public dan melakukan keterlambatan pelaporan. Perusahaan perusahaan tersebut ialah (1) PT Great River International Tbk., (2) PT Polysindo Eka Perkasa Tbk., (3) PT Texmaco Jaya Tbk., dan (4) PT Kasogi International Tbk. Berdasarkan peraturan yang telah dikeluarkan BAPEPAM tersebut, jelas dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu suatu perusahaan publik dalam mengumumkan laporan keuangan kepada publik adalah
lamanya jangka waktu penyelesaian audit atas laporan keuangan akuntan karena laporan keuangan harus memperoleh opini audit terlebih dahulu sebelum dipublikasikan. Di Indonesia, perusahaan publik harus menyerahkan laporan keuangan tahunannya disertai dengan opini auditor kepada BAPEPAM dan mengumumkannya kepada publik paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan atau harus teraudit dalam jangka waktu 90 hari. Ketepatan perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan dapat mengalami ketertundaan yang disebabkan oleh lamanya auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Audit melakukan tugas auditnya berdasarkan pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) khususnya tentang standar pekerjaan lapangan yang mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan seperti perlu adanya perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Pemenuhan standar audit tersebut oleh auditor dapat berdampak lamanya penyelesaian laporan audit, tetapi juga berdampak pada peningkatan kualitas hasil audit. Lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Semakin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka semakin lama pula audit report lag. Selain dari opini audit tersebut, banyak lagi hal-hal yang mempengaruhi keterlambatan pelaporan keuangan. Antara lain kompleksitas operasi perusahaan, Reputasi KAP, dan audit going concern.
Kompleksitas operasi perusahaan telah ditemukan dapat memperpanjang audit report lag. Hal tersebut dikarenakan auditor akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas audit pada perusahaan klien yang mengalami peningkatan kompleksitas operasi perusahaan. Semakin banyak anak perusahaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan semakin lama proses pengauditan yang akan dilakukan oleh auditor itu sendiri. Sehingga bisa menyebabkan proses pelaporan audit terlambat dilaporkan dan perusahaan terlambat dalam menyerahkan laporan keuangan tersebut kepada BAPEPAM. Selain itu, KAP yang melakukan pengauditan di dalam suatu perusahaan banyak jenisnya. Bisa saja mulai dengan KAP biasa ataupun KAP internasional yang berada di bawah naungan KAP big 4. Jika pengauditan dilakukan oleh KAP yang berada di bawah naungan KAP big 4 biasanya akan mengalami pengauditan yang lebih cepat sehingga menyebabkan pelaporan yang tidak akan terlambat. Hal ini disebabkan karena KAP big 4 mempunyai susunan yang kompleks di dalam KAP nya sehingga mempunyai jumlah karyawan yang banyak dan stabil di dalam penyelesaian audit laporan keuangan. Keterlambatan laporan keuangan tahunan ini akan membuat perubahan pada keyakinan para investor untuk menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut. Salah satu reaksinya tercermin dari perbedaan nilai koefisien respon laba setelah tanggal jatuh tempo penyampaian laporan keuangan auditan. Selain itu, keterlambatan penyampaian laporan keuangan dapat dilihat reaksinya pada harga saham-saham emiten yang terlambat menyampaikan laporan keuangan (Fantry, 2008). Penyampaian laporan keuangan yang terlambat pada umumnya sangat mempengaruhi laba di suatu perusahaan. Hampir semua laporan keuangan yang dipublikasikan terlambat mengalami penurunan laba sedangkan laporan keuangan yang dipublikasikan tepat waktu pada umumnya mengalami peningkatan laba.
