BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian sekarang ini semakin bertambah sulit
dengan tantangan yang semakin berat, sehingga perusahaan di dalam mengelola usaha diharapkan mampu menggunakan sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang digunakan dalam proses produksi, untuk itu perlu dilakukan pengembangan skill agar dapat menghasilkan karyawan yang berkompeten. Kepemimpinan merupakan unsur yang paling penting di dalam sebuah perusahaan, sebab tanpa adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin maka suatu perusahaan tersebut akan mengalami kemunduran. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam memimpin atau sering disebut dengan gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain sesuai dengan keinginannya itu dipengaruhi oleh sifat pemimpin itu sendiri. Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin di dalam memotivasi karyawannya dalam menjalankkan aktifitas perusahaan akan sangat menentukan kinerja dari perusahaan atau organisasi . Karena apabila tidak terjalin pengaruh yang harmonis antara pemimpin dengan karyawan maka akan sulit untuk menyatukan indikator-indikator yang ada dalam usahanya untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi.
1
2
Terdapat beberapa fenomena yang menunjukkan betapa pentingnya gaya kepemimpinan seperti yang ditunjukkan oleh beberapa pendapat sebelumnya baik itu jurnal nasional maupun internasional. Beberapa diantaranya seperti yang dijelaskan berikut: Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Torisa (2010) menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional secara parsial berpengaruh terhadap
motivasi
kerja karyawan, dimana variabel
gaya
kepemimpinan sebesar 54,2% dan tingkat signifikansi sebesar 0,002 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Selain itu, gaya kepemimpinan transformasional secara simultan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan, karena memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 dan F hitung 26,168. Hal tersebut menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional sangat cocok diterapkan dilingkungan perusahaan, karena terbukti dapat meningkatkan motivasi karyawan dan menumbuhkan rasa percaya diri karyawan terhadap komitmen pimpinan yang selalu peduli terhadap kebutuhan karyawan. (Jurnal Vol.5 No.1 Maret 2010 Universitas Budi Luhur Jakarta) Dias (2012) menyimpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel motivasi. Gaya kepemimpinan yang diberikan oleh PT. Dwimatama Multikarsa Unit Pengantongan Pupuk Tanjung Emas Semarang dapat dipersepsikan baik. Hal ini dikarenakan komunikasi yang terjalin antara atasan, bawahan, karyawan satu dengan karyawan lainnya sangat baik sehingga kinerja karyawan sangat baik. (Jurnal Ilmu
3
Administrasi Bisnis Vol. 1, No. 1, Tahun 2012 Universitas Diponegoro: ejournals1.undip.ac.id). Adapun jurnal yang ditulis oleh Purnamayana Tri (2013) yang menyimpulkan hasil analisisnya, bahwa gaya kepemimpinan partisipatif dan insentif finansial berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap semangat kerja karyawan pada Grand Komodo Tour & Travel. Variabel insentif finansial memberikan pengaruh yang lebih dominan terhadap semangat kerja pada karyawan Grand Komdo Tour & Travel dengan nilai standardized coefficient beta absolut 0,495. (Jurnal vol. 2, no 1 2013 E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana) Selanjutnya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bahrami Shahab dkk. (2011) yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan pelatih dan kepuasan pemain. “The results showed that, there is a positive meaningful relationship between coaches leadership behaviors and training, positive feedback and player's satisfaction”. (Annals of Biological Research, 2011, 2 (4) :321-329. From www.scholarsresearchlibrary.com) Pada kasus lain, terdapat fakta bahwa gaya kepemimpinan tidak selalu berpengaruh terhadap kinerja, hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Fajra (2011) yang menunjukkan bahwa secara parsial gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan transformasional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Ini berarti bahwa kepemimpinan transformasional tidak memberikan dampak terhadap kinerja karyawan. (Jurnal
4
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Andalas.
http://repository.unand.ac.id/id/eprint/17634). Adapun yang terjadi pada Universitas Widyatama Bandung yang merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta terbaik di Indonesia. Lembaga pendidikan ini berdiri pada 2 Agustus 2001, berdasarkan Surat Keputusan menteri Pendidikan Nasional No. 137/D/0/2001. Universitas Widyatama ini merupakan penggabungan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bandung (STIEB), Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Bandung ( STIBB), Sekolah Tinggi Teknologi Bandung Widyatama (STTBW), Sekolah Tinggi Desain Komunikasi Visual (STDKV) serta Magister Manajemen. Penggabungan sekolah tinggi-sekolah tinggi ke dalam Universitas Widyatama agar lulusan-lulusannya dapat menjadi lulusan-lulusan yang lebih memiliki daya saing yang tinggi. Langkah lanjut dilakukan Universitas Widyatama adalah upaya serius dan konsisten mewujudkan suatu sistem pelayanan pendidikan dengan standar ISO-9001: 2008. (www.widyatama.ac.id) Kepemimpinan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap motivasi sebab keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tergantung pada bagaimana pemimpin itu menciptakan motivasi di dalam diri setiap karyawan (Kartono, 2006). Dalam memberikan mutu terbaiknya dengan menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan, harus diimbangi juga dengan kinerja para karyawan dan kinerja para dosen yang baik dalam melaksanakannya. Namun dalam beberapa tahun belakangan ini, mulai tahun 2009 sampai sekarang Universitas Widyatama Bandung mengalami peningkatan angka turnover, yaitu kecenderungan atau niat
5
dosen untuk berhenti bekerja. Tingkat turnover Universitas Widyatama selama kurun waktu 4 tahun terakhir, dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Daftar Dosen Berhenti DOSEN BERHENTI Tahun
FE
FBM
FT
FB
FDKV
Jmlh
2009/2010
8
5
2
0
0
15
2010/2011
7
6
0
0
2
15
2011/2012
2
5
6
1
1
15
2012/2013
10
10
6
3
1
30
Sumber : Biro SDM Universitas Widyatama Tabel 1.1 menyatakan bahwa jumlah dosen yang berhenti bekerja meningkat. Pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 belum terjadi peningkatan turnover yang cukup tinggi, tetapi jika dilihat pada tabel 1.1 tahun 2011 – 2013 Universitas Widyatama mengalami peningkatan turnover yang cenderung naik. Melalui uraian di atas, mengindikasikan permasalahan internal yang terjadi di Universitas Widyatama Bandung, yaitu kurang optimalnya komunikasi dan dorongan dari seorang pemimpin sehingga suasana hubungan yang tidak harmonis antara atasan dan bawahan, serta kurangnya pengawasan disiplin terhadap dosen. Karena dalam kenyataannya setiap dosen dalam sebuah instansi harus senantiasa dibina, dibimbing, diarahkan, dididik dan sebagainya agar memiliki motivasi kerja dan diharapkan mampu berprestasi. Permasalahanpermasalahan internal di Universitas Widyatama Bandung yang menyangkut
6
masalah sumber daya manusia dan menyebabkan motivasi kerja yang dirasakan kurang mencapai sasaran yang diinginkan, maka dalam rangka meningkatkan motivasi kerja dosen tersebut peran seorang pemimpn haruslah sejalan dengan situasi di dalam maupun di luar instansi. Karena pemimpin merupakan sumber daya pokok serta titik sentral aktivitas yang terjadi dalam satu kesatuan, dengan kata lain bagaimana seorang pemimpin dapat menjalankan gaya kepemimpinan untuk memotivasi bawahannya menurut manajemen sehingga akan sangat menentukan apakah tujuan Universitas Widyatama Bandung akan tercapai atau tidak, kegiatan dan dinamika yang terjadi dalam kesatuannya sebagian besar ditentukan oleh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja dosen dari seorang pemimpin. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam untuk dapat mengetahui sampai sejauh mana gaya kepemimpinan memberikan pengaruh terhadap motivasi kerja karyawan. Maka penulis
mengambil
judul
“PENGARUH
GAYA
KEPEMIMPINAN
TERHADAP MOTIVASI KERJA” 1.2
Identifikasi Masalah Dengan gaya kepemimpinan yang sesuai dari setiap pemimpin dalam
memimpin karyawannya maka akan menumbuhkan motivasi kerja yang tinggi dari para karyawan yang akan memberi nilai positif bagi perusahaan dalam usaha mencapai tujuannya. Akan tetapi pada kenyataannya gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin tidak banyak berpengaruh pada perusahaan maupun dalam
7
memotivasi para karyawan dalam usaha mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu penyusun akan mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tanggapan dosen mengenai gaya kepemimpinan di Universitas Widyatama Bandung? 2. Bagaimana motivasi kerja dosen di Universitas Widyatama Bandung? 3. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja dosen pada Universitas Widyatama Bandung? 1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Untuk
mengetahui
bagaimana
tanggapan
dosen
mengenai
gaya
kepemimpinan 2. Untuk mengetahui bagaimana motivasi kerja dosen di Universitas Widyatama Bandung. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja dosen di Universitas Widyatama Bandung. 1.4
Kegunaan Penelitian Dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap
beberapa segmen, antara lain : 1.
Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan mengenai ada atau tidak adanya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan, serta untuk memenuhi salah satu syarat dalam ujian sidang akhir pada fakultas Bisnis dan Manajemen program studi Manajemen Universitas Widyatama.
8
2.
Bagi Pembaca Dapat menjadi sumber informasi yang dapat menambah wawasan pembaca dengan mengetahui apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan.
3.
Bagi Peneliti Dapat memberi acuan atau pertimbangan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut di bidang manajemen sumber daya manusia.
4.
Bagi Instansi Sebagai bahan kajian dan pengembangan manajemen sumberdaya manusia khususnya mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja.
1.5
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Manajemen
merupakan
suatu
proses
tindakan
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan. Seorang pemimpin harus mampu menjalankan proses tesebut dalam suatu perusahaan dengan gaya kepimimpinan yang dimilikinya. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam suatu perusahaan. Caranya agar karyawan dapat bekerja secara optimal untuk dapat mencapai sasaran perusahaan. Agar karyawan memberikan kinerjanya dengan baik tidak lepas dari peranann seorang pemimipin untuk bisa mempertahankan kinerja karyawan yang baik tersebut. Dengan sifat yang dimiliki seorang pemimpin yang bisa mengatur perusahaan dengan baik maka akan tercapai suatu kondisi kerja yang optimal.
9
Disini tebukti bahwa seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk mengatur tenaga para karyawan di perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Rivai (2008): “Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh kepada pengikut-pengikutnya lewat proses komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi”. Permasalahan yang terus berkembang dalam kepemimpinan adalah mengenai gaya kepemimpinan itu sendiri, bagaimanakah yang efektif untuk diterapkan oleh semua seorang pemimpin terhadap bawahannya, dengan kata lain apa yang membuat seorang pemimpin menjadi sukses. Menurut Suwatno (2011:155) : “Gaya Kepemimpinan adalah berbagai pola perilaku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pengikut”. Menurut Hasibuan (2007:170) terdapat beberapa gaya kepemimpinan sebagai berikut: 1.
Kepemimpinan Otoriter Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian
besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijakan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpinin, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide, dan pertimbangaan dalam proses pengambilan keputusan. Karakteristik dari Kepemimpinan Otoriter, yaitu: a. Bawahan hanya bertugas sebagai pelaksana keputusan yang telah ditetapkan pemimpin.
10
b. Pemimpin menganggap dirinya orang yang paling berkuasa, paling pintar, dan paling cakap. c. Pengarahan bawahan dilakukan dengan memberikan instruksi/perintah, hukuman, serta pengawasan dilakukan secara ketat. 2.
Kepemimpinan Partisipatif Kepemimpinan Partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya
dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan
loyalitas,
dan
partisipatif
para
bawahan.
Pemimpin
mesemangati bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. Karakteristik dari kepemimpinan Partisipatif, yaitu: a. Bawahan harus berpartisipasi memberikan saran, ide, dan pertimbanganpertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. b. Keputusan tetap dilakukan pemimpin dengan mempertimbngakan saran atau ide yang diberikan bawahannya. c. Pemimpin menganut sistem manajemen terbuka (open management) dan desentralisasi wewenang. 3.
Kepemimpinan Delegatif Kepemimpinan Delegatif apabila seorang pemimpin mendelagasikan
wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijakan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaan. Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan kepada bawahan.
11
Karakterstik dari Kepemimpinan Delegatif, yaitu: a. Pimpinan menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan kepada bawahan. b. Pimpinan tidak akan membuat peraturan-peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan itu dan hanya sedikit melakukan kontak mata degan bawahannya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada kepemimpinan yang cocok untuk segala situasi, maka penampilan pimpinan yang efektif dari perusahaan harus menyesuaikan tipe kepemimpinan dengan situasi yang dihadapi. Pengertian situasi mencangkup kemampuan bawahan, tuntutan pekerjaan, tujuan organisasi. Kepemimpinan yang demikian yang sangat baik untuk diterapkan agar motivasi kerja karyawan tinggi. Motivasi kerja menurut Wiludjeng (2007:154) : “Motivasi merupakan proses psikologis yang mendasar dan merupakan salah satu faktor penentu dalam mencapai tujuan organisasi” Beberapa faktor yang dapat mempengrauhi motivasi kerja, yaitu: 1. Kepuasan dalam bekerja 2. Pimpinan yang langsung menghargai pegawai sebagai manusia dan menganggap bahwa pekerjaan itu penting. 3. Adanya jaminan dalam tugas untuk menjalankan tugas sebaik-baiknya. 4. Adanya hubungan baik dengan kolega-kolega lain dan orang merasa dalam group tetentu. 5. Upah dan bentuk kompensasi yang sama bagi orang yang menjalankan tugasnya.
12
6. Penelitian perussahaan untuk kemakmuran pegawai dan kemajuannya. 7. Kebanggaan dalam perusahaan (mengenai produksi dan statusnya dalam masyarakat) Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa salah satu faktor yang dapat mengetahui motivasi kerja karyawan adalah gaya kepemimpinan, hubungan baik dengan karyawan, dan apa yang diberikan pimpinan kepada karyawan. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja karyawan timbul karena adanya beberapa faktor yang memotivasi karyawan. Faktor tersebut antara lain kebutuhan karyawan seperti kompensasi, upah, atau pengahargaan yang diberikan pimpinan. Dengan demikian apabila gaya kepemimpinan yang dilakukan sesuai dengan kebtuhan dan dapat memeberikan motivais bagi karyawan maka motivasi kerja akan meningkat. Kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1.2 Bagan Kerangka Pemikiran Gaya Kepemimpinan
Motivasi Kerja
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis penelitian ini adalah “Gaya kepemimpinan berpengaruh positif secara signifikan terhadap Motivasi kerja karyawan”. 1.6
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi dari penelitian ini dilakukan di Universitas Widyatama Bandung,
dengan waktu pelaksanaan penelitian dimulai bulan Maret 2013.