1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sistem pendidikan, guru adalah figur manusia yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan.1 Dan kepala sekolah sebagai seorang yang bertugas membina lembaganya agar berhasil mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan harus mampu mengarahkan dan mengkoordinasi segala kegiatan.2 Karena pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Dimana pun di dunia ini terdapat masyarakat, di sana pula terdapat pendidikan.3 Proses pendidikan merupakan upaya sadar manusia yang tidak pernah ada hentinya, sebab jika manusia berhenti melakukan pendidikan, tidak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi pada sistem peradaban dan kebudayaan.4 Oleh karena itu, pendidikan harus berjalan sampai kapan pun. Pendidikan selalu berakhir dengan kompetensi, yakni kecakapan atau kemampuan, yang sampai sekarang teori pengukuran kecakapan masih berbasis pada taksonomi Bloom, yakni kecakapan kognitif, afektif, dan psikomotorik.5 Kompetensi merupakan sesuatu yang ingin dimiliki oleh peserta didik, dan merupakan komponen utama yang harus dirumuskan dalam pembelajaran,
1
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 1 2 Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),183 3 M. Nglim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998), 35. 4 Suyanto, Dinamika Pendidikan Nasional (Jakarta: PSAP, 2006), 11. 5 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan demokratis (Jakarta: Prenanda Media, 2004), 135.
1
2
yang memiliki peran penting dan menentukan Kompetensi
lulusan
merupakan
rumusan
arah pembelajaran.6
kompetensi
umum
yang
menggambarkan akumulasi integral berbagai kecakapan serta kemampuan yang dimiliki siswa setelah mereka selesai dan lulus dari sekolah tersebut.7 Sebagaimana yang telah ditetapkan dengan Kepmendiknas No.23 Tahun 2006 tentang SKL. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.8 Sekolah-sekolah, madrasah-madrasah di Indonesia dari tahun ke tahun banyak menghasilkan lulusan, tetapi lulusan itu apakah sudah memenuhi standar? Pertanyaan ini membutukan jawaban dari setiap penyelenggara pendidikan, tanpa standar yang jelas akan menciptakan banyak kebohongan akademis, akan menelurkan lulusan yang tidak berkualitas. Lulusan yang tidak berkualitas tidak akan mampu berkompetisi dengan lulusan yang berkualitas.9 Lulusan saat ini cenderung bersikap sekuler, materialistik, rasionalistik, hedonistik, yakni manusia yang cerdas intelektualnya dan terampil fisiknya, namun kurang terbina mental spiritualnya, dan kurang memiliki kecerdasan emosional.10 Sistem pendidikan selama ini hanya cenderung berorientasi menghasilkan lulusan yang memiliki nilai akademis sesuai dengan norma yang ditetapkan.11 6
E.Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),101. 7 Dede, Paradigma Pendidikan, hal, 12 8 Undang-Undang dan Peraturan RI Tentang Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006),166. 9 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada Press,2007),79. 10 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media, 2003) 11 http:education.feedfury.com(sistemxsstmP.N)
3
Dari observasi di lapangan ditemukan 10% lulusan MA Al-mawaddah belum memenuhi standar kelulusan yang sesuai dengan Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang SKL, hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa siswa yang tidak lulus dalam mengikuti ujian akhir nasional.12 Fenomena di atas penting untuk diteliti, karena sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan kebutuhan mutlak bagi suatu bangsa atau Negara. Dalam rangkah peningkatan sumber daya manusia Indonesia, pemerintah melaksanakan berbagai upaya, yang salah satu dari upaya-upaya tersebut adalah melalui pengembangan pendidikan. Karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia dan merupakan langkah yang paling strategis untuk meningkatkan sumber daya manusia. Dari pernyataan di atas, peneliti ingin mencari jawaban “mengapa 10% dari lulusan siswi MA Al-mawaddah belum memenuhi standar kompetensi lulusan yang sesuai dengan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang SKL. Standar Kompetensi Lulusan adalah bagian dari standar nasional pendidikan yang merupakan kompetensi lulusan minimal yang berlaku di wilayah hukum Negara kesatuan Republik Indonesia. Dengan adanya standar kompetensi lulusan, kita memiliki patok mutu, baik evaluasi bersifat mikro seperti kualitas proses dan kualitas produk pembelajaran, maupun evaluasi makro seperti efektifitas dan efisiensi program pendidikan, sehingga ke depan pendidikan
kita
akan
melahirkan
standar
mutu
yang
dapat
dipertanggungjawabkan pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan, 12
Wawancara dengan Ustadzah Umi Mas’amah, Seorang Waka Kurikulum, tanggal 27 Februari 2009 pukul 08.35.
4
standar
kompetensi lulusan
selanjutnya dijabarkan
kedalam
Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran.13 Dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “UPAYA GURU DAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN PERMENDIKNAS No. 23 TAHUN 2006 (TENTANG
SKL)
DI
MA
AL-MAWADDAH
COPER
JETIS
PONOROGO” B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka fokus penelitian ini adalah “bagaimana deskripsi guru dan kepala sekolah MA Al-mawaddah terhadap Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang SKL, upaya apa yang akan dilakukan oleh guru dan kepala sekolah MA Al-mawaddah dalam menerapkan Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang SKL. Dan permasalahan apa yang dihadapi guru dan kepala sekolah MA Al-mawaddah dalam penerapan Permendiknas No.23 Tahun 2006 dan bagaimana solusinya?” C. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini masalah yang akan dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana deskripsi guru dan kepala sekolah MA Al-mawaddah Coper Jetis Ponorogo terhadap Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang SKL?
13
2006), 1.
BSNP, Standar Kompetensi Lulusan (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan,
5
b. Apa upaya yang dilakukan guru dan kepala sekolah MA Al-mawaddah Coper Jetis Ponorogo dalam penerapan Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang SKL? c. Apa permasalahan yang dihadapi guru dan kepala sekolah MA Almawaddah Coper Jetis Ponorogo dalam penerapan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang SKL? Dan apa solusinya? D. Tujuan Penelitian a. Untuk mendeskripsikan bagaimana deskripsi guru dan kepala sekolah MA Al-mawaddah Coper Jetis Ponorogo terhadap Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang SKL b. Untuk mendeskripsikan apa upaya yang dilakukan guru dan kepala sekolah MA Al-mawaddah Coper Jetis Ponorogo dalam penerapan Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang SKL? c. Untuk mendeskripsikan apa permasalahan yang dihadapi guru dan kepala sekolah MA Al-mawaddah Coper Jetis Ponorogo dalam penerapan Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang SKL? Dan apa solusinya? E. Manfaat Penelitian Adapun kegunaan yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat secara teoritis, telah ditemukan model penerapan Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang SKL di MA Al-mawaddah Coper Jetis Ponorogo.
6
2. Manfaat secara praktis, a. Bagi lembaga, agar lebih meningkatkan implementasi Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang SKL di MA Al-Mawaddah. Sehingga ke depan benar-benar dapat mencetak generasi mudah yang berkualitas yang sesuai dengan Visi dan Misi serta tujuan pendidikan yang ada di MA Al-Mawaddah. b. Bagi siswa, agar menjadi acuan dalam meningkatkan prestasi belajar dengan baik. F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam
penelitian
ini
digunakan
metode
penelitian
dengan
pendekatan kualitatif, yang memiliki karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data langsung, deskriptif, proses lebih dipentingkan daripada hasil, analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa induktif, dan makna merupakan hal yang esensial.14 Ada 6 (enam) enam macam metode penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu etnografi, studi kasus, teori grounded, penelitian interaktif, penelitian ekologikal dan penelitian masa depan. Dan dalam hal ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu suatu deskripsi intensif dan analisis fenomena tertentu atau satuan sosial seperti individu, kelompok, institusi atau masyarakat. Studi 14 Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang-orang dan perilaku yang dapat dialami. Lihat dalam Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000), 3.
7
kasus dapat digunakan secara tepat dalam banyak bidang. Disamping itu merupakan penyelidikan secara rinci satu setting, satu subyek tunggal, satu kumpulan dokumen atau satu kejadian tertentu.
2. Kehadiran Peneliti Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, sebab peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya.15 Untuk itu, dalam penelitian ini, peneliti betindak sebagai instrumen kunci, partisipan penuh sekaligus pengumpul data, sedangkan instrumen yang lain sebagai penunjang.
3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah MA Al-Mawaddah yang didirikan oleh Nyai Hj. Soetichah Sahal, di desa Coper, 21 Oktober 1989 M, bertepatan dengan tanggal 9 Dzul-Qo’dah 1409 H. Pendidikan dan pengajaran di pesantren putri Al-Mawaddah adalah pendidikan yang bernafaskan pesantren dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengikuti ujian Negara (Mts/MA). Jenjang pendidikan yang diterapkan adalah 6 tahun untuk lulusan SD/MI dan 4 tahun untuk lulusan SLTP/Mts.
15 Pengamatan berperanserta adalah sebagai penelitian yang bercirikan interaksi-sosial yang memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subyek dalam lingkungan subyek. Dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan catatan tersebut berlaku tanpa gangguan. Lihat dalam Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 117.
8
4. Sumber Data Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lainnya. Dengan demikian sumber data dalam penelitian ini adalah: kata-kata dan tindakan sebagai sumber data utama, sedangkan sumber data tertulis, foto dan statistik, adalah sebagai sumber data tambahan.16
5. Prosedur Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. Sebab bagi peneliti kualitatif fenomena dapat dimengerti maknanya secara baik, apabila dilakukan interaksi dengan subyek melalui wawancara mendalam dan diobservasi pada latar, dimana fenomena tersebut berlangsung
dan disamping itu
untuk melengkapi data, diperlukan dokumentasi (tentang bahan-bahan yang ditulis oleh atau tentang subyek). a. Teknik Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Maksud digunakannya wawancara antara lain adalah
(a) menkonstruksi
mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain; kebulatan
demikian
sebagai
(b) merekonstruksi kebulatan-
yang
dialami
masa
lalu;
(c)
memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; (d) memverifikasi, 16
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 112.
9
mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia; dan (e) memverifikasi, mengubah dan memperluas
konstruksi
yang dikembangkan oleh
peneliti sebagai pengecekan anggota.17 Dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara
mendalam,
artinya
peneliti
mengajukan
beberapa
pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan focus permasalahan, sehingga dengan wawancara mendalam ini data-data bisa terkumpul semaksimal mungkin. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang deskripsi guru dan kepala sekolah MA Al-mawaddah terhadap Permendiknas No. 23 Tahun 2006, upaya apa yang dilakukan guru dan kepala sekolah MA Al-mawaddah dalam penerapan Permendiknas No.23 Tahun 2006, dan permasalahan yang dihadapi guru dan kepala sekolah MA Al-mawaddah dalam penerapan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang SKL dan apa solusinya. Hasil wawancara dari masing-masing informan tersebut ditulis lengkap dengan kode-kode dalam transkip wawancara. Tulisan lengkap dari wawancara ini dinamakan transkip wawancara. b. Teknik Observasi Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk 17
Ibid, hal, 135.
10
kemudian dilakukan pencatatan18. Sanafiah faisal mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation and covert observation), dan observasi tak terstruktur (unstructured observation), dalam penelitian ini digunakan teknik observasi partisipatif, di mana pengamat bertindak sebagai partisipan.19 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang bagaimana proses penerapan permendiknas No. 23 tahun 2006 di MA AlMawaddah Coper Jetis Ponorogo, serta proses pembelajaran. Hasil observasi dalam penelitian ini, dicatat dalam Catatan Lapangan (CL), sebab catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, peneliti mengandalkan pengamatan dan wawancara dalam pengumpulan data di lapangan. Pada waktu di lapangan dia membuat “catatan”, setelah pulang
ke rumah atau tempat tinggal barulah menyusun “catatan
lapangan”. 20 c. Teknik Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa
berbentuk
tulisan,
gambar,
atau
karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian. Sejarah kehidupan (life histories), ceritera,
18
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta,2004),63. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , (Bandung: Alfabeta, 2005),64. 20 Moleong, Metodologi Penelitian, 153-154. 19
11
biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa lain-lain.21 Dokumen merupakan pelengkap dari pengunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil pengumpulan data melalui cara dokumentasi ini, dicatat dalam format transkip dokumentasi. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data-data berupa berdirinya Madrasah Aliyah Al-Mawaddah, letak geografis, keadaan guru dan murid, serta struktur organisasi MA Al-Mawaddah. Hasil pengumpulan data melalui cara dokumentasi ini, dicatat dalam format transkip dokumentasi. 6.
Analisis Data Teknik analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.22 Tehnik analisa data dalam kasus ini menggunakan analisa data kualitatif mengikuti konsep yang diberikan miles dan huberman, yang mana mereka mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data meliputi: data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.23
21
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif,82-83 Meleong, Metodologi Penelitian, 103. 23 Sugiyono, 91-99 22
12
Pengumpulan data
Penyajian Data
Reduksi Data Kesimpulan-kesimpulan: Penarikan/ verivikasi
a. Data Reduksi (Reduksi Data) Mereduksi data dalam konteks penelitian yang dimaksud adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, membuat katagori. Dengan demikian data yang telah direduksiakan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpuklan data selanjutnya. b. Data Display (Penyajian Data) Setelah
data
direduksi,
maka
langkah
selanjutnya
adalah
mendisplaykan data atau menyajikan data ke dalam pola yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, grafik, matrik, network dan chart. Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut sudah menjadi pola yang baku yang selanjutnya akan didisplaykan pada laporan akhir penelitian.
