BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi anggota masyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pesan dari dalam diri manusia yang berupa, pikiran, perasaan, pendapat dan juga keinginan kepada orang lain. Dengan demikian, bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan proses seorang komunikator menyampaikan stimulus berupa kata-kata dengan tujuan mengubah bentuk perilaku orang lain ataupun khalayak umum seperti yang dikatakan Hovlan (dalam Riswandi, 2009:1). Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan tiap orang untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya (Keraf, 1994:1). Selain itu, bahasa juga berfungsi sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri. Unsur yang mendorong ekspresi tersebut antara lain keinginan untuk menarik perhatian orang lain dan keinginan untuk membabaskan diri seseorang dari semua tekanan dan emosi, maka dari itu bahasa merupakan sarana yang paling efektif untuk menyampaikan ide serta gagasan kepada orang lain. Bahasa dapat disampaikan berupa lisan maupun tulisan, penyampaian pesan dalam bentuk lisan berupa tuturan contohnya seperti diskusi, ceramah, pidato dan lain sebagainya. Dalam bentuk tulisan bahasa disampaikan dengan
1
2
wujud surat kabar, koran, puisi, dan lainnya, dalam menyampaikan pesan seseorang biasanya menggunakan gaya bahasa untuk membuat apa yang disampaikan atau dituliskan menjadi lebih berkarakter dan menarik untuk disimak. Gaya bahasa merupakan suatu karakter atau keindahan yang digunakan seorang baik dalam kata-kata maupun tulisannya. Seperti yang diungkapkan Keraf (2009: 112) gaya bahasa merupakan kemampuan dan keahlian seseorang untuk mempergunakan kata kata secara indah. Gaya bahasa merupakan bagian dari diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok tidaknya pemakaian kata, frasa, atau klausa untuk menghadapi situasi tertentu. Maka dari itu persoalan gaya bahasa merupakan hierarki kebahasaan yang meliputi pilihan kata secara individual, frasa, klausa, kalimat, bahkan mencakup sebuah wacana secara keseluruhan. Selain itu, nada yang tersirat di balik wacana juga termasuk persoalan gaya bahasa, jadi jangkauan gaya bahasa sangatlah luas. Gaya bahasa juga memungkinkan seseorang untuk bisa menilai pribadi, watak, dan kemampuan seseorang yang menggunakan bahasa itu. Aristoteles (dalam Keraf, 2009:112) mengungkapkan bahwa semua karya memiliki gaya, tetapi ada gaya yang tinggi ada yang rendah, ada yang kuat, ada juga yang lemah. Seorang penulis, pembicara memakai gaya bahasa tujuannya supaya; (1) meninggikan selera pembaca atau pendengar untuk mengikuti apa yang di baca, (2) mempengaruhi dan meyakinkan supaya pembaca atau pendengar semakin mantap dengan apa yang disampaikan, (3) menciptakan suasana tertentu setelah menangkap apa yang di kemukakan pengarang, (4) memperkuat karakter
3
tulisan atau perkataan yang disampaikan pengarang sehingga memiliki kesan tertentu. Ada banyak pemakaian gaya bahasa dalam sebuah karya salah satunya adalah puisi. Puisi adalah karya sastra, semua karya sastra bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak digunakan makna kias dan makna lambang atau majas (Waluyo, 1987:22). Lirik lagu juga sebuah karya sastra yang memiliki gaya bahasa atau majas dan bersifat imajinatif karena lagu
pada
hakekatnya adalah puisi, seperti yang diungkapkan Waluyo (1987:2) nyanyian adalah puisi yang didendangkan. Lagu merupakan sebuah karya seni perpaduan antara lirik puisi dan musik. Ratna (2013:384) mengungkapkan, bahwa puisi terikat oleh jumlah baris dalam bait, jumlah suku kata dalam baris, dan juga gaya bahasa. gaya bahasa membuat kata-kata menjadi lebih indah serta berkarakter sedangkan musik merupakan perpaduan antara instrument alat musik yang dijadikan suatu harmonisasi. Apabila puisi dan musik tersebut dijadikan satu maka munculah lagu. Cara kerja lagu sebagai penyampai pesan yaitu saat penyanyi menyanyikan lagu kemudian didengar oleh pendengarnya, sehingga terjadi sebuah komunikasi. Dalam konteks ini penyanyi sebagai pembawa pesan atau penutur dan pendengar sebagai pendengar atau mitra tutur. Makna sebuah lagu akan menjadi besar apabila seorang pendengar bisa menangkap makna dari lagu tersebut. Pesan sebuah lagu terletak pada lirik lagu. seperti halnya pada puisi, setiap puisi biasanya mengangkat tema-tema seperti perjuangan, percintaan, moral dan lain-lain. Begitu juga pada lagu yang ada di Indonesia, terdapat tema-tema yang melandasi makna lirik tersebut. Penulis syair lagu biasanya menggunakan gaya
4
bahasa tertentu untuk membuat suatu keindahan dalam setiap lirik lagunya dengan maksud untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, ataupun bisa juga mengubah perilaku orang lain supaya masuk ke dalam imajinasi penulisnya. Grup musik Cokelat merupakan grup musik beraliran pop-rock asal bandung yang diproduseri oleh Sony BMG Entertaintment Musik Indonesia dimana mereka berdiri pada 25 Juni 1996. Sebelum Beranggotakan Kikan (vokal), Ernest (gitar), Rony (bas), Edwin (gitar), Ervin (drum), Personil band cokelat telah mengalami banyak perubahan sebelumnya baik dari pemain gitar maupun pemain drumnya. Setelah formasi tersebut berjalan, Kikan penyanyi band tersebut mengundurkan diri dan digantikan oleh finalis Indonesian Idol musim keempat Sarah Hadju. Namun pada tanggal 19 desember 2011 Sarah hardju resmi mengundurkan diri dan digantikan oleh Jackline Rossy, dan personilnya saat ini adalah Jackline (vokal), Otto (additional drum), Ernest (gitar), Ronny (Bass), Edwin (gitar). Cokelat memiliki banyak album yang telah dirilis di antaranya, Untuk Bintang (2000), Rasa Baru (2001), Rasa Baru Special Edition (2002), Segitiga (2003), Dari Hati (2004), The Best Of Cokelat- Tak Pernah Padam (2006), Untukmu Indonesiaku (2006), Panca Indera (2008), Bukanlah Itu (2010), dan Sang Pemati (2011). Dari sekian album yang dirilis terdapat album yang menarik yaitu Untukmu Indonesiaku yang dirilis tahun 2006. Pada album ini band Cokelat memberikan sesuatu yang berbeda yaitu mengusung tema nasionalisme di mana terdapat delapan lagu wajib nasional sepanjang masa.
5
Lagu wajib nasional karya L. Manik, Ibu Sud, Gombloh, H. Mutahat, A. Simanjutak, Ismail Marzuki, dan tiga lagu karya cokelat tersebut mempunyai kekuatan lirik yang bisa meningkatkan rasa nasionalisme kepada para pendengarnya belum lagi diaransmen ulang sehingga membuat lebih fresh dan bisa dinikmati oleh semua kalangan. Album ini bertujuan supaya generasi muda lebih bisa berjiwa nasionalis dan cinta negaranya. Lagu-lagu tersebut tidak lepas dari fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi untuk mengubah bentuk perilaku orang lain ataupun khalayak umum dan juga alat untuk ekspresi diri dimana suatu karya yang indah serta untuk dinikmati. Penelitian tentang analisis gaya bahasa dalam lagu sebelumnya pernah dilakukan oleh Tri Sulasi dan Vivi Ayu Dwi Agustin. Penelitian yang dilakukan Tri Sulasi (2007) dengan judul “Penggunaan Gaya Bahasa dalam Lirik Lagu Padi (ditinjau dari segi bentuk fungsi dan makna)”. Penelitian ini mengkaji tentang bentuk, fungsi dan makna dari lirik lagu padi mengunakan batasan berdasarkan Henry Guntur Tarigan. Penelitian berikutnya adalah penelitian Vivi Ayu Dwi Agustin (2012) dengan judul “Gaya Bahasa Retoris pada Lirik Lagu Lagu dalam Album Wali Band”. Penelitian ini mengkaji jenis gaya bahasa berdasarkan pembagian Gorys Keraf, namun hanya diambil gaya bahasa retoris yang terdapat dalam lagu wali band dan ditinjau dari bentuk fungsi serta makna. Penelitian ini dengan penelitian terdahulu memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya terdapat pada objek kajian yaitu lirik lagu sebuah band, sedangkan perbedaan penelitian ini terdapat pada band yang berbeda yaitu band cokelat dan klasifikasi teori yang berbeda yaitu mengambil klasifikasi
6
berdasarkan pembagian Keraf dari gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dan langsung tidaknya makna. Peneliti mengambil judul ini karena gaya bahasa merupakan suatu hal layaknya sebuah bumbu masakan yang bisa meningkatkan selera pendengar menjadi lebih tinggi, dengan kata lain suatu komposisi yang membuat kata-kata dari lirik lagu cokelat menjadi lagu nasionalisme yang diminati oleh banyak orang, selain itu mengetahui bagaimana pengarang menggunakan
gaya
bahasa
yang
bisa
meninggikan
selera
pendengar,
mempengaruhi dan meyakinkan akan sebuah rasa nasionalisme yang tinggi, serta seberapa kuat karakter yang dimiliki lagu tersebut, karena dalam album ini merupakan kumpulan dari lagu nasionalisme sepanjang masa ciptaan penyanyipenyanyi lawas yang di aransmen ulang oleh lagu band Cokelat. Dari latar belakang dan atas dasar komponen tersebut, peneliti mengambil judul “Gaya Bahasa dalam Lirik Lagu Band Cokelat Album Untukmu Indonesiaku”.
1.2 Jangkauan dan Fokus Masalah Jangkauan masalah dalam penelitian ini sangat luas, terdapat banyak pendapat mengenai gaya bahasa. Keraf (2009:112-145) membagi gaya bahasa menjadi beberapa bagian yaitu segi nonbahasa, segi bahasa. Segi nonbahasa terdapat; (1) berdasarkan pengarang, (2) berdasarkan masa, (3) berdasarkan medium, (4) berdasarkan subjek, (5) berdasarkan tempat, (6) berdasarkan hadirin, (7) berdasarkan tujuan. sedangkan dari segi bahasa
membagi gaya bahasa
menjadi beberapa bagian yaitu: (1) gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, (2) gaya bahasa berdasarkan Nada, (3) gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, (4) gaya
7
bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna. Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata yaitu: gaya bahasa resmi, gaya bahasa tak resmi, gaya bahsa percakapan. Gaya bahasa berdasarkan nada yaitu: gaya sederhana, mulia bertenaga,gaya menengah. Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat yaitu: Klimaks, anti klimaks, pararelisme, antitesis, repetisi. Dalam gaya bahasa repetisi terdapat; epizzeuksis, tautoles, anafora, episfora, simploke, mesodiplosis, epanalepsis, anadiplosis. Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna ada 2 yaitu; (1) gaya bahasa retoris, (2) gaya bahasa kiasan. Macam-macam gaya bahasa retoris yaitu: aliteras, asonansi, anastrof, apofasis atau preteriso, apostrof, asindeton, polisidenton, kiasmus, elipsis, eufemismus, litotes, histeron proteron, pleonasme dan tautologi, perifrasis,prolepsis atau antisipasi, erotesis atau pertanyaan retoris, silepsis dan zeugma, koreksio atau epanortosis, hiperbol, paradoks, oksimoron. Sedangkan dari gaya bahasa kiasan terdapat beberapa jenis yaitu: persamaan atau simile, metafora, alegori,
parabel dan fabel, personifikasi atau prosopopoeia,
alusi, eponim, epitet, sinekdoke, metonimia, antonomasia, hipalase, ironi, sinisme dan sarkasme, satire, inuendo, antifrasis, pun atau paronomasia. Menurut Tarigan (1986:8-203), gaya bahasa dibagi menjadi 4 bagian yaitu: (1) gaya bahasa perbandingan, (2) gaya bahasa pertentangan, (3) gaya bahasa pertautan, (4) gaya bahasa perulangan. Dalam gaya bahasa perbandingan terdapat; perumpamaan, metafora, personifikasi, depersonifikasi, alegori, antitesis, pleonasme dan tautologi, perifrasis, antisipasi atau prolepsis, koreksis. Gaya bahasa pertentangan terdapat: hiperbola, litotes, ironi, oksimoron, paronomasia, paralipsis, zeugma dan silepsis, satire, inuendo, antifrasis, paradoks, klimaks,
8
antiklimaks, apostrof, anastrof atau inversi, apofasis atau preterisio, histeron proteron, hipalase, sinisme, sarkasme. Gaya bahasa pertautan terdapat: metonimia, sinekdoke, alusi, eufimisme, eponim, epitet, antonomasia, erotesis, paralelisme, elipsis, gradasi, asindenton, polisindenton. Sedangkan gaya bahasa perulangan terdapat: aliterasi, asonansi, antanaklasis, kiasmus, epizeukis, tautotes, anafora, episfora, simploke, mesodiplopsis, epanalepsis, anadilopsis. Aminuddin (2011:76) mengungkapkan, bahwa gaya bahasa dalam karya sastra yaitu: (1) majas kiasan, (2) majas kata, (3) majas kalimat, (4) majas pikiran, (5) majas bunyi. Dalam majas kiasan terdapat metafora, metonimi, simbolik. Dalam majas kata terdapat litotes, hiperbol, eufimisme. Majas kalimat terdapat asidenton, klimaks, antiklimaks, paralelisme. Majas pikiran seperti pradoks, antitese, oksimoron. Majas bunyi seperti anafora, epifora, pleonasme dan lain sebagainya. Selain dalam hal jenis, gaya bahasa juga memiliki fungsi dan makna. Keraf (2009:129) mengungkapkan, bahwa terdapat bermacam macam fungsi gaya bahasa diantaranya menjelaskan, memperkuat, menghidupkan obyek mati, menstimulasi asosiasi, menimbulkan gelak tawa, dan juga sebagai hiasan. Gaya bahasa merupakan suatu hal yang berfungsi sebagai keindahan, sebagai penambah karakter tulisan atau perkataan. Dalam menghiasi perkataan atau tulisan tersebut pastilah ada fungsinya bisa menekankan, menjelaskan, Seolah olah menghidupkan obyek yang mati, menimbulkan rasa lucu, atau sekedar hiasan, atau menyinggung sebuah asosiasi.
9
Gaya bahasa dilihat dari maknanya. Keraf (2009:25) mengungkapakan, Bahwa kata merupakan satuan dari perbendaharaan kata dalam bahasa yang mengandung 2 aspek, yaitu aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi makna. Bentuk merupakan sesuatu yang bisa dilihat atau didengar sedangkan makna aspek yang menimbulkan reaksi dari bentuk. Makna kata merupakan hubungan antara bentuk dan sesuatu hal yang dikenali. Dalam hal ini hubungan antara bentuk dan makna sangat berkaitan. Menurut Chaer (2003:287), berdasarkan teori yang dikembangkan Ferdinan de Saussure mengungkapkan, bahwa makna merupakan pengeertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda linguistik. Makna sebuah kata dapat diartikan apabila kata itu sudah berada dalam konteks kalimatnya. Begitu juga Makna kalimat baru ditentukan apabila kalimat itu berada di dalam konteks wacananya atau konteks situasinya. Makna memiliki berbagai jenis yaitu: (1) Makna leksikal, gramatikal dan kontekstual, (2) Makna referensial dan non-referensial, (3) Makna denotatif dan makna konotatif, (4) Makna konseptual dan makna asosiatif, (5) Makna kata dan makna istilah, (6) Makna idiom dan peribahasa. Melihat kemampuan
jangkauan penelitian yang sangat
luas dan terbatasnya
peneliti dari segi kemampuan, tenaga dan waktu, maka perlu
diadakan pembatasan untuk mengetahui apa yang akan digunakan dan yang tidak digunakan. Penelitian ini akan menggunakan pembagian gaya bahasa menurut Keraf (2009:124-145), dimana dari empat pembagian tersebut hanya dipilih dua yaitu dari pembagian (1) gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, (2) gaya bahasa berdasarkan nada, (3) gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, (4) gaya bahasa
10
berdasarkan langsung tidaknya makna, hanya diambil gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna. Pengambilan kedua komponen tersebut didasari sebuah alasan. Pertama, lirik atau puisi merupakan suatu karya berbentuk teks dimana dalam satu puisi umumnya hanya terdapat salah satu gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, dimana hanya memakai gaya bahasa resmi, gaya bahasa tak resmi atau gaya bahasa percakapan, sehingga analisis gaya bahasa berdasarkan pilihan kata kurang variatif. Kedua, gaya bahasa berdasarkan nada hanya bisa diketahui apabila lirik tersebut diucapkan, hal tersebut tidak bisa dilakukan karena penelitian ini hanya meneliti teks lirik lagu. Dari alasan tersebut maka penelitian ini mengambil gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna yang banyak terkandung dalam sebuah lirik atau puisi. Alasan lain yang memutuskan untuk memilih pembagian dari Gorys Keraf karena, pembagian gaya bahasa dari Gorys Keraf cukup simpel. Selain membahas jenis gaya bahasa penelitian ini juga meninjau dari segi fungsi dan makna gaya bahasa. Fungsi gaya bahasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah fungsi gaya bahasa menurut keraf karena fungsi tersebut sesuai dengan teori gaya bahasa yang dipakai dalam penelitian ini yang juga dari Gorys Keraf. Makna yang digunakan dalam penelitian ini adalah makna leksikal, gramatikal (tekstual) dan makna kontekstual. Pemilihan tersebut karena untuk mengetahui jenis gaya bahasa, terlebih dahulu dilakukan pemaknaan secara tekstual ataupun kontekstual untuk mempermudah pencarian jenis fungsi dan makna gaya bahasa dari sepuluh lirik lagu Cokelat album “Untukmu Indonesiaku”.
11
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan fokus masalah yang telah disimpulkan maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) Bagaimanakah makna gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna yang digunakan dalam lirik lagu band Cokelat album “Untukmu Indonesiaku”? 2) Jenis gaya bahasa apa saja yang digunakan dalam lirik lagu band Cokelat album “Untukmu Indonesiaku” yang mencakup gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna? 3) Bagaimanakah fungsi gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna yang digunakan dalam lirik lagu band Cokelat album “Untukmu Indonesiaku”?
1.4 Tujuan Penelitian Berdasar pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan makna gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna yang digunakan dalam lirik lagu band Cokelat album “Untukmu Indonesiaku”. 2) Mendeskripsikan jenis gaya bahasa apa saja yang digunakan dalam lirik lagu band Cokelat album “Untukmu Indonesiaku” yang mencakup gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna.
12
3) Mendeskripsikan fungsi gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna yang digunakan dalam lirik lagu band Cokelat album “Untukmu Indonesiaku”.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoretis Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pandangan bagi pengembangan ilmu sastra dan bahasa, selain itu sebagai penyajian bahan pengajaran bahasa indonesia pada khususnya materi gaya bahasa.
1.5.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini bagi guru untuk menjadikan lagu menjadi sebuah media yang menarik untuk media pembelajaran gaya bahasa. Sedangkan bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitiannya mengenai jenis, fungsi, dan makna gaya bahasa, khususnya dalam teks lagu.
1.6 Penegasan Istilah Menghindari kesalahpahaman pengertian mengenai istilah yang ada dalam penelitian ini maka akan dijelaskan dalam penegasan istilah supaya terdapat persaman persepsi antara peneliti dan pembaca. Adapun istilah tersebut sebagai berikut.
13
1) Gaya Bahasa Gaya bahasa merupakan gaya kata, frasa, klausa atau kalimat yang memiliki karakter dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca. 2) Lagu Lagu adalah gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal yang biasanya diiringi dengan alat musik untuk menghasilkan suatu irama (Wikipedia Lagu). 3) Band Cokelat Band Cokelat adalah grup musik asal bandung beraliran pop-rock. 4) Jenis Gaya Bahasa Jenis gaya bahasa merupakan perwujudan dari macam-macam gaya bahasa. 5) Fungsi Gaya Bahasa Fungsi Gaya bahasa merupakan kegunaan atau sesuatu yang mempunyai tujuan. Dalam gaya bahasa terdapat fungsi menjelaskan, memperkuat, menghidupkan obyek mati, menstimulasi asosiasi, menimbulkan gelak tawa, dan juga sebagai hiasan (Keraf, 2009:129). 6) Makna Gaya Bahasa Makna gaya bahasa merupakan hubungan antara bentuk dan sesuatu hal yang dikenali (Keraf, 2009:25).