BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Menyongsong generasi seratus tahun Indonesia merdeka pada Tahun 2045, menjadi generasi yang berkualitas tentunya membutuhkan pendidikan yang semakin berkualitas pula. Demikian juga pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang menjadi bagian mata pelajaran pada kurikulum sekolah pada kelas IV sampai dengan kelas IX. Pendidikan IPS harus semakin menunjukan upaya-upaya peningkatan kualitas pembelajarannya dari waktu ke waktu. Tantangan kekinian yang semakin kompleks, menuntut peningkatan kualitas pendidikan IPS. Perkembangan dunia teknologi yang didukung dunia internet yang semakin pesat menjadi bagian kompleksitas tersebut. Kemajuan teknologi juga menstimulus pesatnya produktivitas industri dan meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat. Aktivitas produktivitas industi dan konsumsi berdampak pada peningkatan limbah industri maupun limbah rumah tangga yang biasa kita kenal dengan peningkatan sampah. Tantangan masa depan menurut Kemendikbud (2013, Hlm. 69) sendiri meliputi: “globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA; masalah lingkungan hidup; kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu dan teknologi, ekonomi berbasis pengetahuan, kebangkitan industri kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia....”. Isu masalah lingkungan hidup menjadi masalah bersama termasuk bagaimana dunia pendidikan mengakomodasi masalah lingkungan dalam pembelajaran di kelas. Hal tersebut selaras dengan NCSS (1999, hlm. 23), social studies programs should include experiences that provide for the study of people, places, and environments. Pendidikan IPS harus mencakup
Edison, 2015 PEMBELAJARAN KONSEP REDUCE, REUSE, RECYCLE DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN EKOLITERASI PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
pengalaman yang memberikan pembelajaran untuk mempelajari orang, tempat, dan lingkungan. Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu indikator telah terjadinya kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan dapat kita cermati dari fenomena-fenomena alam yang tidak bersahabat seperti musibah banjir bandang, air sungai dan air sumur yang terkontaminasi, suhu ekstrim dan fenomenafenomena alam lainnya. Kerusakan lingkungan akan berdampak terhadap kehidupan manusia, dimana kontributor utama dari kerusakan lingkungan adalah manusia juga. Sehingga diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan kesadaran lingkungan salah satunya melalui pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia sendiri mempunyai karakteristik bencana alamiah, karena kita terletak di dua deret pegunungan api dunia Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterenia disamping itu juga gugus kepulauan NKRI diapit dua samudera yaitu Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik. Oleh sebab itu, semua warga negara dalam lingkup NKRI harus tanggap terhadap bencana. Dalam hal ini bencana alam yang diakibatkan bukan oleh alam harus mampu kita antisipasi seminimal mungkin, khususnya bencana lingkungan. Menurut Supriatna, N. (2007: hlm. 8), menurunnya kualitas lingkungan hidup yang terkait dengan perilaku manusia serta norma yang tidak dipatuhi. Dalam skala kecil, masyarakat tidak toleran dengan lingkungan sekitarnya yang ditandai dengan membuang sampah tidak pada tempatnya dan kaum kapitalis pemilik pabrik yang membuang limbah ke sungai merupakan contoh ketidakpedulian sosial yang akan berakibat pada menurunnya kualitas lingkungan hidup. Universitas Adelaide pada tahun 2010 mempublikasikan hasil penelitian terbarunya soal lingkungan. Empat negara, yakni Brazil, Amerika Serikat, China, dan Indonesia dinyatakan sebagai negara paling berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan di muka Bumi (http://nasional.news.viva.co.id/news/read/149597). Edison, 2015 PEMBELAJARAN KONSEP REDUCE, REUSE, RECYCLE DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN EKOLITERASI PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Dari data tersebut maka perlu gerakan nyata dari berbagai pihak baik sektor pemerintah maupun non-pemerintah untuk melakukan langkah nyata perbaikan lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, hasil survei yang dilakukan Truth pada 14-15 Mei 2011 lalu terhadap 260 responden di tujuh kecamatan di Tangerang Selatan. Responden dimintai tanggapannya soal sembilan layanan publik, seperti penanganan sampah, pendidikan, kesehatan, administrasi kependudukan, hingga sistem transportasi dan tata ruang kota. Dari sembilan jenis layanan publik tersebut, 195 orang atau 75 persen responden menyatakan penanganan sampah di Tangerang Selatan buruk. Penanganan sampah menempati posisi pertama layanan terburuk (http://www.tempo.co/read/news/2011/05/26/083336820/). Data tersebut