BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Permainan Bulutangkis adalah permainan yang sangat terkenal di dunia dan sangat digemari oleh semua kalangan masyarakat. Olahraga ini dapat menarik minat bagi berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, dan pria maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau diluar ruangan untuk tujuan rekreasi, dan juga sebagai ajang persaingan. Poole mengemukakan (2011, hlm. 7) bahwa “asal mula olahraga bulutangkis, sampai kini masih diragukan. Permainan ini juga telah ada sekitar abad ke-12 di lapangan olahraga kerajaan Inggris.” Permainan bulutangkis cukup dikenal di masyarakat dapat dilihat dari banyaknya terselenggara kejuaraan-kejuaraan bulutangkis di masyarakat seperti pertandingan antar RT bahkan sampai ke tingkat dunia seperti Thomas dan Uber Cup atau Olimpiade. Di Indonesia, olahraga bulutangkis mengalami perkembangan pesat karena tak lepas dari kerja keras pelatih, atlet, dan pengurus, dalam pembinaan atlet bulutangkis. Prestasi bulutangkis yang diraih bukanlah hal yang cepat dan mudah, semua itu melalui proses yang panjang, dan membutuhkan waktu yang lama. Menurut Subarjah (2011, hlm. 1) mengemukakan bahwa: Permainan bulutangkis pada hakekatnya adalah suatu permainan yang saling berhadapan satu lawan satu orang atau dua orang lawan dua orang, dengan menggunakan raket dan shuttlecock sebagai alat permainan, bersifat perseorangan yang dimainkan pada lapangan tertutup maupun terbuka dengan dan lapangan permainan berupa lapangan yang datar yang terbuat dari lantai beton, kayu atau karpet ditandai dengan garis sebagai batas lapangan dan dibatasi oleh net pada tengah lapangan permainan. Permainan bulutangkis merupakan salah satu materi yang terdapat di pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah dasar. Permainan bulutangkis adalah salah satu bentuk dari cabang olahraga permainan yang menggunakan alat. Dalam permainan bulutangkis terdapat beberapa gerak teknik dasar dalam permainan bulutangkis diantaranya yaitu pegangan raket, sikap dan posisi,
servis,
pengembalian servis, underhand, overhand, overhead lob, smash, dropshot,
1
2
netting, backhand overhead, drive. Salah satu gerak dasar yang penting dalam permainan bulutangkis yaitu overhead lob. Keterampilan gerak yang baik hanya akan dimiliki oleh siswa apabila ia sudah memiliki gerak dasar yang baik pula. Untuk itu, peningkatan kemampuan gerak dasar pada siswa kelas bawah tingkat sekolah dasar merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan oleh setiap guru penjas. Pemilihan permainanpun merupakan bagian penting yang harus diperhatikan guru penjas manakala ia, akan menyelanggarakan kegiatan pembelajaran. Materi, tujuan, proses pembelajaran, dan peserta didik merupakan aspek penting yang saling terkait dan mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya yang harus diperhatikan oleh guru penjas ketika mengajar suatu bentuk keterampilan gerak sudah selayaknya guru memperhatikan tingkat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan gerak siswanya tidak semata-mata hanya pada tujuan yang harus dicapai karena merupakan tujuan yang terutama dikurikulum. Diperlukan kesesuaian antara metode, gaya, atau pendekatan mengajar, materi, cara mengevaluasi, dan tujuan yang harus dicapai dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan siswa. Aktivitas yang diperlukan untuk perkembangan gerak anak diantaranya adalah harus sudah diperkenalkan pada keterampilan berolahraga. Bermain dalam situasi berlomba dengan peraturan yang sederhana, aktivitas yang menggunakan alat dan berlatih dalam situasi drill (aktivitas berulang-ulang). Pukulan overhead lob merupakan hal yang penting dalam permainan bulutangkis, karena pukulan overhead lob dipergunakan untuk membuat lawan kesulitan dalam memukul shuttlecock, itu disebabkan pukulan overhead lob membuat shuttlecock diarahkan jauh kebelakang lapangan lawan. Pukulan overhead lob merupakan gerak dasar yang termasuk gerakan awal yang harus dikuasai oleh para pemula dalam permainan bulutangkis. Permasalahan siswa yang pemula dalam permainan bulutangkis saat melakukan pukulan overhead lob yaitu siswa kesulitan meluruskan lengan saat melakukan pukulan overhead lob, terutama siswa perempuan yang malu-malu membuka ketiaknya untuk meluruskan lengannya saat melakukan pukulan overhead lob, kesalahan posisi lengan dalam pukulan overhead lob berpengaruh terhadap kekuatan pukulan
3
overhead lob tersebut. Sedangkan dalam permainan bulutangkis kekuatan pukulan overhead lob sangatlah penting. Pada keadaan nyatanya dalam melakukan pukulan overhead lob, siswa kurang maksimal dan tidak melakukan pukulan dengan kekuatan dan gerakan yang benar sehingga belum menghasilkan overhead lob bulutangkis yang ideal. Subardjah (2011, hlm. 46) berpendapat bahwa “Pukulan overhead lob dilakukan dengan cara berdiri dengan rileks, tempatkan posisi badan sedemikian rupa di belakang. Shuttlecock dipukul diatas kepala dengan mengayunkan raket kedepan atas dan meluruskan lengan”. Sejalan dengan pendapat tersebut, maka untuk memperbaiki permasalahan yang ditemukan diperlukan adanya kegiatan dalam pembelajaran yang memicu siswa untuk melakukan gerakan dasar overhead lob dengan meluruskan lenganya agar menghasilkan kekuatan pukulan yang maksimal. Berdasarkan latar belakang masalah, dapat disimpulkan permasalahan yang ditemukan berkaitan dengan gerak dasar bulutangkis pukulan overhead lob yang belum benar dan maksimal. Maka perlu adanya penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Shuttlecock yang Digantung Terhadap Pukulan Overhead Lob Bulutangkis”. Penelitian tersebut diharapkan akan mempengaruhi dan merangsang siswa agar dapat melakukan gerak dasar pukulan overhead lob dengan meluruskan lenganya agar menghasilkan kekuatan pukulan yang maksimal.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas, maka muncul suatu rumusan masalah umum yang akan diteliti dan dikaji lebih lanjut dalam
penelitian ini, secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut: “Apakah
penggunaan shuttlecock yang digantung berpengaruh terhadap pukulan overhead lob bulutangkis siswa kelas V SDN Tegalsari Kecamatan Situraja?”
4
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan gerak dasar pukulan overhead lob bulutangkis. Secara rinci dapat ditulis sebagai berikut: “Untuk mengetahui pengaruh penggunaan shuttlecock yang digantung terhadap pukulan overhead lob bulutangkis”.
D. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka dari itu penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: 1.
Bagi Peneliti Peneliti
dapat
mengetahui
pengaruh
penggunaan
shuttlecock
yang
dilemparkan dan digantung dalam melakukan pukulan overhead lob pada bulutangkis. 2.
Bagi Subjek Penelitian Siswa dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar dan membiasakan siswa untuk dapat berperan aktif dalam pembelajaran, saling bekerja sama dengan teman dan yang terakhir dapat merasakan pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan.
3.
Bagi Guru Penjas SD Dapat menambah pengetahuan guru tentang strategi pembelajaran yang inovatif lalu guru dapat mengetahui cara mengajar yang kreatif dan menyenangkan dan dapat meningkatkan atau memperbaiki mutu proses pembelajaran sekaligus ketercapaian ketuntasan belajar siswa.
4.
Bagi Pihak Sekolah Sekolah yang dijadikan tempat penelitian bisa mempunyai siswa yang mampu melakukan pukulan overhead lob bulutangkis yang baik dibandingkan sekolah lainnya.
5
5.
Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagi bahan referensi bagi peneliti yang lain terkait dengan upaya meningkatkan pukulan overhead lob bulutangkis.
E. Struktur Organisasi Skripsi Bab I Pendahuluan A. Latar belakang masalah B. Rumusan masalah C. Tujuan penelitian D. Manfaat penelitian E. Struktur organisasi skripsi Bab II Kajian Teori A. Kajian Teoritis B. Hasil Temuan yang Relavan C. Hipotesis Penelitian Bab III Metode penelitian A. Lokasi dan waktu penelitian B. Subjek penelitian C. Metode dan desain penelitian D. Prosedur penelitian E. Instrument penelitian F. Teknik pengolahan dan analisis data Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian A. Hasil penelitian B. Pembahasan penelitian Bab V Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi A. Simpulan B. Implikasi C. Rekomendasi