BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Pada
tahun
2003,
Pemerintah
Indonesia
mulai
memberlakukan
desentralisasi tata kelola sistem pendidikan dasar dan menengah sebagai bagian dari pengalihan tanggung jawab dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah (kabupaten/kota). Sekolah-sekolah diberi otoritas untuk mengelola operasional mereka secara mandiri sesuai dengan kebutuhan siswa dan pihak sekolah diminta turut melibatkan masyarakat setempat untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Bentuk manajemen sekolah yang tak lagi mengacu pada pusat ini sering disebut sebagai manajemen berbasis sekolah (MBS). MBS memerlukan perubahan mendasar pada cara pandang tentang sekolah dan perbaikan kapasitas kepala sekolah dan guru dalam memimpin, mengembangkan alternatif program untuk memenuhi kebutuhan pendidikan setempat, serta melibatkan para orang tua dan masyarakat dalam tata kelola sekolah, serta melibatkan pula anggota masyarakat dalam manajemen sekolah Manajemen
Berbasis
Sekolah
(MBS)
merupakan
sebuah
model
manajemen yang memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengambil keputusan secara partisipatif dengan semua warga sekolah dan masyarakat untuk mengelola sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Dengan manajemen ini sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar untuk mengelola sekolahnya
menuju
kemandirian.
Sekolah
memiliki
wewenang
untuk
mengembangkan sekolahnya disesuaikan dengan potensi serta kebutuhan. Dengan bentuk partisifatif dari warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan, maka semua yang terlibat akan merasa memiliki tanggug jawab dan dedikasi terhadap keputusan yang ditetapkannya.
Cucu, 2014 Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
2
Manajemen Berbasis Sekolah ini merupakan bentuk manajemen pilihan di era desentralisasi agar sekolah mampu membuat program sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Dengan manajemen ini maka kepala sekolah memiliki keleluasaan untuk menentukan ingin seperti apa lembaga yang dipimpinnya. Selain itu pihak sekolah memiliki kebebasan dalam merancang sasaran, merumuskan visi dan misi, serta memberdayakan segala sumberdaya yang ada agar sekolah tersebut mampu meningkatkan kualitas pendidikannya karena pada akhirnya manajemen berbasis sekolah itu bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dengan otonomi yang dimiliki dalam mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah, maka berbagai penunjang yang dibutuhkan harus dipersiapkan dengan baik. Menurut Engkoswara dan Komariah A.(2011 : 296) menjelaskan bahwa: “Pelaksanaan MBS difokuskan kepada dua sasaran kerja yaitu pada manajemen peningkatan mutu sekolah dan pada peningkatan kontribusi masyarakat terhadap pendidikan.” Dalam peningkatan mutu, sekolah sudah diberi otonomi untuk peningkatan mutu Proses Belajar Mengajar. Oleh karena itu sekolah perlu membuat rancangan tentang otonomi akademik dan otonomi manajemen kelembagaan.
Sedangkan
dalam
peningkatan
kontribusi
dan
partisipasi
masyarakat sekolah harus membuat kemitraan dengan berbagai jenis masyarakat yang salah satunya adalah Komite Sekolah. Melihat begitu pentingnya implementasi Manajemen Berbasis Sekolah, maka mau tidak mau sekolah harus dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah yang benar-benar memiliki kompetensi sebagai Kepala Sekolah. Umiarso& Gojali I. (2011 : 77) menjelaskan bahwa :”Ciri-ciri MBS bisa dilihat dari sudut sejauh mana sekolah tersebut dapat mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, pengelolaan SDM, proses belajar mengajar, dan sumber daya.” Indikator dalam optimalisasi organisasi sekolah adalah menyediakan manajemen,organisasi, dan kepemimpinan transformasional. Selain itu mampu Cucu, 2014 Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
menyusun rencana sekolah serta merumuskan kebijakannya sendiri, mampu mengelola kegiatan operasional sekolah, terjadinya komunikasi yang efektif antara sekolah dan masyarakat, mampu menggerakan partisipasi masyarakat, serta terpeliharanya sekolah yang bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada sekolah itu sendiri. Kepemimpinan kepala sekolah sangat diperlukan dalam mewujudkan perubahan dalam sistem persekolahan. Kepala sekolah sebagai seorang pimpinan merupakan subjek yang harus melakukan transformasi kepemimpinan dengan cara memberikan bimbingan, tuntunan atau anjuran kepada segenap orang yang dipimpinnya agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu dalam mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah diperlukan seorang kepala sekolah yang benar-benar memiliki kompetensi sebagai kepala sekolah sehingga mampu memberdayakan segenap sumberdaya yang ada agar dapat secara efektif dan efisien mampu mencapai tujuan sekolahnya. Oleh karena itu seiring dengan perubahan paradigma kepemimpinan sekolah, maka diperlukan seorang kepala sekolah yang profesional. Berkaitan dengan strategisnya posisi kepemimpinan suatu organisasi dalam hal ini sekolah, maka seorang kepala sekolah harus mampu menguasai serta memberdayakan berbagai sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan sekolahnya. Salah satu sumberdaya yang ada di sekolah adalah orang tua siswa yang dewasa ini mengikatkan diri dalam suatu organisasi komite sekolah. Sejak diterbitkannya Kepmendiknas Nomor 044/U/2002 sebagai pelaksanaan amanat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional, Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota telah terbentuk hampir di semua kabupaten/kota di Indonesia. Komite sekolah juga sudah terbentuk di seluruh satuan pendidikan. Namun apakah Komite sekolah sudah berdaya dan berjalan sesuai dengan tujuan pembentukannya.
Cucu, 2014 Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nanang Fattah (2002 : 29) tentang Persepsi Kepala Sekolah, guru, dewan sekolah dan orang tua terhadap pelaksanaan MBS SD di kota Bandung diperoleh hasil bahwa : “Pelaksanaan MBS masih belum secara utuh dapat diinternalisasi oleh komponen sekolah : Kepala Sekolah, Dewan Sekolah, Guru, dan Orang Tua siswa. Secara umum persepsi Kepala Sekolah, Dewan Sekolah, Guru, dan Orang Tua siswa terhadap pelaksanaan MBS SD di kota Bandung masih kurang mendukung. Dari kondisi objektif tersebut menunjukkan masih banyak faktor yang perlu ditinjau kembali antara lain faktor politik, ekonomi dan budaya.” Penelitian lain yang dilakukan oleh Yoyon Suryono dan Setya Raharja (2003 : 220) tentang Pengkajian Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta diperoleh hasil bahwa : “Pemahaman dan penguasaan atas konsep dan praktek manajemen dalam pengelolaan pendidikan dan khususnya sekolah memang masih rendah dan perlu ditingkatkan baik aspek pengetahuan konseptualnya maupun pengalaman prakteknya. Rendahnya implementasi MBS di Sekolah Dasar dan MI disebabkan belum seluruh tahapan implementasi MBS dipahami dan dilaksanakan di tingkat sekolah, yaitu tahapan sosialisasi konsep sebagai tahap awal, analisis situasi, merumuskan sasaran, analisis SWOT, dan tahap menyusun rencana.” Setelah bertahun-tahun sejak diberlakukannya Manajemen Berbasis Sekolah sampai saat ini apakah manajemen ini berhasil dengan efektif ? Pertanyaan itu harus mendapat jawaban yang komperhensip agar implementasi manajemen berbasis sekolah tidak sebatas jawaban di atas kertas. Akan tetapi melihat saat ini rekrutmen kepala sekolah sudah mulai dengan tahapan-tahapan yang menjunjung tinggi profesionalisme tidak lagi hanya mengandalkan senioritas atau masa kerja. Dengan indikator ini diharapkan kepala sekolah yang terekrut adalah kepala sekolah yang benar-benar profesional. Jika hal itu terjadi maka besar kemungkinan pengelolaan sekolah dengan manajemen berbasis sekolahnya dapat dengan efektif diimplementasikan. Disamping itu semua keterlibatan Cucu, 2014 Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
masyarakat dalam pendidikan khusus ditingkat sekolah juga masih perlu pengkajian. Karena sebagaimana kita ketahui manajemen berbasis sekolah memerlukan tingkat partisipasi masyarakat yang bukan hanya sekedar mendukung secara materil melainkan diperlukan keterlibatan dalam berbagai aspek sejak tahap perencanaan, pelaksanaan sampai kepada tahap evaluasi program. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka belum mencapai tingkat efektivitas yang
diharapkan.
