1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Orang tua adalah manusia yang pertama dikenal anaknya dalam keluarga. Anak dalam keadaan lemah dan tidak tahu apa-apa tergantung orang tuanya baik dalam perkembangan psikis maupun fisiknya. Disamping itu orang tua adalah merupakan bagian dari keluarga yang terikat pada nalurinya untuk mencintai anaknya, karena cinta kasih atau kasih sayang merupakan landasan terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan psikologis dan sosial anak.1. Ketahuilah bahwa usaha untuk melatih anak-anak agar mereka memperoleh pendidikan yang baik serta akhlak yang mulia itu adalah termasuk hal yang maha penting dan wajib dilaksanakan dengan sebenar-benarnya dan sama sekali tidak boleh dilengahkan sedikitpun. Anak adalah amanat atau titipan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kedua orang tuanya. Hati anak-anak yang masih suci merupakan sesuatu yang bernilai tinggi, yang penuh harapan dan keadaannya masih kosong sama sekali. Hati anak itu bagaikan selembar kertas yang belum tergores sedikitpun oleh tulisan atau gambar bagaimanapun coraknya. Tetapi ia dapat menerima apa saja
1
Abdurrahman AN Nawawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani Press, cet ke 2, 1999), h. 144
1
2
bentuk yang digoreskan, apa saja yang akan digambarkan didalamnya, malahan ia akan condong dan cocok kepada sesuatu yang di berikan kepadanya. Kecondongan ini akhirnya akan menjadi kebiasaan dan yang terakhir sekali sebagai kepercayaan. Oleh sebab itu apabila si anak tadi dibiasakan untuk mengamalkan nilainilai yang baik, diberi pendidikan kearah itu, pastilah ia akan tumbuh diatas kebaikan tadi dan akibatnya ia dapat selamat sentosa didunia dan akhirat. Kedua orang tuanya dan semua pendidik, pengajar serta pengasuhnya pun ikut serta memperoleh pahala. Sebaliknya jika anak itu sejak kecil sudah dibiasakan mengerjakan keburukan dan dibiarkan begitu saja tanpa dihiraukan pendidikan dan pengajarannya yakni sebagaimana halnya seorang yang memelihara bunga, maka akibatnya anak itu pun akan celaka dan rusak binasa akhlaknya, sedang dosanya yang utama tentulah dipikulkan kepada orang yang bertanggungjawab untuk memeliharanya dan mengasuhnya. Dalam hal ini Allah SWT berfirman : Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (Q.S. At-Tahrim : 6)2 2
Al Qur’an At Tahrim ayat : 6, Al Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang,: CV. Wicaksana, , 1994), h. 951
3
Dalam Islam, tujuan mulia berkeluarga adalah melahirkan keturunan yang memiliki sifat-sifat terpuji, tumbuh besar atas akhlak mulia dan menjadi anggota masyarakat yang berguna dalam segala bidang. Tujuan tersebut dapat tercapai melalui pendidikan keluarga. Dalam hal ini ayah memegang peran yang tidak kalah pentingnya dengan peran seorang ibu.3 Keberhasilan pendidikan di sekolah tidak terlepas dari pendidikan didalam keluarga. Keluarga (orang tua) merupakan lingkungan sosial yang pertama-tama dikenal oleh anak. Orang tua mempunyai pengaruh besar dalam membimbing dan mengembangkan
potensi
anak
khususnya
masalah
pendidikan.
Kondisi
lingkungan keluarga yang menentukan keberhasilan anak adalah adanya kepedulian orang tua yang diwujudkan dengan salah satunya adalah perhatian yang besar dari orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya. Perhatian orang tua ini berperan untuk menciptakan kondisi lingkungan belajar yang positif dan kondusif. Sebenarnya anak bisa mengembangkan kemampuan mereka karena adanya perhatian yang diberikan oleh orang tua. Pada kenyataannya orang tua tidak selalu bisa memberikan perhatian yang sepenuhnya terhadap putra-putrinya karena mereka disibukkan dengan kepentingan kerja maupun kepentingan yang lain.
3
Abdullah Muhammad Abdul Mu’thi, Petunjuk Ayah Yang Sukses, (Semarang: Pustaka Adnan, 2006), h. 1.
4
Selain itu, latar belakang orang tua siswa kelas V di SDN Getas Wonopringgo akan mempengaruhi bentuk perhatian dan cara mendidik orang tua yang diterapkan pada anaknya. Ada orang tua yang dalam mendidik anak lebih bersikap memberi kebebasan pada anaknya untuk berprilaku dan berpendapat. Sebaliknya ada orang tua yang lebih bersikap mengatur dan memaksa anaknya untuk bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan keinginan orang tua. Dan ada orang tua yang dalam mendidik anak lebih bersikap demokratis yaitu memberi kebebasan pada anak untuk bersikap dan berprilaku tetapi kebebasan tersebut dibatasi dengan adanya pengendalian dari orang tua. Tapi pada kenyataannya belum tentu dengan sikap terbuka maupun demokratis, anak bisa mendapat prestasi yang baik. Karena ada anak dengan perhatian yang bersifat terbuka prestasinya jelek. Sebaliknya dengan perhatian tertutup dan bebas ada anak yang bisa mencapai prestasi yang baik. Atas dasar fenomena diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar PAI di SD Negeri Getas Kec. Wonopringgo Kab.Pekalongan.” Pemilihan judul tersebut didasarkan pada beberapa alasan, antara lain : 1. Perhatian orang tua dalam kehidupan anak sangat penting. 2. Prestasi belajar merupakan tolak ukur dari keberhasilan proses belajar yang harus diusahakan oleh siswa. namun keberhasilan itu tidak datang dengan sendirinya, sehingga perhatian orang tua diperlukan dalam membantu keberhasilan tersebut.
5
3. Di SD Negeri Getas tempat penulis mengajar sehingga mudah untuk berkonsultasi dan memperoleh data yang diperlukan untuk menyusun skripsi. B. Rumusan Masalah Dari latar belalang yang penulis kemukakan di atas dapat penulis angkat beberapa permasalahan yaitu: 1. Bagaimana bentuk perhatian orang tua terhadap proses belajar anak dalam keluarga? 2. Bagaimana hasil prestasi belajar PAI siswa kelas V di SD Negeri Getas? 3. Bagaimana pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar PAI di SD Negeri Getas? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan kegiatan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perhatian orang tua dalam mencetak anak berprestasi. 2. Untuk mengetahui prestasi belajar anak mata pelajaran PAI di SD Negeri Getas Wonopringgo Kab.Pekalongan. 3. Untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak mata pelajaran PAI di SD Negeri Getas. D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan hasil penelitian ini adalah : a. Secara Teori Memberikan sumbangan untuk pengembangan pendidikan.
6
b. Secara Praktis 1) Bagi penulis Untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam. 2) Bagi kepala sekolah Memberikan sumbangan pemikiran kepala sekolah untuk membuat kebijakan diadakannya pertemuan antara orang tua dan guru untuk membantu menuntaskan problem pembelajaran anak terutama bagi anak yang orangtuanya kurang perhatian. 3) Bagi orang tua Memberikan wawasan pengetahuan tentang cara mendidik anak yang baik dan efektif. E. Tinjauan Pustaka Dalam rangka membahas permasalahan yang penulis ajukan dalam skripsi, maka penulis menggunakan beberapa referensi yang dijadikan sebagai landasan teori yang ada hubungannya dengan perhatian ayah dalam keluarga dan prestasi belajar. Untuk itu dalam tinjauan pustaka akan penulis paparkan beberapa teori sebagai berikut: 1. Analisis Teori dan Penelitian yang Relevan Sebagai dasar pijakan peneliti dalam melakukan penelitian ini, perlu ditinjau beberapa penelitian/tulisan yang berkaitan dengan penelitian yang akan penulis lakukan.
7
Menurut Agus Dariyo, dalam bukunya Psikologi Perkembangan mengatakan bahwa seorang anak yang hidup dalam lingkungan keluarga penuh perhatian dan kasih sayang maka ia akan tumbuh berkembang menjadi individu yang mampu mengaktualisasikan potensinya dengan baik.4 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.5 Sedangkan Muchtar Buchori dalam bukunya Teknik Evaluasi dalam Pendidikan menerangkan bahwa prestasi belajar merupakan tolak ukur dari keberhasilan proses belajar yang harus selalu diusahakan baik oleh guru maupun siswa itu sendiri, sebab keberhasilan itu tidak datang dengan sendirinya. Secara logis, semakin baik usaha yang dilakukan maka semakin baik pula hasil yang akan dicapai.6 Prestasi belajar ini dapat berupa angka, huruf atau tindakan yang mencerminkan belajar yang dicapai masing-masing dalam periodik tertentu. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Maria Ulfah, mahasiswa STAIN Pekalongan Fakultas Tarbiyah tahun 2009 dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Perhatian Orang Tua Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus di SDN Panjang Wetan 03 Pekalongan)”, menunjukkan 4
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor: Galia Indonesia, 2004), hlm. 15 Depdikbud, Op. Cit, h. 787. 6 Muchtar Buchori, Teknik Evaluasi dalam Pendidikan, (Bandung: Jemars, 1990), h. 178. 5
8
bahwa terdapat pengaruh antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak meskipun lemah, hal ini dibuktikan dengan nilai ”r” terletak pada tabel interpretasi 0,21 – 0,40 yang berarti antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang lemah.7 2. Kerangka Berpikir Dalam kerangka berfikir berisi gambaran pola hubungan antara variabel atau kerangka konseptual yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti, disusun berdasarkan kajian teoritis yang dilakukan.8 Orang tua mempunyai peran yang penting dalam perkembangan kognitif anak. Kemampuan mengaktualisasikan potensi anak akan ditentukan oleh perhatian seorang ayah. Itu berarti perkembangan anak akan dapat dicapai dengan dukungan dan perhatian orang tua sesuai dengan tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh anak. Dengan perhatian orang tua diharapkan anak memiliki kemampuan intelektual yang tinggi sehingga prestasi akademiknya tinggi pula.9 Yakni dengan memfasilitasi dan melengkapi keperluan sekolah, akan membuat anak terpacu untuk berprestasi.10 Dengan tercapainya tugas-tugas perkembangan tersebut maka dapat dikatakan bahwa orang tua sukses dalam mendidik anak. 7
Maria Ulfa, Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus di SDN Panjang Wetan 03 Pekalongan), Skripsi STAIN Pekalongan, Pekalongan: 2009, h. 61 8 STAIN Pekalongan, Panduan Penyelenggaraan Pendidikan, (Pekalongan: STAIN Press, 2003), h. 46. 9 http:/bimbelccrawamangun.wordpress.com/latifah ksm, anakku sayang, 2009/02/23 10 http:/bimbelccrawamangun.wordpress.com/latifah ksm, anakku sayang, 2009/02/23
9
3. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar dan salah. Hipotesa merupakan prediksi terhadap hasil penelitian yang diusulkan.11 Adapun penerimaan dan penolakan hipotesis ini tergantung pada hasil penelitian terhadap fakta-fakta setelah fakta-fakta tersebut diolah dan dianalisis. Dengan demikian hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara dan kebenarannya akan diuji setelah data yang diteliti tersebut terkumpul. Sedangkan hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif atas perhatian orang tua terhadap prestasi anaknya dalam mata pelajaran PAI di SD Negeri Getas Wonopringgo Kab.Pekalongan. F. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam rangka menyusun skripsi ini dikelompokkan menjadi 6 yaitu: desain penelitian, variabel penelitian, populasi, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. 1. Desain penelitian Desain penelitian adalah proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.12 Dalam penelitian nanti, penulis akan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang analisisnya 11
Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), h. 61. 12 Syaifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), h. 5
10
menekankan pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika.13 Sedangkan jenis penelitiannya adalah penelitian lapangan (field research). Field research adalah penelitian yang dilakukan di kancah/ tempat terjadinya gejala yang diselidiki.14 2. Variabel penelitian Variabel penelitian ini adalah pernyataan eksplisit apa dan bagaimana fungsi masing-masing untuk variabel yang kita perhatikan,15 atau objek penelitian atau sesuatu yang menjadi perhatian suatu penelitian.16 Dalam penelitian nanti ada 2 variabel yaitu: a. Variabel bebas (variabel x) Yang dimaksud di sini adalah perhatian orang tua di tengah-tengah kehidupan anaknya, dengan indikatornya sebagai berikut:
13
-
Memberikan pujian
-
Memberikan dorongan/motivasi
-
Memberikan hadiah
-
Memberikan permainan yang menarik
-
Menjadi pendengar bagi anaknya -anaknya
-
Menemani menonton TV, bermain, dan belajar.
