BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab memiliki peran yang sangat urgen. Lebih-lebih bagi umat Islam. Hal ini disebabkan karena bahasa Arab merupakan bahasa ilmu pengetahuan, baik ilmu-ilmu keagamaan maupun ilmu-ilmu yang lain. Mayoritas ilmu-ilmu keagamaan baik tafsir, hadits, fiqih, tauhid dan lain sebagainya tertulis dalam bahasa Arab. Sedangkan ilmu-ilmu yang lain baik sejarah, politik, maupun ilmu sosial lainnya sebagian juga menggunakan bahasa Arab.1 Bahasa Arab telah lama berkembang di Indonesia, akan tetapi tampaknya mempelajari bahasa Arab sampai sekarang tidak luput dari problem. Salah satu diantaranya adalah problem dalam hal penggunaan metode pada saat proses pembelajaran bahasa Arab berlangsung. Metode memiliki peranan yang cukup penting dalam hal kesuksesan penerapan materi yang disajikan. Penerapan metode yang kurang tepat akan mengaburkan tujuan yang hendak dicapai pada akhir proses pembelajaran. 2 Metode juga berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang. 3 Di sini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan
1 Ahmad Muhtadi Anshor, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-Metodenya, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 1 2 Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm 1-2 3 Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2011) , h1m 14
1
2
suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua anak didik. Seorang guru juga perlu mengetahui hal-hal yang bisa mendukung atau mempengaruhi belajar supaya proses pembelajaran mencapai hasil yang maksimal. Salah satu hal yang dapat mendukung dan mempengaruhi belajar adalah minat. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. 4 Minat belajar peserta didik merupakan suatu hal yang sangat penting diketahui oleh pendidik karena peran seorang pendidik sebagai motivator yang memegang peranan penting dalam menumbuh kembangkan minat belajar. Jika peserta didik mempunyai minat belajar yang baik maka akan menuai prestasi belajar yang baik pula. Begitu pula sebaliknya jika minat belajar peserta didik kurang baik akan berdampak negatif bagi prestasi belajar peserta didik tersebut. MAN Pemalang merupakan sekolah yang lebih menekankan pada unsur keagamaan. Salah satu pembelajaran yang berbasis agama yaitu mata pelajaran bahasa Arab. Terdapat kendala tersendiri dalam pembelajaran bahasa Arab di MAN Pemalang yaitu rendahnya minat siswa dalam belajar bahasa Arab. Adapun yang melatar belakangi rendahnya minta siswa dalam belajar bahasa Arab adalah pendidikan mereka yang berbeda-beda. Ada yang dari SMP, MTs dan bahkan ada yang belum sama sekali belajar bahasa Arab. Hal inilah yang menyebabkan permasalahan dalam proses pembelajaran dan
4
Djhali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), hlm 121
3
hal tersebut sangat mempengaruhi minat belajar bahasa Arab. Oleh karenanya salah satu tindakan guru untuk menarik minat belajar bahasa Arab di MAN Pemalang adalah dengan menggunakan metode eklektik dalam proses pembelajaran.5 Atas dasar uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh metode eklektik terhadap minat belajar bahasa Arab siswa kelas X IPS I di MAN Pemalang. Alasan penelitian : 1. Penggunaan metode eklektik dapat menghilangkan kejenuhan dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan minat belajar bahasa Arab. 2. Minat belajar siswa merupakan hal yang sangat penting dan faktor utama dalam menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran. 3. MAN Pemalang termasuk sekolah favorit dan sekolah yang diunggulkan di Pemalang, hal ini dibuktikan dengan sarana dan prasarana yang lengkap.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari permasalahan-permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan metode eklektik pada mata pelajaran bahasa Arab kelas X IPS I di MAN Pemalang Tahun ajaran 2014/2015 ?