memberikan gambaran penanganan sampah belum secara serius diperhatikan dan pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan perhatian terhadap lingkungan yang kurang oleh Pemerintah. Pemerintah dalam hal ini melalui komponen penyelenggaraan pendidikan perlu memberikan pendidikan lingkungan dalam memperkuat kemelekan ekologis (ecoliteracy) dalam dunia pendidikan. Harapan ekoliterasi dalam dunia pendidikan dapat memberikan bekal cinta lingkungan untuk generasi muda dalam berinteraksi sehari-hari dengan lingkungan alam. Pendidikan ekoliterasi dalam rangka untuk memperkenalkan pembangunan berkelanjutan. Meningkatkan partisipasi generasi muda dalam pembangunan berkelanjutan dalam upaya pemenuhan kebutuhan tanpa mengabaikan kebutuhan yang harus dipenuhi pada masa mendatang, pembangunan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Pembangunan berkelanjutan yang ekologis dapat diterapkan dengan partisipasi semua komponen masyarakat. Palmer, J. & Neal, P. (1994, hlm. 117) mengatakan School based, recycling of waste throughout the school community. Improving the working environmental of the school buildings and estate, especially tackling the litter problem. Pada Edison, 2015 PEMBELAJARAN KONSEP REDUCE, REUSE, RECYCLE DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN EKOLITERASI PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
tingkat sekolah dasar, membicarakan daur ulang limbah seluruh komunitas sekolah. meningkatkan lingkungan kerja gedung dan lingkungan sekolah, terutama mengatasi masalah sampah. Berkaitan dengan persoalan lingkungan merupakan isu bersama antara negara-negara dunia. Berangkat dari keprihatinan terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup, sehingga membutuhkan langkah nyata tiap negara. Langkah nyata berupa program sistem kesehatan lingkungan salah satunya berupa upayaupaya identifikasi bahaya kesehatan lingkungan dan upaya menghindari dari bahaya lingkungan. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pelatihan tentang bahaya kesehatan lingkungan. Hal tersebut selaras dengan pernyataan Palmer, J.A. (1998, hlm. 36-37) yaitu: There are enormous differences in rates of population growth, wealth, education, employment opportunities, health and sanitation, and general standards of living between the so-called ‘developed’ and less-developed nations of the worlds. Thus there are serious differences in levels of environmental stress and gradation. Such differences can be addressed only by extensive international co-operation and defrayment of the ‘Third World Debt’. Dimana dalam Comments from Agenda 21 “Every country needs a health action plan that includes a national public health system. All countries shoud have programmes to identify environmental health hazards and reduce the risks. They need to make environment and health safeguards part of national development programmes, and train people to deal with environment health hazards. Upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup menjadi kebutuhan warga dunia, kebutuhan yang perlu ditanamkan pada tiap generasi. Penanaman nilai berkaitan dengan kebutuhan kualitas lingkungan berupa kemelekan ekologi ini dapat diberikan pada sekolah-sekolah dalam hal ini untuk meningkatkan kompetensi
peserta
didik
menjadi
warga
negara
yang
kompeten
dan
bertanggungjawab. Sehingga pembelajaran IPS perlu mengadop konsep-konsep berkenaan dengan kemelekan ekologis tersebut dengan memulai dari hal-hal yang bersifat praktis dan aplikatif. Edison, 2015 PEMBELAJARAN KONSEP REDUCE, REUSE, RECYCLE DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN EKOLITERASI PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
Pembelajaran
IPS harus membantu peserta didik dalam belajar untuk
menggunakan berbagai keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang akan mempersiapkan mereka untuk menjadi warga negara yang kompeten dan bertanggungjawab perlu dikuasainya secara arif dan bijaksana, berpartisipasi dalam komunitas mereka, terlibat secara politik, ekonomi, budaya, historis, geografis, dan sosiologis, serta menunjukan kebajikan moral yang berkeadilan (Sunal & Haas; NCSS, 1994:3, Parker, 2008:71 dalam Supardan, D., 2014, hlm. 53). Pendidikan Ekoliterasi ditujukan dalam ketiga ranah yang meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap untuk menjadi warga negara yang kompeten dan bertanggungjawab terhadap lingkungan. Pada saat peneliti melakukan observasi awal di lapangan, menunjukan di SMP Islam Insan Rabbany beberapa kelas pada saat jam istirahat tingkat kebersihan kelasnya masih rendah, masih ada yang membuang sampah sembarangan di sekitar lingkungan kelas. Kemudian bila menilik tempat sampahnya masih bercampur antara sampah basah dan kering serta belum ada pemilahan sampah organik dengan sampah an-organik. Baharudin
dan
Esa
(2007,
hlm.