Audit report lag menurut Knechel dan Payne (2001) dibagi menjadi 3 komponen yaitu scedulinglag, fieldwork lag, dan reporting lag. Sceduling lag merupakan selisih waktu antara akhir tahun fiskal perusahaan atau tanggal neraca dengan dimulainya pekerjaan lapangan auditor. Hal ini berarti bahwa manajemen dapat menjadi salah satu penyebab keterlambatan pelaporan laporan keuangan. Fieldwork Lag merupakan selisih waktu antara dimulainya pekerjaan lapangan dan saat penyelesaiannya. Sedangkan reporting lag merupakan selisih waktu antara saat penyelesaian pekerjaan lapangan dengan tanggal laporan auditor. Fieldwork lag dan reporting lag menunjukkan bahwa auditor juga memiliki peranan dalam penyampaian laporan keuangan yang tepat waktu. Jika audit report lag semakin lama, maka kemungkinan keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan semakin besar. Penelitian Kartika (2009) menyatakan keterlambatan publikasi laporan keuangan tersebut dapat mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan perusahaan, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian laporan audit. Beberapa peneliti melakukan penelitian adanya beberapa faktor yang dapat berpengaruh pada lamanya waktu yang diperlukan auditor untuk menyelesaikan prosedur auditnya (audit report lag) antara lain opini audit, reputasi KAP, dan kompleksitas operasi perusahaan seperti yang dijelaskan di atas tadi. Penelitian yang telah menemukan hubungan antara opini audit terhadap audit report lag ialah Subekti dan Widiyanti (2004) menyatakan bahwa opini audit berpengarh secara signifikan terhadap audit delay atau audit report lag. Hal ini dikarenakan pendapat selain dari unqualified opinion dianggap sebagai bad news. Maka auditor akan melibatkan negoisasi dengan klien, konsultasi dengan partner auditor yang lebih senior atau teknis, dan perluasan lingkup audit sehingga audit delay akan semakin panjang.
Faktor lain yang mempengaruhi audit report lag ialah reputasi KAP. Hal ini sesuai dengan penelitian Ahmad dan Kamarudin (2003) yang menyatakan bahwa reputasi KAP memiliki pengaruh signifikan terhadap audit report lag. Hal ini dikarenakan KAP yang lebih besar dan terkenal mempunyai sumber daya manusia yang lebih banyak daripada kantor akuntan publik yang lebih kecil sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan audit lebih cepat. Namun, hal ini bertentangan dengan penelitian Oktorina dan Suherli (2005) yang menyatakan bahwa reputasi KAP tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag. Faktor lain yang mempengaruhi audit report lag ialah kompleksitas operasi perusahaan. Dalam penelitian Saputri (2012), Aktas dan Kargin (2011), Sulistyo (2010), serta Ahmad dan Abidini (2008) telah menunjukkan kompleksitas operasi perusahaan dapat memperpanjang audit delay atau report lag. Hal ini dikarenakan auditor akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas audit pada perusahaan klien yang mengalami peningkatan kompleksitas operasi perusahaan. Namun pada penelitian Widosari (2012) menunjukkan bahwa kompleksitas operasi perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay atau audit report lag. Pentingnya meneliti mengenai rentang waktu dan keterlambatan penerbitan laporan keuangan yang telah diaudit telah menjadi fenomena yang cukup menarik untuk diamati dan diteliti. Tabel 1.1 menyajikan fakta mengenai keterlambatan penyampaian laporan keuangan emiten tahun 2001-2013 ke BAPEPAM-LK Tabel 1.1 Jumlah Emiten Yang Terlambat Menyampaikan Laporan Keuangan Auditan
Tahun
Jumlah Emiten
2001
64
2002
86
2003
81
2004
67
2005
160
2006
170
2007
183
2008
111
2009
50
2010
40
2011
50
2012
52
2013
49
Sumber : http://bapepaam.go.id (2014) Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan telah banyak dilakukan. Dalam SFAC No. 1 disebutkan bahwa pelaporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna untuk investor sekarang dan potensial, kreditur serta pengguna lain dalam membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan sejenis yang rasional. Ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan merupakan salah satu nilai revansi dalam kualitas primer laporan keuangan sebagaimana disyaratkan SFAC No. 2. Penelitian Hamzah (2005) melakukan penelitian terhadap audit report lag menggunakan client cycle time dan firm cycle time. Penelitiannya menyimpulkan untuk waktu penutupan buku klien (CCT) secara pasial hanya clien size, loss dan segmen geografis yang berpengaruh secara signifikan terhadap CCT sedangkan ukuran kantor akuntan publik, going concern opinion dan jenis perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap CCT. Sedangkan untuk waktu auditor menyelesaikan audit (FCT) secara parsial hanya client size, loss, going concern opinion dan segmen geografis yang