5
Muhammad Faesol, Guru Bahasa Arab MAN Pemalang, wawancara pribadi, Pemalang 9 September 2014
4
2. Bagaimana minat belajar bahasa Arab kelas X IPS I di MAN Pemalang Tahun ajaran 2014/2015 ? 3. Bagaimana pengaruh penerapan metode eklektik terhadap minat belajar bahasa Arab kelas X IPS I di MAN Pemalang Tahun ajaran 2014/2015 ? Agar terhindar dari kesalahpahaman dan kerancauan pengertian serta maksud judul penelitian “PENGARUH METODE EKLEKTIK TERHADAP MINAT BELAJA RBAHASA ARAB SISWA KELAS X IPS I DI MAN PEMALANG TAHUN AJARAN 2014/2015”, maka perlu diuraikan maksud istilah tersebut : 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.6 2. Metode Eklektik Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
7
Eklektik dapat diartikan campuran,
kombinasi atau gado-gado dalam bahasa Indonesia (metode-metode pilihan). Jadi metode eklektik adalah cara menyajikan bahan pelajaran bahasa asing di depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode.8
6 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012), hlm. 1045 7 Zaenal Mustakim, Op.Cit, hlm. 53 8 Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Humaniora, 2011), hlm. 110-111
5
3. Minat Belajar Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. 9 Belajar adalah berusaha (berlatih) supaya mendapat sesuatu kepandaian.10 Jadi minat belajar adalah kecenderungan dan kegairahan seseorang untuk menerima sesuatu pelajaran dari luar tanpa kesadaran dan kemauan.11 4. Siswa Siswa adalah anak yang belajar di sekolah. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS I di MAN Pemalang Tahun ajaran 2014/2015 . Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan judul ini adalah bahwa penulis akan membahas tentang metode eklektik dalam kaitannya dengan minat belajar pada mata pelajaran bahasa Arab, sehingga diketahui apakah penggunaan metode eklektik mempunyai pengaruh terhadap minat belajar pada mata pelajaran bahasa Arab di MAN Pemalang Tahun ajaran 2014/2015.
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyai beberapa tujuan, antara lain : 1. Untuk mengetahui penerapan metode eklektik pada mata pelajaran bahasa Arab kelas X IPS I di MAN Pemalang Tahun ajaran 2014/2015.
9
Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit, hlm. 916 Sadirman A.M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 23 11 Imaduddin Ismail, Pengembangan Kemampuan Belajar Pada Anak-Anak, (Jakarta : Bulan Bintang, 1980), hlm. 37. 10
6
2. Untuk mengetahui minat belajar bahasa Arab kelas X IPS I di MAN Pemalang Tahun ajaran 2014/2015 . 3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode eklektik terhadap minat belajar bahasa Arab kelas X IPS I di MAN Pemalang Tahun ajaran 2014/2015. D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis a. Untuk memperkaya khazanah strategi dalam mencari teknik baru atau hal-hal yang menyangkut keefektifan metode eklektik terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Arab. b. Untuk menambah wawasan keilmuan bagi penulis yang berkaitan dengan pengaruh metode pembelajaran bahasa Arab terhadap minat belajar pada siswa. 2. Kegunaan Praktis. a. Sebagai masukan bagi guru dalam penerapan metode yang tepat. b. Memberikan informasi tertulis bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya.
E. Tinjauan Pustaka 1.
Analisis Teoritis dan Penelitian yang Relevan a. Analisis Teori Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan
7
tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Dalam mengajar hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi agar pembelajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian anak didik, penggunaan metode yang bervariasi juga hendaknya disesuaikan dengan situasi yang mendukung sesuai dengan kondisi psikologis anak didik.12 Disinilah Penulis mengenal dengan yang namanya metode eklektik. Adapun pengertian eklektik adalah campuran, kombinasi atau gado-gado dalam bahasa Indonesia (metode-metode pilihan), dalam bahasa Arab disebut al-thariqah al-intiqa’iyyah. Jadi metode eklektik yaitu cara menyajikan bahan pelajaran bahasa asing di depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode.13 Dalam praktiknya, metode eklektik ini dapat diterapkan seseorang guru dalam suatu situasi pengajaran di depan kelas, dengan persiapan yang baik dan kesungguhan dalam mempraktikkan metode ini. Metode ini juga dapat diterapkan secara seksama, melalui perencanaan materi-materi/bahan-bahan yang disiapkan secara matang dengan kerja sama dua atau tiga guru. Misalnya topik pengajaran direct (bercakap-cakap langsung) dan Granmar dapat disampaikan seorang guru dalam satu session pertemuan (minggu pertama), dan selanjutnya untuk pengajaran reading dan translation oleh guru lain
12 13
Zaenal mustakim, Loc Cit. Wa Muna, Op.Cit, hlm. 98
8
pada pertemuan kedua (Minggu kedua/bulan pertama) dapat diajarkan oleh guru lain pula.14 Seperti dijelaskan di atas, menggunakan metode eklektik dalam pengajaran bahasa asing adalah memanfaatkan kebaikan metode tertentu untuk mengatasi kekurangan metode tertentu. Misalnya seorang guru bermaksud melatih kemampuan berbicara sekaligus kemampuan memahami teks bacaan dan kaidah gramatika, maka ia dapat
mengkolaborasikan
metode
langsung
(al-thariqah
al-
mubasyirah/direct method) dengan metode kaidah dan terjemah (thariqah al-qawa’id wal-tarjamah/grammar translation method) ditambah metode membaca (thariqah al-qira’ah/reading method). Adapun langkah yang bisa digunakan untuk menggunakan metode ini fleksibel. Dengan menggunakan metode eklektik ini diharapkan variasi metode yang dipilih tetap terkontrol dan mengacu kepada pencapaian tujuan pengajaran. Dan jangan sampai terjadi metode eklektik ini berubah menjadi metode seenaknya atau metode tidak menentu. 15 Dan dengan adanya metode eklektik ini, diharapkan minat belajar siswa pun ikut berkembang. Sebagaimana penulis ketahui minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran. Misalnya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika, maka dia akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa 14 15
Ahmad Izzan, Op.Cit, hlm. 111 Ahmad Muhtadi Anshor , Op.Cit. hlm. 79
9
lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatiannya yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.16 Oleh
karena
itu,
disinilah
tugas
seorang
guru
untuk
membangkitkan minat belajar peserta didik. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode eklektik, karena dengan menggunakan metode ini proses pembelajaran tidak monoton atau membosankan tetapi menarik perhatian atau minat peserta didik. b. Penelitian yang Relevan 1) Penelitian yang dilakukan oleh Dine Rahman dengan judul “Strategi Pembelajaran Guru Bahasa Arab dalam Membangkitkan Minat Belajar Siswa Kelas VIII di MTs N Sumberagung Jetis Bantul.”
Hasil
penelitiannya
pembelajaran
yang
dilakukan
pembelajaran,
baik
pada
menunjukkan bervariasi
tahap
pra
bahwa di
strategi
setiap
tahap
instruksional,
tahap
instruksional, maupun tahap evaluasi dan tindak lanjut. Penerapan variasi strategi berjalan cukup efektif dan efisien dengan indikator guru mampu membangkitkan minat belajar siswa dan mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan.17
16
Haryu Islamuddin, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012), hlm
188 17 Dine Rahman, Strategi Pembelajaran Guru Bahasa Arab dalam Membangkitkan Minat Belajar Siswa Kelas VIII Di MTs N Sumberagung Jetis Bantul, http://digilib.uinsuka.ac.id/2892/1/BAB%20I,IV.pdf, di akses pada tanggal 18 Agustus 2014, jam 10:22.
10
2) Penelitian yang dilakukan oleh Riana Luluk Khoiriyah dengan judul
“Pengaruh Metode Eklektik terhadap Hasil
Belajar
Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Siswa Kelas XB MA Manahijul Huda Ngagel Dukuhseti Pati”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa metode eklektik (metode langsung dan metode komunikatif) memberi pengaruh terhadap keterampilan berbicara bahasa Arab siswa. Hal ini terbukti dengan meningkatnya nilai rata-rata (pretest) berbicara siswa, yaitu 55,43% dan nilai ratarata (posttest) berbicara siswa, yaitu 79,05. perolehan nilai pretest dan posttest di kelas kontrol, pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode eklektik (metode langsung dan metode komunikatif) di kelas XB MA Manahijul Huda Ngagel Dukuhseti Pati ternyata meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Hal ini tampak dari meningkatnya nilai rata-rata (pretest) berbicara siswa, yaitu 57,49% dan nilai rata-rata (posttest) berbicara siswa, yaitu 73,23%.18 3) Penelitian yang dilikukan oleh Nur Aini dengan judul “Upaya Meningkatkan
Minat
Belajar
Siswa
dalam
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SDN 04 Dadi rejo Tirto Pekalongan”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa (1) minat belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 04 Dadi rejo Tirto pekalongan tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari indikator 18 Riana Luluk Khoiriyah, Pengaruh Metode Eklektik terhadap Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Siswa Kelas XB MA Manahijul Huda Ngagel Dukuhseti Pati, http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/laa/article/download/1509/1456
11
minat belajar seperti kehadiran siswa di sekolah, ketepatan datang di sekolah, keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, pemanfaatan sumber belajar serta nilai rapot yang di raih oleh siswa, (2) pembelajaran PAI di SDN 04 Dadi rejo Pekalongan sama seperti pembelajaran PAI di sekolah-sekolah lain. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan pembelajaran, metode pembelajaran yang di gunakan, pembelajaran serta teknik dan bentuk instrumen penelitian dalam pembelajaran PAI di SDN 04 Dadi rejo Pekalongan, (3) upaya meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran PAI di SDN 04 Dadi rejo Pekalongan meliputi : pembenahan dalam proses pembelajaran, dilakukan dengan cara diadakannya jam tambahan, kerja kelompok, pemberian tugas atau resitasi, dilakukan pembinaan mental baik secara individu maupun kelompok. Serta dilakukan dimensi ritual keagamaan dengan cara mengadakan acara PHBI dan bakti sosial.19 4) Penelitian yang dilakukan oleh Huda Yasmin dengan judul “Pengaruh Minat dan Prestasi Bahasa Arab Siswa (Studi Kasus SMU Islam Pekalongan)”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa (1) prestasi belajar siswa SMU Islam Pekalongan kelas III IPS 2 dan III IPA berada pada kualifikasi baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil perolehan nilai rata-rata yang didapat yaitu 6,94, (2) dari hasil analisis pengaruh minat terhadap prestasi belajar bahasa Arab siswa 19
Nur Aini, Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 04 Dadi Rejo Tirto Pekalongan, (Pekalongan : Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam- STAIN Pekalongan)
12
SMU Islam Pekalongan Ho = menyatakan tidak terdapat korelasi antara minat belajar dengan prestasi bahasa Arab siswa, (3) dari perhitungan analisis metode dengan prestasi bahasa Arab siswa SMU Islam Pekalongan juga tidak menunjukkan adanya korelasi.20 Dari hasil penelitian di atas, ada yang membedakan penelitian yang penulis lakukan adalah belum ada yang membahas secara bersamaan mengenai metode eklektik dan minat belajar siswa. Oleh karenanya penelitian ini akan melanjutkan penelitian yang terdahulu dengan mengaitkan pengaruh metode eklektik terhadap minat belajar siswa. 2.
Kerangka Berpikir Metode memilki peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.
Metode
turut
menentukan
tercapai
tidaknya
tujuan
pembelajaran, sehingga seorang pendidik dituntut untuk mengetahui dan memahami kedudukan metode dalam kegiatan mengajar. Dengan penguasaan metode yang tepat seorang pendidik dapat mengembangkan ilmu yang dimilikinya. Sebaliknya pendidik yang tidak menguasai metode hanya akan menjadi konsumen ilmu bukan produsen. Oleh karena itu kemampuan dalam menguasai suatu materi tertentu perlu dibarengi dengan kemampuan dibidang metodologi sehingga pengetahuan yang dimiliki dapat dikembangkan. Penggunaan metode yang tepat juga dapat menarik minat siswa dalam proses pembelajaran. 20 Huda Yasmin, Pengaruh Minat dan Prestasi Bahasa Arab Siswa (Studi Kasus SMU Islam Pekalongan), (Pekalongan : Jurusan Tarbiyah-Pendidikan Agama Islam - STAIN Pekalongan)
13
Begitu juga sebaliknya jika seorang guru tidak bisa menggunakan metode dengan tepat maka siswa tidak merasa nyaman dalam proses belajar mengajar. Sebagaimana yang diterapkan di MAN Pemalang yaitu dengan menggunakan metode eklektik dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Hal ini disebabkan karena kurangnya minat siswa MAN Pemalang dalam proses pembelajaran, sehingga dengan diterapkannya metode eklektik dalam pembelajaran bahasa Arab dapat meningkatkan minat belajar bahasa Arab siswa kelas X IPS I di MAN Pemalang Tahun ajaran 2014/2015. 3. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.21 Sesuai dengan rumusan masalah di atas penulis dapat merumuskan hipotesis penelitian “metode eklektik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat belajar bahasa Arab siswa kelas X IPS I di MAN Pemalang Tahun ajaran 2014/2015”.
F. Metode Penelitian 1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
kuantitatif,
yaitu
menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah
21
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2012), hlm. 64
14
dengan metode statistik. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada
penelitian
inferensial
(dalam
pengujian
hipotesis)
dan
menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti.22 Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan. Penelitian lapangan (field research) adalah penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau kepada responden.23 2.
Variabel Penelitian Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.24 Dalam judul skripsi di atas terdapat dua variabel yaitu pengaruh metode eklektik sebagai variabel bebas (Independent) dengan indikator : - kecakapan penggunaan metode eklektik - intensitas penggunaan metode eklektik - ketepatan penggunaan metode eklektik - reaksi siswa terhadap penggunaan metode eklektik Sedangkan
minat belajar bahasa Arab siswa sebagai variabel
terikat (dependent) dengan indikator : - perasaan senang - ketertarikan
22
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999 ), hlm. 5 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metode Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian, (Yogyakarta : ANDI, 2010), hlm. 28 24 Mohammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1988), hlm. 49 23
15
- perhatian - keterlibatan siswa 3.
Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subyek asal data dapat diperoleh.25 Sumber data penelitian dibagi menjadi 2 bagian, yaitu: a. Sumber Data Primer Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).26 Data ini diperoleh dari orang-orang yang menjadi informan (key informan) yang mengetahui pokok permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci (key informan) adalah guru bahasa Arab di MAN Pemalang, siswa kelas X IPS I di MAN Pemalang dan dokumen-dokumen. b. Sumber Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.27 Dalam hal ini, sumber data sekunder penulis yaitu buku-buku, literatur-literatur, dan jurnal.
4.
Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : subjek atau objek dengan kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh 25
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Op.Cit, hlm. 169 Ibid, hlm. 171 27 Syaifudin Azwar, Op.Cit, hlm. 36 26
16
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. 28 Dalam hal ini yang menjadi populasi dalam penelitian adalah siswa kelas X MAN Pemalang Tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 370 siswa. b. Sampel Menurut Suharsimi apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sebagai penelitian populasi atau penelitian sensus. Jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%25% atau lebih tergantung pada kemampuan peneliti dalam hal waktu, tenaga dan dana, serta tergantung pada sempit dan luasnya wilayah pengamatan, serta besar kecilnya resiko peneliti.29 Dalam penelitian ini sampel pengambilan dipilih secara acak atau dengan kata lain menggunakan
penelitian
simple
random
sampling.
Dalam
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X tahun 2014-2015 yang berjumlah 370 siswa, maka pengambilan sampel untuk siswanya 10% dari jumlah keseluruhan yaitu 37 siswa. 5.
Metode Pengumpulan Data Dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa instrumen pengumpulan data sebagai berikut : a. Observasi Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan 28 29
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Op.Cit, hlm. 185 M.Aziz Firdaus, Metode Penelitian, (Tangerang : Jelajah Nusa, 2012), hlm. 33
17
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.30 Metode ini digunakan untuk melihat letak geografis MAN Pemalang. b. Metode Kuesioner atau Angket Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.31 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang pengaruh metode eklektik terhadap minat belajar bahasa Arab siswa kelas X IPS I di MAN Pemalang Tahun ajaran 2014/2015. c.
Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).32 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data berupa kondisi umum sekolah MAN Pemalang. Untuk mendapatkan data peneliti melakukan wawancara dengan responden. Adapun yang dijadikan responden adalah kepala sekolah.
30
Mohammad Nazir, Op.Cit, hlm. 212 Sugiyono, Op.Cit, hlm. 142 32 Mohammad Nazir, Op.Cit, hlm. 234 31
18
d.
Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata “dokumen”, yang berarti barang “tertulis”. Di dalam melaksanakan teknik ini, penulis menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah dokumen, peraturanperaturan, catatan harian dan sebagainya.33 Metode ini digunakan untuk memperoleh data penting yang berhubungan dengan penelitian ini, meliputi: sejarah berdirinya MAN Pemalang, data pengajar MAN Pemalang, data siswa MAN Pemalang, serta sarana dan prasarana.
6.
Metode Analisis Data Setelah diperoleh data dari obyek penelitian, kemudian diadakan analisis data yang bersifat kuantitatif yang meliputi beberapa tahapan, yaitu: a. Analisis Pendahuluan Dalam analisis pendahuluan ini diadakan pengelompokan data, kemudian dimasukkan kedalam table distribusi frekuensi dengan pengelompokan seperlunya. b. Analisis Uji Hipotesis Dari analisis pendahuluan, kemudian data-data tersebut dicari kesimpulannya dan dibuktikan dengan korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut :
33
Suharsimi Arikunto, Prosedur Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 1993), hlm. 62
19
rxy
N . xy ( x)( y )
N . x
2
( x) 2 N . y 2 ( y ) 2
rxy
= angka indeks korelasi”r”product moment
N
= number of cases
xy
= jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
x
= jumlah skor X
y
= jumlah skor Y 34
c. Analisis Lanjutan Analisis uji hipotesis merupakan jawaban atas benar atau salah hipotesis yang diajukan dalam skripsi.Dengan diketahuinya hasil uji hipotesis ini berarti selesailah analisis data.
G. Sistematika Penulisan Upaya mempermudah memahami penulisan dan penyusunan skripsi ini, maka penulis membagi ke dalam lima bab, yaitu: Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Metode eklektik dan minat belajar bahasa Arab. Sub bab pertama pembahasan tentang metode eklektik yang meliputi: pengertian metode
eklektik,
prinsip-prinsip
metode
eklektik,
langkah-langkah
penggunaan metode eklektik, kelebihan dan kelemahan metode eklektik. Sub 34
Salafudin, Stasitistika Terapan untuk Penelitian Sosial, (pekalongan : STAIN Press, 2005), hlm. 84
20
bab kedua pembahasan tentang minat belajar yang meliputi: pengertian minat belajar, macam-macam minat belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar, serta fungsi minat dalam belajar. Bab III Penerapan metode eklektik dan minat belajar bahasa Arab siswa kelas X IPS I di MAN Pemalang. Pada bab ini berisi dari tiga sub bab. Sub bab pertama mengenai gambaran umum MAN Pemalang, yang meliputi : latar belakang dan sejarah berdirinya MAN Pemalang, letak geografis MAN Pemalang, visi misi MAN Pemalang, keadaan sarana dan prasarana MAN Pemalang, keadaan guru dan peserta didik MAN Pemalang. Sub bab kedua tentang penerapan metode eklektik dalam pembelajaran bahasa Arab kelas X IPS I di MAN Pemalang. Sub bab ketiga tentang minat belajar bahasa Arab siswa kelas XI IPS I di MAN Pemalang. Bab IV Pengaruh metode eklektik terhadap minat belajar bahasa Arab siswa kelas X IPS I di MAN Pemalang yang meliputi analisis penerapan metode eklektik siswa kelas X IPS I di MAN Pemalang, analisis minat belajar siswa kelas X IPS I di MAN Pemalang dan pengaruh penerapan metode eklektik terhadap minat belajar bahasa Arab siswa kelas X IPS I di MAN Pemalang. Bab V Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.