Ibid, h. 8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 42. 15 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1987), h. 70 16 Ibid, h. 5 14
11
b. Variabel terikat (variabel y) Yang dimaksud di sini adalah prestasi belajar peserta didik SD Negeri Getas Kec. Wonopringgo Kab.Pekalongan, dengan indikatornya adalah nilai raport peserta didik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Semester I. 3. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian,17 Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh orang tua siswa kelas V SD Negeri Getas Wonopringgo yang berjumlah 35 orang yang diteliti. 4. Sumber data Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian nanti ada 2 macam, yaitu: a. Sumber data primer Adalah sumber data yang diperoleh dari tempat penelitian. Data ini berupa hal-hal yang berkaitan dengan perhatian orang tua dalam keluarga terhadap prestasi belajar anaknya, sumber datanya diperoleh dari orang tua dan dokumentasi. b. Sumber data sekunder Adalah sumber data kedua yang digunakan untuk menunjang sumber data primer. Sumber datanya diperoleh dari buku-buku bacaan yang menjadi acuan literatur dan dokumen-dokumen penunjang lainnya. 17
Suharsimi Arikunto, Op Cit, h. 101.
12
5. Teknik pengumpulan data Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Teknik Observasi Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek baik langsung atau tidak langsung karena pengamatan dengan gejala-gejala penelitian dapat diamati dari dekat.18 Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data mengenai keadaan umum di SDN Getas Wonopringgo antara lain : letak geografis, keadaan umum, keadaan siswa. b. Teknik angket Angket adalah metode pengumpulan data dengan cara membuat pertanyaan tertulis kepada responden untuk memberikan jawaban secara tertulis pula. Kemudian jawaban tersebut dikembalikan kepada pembuat angket.19 Adapun angket yang akan penulis gunakan adalah bentuk angket tertutup yaitu responden diberikan beberapa pertanyaan yang mana alternatif jawabannya telah tersedia dan disesuaikan dengan keadaan dirinya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang perhatian orang tua di tengah-tengah kehidupan anaknya. 18
M. Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1992), h. 31. Cholid Marbuko, Pengantar Metodologi Penelitian, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 1984), h. 10 19
13
c. Teknik interview Interview adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian.20 Metode ini digunakan untuk menggali data-data tentang pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar PAI yang diperoleh dari hasil interview
guru
PAI
kelas
V
SD
Negeri
Getas
Wonopringgo
Kab.Pekalongan. d. Teknik dokumentasi Dokumentasi adalah sekumpulan data verbal yang berbentuk tulisan, dokumen, sertifikat, foto, rekaman dan lain-lain.21 Metode ini digunakan untuk menyelidiki benda-benda tertentu seperti absensi, nilai raport, struktur organisasi dan lain-lain. 6. Teknik analisis data Setelah data-data terkumpul, maka selanjutnya data akan diolah melalui beberapa tahapan analisis, yaitu : a. Analisis Pendahuluan Analisa pendahuluan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penelitian dengan cara memasukkan hasil pengolahan data angket responden ke dalam data tabel distribusi frekuensi. 20
M. Ali, Op. Cit, h. 193 Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Pelajar, 1973), h. 215 21
14
Pada prinsipnya penelitian dalam skripsi ini dengan menggunakan satu prediktor (X) dan satu kriterium (Y) kesemuanya dari variabel-variabel tersebut akan dihitung dengan menggunakan ukuran nilai hasil angket. Dalam pengisian angket digunakan empat pilihan jawaban yang masingmasing diberi indikator/skor dengan kriterium sebagai berikut: 1) Jawaban a dengan nilai 4 2) Jawaban b dengan nilai 3 3) Jawaban c dengan nilai 2 4) Jawaban d dengan nilai 1 b. Analisa uji hipotesis Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan.22 Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anaknya, digunakan teknik analisis pengaruh product moment dengan rumus:
rxy
22
N xy ( x)( y)
23
{N x ( x ) } {N y ( y ) } 2
2
2
2
Cholid Marbuko, Pedoman Praktis Membuat Proposal Penelitian, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 1999), h. 54 23 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, Persada, 1994), h. 193.
15
Keterangan: rxy : angkat indeks pengaruh “r” product moment N
: jumlah responden
x
: variabel dari perhatian ayah
y
: variabel dari prestasi belajar
x2 : kuadrat variabel dari perhatian ayah y2 : kuadrat variabel dari prestasi belajar Σ
: jumlah dari perkalian antara skor x dan y
c. Analisa lanjut Analisa ini digunakan untuk mengambil kesimpulan setelah dilakukan analisis uji hipotesis, dalam hal ini ada 2 kemungkinan yaitu: 1) Jika Ha diterima atau Ho ditolak, maka terdapat pengaruh positif yang signifikan antara perhatian ayah dalam keluarga dengan prestasi belajar. 2) Jika Ha ditolak atau Ho diterima, maka tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara perhatian ayah dalam keluarga dengan prestasi belajar. G. Sistematika Penulisan Skripsi Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu : bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal skripsi meliputi halaman formalitas, yaitu halaman judul, halaman pernyataan, halaman nota pembimbing, halaman
16
pengesahan, halaman persembahan, halaman motto, abstrak, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran. Bagian inti skripsi memuat pokok-pokok permasalahan yang terdiri dari bab I sampai bab V, yaitu : Untuk memudahkan pemahaman dalam penulisan skripsi, maka penulis membuat susunan yang sederhana yakni terdiri dari beberapa bab dan tiap-tiap bab dibagi atas sub bab dengan sistematika sebagai berikut: BAB I berisi: Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II berisi: Perhatian orang tua dan prestasi belajar. Dalam hal ini berisi tentang: Pertama, perhatian orang tua yang meliputi: pengertian perhatian dan orang tua, macam-macam perhatian, pengaruh perhatian orang tua terhadap anak, besarnya pengaruh perhatian orang tua dan peran orang tua dalam pendidikan anak. Kedua, prestasi belajar yang meliputi: pengertian prestasi belajar, jenis-jenis tipe prestasi, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Ketiga, pendidikan agama islam (PAI) yang meliputi : pengertian PAI, dasar dan tujuan PAI dan materi PAI. Keempat, pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar PAI di SD Negeri Getas. BAB III berisi : Hasil penelitian perhatian orang tua dalam keluarga dan prestasi belajar. Dalam hal ini berisi tentang: Pertama, gambaran umum SD Negeri Getas Wonopringgo Kab.Pekalongan. Kedua, data tentang orang tua.
17
Ketiga, data tentang prestasi belajar PAI SD Negeri Getas Kec. Wonopringgo Kab.Pekalongan. BAB IV berisi : Analisis pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar PAI, yang meliputi: analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis, dan analisis lanjut. BAB V berisi : Penutup, dalam bab ini merupakan bab terakhir yaitu sebagai penutup yang berisi tentang kesimpulan, dan saran-saran..
18
BAB II TINJAUAN TENTANG PERHATIAN ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
A. Perhatian Orang Tua 1. Pengertian Perhatian dan Orang tua Setiap orang memiliki naluri untuk diperhatikan, dengan adanya perhatian yang diberikan oleh orang lain maka orang yang diperhatikan akan merasa senang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perhatian berarti hal memperhatikan apa yang diperhatikan.24 Lebih luas lagi Singgih D. Gunarsa mendefinisikan perhatian sebagai “menaruh hati”.25 Menaruh hati kepada anak adalah dasar utama hubungan baik di antara orang tua dan anakanaknya. Menaruh hati terhadap kejadian dan peristiwa anaknya, berarti mengikuti dan memperhatikan seluruh perkembangan anak-anaknya. Perhatianperhatian tersebut diartikan untuk mencari sebab-sebab dan sumber-sumber dari permasalahan sehingga terjadi perubahan-perubahan pada setiap anak-anaknya. Senada dengan pengertian yang disampaikan oleh Singgih D. Gunarsa, Sumadi Suryabrata mengemukakan bahwa perhatian adalah “Pemusatan tenaga
24
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Balai Pustaka, cet. 9, 1997) h. 25 25 Singgih D. Gunarsa, dkk, Psikologi untuk Keluarga, (Jakarta: Gunung Mulia, cet. 16, 2007), h. 42
18
19
psikis yang ditujukan kepada suatu objek.”26 Dari definisi ini dapat dipahami bahwa perhatian merupakan pengerahan energi jiwa yang tertuju pada suatu objek, yang dalam hal ini untuk menyertai perkembangan anak, jika perhatiannya penuh terhadap suatu objek (anak), maka ia
mengenal dan
mengetahui objek (anak) secara sempurna. Sedikit berbeda dengan definisi yang dikemukakan di atas, Muhammad Said Mubayyaah berpendapat bahwa perhatian merupakan salah satu tindakan yang baik untuk mencegah dan menghentikan perilaku buruk anak. Adapun perhatian tersebut dikhususkan jika anak melakukan perilaku terpuji.27 Definisi ini hampir sama dengan Sylvia Rimm, yang menyatakan bahwa perhatian merupakan penghargaan yang berarti dan tidak adanya perhatian anak-anak dapatkan bisa menghentikan perilaku tertentu.28 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan hal-hal yang berkaitan dengan perhatian merupakan sikap yang dilakukan oleh sesorang untuk melihat suatu objek (anak) sehingga orang tersebut dapat memahami perkembangannya, melalui perhatian dapat dijadikan sebagai cara terbaik untuk merubah perilaku anak.
26
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1989), h. 14 Muhammad Said Mubayyaah, Akhlaq Anak Muslim, (Jakarta: Najla Press, 2006), h. 7 28 Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 77 27
20
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Orang Tua adalah orang yang sudah tua, ibu dan bapak, orang yang dianggap tua atau dituakan (pandai, cerdik).29 Adapun dalam penggunaan Bahasa Arab istilah orang tua dikenal dengan sebutan Al-Walid ( ) ﺍﻠوﺍﻠﺪ, dan pengertian tersebut dapat dilihat dalam Al-Qur’an pada surat Luqman ayat 14: Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baiklah) kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah, menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada –Ku dan kepada kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu. (QS. Luqman : 14).30
Dari definisi-definisi yang telah dipaparkan, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perhatian orang tua adalah sikap yang dilakukan oleh ibu dan bapak yang mengasuh untuk melihat suatu objek (anak) sehingga orang tersebut dapat memahami perkembangannya, melalui perhatian dapat dijadikan sebagai cara terbaik untuk merubah perilaku anak. Perubahan perilaku anak dapat bersifat positif atau negatif tergantung dari bentuk perhatian yang diberikan oleh orang tua terhadap anak itu.
29
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2000, h. 798 , Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang :CV. Wicaksana, 1994, h. 564
30
21
2. Macam-macam Perhatian Untuk memudahkan persoalan, maka dalam mengemukakan perhatian ini dapat ditempuh cara dengan menggolongkan perhatian tersebut menurut cara tertentu. Adapun golongan-golongan atau macam-macamnya perhatian itu adalah sebagai berikut : a. Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin dalam hal ini dapat dibedakan menjadi : 1) Perhatian intensif dan 2) Perhatian tidak intensif Makin banyak kesadaran yang menyertai sesuatu atau pengalaman batin berarti makin intensiflah perhatiannya. Dalam hubungan dengan hal ini telah banyak dilakukan penyelidikan-penyelidikan oleh para ahli yang hasilnya memberi kesimpulan, bahwa tidak mungkin melakukan dua aktivitasnya yang memberi kedua-duanya disertai, oleh perhatian yang intensif. Kecuali itu teryata pula bahwa makin intensif perhatian yang menyertai sesuatu aktivitas akan makin sukseslah aktivitas itu.31 b. Atas dasar luasnya obyek yang dikenai perhatian. Perhatian ini dibedakan menjadi : 1) Perhatian terpancar (distributif) dan
31
Ibid, h. 15.
22
2) Perhatian terpusat (konsentratif) “Perhatian terpancar pada suatu saat dapat tertuju pada bermacam-macam obyek misalnya perhatian yang sedang mengendarai mobil, yang pada suatu saat perhatiannya dapat tertuju kepada bermacam-macam obyek, seperti keadaan lalu lintas, tanda-tanda yang diberikan oleh polisi lalu lintas yang sedang dikemudikannya. Perhatian yang terpusat pada sesuatu saat yang hanya dapat tertuju pada obyek yang sangat terbatas. Perhatian yang demikian ini misalnya pada seorang tukang jam”.32 Dari beberapa pengertian perhatian dan pembagiannya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, apabila seseorang tidak memusatkan pada anak terhadap pendidikan agama Islam berarti orang tua tersebut tidak memperhatikan sikap keagamaan anak. 3. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Anak. Orang tua (ayah-ibu) adalah menjadi kepala keluarga (pimpinan anakanaknya). Keluarga adalah merupakan persekutuan terkecil dari masyarakat negara yang luas. Pangkal ketentraman dan kedamaian hidup keluarga. Mengingat pentingnya hidup keluarga yang demikian itu maka, islam memandang keluarga yang bukan hanya sebagai persekutuan hidup tekecil saja, tetapi lebih dari itu yakin sebagai lembaga hidup manusia yang memberi kemungkinan celaka dan bahagianya anggota-anggota keluarga (anak-
32
Ibid, h. 16.
23
anaknya) tersebut dunia akherat. Nabi Muhammad sendiri diutus oleh Allah pertama-tama diperintah untuk mengerjakan islam lebih dahulu kepada keluarga sebelum masyarakat luas. Keluarga harus diselamatkan lebih dahulu sebelum keselamatan masyarakat. Firman Allah yang menunjukkan yang dimaksud adalah : 33
.وانذر عشري تك االقربني
Artinya: dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. (Q.S. Asy-syuara’: 214)
Dari firman Allah tersebut jelas bahwa peranan dan pengaruh orang tua terhadap anak dalam pendidikan agama Islam, pembentukan kepribadian dan sukses masa depan besar sekali. 4. Besarnya Pengaruh Perhatian Orang Tua. Untuk menjelaskan seberapa besar pengaruh perhatian orang tua atas anak-anaknya dapat penulis kemukakan contoh hasil penyelidikan yang berhubungan dengan pengaruh sikap serta pandangan dan perhatian orang tua terhadap anaknya dalam kesusilaan/sikap keagamaan anak. Pengaruh pandangan dan sikap tersebut telah diselidiki di Barat oleh beberapa ahli, seperti hasil penyelidikan harthorn dan may dikemukakan oleh Flemming dalam bukunya “The Social Psychology Education” dapat diuraikan dalam
33
Al-Qur’an surat asy-syuara’, yayasan penyelenggaraan penerjemah penafsir Al-Qur’an, AlQur’an dan Terjemahnya, Departemen agama, 1971, h. 214
24
korelasi-koefesiensi yang menunjukkan bahwa pengaruh perhatian tersebut dapat dibandingkan sebagai berikut: a. Sikap/pandangan orang tua terhadap anaknya. b. Sikap/pandangan teman-temannya terhadap anak sebaya. c. Sikap pandangan pemimpin club terhadap anggotanya . d. Sikap/pandangan guru sekolah terhadap siswanya. e. Sikap/pandangan guru sekolah minggu (agama) terhadap siswa. Fleming juga mengemukkan pengaruh keadaan sosio ekonomi keluarga juga ada hubungannya dengan kecerdasannya anak, sehingga pada umumnya anak-anak yang pandai berasal dari keluarga yang makmur, ditunjukkan dengan korelasi-koeffesien. Fleming
salah
seorang
penganut
aliran
konvergensi
tidak
menghilangkan adanya pengaruh lingkungan dengan pendapatnya bahwa makin mudah mencapai hasil dan watak dengan pasti dapat diubah. 5. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Keluarga
merupakan
institusi
yang
terbentuk
karena
ikatan
perkawinan antara sepasang suami istri untuk hidup bersama, setia, seia sekata, seiring setujuan dalam membina rumah tangga. Untuk mencapai keluarga yang sakinah dalam lindungan dan Ridho Allah SWT.
25
Dalam keluarga, orang tua mempunyai peranan yang bersentuhan langsung dengan anak antara lain : a. Peranan dalam bidang jasmani dan kesehatan. Menjaga kesehatan dan kebersihan jasmani, pakaian dan melindunginya dari serangan angin, panas, terjatuh, kebakaran, tenggelan dan lain sebagainya. b. Peranan dalam pendidikan akal Diantara cara yang dapat dilakukan untuk memainkan peranannya dalam pendidikan akal adalah mempersiapkan rumah tangga dengan segala macam perangsang intelek dan budaya. c. Peranan dalam bidang psikologi dan emosi Diantara cara yang dapat dilakukan orang tua adalah memberi anak peluang untuk menyatakan diri, keinginan, pikiran, dan pendapat dengan sopan dan hormat. d. Peranan dalam bidang agama Diantara cara yang dilakukan untuk menanamkan semangat keagamaan pada diri anak adalah sebagai berikut : 1) Memberi teladan yang baik tentang kekuatan iman kepada Allah dan berpegang dengan ajaran-ajaran agama. 2) Membiasakan mereka menunaikan syiar agama semenjak kecil sehingga penunaian itu menjadi kebiasaan yang mendarah daging.
26
3) Menyiapkan suasana agama dan spiritual yang sesuai dirumah dimana mereka berada. 4) Menggalakan anak turut serta dalam aktifitas-aktifitas agama dan lainlain. e. Peranan dalam pendidikan akhlak Diantara cara-cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan akhlak terpuji kepada anak seperti mengajarkan kebenaran, keikhlasan, kesabaran, kasih sayang, cinta kasih, pemurah, berani, dan lain-lain. f. Peranan dalam pendidikan sosial, ekonomi, dan politik Diantara yang dapat dilakukan orang tua dalam mendidik anak dari segi sosial politik dan ekonomi adalah : 1) Memberi contoh yang baik dalam tingkah laku sosial yang sehat berdasar pada prinsip-prinsip dan nilai agama. 2) Menolong anak, menjalin persahabatan yang mulia dan berhasil. 3) Menggalakkan mereka mendapatkan kerja yang dapat menolong mereka dari segi ekonomi dan emosi. 4) Membiasakan mereka hidup sederhana supaya lebih bersedia menghadapi kesulitan hidup sebelum terjadi. 5) Menjauhkan anak dari sifat manja dan berfoya-foya dan jangan menghina dan merendahkan anak dengan kasar.34
34
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi, Filsafat dan Pendidikan, Jakarta : Pustaka Al Husna, 1986, h. 363
27
B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar sering disebut prestasi belajar. Tentang apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, ada juga yang menyebutnya dengan istilah hasil belajar seperti Nana Sudjana (1991). Pencapaian prestasi belajar atau basil belajar siswa, merujuk kepada aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu, ketiga aspek di atas juga harus menjadi indikator prestasi belajar. Artinya, prestasi belajar harus mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Sudjana (1991; 49), ketiga aspek di atas tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hierarki. Sedangkan pengeretian tentang prestasi menurut pakar pendidikan sebagai berikut : a. Dimyati dan Mujiono, menerangkan bahwa prestasi merupakan puncak proses belajar yang membuktikan keberhasilan belajar siswa, juga menunjukkan ia telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar.35 b. Pasaribu dkk, bahwa prestasi adalah hasil yang di capai oleh anak didik setelah megikuti pendidikan atau pelatihan tertentu.
35
243
Dimyati Dan Mujiono, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), h.
28
Sedangkan pengertian pendidikan Islam adalah sebagai berikut : a. Abdur Rohman an-Nahlawi meyatakana bahwa pendidikan Islam adalah penataan individual dan sosial yang adapat menyebabkan seseorang tunduk taat kepada ajaran Islam dan menerapkannya secara sempurna di dalam kehidupan individu dan masyarakat b. Oemar Muhammad at-Toumi al-Syaibani dalam bukunya Arifin menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah usaha mengubah tingkah laku individu yang di landasi oleh nilai-nilai Islam dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakatnya dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses kependidikan. c. Muhammad Fadhil al-Jamaly juga dalam bukunya Arifin, menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada klehidupan yang baik dan mengangkat dferajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar).36 Jadi pengertian prestasi pendidikan agam Islam adalah hasil yang di capai oleh anak didik setelah mengikuti pendidikan atau pelatihan tertentu dalam hal ini adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar).
36
h. 9
Tohirin, Psikologi Pembelajarn Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005),
29
Berbicara tentang belajar, maka pakar bidang pendidikan mencoba memberikan ulasan-ulasan sebagai berikut : a. Menurut Muhibbin Syah, belajar mempunyai arti tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya melibatkan proses kognitif.37 b. Menurut Soeidrman pengertian belajar di bagi menjadi 2 yaitu : Pengertian luas dan pengertian khusus. Dalam pengertian luas belajar dapat di artian sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti khusus belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadiaan seutuhnya. Defenisi dalam arti khusus inilah yang banyak dianut oleh sekolah-sekolah.38 2. Jenis-jenis Tipe Prestasi Adapun jenis-jenis prestasi adalah sebagi berikut : a. Tipe Prestasi Belajar Bidang Kognitif Tipe-tipe prestasi belajar bidang kognitif mencakup: (a) Tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan (knowledge), (b) Tipe prestasi belajar
37 38
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung :PT. Remaja Rosdakarya, 2000), h. 92
Soedirman AM, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengakar, (Jakarta PT. Raja Grafindo Persada, 2000), h. 20
30
pemahaman (comprehention), (c) Tipe prestasi belajar penerapan (aplikasi), (d) Tipe prestasi belajar analisis, (e) Tipe prestasi belajar sintesis, dan ( f ) Tipe prestasi belajar evaluasi.39 Pengetahuan hafalan merupakan terjemahan dan kata “knowledge” meminjam istilah Benyamin S. Bloom. Pengetahuan ini mencakup aspekaspek faktual dan ingatan (sesuatu hal yang harus diingat kembali) seperti batasan, peristilahan, pasal, bukum, bab, ayat, rumus, dan lain-lain. Bahan-baban pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAl), seperti masalahmasalah Tauhid, Al Qur'an, Hadits, prinsip-prinsip dalam fiqih (hukum Islam) termasuk dalam materi pelajaran ibadah seperti shalat dan lain-lain, lebih menuntut hafalan. Tuntutan akan hafalan, karena dan sudut respons siswa, pengetahuan itu perlu dihafal atau diingat agar dapat dikuasai dengan baik. Tipe prestasi belajar pengetahuan merupakan tingkatan tipe prestasi belajar yang paling rendah. Namun demikian, tipe prestasi belajar mi penting sebagai prasyarat untuk menguasai dan mempelajari tipe-tipe prestasi belajar yang lebih tinggi. Bagaimana mungkin siswa bisa melakukan shalat dengan baik tanpa ia hafal bacaan-bacaan dan urutanurutan kegiatan yang terkait dengan shalat. Demikian juga untuk ibadahibadah seperti wudhu, tayamum, haji, dan ibadah-ibadah lainnya.
39
Tohirin, Op.Cit., h. 151.
31
Tipe prestasi belajar “pemahaman” lebih tinggi satu tingkat dan tipe prestasi
belajar “pengetahuan hafalan”.
Pemahaman memenlukan
kemampuan menangkap makna atau anti dan suatu konsep. Ada tiga macam pemahaman yaitu: (1) Pemahaman terjemahan, yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya, misalnya memahami kalimat bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia (terjemahan Alquran), (2) pemahaman penafsiran, misalnya membedakan dua konsep yang berbeda, dan (3) pemahaman ekstrapolasi, yakni kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat dan tersurat, meramalkan sesuatu, dan memperluas wawasan. Tipe prestasi belajar penerapan (aplikasi) merupakan kesanggupan menerapkan dan mengabstraksikan suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru. Misalnya meme cahkan persoalan fara’id (pembagian harta pusaka dengan menggunakan rumus-rumus tertentu, menerapkan suatu dalil (Al Qur'an -Hadis) atau hukum Islam dan kaidahkaidah Ushul Fiqih dalam suatu persoalan umat. Dengan demikian, aplikasi harus ada konsep, teori, hukum atau dalil dan rumus yang diterapkan terhadap suatu persoalan. Tipe prestasi belajar analisis merupakan kesanggupan memecahkan, menguraikan suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti. Analisis merupakan tipe prestasi belajaryang kompleks, yang memanfaatkan unsur tipe hasil belajar sebelumnya, yakni
32
pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. Tipe prestasi belajar analisis sangat diperlukan bagi para siswa sekolah menengah apalagi Perguruan Tinggi. Kemampuan menalar pada hakikatnya mengandung unsur analisis. Apabila kemampuan analisis telah dimiliki seseorang, maka seseorang akan dapat mengkreasi sesuatu yang baru. Kata-kata operasional yang lazim
digunakan
untuk
menganalisis
antara
lain,
menguraikan,
memecahkan, membuat diagram, memisahkan, membuat garis besar merinci, membedakan, menghubungkan, memilih alternatif, dan lain-lain. Sintesis merupakan lawan analisis. Analisis tekanannya adalah pada kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang bermakna, sedangkan pada sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian-bagian menjadi satu integritas. Sintesis juga memerlukan hafalan, pemahaman, aplikasi, dan analisis. Berpikir konvergent biasanya digunakan dalam menganalisis, sedangkan berpikir devergent selalu digunakan dalam melakukan sintesis. Melalui sintesis dan analisis maka berpikin kreatif untuk menemukan sesuatu yang baru (inovatif) akan lebih mudah dikembangkan. Kata-kata opera sional untuk melakukan sintesis adalah mengategonikan, menggabungkan, menghimpun, menyusun, mencipta,
meran
cang,
mengonstruksi,
mengonganisasi
kembali,
33
menevisi, me nyimpulkan, menghubungkan, mensistematisasi, dan lainlain.40 Tipe prestasi belajar evaluasi merupakan kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya dan kriteria yang digunakannya. Tipe prestasi belajar mi dikategorikan paling tinggi, mencakup semua tipe prestasi belajar yang telah disebut di atas. Dalam tipe prestasi belajar evaluasi, tekanan pada pertimbangan Se suatu nilai, mengenai baik tidaknya, tepat tidaknya, dengan menggunakan kriteria
tertentu.
Untuk
dapat
melakukan
evaluasi,
diperlukan
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis. Kata-kata operasional
untuk
tipe
prestasi
belajar
evaluasi
adalah
meni
membandingkan, mempertimbangkan, mempertentangkan, menyarankan, mengkritik, menyimpulkan, mendukung, memberikan pendapat, dan lainlain. b. Tipe Prestasi Belajar Bidang Afektif Bidang afektif berkenan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang bisa diramalkan perubahan-perubahannya, apabila seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Ada kecenderungan bahwa prestasi belajar bidang afektif kurang mendapat perhatian dan guru. Para guru cenderung lebih memerhatikan atau tekanan pada bidang kognitif
40
Ibid., h. 153.
34
semata. Tipe prestasi belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti atensi atau perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman, ke biasaan belajar, dan lainlain. Meskipun bahan pelajaran berisikan bidang kognitif, tetapi bidang afektif harus menjadi bagian integral dan bahan tersebut, dan harus tampak dalam proses belajar dan prestasi belajar yang dicapai. Tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe prestasi belajar mencakup: pertama, receiving atau attending, yakni kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dan luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah situasi, gejala. Kedua, responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang datang dan luar. Ketiga, valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan penilaian dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus. Keempat, organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan suatu nilai dengan nilai lain dan kemantapan, prioritas nilai yang telah dimilikinya. Kelima, karakteristik dan internalisasi nilai, yakni keterpaduan dan semua sistem nilai yang telah dimiliki
seseorang,
perilakunya.41
41
Ibid., h. 154.
yang
memengaruhi
pola
kepribadian
dan
35
c. Tipe Prestasi Belajar Bidang Psikomotor Tipe prestasi belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill), dan kemampuan bertindak seseorang. Adapun tingkatan keterampilan itu meliputi: (1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang sering tidak disadari karena sudah merupakan kebiasaan),
(2)
Keterampilan
pada
gerakan-gerakan
dasar,
(3)
Kemampuan perspektual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain, (4) Kemampuan di bidang fisik seperti kekuatan, keharmonisan dan ketepatan, (5) Gerakan-gerakan yang berkaitan dengan skill, mulai dan keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks, dan (6) Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. Tipe-tipe prestasi belajar seperti dikemukakan di atas tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain. Seseorang (siswa) yang berubah tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya. Carl Rogers dalam Sudjana (1991) menyatakan bahwa seseorang yang telah menguasai tingkat kognitif maka perilaku orang tersebut sudah bisa diramalkan. Dalam praktik belajar mengajar di sekolah-sekolah termasuk madrasah dewasa ini, tipe-tipe prestasi belajar kognitif cenderung lebih dominan dan tipe-tipe afektif dan psikomotor. Misalnya, seorang siswa secara kognitif (evaluasi kognitifnya) dalam mata pelajaran shalat baik,
36
tetapi dan segi afektif dan psikomotor kurang bahkan jelek, karena banyak diantara mereka yang tidak bisa mempraktikkan gerakan-gerakan shalat secara baik. Kecenderungan yang sama juga terjadi pada mata pelajaranmata pelajaran lainnya. Meskipun demikian tidak berarti bidang afektif dan psikomotor diabaikan. Persoalan yang menjadi pekerjaan rumah bagi setiap guru termasuk guru agama (guru mata pelajaran pendidikan agama Islam), adalah bagaimana menjabarkan tipe-tipe prestasi belajar tersebut di atas menjadi perilaku operasional, sehingga memudahkan dalam membuat rumusan tujuan instruksional khusus (tujuan pembelajaran khusus).42 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Soemadi Suryabrata, bahwa yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri pealajar dan faktorfaktor yang berasal dari dalam diri pelajar. a. Faktor yang berasal dari luar diri pelajar (ekstern) Faktor yang berasal dari luar diri pelajar ini, sering kali mermpengaruhi terhadap prestasi siswa dan yang termasuk dalam kategori ini adalah meliputi faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.43 1) Faktor lingkungan keluarga 42
Ibid., h. 156.
43
Sudirman, Op.Cit., h. 21.
37
Lingkungan keluarga adalah fackor yang terdapat pada anak, yang sebagian bear waktunya di pergunakan di dalam lingkungan keluarga. Bahkan hanya sebentar saja anak berada di luar rumah, untuk itu sudah tentu keadaan rumah tidak bisa di abaikan begitu saja, karena akan mempengaruhi anak dalam segi tindakan terutama dalam masalah dalam belajarnya. Bebrapa faktor yang mempengaruhi prestasi yang berasal dari lingkungan keluarga banyak bentuknya, di antaranya adalah : a. Kesadaran orang tua b. Kondisi kemampuan keluarga c. Jumlah anggota keluarga d. Hubungan intern antara anggota keluarga 2) Faktor lingkungan sekolah Dalam lingkungan sekolah sering timbul persoalanpersoalan yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa, seperti sikap guru terhadap murid ketika di sekolah yang kurang baik hal ini akan berpengaruh bagi ketidak simpatisannya murid terhadap guru tersebut, sehingga apa yang di ajarkan tidak di perhatikan sepenuhnya oleh siswa. Kalau kondisinya sudah demikian, maka akan mempengaruhi prestasi anak, di samping hal diatas, yang bersumber dari lingkungan sekolah masih banyak lagi, di antaranya adalah : a. Keadaan sekolah
38
b. Keadaan guru dan karyawan c. Tersedianya fasilitas belajar d. Hubungan antara siswa dan guru 3) Faktor lingkungan masyarakat Semenjak anak memasuki usia sekolah, maka pengaruh lingkungan masyarakat harus di perhatikan, apakah lingkungan masyarakat tersebut bisa mendorong anak untuk lebih meningkat semangat belajarnya atau malah sebaliknya yaitu membuat anak semakin malas dalam belajar. Lingkungan masyarakat juga turut mempengaruhi proses belajar mengajar anak yang tidak kecil, sebab minat belajar anak di lingkungan masyarakat yang kurang baik, maka kecenderungan anak menjadi pemalas seta begitu juga sebaliknya. b. Faktor- faktor yang berasal dari dalam diri pelajar (intern) Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar (intern) ini mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa sedangkan yang termasuk kategori faktor inten adala sebagai berikut : 1) Faktor kesehatan Seseorang untuk dapat belajar dengan baik, hasilnya memilih tubuh yang sehat. Tanpa memiliki badan yang sehat, maka pikiran tidak akan dapat bekerja maksimal, betapa pun cerdas dan rajinnya seorang anak, tetapi kajian si anak sering sakit, pasti sukar
39
sekali memperoleh kemajuan dalam belajar. Keadaan fisik yang yang lemah merupakan penghalang yang besar untuk dapat menyelesaikan pelajaran di sekolah. 2) Faktor minat dan motivasi Minat dan motivasi anak yang di maksud adalah kecenderungan atau dorongan yang yang dapat membangkitkan semanagat belajar anak, mengenai pengertian motivasi menurut Prof. Drs. Nasution adalah sebagai segalanya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Di dalam kegiatan belajar, peranan minat dan motivasi adalah sangat penting, karena hasil belajar banyak di pengaruhi olehfaktor minat dan motivasi itu sendiri makin mantap motivasi dan minat yang di miliki seseorang, maka semakin memuaskan prestasi yang akan di capai karena memotivasi dan minat memiliki hubungan yang sangat erat. 3) Faktor intelegensi dan emosi Intelegensi yang rendah akan menjadikan anak-kurang mampu mengikuti atau memahami perlajaran yang sedang di ikuti pula apabila keadaan emosi anak banayak mengalami goncangan, maka akan mempengaruhi belajarnya, sehingga dalam hal ini si anak memerlukan adanya bimbingan dan penyuluhan yang baik.
40
4) Faktor keteraturan dalam belajar Pokok pangkal dari belajar yang baik adalah keteraturan, rumusan bekerja secara teratur bekerja dengan teratur, maka seseorang akan memperoleh hasil yang baik, teratur dalam membaca buku, teratur dalam catatan pelajaran dan teratur dalam segala hal, efisien, sehingga prestasi belajar akan lebih baik pula. 5) Faktor konsentrasi Konsentrasi adalah pemusatan piket terhadap sesuatu hal dengan menyampaikan semua hal yang tidak berhubungan. Setiap anak yang sedang menuntut ilmu harus benar, konsentrasi dalam kewajibannya sebagai seorang siswa. Sedangkan kewajiban pokok seorang siswa adalah belajar. Tanpa mau konsentrasi dalam belajar, maka si anak tidak mungkin berhasil dalam pelajarannya. C. Pendidikan Agama Islam (PAI) 1. Pengertian PAI Untuk mendapatkan pengertian tentang PAI, maka penulis akan kemukakan pengertian PAI menurut para ahli terlebih dahulu, diantaranya:
41
a. Menurut Abdurrahmman Saleh, PAI adalah:44 “ Usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar setelah selesai pendidikan dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya way of life “. b. Menurut Dra. Hj. Zuhairini dkk, PAI adalah:45 “ Pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran Islam, yaitu usaha berupa bimbingan dan usaha terhadap anak didik agar setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam menuju terbentuknya kepribadian yang utama menurut ukuran Islam”. Dari pengertian-pengertian PAI di atas, maka penulis bisa menarik kesimpulan bahwa PAI adalah pendidikan yang penyelenggaraannya lebih memperhatikan dan menjadikan Islam sebagai pengetahuan/ilmu yang harus diajarkan pada para peserta didik/siswa agar setelah selesai pendidikan dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pedoman dalam hidupnya. 2. Dasar dan Tujuan PAI a. Dasar PAI Pendidikan agama adalah bagian integral dari pada pendidikan nasional sebagai satu keseluruhan. Dengan demikian ditinjau dari
44
Abdurrahman Saleh, Didaktik Pendidikan Agama, Bulan Bintang, Jakarta,1976, h. 19. Zuhairini dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 2000), h. 25.
45
42
pendidikan nasional, pendidikan agama merupakan satu segi dari pada keseluruhan pendidikan anak, segi yang lain adalah pendidikan umum. Kedua segi pendidikan itu merupakan dua aspek dari satu proses. Dasar pendidikan agama Islam juga diperkuat lagi dengan Qur’an surat At-Taubah ayat 122 sebagai berikut: Artinya: “Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi paringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya. Supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. AtTaubah).46 b. Tujuan PAI Tujuan pendidikan Islam pada hakikatnya adalah realisasi dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia di dunia dan akhirat. Adapun rumusan-rumusan tujuan pendidikan Islam telah disusun oleh para ulama dan ahli pendidikan Islam dari semua golongan dan mazhab dalam Islam, misalnya rumusan yang ditetapkan dalam kongres sedunia tentang pendidikan Islam di Islamabad
46
Departemen Agama Republik Indonesi, Al Qur’an dan Terjemahannya (Semarang: CV. Wicaksana, 1994), h. 303.
43
tahun 1980,sebagaimana dikutip oleh Prof. H. M. Arifin, M.Ed. berikut ini: “ Educated should aim at the balanced growth of total personality of man through the training of man’s spirit, intellect the rational self, feeling and bodily sense. Education should therefore cater for the growth of man in all its aspects, spiritual, intellectual, imaginative, physical, scientific, linguistic, both individually and collectively, and motivate all these aspects toward goodness and attainment of perfection. The ultimate aim of education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of individual, the community and humanity at large”. “Pendidikan Islam bertujuan untuk menumbuhkan pola kepribadian manusia yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan, dan indra. Pendidikan harus melayani pertumbuhan manusia dalam semua aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah, maupun bahasanya (secara perorangan maupun kelompok). Pendidikan tersebut harus mendorong semua aspek kearah keutamaan serta pencapaian kesempurnaan hidup. Tujuan terakhir dari pendidikan Islam itu terletak dalam realisasi sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, baik secara perorangan, masyarakat, maupun sebagai umat manusia secara keseluruhan”.47 Dari rumusan yang telah ditetapkan dalam kongres di Islamabad tersebut dapat penulis tarik kesimpulan bahwa tujuan pendidikan agama Islam itu harus merealisasikan cita-cita islami yang mencakup pengembangan kepribadian muslim yang bersifat menyeluruh, sehingga terbentuklah manusia muslim yang paripurna yang berjiwa tawakkal (menyerahkan diri) kepada Allah SWT sebagaimana firman Allah sebagai berikut:
47
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), h. 28.
44
Artinya: “Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. AlAn’am: 162) 3. Materi PAI Di dalam pendidikan agama dibutuhkan adanya materi atau bahan pendidikan agama. Materi pendidikan agama adalah bahan-bahan pendidikan agama berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman serta nilai atau normanorma dan sikap yang sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan agama. Materi yang terdapat dalam pendidikan agama harus memperhatikan faktor-faktor antara lain : a. Persesuaian dengan tujuan pendidikan agama. b. Persesuaiannya dengan tingkat usia, tingkat perkembangan kejiwaan anak dan kemampuan anak.48 Islam memiliki tiga inti ajaran yang merupakan inti dasar dalam mengatur kehidupan manusia. Secara umum dasar-dasar ajaran Islam itu meliputi Aqidah, Syari’ah dan Akhlaq.49 Aqidah adalah kepercayaan, keimanan kepada wujud dan keesaan Allah sebagai pencipta, pengatur dan meniadakan alam ini.50
48
Zuhairini dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), h. 55. Ibid, h. 42. 50 Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di pusat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta, 1980), h. 50. 49
45
Syari’ah sebagaimana diungkapkan oleh Prof. Dr. Mahmud Syaltout dalam bukunya Al Islam Aqidah Wa Al Syari’ah, sebagaimana di kutip oleh Zuhairini dkk adalah:51 “ peraturan-peraturan yang di ciptakan Allah atau yang diciptakan pokokpokoknya supaya manusia berpegang kepadanya di dalam hubungannya dengan Tuhannya, hubungannya dengan saudaranya sesama Muslim, hubungannya dengan alam seluruhnya dan hubungannya dengan kehidupan”. Akhlaq dalam agama Islam adalah suatu ilmu yang mempelajari, didalamnya tingkah laku manusia, atau sikap hidup manusia (the human condact) dalam pergaulan hidup.52 Dalam struktur program sekolah, pengajaran agama merupakan satu kesatuan atau satu keseluruhan dan dipandang sebagai sebuah bidang studi, yaitu: Bidang Studi Agama Islam. Dalam struktur program madrasah, pengajaran agama Islam dibagi menjadi lima buah bidang studi, yaitu: a. Bidang studi Aqidah Suatu bidang studi yang mengajarkan dan membimbing untuk dapat mengetahui, memahami dan meyakini aqidah Islam sesuai dengan ajaran yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. dan para penerusnya.
51
Zuhairini dkk, Op. Cit., h. 49. Ibid, h. 51.
52
46
b. Bidang studi Akhlak Suatu bidang studi yang mengajarkan dan membimbing untuk dapat membentuk dan mengamalkan tingkah laku yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam yang ada di Al Qur’an dan sunnah Rosulullah. c. Bidang studi Al-Qur’an Al-Hadis Merupakan perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran membaca dan mengartikan atau menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadis-hadis tertentu, yang ssesuai dengan kepentingan siswa menurut tingkat- tingkat madrasah yang bersangkutan, sehingga dapat dijadikan modal kemampuan untuk mempelajari, meresapi dan menghayati pokokpokok Al-Qur’an dan Al-Hadis dan menarik hikmah yang terkandung di dalamnya secara keseluruhan. d. Bidang studi Fiqih Merupakan pengajaran dan bimbingan untuk mengetahui Syari’at Islam, yang di dalamnya mengandung suruhan atau perintah-perintah agama yang harus diamalkan dan larangan atau perintah-perintah agama untuk tidak melakukan sesuatu perbuatan. Berisi norma-norma hukum, nilai-nilai dan sikap-sikap yang menjadi dasar dan pandangan hidup seorang muslim, yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh dirinya, keluarganya dan masyarakat lingkungannya.
47
e. Bidang studi Tarikh (Sejarah Islam) Suatu bidang studi yang memberikan pengetahuan tentang sejarah dan kebudayaan Islam, meliputi masa sebelum kelahiran Islam, masa Nabi dan sesudahnya, baik pada Daulah Islamiah maupun pada negaranegara lain di dunia, khususnya perkembangan agama Islam di tanah air.53 D. Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD Negeri Getas Wonopringgo Kab.Pekalongan Dalam kehiduapn sehari-hari kebiasaan dan cara hidup orang tua yang senantiasa memberikan perhatiannya pada anak dan berusaha memberi bimbingan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang menunjukkan suatu proses pendidikan yang berlangsung dalam keluarga. Perhatian dan bimbingan tersebut tidak hanya diberikan jika anak mengalami masalah, melainkan juga untuk melakukan, mengerjakan dan membiasakan hal-hal yang bermanfaat bagi anak. Perhatian yang diberikan orang tua tak sebatas hanya dalam keluarga, namun perhatiannya juga terhadap pendidikan anak di sekolah. Hal ini berguna untuk peningkatan prestasi belajar anak. Semakin anak diberikan perhatian terhadap sesuatu yang anak alami, anak akan merasa senang dan bersemangat untuk mendengakan. Seperti halnya dalam pendidikan agama islam, didalamnya terdapat materi yang harus dipraktikkan setiap hari yaitu sholat. Tidak hanya gerakan saja yang diajarkan melainkan bacaan-bacaan yang ada didaalam gerakan
53
Zakiah Daradjat dkk, Op. Cit., h. 173-174.
48
sholat diajarkan. Agar anak selalu mengerjakan sholat, setiap waktu datangnya sholat orang tua membimbing dan memberikan perhatatiannya dengan cara menyuruhnya berwudhu dan menjalankan sholat. Alangkah baiknya bukan hanya dengan memberikan perhatian lewat perkataan namun juga orang tua memberikan contoh dengan mengajaknya sholat berjamaah bersama. Dengan adanya perhatian disertai bimbingan orang tua tersebut, kepribadian anak terbentuk. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diterima anak dalam jenjang Sekolah Dasar khususnya di kelas V di SD Negeri Getas kebanyakan materi yang disampaikan disertai dengan praktek. Agar anak dapat belajar dengan mudah dibutuhkan perhatian orang tua yang selalu mengontrol proses belajar anaknya di rumah. Dengan begitu, materi yang disampaikan di sekolah akan selalu teringat dan anak akan menjadi terbiasa. Hal ini tidak menutup kemungkinan kalau prestasi belajar pendidikan agama islam anak akan sangat baik. Disini dapat diambil kesimpulan bahwa orang tua memberikan perhatian kepada anaknya dengan mengadakan pendekatan dan melatih emosi anak dapat membantu anak mereka berkembang pemikiiran dan kemampuannya sehingga anak dapat berprestasi dalam bidang akademik maupun non akademik.
49
BAB III PERHATIAN ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR PAI DI SD NEGERI GETAS WONOPRINGGO KAB. PEKALONGAN
A. Keadaan Umum SD Negeri Getas 1. Sejarah berdirinya SD Negeri Getas Sekolah Dasar Negeri Getas merupakan satu-satunya sekolah dasar negeri yang berada di Desa Getas Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Awal mula berdirinya SDN Getas adalah dengan adanya program pemerintah tentang kewajiban belajar bagi anak usia sekolah. Dengan adanya program tersebut warga masyarakat dan Kepala Desa Getas waktu itu mengajukan kepada Pemerintah Daerah Dinas Pendidikan agar di Desa Getas dibangun Sekolah Dasar.54 Dengan usaha keras warga masyarakat dan Kepala Desa Getas, akhirnya ada tahun 1976 dibangunlah Sekolah Dasar Getas melalui program IMPRES yang didirikan diatas tanah milik Pemerintah Desa Getas (bengkok desa). SDN Getas disahkan dengan Surat Keputusan Gubernur nomor : 42/2/Neg/0368. Adapun Nomor Induk Sekolah (NIS) SDN Getas adalah 100140 dan Nomor Statistiknya adalah 10103262011.55
54 55
Wawancara dengan Bpk. Mugini, A.Ma.Pd. pada tanggal 2 Maret 2012 Dokumentasi Piagam SD Negeri Getas
49
50
2. Letak SDN Getas SDN Getas terletak di Desa Getas Kec. Wonopringgo Kab. Pekalongan tepatnya di jalan desa Getas bersebelahan dengan Kantor Pemerintah Desa (Balai Desa). Lokasi SDN Getas berada di sebelah selatan jalan desa + 200 m dari jalan raya Wonopringgo, + 1 Km dari kota Kecamatan Wonopringgo dan + 8 Km dari kota Kabupaten Pekalongan.56 3. Sarana dan Prasarana Untuk
menunjang
kegiatan
belajar
mengajar
(KBM)
yang
representative, SDN Getas menyediakan gedung pembelajaran yang terdiri dari : 1. Ruang Kepala Sekolah
: 1 ruang
2. Ruang Guru
: 1 ruang
3. Ruang Kelas
: 6 ruang
4. Ruang Perpustakaan
: 1 ruang
5. Mushola
: 1 ruang
6. Kamar Mandi/WC Guru
: 1 ruang
7. Kamar Mandi/ WC Siswa : 3 ruang
56
8. Lap. Upacara
: ada
9. Lap. Olahraga
: ada
Observasi pada tanggal 2 Maret 2012
51
Adapun peralatan yang tersedia di SDN Getas adalah sebabgi berikut : 1. Alat-alat dan Mesin Kantor a. Komputer
: 1 unit
b. Printer
: 1 unit
c. Mesin Ketik
: 1 unit
d. Meja Guru
: 16 buah
e. Kursi Guru
: 16 buah
f. Almari Guru
: 10 buah
2. Barang Inventaris lainnya (Perlengkapan KBM) a. Alat Ketrampilan Pertukangan
: 1 set
b. Alat Ketrampilan Kesenian
: 2 set
c. Meja Siswa
: 137 buah
d. Kursi Siswa
: 137 buah
e. Papan tulis
: 8 buah
f. Almari
: 6 buah
g. Peralatan UKS
: 1 set
h. Peralatan Olahraga 1). Bola Sepak
: 2 buah
2). Net dan Bola Volly
: 2 buah
3). Bola Takrau
: 2 buah
52
: Pemukul: 2 buah, Bola : 10 buah.57
4). Peralatan Kasti 4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa.
Jumlah Guru seluruhnya ada 10 orang dengan rincian 8 guru tetap dan 2 guru wiyatabakti. Sedangkan jumlah karyawan ada 2orang, yaitu 1 orang TU dan 1 orang Penjaga Sekolah. Jika ditinjau dari tingkatan pendidikan untuk keseluruhan guru yaitu 2 guru berijazah S1 dan 8 guru berijazah DII. TABEL I DATA GURU DAN KEPALA SEKOLAH SDN GETAS58 No
Nama/ NIP
1.
Mugini, A.Ma.Pd NIP. 195204101977011001 Bariroh, A.Ma.Pd NIP. 195706061977012002 Imronah, A.Ma.Pd NIP. 195608221978022001 Ponco Widayani, A.Ma.Pd NIP. 196109081980122001 Sinto Hartini, A.Ma.Pd NIP. 196202091982012001 Suharyati, A.Ma.Pd NIP. 195709121984052001 Munsitoh, A.Ma NIP. 195808281982012007 Mujtahidah, S.Pd.I NIP. 197211232006042002
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
57 58
Gol/ Ruang
Tugas
Bidang Tugas
IV/a
Kepala Sekolah
Kepala Sekolah
IV/a
Guru Kelas
Guru Kls. VI
IV/a
Guru Kelas
Guru Kls. II
IV/a
Guru Kelas
Guru Kls. III
IV/a
Guru Kelas
Guru Kls. V
IV/a
Guru Kelas
Guru Kls. IV
IV/a
Guru Kelas
Guru PAI
II/c
Guru Kelas
Guru Kls. I
9.
Wuspriyanto, A.Ma.Pd
-
Guru Mapel
Guru Penjas
10.
Indanah, S.Pd
-
Guru Mapel
Guru Bhs. Inggris
Dokumentasi SD Negeri Getas Observasi pada tanggal 2 Maret 2012
53
11.
Dewi Nurmalia, A.Ma
-
12.
Mulyono NIP. 195701031979111002
Karyawan
Tata Usaha
Penjaga Sekolah Penjaga Sekolah
Jumlah siswa SDN Getas saat ini adalah 226 siswa terbagi dalam beberapa kelas yaitu dari kelas I sampai kelas VI. TABEL II Data Jumlah Siswa Perkelas59 No
Kelas
L
P
Jumlah
1.
I
18
13
31
2.
II
14
18
32
3.
III
14
17
31
4.
IV
16
15
31
5.
V
24
11
35
6.
VI
15
17
32
Jumlah
99
93
192
5. Stuktur Organisasi dan Pelaksanaan Pendidikan Beserta Fungsinya Setiap Lembaga Pendidikan/ Sekolah semua kegiatan dan aktifitasnya terorganisir dan terprogram dengan baik, dengan sistem manajemen yang baik pula. Maka dari itu agar segala kegiatan yang menyangkut tentang pendidikan yang ada di sekolah juga dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan sistem organisasi yang handal dan baik sehingga mampu mengangkat kredibilitas maupun kualitas di sekolah, khususnya di SDN Getas.
59
Observasi pada tanggal 2 Maret 2012
54
TABEL III Bagan Struktur Organisasi SD Negeri Getas60 Kepala Sekolah
Dewan/Komite
Unit Perpustakaan
Tata Usaha
Guru Kelas I
Guru Kelas II
Guru Kelas III
Guru Kelas IV
Guru Kelas V
Guru Kelas VI
Guru Agama
Guru Penjas
Guru KTK
Guru M. Lokal
Guru B. Inggris
Guru BTQ
Penjaga Murid
Masyarakat Keterangan : = Garis Komando = Garis Koordinasi 60
Profil SD Negeri Getas pada tanggal 2 Maret 2012
55
B. Data Hasil Angket Perhatian Orang Tua Siswa di SDN Getas Kec. Wonopringgo Kab. Pekalongan Untuk memperoleh data tentang perhatian orang tua dalam keluarga, dapat diperoleh hasil angket yang telah diberikan kepada orang tua siswa kelas V yang menjadi responden sejumlah 35 orang. Didalam angket hanya ada 20 item yang terdiri dari empat alternatif jawaban dengan kode a,b,c,d dengan bobot nilai 4,3,2,1. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel IV Data Tentang Perhatian Orang Tua di SDN Getas Kec. Wonopringgo Kab. Pekalongan (Variabel X) Jawaban b c
d
4
Nilai 3 2
2
0
56
12
4
0
72
4
1
1
56
12
2
1
71
15
4
1
0
60
12
2
0
74
Warhani
15
3
2
0
60
9
4
0
73
5.
Solehah
14
6
0
0
56
18
0
0
74
6.
Kasmari
13
5
2
0
52
15
4
0
71
7.
Sarip
13
5
2
0
52
15
4
0
71
8.
Nurkhan
13
3
2
2
52
9
4
2
67
9.
Kasrun
12
5
2
1
48
15
4
1
68
10.
Wasito
13
7
0
0
52
21
0
0
73
11.
Joko Prayitno
11
8
1
0
44
24
2
0
70
12.
Wahidin
12
5
2
1
48
15
4
1
68
No
Nama Responden
1.
Akhwan
14
4
2.
Taluri
14
3.
Kasadi
4.
a
1
NK
56
13.
Soef
13
7
0
0
52
21
0
0
73
14.
Soleh Margono
14
5
1
0
56
15
2
0
73
15.
Kasdei
12
5
3
0
48
15
6
0
69
16.
Khaeron
11
8
1
0
44
24
2
0
70
17.
Abdul Khamid
12
5
2
1
48
15
4
1
68
18.
Sucipto
16
4
0
0
64
12
0
0
76
19.
Sutono
14
6
0
0
56
18
0
0
74
20.
