BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar yang digunakan di lembaga pendidikan, mulai dari lembaga pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai dengan
lembaga
pendidikan
tertinggi
(perguruan
tinggi)
di
seluruh
Indonesia.Segala bentuk karya tulis ilmiah harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia digunakan sebagai alat penyampaian iptek (Muslich, 2012: 37-38). Selaras dengan hal tersebut, kurikulum terbaru yaitu Kurikulum 2013, menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa penyampai iptek. Dalam kurikulum terbaru yaitu, Kurikulum 2013, bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Terbukti dengan materi yang terkandung dalam buku mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mencantumkan berbagai bahasan dari cabang ilmu lain, misalnya mata pelajaran Kimia, Geografi dan sebagainya. Hal tersebut berpengaruh baik terhadap pelajaran Bahasa Indonesia itu sendiri. Pengajaran bahasa Indonesia menjadi lebih berkembang dan perannya dalam pendistribusian ilmu sangat besar. Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang sangat kompleks. Ada bermacam-macam unsur yang terkandung di dalamnya. Seperti yang kita ketahui, dalam berbahasa terdiri dari empat keterampilan yang harus dikuasai, yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Empat keterampilan tersebut sudah termuat dalam Kompetensi Dasar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Keterampilan menyimak dan membaca bersifat reseptif sedangkan keterampilan berbicara dan menulis bersifat produktif. Menulis merupakan kegiatan yang sering dilakukan siswa di sekolah karena semua pelajaran pasti memanfaatkan kegiatan menulis sebagai sarana transfer informasi. Menulis adalah suatu bentuk komunikasi melalui tulisan yang dimulai dengan memikirkan gagasan yang akan disampaikan kepada pembaca. Oleh karena itu, menulis merupakan salah satu sarana yang penting dalam proses
1
2
belajar mengajar. Menulis dapat memperdalam persepsi, memecahkan masalahmasalah,dan menyusun urutan dari pengalaman.Kegiatan menulis memang tidak mudah, karena menulis melibatkan berbagai keterampilan lainnya, di antaranya kemampuan menyusun pikiran dan perasaan dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk kalimat yang tepat sesuai dengan kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam satu paragraf ataupun dalam satu kesatuan Keterampilan menulis seseorang bukan merupakan bakat, tetapi merupakan keterampilan yang dapat dikembangkan melalui latihan yang berkesinambungan. Keterampilan menulis memerlukan intensitas pelatihan yang terus menerus hingga menghasilkan sebuah tulisan yang ilmiah dan memiliki nilai estetika. Ada beberapa jenis teks yang dipelajari dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X menurut Kurikulum 2013 seperti teks laporan hasil observasi, prosedur kompleks, eksposisi, dan anekdot serta negosiasi. Masing-masing teks tersebut memiliki fungsi yang berbeda dan mempunyai struktur tulisan dan tujuan yang berbeda pula, misalnya teks negosiasi. Negosiasi adalah sebuah komunikasi di mana pihak-pihak mencari kesepakatan untuk mengadakan pertukaran-pertukaran di antara mereka (Lomas, 2008: 1). Adapun menurut Prasetyono (2008: 38), negosiasi adalah proses atau upaya menggunakan informasi dan kekuatan untuk mempengaruhi tingkah laku ke dalam suatu “jaringan” yang penuh dengan tekanan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa teks negosiasi adalah teks yang berisi tentang pembicaraan antara satu orang atau kelompok dengan orang lain dengan maksud untuk mencapai kesepakatan untuk mengatur atau mengemukakan suatu hal. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai bahkan sering melakukan negosiasi. Baik dalam kehidupan di masyarakat maupun di sekolah. Misalnya saja ketika kita akan membeli tas di pasar, biasanya kita akan menawar harga barang tersebut sebelum membelinya. Kita melakukan berbagai cara untuk mendapatkan kesepakatan dengan si penjual. Berbagai argumen kita utarakan agar barang yang kita inginkan dapat kita miliki dengan harga yang kita inginkan. Keterampilan menulis teks negosiasi perlu ditumbuhkembangkan dalam dunia pendidikan karena dapat melatih siswa untuk berpikir kritis dalam
3
menanggapi segala sesuatu dan siswa pun dapat menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan serta dapat mempraktikkan bernegosiasi yang baik dan benar dalam kehidupan bermasyarakat karena pada dasarnya dalam kehidupan sehari-hari kita sangat berdekatan dengan proses negosiasi. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis pada saat prasiklus, guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 2 Sukoharjo menyatakan bahwa proses pembelajaran dan kemampuan menulis teks negosiasi siswa masih rendah. Proses pembelajaran menulis teks negosiasi di SMA Negeri 2 Sukoharjo menunjukkan masih banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran dan hasil tulisannya juga kurang maksimal. Selama proses pembelajaran siswa sangat pasif, berbicara dengan teman lain, mengantuk, dan kurang berminat terhadap pembelajaran. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil tulisan siswa tentang teks negosiasi yang menunjukkan hasil yang kurang maksimal. Masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan teks negosiasi siswa, seperti organisasi isi yang kurang terfokus, pilihan kata yang tidak tepat, dan struktur kalimat yang masih tidak teratur. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil keterampilan menulis teks negosiasi siswa yaitu dari 34 siswa, hanya 7 siswa (20,6%) yang memperoleh nilai di atas 78 (kriteria ketuntasan minimal) sedangkan sisanya memperoleh nilai kurang dari 78 atau belum tuntas. Penyebab
pembelajaran
tersebut
kurang
menarik
perhatian
siswa
diidentifikasi karena guru masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional yaitu guru menjelaskan materi dengan berceramah dan kurang menarik minat siswa dalam pembelajaran, serta guru hanya memberikan tugas siswa tanpa memberi umpan balik. Siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran dan siswa pun tidak dapat mengeksplorasi kemampuan dan gagasannya. Selain itu, kondisi lingkungan sekolah yang ramai membuat siswa kesulitan untuk berkonsentrasi dan sarana prasarana yang tidak memadai membuat siswa kurang mampu mengeksplorasi potensi yang dimiliknya.Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru dan siswa. Menurut Permendikbud nomor 103 tahun 2014, standar proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 dilaksanakan dengan berbasis pada aktivitas siswa.
