1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis adalah salah satu bentuk dari kegiatan berkomunikasi secara tidak langsung, yang peranannya sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Kegiatan ini sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menulis surat, menulis laporan, menulis buku dan sebagainya. Di sekolah dasar, menulis termasuk ke dalam empat aspek kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Keempat aspek tersebut yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu aspek dari kemampuan berbahasa yang memiliki tingkatan paling tinggi adalah menulis, karena kemampuan ini tidak diperoleh secara alami dan tidak cukup hanya memerlukan teori tetapi juga praktik. Kemampuan menulis dapat diperoleh dan dikuasai dengan baik setelah menguasai ketiga aspek kemampuan bahasa lainnya yaitu mendengarkan, berbicara dan membaca. Salah satu kemampuan menulis yang dapat menentukan keberhasilan berbahasa siswa di sekolah dasar tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, salah satu Standar Kompetensi yang harus dikuasai siswa kelas IV Sekolah Dasar dalam Mendiknas (2006, hlm. 326) adalah “mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak.” Maka sesuai dengan Kompetensi Dasarnya dalam Mendiknas (2006, hlm. 326) yaitu “menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll).” Berdasarkan kompetensi yang dicantumkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, maka siswa di Kelas IV sekolah dasar dituntut untuk memiliki kemampuan menulis karangan. Salah satu jenis kemampuan menulis karangan yang harus dipelajari dan dimiliki siswa di sekolah dasar adalah menulis karangan deskripsi.
1
2
Karangan deskripsi adalah karangan hasil pengamatan seseorang melalui keseluruhan panca inderanya yang dituangkan dalam bentuk karangan. Pengertian ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Tompkins (dalam Zainurrahman, 2011, hlm. 45) yang menyebutkan bahwa “tulisan deskriptif adalah tulisan yang seolaholah melukis sebuah gambar dengan menggunakan kata-kata.” Sedangkan menurut Semi (1966, hlm. 66) menjelaskan karangan deskripsi adalah Tulisan yang tujuannya untuk memberikan rincian atau detil tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada emosi dan menciptakan imajinasi pembaca bagaikan melihat, mendengar, atau merasakan langsung apa yang disampaikan penulis. Dengan demikian isi dari karangan deskripsi menjadikan seakan-akan pembaca melihat hal yang dilihat penulis, dapat mendengar hal yang juga didengar penulis, dapat merasakan hal yang juga dirasakan penulis, serta sampai kepada pemikiran dan kesimpulan yang sama dengan penulis. Jadi dapat disimpulkan bahwa karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan sesuatu berdasarkan panca indera. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, ditemukan fakta bahwa siswa di Sekolah Dasar khususnya siswa kelas IV di SD Negeri 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, memiliki kesulitan dalam menulis karangan deskripsi yaitu dalam mengembangkan gagasan sehingga menyebabkan
isi
karangannya
sangat
pendek,
siswa
kesulitan
untuk
mendeskripsikan sesuatu ke dalam sebuah tulisan contohnya siswa hanya mendeskripsikan benda yang terlihat saja tanpa memberikan gambaran tentang benda tersebut, siswa kurang terampil dalam menyusun kalimat dan pemilihan kata contohnya terdapat kata-kata dalam bahasa Sunda yang dimasukan dalam karangan seperti kata balong, menyampeur dan sebagainya, serta penggunaan ejaan dan tanda baca yang kurang tepat, contohnya dalam penulisan nama tempat dan nama orang masih menggunakan huruf kecil bukan menggunakan huruf kapital. Untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa, diperlukan suatu cara
3
sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan tersebut. Salah satu cara tersebut yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dalam menulis karangan deskripsi. Model pembelajaran Think-Talk-Write merupakan model pembelajaran yang diperkenalkan pertama kali oleh Huicker dan Laughlin. Dalam Huda (2013, hlm. 218) “model pembelajaran Think-Talk-Write digunakan untuk mengembangkan tulisan dengan lancar dan melatih bahasa sebelum dituliskan.” Menurut Huicker dan Lughlin dalam Maya (2012) menyatakan bahwa Model pembelajaran Think-Talk-Write ini membangun pemikiran, merefleksi dan mengorganisasi ide-ide kemudian menguji ide tersebut sebelum siswa disiapkan untuk menulis. Alur model pembelajaran Think-Talk-Write dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog reflektif dengan dirinya sendiri, selanjutnya berbicara dan berbagi ide dengan temannya sebelum mereka menulis. Think adalah proses kegiatan berpikir siswa sebelum dia memulai kegiatan, Talk adalah kegiatan berbicara siswa melalui diskusi kelompok dan Write merupakan hasil dari pemikiran dan diskusi siswa yang dituangkan dalam sebuah tulisan. Terkait dengan pembelajaran menulis karangan deskripsi di kelas IV Sekolah Dasar maka model pembelajaran Think-Talk-Write cocok digunakan, karena untuk mendeskripsikan suatu karangan dimulai dengan pengembangan suatu tema melalui proses berpikir, melakukan pengamatan, berdiskusi dan yang terakhir menuangkannya ke dalam tulisan. Dengan menerapkan model pembelajaran ini dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi, siswa dapat mengembangkan gagasannya melalui kegiatan berpikir dan berdiskusi dan menuangkannya dalam bentuk karangan deskripsi sehingga hasil karangan deskripsi siswa menjadi optimal. Berdasarkan pemaparan di atas, model pembelajaran Think-Talk-Write merupakan model pembelajaran yang menarik untuk dikaji lebih jauh. Penelitian ini mencoba mencari pengaruh dari penerapan model pembelajaran Think-TalkWrite terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Model
4
Pembelajaran Think-Talk-Write terhadap Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Deskripsi di Sekolah Dasar” B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah disampaikan di atas, dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi telah ditemukan fakta bahwa masih terdapat banyak masalah yang dialami siswa dalam menulis karangan deskripsi yaitu dalam mengembangkan gagasan sehingga menyebabkan isi karangannya sangat pendek, siswa kesulitan untuk mendeskripsikan sesuatu ke dalam sebuah tulisan contohnya siswa hanya mendeskripsikan benda menurut warna atau bentuk saja dan tidak secara keseluruhan, siswa kurang terampil dalam menyusun kalimat dan pemilihan kata, serta penggunaan ejaan dan tanda baca yang kurang tepat, contohnya dalam penulisan nama tempat dan nama orang masih menggunakan huruf kecil bukan menggunakan huruf kapital. Untuk itu dalam penelitian ini diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write yang dianggap mampu memberikan hasil yang optimal dalam menulis karangan deskripsi. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pemaparan dari identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write? 2. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write? 3. Apakah terdapat pengaruh dari penerapan model pembelajaran Think-TalkWrite terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi? D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.
5
2. Mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah diterapkan model pembelajaran Think-Talk-Write. 3. Mencari pengaruh dari penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah dalam rangka mengembangkan keilmuan dalam konteks variasi model pembelajaran khususnya model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang diperoleh dari hasil penelitian ini dibagi menjadi 4 yaitu bagi siswa, bagi guru, bagi sekolah dan bagi peneliti itu sendiri. a. Bagi siswa, manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan agar kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dapat meningkat dengan diterapkannya model pembelajaran Think-Talk-Write. b. Bagi guru, manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan agar guru dapat memiliki alternatif model pembelajaran sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi. c. Bagi pihak sekolah, manfaat dari penelitian ini adalah dapat menjadikan model pembelajaran Think-Talk-Write sebagai bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan prestasi sekolah yang dapat disampaikan dalam pembinaan guru bahwa pembelajaran menulis khususnya menulis karangan deskripsi dapat menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write sebagai bahan pencapaian hasil belajar yang maksimal. d. Bagi peneliti, manfaat dari penelitian ini adalah peneliti memiliki pengalaman dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran ThinkTalk-Write dan dapat mengetahui pengaruh dari penerapan model tersebut.
6
F. Struktur Organisasi Skripsi Bab I pendahuluan, terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan alasan dari peneliti melaksanakan penelitian. Identifikasi masalah penelitian memaparkan tentang masalah-masalah yang ditemukan oleh peneliti. Rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Tujuan penelitian memaparkan hasil yang ingin dicapai oleh peneliti setelah penelitian. Manfaat penelitian dilihat dari 2 aspek yaitu aspek teori dan praktis. Bab II kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teori dalam menyusun rumusan masalah, tujuan dan hipotesis. Kerangka pemikiran adalah tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah dalam penelitian. Bab III berisi penjelasan yang rinci mengenai metode penelitian. Komponen dari metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian berikut dengan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian berikut dengan justifikasi penggunaan metode penelitian, definisi operasional dari setiap variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan insrtumen penelitian, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, serta analisis data penelitian yang berupa laporan secara rinci tahap-tahap analisis data serta teknik yang dipakai dalam analisis data. Bab IV berisi hasil penelitian dari pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan tentang masalah penelitian, serta pembahasan yang dikaitkan dengan kajian pustaka. Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran yang menyajikan tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Penulisan kesimpulan untuk skripsi berupa uraian padat hasil penelitian tetapi tidak mencantumkan data statistik. Saran dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, praktisi pendidikan, ataupun kepada peneliti berikutnya.
7
Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian. Setiap lampiran diberikan nomor urut sesuai dengan penggunaannya.