BAB I PENDAHULUAN I.1.
Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mengakui adanya Tuhan. Hal ini tertulis pada butir sila pertama pancasila. Indonesia memiliki berbagai macam agama, namun hanya beberapa agama saja yang diakui di Indonesia. Semua agama selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berbuat baik kepada sesama dan selalu taat dalam beribadah kepada Tuhan. Beribadah dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Tetapi ibadah bisa juga dilakukan secara bersamaan atau berjamaah. Dalam hal ini diperlukanlah suatu wadah untuk dapat menjalankan ibadah secara bersama atau berjamaah. Wadah itu disebut dengan nama rumah ibadah dan tiaptiap agama mempunyai rumah ibadah masing-masing. Lokasi tapak pada proyek tugas akhir ini terletak pada wilayah Kotamadya Jakarta Barat, kelurahan Kebon Jeruk, tepatnya pada ujung jalan Kebon Jeruk dan Batusari dengan jumlah penduduk di kotamadya Jakarta Barat yaitu 1.573.561 jiwa. Tabel I-1 Jumlah Penduduk Kotamadya Jakarta Barat Statistik Kepadatan Penduduk
Jumlah Penduduk Jakarta Sampai Bulan 8/2006 adalah : 1,561,542 orang WNI WNI WNA WNA Wilayah Total LUAS KEPADATAN Pria Wanita Pria Wanita CENGKARENG GROGOL PETAMBURAN KALIDERES KEBON JERUK KEMBANGAN PALMERAH TAMANSARI TAMBORA
Total
117,693 107,822
113,008 109,717
25 73
19 48
230,745 217,660
26 11
53,872 143,069
86,579 101,859 71,297 95,562 75,704 133,156
79,532 98,412 67,716 94,965 77,618 129,924
9 32 23 52 226 90
3 31 29 41 198 79
166,123 200,334 139,065 190,620 153,746 263,249
30 18 23 8 4 5
29,934 82,200 35,931 173,660 326,723 521,476
789,672
770,892
530
448 1,561,542
125
1,366,865
Sumber : Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta Barat
1
Di wilayah Kotamadya Jakarta Barat prosentase penduduk beragama Islam 80%, Kristen 9%, Katholik 6%, Hindu dan Budha 5%. Bangunan ibadah di Kotamadya Jakarta barat yaitu terdapat 536 bangunan mesjid, 165 gereja, 14 pura dan 51 bangunan vihara (lihat lampiran). Bila dijumlah kapasitas 536 mesjid tersebut hanya dapat menampung ± 200.000 penduduk muslim (sumber peta penyebaran tempat ibadah kodya Jakarta barat tahun 2004). Hal ini sangatlah tidak memenuhi kebutuhan umat Islam untuk beribadah bila dikaitkan dengan jumlah penduduk yang beragama Islam di Kotamadya Jakarta Barat yaitu sebesar 1.249.235 jiwa (data terbanyak ketika melakukan shalat terawih). Namun jika data diambil ketika melakukan shalat Jum’at yaitu terdapat 632.000 penduduk muslim (biasanya hanya laki-laki yang melakukan shalat Jum’at). Atas dasar tersebut, maka proyek yang saya angkat yaitu bangunan rumah ibadah agama Islam yaitu mesjid. Mesjid disini diperuntukkan sebagai mesjid Kodya Jakarta Barat. Mengingat luas tapak yang terbatas, maka mesjid ini akan memiliki daya tampung ± 4000 orang. Mesjid merupakan salah satu tempat beribadah umat muslim, selain mushola. Mesjid dapat diartikan sebagai tempat di mana saja untuk bersembahyang orang muslim, seperti sabda Nabi Muhmmad Saw. : ”Di manapun engkau bersembahyang, tempat itulah mesjid”. Oleh karena itu bangunan dibuat khusus untuk shalat disebut mesjid yang artinya: tempat untuk sujud.(Yulianto Sumalyo, Arsitektur Mesjid, Penerbit Gajah Mada University Press, Yogyakarta. 2000 Hlm. 1). Al-Quran menyebutkan fungsi mesjid antara lain dalam firmanNya : Bertasbihlah kepada Allah di mesjid-mesjid yang telah diperintahkan untuk
2
dimuliakan dan disebut-sebut nama-Nya di dalamnya pada waktu pagi dan petang, orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli, atau aktivitas apapun dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan shalat, membayar zakat, mereka takut ada suatu siang hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang.(QS An-Nur[24] : 36-37). Dari beberapa sudut pandang tersebut di atas dapat dirangkum bahwa mesjid dibangun untuk memenuhi keperluan ibadah Islam, fungsi dan perannya ditentukan oleh lingkungan, tempat dan jaman di mana mesjid didirikan. Secara prinsip mesjid adalah tempat membina umat, untuk itu dilengkapi dengan fasilitas sesuai dengan keperluan jaman, siapa yang mendirikan dan lingkungan mana mesjid dibangun.
I.2.
Latar Belakang Pemilihan Topik dan Tema Mesjid sebagai sarana beribadah manusia kepada Allah haruslah mempunyai unsur religi agar kekhusukan dalam beribadah dapat tercapai. Sebagai bangunan ibadah haruslah berbicara lebih dari sebuah karya fisik arsitektur, tipe bangunan ini secara tegas berbicara tentang pengagungan manusia terhadap Tuhan melalui agama dan kepercayaan yang dipeluknya. Di sini bahasa simbolis menjadi elemen krusial dimana nilai intangible bangunan terpancar melebihi fisikalitasnya. Terminologi form follow function akan sangat sulit diterapkan secara harfiah dalam fungsi ini karena meski tampak modern, sebuah bangunan ibadah tetap akan mempunyai makna simbolis dalam setiap elemen bangunannya. Selain sebagai sarana hubungan manusia terhadap Tuhan, mesjid juga sebagai sarana hubungan manusia kepada alam. Hubungan di sini dimaksudkan
3
yaitu sebagai hubungan persahabatan manusia dengan alam yaitu dengan melestarikan dan menjaganya bukan merusak atau menaklukkan alam. Lokasi tapak untuk pembangunan tempat ibadah tersebut terletak didaerah yang sangat padat penduduk dan rawan kemacetan sehingga asap kendaraan yang lalu lalang tersebut dapat menimbulkan polusi udara. Daerah hijau pun sangat minim bahkan hampir tidak ada pada daerah tersebut. Maka dari itulah sebagai perwujudannya maka bangunan ibadah seperti mesjid haruslah berwawasan lingkungan agar dapat menjawab semua permasalahan tersebut. Dari sisi lokasi tapak ini sangat strategis karena terletak pada ujung jalan yaitu tepatnya pada pertigaan jalan Kebon Jeruk dan Batusari sehingga memungkinkan bangunan ini dibuat sebagai landmark pada lokasi tersebut. Sebagai landmark, maka bangunan mesjid tersebut harus dibuat semenarik mungkin agar pengguna jalan yang melewati jalan tersebut tertarik untuk singgah dan beribadah pada mesjid tersebut. Selain menarik bangunan tersebut juga harus memiliki fasilitas lengkap dan mutakhir agar kesan berbeda dapat tampil dari mesjid-mesjid yang sudah ada pada daerah tersebut. Dilihat dari segi permasalahan mesjid, memang faktor fisika bangunan sangat penting diterapkan pada bangunan mesjid, bahkan setiap bangunan apapun memang seharusnya menerapkan faktor fisika bangunan. Tetapi setiap bangunan bukan hanya memikirkan masalah bangunan secara individual, tetapi setiap bangunan juga harus memberikan kontribusi terhadap lingkungan sekitar dan diharuskan kepada setiap perancang memikirkan aspek lingkungan seperti limbah, sistem tranportasi, infrastruktur dan sebagainya. Maka dari itu topik arsitektur
4
ekologis ini berusaha untuk menampilkan bangunan sebagai salah satu sahabat alam yang menyatu dan tidak merusak alam yang memikirkan aspek lingkungan seperti limbah, sistem transportasi, infrastruktur dan sebagainya dan juga sesuai dengan kriteria bangunan di iklim tropis, sehingga pemakai bangunan tersebut juga merasa ikut bersahabat dengan alam. Dalam suatu perancangan bangunan diharapkan dapat memberi kenyamanan pada penghuninya, baik kenyamanan fisik maupun kenyamanan psikis, untuk mencapai kenyamanan tersebut diperlukan energi, baik energi terbarukan (sinar matahari, kelembaban udara, tiupan angin, dll) maupun energi tidak terbarukan (listrik), dalam perancangan ini di harapkan bangunan dapat meminimalkan pemakaian energi tidak terbarukan (listrik), dan mencoba memaksimalkan energi terbarukan. Selain itu bangunan tersebut dapat menjawab permasalahan lingkungan seperti limbah, sistem transportasi (pencapaian), infrastruktur dan sebagainya dengan menerapkan topik Arsitektur Ekologis.
I.3.
Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari perancangan ini : •
Memenuhi keperluan ibadah umat muslim di sekitar
•
Menciptakan tempat ibadah yang nyaman, fasilitas lengkap dan mutakhir
•
Dengan diciptakannya tempat ibadah tersebut, diharapkan umat muslim dapat meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang diwujudkannya dalam beribadah.
5
•
Dapat menjawab semua permasalahan bangunan terutama bangunan mesjid.
•
Dapat menciptakan bangunan yang memikirkan aspek lingkungan seperti limbah, sistem transportasi, infrastruktur dan sebagainya.
I.4.
Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan karya tulis ini mencakup pembahasan tentang penerapan arsitektur ekologis pada bangunan untuk memecahkan permasalahan iklim yang ada, kebutuhan ruang dan persyaratan ruang pada bangunan, organisasi ruang pada bangunan, struktur pada bangunan, sirkulasi dalam bangunan, utilitas bangunan, fasilitas pada bangunan, bentuk kulit bangunan yang akan di gunakan.
I.5.
Sistematika Pembahasan Secara garis besar, sistematika pembahasan karya tulis ini adalah: •
BAB I
PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang proyek, latar belakang pemilihan topik dan tema, maksud dan tujuan proyek, lingkup pembahasan, sistematika pembahasan, dan kerangka berpikir.
•
BAB II
TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI Berisi tentang tinjauan umum yang berisi tentang mesjid, tinjauan khusus mengenai tapak proyek, tinjauan mengenai topik dan tema dari perencanaan proyek ini dan studi banding.
6
•
BAB III
PERMASALAHAN Berisi tentang permasalahan arsitektural yang timbul di dalam perencanaan dan perancangan yang berkaitan dengan lingkungan, aktivitas, dan bangunan.
•
BAB IV
ANALISIS Berisi tentang analisis penerapan teori arsitektural berdasarkan aspek lingkungan, manusia, dan bangunan.
•
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Berisi tentang konsep-konsep perancangan yang didapat dari hasil menganalisis masalah-masalah yang ada, dan akan diterapkan dalam perencanaan dan perancangan.
7
I.6.
Kerangka Berpikir
LATAR BELAKANG : - Meningkatnya jumlah penduduk beragama Islam di daerah Kebon Jeruk menyebabkan kebutuhan akan tempat beribadah meningkat juga. - Keterbatasan lahan dan tingginya harga tanah menuntut pemanfaatan tanah lebih optimal, serta bentuk dan hubungan ruang yang lebih singkat
PERMASALAHAN: - Aspek Lingkungan. - Aspek Manusia. - Aspek Bangunan.
ANALISIS PERMASALAHAN: - Aspek Lingkungan. - Aspek Manusia. - Aspek Bangunan.
SURVEY: - Literatur - Lapangan
JUDUL PROYEK Mesjid di Kebon Jeruk
MAKSUD DAN TUJUAN : - Menyediakan tempat beribadah bagi penduduk muslim. - Menyediakan tempat beribadah dengan fasilitas lengkap dan mutakhir. - Menyediakan tempat beribadah yang nyaman. - Menggunakan lahan secara efisien.
KESIMPULAN (Konsep Perancangan)
SKEMATIK DESAIN TOPIK & TEMA : - Topik : Arsitektur Ekologis. - Tema : Penerapan Arsitektur Ekologis pada mesjid
DESAIN
8