Abdul Rochim
12
5
3
0
48
15
6
0
69
21.
Ahmad Wan Mahmud
13
5
2
0
52
15
4
0
71
22.
Aceng Maulidin
13
4
3
0
52
12
6
0
70
23.
H. Kasapudin
12
4
2
2
48
12
4
2
66
24.
Hermanto
12
5
2
1
48
15
4
1
68
25.
Rochim
14
4
2
0
56
12
4
0
72
26.
Solehah
14
6
0
0
56
18
0
0
74
27.
Suwandi
12
6
2
0
48
18
4
0
70
28.
Sugiono
10
7
3
0
40
21
6
0
67
29.
Tarono
13
6
0
1
52
18
0
1
71
30.
Asrori
11
6
3
0
44
18
6
0
68
31.
Farokhi
12
6
2
0
48
18
4
0
70
32.
Bejo Harsono
14
5
1
0
56
15
2
0
73
33.
Supardi
13
5
2
0
52
15
4
0
71
34.
Wartono
13
5
1
1
52
15
2
1
70
35.
Harry Christianto
15
5
0
0
60
15
0
0
JUMLAH
75 2480
RATA-RATA
70,86
Data hasil angket di atas, merupakan jawaban dari seluruh responden setelah data dikumpulkan dengan lengkap dari 35 orang tua dengan rata-rata
57
70,86 yang nantinya akan digunakan sebagai gambaran dari perhatian orang tua siswa SDN Getas Wonopringgo. Adapun Skor rata-rata diatas diketahui dengan menggunakan rumus : Mx = Dengan
Fx N
Mx
= Rata-rata Variabel
Σ Fx
= Jumlah keseluruhan skor variabel
N
= Jumlah responden
Diketahui
: Σ Fx
= 2480
Maka
: Mx
=
Fx N
Mx
=
2480 35
Mx
= 70,86
N = 35
C. Data Prestasi Belajar PAI di SDN Getas Kec. Wonopringgo Kab. Pekalongan Prestasi belajar siswa disini dispesifikasikan hanya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas V. Dalam mendapatkan data tentang prestasi belajar siswa mata pelajaran PAI, peneliti mengambil dari hasil belajar siswa kelas V yang ada di raport semester I tahun pelajaran 2011/2012. Data yang diperoleh dapat dilihat dibawah ini :
58
Tabel V Data Prestasi Belajar PAI Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012 (Variabel Y) No 1.
Nama Responden Lilik Santoso
Nilai 88
2.
Andre Ega Saputra
86
3.
Muh. Abidin
90
4.
Alfi Mubin
88
5.
Sodiqin
90
6.
Nur Alim
86
7.
M. Yunus
90
8.
Moh. Mutrofin
75
9.
Atik Khunaenawati
80
10.
M. Sofani
90
11.
Tiya Puji Lestrai
86
12.
Listiati
72
13.
Rifkhan
86
14.
Khoirul M. Risqon
86
15.
Agus Seno Aji
80
16.
Zaidun Nafi
90
17.
M. Ikhsanul Amal
78
18.
M. Haryadi
90
19.
Fitrianti
90
20.
Nur Khofifah
78
21.
Mizan Efendi
86
22.
Riski Ahwalul Romadhon
86
23.
Ibnu Pratama Soka
80
24.
Saefulloh Arifky
80
25.
Iskandar
84
59
26.
Nur Rohmah
86
27.
Vira Lestari Putri
90
28.
Alfa Marom
80
29.
Diah Retnoningsih
90
30.
Yohan Purwoko
72
31.
Lulu'ul Azimah
85
32.
Sri Niken Lestari
80
33.
M. Sukarno
88
34.
Tiara Delima Setiani
86
35. K. Erik Christiani JUMLAH RATA-RATA
90 2962 84,63
Data diatas adalah hasil nilai raport dari seluruh responden dari 35 siswa dengan rata-rata 84,63 yang nantinya akan digunakan sebagai gambaran dari prestasi belajar PAI di SDN Getas Wonopringgo. Adapun Skor rata-rata diatas diketahui dengan menggunakan rumus : My = Dengan
Fy N
My
= Rata-rata Variabel
Σ Fy
= Jumlah keseluruhan skor variabel
N
= Jumlah responden
Diketahui
: Σ Fy
= 2962
Maka
: My
=
Fy N
My
=
2962 35
My
= 84,63
N = 35
60
BAB IV ANALISIS PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI DI SD NEGERI GETAS KEC. WONOPRINGGO KAB. PEKALONGAN
Dalam bab ini akan diuraikan analisis data tentang pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa di SD Negeri Getas Kec. Wonopringgo Kab. Pekalongan. A. Analisis Perhatian Orang Tua Siswa di SDN Getas Kec. Wonopringgo Kab. Pekalongan Dalam menganalisis tentang perhatian orang tua (variabel x), akan disajikan skor nilai yang diperoleh dari angket yang terdiri dari 20 item soal dengan ketentuan : 1. bila jawaban a nilainya 4
3. bila jawaban c nilainya 2
2. bila jawaban b nilainya 3
4. bila jawaban d nilainya 1
Adapun data perhatian orang tua di SDN Getas Wonopringgo Kab. Pekalongan dari yang terendah hingga tertinggi adalah sebagai berikut : 66
67
67
68
68
68
68
68
69
69
70
70
70
70
70
70
71
71
71
71
71
71
72
72
73
73
73
73
73
74
74
74
74
75
76
61
Dari data di atas, dapat kita ketahui nilai perhatian orang tua di SDN Getas Wonopringgo Kab. Pekalongan dan langkah selanjutnya adalah menentukan interval nilai dari data tersebut Adapun langkah-langkah dalam menentukan interval nilai tersebut adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Banyak Kelas Interval Menurut Sturges jumlah kelas interval ditentukan dengan rumus : k = 1 + 3,3 Log n61 dengan :
k
= Jumlah interval kelas
n
= Jumlah data pengamatan
Log = Logaritma Maka,
k
= 1 + 3,3 Log 35 = 1 + 3,3 x 1,544068044 = 1 + 5,095424542 = 6, 095424542 dibulatkan menjadi 6
2. Menghitung Panjang Kelas Interval (i) Rumus : i = (data terbesar – data terkecil) + 162 Jumlah interval kelas Dengan, i = panjang interval kelas Data terbesar = 76
61
Prof.Dr.H.Agus Irianto, Statistik Konsep Dasar & Aplikasinya, Jakarta : Prenada Media, 2004, h.22 62 Ibid, h.22
62
Data terkecil = 66 Jumlah interval kelas = 6 Maka,
i = (76 – 66) + 1 6 = 11 6 = 1,83 dibulatkan menjadi 2 Dengan panjang kelas interval 2 maka, nilainya adalah 20 – 30, 31 –
40, 41 – 50, 51 – 60, 61 – 70, 71 – 80. Interval nilai tersebut selanjutnya dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini : Tabel VI Distribusi Frekuensi Perhatian Orang Tua SDN Getas Wonopringgo Kab. Pekalongan Interval
Frekuensi (f)
Prosentasi
20 – 30
0
0%
31 – 40
0
0%
41 - 50
0
0%
51 - 60
0
0%
61 - 70
16
45,7 %
71 - 80
19
54,3 %
Jumlah
35
100 %
Berdasarkan tabel diatas maka diketahui frekuensi terbanyak pada interval nilai antara 71 – 80 yaitu 54,3 %, sedangkan frekuensi terendah dengan nilai antara 61 – 70 yaitu 45,7 %.
63
Untuk dapat mengetahui nilai rata-rata dari perhatian orang tua di SDN Getas Wonopringgo, maka dalam bukunya Drs. Subana, M.Pd, dkk digunakan rumus “Mean” sebagai berikut : Mx =
Fx 63 N
Keterangan : Mx Σ Fx
= Jumlah seluruh data
N
= Jumlah responden Σ Fx = 2480
Diketahui : Maka
= Mean
: Mx =
Fx N
Mx =
2480 35
N = 35
Mx = 70,86 Untuk dapat memberikan penilaian dari hasil angket tentang perhatian orang tua di SD Negeri Getas yang mempunyai rata-rata 70,86 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel VII Penilaian Perhatian Orang Tua di SDN Getas Wonopringgo Kab. Pekalongan
63
No
Interval
Kualifikasi
1
20 – 30
Sangat Kurang
2
31 – 40
Kurang
Drs. Subana,M.Pd, dkk, Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2005,h.63
64
3
41 - 50
Cukup
4
51 - 60
Baik
5
61 - 70
Sangat Baik
6
71 - 80
Sangat Baik Sekali
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dikatakan bahwa perhatian orang tua SD Negeri Getas yang memiliki rata-rata 70,86 berada pada interval 71-80 termasuk dalam katagori Sangat Baik Sekali. B. Analisis Prestasi Belajar Siswa di SDN Getas Kec. Wonopringgo Kab. Pekalongan Dalam menganalisis tentang Prestasi Belajar Siswa yang dispesifikasikan pada mata pelajaran PAI (Variabel Y) akan disajikan nilai yang diperoleh dari nilai raport semester I mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas V tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah 35 siswa. Adapun data dari terkecil hingga terbesar adalah sebagai berikut : 72
72
75
78
78
80
80
80
80
80
80
84
85
86
86
86
86
86
86
86
86
86
88
88
88
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
Dari data di atas, dapat kita ketahui nilai prestasi belajar PAI semester I tahun pelajaran 2011/2012 di SDN Getas Wonopringgo Kab. Pekalongan dan langkah selanjutnya adalah menentukan interval nilai dari data tersebut.
65
Adapun langkah-langkah dalam menentukan interval nilai tersebut adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Banyak Kelas Interval Menurut Sturges jumlah kelas interval ditentukan dengan rumus : k = 1 + 3,3 Log n dengan :
k
= Jumlah interval kelas
n
= Jumlah data pengamatan
Log = Logaritma Maka,
k
= 1 + 3,3 Log 35 = 1 + 3,3 x 1,544068044 = 1 + 5,095424542 = 6, 095424542 dibulatkan menjadi 6
2. Menghitung Panjang Kelas Interval (i) Rumus : i = (data terbesar – data terkecil) + 1 Jumlah interval kelas Dengan, i = panjang interval kelas Data terbesar = 90 Data terkecil = 72 Jumlah interval kelas = 6 Maka,
i = (90 – 72) + 1 6 = 18 6 = 3
66
Dengan panjang kelas interval 3 maka, nilainya adalah 20 – 30, 31 – 40, 41 – 50, 51 – 60, 61 – 70, 71 – 80, 81 - 90. Interval nilai tersebut selanjutnya dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini : Tabel VIII Distribusi Frekuensi Tentang Prestasi Belajar PAI Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012 SDN Getas Wonopringgo Kab. Pekalongan No
Interval Kelas
F. Absolut
F. Relatif
1
20 – 30
0
0%
2
31 – 40
0
0%
3
41 - 50
0
0%
4
51 - 60
0
0%
5
61 - 70
0
0%
6
71 - 80
11
31,4 %
7
81 – 90
24
68,6 %
Jumlah
35
100 %
Berdasarkan tabel diatas maka diketahui frekuensi terbanyak pada interval nilai antara 81 – 90 yaitu 68,6 %, sedangkan frekuensi terendah pada interval nilai antara 71 – 80 yaitu 31,4 %. Untuk dapat mengetahui nilai rata-rata dari prestasi belajar PAI semester I tahun pelajaran 2011/2012 kelas V di SDN Getas Wonopringgo, maka dalam bukunya Drs. Subana, M.Pd, dkk digunakan rumus “Mean” sebagai berikut :
67
Mx
=
Keterangan : My
Fy N
= Mean
Σ Fy
= Jumlah keseluruhan skor variabel
N
= Jumlah responden
Diketahui
: Σ Fy = 2962 N = 35
Maka
: My =
Fy N
My =
2962 35
My = 84,63 Untuk dapat memberikan penilaian dari hasil angket mengenai Prestasi Belajar PAI Kelas V semester I tahun pelajaran 2011/2012 di SD Negeri Getas yang mempunyai rata-rata 84,63 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel IX Penilaian Prestasi Belajar PAI Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012 SDN Getas Wonopringgo Kab. Pekalongan No
Interval
F. Absolut
1
20
Buruk
2
30
Kurang Sekali
3
40
Kurang
4
50
Hampir Cukup
5
60
Cukup
6
70
Lebih Dari Cukup
68
7
80
Baik
8
90
Baik Sekali
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dikatakan bahwa Prestasi Belajar PAI Kelas V semester I tahun pelajaran 2011/2012 di SD Negeri Getas yang memiliki rata-rata 84,63 berada pada interval 81 – 90 termasuk dalam katagori Baik Sekali. C. Analisis Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar PAI di SD Negeri Getas 1. Analisis Uji Hipotesis Pada bab awal disebutkan bahwa hipotesis yang diajukan adalah perhatian orang tua mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar anak di SD Negeri Getas Kec. Wonopringgo. Selanjutnya untuk mengkaji kebenaran hipotesis tersebut akan digunakan analisis statistik dengan menggunakan korelasi product moment, dengan rumus sebagai berikut : rxy
N XY - X Y
N X
2
X N Y 2 Y 2
2
Keterangan : rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment ΣX : Jumlah seluruh skor X ΣY : Jumlah seluruh skor Y
69
ΣXY : Jumlah seluruh skor X dengan skor Y N
: Banyak populasi Tabel X Tabel Kerja Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar PAI Di SD Negeri Getas r 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
x 72 71 74 73 74 71 71 67 68 73 70 68 73 73 69 70 68 76 74 69 71 70 66 68 72 74 70
y 88 86 90 88 90 86 90 75 80 90 86 72 86 86 80 90 78 90 90 78 86 86 80 80 84 86 90
x² 5184 5041 5476 5329 5476 5041 5041 4489 4624 5329 4900 4624 5329 5329 4761 4900 4624 5776 5476 4761 5041 4900 4356 4624 5184 5476 4900
y² 7744 7396 8100 7744 8100 7396 8100 5625 6400 8100 7396 5184 7396 7396 6400 8100 6084 8100 8100 6084 7396 7396 6400 6400 7056 7396 8100
xy 6336 6106 6660 6424 6660 6106 6390 5025 5440 6570 6020 4896 6278 6278 5520 6300 5304 6840 6660 5382 6106 6020 5280 5440 6048 6364 6300
70
28 29 30 31 32 33 34 35 Jumlah
80 90 72 85 80 88 86 90 2962
67 71 68 70 73 71 70 75 2480
4489 5041 4624 4900 5329 5041 4900 5625 175940
6400 8100 5184 7225 6400 7744 7396 8100 251638
5360 6390 4896 5950 5840 6248 6020 6750 210207
Dari tabel tersebut selanjutnya dimasukkan dalam rumus korelasi product moment. Diketahui rxy = Koofisiensi x dan y Σx = 2480 Σy = 2962 Σx2 = 175940 Σy2 = 251638 Σxy = 210207 N
= 35
rxy` =
rxy =
rxy =
N XY - X Y
N X
2
X N Y 2 Y 2
2
35.210207 2480.2962 {35.175940 2480 2 }{35.251638 2962 2 } 7357245 7345760 {6157900 6150400}{8807330 8773444}
71
rxy =
rxy =
rxy =
11485 7500.33886 11485 254145000 11485 15941,925856
rxy = 0,720427388 dibulatkan 0,720 rxy = 0,720 Koefisien Determinasi (R2) R2 = r2xy x 100% = 0,7202 x 100% = 51,84 % Dari hasil korelasi tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai koefisien korelasi product moment pada tabel dengan N=35 baik dalam taraf signifikan 5% maupun 1% yang akan dibahas dalam analisis lanjut. 2. Analisis Lanjutan Dari tabel di atas, diuji/ diinterpretasikan dengan 2 cara : a. Interpretasi secara sederhana Tabel XI Interpretasi Besar Nilai r
Interpretasi
0,000 – 0,200
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat lemah, sehingga dianggap tidak ada korelasi
0,201 – 0,400
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang lemah
0,401 – 0,700
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang
72
cukup 0,701 – 0,900
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat
0,901 – 1,000
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat kuat
Dengan melihat tabel di atas, dapat diketahui bahwa angka korelasi variabel x dan y bertanda positif atau korelasi searah. rxy = 0,720 berada pada interval 0,701–0,900 yang berarti interpretasi secara sederhana menunjukkan antara variabel x dan y termasuk dalam kategori kuat. Jadi dengan interpretasi sederhana dapat disimpulkan bahwa antara perhatian orang tua dan prestasi belajar anak terdapat korelasi positif yang kuat. Semakin besar perhatian orang tua, prestasi belajar anak akan meningkat. Koefisien Determinasi (R2) = 51,84%, menunjukkan bahwa 51,84% prestasi belajar anak di SD Negeri Getas dipengaruhi oleh perhatian orang tua. b. Interpretasi secara cermat dengan tabel product moment Untuk mengetahui taraf signifikan maka dibawah ini akan disajikan tabel r product moment, baik pada taraf signifikan 5% maupun 1%. db = N – 2 = 35 – 2 = 33
73
Tabel XII Product Moment
db = 33
Taraf Signifikan 5% 1% 0,344 0,442
Berdasarkan nilai “r” product moment dengan db = 33 taraf signifikan 5% = 0,344, dan pada taraf signifikan 1% = 0,442, sedangkan nilai r o (nilai yang diperoleh) = 0,720 dengan demikian dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Untuk taraf signifikan 5% rt = 0,344 ro = 0,720 jadi ro (0,720 ) > rt (0,388) yang menandakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Ha = Terdapat korelasi positif antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak di SD Negeri Getas Ho = Tidak terdapat korelasi positif antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak di SD Negeri Getas b. Untuk taraf signifikan 1% rt = 0,442 ro = 0,720 jadi ro (0,720 ) > rt (0,442) yang menandakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.
74
Ha = Terdapat korelasi positif antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak di SD Negeri Getas Ho = Tidak terdapat korelasi positif antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak di SD Negeri Getas Dengan demikian baik dalam taraf signifikan 5% maupun 1% kesimpulannya sama. Koefisien Determinasi (R2) = 51,84%, menunjukkan bahwa 51,84% prestasi belajar anak di SD Negeri Getas dipengaruhi oleh perhatian orang tua. Jadi, dari hasil penentuan diatas, maka hipotesis yang penulis ajukan berbunyi “Perhatian orang tua mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar anak di SD Negeri Getas Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan”, dapat diterima. Dengan demikian semakin besar perhatian orang tua terhadap anaknya, maka prestasi belajar anak akan meningkat.
75
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Dari hasil penelitian mengenai “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar PAI di SD Negeri Getas Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil angket menunjukkan bahwa perhatian orang tua yang diberikan kepada anak SD Negeri Getas termasuk dalam kategori Sangat Baik Sekali, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-ratanya 70,86 berada pada interval 71-80. Adapun indikator perhatian orang tua adalah memberikan dorongan/motivasi, memberikan hadiah, memberikan permainan yang menarik, menjadi pendengar bagi anaknya –anaknya, dan menemani menonton TV, bermain, dan belajar. 2. Prestasi Belajar Anak mata pelajaran PAI Kelas V di SD Negeri Getas termasuk dalam katagori Sangat Baik. Hal ini dibuktikan dengan nilai yang diperoleh siswa kelas V memiliki rata-rata 84,63 berada pada interval 81 – 90. 3. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, membuktikan bahwa adanya pengaruh yang cukup signifikan antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar PAI Kelas V di SD Negeri Getas. Hal ini dapat dilihat dari rxy = 0,720, rt pada taraf signifikan 5% = 0,344, dan pada taraf signifikan 1% = 0,442 ini berarti rxy > rt. Maka ada korelasi yang signifikan yang kuat antara
75
76
perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak di SD Negeri Getas Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. 4. Perhatian orang tua di SDN Getas Wonopringgo Kab. Pekalongan dengan taraf Sangat Baik Sekali menghasilkan prestasi belajar PAI yang Sangat Baik. Semakin besar perhatian orang tua akan semakin besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar. B. Saran-saran 1. Bagi orang tua siswa SD Negeri Getas Kec. Wonopringgo a. Memberi contoh yang baik dalam tingkah laku sosial yang sehat berdasar pada prinsip-prinsip dan nilai agama. b. Orang tua diharapkan selalu memberikan motivasi kepada putra-putrinya dalam proses belajar. c. Memberikan sebuah hadiah sebagai bentuk penghargaan atas apa yang dicapai anaknya. d. Menciptakan sebuah permainan yang menarik dalam setiap suasana sesuai dengan situasi dan kondisi di rumah. e. Menjadi pendengar yang baik bagi anak-anaknya disetiap mereka bercerita tentang kejadian yang dialami maupun keluh kesah meraka. f. Meluangkan waktu untuk menonton TV bersama, bermain dan belajar. 2. Bagi SD Negeri Getas Kec. Wonopringgo a. Terbuka kepada orang tuanya dengan masalah-masalah yang dihadapi sehingga dalam penyelesaian masalah siswa dapat dituntun dan diarahkan.
77
b. Mintalah bantuan kepada orang tua atau guru untuk dapat belajar dengan baik dan memperoleh prestasi yang memuaskan. c. Menceritakan permasalahan yang dialami baik itu marah, sedih atau takut sesegera mungkin kepada orang tua atau guru agar lebih tenang. d. Taat dan patuh terhadap nasehat-nasehat orang tua dan guru selama dalam batas koridor yang wajar. e. Berusaha meningkatkan prestasi belajar guna menggapai cita-cita yang ingin dicapai atau terwujud. C. Kata Penutup Demikianlah skripsi yang dapat penulis susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana S1 di STAIN Pekalongan pada jurusan tarbiyah dengan prodi PAI. Harapan penulis, skripsi ini dapat memberikan gambaran kepada semua pembaca bahwa betapa pentingnya perhatian antara orang tua terhadap prestasi belajar PAI. Bukan hanya dalam mata pelajaran PAI saja, melainkan semua mata pelajaran yang ada dalam pendidikan formal maupun non formal. Akhirnya kepada para pihak yang telah banyak membantu penulisan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung penulis ucapkan banyak terima kasih. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.