Kualitas
pendidikan
yang
diharapkan
dari
diimplementasikannya MBS masih belum optimal. Beberapa indikator yang menunjukkan tingkat kualitas pendidikan dapat dilihat diantaranya dari tingkat akreditasi sekolah dan prestasi siswa dalam bidang akademik maupun non akademik. Berdasarkan data yang ada di UPTD Pendidikan Kecamatan Ligung dari 42 Sekolah Dasar, 2 SD terakreditasi A ( 4,76% ), 23 SD terakreditasi B ( 54,76% ) dan 17 SD terakreditasi C ( 40,48% ). Dari prestasi siswa dalam perlombaan bidang akademik yang diselenggarakan setiap tahun di tingkat kabupaten sejak tahun 2007 sampai sekarang belum pernah memperoleh juara satu cabangpun. Dari prestasi siswa dalam perlombaan bidang non akademik pernah meraih juara 1 tingkat kabupaten cabang bulutangkis pada tahun 2009 dan juara 1 cabang takraw pada tahun 2012. Berlandaskan latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul
Kontribusi
Perilaku Kepemimpinan
Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, perlu diketahui bahwa dalam rangka implementasi Manajemen Berbasis Sekolah ada beberapa faktor Cucu, 2014 Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
yang mempengaruhi efektivitas dan efisiensinya. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh dan saling terikat. Selain itu jika salah satu faktor tidak terpenuhi, maka implementasi Manajemen Berbasis Sekolah tidak bisa efektif dan efisien. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dan efisiensi dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dijelaskan oleh Mulyasa (2012 : 58) bahwa :” Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan fungsinya, sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajarmengajar, serta dukungan masyarakat (orang tua) yang tinggi.” Dalam bentuk bagan dapat disajikan sebagai berikut :
SDM
DUKUNGAN MASYARAKAT
MBS
DANA
SAPRAS
Gambar 1.1 Faktor Pendukung Efektivitas dan Efisiensi Implementasi MBS
Selain itu diperlukan strategi untuk bisa menjamin keberhasilan implementasi Manajemen Berbasis Sekolah sebagaimana dijelaskan oleh Nurkolis (2006 : 132) bahwa terdapat sembilan strategi yaitu : “Sekolah harus memiliki otonomi, adanya peran serta masyarakat secara aktif, adanya kepemimpinan yang kuat sehingga mampu menggerakkan dan Cucu, 2014 Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
mendayagunakan setiap sumber daya sekolah secara efektif, adanya proses pengambilan keputusan yang demokratis dalam kehidupan dewan sekolah yang aktif, semua pihak harus memahami peran dan tanggung jawabnya secara sungguh-sungguh, adanya guidelines dari departemen pendidikan terkait, sekolah harus memiliki transparansi dan akuntabilitas, penerapan MBS harus diarahkan untuk pencapaian kinerja sekolah, dan implementasi diawali dengan sosialisasi.” Berdasarkan hal tersebut di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini difokuskan pada Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Alasan fokus penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Manajemen Berbasis Sekolah masih berbentuk harapan belum bisa diimplementasikan secara efektif di setiap sekolah. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang salah satunya pemahaman Kepala Sekolah dan Komite Sekolah tentang Manajemen Berbasis Sekolah yang kurang mantap sebagaimana dikemukakan oleh Permadi dan Arifin (2010 : 36) menjelaskan bahwa : “Hambatan yang merupakan titik lemah dari implementasi MBS adalah faktor leadership (kepemimpinan) dari birokrat pemerintahan dan pendidikan, kepala sekolah, dan komite sekolah.”
2.
Kepemimpinan Kepala
Sekolah masih
belum
mendukung terhadap
implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Hal ini dikemukakan pula oleh Permadi dan Arifin (2010 :36) yang menjelaskan bahwa : “Meskipun kehadiran komite sekolah sebagai pengganti lembaga BP3 di sekolah dirasakan oleh sekolah membantu, tapi kepala sekolah menganggap menjadi semacam lembaga saingan yang menambah mata rantai pengawas.” 3.