13
c. Concluison Drawing/verification Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif dalam penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi Selanjutnya menurut Spradley teknik analisis data disesuaikan dengan tahapan
dalam penelitian. Pada tahap penjelajahan dengan
teknik pengumpulan data grand tour question, analisis data dilakukan dengan analisis domain. Pada tahap menentukan fokus analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi. Pada tahap selection, analisis data dilakukan dengan analisis komponensial. Selanjutnya untuk sampai menghasilkan judul dilakukan dengan analisis tema. 7. Pengecekan Keabsahan Data Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas),24 Derajat kepercayaan keabsahan data (kredebilitas data) dapat diadakan pengecekan dengan teknik (1) pengamatan yang tekun, dan (2) triangulasi. Ketekunan pengamatan yang dimaksud adalah menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari. Ketekunan pengamatan ini dilaksanakan peneliti dengan cara : (a) mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-fakor yang
24
menonjol
yang
ada
Moleong, Metodologi Penelitian, 171.
hubungannya
dengan
penerapan
14
permendiknas No 23 tahun 2006 di Al-Mawaddah Coper Jetis Ponorogo, kemudian (b) menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik, sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh faktor yang ditelaah sudah difahami dengan cara yang biasa. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Ada empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan: sumber, metode, penyidik, dan teori.25 Dalam penelitian ini, dalam hal ini digunakan teknik triangulasi dengan sumber, berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai peneliti dengan jalan: (a) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, (b) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (c) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, (d) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan, (c) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. 25
Ibid, 178.
15
8. Tahap-Tahap dan Rancangan Jadwal penelitian Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini ada tiga tahapan dan ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah: (1) Tahap pra lapangan, yang meliputi : menyusun rancangan penelitian,
memilih
lapangan
penelitian,
mengurus
perizinan,
menjajagi dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan yang menyangkut persoalan etika penelitian; (2) Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi : memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berperanserta sambil mengumpulkan data; (3) Tahap analisis data, yang meliputi : analisis selama dan setelah pengumpulan data; (4) Tahap penulisan hasil laporan penelitian. G. Sistematika Pembahasan Dalam penyusunan penelitian ini tetbagi menjadi 5 bab yang secara ringkas diuraikan sebagai berikut: Bab pertama, memuat tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian (berisi tentang: pendekatan dan jenis penelitian,
instrument
penelitian,
sumber
dan
teknik
pengumpulan
data,analisis data, pengecekan kredibilitas data, dan tahapan-tahapan penelitian) dan sitematika pembahasan.
16
Bab kedua, kerangka teoritik yang berisi tentang pengertian dan peran guru, pengertian dan peran kepala sekolah, dan Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan peranan guru dan kepala sekolah dalam menjamin mutu pendidikan dan pencapaian SKL, yang digunakan sebagai landasan melakukan penelitian. Bab ketiga, berisi tentang paparan data secara rinci data umum, antara lain sejarah berdirinya MA Al-mawaddah Coper Jetis Ponorogo, letak geografis, Visi, Misi MA Al-mawaddah, keadaan sarana dan prasarana, stuktur organisasi MA Al-mawddah, kegiatan belajar mengajar di MA Almawddah. Sedang data khusus , meliputi deskripsi guru dan kepala sekolah terhadap Permendiknas No.23 Tahun 2006, upaya apa yang dilakukan oleh guru dan kepala sekolah dalam penerapan Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang SKL. Dan permasalahan apa yang dihadapi guru dan kepala sekolah dalam penerapan Permendiknas No.23 Tahun 2006 dan apa solusinya. Bab keempat, merupakan analisa data tentang upaya guru dan kepala sekolah dalam penerapan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang SKL di MA Al-Mawaddah Coper Jetis Ponorogo. Bab kelima, merupakan titik akhir dari pembahasan yang berisi tentang kesimpulan dan saran serta penutup yang terkait dengan hasil penelitian.
17
BAB II UPAYA GURU DAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN PERMENDIKNAS NO. 23 TAHUN 2006 (TENTANG SKL) A. Peran Guru di Sekolah 1. Pengertian Guru Dalam pengertian sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak hanya di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau/musalah, di rumah, dan sebagainya.26 Menurut Balnadi Sutadipura, guru adalah orang yang layak di gugu dan ditiru.27 Sedangkan guru dalam Islam ialah siapa yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik.28 Sebagai pendidik, guru lebih banyak menjadi sosok panutan, yang memiliki nilai moral dan agama yang patut ditiru dan diteladani oleh sisiwa. Sikap dan perilaku guru yang sehari-hari dapat diteladani oleh siswa, baik di dalam maupun di luar kelas, merupakan alat pendidikan yang diharapkan membentuk kepribadian siswa kelak di masa dewasa.29
26
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), 31. 27 Syafrudin Nurdin, M. Basyirudin Usma, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 20002), 7. 28 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 74. 29 Suparlan, Menjadi Guru Efektif, (Yogyakarta: Hikayat Rublishing, 2005), 20.
17
18
Sebagai pengajar, guru diharapkan memiliki pengetahuan yang luas tentang disiplin ilmu yang harus diampu untuk ditransfer kepada siswa. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam system pendidikan secara keseluruhan, yang mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama kaitannya dalam proses belajar mengajar. 2. Peran dan Fungsi Guru Status guru mempunyai implikasi terhadap peran dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tidak terpisahkan, antara kemampuan mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih.30 Dari sisi lain, guru sering dicitrakan memiliki peran ganda yang dikenal sebagai EMASLIMDEF (Educator, Manager, Administrator, supervisor, Leader, Inovator, Motivator, Dinamisator, Evaluator, dan Facilitator).31 a) Guru Sebagai Educator Educator merupakan peran yang utama dan terutama, khususnya untuk peserta didik pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SM). Peran ini lebih tampak sebagai teladan bagi peserta didik, sebagai role model, memberikan contoh dalam hal sikap dan perilaku, dan membentuk kepribadian peserta didik.
30 31
Ibid, 25 Ibid, 29.
19
Fungsi guru sebagai educator adalah mengembangkan kepribadian, membimbing, membina budi pekerti, dan memberikan pengarahan kepada peserta didik. b) Guru Sebagai Manager Sebagai manager, pendidik memiliki peran untuk menegakkan ketentuan dan tata tertib yang telah disepakati bersama di sekolah, memberikan arahan atau rambu-rambu ketentuan agar tata tertib di sekolah dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh seluruh warga sekolah. Dalam hal ini, guru berfungsi mengawal pelaksanaan tugas dan fungsi
berdasarkan
ketentuan
dan
perundang-undangan
yang
berlaku.32 c) Guru Sebagai Administrator Sebagai
administrator,
guru
memiliki
peran
untuk
melaksanakan administrasi sekolah, seperti mengisi buku presensi siswa, buku daftar nilai, buku rapor, administrasi kurikulum, administrasi penilaian, dan sebagainya. Bahkan, secara administrasi para guru sebaiknya juga memiliki rencana mengajar, program semester dan program tahunan, dan yang paling penting adalah menyampaikan rapor atau laporan pendidikan kepada orang tua siswa dan masyarakat.
32
Suparlan, Guru Sebagai Profesi, (Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2006), 34-35.
20
Sebagai administrator, guru berfungsi untuk membuat presensi membuat daftar penilaian, dan melaksanakan teknis administrasi sekolah. d) Guru Sebagai Supervisor Peran guru sebagai supervisor terkait dengan pemberian bimbingan dan pengawasan kepada peserta didik, memhami permasalahan yang dihadapi peserta didik, menemukan permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran, dan akhirnya memberikan jalan keluar pemecahan masalahnya. Sebagai supervisor, guru berfungsi untuk memantau, menilai, dan memberi bimbingan teknis kepada peserta didik. e) Guru Sebagai Leader Peran sebagai leader bagi guru lebih tepat dibandingkan dengan peran sebagai manajer. Karena manajer bersifat kaku terhadap ketentuan yang ada. Dari aspek penegakan disiplin misalnya, guru lebih menekankan disiplin mati. Sementara itu, sebagai leader guru lebih memberikan kebebasan secara bertanggung jawab kepada peserta didik. Dengan demikian, disiplin yang ditegakkan oleh guru dari peran sebagai leader ini adalah disiplin hidup. Sebagai leader guru berfungsi untuk mengawal pelaksanaan tugas pokok dan gungsi tanpa haru mengikuti secara kaku ketentuan perundang-undangan yang berlaku.33
33
Suparlan, Menjadi Guru…., 30-31
21
f) Guru Sebagai Inovator Dalam melaksanakan peran sebagai inovator, seorang guru harus memiliki kemauan belajar yang cukup tinggi untuk menambah pengetahuan dan ketrampilannya sebagai guru. Tanpa adanya semangat belajar yang tinggi, mustahil guru dapat menghasilkan inovasi-inovasi
yang
bermanfaat
untuk
meningkatkan
mutu
pembelajaran di sekolah. Dalam perannya sebagai inovator, guru berfungsi untuk melakukan kegiatan yang kreatif, dan menemukan strategi, metode, cara-cara, atau konsep-konsep yang baru dalam pengajaran.34 g) Guru Sebagai Motivator Motivasi salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan belajar dengan sungguhsungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
kualitas
pembeljaran
guru
harus
mampu
membangkitkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.35 Sebagai motivator, guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Peserta didik akan bekerja keras kalau memiliki minat dan perhatian terhadap pekerjaannya. 34
Suparlan, Guru Sebagai Profesi..35-36 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2007), 58. 35
22
2) Memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti 3) Memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi peserta didik 4) Menggunakan hadiah, dan hukuman secara efektif dan tepat guna, serta 5) Memberikan penilaian dengan adil dan transparan.36 h) Guru Sebagai Dinamisator Sebagai dinamisator, seorang guru dapat mengokohkan dirinya sebagai coach di kelas yang piawai mengerakan suasana kelas menjadi “pasar pengetahuan” (knowledge market) yang penuh dinamika belajar sambil bermain, serius namun santai. i) Guru Sebagai Evaluator Dalam proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penelitian. Dengan penelitian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Tujuan lain dari penilaian diantaranya ialah untuk mengetahui kedudukan siswa
36
Ibid, 59.
23
didalam kelas atau kelompoknya. Dengan penilaian guru dapat mengklasifikasikan apakah seorang siswa termasuk kelompok siswa pandai, sedang, kurang atau cukup baik dikelasnya jika dibandingkan dengan teman-temannya. Dalam fungsinya sebagai penilai (evaluator) hasil belajar siswa, guru hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan balik (feedback) terhadap proses belajar mengajar dan selanjutnya akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan belajar mengajar.37 j) Guru Sebagai Fasilitator Sebagai fasilitator, tugas guru yang paling utama adalah “to Facilitate of Learning” (memberikan kemudahan belajar) kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka.38 Dalam hal ini, guru berfungsi memberi bantuan teknis, arahan dan petunjuk kepada peserta didik.
37
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosydakarya, 1995), 11-12. 38 E. Mulyasa, Standar Kompetensi…, 53.
24
B. Peran Kepala Sekolah Di Sekolah 1. Pengertian Kepala Sekolah Kata kepala sekolah terdiri dari dua kata ‘Kepala’ dan ‘Sekolah’. Kata “Kepala” dapat diartikan “Ketua atau Pemimpin” dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan “Sekolah” adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian secara sederhana kepala
sekolah dapat
didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakannya proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.39 Kata “memimpin” dari rumusan tersebut mengandung makna luas, yaitu: “Kemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam prakteknya, kata memimpin mengandung konotasi yaitu menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi, membina, memberikan teladan, memberi dorongan, memberikan bantuan, dan sebagainya. Betapa banyak variable arti yang terkandung dalam kata memimpin memberikan indikasi betapa luas tugas dan peranan kepala sekolah, sebagai pemimpin suatu organisasi yang bersifat kompleks.
39
2001), 83.
Wahdjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
25
2. Peran Kepala Sekolah Dinas pendidikan telah menetapkan bahwa kepala sekolah harus mampu
melaksanakan
pekerjaannya
sebagai
educator,
manajer,
administrator, dan supervisor (EMAS). Dalam pekerjaan selanjutnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman, kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai leader, inovator, dan motivator di sekolahnya. Dengan demikian dalam paradigma baru manajemen pendidikan kepala sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator (EMASLIM)40 a) Kepala Sekolah Sebagai Educator (pendidik) Dalam melakukan fungsinya sebagai educator, kepala sekolah harus
memiliki
strategi
yang
tepat
untuk
meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik. Upaya-upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerjanya
sebagai
educator,
khususnya
dalam
peningkatan kinerja kependidikan dan prestasi belajar peserta didik dapat dideskripsikan sebagai berikut:
40
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya, 2004), 100-101.