berpengaruh secara signifikan terhadap FCT sedangkan ukuran kantor akuntan publik dan jenis industri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ukuran perusahaan. Penelitian Primsa (2012)
menyimpulkan bahwa sebagian besar perusahaan
mengalami keterlambatan penyelesaian selama ± 3 bulan yang berarti mereka telah selesai dan siap menyajikan laporan keuangan ke publik pada bulan Maret. Penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk ukuran perusahaan terhadap audit report lag tidak mempengaruhi, untuk variabel jenis industri mempengaruhi audit report lag, variabel ukuran KAP mempengaruhi audit report lag¸ kemudian untuk variabel pergantian auditor tidak mempengaruhi audit report lag. Kemudian pengaruh secara simultan faktor ukuran perusahaan, jenis industri, ukuran KAP dan pengantian auditor berpengaruh terhadap audit report lag. Abidin melakukan penelitian terkait audit report lag pada tahun 2008 di Malaysia dengan menggunakan faktor profitabilitas, opini audit, ukuran perusahaan, jenis industri, reputasi KAP, kepemilikan publik dan kompleksitas operasi. Hasilnya adalah semua faktor memiliki pengaruh terhadap audit report lag. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Ivena (2012) menyatakan profitabilitas, opini audit, ukuran perusahaan, serta reputasi KAP tidak mempengaruhi audit report lag sementara jenis industri berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Terkait dengan batasan dan saran yang telah ada di penelitian penelitian sebelumnya disertai dengan kesenjangan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, penulis tertarik melakukan penelitian dengan menggunakan sampel pada perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini digunakan untuk melihat apakah perusahaan perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia masih mempunyai indikasi mengalami keterlambatan pelaporan audit.
Atas dasar pemikiran di atas dan kasus kasus yang telah dilampirkan penulis melakukan penelitian dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT REPORT LAG”. Penelitian yang penulis teliti mempunyai kajian berbeda dengan penelitian penelitian sebelumnya. Penelitian yang membedakannya ialah objek penelitian serta variable variable independen yang mempengaruhi variable dependennya. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang disampaikan, maka rumusan masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat pengaruh opini audit terhadap audit report lag ? 2. Apakah terdapat pengaruh kompleksitas operasi perusahaan terhadap audit report lag ? 3. Apakah terdapat pengaruh reputasi KAP terhadap audit report lag ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari sampai sejauh mana pengaruh opini audit, kompleksitas perusahaan, dan reputasi KAP terhadap audit report lag. 2. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak, diantaranya :
a. Manfaat Teoritis Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses audit dengan mengendalikan faktor- faktor penyebab terjadinya audit report lag. Hal ini dimaksudkan agar proses pengauditan di dalam suatu perusahaan berjalan dengan lancar sehingga bisa menyimpulkan opini audit dan melaporkannya secara tepat waktu kepada BAPEPAM. b. Manfaat Praktis 1. Bagi perusahaan Untuk mengatur dan merancang perusahaan tersebut agar tidak terjadi audit report lag di dalam perusahaan. Hal ini bisa saja berupa pengendalian proses internal di dalam perusahaan, mengendalikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pelaporan keuangan tersebut.
2. Bagi Investor Memperoleh gambaran penyebab terjadinya audit report lag sehingga dapat menyiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya audit report lag pada perusahaan yang akan diinvestasikan. Keterlambatan pelaporan keuangan pada perusahaan bisa berdampak kepada nilai investasi ataupun laba yang terdapat di dalam perusahaan. Jika perusahaan mengalami keterlambatan besar kemungkinan laba perusahaan akan berkurang untuk itu nvestor harus memperhatikan bagaimana kondisi perusahaan tersebut dan mengambil sikap jika investor telah menanamkan investasinya di dalam perusahaan tersebut.
3. Bagi pihak badan regulator pasar modal dan dewan pembuat standar akuntansi
Memberikan informasi untuk mempertimbangkan faktor dominan yang berpengaruh terhadap audit report lag dalam membuat regulasi (kebijakan) tentang pelaporan keuangan. Badan regulator dengan mempertimbangkan segala kondisi yang ada di dalam perusahaan harus bisa menetapkan peraturan dengan kondisi-kondisi perusahaan tersebut.Sehingga tidak satupun yang merasa dirugikan atas ketetapan atau peraturan yang diterbitkan.
4. Bagi pihak auditor Merancang strategi audit dan pembuatan program audit secara efisien. Hal ini digunakan untuk auditor sebagai panduan atau patokan agar tidak terjadinya audit report lag di dalam suatu perusahaan