BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Secara umum pendidikan diartikan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.1 Arti pendidikan secara sempit, pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai pendidikan formal. Menurut Mudyahardjo pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka.2 Pendidikan memang sangat berpengaruh di dalam meningkatkan derajat dari seseorang dari segi dunia ataupun akhirat, sebab di dalam Al-Qur’an Surat Al-Mujadilah ayat 11 diterangkan, sebagai berikut:
1 2
Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 1 Ibid, hal. 3
1
2
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Keterangan dari ayat diatas menunjukkan bahwa orang yang berilmu memiliki derajat yang tinggi dihadapan Allah SWT, sehingga tujuan dari pendidikan pun sangatlah mulia, jika dilihat dari derajat kemuliaan bagi seseorang yang berilmu. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri dari tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) berbudi pekerti luhur, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) sehat jasmani dan rohani, (5) kepribadian yang mantab dan mandiri, (6) bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa.3 Tujuan yang lain dipandang berdasarkan pendidikan islam, yaitu: (1) berjiwa tauhid, (2) taqwa kepada Allah SWT, (3) rajin beribadah dan beramal sholeh, (4) ulil albab (orang-orang yang memikirkan keagungan Allah SWT), (5) berakhlakul karimah.4 Berdasarkan berbagai tujuan mulia di atas upaya demi upaya harus dilakukan untuk mencapainya, sehingga harus siap di dalam bersaing dan menghadapi segala tantangan agar tidak menghambat proses pencapaian dari berbagai tujuan tersebut. Hal ini juga ditegaskan oleh Komisi Nasional
3 4
128
Ibid, hal. 168 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal.
3
Pendidikan menyebutkan bahwa indonesia memperkokoh potensi pendidikan nasional untuk meningkatkan pencapaian pendidikan di dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, sekaligus untuk menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan-tantangan baru yang menandai kehidupan millenium ketiga.5 Tantangan yang sekarang paling mencolok berkaitan dengan penerapan sistem kurikulum 2013, dimana melalui kurikulum tersebut peserta didik di tuntut untuk lebih mandiri di dalam melaksanakan proses belajar menemukan suatu hal tertentu dan selain itu guru harus memberikan stimulus/rangsangan yang dapat merangsang peserta didik agar terarah menuju pencapaian keberhasilan dari kurikulum tersebut. Namun faktanya, secara umum banyak sekali hal-hal yang harus di benahi dari sistem pendidikan di indonesia dan juga kesadaran dari masyarakat akan sangat pentingnya peran pendidikan di dalam kehidupan sehari-hari. Selain permasalahan tersebut banyak sekali lembaga-lembaga pendidikan di indonesia yang belum memikirkan untuk memenuhi secara sungguh-sungguh kriteria persyaratan mengenai keberhasilan dari peserta didik agar berhasil belajar, kriteria persyaratan keberhasilan tersebut adalah (1) kemampuan berfikir yang tinggi bagi para peserta didik, hal ini di tandai dengan berfikir kritis, logis, sistematis dan objektif; (2) menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran; (3) bakat dan minat yang khusus para
5
Bahrul Hayat dan Suhendra Yusuf, Benchmark Internasional Mutu Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 2
4
peserta didik dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya; (4) menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran di sekolah yang menjadi lanjutannya; (5) menguasai salah satu bahasa asing, terutama bahasa inggris bagi peserta didik yang memenuhi syarat untuk itu; (6) stabilitas psikis; (7) kesehatan jasmani; (8) lingkungan yang tenang; (9) kehidupan ekonomi yang memadahi; (10) menguasai teknik belajar di sekolah dan di luar sekolah.6 Berdasarkan hal tersebut ditinjau dari ketiga studi internasional, dapat dilihat pada tahun 1999 studi dari TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) hasil studi menunjukkan bahwa di antara 38 negara peserta, prestasi peserta didik SMP kelas VIII Indonesia berada pada urutan ke-32 untuk IPA dan urutan ke-34 untuk matematika.7 Sedangkan dalam hal bahasa menurut studi lima tahunan dari IEA (Interntional Association for the Evaluation of Education Achievement) melaporkan bahwa peserta didik di Indonesia hanya mampu menguasai 30 % dari materi bacaan karena mereka mengalami kesulitan dalam menjawab soal-soal bacaan yang memerlukan pemahaman dan penalaran.8 Menurut PISA (Programme for International Student Assessment) pada studi matematika tahun 2006 mnyatakan bahwa Indonesia berada pada posisi ke-50 dari 57 negara peserta dengan skor rata-rata
6 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 57 7 Hayat dan Yusuf, Benchmark Internasional ..., hal. 9 8 Ibid, hal. 8
5
391 yang berarti ada kenaikan prestasi sebesar 31 poin dibandingkan dengan tahun 2000 yang mencapai skor 360.9 Selain berbagai keterangan di atas, informasi lain didapatkan pada saat wawancara oleh salah satu guru matematika di SMPN 3 Kedungwaru yang menunjukkan karakter peserta didik dalam belajar matematika, sebagai berikut: (1) Peserta didik masih sulit memahami konsep-konsep dasar matematika, sebab kurangnya minat peserta didik untuk memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru, sehingga peserta didik banyak yang mencari alasan untuk tidak mengikuti pelajaran ketika proses pembelajaran sedang berlangsung ataupun kegiatan-kegiatan gaduh dilakukan di dalam kelas, (2) Peserta didik kesulitan untuk merubah soal cerita kedalam bentuk matematis. Hal ini disebabkan peserta didik jarang mengerjakan soal-soal yang membiasakan untuk merubah ke bentuk matematis dan selain itu kurangnya soal-soal
kontekstual
mempengaruhi
yang
minimnya
diberikan
kemampuan
sehingga
hal
komunikasi
tersebut
dan
dapat
kemampuan
pemecahan masalah matematis peserta didik, (3) Peserta didik lebih suka menjawab soal dengan langkah-langkah yang tak runtut/terstruktur. Sebab dari hal tersebut peserta didik acuh untuk menuliskan langkah-langkah penyelesaian sehingga jawaban dari soal hanya langsung termuat jawaban inti saja, (4) Peserta didik lebih tertarik dengan materi yang isinya termuat banyak sekali ilustrasi gambar untuk di amati. Sebab ketika guru menggunakan media LCD peserta didik langsung fokus melihat ke layar LCD, (5) Peserta didik lebih
9
Ibid, hal. 12
6
tertarik dengan penyampaian materi yang isinya termuat banyak sekali humor atau istilah-istilah lucu. Sebab ketika guru menggunakan melakukan hal tersebut peserta didik lebih mudah untuk mengingat materi yang disampaikan dan supaya pembelajaran tidak berjalan tegang atau terkesan menakutkan. Secara sederhana yang dapat di ambil dari berbagai ketertinggalan tersebut adalah ada sesuatu hal dari sistem pendidikan yang kurang sesuai untuk digunakan dalam proses pembelajaran dan minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, sehingga berdasarakan beberapa sebab itulah indonesiatertinggal dengan negara-negara lain. Bukan hanya masalah akademis saja, bahkan karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pendidikan mempengaruhi rusaknya akidah akhlak dan banyak pelanggaran norma-norma sosial, sebab kurangnya pemahaman keagamaan yang seharusnya proses pemahaman keagamaan tersebut diprioritaskan, namun faktanya permasalahan itu dikesampingkan. Selain dari hal tersebut masih banyak lagi permasalahan negatif yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Oleh karena itu dibutuhkan upaya pengembangan-pengembangan dari pendidikan agar tujuan mulia pendidikan yang tertera di atas dapat tercapai secara maksimal. Oleh karena itu, perlunya dilakukan pengembangan yang harus di upayakan untuk mewujudkan cita-cita tersebut, salah satu pengembangan itu adalah mengembangakan bahan ajar yang digunakan oleh pendidik/guru di dalam proses pembelajaran di dalam kelas sehingga dari hal tersebut dapat mempermudah guru untuk mencapai tujuan pendidikan, meskipun demikian