Kinerja Komite Sekolah dalam melaksanakan peran dan fungsinya masih belum optimal sehingga pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah yang memerlukan peran Komite Sekolah belum bisa berjalan efektif. Hal ini dijelaskan oleh Permadi dan Arifin (2010:35) yang menyatakan bahwa : Pelaksanaan peran dan fungsi dari komite sekolah terutama dalam ikut merancang RAPBS dan merancang program-program sekolah (advising)
Cucu, 2014 Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
masih lunak. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan Komite Sekolah tentang hal tersebut. Pelaksanaan fungsi kontroling (pengawasan) komite sekolah terhadap program-program sekolah masih terbatas pada kegiatan ujian akhir sekolah dan keuangan sekolah. Pengawasan terhadap kegiatan lainnya masih terbatas mengingat kesibukan dari pengurus Komite Sekolah. Pelaksanaan peran dan fungsi Komite Sekolah dalam hal pengumpulan dana (supporting) bagi perbaikan sekolah, masih terbatas pada menjaring dana dari orang tua siswa melalui Dana Sumbangan Pendidikan (DSP) tahunan dan bulanan. Keterlibatan dunia usaha dan industri terhadap pengumpulan bagi sekolah yang memerlukan masih terbatas di kota-kota yang cukup besar yang ada lokasi industri dan banyak sektor usaha. Pelaksanaan peran dan fungsi Komite sekolah sebagai penghubung (mediator) dengan pihak luar seperti pada alumni sekolah masih terbatas pada sekolah-sekolah yang cukup besar dan terkenal yang sebagian alumninya sudah mempunyai jabatan-jabatan penting di pemerintahan, angkatan bersenjata, dan perusahaan-perusahaan. Dari
identifikasi
dan
rumusan
masalah
tersebut,
maka
peneliti
merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran perilaku kepemimpinan kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka ? 2. Bagaimana gambaran Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka ? 3. Bagaimana gambaran efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka ? 4. Seberapa besar kontribusi perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka? 5. Seberapa besar kontribusi kinerja Komite Sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri SeKecamatan Ligung Kabupaten Majalengka? 6. Seberapa besar kontribusiperilaku kepemimpinan Kepala Sekolah dan kinerja Komite Sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Cucu, 2014 Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka?
C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai Kontribusi Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap Efektivitas Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui gambaran perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.
2.
Untuk mengetahui gambaran kinerja Komite Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.
3.
Untuk mengetahui gambaran efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.
4.
Untuk menganalisis seberapa besar kontribusi kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.
5.
Untuk menganalisis seberapa besar kontribusi kinerja Komite Sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.
6.
Untuk menganalisis seberapa besar kontribusi kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Komite Sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah dasar Negeri Se-Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka.
D. Manfaat/Signifikansi Penelitian Cucu, 2014 Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
Dengan diketahuinya kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi Manajemen Berbasis Sekolah maka diharapkan sekolah dapat mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah dengan baik sehingga dicapai peningkatan mutu pendidikan. Secara rinci manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
mengembangkan wawasan keilmuan mulai dari lembaga birokrasi pendidikan sampai ke tingkat satuan pendidikan yakni tingkat sekolah agar mampu menerapkan model kerjasama antara sekolah dan orang tua murid melalui komite sekolah dalam mengimplementasikan MBS. 2.
Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat : a. Memberikan gambaran pemikiran dalam rangka meningkatkan perilaku kepemimpinan kepala sekolah dalam kontribusinya terhadap implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. b. Memberikan gambaran pemikiran dalam rangka peningkatkan kinerja Komite Sekolah dalam kontribusinya terhadap implementasi Manajemen Berbasis Sekolah c. Diharapkan Kepala sekolah dan Komite Sekolah dapat menjadi mitra sejajar dalam upaya peningkatan mutu sekolah secara khusus dan mutu pendidikan secara umum.
E. Struktur Organisasi Tesis Sistematika penulisan hasil penelitian ini diawali dengan Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Pernyataan tentang keaslian karya ilmiah dan bebas plagiarisme, Kata Pengantar, Ucapan Terima Kasih, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran.
Cucu, 2014 Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11
Bab I merupakan Pendahuluan yang berisi tentang Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Batasan Masalah,Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat/signifikansi Penelitian, dan struktur organisasi tesis. Bab II merupakan Kajian Pustaka yang memuat kajian tentang Manajemen Berbasis Sekolah, Kepemimpinan Kepala Sekolah, serta Komite Sekolah. Bab III merupakan Metode Penelitian yang memuat tentang Lokasi dan Subjek Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen Penelitian, dan Analisis Data. Bab IV membahas tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang perilaku kepala sekolah, kinerja komite sekolah, dan efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah. Bab V memuat Kesimpulan dan Rekomendasi. Kemudian pada bagian akhir memuat tentang Daftar Pustaka dan Daftar Lampiran.
Cucu, 2014 Kontribusi perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja komite sekolah terhadap efektivitas implementasi manajemen berbasis sekolah di sekolah dasar negeri se-kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu