BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Dalam mendukung perkembangan usahanya, suatu perusahaan pasti memiliki aset tidak lancar yang berwujud maupun tidak berwujud karena aset merupakan suatu sarana bagi perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya seperti bangunan yang digunakan sebagai kantor atau pabrik, peralatan, kendaraan dan lainlain. Sebagai alat yang mendukung aktivitas perusahaan, aset tidak lancar digunakan lebih dari satu periode akuntansi sehingga dapat memberi manfaat bagi perusahaan untuk jangka waktu yang lama. Definisi lain adalah aset tersebut dipakai dalam aktivitas operasional perusahaan dan bukan merupakan persediaan barang dagang perusahaan. Peranan aset tidak lancar sangat berpengaruh tehadap berbagai aktivitas operasional perusahaan agar kegiatan perusahaan berjalan dapat dengan efektif dan efisien sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Seiring dengan berjalannya waktu, nilai ekonomis dari aset tersebut akan mengalami penurunan yang dikarenakan masa ekonomis aset tidak lancar akan menjadi semakin berkurang karena telah mengalami depresiasi, ataupun juga mengalami kerusakan. Untuk menjaga keefektifan operasi, perusahaan dapat menukar aset tersebut dengan aset sejenis yang baru. Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual kembali dalam kegiatan normal termasuk dalam kategori aset lancar, walaupun bila aset tidak lancar tersebut digunakan dalam operasional perusahaan dapat berumur lebih dari satu tahun. 1
Selain aset tidak lancar yang dikelompokkan sebagai item yang tersedia untuk dijual, terdapat juga kemungkinan bahwa perusahaan akan melakukan pelepasan suatu divisi. Pada umumnya hal ini dilakukan karena adanya kerugian yang ditimbulkan dari divisi tersebut atau divisi tersebut memang merupakan anak perusahaan yang diperoleh secara khusus untuk dijual kembali. Bagi setiap perusahaan, laporan keuangan merupakan bagian yang penting dalam kegiatan perusahaan untuk melakukan pelaporan terhadap kinerja keuangan dalam suatu periode tertentu. Dalam masa yang semakin berkembang sekarang ini, diperlukan adanya suatu sistem akuntansi yang dapat diterapkan secara global di setiap negara agar dapat menghasilkan informasi keuangan yang dapat dibandingkan antar perusahaan sehingga memudahkan pengguna laporan keuangan dalam melakukan analisis keuangan. Kegiatan untuk melakukan penjualan aset tidak lancar wajib diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan yang telah menjadi minimum line item yang harus tersedia dalam Laporan Posisi Keuangan (Statement of Financial Position). Setiap perusahaan, baik perusahaan yang sudah go public maupun perusahaan biasa wajib bertanggung jawab terhadap isi dari laporan keuangan yang mereka terbitkan. Perusahaan di Indonesia yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia diwajibkan untuk menggunakan standar akuntansi yang diterbitkan oleh badan berwenang yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang menerbitkan standar yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Pengadopsian PSAK menuju standar yang ditetapkan secara global yaitu International Financial Reporting Standard (IFRS) di Indonesia pada tahun 2012 yang merupakan isu 2
terhangat saat ini. Dengan mengadopsi IFRS, diharapkan perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat meningkatkan kemampuan informasinya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan. Selain itu, adopsi IFRS diharapkan akan memberikan kemudahan dalam pemahaman laporan keuangan secara internasional sehingga dapat meningkatkan arus investasi global dan menurunkan biaya modal melalui pasar modal dunia. Salah satu standar akuntansi keuangan yang mengalami perubahan karena adposi menuju IFRS yaitu PSAK 58 (revisi tahun 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan untuk merevisi PSAK 58 tentang Operasi dalam Penghentian yang telah dikeluarkan pada 6 Mei 2003 yang diadopsi dari IFRS 5 Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations. PSAK 58 revisi tahun 2009 ini akan mulai berlaku secara efektif mulai tanggal 1 Januari 2011. Pada kenyataannya, walaupun PSAK 58 ini telah mengalami revisi di tahun 2009, masih banyak perusahaan yang belum menerapkan perubahan kebijakan pada standar tersebut pada laporan keuangan mereka. Penerapan dan pengungkapan yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum perlu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang menyesatkan bagi para pengguna laporan keuangan perusahaan. Berkaitan dengan hal-hal di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai aktivitas penerapan yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya menerapkan perlakuan akuntansi bagi aset tidak lancar yang dimiliki perusahaan untuk dijual dan bagaimana perusahaan dalam melakukan penyajian dalam laporan keuangan dalam sebuah laporan tugas akhir penulis dengan judul “ANALISIS 3
PENERAPAN PSAK 58 REVISI 2009 / IFRS 5 PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DAN BURSA EFEK SINGAPURA”. I. 2
Ruang Lingkup Penelitian Terkait banyaknya unsur dalam laporan keuangan yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Singapura, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan, antara lain yaitu: 1. Laporan keuangan perusahaan yang mencantumkan item aset yang tersedia untuk dijual dan atau operasi yang dihentikan dalam laporan posisi keuangan. 2. Periode pengamatan terhadap laporan keuangan perusahaan setelah tanggal efektif penerapan PSAK 58 ini, yaitu tanggal 1 Januari 2011. 3. Ayat-ayat PSAK yang terkait dengan PSAK 58 baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kaitannya dengan penyajian aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan atau operasi yang dihentikan.