4
Karakteristik aktivitas siswa yang dimaksud yaitu interaktif dan inspiratif; menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; kontekstual dan kolaboratif; memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik; dan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan dan menumbuhkembangkan keaktifan dan kemampuan menulis teks adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif karena metode pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Dengan menggunakan metode pembelajaran, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik perhatian siswa sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi belajar. Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan menulis teks negosiasi siswa adalah metode group investigationkarena menulis teks negosiasi menuntut siswa untuk berpikir secara kritis dengan permasalahan yang dihadapi. Menurut Katharina (2013) dalam penelitiannya, metode group investigationdapat meningkatkan aktivitas belajar siswa terutama berpikir kritis siswa. Dalam implementasinya menurut Trianto(2007: 58) tipe group investigation guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota siswa yang heterogen. Selanjutnya, siswa memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya ia menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. Menurut Hosseini (2014),group
investigation
method
involves
cooperative
group
inquiry
emphasizing data gathering by students, interpretation of information through group discussion, and synthesis of individual contributions into a group project. Another distinguishing characteristic of the method is its attempt to eliminate competition among participants. Metode group investigation menekankan pada kerjasama antarsiswa dalam kelompok untuk mengumpulkan data, mendiskusikan hasil temuan sampai dengan kontribusi siswa dalam melakukan sintesis terhadap
5
tugas kelompok. Metode ini tidak menimbulkan kompetisi antarsiswa. Karakteristik inilah yang membedakan metode ini dengan metode lain. Hal tersebut sesuai dengan apa yang ingin dilakukan peneliti dalam penelitian ini. Jadi, metode group investigation adalah metode pembelajaran yang menerapkan sistem kelompok. Setiap anggota kelompok mempunyai tugas untuk melakukan penyelidikan atau observasi terhadap masalah yang disajikan. Metode ini menekankan pada pengalaman siswa dalam lingkungan dengan melakukan observasi lingkungan baik sosial maupun keluarga untuk menemukan masalah yang berkaitan dengan negosiasi. Dengan begitu, siswa akan memperoleh gambaran mengenai materi teks negosiasi yang terjadi di lingkungannya dengan berbagai masukan dari lawan bicaranya, dalam hal ini teman satu kelompoknya, sehingga kemampuan menulis teks negosiasi siswa akan meningkat. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis bersama guru berusaha untuk melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan tersebut dengan merumuskan judul penelitian “Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Negosiasi Pengalaman melalui Metode Group Investigation pada Siswa Kelas X MIA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut. 1. Apakah metode group investigationdapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi pada siswa X MIA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo? 2. Apakah metode group investiationdapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran kemampuan menulis teks negosiasi pada siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis teks negosiasi siswa dengan menggunakan metode group investigation pada siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo.
6
2. Meningkatkan
kemampuan
menulis
teks
negosiasi
dengan
menggunakan metode group investigationpada siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini tentunya diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Apabila hasil penelitian ini terbukti, diharapkan penelitian ini akan bermanfaat secara teoretis dan praktis. 1. Secara Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat mendukung teori tentang kemampuan menulis teks negosiasi dengan metode pembelajaran group investigation 2. Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai berikut. a. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan kemampuan mereka dalam menulis teks negosiasi. Selain itu, tindakan yang diterapkan guru di kelas dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar menulis teks negosiasi sehingga keterampilan menulis teks negosiasi mereka meningkat. b. Bagi guru Bahasa Indonesia kelas X MIA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan guru dalam menghadapi permasalahan dalam pembelajaran di kelas terutama permasalahan yang berkaitan dengan kesulitan menulis teks negosiasi. c. Bagi sekolah, hasil pengembangan
penelitian ini dapat
proses
pengajaran
Bahasa
digunakan sebagai Indonesia
dalam
meningkatkan keterampilan menulis teks negosiasi siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo