PENDAHULUAN BAB 1
BAB I PENDAHULUAN I.1
Latar Belakang Museum Negeri Provinsi Papua telah dirintis sejak tahun 1981/ 1982 oleh
Kepala Bidang Permuseuman, Sejarah dan Kepurbakalaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Perwakilan Papua. Tahun 1987, Museum Negeri Provinsi Papua telah melakukan kegiatan pelayanan untuk masyarakat. Salah satu fungsi dan tujuan Museum Negeri Provinsi Papua adalah sebagai lembaga pendidikan dan studi wawasan budaya bangsa serta pusat informasi yang bersifat edukatif cultural Papua. Fasilitas yang terdapat di museum antara lain lobby, gedung kantor, gudang koleksi & perpustakaan, gedung pameran tetap 1, gedung pameran tetap 2, gedung pameran nusantara, gedung auditorium, café Muze, toilet dan area parkir. Hingga saat ini museum memiliki 3.619 koleksi benda budaya yang didapat dari berbagai daerah/ kabupaten di Provinsi Papua (yang sekarang terbagi menjadi 2 provinsi yaitu Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat). Koleksi benda budaya yang terdapat di Museum Negeri Provinsi Papua terbagi dalam beberapa klasifikasi, klasifikasi tersebut dimaksudkan untuk memudahkan proses pendataan benda budaya agar tidak terjadi kekeliruan atau pengulangan pendataan. Klasifikasi yang dimaksudkan antara lain: -
Geologika/ geografika, benda koleksi
merupakan objek penelitian ilmu
geologi/ geografi, berhubungan dengan batu-batuan, mineral, pasir halus, tembaga, dan logam. -
Biologika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian ilmu biologi, berhubungan dengan flora, fauna, bentangan alam, kerangka manusia, hewan, tengkorak, dan lain-lain.
-
Etnografika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian ilmu antropologi, berupa ukiran-ukiran, lukisan patung, dan sebagainya. Tercatat sebanyak 15.700 jenis ukiran dari 250 suku di Papua.
-
Arkeologika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian ilmu arkeologi.
-
Historika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian sejarah.
-
Numismatika atau Feralbica merupakan benda koleksi mata-mata uang asing dari berbagai negara pada zaman yang berbeda-beda, tanda pangkat pada masa Kolonial Belanda yang diberikan kepada para ketua adat di Irian Jaya, taring babi dalam ukuran besar dan panjang, anting-anting.
-
Filologika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian filologika berupa tulisan-tulisan kuno, tulisan tangan di atas batu, dan daun lontar.
-
Keramika, benda koleksi yang terbuat dari bahan tanah liat kemudian dibakar misalnya piring-piring adat, keramik, guci, serta mangkuk tua dari Cina. Seni rupa yakni artistik, ukiran-ukiran, seperti tameng, tifa, dan lain-lain.
-
Koleksi seni rupa, benda koleksi merupakan ekspresi pengalaman antistik manusia dalam objek 2 dimensi atau 3 dimensi.
-
Teknologika (Modern), benda koleksi berupa berupa keterampilan tradisional, seperti, membuat parang, cangkul, noken, dan anak panah secara tradisional ataupun peralatan dan hasil produksi pabrik. Redesain merupakan sebuah proses perubahan yang membuat sebuah desain
berbeda dari desain awalnya, redesain juga memerlukan evaluasi dari desain yang sudah ada dan menemukan kebutuhan yang harus diredesain, kebutuhan inilah yang nantinya akan memandu proses redesain (http://id.wikipedia.org). Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995, pemerintah menyatakan bahwa pengertian dari museum adalah sebuah lembaga yang menjadi tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda yang merupakan bukti benda nyata/ material sebagai hasil dari budaya manusia, alam dan lingkungannya agar supaya melindungi dan melestarikan kekayaan budaya bangsa (http://www.legalitas.org). Namun rumusan mengenai museum yang diakui secara resmi di berbagai negara ialah yang dirumuskan oleh International Council of Museum yaitu: •
Museum merupakan badan tetap, tidak mencari keuntungan dan terbuka untuk umum.
•
Museum merupakan lembaga yang melayani masyarakat untuk kepentingan perkembangan, dalam hal ini museum merupakan sarana sosial budaya.
•
Museum memperoleh atau menghimpun barang-barang pembuktian tentang manusia dan lingkungan.
•
Museum memelihara dan mengawetkan koleksinya untuk digunakan sebagai sarana komunikasi dengan pengunjung.
•
Kegiatan-kegiatan di belakang layar (seperti pengumpulan, perawatan, pengawetan, penelitian dan penyajian koleksi) dan kegiatan-kegiatan umum, seperti hasil penerbitan, pameran, ceramah dan peragaan, semuanya untuk studi atau pendidikan dan kesenangan. Selain klasifikasi benda koleksi pada Museum Negeri Provinsi Papua masih
ada 4 istilah yang digunakan museum pada umumnya untuk mengelompokkan koleksi benda budaya, antara lain: -
Benda grafika, benda berupa foto dan peta asli.
-
Diorama, gambar 3 dimensi yang memperlihatkan alam, aktifitas dan peristiwa sejarah yang penting.
-
Replika, produksi benda yang dibuat baru untuk mengganti benda asli yang rusak.