I.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui implementasi PSAK 58 revisi tahun 2009 atau IFRS 5 sehubungan dengan kegiatan pengakuan pada laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Singapura.
4
2. Untuk mengetahui implementasi PSAK 58 revisi tahun 2009 atau IFRS 5 sehubungan dengan kegiatan pengukuran pada laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Singapura. 3. Untuk mengetahui implementasi PSAK 58 revisi tahun 2009 atau IFRS 5 sehubungan dengan kegiatan penyajian dan pengungkapan pada laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Singapura. 4. Untuk mengetahui kegiatan implementasi PSAK 58 revisi tahun 2009 atau IFRS 5 di perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan perbandingannya dengan Bursa Efek Singapura. 5. Untuk mengetahui dampak perpajakan dari penerapan PSAK 58 revisi tahun 2009. Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi perusahaan bersangkutan dapat memberikan informasi yang berguna mengenai penerapan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang harus diikuti. 2. Bagi penulis dapat menambah wawasan tentang penerapan dari perlakuan akuntansi terhadap aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual serta pemahaman mengenai PSAK 58 revisi 2009 atau IFRS 5. 3. Bagi pihak lain diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan dan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.
5
I. 4
Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi yang bersifat kualitatif. 2. Riset dalam penelitian ini merupakan riset eksploratori. 3. Pengumpulan data dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan mengambil data arsip laporan keuangan perusahaan dari situs resmi Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Singapura. 4. Lingkungan riset adalah lingkungan riil (field research). 5. Unit analisis adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Singapura yang mencantumkan data aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dalam laporan posisi keuangannya. 6. Penelitian ini menggunakan data dalam kurun waktu tertentu (cross sectional) yaitu pada tahun 2011. 7. Berdasarkan data historis, peneliti membaca dan mempelajari laporan keuangan perusahaan pada periode akuntansi yang sudah lewat. 8. Metode deskriptif analisis, dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menyajikan data yang digunakan dalam penelitian dengan cara analisis dan studi kepustakaan.
I. 5
Sistematika Pembahasan Penyusunan skripsi ini dibagi dalam lima bab yang pembahasannya diuraikan secara garis besar dalam bab demi bab sebagai pencerminan dari keseluruhan isi skripsi ini. Susunan dari skripsi ini diuraikan sebagai berikut: 6
Bab I: Pendahuluan Bab ini berisikan latar belakang penelitian, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat
penelitian,
ringkasan
metodologi
penelitian,
dan
sistematika
pembahasan sebagai pengantar bagi pembaca agar dapat mengetahui gambaran penelitian secara menyeluruh dengan membaca bab ini. Bab II: Landasan Teori Bab ini menjabarkan teori-teori yang terkait dengan materi yang digunakan oleh penulis dalam penelitiannya. Isi dari bab ini yaitu teori-teori yang berhubungan dengan laporan keuangan komersial dan fiskal serta PSAK 58 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. Bab III: Objek Penelitian Bab ini akan membahas mengenai garis besar perusahaan yang dijadikan objek penelitian sehingga pembaca mendapatkan gambaran umum mengenai keadaan perusahaan yang penulis ambil sebagai sampel penelitian. Bab IV: Pembahasan Bab ini akan menguraikan hasil dari data yang didapatkan serta bagaimana kondisi yang ada, kriteria yang seharusnya ditepati, penyebab tidak ditetapkannya kriteria tersebut, akibat dari penyimpangan yang dilakukan perusahaan, serta rekomendasi yang disarankan oleh peneliti untuk memperbaiki keadaan yang ada, dalam hal ini bagi 11 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan 28 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Singapura yang 7
menyertakan akun “aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual atau operasi yang dihentikan” dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif. Bab V: Simpulan dan Saran Bab ini berisikan simpulan dan saran terkait atas masalah yang diteliti. Simpulan tersebut merupakan ringkasan singkat mengenai apa yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya. Selain simpulan, bab ini juga berisikan saran terkait dengan topik yang dibahas untuk menanggulangi masalah yang ada.
8