116)
mengatakan
bahwa,
teori
konstruktivisme adalah membangun pengetahuan sedikit demi sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyongkonyong. Peningkatan ekoliterasi melalui konsep 3R dalam pembelajaran IPS merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kemelekan ekologis peserta didik. Lingkungan yang semakin kritis memerlukan kepedulian dari berbagai pihak salah satunya dari generasi muda. Pembelajaran IPS dalam pembelajarannya juga perlu memasukan unsur penelaahan manusia, ruang dan lingkungan salah satunya mengembangkan nilai peduli lingkungan. Pengembangan nilai peduli lingkungan peneliti menggunakan konsep 3R.
Konsep 3R merujuk pada definisi dari
Discovery Education yaitu Reducing, Reusing, and Recycling: Environmental Edison, 2015 PEMBELAJARAN KONSEP REDUCE, REUSE, RECYCLE DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN EKOLITERASI PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
Concerns is designed to alert students to the environmental consequences of the solid
wastes
we
throw
away
(http://school.discoveryeducation.com-
/teachersguides/... diunduh tanggal 24 Januari 2015). Bahwa konsep 3R “mengurangi, menggunakan kembali, dan daur ulang”: Kekhawatiran Lingkungan dirancang untuk mengingatkan peserta didik untuk konsekuensi lingkungan dari limbah padat yang kita buang. Hal tersebut selaras dengan Al Muhtar, S. (2014, hlm. 49), pembudayaan belajar untuk mengembangkan kemampuan nilai, perlu diawali
dengan
pembudayaannya dari dimensi guru. Peningkatan ekoliterasi melalui konsep 3R untuk menanamkan nilai kepedulian lingkungan secara sedikit demi sedikit kepada peserta didik. Melalui diskusi, debat, penggunaan dokumen otentik, simulasi, penelitian, dan kesempatan lain untuk berpikir kritis dan pengambilan keputusan, peserta didik belajar untuk menerapkan penalaran kritis berbasi nilai ketika menangani masalah dan isu yang ada (Hahn & Alviar-Martin, 2008:78-88 dalam Supardan, D., 2014, hlm. 56). Hasil publikasi penelitian Universitas Adelaide yang menempatkan Indonesia dalam rangking 4 sebagai kontributor kerusakan lingkungan dan hasil surveri Truth yang dimuat di Tempo menempatkan pelayanan publik penanganan sampah di Kota Tangerang Selatan terburuk. Kemudian berkaitan dengan pemilihan lokasi penelitian menunjukan lokasi penelitian kesadaran kebersihan dan bercampur aduknya sampah menunjukan tingkat kesadaran lingkungannya masih rendah. Berdasarkan hal-hal tersebut, peneliti berminat meneliti bagaimana mengembangkan ekoliterasi dalam konsep 3R di SMP Islan Insan Rabbany. Penelitian ini dalam upaya partisipasi penguatan ekoliterasi dalam dunia pendidikan di sekolah dan upaya partisipasi dunia pendidikan dalam pembangunan Indonesia berkelanjutan. Berkaitan dengan hal tersebut, judul penelitian yang akan ditelaah yaitu “Pembelajaran Konsep Reduce, Reuse, Recycle Dalam Mata Edison, 2015 PEMBELAJARAN KONSEP REDUCE, REUSE, RECYCLE DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN EKOLITERASI PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Dengan Model Picture And Picture Untuk Meningkatkan Ekoliterasi Peserta Didik (Penelitian Tindakan di Kelas VII Sunan Gresik SMP Islam Insan Rabbany Kota Tangerang Selatan)”.
B. Rumusan Masalah Penelitian Dari latar belakang permasalahan di atas maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah guru merencanakan pembelajaran untuk meningkatkan ekoliterasi melalui konsep reduce, reuse, recycle dalam mata pelajaran IPS?
2.
Bagaimanakah guru melaksanakan pembelajaran untuk meningkatkan ekoliterasi melalui konsep reduce, reuse, recycle dalam mata pelajaran IPS?
3.
Bagaimanakah guru merefleksikan pembelajaran untuk meningkatkan ekoliterasi melalui konsep reduce, reuse, recycle dalam mata pelajaran IPS?
4.
Bagaimanakah hasil pembelajaran untuk meningkatkan ekoliterasi melalui konsep reduce, reuse, recycle dalam mata pelajaran IPS?
