BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Berkembangnya kebutuhan akan layanan informasi dan komunikasi membuat
Smartphone menjadi kebutuhan bagi kebanyakan orang saat ini. Selain digunakan sebagi alat komunikasi, Smartphone banyak dimanfaatkan sebagai sarana hiburan seperti mendengarkan musik, mengakses internet, mengambil foto, dan sebagai media permainan (Park et al, 2015). Smartphone adalah sebuah perangkat elektronik yang didalamnya terdapat fungsi ponsel sebagai alat komunikasi dan Personal Digital Assistant (PDA) yang memiliki berbagai macam fitur aplikasi yang dapat diinstal oleh semua penggunanya (Yang, Zheng & Ni, 2007). Pengguna Smartphone di dunia setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Diperkirakan bahwa akan terdapat 2 miliar pengguna Smartphone aktif di seluruh dunia pada tahun 2016. Dari keseluruhan pengguna Smartphone tersebut, Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai pertumbuhan terbesar, di bawah China dan India. Diperkirakan Indonesia akan melampaui 100 juta pengguna Smartphone aktif pada tahun 2018 dan menjadikannya negara dengan populasi pengguna Smartphone terbesar keempat di dunia di belakang China, India, dan Amerika Serikat (Emarketer, 2014). Smartphone memberikan kemudahan dalam mengakses segala macam informasi sehingga menjadikan seseorang tidak dapat dipisahkan dengan kebiasaan menggunakan Smartphone. Menurut PRNewswire (2015), Pengguna Smartphone di Indonesia menghabiskan rata-rata 2,4 jam perhari dan menempatkan Indonesia dalam urutan ke 7 dari 12 negara sebagai negara dengan durasi penggunaan Smartphone terlama. Pengguna Smartphone biasanya menundukkan kepala mereka 1
2
untuk menatap layar dan menjaga kepala dalam posisi kedepan dalam jangka waktu yang lama (Park et al, 2015). Postur tubuh yang sering digunakan oleh pengguna Smartphone adalah Forward Head Posture. Forward Head Posture merupakan keadaan dimana tulang vertebra membentuk kurva ke depan sehingga posisi kepala lebih cenderung ke depan untuk menjaga keseimbangan tubuh. Forward Head Posture juga digambarkan sebagai posisi anterior kepala yang mendekati garis vertikal dari pusat gravitasi tubuh (Lee dan Seo, 2014). Forward Head Posture dapat dengan mudah dijumpai pada lansia dengan gangguan postur tulang belakang seperti kyphosis dan scoliosis. Namun dengan semakin populernya Gadget seperti laptop dan Smartphone, Forward Head Posture juga dapat dijumpai pada remaja (Dieter, 2004). Forward Head Posture yang dilakukan secara terus menerus tanpa disadari akan menimbulkan masalah perubahan postur yang serius pada leher, bahu dan tulang belakang. Perubahan postur pada leher, bahu, dan tulang belakang dapat beresiko menimbulkan nyeri leher dan berbagai macam keluhan sakit kepala yang hebat. Nyeri pada leher yang muncul dari pengguanaan postur yang tidak tepat tentu akan sangat mempengaruhi seseorang dalam segi kenyamanan yang berakibat pada menurunnya daya konsentrasi dalam melakukan sebuah aktivitas yang akhirnya dapat mengurangi produktivitas ataupun kualitas belajar seseorang (Dieter, 2004). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Sahmyook University Korea, sebanyak 20 siswa dibagi menjadi 10 siswa dalam kelompok pengguna berat Smartphone dan 10 siswa dalam kelompok bukan pengguna berat Smartphone. Kedua kelompok
dikaji
ambang
tekanan
rasa
sakitnya
pada
otot
trapezius,
sternokleidomastoid, sudut craniovertebral, posisi sudut kepala, dan tingkat depresinya. Hasil yang ditunjukkan oleh penelitian ini ialah penggunaan Smartphone
3
