BAB I. Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia sering terjadinya gempa bumi dan hampir selalu menelan korban jiwa. Namun dapat dipastikan bahwa korban jiwa tersebut bukan diakibatkan oleh gempa itu sendiri, tetapi diakibatkan oleh keruntuhan bangunan yang terjadi pada saat gempa berlangsung. Salah satu komponen struktur yang menahan beban saat terjadinya gempa adalah kolom. Kolom termasuk struktur utama yang bertujuan menyalurkan beban tekan langsung secara aksial, beban hidup, dan beban lateral yang kemudian menyalurkan beban tersebut ketanah melalui pondasi. Keruntuhan pada struktur kolom dapat mengakibatkan keruntuhan total pada seluruh struktur bangunan yang ada. Dalam perencanaan struktur tahan gempa perlu memiliki pemahaman respon dan pembebanan seismik pada struktur gedung agar menghasilkan perencanaan struktur kolom yang handal. Pengaruh gaya lateral akibat gempa tergantung pada konfigurasi struktur bangunan dan lokasi bangunan yang akan direncanakan dengan mengacu pada peraturan gempa SNI-1726-2012 dilihat pada kategori desain seismik C. Kota Kalimantan Barat adalah salah satu contoh kota dengan kategori desain seismik C. Dewobroto, W. (2005) menyatakan bahwa perencanaan bangunan tahan gempa berbasis kinerja (Performanced Based Seismic Design) merupakan proses yang dapat digunakan untuk perencanaan bangunan baru maupun perkuatan bangunan yang sudah ada, dengan pemahaman yang realistik terhadap kemampuan struktur pasca gempa. Kriteria kinerja struktur bangunan gedung bertingkat yang ditetapkan oleh ATC-40 I-1 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
BAB I. Pendahuluan
(Applied Techology Council, ATC 40 – Seismic Evaluation and Retrofit of Concrete Buildings, Redwood City, California, U.S.A.D.C., 1996) dapat dibagi menjadi beberapa kategori yaitu Immediate Occupancy (IO), Damage Control (DC), Life Safety (LS), Structural Stability (SS). Macgregor, J., G., (2005) menyatakan bahwa untuk menentukan awal ukuran kolom mengusulkan rumus sederhana yaitu luas penampang kolom berbanding lurus dengan gaya aksial konsentrik terfaktor pada kolom dan berbanding terbalik pada mutu beton, mutu baja tulangan, rasio tulangan memanjang kolom dan nilai koefisien, berdasarkan gaya aksial konsentrik yang dapat dipikul penampang kolom serta pertimbangan eksentrisitas minimum gaya tersebut pada kolom, menghasilkan nilai koefisien penentu 0,4 untuk kolom pengikat sengkang dan 0,5 untuk kolom pengikat spiral dalam menentukan perkiraan awal ukuran kolom pada tahap prarencana bangunan. Muin, R., B., (2012) menyatakan bahwa pada penelitiannya nilai koefisien penentu dimensi ukuran kolom dengan mengacu pada peraturan gempa SNI1726-2002 yang berada pada wilayah gempa 3, menghasilkan nilai koefisien penentu ukuran kolom 0,4 untuk kolom tengah serta 0,35 untuk kolom pinggir yang tidak dikenai gempa, dan 0,35 untuk kolom tengah serta 0,30 untuk kolom pinggir yang dikenai gempa.
1.2 Identifikasi Masalah Koefisien penentu ukuran kolom pada rumus James G. Macgregor akan berbeda bila ada pengaruh gempa. Penelitian ini ingin mengkaji lebih jauh nilai koefisien penentu ukuran kolom yang tepat pada struktur kolom beraturan dengan kategori desain seismik C, mengacu pada peraturan gempa SNI-1726-2012.
I-2 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
BAB I. Pendahuluan
1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan pada penelitian ini, sebagai berikut: A. Apakah nilai koefisien n penentu dimensi kolom struktur beraturan pada kategori desain seismik C ini akan sama dengan penelitian sebelumnya atau berbeda. B. Berapakah nilai koefisien n penentu dimensi kolom struktur beraturan yang handal dan ekonomis.
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan Tujuan Penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk mencari nilai koefisien yang tepat untuk menentukan dimensi ukuran kolom pada struktur bangunan beraturan pada kategori desain seismik C yang tahan gempa sehingga dapat diperoleh dimensi kolom yang optimal dan ekonomis.
1.5 Manfaat Penelitian Studi ini diharapkan bisa ikut menyumbang parameter kepada akademisi dalam menentukan nilai koefisien penentu ukuran kolom struktur beraturan pada kategori desain seismik C yang tahan gempa sehingga dapat diperoleh dimensi kolom yang optimal dan ekonomis.
1.6 Pembatasan dan Ruang Lingkup Masalah Ruang lingkup pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Struktur bangunan adalah struktur beraturan. 2. Struktur bangunan terdiri dari 6 lantai dan berfungsi sebagai gedung perkantoran. 3. Wilayah gempa yang ditinjau sesuai kategori desain seismik C. I-3 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
BAB I. Pendahuluan
4. Kolom yang ditinjau adalah kolom berpenampang persegi. 5. Analisis pushover menggunakan software ETABS dan SAP2000 untuk menghitung deformasi dan gaya-gaya dalam pada struktur. 6. Pencarian parameter koefisien kolom optimum berdasarkan material beton dan tulangan. Batasan pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sistem pondasi yang digunakan adalah pondasi dalam, sehingga perletakan struktur diasumsikan tumpuan jepit. 2. Kajian fokus optimalisasi struktur pada kolom. 3. Tidak mengoptimalisasi pada balok dan pelat. 4. Pengaruh tangga terhadap struktur diabaikan. 5. Standar peraturan yang digunakan, yaitu : A. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-Gedung SNI-1726-2012. B. FEMA 451b NEHRP Recommended Provision for New Buildings and Other Structures : Training and Instruction Materials, Juni 2007. C. Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur lain SNI1727-2013. D. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI-2847-2013.
1.7 Sistematika Penulisan Pembahasan pada Tugas Akhir ini dibuat dengan mengikuti sistematika sebagai berikut :
I-4 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
BAB I. Pendahuluan
A. Bab I Pendahuluan, Menjelaskan tentang latar belakang pemilihan topik Tugas Akhir, Identifikasi Masalah, Perumusan Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Pembatasan dan Ruang Lingkup Masalah, serta Sistematika Penulisan yang mencakup pada pembahasan koefisien penentu ukuran kolom struktur bangunan beraturan kategori desain seismik C. B. Bab II Tinjauan Pustaka, Menjelaskan tentang Tinjauan Teori, Kerangka Berfikir, serta Hipotesa yang mencakup pada pembahasan koefisien penentu ukuran kolom struktur bangunan beraturan kategori desain seismik C. C. Bab III Metodologi Penelitian, Menjelaskan tentang Metode Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Populasi dan Instrument Penelitian, serta Jadwal Penelitian yang mencakup pada pembahasan koefisien penentu ukuran kolom struktur bangunan beraturan kategori desain seismik C. D. Bab IV Studi Kasus dan Hasil Penelitian, Pada bab ini membahas perhitungan perencanaan, analisis struktur beraturan yang mencakup pada pembahasan koefisien penentu ukuran kolom struktur bangunan beraturan kategori desain seismik C dengan dibantu menggunakan software ETABS dan SAP2000. E. Bab V Simpulan dan Saran, berisi simpulan pokok dari keseluruhan penelitian dan saran yang akan diberikan guna penelitian atau pengembangan lebih lanjut yang mencakup pada pembahasan koefisien penentu ukuran kolom struktur bangunan beraturan kategori desain seismik C.
I-5 http://digilib.mercubuana.ac.id/z