perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang esensi judul yang disertai dengan latar belakang, permasalahan, persoalan, tujuan dan sasaran, lingkup dan batasan pembahasan, metode perancangan, sistematika pembahasan, orisinalitas karya, serta kerangka pola pikir untuk memperkuat penjelasan dan pemahaman dari judul yang diambil.
1.1 ESENSI JUDUL Judul: Budget Hotel di Colomadu dengan Pendekatan Arsitektur Hemat Energi 1.1.1 Hotel a. Menurut SK Menparpostel Nomor KM 94/ HK 103/MPPT 1987, hotel merupakan suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial. b. Merupakan sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran (Lawson,1976:27).
1.1.2 Budget Hotel a. Menurut Walker (2004:130), Budget Hotel merupakan hotel yang menyediakan jasa akomodasi dengan servis yang sangat terbatas dengan commit to user
BAB I PENDAHULUAN |
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kamar yang cukup bersih dan luas serta mendapatkan keuntungan dari penjualan kamar daripada penjualan sektor pendukung seperti restoran ataupun ruang pertemuan. b.
Menurut Ronald Sitindjak, S. Sn, M. Sn, Budget Hotel merupakan sebuah hotel dengan desain yang bersifat compact, artinya memanfaatkan luas ruangan yang sempit tanpa menghilangkan fasilitas-fasilitas penting seperti kamar mandi, lemari, televisi, dan lain-lain serta diterapkannya konsep low cost management seperti halnya penggunaan material-material yang mudah dan murah dalam perawatannya. (http://www3.petra.ac.id/)
c.
Merupakan hotel berbintang dua dengan tarif yang lebih murah karena hanya menyediakan fasilitas untuk tidur (kamar). Hotel ini tidak menyediakan layanan/ fasilitas lain yang biasa terdapat di hotel berbintang, seperti ballroom, kolam renang, restoran, pusat kebugaran, dan lain-lain. (http://komunitas.yellowpages.co.id/ceruk-pasar-hotel-budget-dalam-industri-perhotelan/)
d.
Menurut Chris Elder (2010), Budget Hotel merupakan sebuah hotel tanpa fasilitas restoran atau fasilitas banquet, dengan layanan dan fasilitas yang ditawarkan untuk hotel ini terbilang sederhana. (Dwi Kusumastuty, Karina. (2013). Budget Hotel di Yogyakarta. Teknik Arsitektur. Universitas Diponegoro)
Budget
Hotel yang direncanakan ini merupakan sebuah usaha komersial
yang memberikan pelayanan jasa penginapan, sebagai penyedia makanan dan minuman, serta fasilitas-fasilitas penunjang lainnya yang nyaman bagi para tamu/ wisatawan dengan pembayaran yang murah dan terjangkau. Budget Hotel ini memberikan layanan dan fasilitas restoran, laundry, serta commit to user beberapa fasilitas penunjang lainnya dengan alasan untuk mengimbangi
BAB I PENDAHULUAN |
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perkembangan Budget Hotel saat ini yang telah menyediakan fasilitas business center, ruang kebugaran, laundry tamu, dapur pantry, kolam renang indoor atau outdoor dan whirl pool, serta ruang rapat kecil. (Dwi Kusumastuty, Karina. (2013). Budget Hotel di Yogyakarta. Teknik Arsitektur. Universitas Diponegoro)
1.1.3 Colomadu Merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Karanganyar dengan jumlah penduduk sebanyak 61.843 jiwa yang secara geografis terpisah dengan kecamatan-kecamatan lainnya yang ada di Kabupaten Karanganyar (eksklave). Batas barat dan utara Kecamatan Colomadu adalah Kabupaten Boyolali, sebelah timur berbatasan dengan Kota Surakarta, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo. Kecamatan Colomadu terbagi menjadi sebelas wilayah desa, yaitu Desa Baturan, Desa Blulukan, Desa Bolon, Desa Gajahan, Desa Gawangan, Desa Gedongan, Desa Klodran, Desa Malangjiwan, Desa Ngasem, Desa Paulan, dan Desa Tohudan. Colomadu dipilih sebagai lokasi Budget Hotel dengan mempertimbangkan letak Bandara Internasional Adi Sumarmo dan juga mempertimbangkan potensi wilayah Colomadu serta wilayah sekitar, terutama wilayah Kota Solo atau Surakarta.
1.1.4 Arsitektur Hemat Energi Arsitektur Hemat Energi adalah arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau mengubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas penghuninya. (Energy-efficient commit to user
Architecture, Paradigma dan Manifestasi Arsitektur Hijau, Jimmy Priatman, 2002)
BAB I PENDAHULUAN |
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Arsitektur hemat energi merupakan salah satu prinsip dari konsep Green Architecture yang diaplikasikan pada bangunan dengan mempertimbangkan jumlah pemakaian energi seminimal mungkin, tetapi tidak mengurangi fungsi bangunan. Konsep hemat energi ini tidak hanya meminimalkan penggunaan listrik dan air saja karena konsep hemat energi ini sudah mulai diaplikasikan dari tahap perencanaan,
perancangan,
konstruksi,
penggunaan
bangunan,
hingga
maintenance seperti yang dikatakan Satwiko (2005) dalam bukunya, Arsitektur Sadar Energi, yang menyebutkan bahwa peran energi dalam arsitektur sangat luas mulai dari survey, proses perancangan, pembukaan dan penyiapan lahan, transportasi material, proses konstruksi, operasional, perawatan berkala, renovasi/rekonstruksi, penghancuran dan pengangkutan reruntuhan ke lahan lain.
Budget Hotel di Colomadu dengan pendekatan Arsitektur Hemat Energi merupakan sebuah usaha komersial yang memberikan pelayanan jasa penginapan, sebagai penyedia makanan, minuman, dan fasilitas penunjang lainnya yang nyaman bagi konsumen/ tamu hotel dengan pembayaran yang murah dan terjangkau serta konsep hotel yang berlandaskan pada pemikiran
meminimalkan
penggunaan
energi
tanpa
membatasi,
mengurangi, ataupun mengubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas penghuninya.
commit to user
BAB I PENDAHULUAN |
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.2 LATAR BELAKANG 1.2.1 Potensi Colomadu dan Sekitarnya Berkaitan dengan rencana Pemerintah Kabupaten Karanganyar yang ingin menjadikan Colomadu sebagai salah satu daerah modern di Karanganyar (solopos.com,
18
Mei
2015),
Pemerintah
Karanganyar
berencana
untuk
mengembangkan kawasan Jalan Adi Sucipto dan Adi Sumarmo dengan industri kecil, seperti perumahan, hotel, kantor, dan perdagangan (solopos.com, 24 April 2013). Oleh karena itu, Pemerintah sedang menghidupkan kembali tempat-tempat yang dulu cukup berpengaruh bagi kehidupan masyarakat di Colomadu.
Tempat
tersebut adalah Pabrik Gula (PG) Colomadu dan wisata Pulorejo di Desa Bolon. PG Colomadu merupakan sebuah pabrik gula yang didirikan oleh Mangkunegara IV dengan nama Colomadu yang mempunyai arti gunung madu (Resume Kegiatan Blusukan Solo Pabrik Gula Colomadu, 22 Januari 2013).
Sedangkan, untuk objek wisata
Pulorejo yang terletak di Desa Bolon, menurut Ketua BPD Desa Bolon, Suparyono, dulunya, objek wisata Pulorejo merupakan sebuah daratan yang dikepung sungai dengan luas daratan sekitar sembilan hektar yang dihiasi dengan taman-taman bunga (www.solopos.com). Namun, kurangnya perhatian pemerintah dan masyarakat menyebabkan tempat-tempat tersebut kurang terawat dan rusak. Sejauh ini, Pemerintah Kabupaten Karanganyar telah berencana untuk membenahi dan menghidupkan kembali tempat tersebut meskipun fungsinya sudah berbeda. Menurut direktur utama PTPN IX, Adi Prasongko, kawasan PG Colomadu direncanakan akan dialih fungsikan menjadi kawasan wisata, tetapi tetap mempertahankan bagian-bagian bersejarah dari bangunan peninggalan masa kolonial Belanda tersebut (http://regional.kompas.com). Pemerintah Kabupaten commit to user
BAB I PENDAHULUAN |
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karanganyar berharap agar pengembangan PG colomadu bisa menjadi salah satu tempat penyelenggaraan berbagai agenda, seperti pameran, festival, dan lain-lain (solopos.com, 18 Mei 2015).
Di sisi lain, Pemerintah Desa Bolon pada tahun 2013 juga
telah berencana untuk menghidupkan kembali objek wisata Pulorejo seperti fungsi awalnya, yaitu sebagai tempat wisata. Colomadu berdekatan dengan Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Boyolali, dan Kota Solo atau Surakarta. Tetapi, daerah yang akan dijadikan pertimbangan adalah Kabupaten Boyolali yang memiliki Bandara Internasional Adi Sumarmo dan Kota Solo yang memiliki banyak tempat wisata dan event kebudayaan. Berdasarkan data kunjungan wisatawan di Kabupaten Karanganyar (Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar, 2013),
dapat
disimpulkan bahwa tidak adanya tempat wisata di Colomadu. Tempat wisata lebih banyak terdapat pada Kabupaten Karanganyar bagian timur. Boyolali berjarak sekitar 25 km dari Kota Solo. Boyolali merupakan Sub Daerah Tujuan Wisata (Sub ODTW)-A di Jawa Tengah yang memiliki banyak tempat kunjungan wisata (Kawasan Wisata Selo, pengging, Umbul Tlatar, Waduk Cengklik Waduk kedung Ombo, dan lain-lain) dan Bandara Internasional Adi Sumarmo (http://www.boyolalikab.go.id/pariwisata).
Tetapi, kawasan Boyolali yang
paling dekat dengan Colomadu adalah kawasan Bandara Internasional Adi Sumarmo sehingga poin utama yang dijadikan pertimbangan adalah adanya Bandara Internasional Adi Sumarmo. Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa Bandara Internasional Adi Sumarmo terletak di Kabupaten Boyolali yang bersebelahan dengan Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Bandara merupakan tempat dimana commit to user
BAB I PENDAHULUAN |
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
wisatawan, baik domestik maupun mancanegara datang dan pergi. Hal ini sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hotel, terutama di sekitar Bandara Internasional Adi Sumarmo. Di samping itu, adanya proyek pembangunan jalan tol Solo-Kertosono yang akan berlangsung nantinya bisa menambah daya tarik dan nilai jual yang lebih dibanding Solo baru (Sukoharjo) (www.timlo.net, 4 Maret 2014) serta mampu
menaikkan perekonomian di Colomadu.
Menurut buku induk kode dan data wilayah administrasi pemerintah per provinsi, kabupaten/ kota dan kecamatan seluruh Indonesia, Kota Solo merupakan sebuah kota yang mempunyai jumlah penduduk sebanyak 528.716 jiwa dalam luasan wilayah sebesar 46,01 km2 yang terbagi ke dalam 5 kecamatan. Jumlah penduduk Kota Solo sebesar 13.636/km2 dikategorikan sebagai kota padat penduduk. Di sisi timur kota dilewati Sungai Bengawan Solo. Kota Solo dikenal sebagai daerah tujuan wisata karena memiliki bermacam-macam tempat wisata dan event-event kebudayaan. Selain itu, MICE semakin berkembang di Kota Solo. Bisa dilihat dari banyaknya pebisnis yang datang ke Kota Solo. Pebisnis mengadakan acara di Kota Solo dan sekitar dengan alasan biaya (penginapan, makan, transportasi, rekreasi, dan lain-lain) di Kota Solo dan sekitarnya lebih murah jika dibandingkan dengan Jakarta, Bali, dan berbagai kota lainnya. Selain mempunyai banyak penduduk, Kota Solo juga mempunyai cukup banyak tempat tujuan wisata dan event kebudayaan. Beberapa tempat-tempat wisata tersebut, antara lain Kraton Kasunanan, Kraton Mangkunegaran, Kampoeng Batik Laweyan dan Kauman, event kebudayaan yang sering diadakan di tempat-tempat bersejarah, serta berbagai tempat dan event lainnya. Dengan adanya tempat-tempat wisata dan event tersebut, banyak wisatawan yang datang commit to user
BAB I PENDAHULUAN |
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ke Kota Solo, baik wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang menggunakan berbagai moda transportasi. Berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, total wisatawan domestik yang berkunjung ke objek wisata di Kota Solo pada tahun 2011 ada 3.351.668 orang dan wisatawan mancanegara sebanyak 64.742 orang, tahun 2012 untuk wisatawan domestik sebanyak 2.104.258 dan wisatawan mancanegara 29.590 orang, serta untuk tahun 2013 terdapat 2.339.061 orang wisatawan domestik dan 23.466 orang wisatawan mancanegara. Sedangkan, untuk total wisatawan (domestik dan mancanegara) yang menginap di hotel pada tahun 2010 mencapai 942.541 orang, tahun 2011 sebanyak 1.300.832 orang, tahun 2012 mencapai 1.305.820 orang, dan tahun 2013 tercatat 1.480.135 orang. (http://travel.kompas.com/)
maupun
asing
Untuk pebisnis dan investor, baik mancanegara/ lokal
melakukan
kunjungan
ke
Kota
Solo
rata-rata
10-20
kali/orang/tahun (PHRI, APINDO, Surakarta, 2007). (Mareta, Ferina. 2008. LP3A-Solo Convention and Exhibition Center. UNDIP)
1.2.2 Kondisi dan Dampak Adanya Penginapan/ Perhotelan di Colomadu dan Kota Solo Berdasarkan data wisatawan yang telah dijabarkan pada poin sebelumnya, dibutuhkan penginapan sebagai tempat beristirahat dan tinggal sejenak. Ditambah lagi, dekatnya Bandara Adi Sumarmo dari Colomadu telah mencuri perhatian para investor untuk mengembangkan bisnis properti mereka dengan membangun penginapan/ hotel di sekitar Colomadu, seperti penginapan/ hotel dengan klasifikasi melati dan hotel berbintang, mulai dari bintang satu hingga bintang commit to user
BAB I PENDAHULUAN |
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lima dengan jumlah hotel melati yang jauh lebih banyak dibandingkan hotel berbintang. Jika dilihat dari tahun sebelumnya, jumlah hotel yang ada di Colomadu terus meningkat, begitu juga di Kota Solo. Namun, perkembangan dan pertumbuhan penginapan/ hotel di Colomadu tidak se-drastis di Kota Solo. Pada tahun 2010, di Solo tercatat ada 19 hotel berbintang dan 117 hotel non bintang. Tahun 2013 jumlah hotel berbintang sudah menjadi 34 buah dan hotel non bintang menjadi 124. (http://travel.kompas.com/) Sedangkan, di Colomadu hingga tahun 2014 hanya ada sekitar 8 hotel atau bahkan hingga belasan hotel saja. Dari berbagai tipe dan klasifikasi penginapan/ hotel yang ada, tentunya tidak sedikit wisatawan/ turis yang membutuhkan tempat untuk menginap dengan harga yang murah. Salah satu tipe hotel yang murah dengan fasilitas yang nyaman adalah Budget Hotel. Tipe hotel ini memiliki fasilitas dan layanan hotel yang nyaman, terutama dalam memenuhi pelayanan terhadap kebutuhan utama wisatawan yang dapat diperoleh dengan harga yang murah dan terjangkau. Menurut Kepala Hubungan Investor Bakrieland, Nuzirman Nurdin, Budget Hotel memiliki peluang besar karena adanya permintaan dari pasar wisatawan domestik yang cukup tinggi yang menyebabkan terciptanya okupansi Budget Hotel sehingga Budget Hotel memiliki pasar sendiri yang sangat menjanjikan. Pangsa pasar yang ditujukan pada Budget Hotel ini lebih ditujukan pada pelaku bisnis antar kota atau wisatawan lainnya yang berkunjung ke daerah-daerah di Soloraya dengan tujuan tertentu yang tinggal dalam waktu yang tidak cukup lama yang membutuhkan tempat menginap yang murah dengan fasilitas dan pelayanan yang nyaman.
commit to user
BAB I PENDAHULUAN |
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pertumbuhan dan perkembangan penginapan/ hotel akan mempengaruhi wilayah Colomadu dan sekitarnya, seperti halnya yang terjadi di Kota Solo. Jika dilihat dari sektor pariwisata di Kota Solo, pendapatan pajak hotel dan restoran terus meningkat yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Kota Solo juga ikut meningkat. Penerimaan pajak hotel dan restoran pada tahun 2010 tercatat Rp 16,6 miliar, 2011 menjadi Rp 27,7 miliar, 2012 menjadi 34,1 miliar, dan 2013 menjadi Rp 38,2 miliar. (http://travel.kompas.com/) Jadi, secara tidak langsung pertumbuhan dan perkembangan penginapan/ hotel di suatu wilayah akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi, Colomadu (Karanganyar) masih berada di bawah Kota Solo. Pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Karanganyar berkisar antara 4,95,4 dan 2015 naik menjadi 5,3-5,8. Sedangkan, Kota Solo tahun 2014 berada pada 5,5-6,0 dan 2015 meningkat menjadi 5,2-6,2. Oleh karena itu, salah satu hal untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di Karangnyar, terutama di Colomadu, Pemerintah Kabupaten berencana untuk menjadikan Colomadu sebagai daerah atau kawasan modern melalui pengembangan industri perhotelan, perdagangan, dan lain-lain. Lokasi site untuk Budget Hotel ini direncanakan berlokasi di Colomadu yang mempertimbangkan adanya program pengembangan daerah Colomadu menjadi kawasan modern, kemudahan dalam mengakses Bandara Internasional Adi Sumarmo dan wilayah Soloraya, serta belum terdapatnya Budget Hotel di daerah Colomadu karena memang jumlah hotel dan penginapan di Colomadu yang jauh lebih sedikit (didominasi oleh penginapan/ hotel melati dan berbintang) dibandingkan dengan jumlah hotel dan penginapan yang ada di Kota Solo.
commit to user
BAB I PENDAHULUAN |
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.2.3 Respon terhadap Kondisi yang Ada Dilihat dari beberapa permasalahan dan kondisi yang ada di Soloraya, terutama di Colomadu dan Kota Solo, jika pertumbuhan penginapan/ hotel terlalu banyak maka muncul ketidakseimbangan antara penginapan, tempat wisata, wisatawan, dan lingkungan. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah penginapan yang respek terhadap keseimbangan empat faktor tersebut. Sebuah penginapan yang memperhitungkan kenyamanan user dan lingkungan alam. Penginapan yang memberikan fasilitas sebagai tempat beristirahat yang peduli lingkungan alam dan tidak melupakan nilai-nilai budaya sekitar. Budget Hotel yang dirancang ini merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat beristirahat atau menginap yang mempunyai pelayanan yang nyaman, memberikan kesan homey dan kekeluargaan, serta dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya. Salah satu fasilitas penunjang pada Budget Hotel ini adalah adanya toko souvenir yang menjual barang-barang khas daerah sekitar mengingat sebagian besar konsumen/ tamu yang menginap merupakan orang yang sibuk dan tidak mempunyai banyak waktu untuk berlibur atau berwisata. Budget Hotel dipilih sebagai penyelesaian tempat menginap di Colomadu dengan
mempertimbangkan
keinginan
wisatawan
yang
biasanya
lebih
memperhitungkan biaya yang akan dikeluarkan untuk sebuah tempat menginap. Wisatawan menginginkan sebuah tempat menginap yang murah, tetapi mempunyai fasilitas dan pelayanan yang nyaman.
commit to user
BAB I PENDAHULUAN |
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.2.5 Alasan Pemilihan Arsitektur Hemat Energi sebagai Pendekatan yang Digunakan Arsitektur hemat energi digunakan karena secara umum hotel ataupun penginapan lainnya banyak yang mengkonsumsi energi dalam jumlah yang cukup besar untuk menjalankan aktivitas dan memberikan kenyamanan bagi user. Industri perhotelan sebagai pengguna energi yang rata-rata telah menghabiskan 30% dari biaya operasionalnya untuk pembelian komponen energi (Elyza et al, 2005). (Jurnal Audit Energi dan Analisis Pemilihan Alternatif Manajemen Energi Hotel dengan Pendekatan Metode MCDM-PROMETHEE (Studi Kasus: Surabaya Plaza Hotel), Hari Apriyanto, Udisubakti Ciptomulyono, Teknik Industri ITS)
Lambat laun, biaya energi yang terus meningkat akan menyebabkan biaya pembelian energi juga meningkat. Konsumsi energi untuk penerangan, sistem pengaturan suhu, dan sistem pemanas air umumnya mencapai 70% dari penggunaan total energi pada bangunan hotel (Shiming & Burnett, 2002). Jumlah kebutuhan energi tersebut tentunya akan menentukan besarnya biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh pihak pengelola hotel dalam periode tertentu. (Jurnal Audit Energi dan Analisis Pemilihan Alternatif Manajemen Energi Hotel dengan Pendekatan Metode MCDM-PROMETHEE (Studi Kasus: Surabaya Plaza Hotel), Hari Apriyanto, Udisubakti Ciptomulyono, Teknik Industri ITS)
Contohnya saja penggunaan energi untuk chiller pada Hotel Ciputra Semarang yang membutuhkan energi sebesar 70%-80% dari penggunaan listrik hotel. Hal ini tentu saja selain boros energi juga merugikan pihak hotel karena harus mengeluarkan biaya yang besar untuk membayar penggunaan listrik. (Jurnal Analisa dan Perancangan Audit Energi pada Sistem Kelistrikan Hotel Ciputra Semarang, Mario
Contoh lainnya yaitu pada Hotel commit to user
Abednego, Teknik Elektro Universitas Diponegoro)
BAB I PENDAHULUAN |
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Santika Bogor. Dari hasil analisis berdasarkan IKE (Intensitas Konsumsi Energi), Hotel Santika Bogor mengkonsumsi energi listrik sebesar 6.349,43 kWh/ hari dan harus membayar biaya listrik sebesar Rp 103.292.307/ bulan. Setelah melakukan penghematan energi listrik, hotel tersebut hanya mengkonsumsi energi listrik sebesar 5.243,16 kWh/ hari. Dengan kata lain, mampu menghemat sebesar 1.106,27 kWh/ hari. (Jurnal Evaluasi Kebutuhan Daya Listrik dan Kemungkinan Untuk Penghematan Energi Listrik di Hotel Santika Bogor, Riki Zulfikar, Teknik Elektro Universitas Pakuan Bogor)
Dilihat dari beberapa contoh yang ada, secara umum industri perhotelan merupakan suatu bangunan yang mengkonsumsi energi dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, pengaplikasian Arsitektur Hemat Energi akan sangat membantu dalam meminimalisir penggunaan energi dan biaya pada hotel terutama pada saat ini jumlah energi yang tersedia di bumi semakin lama semakin berkurang serta penerapan hemat energi ini turut mendukung Budget Hotel yang memiliki konsep penyediaan fasilitas dan pelayanan hotel dengan harga yang murah dan terjangkau. Di sisi lain, konsep hemat energi belum diaplikasikan di Colomadu, terutama di hotel-hotelnya. Namun, Pemerintah Kota Solo dalam usahanya menata Kota Solo menjadi lebih baik lagi, selain dengan adanya program ecocultural city, juga ada program hemat energi yang saat ini sudah diaplikasikan pada Penerangan Jalan Umum (PJU) di sepanjang Jalan Slamet Riyadi. Sebanyak 200-an lampu hemat energi (lampu pintar) hasil rekayasa Badan Penelitian dan Pengembangan Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dipasang dan diatur untuk pukul 22.00 WIB intensitas cahaya lampu akan turun sampai commit to user
BAB I PENDAHULUAN |
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50%. Oleh karena itu, adanya ORB (Objek Rancang Bangun) secara tidak langsung juga turut mendukung program tersebut. (www.pikiran-rakyat.com)
1.3 PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa poin penting yang menghantarkan pada permasalahan, antara lain: a. Adanya persaingan antar hotel dari berbagai klasifikasi. b. Adanya keinginan wisatawan untuk menginap di sebuah penginapan atau hotel yang murah, tetapi memiliki fasilitas yang memadai dan nyaman. c. Hotel-hotel yang ada, sebagian besar belum atau tidak menerapkan konsep hemat energi, padahal hotel merupakan salah satu bangunan yang mengkonsumsi energi dalam jumlah yang besar. d. Budget hotel cukup prospek karena letak kawasan Colomadu yang dekat dengan Bandara Internasional dan daerah sekitar yang menjadi tempat tujuan kegiatan MICE, tetapi di daerah tersebut belum terdapat budget hotel.
Permasalahan yang muncul, yaitu: Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan Budget Hotel di Colomadu dengan pendekatan Arsitektur Hemat Energi?
commit to user
BAB I PENDAHULUAN |
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.4 PERSOALAN 1.4.1 Umum: a. Bagaimana konsep pemilihan site? Bagaimana pemilihan site yang strategis, eye catching, aman, nyaman, dan mudah dijangkau, baik dari segi jarak maupun ketersediaan alat transportasi? b. Bagaimana konsep massa bangunan? Bagaimana bentuk gubahan massa bangunan yang akan diterapkan pada site? Bagaimanana penataan massa bangunan dengan orientasi yang menarik? Bagaimanana penataan ruang pada massa bangunan? c. Bagaimana konsep tampilan? Bagaimana pemilihan material yang cocok dengan tema, fungsi bangunan, dan kondisi lingkungan setempat (kontekstual), serta mampu menarik perhatian orang? Bagaimana penataan posisi bukaan sebagai elemen dekoratif pada bangunan?
1.4.1
Khusus:
a. Bagaimana konsep penerapan Arsitektur Hemat Energi pada bangunan? Bagaimanana penataan posisi dan jumlah bukaan sebagai pemanfaatan sistem pencahayaan dan penghawaan alami?
commit to user
BAB I PENDAHULUAN |
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagaimana penataan dan pemilihan elemen-elemen sistem pencahayaan dan penghawaan buatan yang tepat dalam mendukung konsep Arsitektur Hemat Energi? Bagaimana pemilihan jenis material yang mendukung konsep Arsitektur Hemat Energi? Bagaimana penataan vegetasi, shading, dan barrier dalam menghemat penggunaan energi pada bangunan? Bagaimana pemilihan dan penataan sistem pencahayaan dan penghawaan buatan yang mendukung konsep Arsitektur Hemat Energi?
1.5 TUJUAN DAN SASARAN 1.5.1 Tujuan Menyediakan wadah untuk istirahat dan menginap bagi wisatawan yang berkunjung ke Colomadu, Kota Solo, dan sekitarnya dengan konsep penginapan yang nyaman, murah, dan peduli terhadap lingkungan, serta menjunjung nilainilai budaya. Sehingga, nantinya akan tercipta keseimbangan antara kenyamanan wisatawan terhadap penginapan, lingkungan alam, dan budaya sekitar.
1.5.2 Sasaran 1.5.2.1 Umum: a. Menyusun konsep pemilihan site Menentukan pemilihan site yang strategis, eye catching, aman, nyaman, dan mudah dijangkau, baik dari segi jarak maupun ketersediaan alat transportasi umum.
commit to user
BAB I PENDAHULUAN |
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Menyusun konsep massa bangunan Menentukan bentuk gubahan massa bangunan yang akan diterapkan pada site. Menentukan penataan massa bangunan dengan orientasi yang menarik. Menentukan penataan ruang pada massa bangunan. c. Menyusun konsep tampilan Memilih dan mengolah material yang cocok dengan tema, fungsi bangunan, dan kondisi lingkungan setempat (kontekstual), serta mampu menarik perhatian orang. Menentukan penataan posisi bukaan sebagai elemen dekoratif pada bangunan.
1.5.2.2 Khusus: a. Menyusun konsep penerapan Arsitektur Hemat Energi pada bangunan Menentukan penataan posisi dan jumlah bukaan sebagai pemanfaatan sistem pencahayaan dan penghawaan alami Menentukan penataan dan pemilihan elemen-elemen sistem pencahayaan dan penghawaan buatan yang tepat dalam mendukung konsep Arsitektur Hemat Energi Memilih jenis material yang mendukung konsep Arsitektur Hemat Energi Menentukan penataan vegetasi, shading, dan barrier dalam menghemat penggunaan energi pada bangunan Memilih dan menentukan penataan sistem pencahayaan dan penghawaan buatan yang mendukung konsep commitArsitektur to user Hemat Energi
BAB I PENDAHULUAN |
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.6 LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN 1.6.1 Lingkup Pembahasan Lingkup yang akan dibahas adalah tentang konsep dan teori yang tepat serta saling mendukung dalam perencanaan dan perancangan Budget Hotel di Colomadu yang dipadukan dengan teori hemat energi dan tinjauan mengenai Colomadu dan Kota Solo.
1.6.2 Batasan Dalam konsep ini, Budget Hotel dirancang sebagai wadah wisatawan untuk beristirahat dan dikolaborasikan dengan fungsi lain, yaitu galeri/ toko souvenir. Adanya galeri/ toko souvenir ini bertujuan untuk mempermudah wisatawan yang tidak sempat berwisata di Colomadu, Kota Solo, dan sekitarnya karena kemungkinan besar konsumen/ tamu hotel merupakan bussinesman yang tidak mempunyai banyak waktu untuk berlibur. Setidaknya, dengan adanya galeri/ toko souvenir ini, konsumen/ tamu hotel dapat mengerti budaya-budaya dan kesenian lingkungan sekitar serta dapat membelikan oleh-oleh khas daerah tersebut untuk keluarganya tanpa harus berkeliling Colomadu, Kota Solo, dan sekitarnya.
1.7 METODE PERANCANGAN Tujuan dan sasaran muncul untuk menyelesaikan permasalahan dan persoalan yang telah dianalisis sebelumnya (problem solving) kemudian mengantarkan kepada produk akhir berupa desain arsitektur. Metode yang digunakan, antara lain:
commit to user
BAB I PENDAHULUAN |
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.7.1 Pencarian data 1.7.1.1 Data Primer a. Observasi Observasi keberadaan bangunan penginapan/ hotel untuk mendapatkan data mengenai bangunan. Penulis mengamati pengaruh penginapan/ hotel yang sudah dioperasikan terhadap lingkungan di sekitarnya untuk mendapatkan data-data yang bisa menjadi permasalahan bahkan solusi dalam perencanaan dan perancangan Budget Hotel ini. Penulis menemukan adanya hubungan konstektual antara site terpilih dan ORB. Posisi site yang mudah dijangkau dari Bandara Adi Sumarmo dan kemudahan akses dalam menuju tempat wisata.
1.7.1.2 Data Sekunder a. Studi Literatur, meliputi : Buku-buku dan informasi tertulis yang mendukung tinjauan mengenai bangunan penginapan/ perhotelan, bangunan hemat energi, dan menunjang pembahasan secara arsitektural. Karya ilmiah (konsep atau skripsi) yang sudah ada sebelumnya. Buku-buku elektronik (ebook) yang bersumber dari internet.
commit to user
BAB I PENDAHULUAN |
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Empiris, meliputi: Metode empiris ini dilakukan dengan mencari contoh-contoh bangunan penginapan/ perhotelan sebagai sumber informasi tidak tertulis dan katalisator gagasan baru.
1.7.2 Pendekatan Konsep 1.7.2.1 Analisa Data informasi yang telah didapat (esensi ORB, kriteria-kriteria ORB, alternatif material, alternatif site, dan data-data lainnya) kemudian dikaji, diolah, dan dianalisa berdasarkan standar yang terdapat dalam literatur serta diolah dengan menggunakan alat bantu berupa Ecotect Analysis 2011 dan program pendukung (plug-in), Dialux 4.12, Autocad 2007, dan Sketchup 8 untuk mendapatkan validasi data yang nantinya akan digunakan sebagai dasar perencanaan dan perancangan kembali. a. Lokasi site mempertimbangkan tingkat keberhasilan terhadap terciptanya ORB. Sebuah Budget Hotel dengan konsep hemat energi, yang mampu memberikan kesan homey, kekeluargaan, ramah, nyaman, dan asri, serta memiliki hubungan yang kontekstual dengan kondisi sekitar. b. Analisis User User yang datang dan menginap di Budget Hotel pada umumnya menginginkan suatu tempat menginap yang murah dan terjangkau, tetapi memiliki fasilitas yang memadai, nyaman, dan fasilitas serta pelayanan Budget Hotel tersebut mampu memenuhi kebutuhan utama user. commit to user
BAB I PENDAHULUAN |
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.7.2.2 Konsep Perencanaan dan Perancangan Merupakan hasil dari analisa yang diolah menjadi sebuah konsep perencanaan dan perancangan yang nantinya akan ditransformasikan dalam bentuk gambar desain.
commit to user
BAB I PENDAHULUAN |
21
PERMASALAHAN: Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan Budget Hotel di Colomadu dengan pendekatan Arsitektur Hemat Energi? a.
Adanya persaingan antar hotel dari berbagai klasifikasi.
b.
Adanya keinginan wisatawan untuk menginap di sebuah penginapan atau hotel yang murah,
tetapi
memiliki
fasilitas yang memadai dan nyaman. c.
Hotel-hotel
yang
ada,
sebagian besar belum atau tidak
menerapkan
konsep
hemat energi, padahal hotel merupakan
salah
satu
bangunan
yang
mengkonsumsi energi dalam jumlah yang besar. d.
Budget hotel cukup prospek karena
letak
kawasan
Colomadu yang dekat dengan Bandara
Internasional
dan
daerah sekitar yang menjadi tempat tujuan kegiatan MICE, tetapi di daerah tersebut belum terdapat budget hotel.
LATAR BELAKANG
Umum: Bagaimana konsep pemilihan site? Bagaimana pemilihan site yang strategis, eye catching, aman, nyaman, dan mudah dijangkau, baik dari segi jarak maupun ketersediaan alat transportasi? b. Bagaimana konsep massa bangunan? Bagaimana bentuk gubahan massa bangunan yang akan diterapkan pada site? Bagaimanana penataan massa bangunan dengan orientasi yang menarik? Bagaimanana penataan ruang pada massa bangunan? c. Bagaimana konsep tampilan? Bagaimana pemilihan material yang cocok dengan tema, fungsi bangunan, dan kondisi lingkungan setempat (kontekstual), serta mampu menarik perhatian orang? Bagaimana penataan posisi bukaan sebagai elemen dekoratif pada bangunan? a.
P E R S O A L A N
Analisis Kebutuhan Ruang
Konsep Ruang
Ruang Konsep Massa Bangunan
User Analisis Sirkulasi
Konsep Perancangan
Aktivitas
Analisis View 1.
Khusus: Bagaimana konsep penerapan Arsitektur Hemat Energi pada bangunan? Bagaimanana penataan posisi dan jumlah bukaan sebagai pemanfaatan sistem pencahayaan dan penghawaan alami? Bagaimana penataan dan pemilihan elemen-elemen sistem pencahayaan dan penghawaan buatan yang tepat dalam mendukung konsep Arsitektur Hemat Energi? Bagaimana pemilihan jenis material yang mendukung konsep Arsitektur Hemat Energi? Bagaimana penataan vegetasi, shading, dan barrier dalam menghemat penggunaan energi pada bangunan?
PERMASALAHAN & PERSOALAN
Konsep Tampilan
View
Iklim Analisis Iklim
DATA
ANALISIS
Konsep Struktur
KONSEP PERANCANGAN
KONSEP PERENCANAAN
BAB I PENDAHULUAN |
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.8 SISTEMATIKA PEMBAHASAN a. Bab I Pembahasan mengenai esensi judul yang disertai dengan latar belakang, permasalahan, persoalan, tujuan dan sasaran, lingkup dan batasan pembahasan, metode perancangan, sistematika pembahasan, orisinalitas karya, serta kerangka pola pikir untuk memperkuat penjelasan dan pemahaman dari judul yang diambil. b. Bab II Berisi tentang teori-teori yang digunakan sebagai penguat pembahasan yang sudah dijelaskan dalam latar belakang, permasalahan, dan persoalan. c. Bab III Bab ini menjelaskan tentang lokasi yang diambil dan dilihat berdasarkan potensi, prospek, eksistensi, serta beberapa poin lainnya. d. Bab IV Bab ini berisi tentang penjelasan strategi desain yang akan diterapkan pada objek rancang bangun (ORB), yaitu Budget Hotel dengan Pendekatan Arsitektur Hemat Energi di Colomadu. e. Bab V Menjabarkan analisa perencanaan dan perancangan sebagai usaha pemecahan masalah dengan meninjau tujuan dan sasaran yang akan dicapai. f. Bab VI Mengungkapkan konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil akhir dari proses analisa untuk kemudian ditransformasikan dalam wujud desain fisik bangunan.
commit to user BAB I PENDAHULUAN |
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.9 ORISINALITAS KARYA Tujuan dari poin orisinalitas karya ini adalah untuk menghindari adanya plagiasi karya yang bisa dilakukan oleh siapapun termasuk penulis.
Tabel 1.1 Orisinalitas Karya yang Mengusung Konsep Hemat Energi NO 1
NAMA/NIM Astuning Hariri
UNIV. UNS
JUDUL Apartemen di Bandung
TAHUN
OUTPUT
2013
dengan Penekanan Arsitektur Hemat Energi
2
Nazal Aridho
UNS
Rental Office di
2013
Surakarta sebagai
Penggunaan selubung bangunan
Bangunan Hemat Energi
Permainan shading
dengan Pemanfaatan
Pengolahan ruang dalam
Selubung Bangunan
mengontrol kenyamanan thermal & visual Optimalisasi sistem penerangan & penghawaan alami (kontrol lingkungan aktif & pasif, ventilasi, pengolahan tapak, orientasi) Pengolahan bentuk bangunan Pengolahan fasade
3
Maulana A.F
UNS
Bangunan Multi Fungsi di Surakarta dengan
2013
Kontrol lingkungan aktif & pasif
Pendekatan Arsitektur
Pengolahan tapak
Hemat Energi
Orientasi bangunan Pengolahan fasade Pemanfaatan software untuk penataan energi (Frame Plus V5.1, RETScreen, dan
commit to user
Energy Plus versi 1.2
BAB I PENDAHULUAN |
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pemanfaatan glass photovoltaic Pemanfaatan energi kinetic manusia & mobil yang melintas dalam kawasan bangunan menjadi energi listrik Pemanfaatan shading vertikal
4
Tegar Yustiawan
UNS
Perumahan dengan
2013
Pendekatan Design Hemat Energi di Surakarta
5
Yusnia Satyawati Hardiningtyas
UNS
Budget Hotel di Kota
Dalam
Solo dengan Pendekatan
Proses
Arsitektur Hemat Energi
Pengoptimalan sistem pencahayaan dan penghawaan alami yang diperhitungkan dengan alat bantu berupa software Ecotect Analysis 2011 Penggunaan limbah organik dari hewan atau tumbuhan untuk menghasilkan energi yang akan digunakan pada aktivitas hotel Penggunaan barrier, shading, double glass, dan secondary skins pada bangunan
commit to user BAB I PENDAHULUAN |
25
1.10 KERANGKA POLA PIKIR ESENSI JUDUL BUDGET HOTEL DI COLOMADU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI sebuah usaha komersial yang memberikan pelayanan jasa penginapan, sebagai penyedia makanan, minuman, dan fasilitas penunjang lainnya yang nyaman bagi konsumen/ tamu hotel dengan pembayaran yang murah dan terjangkau serta konsep hotel yang berlandaskan pada pemikiran meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi, mengurangi, ataupun mengubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas penghuninya
PERMASALAHAN Bagaimana konsep perencanaan dan perancangan Budget
LATAR BELAKANG
Hotel di Colomadu dengan pendekatan Arsitektur Hemat Energi?
a.
Adanya persaingan antar hotel dari berbagai klasifikasi.
b.
Adanya keinginan wisatawan untuk menginap di sebuah penginapan atau hotel yang murah, tetapi memiliki fasilitas yang memadai dan nyaman.
c.
Hotel-hotel yang ada, sebagian besar belum atau tidak menerapkan konsep hemat
PERSOALAN
energi, padahal hotel merupakan salah satu bangunan yang mengkonsumsi energi dalam jumlah yang besar. d.
Budget hotel cukup prospek karena letak kawasan Colomadu yang dekat dengan
TUJUAN
SASARAN
Bandara Internasional dan daerah sekitar yang menjadi tempat tujuan kegiatan MICE, tetapi di daerah tersebut belum terdapat budget hotel. METODE PERANCANGAN
TINJAUAN TEORI
DESAIN
TRANSFORMASI DESAIN
KONSEP PERENCANAAN DAN KONSEP PERANCANGAN
ANALISIS
BAB I PENDAHULUAN |
26