-
Miniatur, benda yang diperkecil ukurannya menurut skala tertentu. Dari segi kelengkapan benda koleksi, Museum Negeri Provinsi memiliki
banyak koleksi beragam dari tiap kabupaten di Papua yang merupakan warisan budaya masa lampau namun kekayaan ini tidak sebanding dengan jumlah pengunjung museum. Persoalan utama yang dikaji berdasarkan studi lapangan adalah Museum Negeri Provinsi Papua sama sekali belum memenuhi tujuan museum sebagai sarana rekreasi. Penjabaran persoalan utama tersebut antara lain meskipun terletak di kawasan ramai namun karena museum tidak memiliki fasilitas untuk mengundang khalayak ramai sehingga museum selalu sepi selain itu penataan benda-benda koleksi yang ada kurang informatif (tidak adanya pemisahan koleksi sehingga memudahkan pengunjung mempelajari serta menikmati koleksi. Berdasarkan hal diatas maka Museum Negeri Provinsi Papua perlu diredesain dengan cara menambah fasilitas pendukung yang mengundang khalayak ramai seperti open theater (digunakan untuk pentas seni budaya maupun kontemporer), food court dan taman (yang multifungsi)
dan penataan benda-benda koleksi & interior pada gedung entrance, gedung pameran 1, gedung pameran 2 dan gedung pameran nusantara serta penambahan fasilitas pada gedung auditorium. I.2
Rumusan Masalah Bagaimana meredesain Museum Negeri Provinsi Papua di Jayapura sehingga dapat mewujudkan fungsinya sebagai sarana rekreasi bagi masyarakat di kota Jayapura.
I.3
Tujuan Meredesain Museum Negeri Provinsi Papua di Jayapura sehingga dapat mewujudkan fungsinya sebagai sarana rekreasi bagi masyarakat di kota Jayapura dengan menambah fasilitas pendukung seperti open theater, food court dan taman serta penataan benda-benda koleksi dan interior pada lobby, gedung pameran 1, gedung pameran 2 dan gedung pameran nusantara serta penambahan fasilitas pada gedung auditorium.
I.4
I.5
Sasaran -
Melakukan studi tentang museum.
-
Melakukan studi tentang Museum Negeri Provinsi Papua di Jayapura.
-
Melakukan studi tentang Jayapura.
-
Melakukan studi tentang penataan benda koleksi dan interior museum.
-
Melakukan studi tentang fasilitas pendukung museum.
Lingkup -
Museum meliputi/ dibatasi pada bangunan atau fasilitas yang ada di Museum Negeri Provinsi Papua.
-
Jayapura dibatasi pada hal yang berhubungan dengan site museum awal.
-
Penataan benda koleksi dan interior dibatasi pada lobby, gedung pameran tetap I, gedung pameran tetap II dan gedung pameran nusantara.
-
Fasilitas pendukung museum dibatasi pada gedung auditorium, open theater, food court dan taman.
I.6
Metode a. Metode Mencari Data -
Wawancara
Ditujukan pada pengelola Museum Negeri Provinsi Papua, kantor Dinas Kebudayaan bagian permuseuman, kantor Bappeda Provinsi Papua. -
Observasi Pengamatan langsung terhadap lingkungan Museum Negeri Provinsi Papua.
-
Studi pustaka/ literatur Mempelajari buku-buku tentang museum, redesain museum,dsb.
b. Metode Menganalisis Data -
Kuantitatif Tabel jumlah pengunjung Museum Negeri Provinsi Papua tahun anggaran 2007.
-
Kualitatif Tabel jumlah pengunjung Museum Negeri Provinsi Papua tahun anggaran 2007, jumlah pengunjung yang menurun drastis terjadi di bulan Mei yakni hanya berjumlah 7 orang.
c. Metode Redesain Meredasain Museum Negeri Provinsi Papua di Jayapura dengan cara menambah fasilitas pendukung seperti open theater, food court dan taman untuk mengundang khalayak ramai, menata benda-benda koleksi dan interior pada gedung entrance, gedung pameran tetap I, gedung pameran tetap II dan gedung pameran nusantara serta penambahan fasilitas pada gedung auditorium. I.7
Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan Mengungkap latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan Museum Ruang-ruang yang harus ada pada sebuah museum, kenyamanan antar pengunjung saat melihat benda koleksi yang sama, standar jarak pandang pengunjung dalam menikmati koleksi, penyajian-penyajian koleksi yang menarik.
Bab III : Tinjauan Museum Negeri Provinsi Papua Di Jayapura Tinjauan kota Jayapura dan tinjauan Museum Negeri Provinsi Papua menyangkut kondisi site secara keseluruhan, kondisi fasilitas utama, kondisi fasilitas penunjang. Bab IV: Analisis Menuju Konsep Redesain Museum Negeri Provinsi Papua Di Jayapura Mengungkapkan konsep perencanaan dan perancangan museum, khususnya pada penataan benda koleksi dan interior pada lobby, gedung pameran tetap I, gedung pameran tetap II dan gedung pameran nusantara serta fasilitas pendukung museum pada open theater, food court dan taman Bab VI : Konsep Redesain Museum Negeri Provinsi Papua Di Jayapura Konsep perencanaan dan perancangan museum yang disesuaikan dengan kondisi bangunan yang ada saat ini.