yang berat dapat menghasilkan tekanan yang cukup besar pada tulang belakang leher, sehingga mengubah kurva servikal dan meningkatnya ambang nyeri dari otot di sekitar leher. Smartphone juga bisa menimbulkan efek negatif pada status psikologis seseorang, seperti depresi (Park et al, 2015). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal 25 Januari 2016, didapatkan hasil wawancara dari sepuluh mahasiswa yang terdiri dari tiga mahasiswa angkatan 2015, dua mahasiswa angkatan 2014 dan lima mahasiswa angkatan 2013. Sepuluh mahasiswa mengatakan bahwa menggunakan Forward Head Posture saat mengoperasikan Smartphone. Dari sepuluh mahasiswa tersebut, lima mahasiswa (50%) diantaranya mengatakan bahwa merasakan pusing, mata berkunang-kunang, sakit kepala dan nyeri pada leher apabila menggunakan Smartphone dengan posisi Forward Head Posture. Sedangkan lima mahasiswa (50%) sisanya hanya merasakan pusing, mual dan kesemutan pada jari tangan. Hasil wawancara dalam studi pendahuluan terkait durasi penggunaan Smartphone didapatkan hasil bahwa rata – rata mahasiswa menggunakan 2 sampai 6 jam perhari untuk mengoperasikan Smartphone. Dari hasil wawancara yang dilakukan saat studi pendahuluan, jawaban-jawaban yang disampaikan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang beresiko untuk memicu timbulnya keluhan nyeri leher. Postur tubuh yang tidak tepat seperti Forward Head Posture sering terjadi seiring dengan penggunaan Smartphone yang terus meningkat. Seiring dengan itu, kejadian Forward Head Posture juga semakin sering terjadi. Forward Head Posture terjadi dikarenakan pengguna Smartphone tidak mengetahui bahwa postur tersebut adalah postur yang tidak tepat dan dapat menimbulkan gangguan muskuloskeletal (Lee dan
4
Seo, 2014). Menurut Kang et al (2012), seseorang yang meminimalisir Forward Head Posture dengan postur yang benar dapat meningkatkan keseimbangan status kesehatan. Forward Head Posture menyebabkan aktivitas otot di area trapezius menjadi lebih tinggi jika dibandingkan ketika seseorang menggunakan postur kepala yang netral. Hal ini dapat menimbulkan ketidakseimbangan otot yang dapat berkontibusi untuk terjadinya nyeri pada leher (Silva et al, 2009). Merurut Rincon et al (2009), Forward Head Posture juga memiliki pengaruh terhadap rentang gerak atau Range of Motion pada bagian servikal. Semakin besar sudut dari Forward Head Posture maka akan semakin sedikit gerakan yang dapat dilakukan pada bagian servikal. Usaha dalam meminimalisir dampak negatif Forward Head Posture salah satunya dapat dicegah jika pengguna Smartphone berada dalam postur yang tegap dan kepala tidak maju melebihi bahu ketika sedang mengoperasikan Smartphone. Resiko terjadinya nyeri leher juga dapat berkurang. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan Forward Head Posture saat menggunakan Smartphone dengan timbulnya nyeri leher pada mahasiswa FIKES UMM.
1.2
Rumusan Masalah Bagaimana hubungan Forward Head Posture saat menggunakan Smartphone
dengan timbulnya nyeri leher pada mahasiswa FIKES UMM ?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum Mengetahui bagaimana hubungan Forward Head Posture saat menggunakan
Smartphone dengan timbulnya nyeri leher pada mahasiswa FIKES UMM.
5
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi postur saat mengunakan Smartphone pada mahasiswa FIKES UMM 2. Mengidentifikasi adakah nyeri leher akibat Forward Head Posture saat menggunakan Smartphone pada mahasiswa FIKES UMM. 3. Menganalisis hubungan Forward Head Posture saat menggunakan Smartphone dengan timbulnya nyeri leher pada mahasiswa FIKES UMM.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini dapat berguna sebagai referensi bagi yang hendak meneliti lebih lanjut mengenai dampak Forward Head Posture dengan gangguan kesehatan yang lain. 2. Mengembangkan ilmu keperawatan dasar terkait Forward Head Posture yang berhubungan dengan nyeri pada leher.
1.4.2
Manfaat Praktis Sebagai bahan referensi bagi perawat untuk memberikan informasi kepada
masyarakat luas tentang Forward Head Posture dengan timbulnya nyeri leher, sehingga dapat dijadikan sumber pengetahuan bagi masyarakat pada umumnya.
6
1.5
Keaslian penelitian Penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan Forward Head Posture adalah
penelitian Kang et al tahun 2012 dengan judul penelitian The Effect of The Forward Head Posture on Postural Balance in Long Time Computer Based Worker. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan efek dari Forward Head Posture pada keseimbangan postural di pekerja berbasis komputer. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 60 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu intervensi dengan kriteria orang dewasa yang normal berusia antara 30 dan 40 tahun yang telah menggunakan komputer 6 jam atau lebih, selama 10 tahun. Kelompok kontrol berisikan sebanyak 30 orang dewasa yang sehat, yang sehari-hari menggunakan komputer sekitar 1 jam. Kedua kelompok tersebut kemudian diminta mengoperasikan komputer selama 2 jam dan peneliti mengambil gambar kepala mereka dari sisi lateral. Gambar lateral yang diambil selama mengoperasikan komputer kemudian dilakukan pemantauan sudut yang dibagi menjadi 2. Sudut A dengan menarik garis dari tragus telinga ke canthus lateral mata dan membuat garis horizontal tragus. Sudut B dengan membuat garis yang ditarik dari spinosus C7 ke tragus dan kemudian membuat garis horizontal dari spinosus C7. Selisih pengurangan dari sudut A dan B adalah parameter untuk mengukur tingkat keparahan Forward Head Posture. Kelompok experimen dan kontrol kemudian berdiri dan keseimbangan mereka di ukur. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kelompok I memiliki kepala yang relatif lebih kedepan dan menunjukkan bahwa Forward Head Posture pada pekerja berbasis komputer dapat berkontribusi dalam gangguan keseimbangan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang disusun salah satunya terletak pada variabel terikat. Penelitian terdahulu meneliti tentang efek Forward Head Posture pada keseimbangan postural pada pekerja berbasis komputer sedangkan pada
7
penelitian yang disusun meneliti tentang hubungan Forward Head Posture saat menggunakan Smartphone dengan timbulnya nyeri leher. Penelitian yang pernah dilakukan terkait penggunaan Smartphone adalah penelitian Park et al tahun 2015 dengan judul The Effects of Heavy Smartphone Use On The Cervical Angle, Pain Threshold of Neck Muscles and Depression. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sudut craniovertebral, ambang nyeri dari sternocleidomastoid, otot trapezius atas dan depresi pada pengguna Smartphone berat dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak sebanyak 20 siswa dibagi menjadi 10 siswa dalam kelompok pengguna berat Smartphone dan 10 siswa dalam kelompok bukan pengguna berat Smartphone. Kedua kelompok
dikaji
ambang
tekanan
rasa
sakitnya
pada
otot
trapezius,
sternokleidomastoid, sudut craniovertebral, posisi sudut kepala, dan tingkat depresinya. Hasil yang ditunjukkan oleh penelitian ini ialah penggunaan Smartphone yang berat dapat menghasilkan tekanan yang cukup besar pada tulang belakang leher, sehingga mengubah kurva servikal dan meningkatnya ambang nyeri dari otot di sekitar leher. Smartphone juga bisa menimbulkan efek negatif pada status psikologis seseorang, seperti depresi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang disusun terletak
pada
variabel bebas dan terikat. Penelitian terdahulu meneliti tentang efek penggunaan smartphone berat pada sudut servikal, ambang nyeri otot leher dan depresi sedangkan pada penelitian yang disusun meneliti hubungan Forward Head Posture saat menggunakan Smartphone terhadap timbulnya nyeri leher.