26
1) Mengikutisertakan guru-guru dalam penataran-penataran untuk menambah wawasan para guru. 2) Kepala sekolah harus berusaha menggerakkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik untuk lebih giat, kemudian hasilnya (evaluasi hasil belajar) diumumkan secara terbuka dan diperlihatkan di papan pengumuman. 3) Menggunakan waktu belajar yang efektif di sekolah, dengan cara mendorong
para
pembelajaran
guru
sesuai
untuk
dengan
memulai yang
telah
dan
mengakhiri
ditentukan,
dan
memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk kepentingan pembelajaran. b) Kepala Sekolah Sebagai Manajer Manajemen
pada
hakekatnya
merupakan
suatu
proses
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha para anggota organisasi serta mendatangkan seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.41 Sebagai
manajer
sekolah
harus
mau
dan
mampu
mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi dan mencapai tujuan.
41
Ibid, 100-101.
27
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat yaitu:42 1) Memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif. 2) Memberikan kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya. 3) Mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah bisa berpedoman pada asas tujuan, asas keunggulan, asas mupakat, asas kesatuan, asas persatuan, asas empirisme, asas keakraban, dan integritas. Oleh karena itu, sesuai dengan yang ditetapkan dalam penilaian kinerja kepala sekolah, kepala sekolah harus memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya dengan baik, yang diwujudkan dalam kemampuan menyusun program sekolah, organisasi personalia, memdayagunakan tenaga kependidikan dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal. c) Kepala Sekolah Sebagai Administrator Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran disekolahnya. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, menguasai dan
42
Wahdjosumodjo, Kepemimpinan…..,94.
28
mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenan dengan fungsinya sebagai administrator pendidikan.43 Sebagai administrasi pendidikan kepala sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi administrasi yang
diterapkan
kedalam
kegiatan-kegiatan
sekolah
yang
dipimpinnya,44 seperti: 1) Membuat Rencana Salah satu fungsi utama dan pertama yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah adalah membuat atau menyusun perencanaan. Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi organisasi atau lembaga dan bagi setiap kegiatan. Tanpa perencanaan
(planning),
pelaksanaan
suatu
kegiatan
akan
mengalami kesulitan. Oleh karena itu, setiap kepala sekolah paling tidak harus membuat rencana tahunan. Meliputi program pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan dan perlengkapan atau sarana dan prasarana sekolah. 2) Menyusun Organisasi Sekolah Organisasi merupakan fungsi administrasi dan manajemen yang penting pula disamping perencanaan. Disamping sebagai alat, organisasi dapat pula dipandang sebagai wadah atau struktur dan sebagai proses.
43 44
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah….,103-104 Ibid., 112.
29
Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan perlu menyusun
organisasi
sekolah
yang
dipimpinnya,
dan
melaksanakan pembagian tugas serta wewenangnya kepada guruguru dan pegawai sekolah sesuai dengan struktur organisasi skeolah yang telah disusun dan disepakati bersama.45 3) Melaksanakan Pengorganisasian dan Pengarahan Adanya koordinasi serta pengarahan yang baik dan berkelanjutan dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat antar bagian atau personel sekolah. Dengan
kata
lain,
adanya
pengkoordinasian
yang
baik
memungkinkan semua bagian atau personel bekerja sama saling membantu ke arah satu tujuan yang telah ditetapkan. 4) Melaksanakan Pengelolaan Kepegawaian Pengelolaan kepegawaian yang dalam ilmu administrasi biasa disebut manajemen merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah yang sangat penting karena menajemen merupakan inti keseluruhan kegiatan administrasi.46 d) Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiataan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu 45 46
Ibid., hal. 107-108. Ibid., hal. 111-113.
30
tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan
menyusun
dan
melaksanakan
program
supervisi
pendidikan, serta memanfaatkan hasilnya. 1) Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan harus diwujdukan dalam penyusunan penyusunan program supervisi kelas, pengembangan program supervisi untuk kegiatan ekstra kurikuer, perpustakaan, laboratorium, dan ujian. 2) Kemamapuan melaksankan program supervisi pendidikan harus diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi klinis, maupun non klinis, dan program supervisi kegiaatan ekstra kurikuler. 3) Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan, dan pemanfaatan hasil supevisi untuk mengembangkan sekolah.47 e) Kepala Sekolah Sebagai Leader Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk
dan
pengawasan,
meningkatkan
kemampuan
tenaga
kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas.48 Wahjosumijo, mengemukakan bahwa sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian 47 48
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah….., 113. Ibid., 115.
31
dasar, pengalaman dan pengetahuan professional, serta pengetahuan administrasi dn pengawasan.49 f) Kepala Sekolah Sebagai Inovator Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.50 g) Kepala Sekolah Sebagai Motivator Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan penghargaan secara efektif, penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar (PSB) dan penghargaan (rewards).51
49
Wahjosumijo, Kepemimpinan…,110. E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah….., 118. 51 Ibid. 120. 50
32
C. Peran Guru Dan Kepala Sekolah Dalam Menjamin Mutu Pendidikan Dan Pencapaian SKL 1. Peran Guru Dalam Menjamin Mutu Pendidikan Dan Pencapaian SKL Sebagaimana yang telah disebutkan pada pembahasan sebelumnya yaitu untuk menuju guru yang profesional dalam menjamin mutu pendidikan dan tercapainya SKL pada setiap mata pelajaran, guru harus memiliki citra peran ganda yang dikenal dengan EMASLIMDEF (Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, Motivator, Dinamisator, Evaluator, Facilitator) Pada sisi lain, dalam proses pembelajaran, guru dapat dikatakan profesional harus memperhatikan kaidah sebagai berikut: a) Opportunity to Learn (kesempatan untuk belajar dan melakukan sendiri). Siswa harus tidak hanya memahami, melainkan dapat melakukannya sendiri (independence practice). b) Connection and Challenge (Kaitan dan Tantangan). Proses belajar mengajar tidak hanya berupa transfer pengetahuan yang entah ada kaitannya dengan pengetahuan siswa atau tidak. Pengalaman belajar siswa juga harus memiliki kaitan dengan pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-hari. c) Action and Reflection (Melakukan Sendiri dan Menghayati Sendiri). Pengalaman belajar akan lebih bermakna jika siswa diberikan
33
kesempatan untuk melakukan, menghayati, dan kalau memungkinkan dapat menemukan kesimpulan sendiri. d) Motivation and Purpose (Motifasi dan tujuan). Para siswa akan lebih tertarik untuk mempelajari sesuatu apabila mereka mengetahui apa tujuan dan relevansinya dengan kehidupan. e) Inclusivity and Difference (Inklusivisitas dan Perbedaann). Semua siswa harus merasakan bahwa mereka menjadi satu bagian yang tak terpisahkan. Guru harus memperhatikan perbedaan gaya belajar siswa dan perbedaan individual (individual defferncies). Guru harus menyadari adanya latar belakang perbedaan sosial ekonomis, kecepatan belajar, dan sosial budaya siswa. f) Autonomy and Collaboration (Otonomi dan Kolaborasi). Pengalaman belajar harus dapat meningkatkan siswa untuk belajar, baik secara mandiri maupun secara berkolaborasi. g) Supportive Environment (Lingkungan yang Mendukung). Sekolah dan ruang kelas harus diatur sedemikian rupa sehingga aman, nyaman, dan kondusif untuk berlangsungnya pembelajaran yang efektif.52 Usaha dan upaya tersebut di atas merupakan tugas dan peran guru yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan dalam pendidikan.
52
Zulbatri Nasir, Widyaiswara Madya pada Balai Diklat Keagamaan Padang, http://apri76.wordpress.com/2009/03/18/menuju-guru-yang-profesional/ diakses 11 Agustus 2009
34
2. Peran Kepala Sekolah Dalam Menjamin Mutu Dan Pencapaian SKL Sebagaimana yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya peran kepala sekolah di sekolah, dalam paradigma baru manajemen pendidikan kepala sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator (EMASLIM), dalam menjamin mutu pendidikan dan dalam implementasi SKL di sekolah. Adapun upaya kepalah sekolah dalam menjamin mutu pendidikan dan peningkatan SKL, sebagaimana sesuai dengan peran dan tugasnya di atas yaitu: a) Melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, penggandaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, serta peningkatan mutu manajemen sekolah. b) Kepala sekolah harus berusaha menggerakkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik untuk lebih giat, kemudian hasilnya (evaluasi hasil belajar) diumumkan secara terbuka dan diperlihatkan di papan pengumuman. c) Menggunakan waktu belajar yang efektif di sekolah, dengan cara mendorong para guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai dengan yang telah ditentukan, dan memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk kepentingan pembelajaran.
35
D. Peraturan Menteri Peniddikan Nasional No. 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) 1. Pengertian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) PERMENDIKNAS No. 23 tahun 2006 merupakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang “Standar Kompetensi Lulusan” yang telah disahkan penggunaannya pada tanggal 23 Mei tahun 2006, yang mencakup standar Kompetensi Lulusan satuan pendidikan (SKL-SP), Standar Kompetensi kelompok Mata Pelajaran (SKL-KMP). Serta standar kompetensi dan kompetisi dasar (SK-KD).53 Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki peserta didik. Standar kompetensi adalah ukuran kompetensi minimal yang harus dicapai peserta didik setelah mengikuti suatu proses pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu.54 Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
pengetahuan, sikap dan
keterampilan55 setandar
kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
53
E. Mulyasa, Kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2007), 91. 54 http://www.scribd.com/doc/64415656/05-permendiknas-23-Th-2006-ttg-SKL.pdf, diakses pada tanggal 27 April 2007. 55 Dede Rosyada, Para Digma Pendidikan Demokrasi, (Jakarta: Prenanda Media, 2004), 13
36
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.56 Setandar kompentesi kelulusan adalah salah satu dari delapan standar Nasional Pendidikan sebagaimana ketentuan dalam bab II pasa 2 (1) Peraturan Pemerintah Nomer 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan tenaga kependidikan , standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan dan
standar
pembiayaan pendidikan. 2. Fungsi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) a) Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. b) Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.57 3. Ruang lingkup Standar Kompetensi Lulusan (SKL) a.
SKL satuan pendidikan SMA/MA/SMALB */Paket C Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dijelaskan sebagai berikut:
56 Modul-I, Materi Pembekalan Bagi Mahasiswa Peserta PPLK II, (Ponorogo: Program Studi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo, 2008), 2 57 http://www.scribd.com/doc/64415656/05-permendiknas-23-Th-2006-ttg-SKL.pdf, diakses pada tanggal 27 April 2007.
37
1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja. 2. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya. 3. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya. 4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial 5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global. 6. Membangun dan minformasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif dan inovatif. 7. Menunjukkan kemmapuan berpikir logis, ktritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan 8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri. 9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik. 10. Menunjukkan
kemampuan
menganalisis
dan
memecahkan
masalah kompleks. 11. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial. 12. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab
38
13. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya 15. Mengapresiasi karya seni dan budaya 16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok 17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan 18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun. 19. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat 20. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain. 21. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis 22. Menunjukkan keterampilanmenyimak, membaca, menulis dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan inggris. 23.Menguasai
pengetahuan
yang
diperlukan
untuk
mengikuti
peniddikan tinggi.58 b. SKL Kelompok Mata Pelajaran Kualifikasi
kemampuan
minimal
peserta
didik
yang
menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
58
Modul-1, hal 3-4
39
yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester untuk kelompok mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) terdiri atas kelompok-kelompok mata pelajaran: 1. Agama dan Akhlak Mulia 2. Kewarganegaraan dan Kepribadian; 3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 4. Estetika 5. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.59 Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK_KMP) dikembangkan berdasarkan tujuan, cakupan muatan, dan kegiatan setiap kelompok mata pelajaran, sebagai berikut:60 1) Kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia bertujuan: membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersbeut dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan, dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan. 2) Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan kepribadian bertujuan: membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui 59
muatan
dan/atau
kegiatan
agama,
akhlak
mulia,
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, hal, 97. http://www.scribd.com/doc/64415656/05-permendiknas-23-Th-2006-ttg-SKL.pdf, diakses pada tanggal 27 April 2007. 60
40
kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani. 3) Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bertujuan: mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik. Pada satuan pendidikan SMA/MA/SMALB/Paket C, tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan
alam,
ilmu
pengetahuan
sosial,
keterampilan.kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan local yang relevan. 4) Kelompok mata pelajaran Estetika bertujuan: membentuk karakter peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan local yang relevan. 5) Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan bertujuan: membentuk karakter peserta didik agara sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olah raga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan local yang relevan.
41
Adapun Standar Kompetensi Kelompok Mata pelajaran (SKKMP) untuk masing-masing satuan pendidikan selengkapnya adalah sbeagai berikut: 1) Agama dan Akhlak Mulia SMA/MA/SMALB */Paket C a) Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja. b) Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan siosial ekonomi, dan budaya dalam tatanan global. c) Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial d) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat. e) Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain. f) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. g) Menjaga kebersihan, kesehatan, ketahanan dan kebugaran jasmani dalam kehidupan sesuai dengan tuntunan agama. h) Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara bertanggung jawab.61
61
E. Mulyasa, Kurikulum….100.
42
2) Kewarganegaraan dan Kepribadian SMA/MA/SMALB */Paket C a) Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. b) Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial, hokum dan perundangan. c) Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan sosial ekonomi, dan budaya dalam tatanan global. d) Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab e) Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya. f) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi. g) Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya. h) Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya beljaar untuk pemberdayaan diri. i) Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis j) Berkarya secara kreatif, baik individual maupunkelompok k) Menjaga kesehatan, ketahanan, dan kebugaran jasmani
43
l) Menunjukkan
sikap
kompetitif
dan
sportif
untuk
meningkatkan ketaqwaan dan memperkuat kepribadian. m) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat n) Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain. o) Menunjukkan apresiasi terhadap karya estetika.62 3) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi SMA/MA/SMALB */Paket C a) Membangun dan menerapkan informasi, pengetahuan, dan teknologi secara logis, kritis, kreatif dan inofatif. b) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif secara mandiri. c) Menunjukkan kemampuan mengembangan budaya belajar untuk pemberdayaan diri d) Menunjukkan sikap kompetititf, sportif dan etos kerja untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam bidang iptek e) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks f) Menunjukkan kemampuan menganalisis fenomena alam dan social sesuai dengan kekhasan daerah masing-masing. g) Memanfaatkan bertanggungjawab
62
Modul-1, hal. 9
lingkungan
secara
produktif
dan
44
h) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi i) Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis j) Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan inggris k) Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi.63 4) Estetika SMA/MA/SMALB */Paket C a) Memanfaatkan lingkungan untuk kegiatan apresiasi dan kreasi seni b) Menunjukkan apresiasi terhadap karya seni c) Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis karya seni d) Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok 5) Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan SMA/MA/SMALB */Paket C a) Menjaga kesehatan, ketahanan dan kebugaran jasmani b) Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan potensi local untuk menunjang kesehatan, ketahanan dan kebugaran jasmani.
63
E. Mulyasa, Kurikulum….hal. 106.
45
c) Menunjukkan sikap komptetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam bidang pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.64 c. SKL Mata Pelajaran 1.
Pendidikan Agama Islam SMA/MA a. Memahami ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan fungsi manusia sebagai khalifah, demorasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. b. Meningkatkan keimanan kepada Allah sampai Qadha dan Qadar melalui pemahaman terhadap sifat dan asmaul husna. c. Berperilaku terpuji seperti husnuzzhon, taubat, dan raja’ dan meninggalkan perilaku tercela seperti isyof, tabzir dan fitnah. d. Memahami hokum Islam dan hokum taklifi serta menjalaskan hokum muamalah dan hokum keluarga dalam islam e. Memahami sejarah nabi Muhammad SAW pada periode Mekkah dan periode Madinah serta pengembangan Islam di Indonesia dan dunia. 65
2.
Pendidikan Kewarganegaraan SMA/MA a. Memahami hakikat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Menganalisis sikap positif terhadap peneakan hokum, peradilan nasi, dan tindakan anti korupsi.
64 65
Ibid, hal, 109. Modul-1, hal. 28
46
c. Mennganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dakam pemajuan, penghormatan, serta penegakan HAM baik di Indonesia maupun di luar negeri. d. Menganalisis peran dan hak warganegara dan system pemerintahan NKRI. e. Menganalisis budaya politik demokrasi, konstitusi, kedaulatan Negara, keterbukaan dan keadilan Indonesia f. Mengevaluasi hubungan Internasional dan sistem hukum Internasional. g. Mengevaluasi sikap berpolitik dan bermasyarakat madani sesuai dengan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 h. Menganalisis peran Indonesia dalam politik dan hubungan internasional, regional, dan kerjasama global lainnya. i. Menganalisis sistem hukum internasional, timbulnya konflik internasional, dan mahkamah internasional. 3.
Bahasa Indonesia SMA/MA Program IPA dan IPS a. Mendengarkan Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian berita, laporan, saran, berberita, pidato, wawancara, diskusi, seminar, dan pembacaan karya sastra berbentuk puisi, cerita rakyat, drama, cerpen, dan novel.
47
b. Berbicara Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam kegiatan berkenalan, diskusi, bercerita,
presentasi
hasil
penelitian,
serta
mengomentari
pembacaan puisi dan pementasan drama. c. Membaca Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis teks nonsastra berbentuk grafik, table, artikel, tajuk rencana, teks pidato, serta teks sastra berbentuk puisi, hikayat, novel, biografi, puisi konntemporer, karya sastra berbagai angkatan dan sastra melayu klasik. d. Menulis Menggunakan berbagai jenis wacana tulis intuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk teks narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, teks pidato, proposal, surat dinas, surat dagang, rangkuman, ringkasan, notulen, laporan, resensi, karya ilmiah, dan berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, drama, kritik, dan esei.66 4.
Bahasa Inggris SMA/MA a. Mendengarkan Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk
66
Ibid, 30
48
recount, narrative,procedure, descriptive, news item, report, analytical exposition, hortatory exposition, spoof, explanation, discussion, dan review, dalam konteks kehidupan sehari-hari. b. Berbicara Memahami makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan transaksional secara formal maupun informal, dalam bentuk recount, narrative,procedure, descriptive, news item, report, analytical exposition, hortatory exposition, spoof, explanation, discussion, dan review, dalam konteks kehidupan sehari-hari. c. Membaca Memahami makna dalam wacana tertulis interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk recount, narrative,procedure, descriptive, news item, report, analytical exposition, hortatory exposition, spoof, explanation, discussion, dan review, dalam konteks kehidupan sehari-hari. d. Menulis Mengungkapkan makna secara tertulis dalam wacana interpersonal dan transaksional, secara formal maupun informal, dalam bentuk recount, narrative,procedure, descriptive, news item, report, analytical exposition, hortatory exposition, spoof, explanation, discussion, dan review, dalam konteks kehidupan sehari-hari.67
67
Ibid, 31-32
49
5.
Matematika SMA/MA Program IPA a. Memahami pernyataan dalam matematika dan lingkarannya, menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor, serta menggunakan prinsip logika matematika dalam pemecahan masalah. b. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aturan pangkat, akar dan logaritma, fungsi
aljabar sederhana, fungsi kuadrat,
fungsi eksponen dan grafiknya, fungsi komposisi dan fungsi invers, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat, persamaan lingkaran dan dan persamaan garis singgungnya, suku banyak, algoritama pembagian dan teorema sisa, program linear, matriks dan determnan, vector, transformasi geometrid an komposiisinya, barisan dan deret, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. c. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik,
garis,
dan
bidang
di
ruang
dimensi
tiga
serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah. d. Memahami konsep perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri, rumus sinus kosinus jumlah dan selisih dua sudut, rurmus
jumlah
dan
selisih
sinus
dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
kosinus,
serta
50
e. Memahami limit fungsi aljabar dan fungsi trigonometri di suatu titik dan sifat sifatnya, turunan fungsi, nilai ekstrem, integral tak tentu dan integral tentu fungsi aljabar dan rigonometri, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah. f. Memahami dan mengaplikasikan penyajian data dalam bentuk table, digram, gambar, grafik, dan ogive, ukuran pemusatan, letak dan ukuran penyebaran, permutasi dan kombinasi, ruang sample dan peluang kejadian dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. g. Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunannya dalam kehidupan. h. Memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta mempunyai kemampuan bekerjasama. Program IPS a. Memahami pernyataan dalam matematika dan lingkarannya, menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk dan pernyataan berkuantor, serta menggunakan prinsip logika matematika dalam pemecahan masalah. b. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aturan pangkat, akar dan logaritma, fungsi
aljabar sederhana, fungsi kuadrat,
fungsi eksponen dan grafiknya, fungsi komposisi dan fungsi invers, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat, persamaan lingkaran dan dan persamaan garis singgungnya, suku banyak, algoritama
51
pembagian dan teorema sisa, program linear, matriks dan determnan, vector, transformasi geometrid an komposiisinya, barisan dan deret, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. c. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik,
garis,
dan
bidang
di
ruang
dimensi
tiga
serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah. d. Memahami konsep perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri, rumus sinus kosinus jumlah dan selisih dua sudut, rurmus
jumlah
dan
selisih
sinus
dan
kosinus,
serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah. e. Memahami limit fungsi aljabar dan fungsi trigonometri di suatu titik dan sifat sifatnya, turunan fungsi, nilai ekstrem, integral tak tentu dan integral tentu fungsi aljabar dan rigonometri, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah. f. Memahami dan mengaplikasikan penyajian data dalam bentuk table, digram, gambar, grafik, dan ogive, ukuran pemusatan, letak dan ukuran penyebaran, permutasi dan kombinasi, ruang sample dan peluang kejadian dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. g. Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunannya dalam kehidupan.
52
h. Memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta mempunyai kemampuan bekerjasama.68 6.
FISIKA SMA/MA a. Melakukan mengajukan
percobaan, dan
antara
menguji
lain
hipotesis,
merumuskan
masalah,
menentukan
variable,
merancang dan merakit instrument, mengumoulkan, mengolah dan menafsirkan data, menarik kesimpulan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. b. Memahami
prinsip-prinsip
pengukuran
dan
melakukan
penggukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung secara cermat, teliti, dan obyektif. c. Menganalisis gejala alam daan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik, kekekalan energi, impuls, dan momentum. d. Mendiskripsikan prinsip dan konsep konversi kalor sifat gas ideal, fluida dan perubahannya yang menyangkut hukum termodunamika serta penerapannya dalam mesin kalor. e. Menerapkan konsep dan prinsip ooptik dan geloombang dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi. f. Menerapkan konsep dan prinsip kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai masalah dan produk teknologi.69
68 69
Ibid, 333 Ibid, 34
53
7.
Biologi SMA/MA a. Merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis, menentukan
variable,
mengumoulkan,
merancang
mengolah
dan
dan
merakit
menafsirkan
instrument,
data,
menarik
kesimpulan, serta berkomunikasi ilmiah hasil percobaan secara lisan dan tertulis. b. Memahami keanekaragaman hayati dan klasifikasinya, peranan keanekaragaman hayati bagi kehidupan dan upaya pelestariannya. c. Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem, perubahan materi dan energi, serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. d. Memahami konsep sel dan jaringan, keterkaitan antara struktur dan fungsi organ, kelainan dan penyakit yang mungkin terjadi pada sistem organ, serta implikasinya pada sains, ligkungan, teknologi dan masyarakat. e. Memahami faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan proses metabolisme dan hereditas, evolusi dan implikasinya dengan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat. f. Memahami prinsip- prinsip dasar bioteknologi serta implikasinya dengan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 8.
Kimia SMA/MA a. Merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis, menentukan
variable,
merancang
dan
merakit
instrument,
54
mengumoulkan,
mengolah
dan
menafsirkan
data,
menarik
kesimpulan, serta berkomunikasi ilmiah hasil percobaan secara lisan dan tertulis. b. Memahami hukum dasar dan penerapannya, cara perhitungan dan pengukuran, fenomena reaksi kimia yang terkait dengan kinetika, kesetimbangan, kekekalan masa dan kekekalan energi. c. Memahami sifat berbagai larutan asam basa, larutan koloid, larutan elektrolit
non
elektrolit,
termasuk
cara
pengukuran
dan
penggunaanya. d. Memahami konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia serta penerapannya dalam fenomena pembentukan energi listrik, korusi logam, dan pemisahan bahan (elektrolis) e. Memahami struktur molekul dan reaksi senyawa organik yang meliputi benzena dan turunannya, lemak, karbohidrat, protein, dan polimer serta kegunaanya dalam kehidupan seahri-hari. 70 9.
Sejarah SMA/MA Program IPA a. Menganalisa perkembangan masa-masa negara tradisional yang melliputi masa Hindu-Budha, Islam di Indonesia. b. Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan Hindia Belanda dan pemerintahan pendudukan Jepang
70
Ibid, 35
55
c. Menganalisis proses kelahiran dan pertumbuhan nasionallisme Indonesia d. Merekontruksi
perkembangan
masyarakat
Indonesia
sejak
Proklamasi kemerdekaan sampai dengan periode Demokrasi terpimpin e. Merekontruksi pergantian pemerintahan masa awal kemerdekaan (1945-1955), Demokrasi Terpimpin (1955-1967), ke
masa
pemerintahan orde baru (1967-1998) sampai periode reformasi (1998 s/d sekarang) f. Merekontruksi perkembangan masyarakat pada masa orde baru g. Menganalisis perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesudah perang dunia II sampai dengan pertumbuhan teknologi mutakhir Program IPS a. Menganalisis kehidupan awal, peradaban manusia Indonesia dan bangsa-bangsa lain di dunia, serta asal-usul san persebaran manusia di Indonesia b. Menganalisis perkembangan bangsa Indonesia pada masa negara tradicional meliputi perkembangan budaza, agama, dan sistem pemerintaha masa HIndu=Budha, dan Islam di Indonesia c. Menganalisis kesejarahan masa colonial Hindia Belanda (pengaruh barat) meliputi perubahan ekonmi, demografi, social, serta politik
56
dan masa colonial Jepang yang meliputi perubahan social ekonomi, dan politik di Indonesia d. Menganalisis pengaruh berbagai revolusi politik dan social di dunia (revolusi Perancis, Amerika, dan Rusia) terhadap perubahan social, ekonomi dan politik di Indonesia e. Menganalisis peristiwa sekuitar Proklamasi 17 Agustus 1945, terbentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan lahirnya UUD 1945 f. Menganalisis perkembangan masyarakat Indonesia mulai masa kerajaan- kerajaan Hindu-Budha, kerajaan Islam, pemerintahan colonial Belanda, Inggris, pemerintahan Pendududkan Jepang, meliputi politik (lahirnya gerakan pendidikan dan nasionalisme), cita-cita terbentuknya negara merdeka dan sebagainya g. Menganalisis perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan dan persatuan NKRI dari ancaman disintegrasi bangsa, antara lain peristiwa
Madiun
1948,
pemberontakan
DI/TII,
peristiwa
Permesta, peristiwa Andi Aziz, RMS, PRRI, dan gerakan G-30 S/PKI h. Menganalisis
perkembangan
masyarakat
Indonesia
Sejas
proklamasi sampai dengan masa orde baru dan masa reformasi, meliputi masa pemerintaha demokrasi, terpimpin (orde baru, 1945-
57
19671), masa demokresi pancasila (orde baru, 1967-1998) dan masa peralihan ke masa reformasi (1998-sekarang)71 10.
Geografi SMA/MA a. Memahami hakikat, objek, ruang lingkup, struktur, dan pendekatan Geografi b. Mempraktekkan keterampilan dasar peta dan memanfaatkannya dalam mengkaji geotsfer c. Mempraktekkan keterampilan dasar peta dan memanfaatkannya dalam mengkaji geotsfer d. Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan unsur- unsur geosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi e. Memahami pola dan aturan tata surya dan jagad raya dalam kaitannya dengan kehidupan di muka bumi ini f. Memahami sumberdaya alam dan pemanfaatannya secara arif g. Menganalisis pemanfatann dan pelestatrian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan h. Menganalisis konsep wilayah dan pewilahan dalam kaitannya dengan perencanaan pembangunan wilayah, pedesaan, dan perkotaan, serta negara maju dan berkembang
11.
Ekonomi SMA/MA a. Menganalisa permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia dan sistem ekonomi
71
Ibid, 35-36
58
b. Mendeskripsikan permintaan,,
kegiatan
penawaran,
ekonomi dan
harga
produsen,
konsumen,
keseimbangan
melalui
mekanisme pasar c. Mendeskripsikakn kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi dalam kaitannya dengan pendapatan nasional,konsumsi, tabungan, dan investasi, uang dan perbankan d. Memahami pembangunan ekonomi dalam kaitannya dengan ketenagakerjaan, APBN, pasar modal dan ekonomi terbuka e. Menyusun siklus akuntansi perusahaan jasa dan preusan dagang f. Memahami fungís- fungís manajemen badan usa, koperasi dan kewirausahaan. 72 12.
Sosiologi SMA/MA a. Memahami sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji hibungan masyarakat dan lingkungan b. Memahami proses interaksi social didalam masyarakat dan normayang mengatur hubungan tersebut serta kaitannya dengan dinamika hubungan social c. Mengidentifikasi
kegiatan
bersosialisasi
sebagai
proses
pembentukan kepribadian d. Mengidentifikasi berbagai perilaku menyimpang dan anti social dengan masyarakat
72
Ibid, 37
59
e. Menganalisis hubungan antara struktur dan mobilitas social dan kaitannya dengan konflik social f. Mendiskripsikan
berbagai
bentuk
kelompok
sosial
dan
perkembangannya dalam masyarakat yang multikultural g. Menjelaskan proses perubahan sosial pada masyarakat dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat h. Menjelaskan hakikat dan tipe-tipe lembaga sosial dan fungsinya dalam masyarakat i. Melakukan
penellitian
sosial
secara
sederhana
dan
mengkomunikasikan hasilnya dalam tulisan dan lisan.73 13.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan kesehatan SMA/MA a. Mempraktekkan keterampilan permaunan dan olahraga dengan menggunakan peraturan b. Mempraktekkan rangkaan senam lantai dan irama serta nilai- nilai yang terkandung didalamnya c. Mempraktekkan pengembangan mekanik sikap tobuh, kebugaran jasmani, sertaaktivitas lainnya d. Mempraktekkan kegiatan dalam air seperti renang, permainan di air, dan keselamatan di air e. Mempraktekkan kegiatan- kegiatan diluar kelas seperti melakukan perkemahan, penjelajahan alam sekitar, mendaki gunung, dan lainlain
73
Ibid, 38
60
f. Memahami budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari seperti perawatan tubuh serta lingkungan sekitar yang sehat, mengenal berbagai penyakit dan cara mencegahnya serta menghindari NARKOBA dan HIV 14.
Teknologi Informasi dan Komunikasi SMA/MA a.
Fungsi dan prposes kerja peralatan teknologi informasi dan komunikasi yang ditopang oleh sikap cermat danmenghargai hak atas kekayaan intelektual
b. Menggunakan perangkat pengoolah kata, angka, pembuat grais, dan pembuat presentasi dengan variasi tabel, grafik, gambar, dan diagram untuk menghasilkan informasi c. Memahami prinsip dasar internet/intranet dan menggunakannya untuk
memperoleh
informasi. 74
74
Ibid, 39-40
informasi,
berkomunikasi dan
bertukar
61
BAB III DATA PENELITIAN UPAYA GURU DAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN PERMENDIKNAS No. 23 TAHUN 2006 (TENTANG SKL) DI MA AL-MAWADDAH COPER JETIS PONOROGO A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Aliyah (MA) Al-Mawaddah Pesantren Putri Al-Mawaddah adalah lembaga pendidikan Islam khusus mendidik remaja putri yang didirikan pada tangaal 9 Dzul Qo’dah 1409 H/ 21 Oktober 1989, sebagai realisasi dari ide dan cita-cita almarhum KH Ahmad Sahal, pendiri dan pengasuh Pondok Modern Gontor, yang diwasiatkan dan diamanatkan kepada istri dan putra-putri beliau sebagai kelengkapan dari Pondok Modern Gontor yang khusus putra. Beberapa tahun sebelum Pondok Modern Gontor (didirikan pada tahun 1926), KH Ahmad Sahal telah terlebih dahulu merintis Tarbiyatul Atfal (TA) di mana para santrinya terdiri dari santri putra dan santri putri yang diasuh langsung oleh beliau. Setelah Pondok Modern Gontor semakin terkenal dan semakin banyak santri yang datang dari luar daerah, Pondok Modern Gontor tidak lagi menerima santri putri. Akan tetapi bukan berarti cita-cita untuk memajukan pendidikan putri dilepaskan oleh beliau. Pesantren putri harus tetap diselenggarakan, 61
62
tetapi tempatnya harus terpisah dari pondok putra. Oleh karena itu, ketika beliau membeli tanah dari keluarga Nyai Hj Soetichah Sahal (istri beliau) di Desa Coper tahun 1957, beliau mengikrarkan bahwa tananh tersebut kelak dipergunakan untuk pondok putri. Cita-cita tersebut selanjutnya menjadi wasiat dan amanat yang selanjutnya direalisasikan oleh Nyai Hj. Soetichah Sahal dengan mendirikan Pesantren Putri Al-Mawaddah pada tahun 1989, dengan nama lengkap “Ma’hadul Al-Mawaddah Al-Islamy Lilbanaat” yang dikelola dan dikembangkan oleh yayasan Al-Arham (Akte Notaris No. 12 tahun 1989). Kemudian pada tahun itu juga (1989) dimulailah penggalian pondasi pesantren, setelah melalui proses yang panjang dan melelahkan. Akhirnya ditetapkan namanya yaitu “Pesantren Putri Al-Mawaddah” yang berlandaskan pada Q.S Asy-Syura’ ayat : 23
RَTْVXُ Yْ _د َة ِ][ْ اaَ bَ Yْ اc _ ًا ِإVf ْ َأhِ iْ jَk َ ْlmُ Yُ nَ o ْ َأc َ ْpqُْ .... Artinya : “Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku, kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” Dalam
memberi
nama
lengkap
ini
menggunakan
istilah
“Pesantren” bukan Pondok. Karena pesantren secara lughowi berarti tempat mondok, sepintas kata itu sama, dan sering dijadikan semacam kata majemuk menjadi Pondok Pesantren. Tapi kalau dilihat dari asal usulnya ternyata ada perbedaannya. Dalam sejarah adanya pondok diterangkannya bahwa mula-mula ada kyai kemudian ada santri. Lama-
63
kelamaan santri bertambah banyak tidak lagi ditampung di rumah kyai, tetapi dibuatkan pondok sekitar rumah. Tetapi Pesantren Putri Al-Mawaddah tidak demikian. Bangunan diadakan lebih dahulu pagar disekitar di lengkapi, baru datang santri dan Kyai bersama-sama. Maka dalam menetapkan lembaga tersebut dengan menggunakan istilah “Pesantren” saja. Pesantren Putri Al-Mawaddah berstatus swasta penuh dan berpegang pada prinsip di atas dan untuk semua golongan. Lembaga pendidikan ini di bawah naungan Yayasan Al-Arham (akte notaries No 12 tahun 1989), yang juga merencanakan pendidikan mulai taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Pada tanggal 29 September 1997 Pesantren Putri Al-Mawaddah memperoleh al-Mu’adalah (persamaan ijazah) dari universitas Al-Azhar Mesir, sesuai dengan surat keputusan No. 46/23/9/1997, sehingga para alumni Pesantren Putri Al-Mawaddah dapat melanjutkan pendidikan di universitas Al-Azhar Mesir. Selanjutnya berturut-turut mendapatkan alMu’adalah dari berbagai perguruan tinggi, antara lain al-Ahgafi University di Yaman, Sudan University, Damascus University, University di Syiria, serta Universitas antar Bangsa Malaysia. Pada tahun 2002, Madrasah Aliyah Al-Mawaddah mengukir prestasi dengan mewakili Profinsi Jawa Timur dalam lomba Prestasi Madrasah Aliyah Tingkat Nasional, dan meraih peringkat 10 besar.
64
Sejak tahun pelajaran 2004 / 2005, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Al-Mawaddah, Pesantren Putri Al-Mawaddah telah terakreditasi “A” (unggul) 75 2. Visi, Misi MA Al-Mawaddah Coper Jetis Ponorogo Visi Pesantren Putri Al-Mawaddah adalah pembentukan kaderkader muslimah yang mandiri, kreatif, produktif dan berkualitas menuju ridlo illahi. Misi didirikannya Pesantren Putri Al-Mawaddah adalah untuk mempersiapkan
kader-kader
muslimah
yang
berkualitas
dalam
pembentukan al-Mar’atus Sholihah yang berbudi tinggi (moral being), berbadan sehat, (Phisical Being), berpengetahuan luas (intellectual being), berfikir bebas (social being), berjiwa ihlas (religious being), serta tetap berpegang teguh pada kodrat kewanitaannya. Untuk mencapai tujuan dan cita-cita tersebut, ditanamkan dalam jiwa dan perilaku keseharian santriwati yang selalu beririentasi pada keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah islamiyah, dan kebebasan.76 3. Letak Geografis Pesantren putri Al-Mawaddah ini terletak di Desa Coper Kec. Jetis Kabupaten Ponorogo. Tepatnya arah utara dari Pacitan, arah barat dari
75
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor : 01/D/F-1/20-IV/2009 Dalam Lampiran Laporan
Penelitian.
76
Penelitian.
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor : 02/D/F-1/20-IV/2009 Dalam Lampiran Laporan
65
Trenggalek, arah selatan dari Madiun, atau arah tenggara dari kota Ponorogo atau 6 km dari Pondok Modern Gontor Ponorogo.77 4. Kurikulum Kurikulum di Pesantren Putri Al-Mawaddah adalah perpaduan antara Pondok Modern Gontor dan Departemen Agama (kurikulum MTs/MAN). Maka team kurikulum di Pesantren Putri Al-Mawaddah selalu berusaha memadukan kedua kurikulum tersebut dengan tujuan mencari efisiensi dan relefansi tujuan pendidikan dan pengajaran di Pesantren Putri Al-Mawaddah, yakni: mempersiapkan kader muslimah yang berkualitas dalam pembentukan Al-Ma’atus Sholihah yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, berfikir bebas dan berjiwa ikhlas, yang bergna bagi Agama, Nusa dan Bangsa, serta tetap berpegang teguh pada kodrat kewanitaan. Maka mata pelajaran yang diberikan secara keseluruhan adalah: 1) Program umum Tauhid, Tafsir, Hadits, Tajwid, Muthalaah, Fiqh, Ushul Fiqh, Bahasa Indonesia, PPKN, Penjaskes, Tata Negara, Adyan, Al-Qur’an, Terjemah, Faroid, Bidaya dan Geografi. 2) Program penunjang Bahasa Arab, Nahwu, Shorof, Balaghoh, Mahfudlot, Imla’, Isya’, Khot, Bahasa Inggris, Sosiologi, Antropologi, Fisika, Kimia, Biologi, Matematika, Sejarah Indonesia, Gramer, Compasation dan Kesenian. 77
Penelitian.
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor : 03/D/F-1/20-IV/2009 Dalam Lampiran Laporan
66
3) Program khusus Tarbiyah, Ta’lim Muta’alim, Fiqhunnisa, Tarikh Islam, Sejarah Peradaban Islam, dan Hafalan Juz ‘Amma. Agar pelaksanaan kurikulum tersebut bertujuan dengan lancar, maka perlu diadakan evaluasi terhadap semua guru dalam setiap proses belajar mengajar.78 5. Keadaan Guru dan Murid Pendidik merupakan fungsi yang menjadi uswatun khasanah dan dipeladani anak didiknya. Pendidik harus tampil sebagai pembimbing bagi santriwati dalam mengembangkan kreatifitas dan mendorong serta memantu tercapainya tujuan dan pengajaran, sehingga terdapat kesatuan langkah dan tindakan yang tepat guna. Tenaga pendidik atau guru MA Al-Mawaddah terdiri berbagai lembaga. Antara lain alumni dari PM Gontor, PP Wali Songo Ngabar, AlIslam joresan, IAIN Surabaya dan Yogyakarta, IKIP Madiun dan Kediri, STAIN Ponorogo dan Malang, INSURI, UNMER, UNEJ, UNIUTOMO, LIPIA, IPD Gontor, IAIRM Ngabar dan alumni dari pesantren sendiri. Adapun tenaga pendidik di MA Al-Mawaddah sejumlah 65 orang. Sedangkan jumlah siswa MA Al-Mawaddah sebagai berikut: Kelas I Aliyah
78
Penelitian
: 101
II Aliyah IPA : 25,
IPS : 72
III Aliyah IPA : 29,
IPS : 106
Lihat Transkip Wawancara Nomor : 01/W/F-1/16-V/2009 Dalam Lampiran Hasil
67
Dari jumlah siswa diatas siswa di MA Al-Mawaddah berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. 6. Sarana Dan Prasaran Dalam pelaksanaan aktivitas proses belajar mengajar, terutama di lembaga pendidikan tidak lepas dari beberapa instrument pembelajaran baik yang langsung berhubungan dengan aktifitas tersebut, maupun yang tidak langsung. Sarana yang langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar biasanya disebut media pembelajaran, sedangkan yang tidak berhubungan dengan proses belajar mengajar biasanya disebut sarana dan prasarana pendidikan. Adapun sarana dan prasaran pendidikan yang ada di MA AlMawaddah adalah: Luas Area : 5.500 M2 Adapun Jumlah dan Kondisi Ruangan dapat dilihat dalam transkip dokumentasi.79 7. Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu lembaga, baik yang formal maupun non formal, hal ini dimaksudkan untuk pembagian tugas diantara pengelola suatu lembaga. Dengan demikian tidak akan terjadi percekcokan diantara pengurus, bahkan dapat dikatakan struktur yang baik akan memperlancar suatu lembaga.
79
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor : 04/D/F-1/21-IV/2009 Dalam Lampiran Laporan Penelitian
68
Adapun struktur organisasi Madrasah Aliyah Al-Mawaddah Coper Jetis Ponorog dapat dilihat dalam transkip dokumentasi.80 B. Data Khusus tentang Upaya Guru dan Kepala Sekolah dalam Penerapan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan 1) Deskripsi Guru dan Kepala Sekolah terhadap Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan tersebut berfungsi sebagai kriteria dalam menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Dari hasil wawancara dengan wakama kurikulum ustd. Umi Mas’amah, S.Ag dan guru bidang studi Akuntansi MA Al-Mawaddah Coper Ponorogo, Ustd. Ambarwati, SE, mengenai deskripsi guru terhadap Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang SKL, sebagaimana data berikut: Menurut saya itu sangat baik dan obyektif namun Input siswa dan letak geografis sekolah perlu diperhatikan dalam implementasi SKL tersebut.81 Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu wujud perhatian pemerintah dalam dunia pendidikan. Dengan Permendiknas tersebut pihak sekolah akan memiliki acuan dan akan berusaha bagaimana supaya anak didiknya bisa mencapai standar kelulusan yang telah ditentukan, tidak asal meluluskan saja.82
80 Lihat Transkip Dokumentasi Nomor : 05/D/F-1/21-IV/2009 Dalam Lampiran Laporan Penelitian 81 Lihat Transkip Wawancara Nomor : 01/1-W/F-3/16-V/2009 dalam laporan hasil penelitian. 82
penelitian
Lihat Transkip wawancara Nomor : 02/2-W/F-1/20-V/2009 dalam lampiran hasil
69
Kompetensi lulusan merupakan rumusan kompetensi umum yang menggambarkan akumulasi integral berbagai kecakapan serta kemampuan yang dimiliki siswa setelah mereka selesai dan lulus dari sekolah tersebut. Sebagaimana deskripsi guru terhadap Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang SKL yang diungkapkan juga oleh Ustd. Eka Andriani, S.Pd., guru bidang studi Geografi MA Al-Mawaddah sebagai berikut: Menurut saya, Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang SKL memang sangat bagus secara konsep. Karena mencakup aspek-aspek inti yang siperlukan oleh peserta didik, yaitu asek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk mencapai kelulusan dalam satu satuan pendidikan, peserta didik harus dapat menguasai beberapa kecakapankecakapan tersebut.83 Hal serupa diungkapkan oleh Ustd. Renawati, S.Si. guru bidang studi Biologi MA Al-Mwaddah Coper Ponorogo sebagai berikut: Saya mendukung dan setuju dengan adanya Permendiknas tersebut sebab dengan ketentuan yang ada dalam Permendiknas tersebut dapat memacu siswa untuk lebih meningkatkan kemampuannya untuk mencapai standar yang ditetapkan, selain pengetahuan, maka sikap dan keterampilan mereka akan meningkat juga. Di sisi lain dengan adanya Permendiknas No. 23 ini akan dapat meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas manusia Indonesia.84 Dengan adanya implementasi Permendiknas No. 23 tahun 2006 ini sekolah memiliki pokok mutu dan akan menelurkan lulusan yang berkualitas, sebagaimana yang diungkapkan oleh Ustd. Binti Shopiyah, SE. guru bidang studi Ekonomi dan TIK, sebagai berikut:
83
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 04/4-W/F-1/20-V/2009 dalam lampiran hasil
penelitian 84
penelitian
Lihat Transkip Wawancara Nomor: 06/6-W/F-1/23-V/2009 dalam lampiran hasil
70
Dengan adanya Permendiknas No. 23 ini akan meningkat kualitas siswa baik dari segi akademik maupun non akademik. Dengan adanya Permendiknas No. 23 tentang SKL tersebut semua di tuntut, baik guru maupun siswa untuk menyelesaikan targetnya.85 Demikian pula dinyatakan oleh kepala sekolah Madrasah Aliyah Al-Mawaddah Coper Ponorogo, bapak Drs. Irhamni, M.Pd. tentang persepsi terhadap Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang SKL, sebagai berikut: Secara Nasional itu ada persamaan dalam segi kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa Madrasah Aliyah dan SMA di seluruh Indonesia, yaitu standar kompetensi kelulusan yang tertera dalam permendiknas No. 23 tahun 2006, sehingga dapat menghasilkan output yang berkualitas.86 Standar kompetensi lulusan merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik pada tiap satuan pendidikan, dimana kompetensi ini mencakup kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mereka selesai dan lulus dari sekolah tersebut. 2) Upaya yang dilakukan oleh guru dan kepala sekolah MA AlMawaddah Coper Ponorogo dalam Penerapan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang SKL MA Al-Mawaddah Coper Jetis Ponorogo sudah sejak lama menerapkan SKL bersamaan dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Untuk mencapai implementasi Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang SKL yang maksimal, maka perlu diadakannya
85
Lihat Transkip Wawandara Nomor: 05/5-W/F-1/21-V/2009 dalam lampiran hasil
penelitian 86
peelitian
Lihat Transkip Wawancara Nomor : 03/3-W/F-1/20-V/2009 dalam lampiran hasil
71
upaya-upaya, sebagaimana wawancara peneliti dengan beberapa guru sebagai berikut: Dalam penerapan/implementasi Permendiknas No 23 Tahun 2006 di MA Al-Mawaddah : untuk SKL kelompok mata pelajaran, secara langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan semua kegiatan santri yang tinggal di dalam pesantren. Untuk SKL mata pelajaran, masing-masing bidang studi selalu mengacu pada kurikulum yang berlaku, terutama untuk mata pelajaran yang akan diujikan pada Ujian Akhir Nasional, siswa harus benar-benar mengetahui dan memahami masing-masing SKL untuk mata pelajaran tersebut. Pada awal tahun ajaran baru guru terlebih dulu harus menyampaikan SKL yang harus dicapai setiap mata pelajaran.87 Berhubung
dengan
permasalahan
kurangnya
waktu
dalam
menyelesaikan SKL yang telah ditentukan, beberapa guru sepakat bahwa upaya-upaya yang dilakukan dalam penerapan Permendiknas No. 23 adalah sebagai berikut: a. Memberikan jam tambahan b. Memberikan bimbingan belajar yang mana tutornya diambilkan dari guru MA Al-Mawaddah sendiri yang berkompeten pada bidang tersebut dan beberapa guru dari berbagai SMAN di Ponorogo sebagai bahan perbandingan. c. Mengikuti Triout/ latiha-latihan ujian baik yang diadakan Depag maupun Diknas.88 d. Jam-jam pelajaran dibuat efektif artinya jam pelajaran tidak terputus-putus.89 Upaya lain yang dilaksanakan oleh guru MA Al-Mawaddah ialah sebagaimana hasil wawancara sebagai berikut: a. Diadakannya sosialisasi melalui workshop tentang pengembangan kurikulum pondok dan Negara mendatangkan narasumber.
87
Lihat Transkip Wawancara Nomor : 02/2-W/F-3/20-V/2009 dalam laporan hasil penelitian. 88 Lihat Transkip Wawancara Nomor : 05/5-W/F-3/16-V/2009 dalam laporan hasil penelitian. 89 Lihat Transkip Wawancara Nomor : 06/6-W/F-3/23-V/2009 dalam laporan hasil penelitian.
72
b.
Penyediaan sarana dan prasarana dan media pembelajaran yang mendukung.90 Adapun upaya yang dialksanakan oleh kepala sekolah MA Al-
Mawaddah dalam penerapan Permendiknas No. 23 ini Ust. Drs Irhamni, M.Pd.I sebagaimana data sebagai berikut: a. Pada awal semester sebelum pembelajaran semua guru harus menyampaikan SKL yang harus dicapai pada mata pelajaran tersebut. b. Setiap guru harus memiliki silabus dan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) c. Mengadakan workshop KTSP bagi para guru d. Mengikutsertakan guru pada pelatihan-pelatihan dan workshop yang diadakan di luar MA Al-Mawaddah e. Penyediaan sarana dan prasarana dan media pembelajaran yang mendukung, termasuk didalamnya berupaya dan berusaha melengkapi literature yang ada di perpustakaan.91 Usaha-usaha di atas merupakan upaya yang dilakukan oleh guru dan kepala sekolah MA Al-mawaddah dalam penerapan Permendiknas No 23 Tahun 2006, demi menjamin mutu pendidikan dan tercapainya SKL. 3) Apa permasalahan yang dihadapi guru dan kepala sekolah MA AlMawaddah Coper Ponorogo dalam Pernerapan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang SKL Dan Apa Solusinya. Adapun untuk mengetahui permasalaha apa yang dihadapi guru dan kepala sekolah dalam penerapan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang SKL di MA Al-Mawaddah Coper Ponorogo, peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada kepala sekolah dan beberapa guru MA
90 Lihat Transkip Wawancara Nomor : 04/4-W/F-3/20-V/2009 dalam laporan hasil penelitian. 91 Lihat Transkip Wawancara Nomor : 03/3-W/F-3/20-V/2009 dalam laporan hasil penelitian.
73
Al-Mawaddah, sebagaimana hasil wawancara dengan ustd. Eka Andriani, S.Pd sebagai berikut: a. Karena MA Al-Mawaddah adalah sebuah lembaga pendidikan yang berbasis Pondok Pesantren (Pesantren Putri Al-Mawaddah). Maka dalam pembagian porsi kurikulum juga harus berbagi dengan kurikulum pesantren. b. Kurangnya pemahaman guru terhadap SKL yang diterapkan. Dan juga mungkin karena sebagian guru ada yang bukan berasal dari bidang studi yang relevan92 Hal tersebut diungkapkan juga oleh ustd. Ambarwati, SE, salah satu guru bidang studi di MA Al-Mawaddah Coper Ponorogo sebagaimana data berikut: Kadang-kadang pihak sekolah dan guru belum merasa siap bila anak didiknya sampai tidak lulus, akhirnya dengan keterpaksaan mengupayakan bagaimana supaya anak didik bias mencapai standar kelulusan tersebut. Permasalahan lain para guru belum memahami, bahkan belum mengenal tentang permendiknas no 23 Tahun 2006 tersebut.93 Berbeda guru, maka berbeda pula permasalahan yang dihadapi dalam implementasi Permendiknas No 23 Tahun 2006, tentang SKL, sebagaimana wawancara dengan ustd. Binti sebagai berikut: Permasalahan yang saya hadapi dalam implementasi Permendiknas No 23 tahun 2009 ini adalah : Waktu dalam menyelesaikan SKL, yang telah ditentukan. karena di MA Al-Mawaddah terdiri dari kurikulum Depag dan Kurikulum pesantren, jadi waktu sudah terbagi. Sehingga untuk menyelesaikan target untuk memenuhi SKL tersebut di MA AlMawaddah diadakan belajar tambahan di luar jam pelajaran sekolah.94
92
Lihat Transkip Wawancara Nomor : 04/4-W/F-2/20-V/2009 dalam laporan hasil penelitian. 93 Lihat Transkip Wawancara Nomor : 02/2-W/F-2/20-V/2009 dalam laporan hasil penelitian. 94 Lihat Transkip Wawancara Nomor : 05/5-W/F-2/21-V/2009 dalam laporan hasil penelitian.
74
Permasalahan lain yang dihadapi oleh guru adalah: Terlalu banyaknya jam mata pelajaran (pondok dan Negara) dan jam yang terputus menyebabkan kita tidak bisa maksimal menyampaikan informasi dan pengetahuan kepada siswa Kendala lain yang fenomena adalah kalau diajar anak-anak banyak yang tidur.95 Adapun permasalahan yang dihadapi oleh kepala sekolah MA AlMawaddah sebagai mana hasil wawancara sebagai berikut: a. Pencapaian SKL ini mengalami hambatan karena kurangnya bukubuku penunjang yang relevan yang ada di perpustakaan. b. Masih ada beberapa guru yang kurang atau belum memahami tentang SKL itu sendiri.96 Dalam hal ini, peran dan fungsi guru dan kepala sekolah sangatlah penting dalam upaya penerapan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Adapun solusi dari tiap permasalahan di atas sebagaimana yang sudah terterah dalam hasil wawancara peneliti dengan beberapa guru dan kepala sekolah MA Al-Mawaddah tentang upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah terutama guru dalam penerapan permendiknas no, 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan (SKL).
95 Lihat Transkip Wawancara Nomor : 06/5-W/F-2/23-V/2009 dalam laporan hasil penelitian. 96 Lihat Transkip Wawancara Nomor : 03/3-W/F-2/20-V/2009 dalam laporan hasil penelitian.
75
BAB IV ANALISA DATA TENTANG UPAYA GURU DAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN PERMENDIKNAS No. 23 TAHUN 2006 (TENTANG SKL) DI MA AL-MAWADDAH COPER JETIS PONOROGO 1. Analisa Data Tentang Deskripsi Guru dan Kepala Sekolah MA AlMawaddah Coper Jetis Ponorogo Terhadap Permendiknas No. 23 Tahun 2006 Tentang SKL. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di MA AlMawaddah Coper Jetis Ponorogo, tentang deskripsi guru dan kepala sekolah MA Al-Mawaddah terhadap Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Dapat disimpulkan bahwasaanya guru dan kepala sekolah MA Al-Mawaddah Coper Jetis Ponorogo ikut mendukung dengan adanya peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang SKL tersebut dan implementasinya di sekolah. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Standar Kompetensi tersebut berfungsi sebagai kriteria dalam menentukam kelulusan peserta didik pada setiap satuan pendidikan, rujukan untuk menyusun standar-standar pendidikan lain, dan merupakan arah peningkatan kualitas pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta merupakan pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik. 75
76
Dengan adanya Standar Kompetensi Lulusan (SKL), kita akan memiliki patok mutu (bench-mark), yaitu suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan, baik bersifat evaluasi mikro seperti kualitas proses dan kualitas produk pembelajaran, maupun evaluasi makro seperti keefektifan dan efisiensi suatu program pendidikan. Sehingga ke depan pendidikan
kita
akan
melahirkan
standar
mutu
yang
dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat mencetak lulusan atau alumni yang berkualitas, karena lulusan yang berkualitas akan dapat berkompetisi setelah mereka selesai dan lulus dari satuan pendidikan tersebut. Selain itu, dengan adanya penerapan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tantang SKL tersebut, dapat memacu peserta didik untuk lebih meningkatkan kemampuan untuk mencapai standar yang telah ditetapkan, selain pengetahuan, sikap dan keterampilan mereka juga harus ditingkatkan. Di sisi lain, dengan adanya Permendiknas No. 23 tersebut akan dapat meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas manusia Indonesia. Standar isi dan standar kompetensi lulusan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari keseluruhan standar nasional pendidikan. Dengan adanya kedua standar tersebut pihak sekolah dari satuan pendidikan baik guru maupun kepala sekolah dapat menyusun dan mengembangkan sendiri kurikulum sesuai ciri khas dan kemampuan yang dimiliki. Dalam rangka meningkatkan kualitas nilai baik internal maupun eksternal dan tercapainya Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah
77
ditentukan dalam diri siswa MA Al-Mawaddah, peranan guru dan kepala sekolah sangatlah menentukan, terutama dalam realitas aplikatif yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari, dan telah tertuang dalam tujuan pembelajaran yang ada di MA Al-Mawaddah Coper Jetis Ponorogo.
2. Analisa Data Tentang Upaya Guru dan Kepala Sekolah Dalam Penerapan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 Tentang SKL Di MA AlMawaddah Coper Jetis Ponorogo. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dan guru sebagai pemeran utamanya. Sebagai pemeran utama dalam pendidikan, guru sangatlah menentukan tercapai tidaknya tujuantujuan pembelajaran dan standar kompetensi lulusan yang telah ditentukan. Upaya berarti usaha, ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan atau mencari jalan keluar. Upaya merupakan usaha atau tindakan nyata untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Adapun upaya guru merupakan usaha atau tindakan seorang pendidik untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan dalam proses pendidikan. Sedangkan Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan pragtis sehingga memberikan dampak, baik berupa pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Dalam kamus Oxford, dikemukakan bahwa Implementasi adalah “put something into effect” yaitu penerapan sesuatu yangmemberikan efek atau dampak.
78
Berdasarkan definisi di atas, upaya guru dan kepala sekolah MA AlMawaddah Coper Jetis Ponorogo dalam penerapan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 Tentang SKL, adalah suatu usaha guru dan kepala sekolah MA Al-Mawaddah dalam menerapkan kebijakan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Kompetensi Lulusan dalam suatu aktivitas pembelajaran sehingga peserta didik dapat menguasai atau mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan sebagai hasil interaksi dengan lingkungan pembelajaran. Dalam penerapan Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan, tidak bisa terlepas kaitannya dengan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di MA Al-Mawaddah itu sendiri. Karena kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan realisasi dari Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). .Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di MA AlMawaddah Coper Jetis Ponorogo, sehubungan dengan upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam hal ini guru dan kepala sekolah MA Al-Mawaddah dalam Implementasi Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut: 1) Mengupayakan memberi jam tambahan di luar kelas (jam tambahan di luar jam pelajaran), terutama pada mata palajaran yang akan diujikan pada ujian akhir nasional (UAN). Hal ini dimaksud agar beberapa mata palajaran tersebut yang belum mencapai target akan segera terselesaikan. Kemudian memberi latihan-latihan dan tryout kepada peserta didik.
79
Dalam hal ini tugas dan peran guru adalah sebagai evaluator, di mana kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum? Dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat? Dan apakah peserta didik telah mencapai target SKL yang telah ditentukan itu atau belum? Semua pertanyaan tersebut akan dapat di jawab melalui evaluasi. Selain itu juga upaya yang dilakukan oleh guru MA Al-Mawaddah adalah memberi bimbingan. Sebagai pembimbing, guru harus berupaya untuk membimbing dan mengarahkan perilaku peserta didik ke arah yang positif dan menunjang pelajaran. Hal ini terbukti dengan adanya bimbingan-bimbingan belajar yang diadakan di luar jam pelajaran di kelas yang dilaksanakan pada malam hari. Selanjutnya upaya yang harus dilakukan oleh kepala sekolah yaitu menggunakan waktu belajar yang efektif di sekolah, dengan cara mendorong para guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran sesuai dengan yang telah ditentukan, dan memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk kepentingan pembelajaran. 2)
Pihak sekolah berupaya dengan memfasilitasi sarana dan prasarana dan media pembelajaran yang mendukung, termasuk di dalamnya berupaya dan berusaha melengkapi literature yang ada di perpustakaan dengan menggunakan buku-buku bantuan mata pelajaran baik dari Depag maupun Diknas, LKS, buku-buku penunjang lainnya yang relevan, dan penyediaan internet bagi guru dan murid.
80
Perpustakaan merupakan sumber pembelajaran yang paling baik untuk mendapatkan berbagai informasi berkaitan dengan tugas-tugas pembelajaran. Hal ini berhubungan dengan tugas dan peran guru dan kepala sekolah sebagai fasilitator. Di sini tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (Fasilitate of Learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam
suasana yang
menyenangkan, gembira dan penuh semangat. Dalam pembelajaran di sekolah guru dituntut tidak hanya mendayagunakan sumber-sumber pembelajaran yang ada di sekolah seperti hanya membaca buku ajar saja akan tetapi dituntut mempelajari berbagai sumber, seperti majalah, surat kabar, dan internet. Hal ini penting, agar apa yang dipelajari sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat, sehingga tidak terjadi kesenjangan dalam pola pikir peserta didik. 3) Upaya selanjutnya, yaitu dalam rangka meningkatkan pemahaman, pengetahuan, dan wawasan guru MA Al-Mawaddah, kepala sekolah MA Al-Mawaddah beserta staf-stafnya mengadakan workshop KTSP dengan mendatangkan pembicara-pembicara yang professional seperti Bpk. Dr.. Romrowi, Bpk. Dr. Imam Mujiono dan beberapa dari Dosen STAIN Ponorogo. Dan pihak sekolah juga mengupayakan mengikut sertakan beberapa guru MA Al-Mawaddah dalam beberapa pelatihan dan workshop
81
yang diadakan di dalam maupun di luar lembaga sekolah MA AlMawaddah guna menambah wawasan dan pengetahuan guru. Sehubungan dengan beberapa upaya yang dilakukan kepala sekolah beserta staf-stafnya di atas yaitu dengan mengadakan workshop KTSP, mengikut sertakan beberapa guru dalam pelatihan-pelatihan dan workshop yang diadakan di dalam dan di luar lembaga sekolah, kepala sekolah MA Al-Mawaddah Drs. Irhamni, M.Pd. Telah berupaya melaksanakan tugas dan perannya sebagai educator. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai educator, kapala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan iklim sekolah yang kondusif, memberi dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik. Menurut E. Mulyasa, upaya-upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerjanya sebagai educator, khususnya dalam peningkatan kerja kependidikan, dan prestasi balajar pesrta didik dapat dideskripsikan sebagai berikut: a) Mengikut
sertakan
guru-guru
dalam
penataran-penataran
atau
workshop-workshop untuk menambah wawasan para guru. b) Kepala sekolah harus berusaha menggerakkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik untuk lebih giat, kemudian hasilnya (evaluasi hasil belajar) diumumkan secara terbuka dan diperlihatkan di papan pengumuman.
82
c) Mendorong para guru untuk mengikutu MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Menurut Wahjosumidjo, keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah. Demikian juga keberhasilan kepala sekolah adalah keberhasilan sekolah. Oleh sebab itu, efektifitas sekolah sebagai agen perubahan tidak akan terjadi tanpa pengertian dan dukungan kepala sekolah.
Kepala sekolah
harus
memahami dan
mengembangkan
keterampilan dalam melaksanakan perubahan, apabila kepala sekolah ingin sekolah yang dipimpinnya menjadi lebih efektif. Kepala sekolah akan berhasil melaksanakan tugasnya apabila menyadari tugas dan tanggung jawabnya sebagai sosok yang berperan sebagai ganda, yaitu sebagai manager, sebagai pendidik, sebagai staf, sebagai administrator, sebagai supervisor, dan sebagai motifator. Sebagaiman yang telah dijelaskan pada bab II. Upaya selanjutnya dalam penerapan permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan (SKL) di MA Al-Mawaddah adalah: pada tahun ajaran baru di MA Al-Mawaddah sebelum pembelajaran, semua guru diharuskan menyampaikan SKL yang harus dicapai pada setiap mata pelajaran denagan tujuan agar SKL yang akan dicapai dapat diketahui oleh siswa. Upaya tersebut di atas dilakukan demi mempermudah peserta didik dalam mencapai dan menyelesaikan SKL. Selanjutnya setiap guru mata pelajaran harus memiliki silabus dan RPP.
83
Perencanaan pembelajaran merupakan tahap penting yang harus dilakukan guru sebelum mereka melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Rencana
Pelaksanaan
Pembalajaran
(RPP)
adalah
rencana
yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP berfungsi merancang kegiatan belajar mengajar karena di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung terkait dengan aktifitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu kompetensi dasar. Sedangkan silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi wktu, dan sumber, bahan, alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok
atau
pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran,
dan
indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian. Silabus digunakan sebagai patokan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar takkan bias lepas dari peran silabus dan RPP karena keduanya sangat berperan penting dalam aktivitas pembelajaran. Karena apa yang tertuang dalam RPP memuat hal-hal yang langsung terkait dengan proses pencapaian Kompetensi Dasar (KD).
84
Dalam penerapan Permendiknas No. 23 tahun 2006, guru dan kepala sekolah juga harus melaksanakan penilaian hasil belajar tingkat sekolah atau satuan pendidikan, hal ini bertujuan menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk semua mata pelajaran. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang diujikan meliputi seluruh materi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah diberikan, dengan penekanan pada bahan-bahan yang diberikan pada kelas tinggi. Hasil penilaian ini terutama digunakan untuk menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik, dan layak tidaknya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat di atasnya. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan harus ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya standar kompetensi lulusan (SKL) yang telah ditetapkan. Dengan kompetensi ini dapat diketahui tingkat penguasaan materi standar oleh peserta didik dalam berbagai mata pelajaran secara keseluruhan atau baik yang menyangkut aspek intelektual, sosial, emosional, spiritual, kreatifitas, dan moral. Penilaian ini juga dimaksudkan untuk tetap menjaga mutu sesuai standar kompetensi nasional, yang pencapaiannya dipantau terus oleh sekolah melalui penilaian berkelanjutan. Oleh karena itu, sekolah perlu diberi kepercayaan penuh dalam mengelola proses pembelajaran, baik yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian.
85
Dalam
pelaksanaannya,
penilaian
hasil belajar oleh satuan
pendidikan mencangkup pula tes kemampuan dasar dan benchmarking. Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar peserta didik, terutama dalam membaca, menulis, dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran (program remidial). Materi tes kemampuan dasar bisa dikembangkan dan diperluas cakupannya oleh guru sesuai dengan keperluan sekolah masing-masing. Berbagai upaya yang penulis jelaskan di atas merupakan upaya yang dilakukan guru dan kepala sekolah MA Al-Mawaddah, upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta mutu pendidikan dalam rangka implementasi permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan (SKL). Bukti dari tercapai tidaknya standar kompetensi lulusan (SKL) di MA Al-Mawaddah adalah ketuntasan siswa, di sini disebutkan yaitu kelulusan siswa dalam UN, dan naik tidaknya siswa ke jenjang kelas selanjutnya.
3. Analisa Data Tentang Apa Permasalahan Yang Dihadapi Oleh Guru Dan Kepala Sekolah Dalam Penerapan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 Tentang SKL Di MA Al-Mawaddah Coper Jetis Ponorogo Dan Apa Solusinya. Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian, diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan.
86
Pelaksanaan pendidikan dan penyelenggaraan lembaga pendidikan di Indonesia dihadapkan dengan kualitas kelulusan sebagaimana yang penulis sebutkan di atas. Lulusan yang berkukalitas mustahil akan dapat dicapai tanpa kualitas guru yang baik, lingkungan yang mempunyai proses pendidikan dan sarana prasarana yang memadai. Untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan dalam suatu lembaga pendidikan tidak akan lepas dari permasalahan. Di setiap sekolah selalu terdapat
permasalahan
yang
perlu
mendapatkan
pemecahan
secara
proporsional. Setiap permasalahan perlu segera dicarikan jalan keluar dan pemecahannya agar tidak berlarut-larut. Dalam penerapan Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang SKL di MA Al-Mawaddah Coper Jetis Ponorogo, baik guru maupun kepala sekolah dihadapkan dengan beberapa permasalahan yang butuh pemecahan. MA Al-Mawaddah Coper Jetis Ponorogo, merupakan lembaga pendidikan yang berbasis “Pondok Pesantren”, dimana dalam penerapan kurikulum memiliki dua kurikulum yaitu kurikulum Depag untuk mata pelajaran negara (umum) dan kurikulum Pondok Modern Gontor untuk mata pelajaran pesantrennya. Berdasarkan hasil penelitian di MA Al-Mawaddah Coper Jetis Ponorogo, penulis dapat menganalisa ada beberapa permasalahan pokok yang dihadapi guru dan kepala sekolah, yaitu: 1) Karena MA Al-Mawaddah merupakan lembaga pendidikan yang berbasis “Pondok Pesantren”, yang menerapkan dua kurikulum (Depag dan
87
Pondok Modern Gontor) seperti yang penulis jelaskan di atas, sehingga dalam pembagian waktu atau jam pelajaran harus seimbang antara mata pelajaran pondok pesantren dan mata pelajaran umum (negara)nya. Dalam hal ini yang menjadi permasalahan yang dihadapi oleh beberapa guru dalam Implementasi Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan (SKL) terutama dalam mencapai dan menyelesaikan SKL mata pelajaran yang telah ditentukan adalah kurangnya alokasi waktu jam pelajaran. Hal ini berakibat jika seharusnya semua siswa diharapkan benarbenar dapat menguasai dan memahami materi yang telah disampaikan oleh guru menjadi tidak faham dengan meteri tersebut. Maka tidak mustahil dalam hal tersebut, jika hanya sebagian siswa saja yang dapat mencapai tujuan pelajaran dan mencapai SKL mata pelajaran tersebut secara maksimal. Untuk mengatasi permasalahan di atas guru dan kepala sekolah MA Al-Mawaddah sepakat untuk memberikan jam tambahan di luar jam pembelajaran di kelas bagi tiap mata pelajaran yang belum mencapai target SKL. 2) Permasalahan yang dihadapi guru dan kepala sekolah adalah masih ada beberapa guru yang kurang memahami apa itu SKL? Sehingga dalam implementasinya menimbulkan kendala dan mengalami hambatan. Untuk itu guru-guru MA Al-Mawaddah harus banyak membaca literatur lainnya dan ikut serta dalam pelatihan-pelatihan yang diadakan
88
oleh pihak sekolah maupun luar sekolah untuk menambah pengetahuan dan wawasan. Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan. Karena itu guru harus memiliki kualifikasi profesional sehingga mampu mengemban tugas dan perannya. Sebagai pengajar, guru diharapkan memiliki pengetahuan yang luas tentang disiplin ilmu yang harus diampu untuk ditransfer kepada siswa. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam system pendidikan secara keseluruhan, yang mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama kaitannya dalam proses belajar mengajar. Karena masalah guru adalah masalah yang sangat penting, sebab mutu guru turut menentukan mutu pendidikan. Sedangkan mutu pendidikan akan menentukan mutu generasi muda dan lulusan dari sekolah tersebut. 3) Permasalahan yang dihadapi guru dan kepala sekolah MA Al-Mawaddah dalam penerapan Permendiknas No. 23 tersebut adalah kurangnya literatur atau buku penunjang yang relevan di perpustakaan sekolah. Untuk pengembangan wawasan dan pengetahuan peserta didik, tidaklah cukup jika hanya menggunakan satu referensi saja. Untuk itu sangatlah membutuhkan literatur atau referensi tambahan lainnya.
89
Pada permasalahan ini, maka pihak sekolah dapat memfasilitasi dan melengkapi leteratur-leteratur atau referensi-referensi yang ada di MA AlMawaddah, sehingga benar-benar dapat menunjang proses pembelajaran dan tercapainya SKL yang telah ditentukan. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik. Penyelenggaraannya memerlukan ruang khusus beserta sarananya. Semakin lengkap perlengkapannya, semakin baik pula penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Ruang dan sarana yang tersedia harus ditata dan dirawat dengan baik, sehingga benar-benar menunjang penyelenggaraan perpustakaan sekolah secara efektif dan efisien. Fungsi utama perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber belajar. Keberadaannya berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar di kelas. Demikian pula dalam menunjang tercapainya SKL baik itu SKL mata pelajaran (SKL-MP) dan SKL kelompok mata pelajaran (SKL-KMP). Dengan berbagai permasalahan dan kendala yang terjadi tentunya tiap satuan pendidikan juga mengusahakan dan mengupayakan untuk mengatasi dan mencari solusi dan jalan keluarnya. Dengan berbagai permasalahan dan kendala tentunya tiap satuan pendidikan juga mengusahan dan mengupayakan untuk mengatasi dan mencari solusi dan jalan keluarnya.
90
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Deskripsi guru dan kepala sekolah terhadap permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang SKL, merupakan salah satu wujud perhatian pemerintah dalam dunia pendidikan. Dengan permendiknas No. 23 tersebut pihak sekolah akan memiliki acuan atau patok mutu (bench mark) dan akan berusaha supaya anak didiknya bisa mencapai standar kelulusan yang telah ditentukan. Guru dan kepala sekolah MA Al-Mawaddah sangat mendukung dengan adanya permendiknas No. 23 tersebut karena mencakup aspek-aspek inti yang diperlukan para peserta didik yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, dan dapat memacu peserta didik untuk lebih meningkatkan kemampuannya untuk mencapai standar yang telah ditetapkan. 2. Upaya yang dilakukan guru dan kepala sekolah dalam penerapan Permendiknas No. 23 tahun 2006 di MA Al-Mawaddah adalah yaitu: memberikan jam tambahan di luar jam pelajaran di kelas, memberi bimbingan, memberikan latihan-latihan (tryout). Dengan penyediaan sarana dan prasarana dan media pembelajaran yang mendukung, termasuk di dalamnya berupaya dan berusaha melengkapi literature yang ada di perpustakaan dengan memanfaatkan dan menggunakan buku-buku bantuan mata pelajaran baik dari Depag maupun Diknas, mengunakan sumber buku yang relevan lainnya, LKS, dan intrnet. Serta menambah wawasan,
91
pengetahuan, dan pemahaman guru terhadap SKL dengan mengadakan dan mengikut sertakan guru-guru dalam pelatihan-pelatihan dan workshop yang diadakan di dalam lembaga maupun di luar lembaga. 3. Permasalahan yang dihadapi oleh guru dan kepala sekolah dalam penerpan Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang SKL di MA AlMawaddah yaitu: kurangnya alokasi waktu jam pelajaran, keterbatasan literature dan referensi yang relevan di perpustakaan MA Al-Mawaddah, serta kurangnya pemahaman beberpa guru terhadap Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang SKL.
B. SARAN-SARAN 1. Kepada kepala sekolah MA Al-Mawaddah a. Hendaknya sering mengadakan workshop atau pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan profesionalisme para pendidik. b. Hendaknya sering mengadakan musyawarah dengan guru yang mengajar (pendidikan agama Islam) untuk meningkatkan mutu pembelajaran. 2. Kepada guru-guru MA Al-Mawaddah a. Selalu menghadiri musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) untuk meningkatkan
kompetensi
dan
profesionalisme
guru
dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. b. Selalu mengembangkan pengetahuannya untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
92
c. Rajin membaca literatur atau buku-buku yang menunjang keberhasilan proses pembelajaran. d. Selalu membuat perangkat mengajar (renstra) untuk mencapai keberhasilan pembelajaran.
93
DAFTAR PUSTAKA Bafadal, Ibrahim, Menegemen Perlengkapan Sekolah Jakarta: Bumi Aksara, 2004 BSNP, Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006. Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000. E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007 --------------, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007 -------------, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004 Lincoln dan Guba, Naturalistic Inquiry, Bevery Hills: SAGE Publications Nata, Abuddin, Manajemen Pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2003 Nurdin, Syafruddin, Usma, M. Basyiruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Pers, 2002 Modul-1, Materi Pembekalan Bagi Mahasiswa Peserta PPLK II, Ponorogo: Program Studi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo, 2008 Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000
94
Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999 Poerwadarmaminata, W. J. S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996 Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan demokratis, Jakarta: Prenanda Media, 2004 Subagyo, P. Joko, Metode Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2004 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , Bandung: Alfabeta, 2005 Suparlan, Menjadi Guru Efektif, Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2005 -----------, Guru Sebagai Profesi, Yogyakarta: Hikayat Publishing, 2006 Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2004 Suyanto, Dinamika Pendidikan Nasional, Jakarta: PSAP, 2006 Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007 Undang-Undang dan Peraturan RI Tentang Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006 Uzer Usman, Moh, Menjadi Guru Profesional,
Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995 Yamin, Martinis, Profesionalisasi Guru Implementasi KTSP Jakarta: Gaung Persada Press, 2007 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001
95
Zulbatri Nasir, Widyaiswara Madya pada Balai Diklat Keagamaan Padang, http://apri76.wordpress.com/2009/03/18/menuju-guru-yangprofesional/ diakses 11 Agustus 2009 http:education.feedfury.com(sistemxsstmP.N) http://Suyono.com//2008/02/siasat-perencanaan-pembelajaran/ diakses pada tanggal 14 agustus 2009