7
guru selaku pendidik di tuntut untuk berfikir secara kreatif dalam memilih dan mengembangkan bahan ajar yang diperlukan. Menurut Jhon Caroll mengemukakan bahwa waktu yang dibutuhkan oleh para peserta didik untuk mempelajari isi atau mata pelajaran akademik bergantung kepada tiga hal, yakni, bakat, kemampuan untuk memahami pengajaran yang diberikan, dan kualitas pengajaran yang peserta didik terima dalam proses pembelajaran tersebut.10 Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan sangatlah penting untuk menunjang prestasi akademik dari peserta didik selain itu bahan ajar yang dikembangkan dengan baik juga dapat mempengaruhi kualitas pengajaran pada saat pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktor
untuk
perencanaan
dan
penelaahan
implementasi
pembelajaran. Beberapa jenis bahan ajar antara lain: (1) bahan ajar cetak; (2) bahan ajar dengar; (3) bahan ajar pandang dengar; dan (4) bahan ajar interaktif. Menurut Steffen Peter Ballstaedt, dari beberapa keuntungan bahan ajar cetak yang ia kemukakan, salah satunya adalah menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu.11 Begitu juga kemudahan di dalam memahami suatu materi yang disampaikan pendidik, pemahaman adalah proses-proses kognitif dalam kategori Memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan
10 Dina Indriana, Mengenal Ragam Gaya Pembelajaran Efektif, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), hal. 20 11 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 174-175
8
menjelaskan.12 Dalam hal ini seorang pendidik harus mengasah proses-proses tersebut agar dapat meningkatkan pemahaman dari peserta didik. Sebab guru mempunyai peran yang cukup besar dalam memotivasi dan memberikan ideide kreatif dalam proses pembelajaran kepada peserta didiknya.13 Upaya merealisasikan ide-ide kreatif dan inovatif tersebut, bahan ajar cetak berbentuk handout matematika materi himpunan pada peserta didik tingkat SMP Kelas VII, yang isinya termuat unsur-unsur fiqih muamalah. Definisi
fiqih
muamalah
menurut
Muhammad
Yusuf
Musa
sebagaimana yang dinukil Majid berpendapat bahwa peraturan-peraturan Alloh yang harus diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia.14 dan terbagi menjadi dua ruang lingkup yaitu (1) ruang lingkup Muamalah Adabiyah yaitu ijab dan kobul, saling meridhoi, hak dan kewajiban, kejujuran pedagang, penipuan, pemalsuan, penimbunan dan segala sesuatu yang bersumber dari indera manusia yang terdapat kaitannya dengan pendistribusian harta dalam hidup bermasyarakat, (2) ruang lingkup Muamalah Madiyah yaitu masalah jual beli, gadai, jaminan dan tanggungan, perseroan, perseroan harta dan tenaga, sewa menyewa, pemberian hak guna pakai, barang titipan, barang temuan, garapan tanah, sewa menyewa tanah, upah, gugatan, sayembara, pembagian kekayaan bersama, pemberian, pembebasan, damai, dan permasalahan kontemporer.15
12
Addison Wesley Longman, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hal. 106 13 Raodatul Jannah, Membuat Anak Cinta Matematika dan Eksak Lainnya, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), hal. 118 14 Qomarul Huda, Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Teras, 2011), hal. 3 15 Ibid, hal. 7
9
Berdasarkan hal di atas peneliti hanya memfokuskan kepada materi tentang Muamalah Adabiyah dan jual beli, sebab keefektifan di dalam pemahaman dan penyampaian materi sangat diutamakan. Oleh karena itulah penting bagi peneliti untuk memunculkan hal tersebut di samping output dari pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar cetak yang peneliti kembangkan. Selain dapat meningkatkan hasil belajar pada materi tertentu, juga meningkatkan pengetahuan tentang agama dan merubah sudut pandang serta lebih meyakinkan peserta didik bahwa matematika dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dari ruang lingkup agama ataupun sosial. Pendekatan fiqih muamalah secara umum adalah hukum islam yang mengatur kehidupan bermasyarakat sehingga hal tersebut merupakan bentuk dari pendekatan kontekstual dimana pendekatan tersebut adalah pendekatan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara nilai materi yang diajarkannya dengan situasi dengan dunia nyata. Jadi dari fiqh muamalah dapat disimpulkan secara sederhana bahwa fiqih muamalah merupakan salah satu model dari pendekatan kontekstual. Matematika termasuk ilmu yang membumi, dimana hampir selalu digunakan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari, meski dalam konsep yang sederhana. Selain itu, memperkenalkan anak-anak akan manfaat ilmu matemtika juga bisa membuat ketertarikan tersendiri.16 Wittgenstein mengungkapkan bahwa matematika metode berfikir yang logis.17 Berdasarkan
16
Raodatul Jannah, Membuat Anak ..., hal. 21 Moch. Masykur & Abdul Halim Fathani, Mathematical Intellegence: Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), hal. 50 17
10
istilah matematika berasal dari kata Yunani “mathein” atau “manthenein”, yang artinya mempelajari.18 Adapun salah satu konsep yang akan di bahas dalam matematika adalah konsep himpunan yang terdiri dari Pengertian himpunan, notasi himpunan dan menyatakan suatu himpunan.19 Dapat diamati bahwa banyak sekali konsep yang di muat pada materi himpunan, akan muncul di dalam kehidupan sehari-hari, seperti jual beli, hutang, untung, dll. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengaitkan dengan masalah-masalah yang terdapat pada fiqih muamalah. Oleh karena itu, berdasarkan berbagai pertimbangan di atas, di rasa perlu untuk melakukan penelitian dan pengembangan yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar (Handout) Matematika Dengan Pendekatan Fiqih Muamalah Pada Materi Himpunan”. Dengan harapan peserta didik dapat memahami kegunaan dari materi himpunan dalam kehidupan sehari-hari dari sudut pandang agama dan diharapkan dapat memfasilitasi guru di dalam memaparkan materi himpunan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pertimbangan dari latar belakang di atas peneliti mengambil rumusan masalah dalam penelitian dan pengembangan ini adalah Bagaimanakah bahan ajar (handout) matematika dengan pendekatan fiqih muamalah pada materi himpunan menjadi bahan ajar yang valid dan efektif?
18
Ibid, hal. 42 Atik Wintarti, Contextual Teaching and Learning Matematika SMP/Mts Kelas VII Edisi IV, (Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas, 2008), hal. iv 19
11
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah untuk membuat produk bahan ajar berupa bahan ajar (handout) matematika dengan pendekatan fiqih muamalah yang valid dan efektif, ketika digunakan guru atau peserta didik di dalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan menarik dan berisikan contoh-contoh kontekstual.
D. Manfaat Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan bahan ajar matematika dengan pendekatan fiqih muamalah pada materi himpunan diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut: 1. Peneliti Dapat memberikan pengalaman luar biasa serta berharga di dalam mengupayakan pembuatan bahan ajar matematika dengan pendekatan fiqih mumalah yang digunakan untuk memfasilitasi guru di dalam melakukan pembelajaran yang lebih berkualitas dan dapat digunakan untuk rujukan/referensi bagi penelitian yang serupa. 2. Peserta Didik Dapat memberikan pengalaman baru di dalam pengamatan untuk menemukan konsep matematika tertentu terutama pada materi himpunan yang terdapat unsur-unsur fiqih muamalah di dalamnya.
12
3. Guru Memberikan masukan agar pembelajaran yang dilakukan lebih inovatif dan kreatif, sehingga peserta didik tidak jenuh dengan beragamnya proses belajar. 4. Sekolah Bahan referensi dan pengambilan kebijakan untuk meningkatkan kualitas/mutu pendidikan agar lebih inovatif, kreatif, dan proses pembelajaran yang menyenangkan.
E. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan Asumsi dan keterbatasan di dalam penelitian dan pengembangan bahan ajar matematika ini adalah sebagai berikut: 1. Asumsi Pengembangan a. Bahan ajar matematika dengan pendekatan fiqih muamalah pada materi himpunan dapat menjadikan peserta didik mengetahui kegunaan dari materi himpunan pada kehidupan sehari-hari dari sudut pandang agama. b. Dengan bahan ajar tersebut peserta didik dapat belajar mengenai hukum islam tentang fiqih muamalah pada perhitungan matematika. c. Pembelajaran yang menyenangkan dapat diciptakan menggunakan bahan ajara yang dikembangkan ini. d. Peserta didik dapat bekerja secara aktif untuk menyelesaikan persoalan yang diberikan di dalam bahan ajar yang dikembangkan.
13
e. Bahan ajar yang dikembangkan dapat mempermudah guru/pendidik untuk memberikan pemahaman materi himpunan pada peserta didik. f. Validator produk adalah dosen dan praktisi lapangan yang kompeten pada bidangnya dan sebagai seseorang yang menilai apakah produk pengembangan layak atau tidak untuk digunakan. g. Item-item pada angket validasi mencerminkan penilaian produk secara menyeluruh yang menyatakan layak atau tidak produk tersebut untuk digunakan.
2. Keterbatasan Pengembangan a. Materi yang ada pada bahan ajar yang dikembangkan terbatas pada materi himpunan yang berpusat pada subbab pengertian himpunan, notasi himpunan dan menyatakan suatu himpunan. b. Materi fiqih muamalah yang dimuat tidak dijelaskan secara mendetail. c. Uji validitas dilakukan dengan cara validasi pakar dan uji coba lapangan. d. Uji coba lapangan yang dilakukan pada SMP 3 Kedungwaru di kelas VII-D hanya dilakukan dua kali.
F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan Produk yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan ini adalah bahan ajar matematika dengan pendekatan fiqih muamalah pada materi himpunan. Bahan ajar yang dimaksud adalah berupa handout untuk kelas VII
14
SMP. Spesifikasi produk berjudul “Handout Interaktif Matematika Kelas VII SMP/Mts/Sederajat Materi Himpunan Edisi Fiqih Muamalah”, yang isinya terdiri atas tiga materi pembelajaran, lembar ilustrasi serta lembar evaluasi, yaitu materi pembelajaran pertama, yakni mengidentifikasi pengertian himpunan, materi pembelajaran kedua, yaitu notasi himpunan dan anggota himpunan, dan materi pembelajaran ketiga, yaitu menyatakan suatu himpunan, lembar ilustrasi terdapat ilustrasi-ilustrasi yang berkaitan dengan fiqh muamalah dan soal-soal penunjang sebagai bahan evaluasi dari pembelajaran. Selain hal tersebut diikut sertakan Compact Disc (CD) yang isinya termuat animasi-animasi ilustrasi pada bahan ajar dan beberapa soal cerita. Dimana Compact Disc (CD) tersebut diberikan kepada guru/pendidik kelas VII.
G. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan Hasil yang diharapkan dari penelitian dan pengembangan bahan ajar matematika dengan pendekatan fiqih muamalah pada materi himpunan untuk peserta didik SMP dapat digunakan untuk membantu mempermudah peserta didik di dalam memahami konsep himpunan, notasi himpunan dan dapat menyatakan suatu
himpunan, selain itu peserta didik diharapkan paham
tentang kegunaan dari konsep himpunan dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan kaidah hukum agama islam. Hal itu didukung dengan adanya soal-soal kontekstual yang diikut sertakan di dalam bahan ajar serta adanya ilustrasi animasi pada Compact Disk (CD).
15
H. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalah pahaman dari penelitian dan pengembangan bahan ajar matematika ini, diuraikan beberapa istilah yang berkaitan, dengan uraian sebagai berikut: 1. Penegasan Secara Konseptual a. Penelitian dan Pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan mengkaji keefektifan produk tersebut.20 b. Handout
adalah
suatu
naskah
tulisan
yang
mendukung,
mengembangkan, mengelola atau paling tidakmenyediakan tindak lanjut dari pelatihan.21 Adapun dalam kamus Oxford, hand out dimaknai sebagai is prepared statement given atau pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicaraan.22 c. Pembelajaran Kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga negara, dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupannya.23
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta.CV, 2014), hal. 297 21 http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p16.htm diakses pada tanggal 16 Desember 2016 22 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Diva Press,2012), hal. 78 23 Ibid,hal.7
16
d. Fiqih Muamalah adalah aturan-aturan (hukum) Allah SWT, yang ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan urusan duniawi dan sosial kemasyarakatan.24
2. Penegasan Secara Operasional a. Penelitian dan Pengembangan (R&D) adalah Sebuah percobaan yang digunakan untuk mengetahui valid dan efektifnya suatu produk yang akan diproduksi. Tahapan yang digunakan berdasasarkan teori dari Borg and Gall dimana terdapat 10 prosedur yang dikemukakan. b. Handout adalah suatu bahan ajar yang digunakan guru untuk membantu proses di dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif. c. Pembelajaran Kontekstual adalah pembelajaran yang mengaitkan kehidupan sehari-hari manusia untuk mengetahui kegunaan dari materi yang dipelajari. d. Fiqih Muamalah adalah hukum agama yang mengatur segala hal yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari manusia berhubungan dengan manusia.
24
Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001), hal. 15
17
I. Sistematika Penelitian dan Pengembangan Sistematika penulisan pada penelitian dan pengembangan ini berisi tentang hal-hal secara ringkas dari bagian awal sampai dengan bagian akhir, diharapkan bagi para pembaca dapat dengan mudah untuk melihat/mencari hal yang diinginkan pada skripsi ini. Sistematika penulisan dari skripsi penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagian Awal Bagian awal dari skripsi termuat: halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian, halaman motto, halaman persembahan, halaman prakata, daftar tabel, daftar gambar,
daftar lampiran, daftar gambar,
abstrak, dan daftar isi. 2. Bagian Inti BAB I PENDAHULUAN termuat: (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) asumsi dan keterbatasan penelitian, (6) spesifikasi produk yang diharapkan, (7) pentingnya penelitian, (8) definisi operasional, (9) sistematika penelitian dan pengembangan. BAB II KAJIAN TEORI termuat kajian-kajian dari: (1) pembelajaran, (2) fiqih muamalah, (3) bahan ajar, (4) matematika, (5) materi himpunan pada subbab pengertian himpunan, notasi himpunan dan menyatakan suatu himpunan.
18
BAB III PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN termuat: (1) model penelitian dan pengembangan, (2) prosedur penelitian dan pengembangan, (3) instrumen penelitian dan pengembangan, (4) analisis data. BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN termuat: (1) Penyajian Hasil Penelitian dan Pengembangan, dan (2) Analisis Data. BAB V PENUTUP termuat: kesimpulan dari penelitian dan pengembangan serta saran-saran yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan lebih lanjut yang berkaitan dengan hal yang sama. 3. Bagian Akhir Adapun pada bagian akhir dari skripsi penelitian dan pengembangan ini termuat: daftar rujukan dan lampiran-lampiran menyangkut penelitian dan pengembangan yang dilakukan.