C. Tujuan Penelitian Seperti apa yang dijelaskan pada latar belakang dan rumusan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui rencana pembelajaran peningkatan ekoliterasi melalui konsep reduce, reuse, recycle dalam mata pelajaran IPS.
2.
Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran peningkatan ekoliterasi melalui konsep reduce, reuse, recycle dalam mata pelajaran IPS.
3.
Untuk mengetahui refleksi pembelajaran peningkatan ekoliterasi melalui konsep reduce, reuse, recycle dalam mata pelajaran IPS.
4.
Untuk mengetahui hasil pembelajaran peningkatan ekoliterasi melalui konsep reduce, reuse, recycle dalam mata pelajaran IPS.
Edison, 2015 PEMBELAJARAN KONSEP REDUCE, REUSE, RECYCLE DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN EKOLITERASI PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
D. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk berbagai kalangan, diantaranya:
1. Manfaat praktis a. Bagi peserta didik, PTK ini bermanfaat untuk meningkatkan ekoliterasi kemelekan ekologis peserta didik dan membentuk green behavior peserta didik. b. Bagi guru, khususnya peneliti bermanfaat untuk mengembangkan kegiatan ekoliterasi dalam pembelajaran IPS sebagai partisipasi dunia pendidikan dalam pembangunan berkelanjutan. c. Bagi sekolah merupakan upaya inovasi dalam pembelajaran sesuai dengan kebutuhan sekolah, umumnya dalam pembentukan karakter peserta didik dan khususnya membentuk green behavior pada peserta didik. d. Bagi akademisi memperoleh gambaran umum tentang upaya pengembangan ekoliterasi kemelekan ekologis dalam pembelajaran IPS.
2. Manfaat Teoritis Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengoptimalan
pembelajaran
IPS
di
SMP.
Tujuannya
tidak
hanya
meningkatkan kesadaran lingkungan semata, tetapi juga dapat mengembangkan kemampuan dalam berfikir dan bersikap. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pengkaji dan pelaksana proses belajar mengajar IPS di SMP dalam memilih dan melaksanakan proses belajar mengajar yang lebih efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Edison, 2015 PEMBELAJARAN KONSEP REDUCE, REUSE, RECYCLE DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN EKOLITERASI PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
E. Struktur Organisasi Tesis Struktur organisasi pada tesis ini, berisi perbab baik bab awal sampai pada bab terakhir. Tesis ini terdiri dari lima bab, dimana penyusunan hasil penelitian akan dijabarkan dalam sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I merupakan pendahuluan yang pada hakikatnya merupakan gambaran umum penelitian secara menyeluruh. Pendahuluan ini terbagi kedalam beberapa sub-sub, yaitu a) latar belakang penelitian; b) rumusan masalah; c) tujuan penelitian; d) manfaat penelitian; dan e) struktur organisasi. Bab II berisi tentang landasan teoritis yang berhubungan dengan judul penelitian ini, yaitu “Pembelajaran Konsep Reduce, Reuse, Recycle Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Dengan Model Picture And Picture Untuk Meningkatkan Ekoliterasi Peserta Didik (Penelitian Tindakan di Kelas VII Sunan Gresik SMP Islam Insan Rabbany Kota Tangerang Selatan)”. Bab ini terdiri atas paparan konsep-konsep dan teori-teori yang digunakan dalam penelitian serta menjadi kerangka berpikir. Bab III berisi tentang metodologi penelitian. Kajian dalam bab ini meliputi a) metode dan desain penelitian; b) lokasi dan subjek penelitian; c) definisi istilah; d) istrumen penelitian dan teknik pengumpulan data; e) analisis data. Bab IV merupakan pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan. Dalam bab ini akan dipaparkan lebih mendalam mengenai masalah yang menjadi objek kajian peneliti. Bab V berisi tentang kumpulan dan saran. Bab ini berisi paparan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil yang dilakukan. Daftar pustaka berisi tentang identitas buku dan sumber tertulis lainnya yang dijadikan oleh peneliti dalam penelitian ini. Lampiran-lampiran
merupakan
kumpulan-kumpulan
dokumen
yang
berkaitan dengan proses penelitian yang dilaksanakan dalam penyusunan tesis. Edison, 2015 PEMBELAJARAN KONSEP REDUCE, REUSE, RECYCLE DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN EKOLITERASI PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
Edison, 2015 PEMBELAJARAN KONSEP REDUCE, REUSE, RECYCLE DALAM MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN EKOLITERASI PESERTA DIDIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu