BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia begitu kompleks. Kompleksitas tersebut membuat berbagai ekspresi yang manusia munculkan beragam. Manusia bisa berekspresi puas, kagum, keluh, atau yang lainnya. Dalam pragmatik, berbagai ekspresi manusia yang sifatnya evaluasi itu disebut dengan tindak tutur ekspresif (Gunarwan, 2007). Salah satu tindak tutur ekspresif adalah mengeluh (Gunarwan, 2007). Tindak tutur mengeluh adalah tindak tutur ekspresif yang mengungkapkan ketidakpuasan terhadap apa yang didapat atau dialami. Tindak tutur ini tidak hanya bisa diekspresikan melalui lisan, tetapi bisa juga melalui tulisan. Salah satu media yang kerap digunakan sebagai media keluhan tulisan adalah surat pembaca. Umumnya, surat pembaca ini adalah kolom di media-media masa, baik cetak (luring) maupun daring. Surat-surat pembaca di media massa ini pun berhasil menjadi sarana yang maksimal dalam mengungkapkan keluhan. Hal itu bisa dilihat dari beberapa kasus surat pembaca yang pada akhirnya menjadi perhatian publik. Misalnya, Khoe Seng Seng yang dalam surat pembacanya mengungkapkan keluhan kepada PT Duta Pertiwi di Kompas dan Suara Pembaruan. Selanjutnya, Prita Mulya Sari yang dalam surat pembacanya mengungkapkan ketidakpuasan terhadap pelayanan rumah sakit Omni Internasional di Detik.com. Pada perkembangannya, ternyata tidak hanya media-media massa saja yang mempunyai kolom surat pembaca. Salah satu media jejaring sosial yang terkemuka di Indonesia, yaitu kaskus, mempunyai juga kolom surat pembaca. Dalam surat pembaca kaskus ini, para pengguna kaskus dapat mengungkapkan berbagai keluhan atau ketidakpuasan terhadap keadaan atau layanan yang mereka terima dari produk atau lembaga tertentu. Teknis pembuatan surat pembaca di kaskus pada dasarnya sama dengan kolom-kolom surat pembaca di media massa. 1
Muhamad Pantoni, 2014 Tindak Tutur Mengeluh dalam Surat Pembeca di Kaskus.co.id Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Dalam kaskus, calon pembuat surat pembaca harus terdaftar dahulu sebagai pengguna kaskus. Setelah itu, calon pembuat surat baru bisa menulis surat pembaca. Yang menarik dari kolom pembaca kaskus ini adalah medianya. Media surat pembaca kaskus ini bersifat semiformal. Meskipun bernama surat pembaca, sifat surat pembaca di kaskus tidak seformal surat pembaca di media massa. Para kontributor surat pembaca di kaskus lebih bebas dan apa adanya dalam menulis surat pembaca karena tidak terikat “keformalan” seperti di media massa. Hal tersebut bisa terlihat dari adanya penggunaan berbagai teknik grafis tersentu seperti penggunaan huruf besar, tanda baca yang berlebihan, dan warna huruf. Sebagai contoh, di bawah ini adalah salah satu strategi grafis yang digunakan kontributor dalam mengeluh. sekeda info, kode buking ku yg hangus itu M7CDYC, dan kode paymentnya 6216777538353.... bERHARAp org2 merpati tdk membuat bingung pelanggannya hingga akhirnya kami mengalami kerugian krn ketidakjelasan solusi dari merpati. (Surat Pembaca 9)
Contoh di atas memperlihatkan bahwa kontributor melakukan strategi grafis pada harapan yang ia munculkan dalam surat pembaca. Ia melakukan variasi huruf besar dan kecil pada kata “berharap”. Bila ditelusuri dari keseluruhan isi surat, kontributor hanya melakukan teknik tersebut pada kata “berharap”. Tentu saja kekhususan yang diberikan kontributor pada kata berharap dilakukan dalam upaya memberikan efek wacana tertentu. Berbagai permainan grafis tersebut bisa terjadi karena dalam surat pembaca kaskus tidak ada editor bahasa. Ketiadaan editor bahasa tersebut membuat kontributor surat pembaca di kaskus bisa lebih ekspresif dalam mengungkapkan keluhan. Hal tersebut berbeda dengan media massa yang mempunyai editor bahasa sehingga berbagai ekspresi mengeluh tidak terlalu ekspresif, tidak leluasa, dan kurang apa adanya karena akan melewati dulu corong editor bahasa sebelum dimuat.
Muhamad Pantoni, 2014 Tindak Tutur Mengeluh dalam Surat Pembeca di Kaskus.co.id Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Dari penjelasan di atas, penelitian ini sangat penting karena akan menghasilkan hasil penelitian yang berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian tindak tutur mengeluh sendiri pernah dilakukan peneliti-peneliti lain. Dalam konteks tindak tutur mengeluh lisan, Nuraeni (2008) melakukan penelitian tentang tindak tutur mengeluh di film Bad Boys II. Dalam penelitiannya, ia membandingkan bagaimana tindak tutur mengeluh pada subtitle film Bad Boys II di Trans Tv dan VCD yang dijual di masyarakat. Dalam konteks tindak tutur mengeluh tulisan, Pujirahayu (2006) melakukan penelitian tindak tutur mengeluh di kolom “Piye Ya?!” di koran Suara Merdeka. Dari hasil penelitiannya, disimpulkan bahwa para penutur dalam kolom tersebut lebih banyak mengeluh dengan mengungkapkan ketidakpuasan dan ketidaksetujuan mereka akan tindakan mitra tutur. Selanjutnya, Adila (2012) melakukan penelitian di kolom rubrik “Aspirasi”, “Kriiing Solopos”, dan “Rakyat Bicara” di koran Radar Solo, Solopos dan Joglosemar. Dari hasil penelitiannya, ditemukan bahwa penutur di kolom-kolom tersebut
menggunakan
delapan
strategi
tindak
tutur
mengeluh
ketika
mengungkapkan keluhannya. Sementara itu, dalam konteks surat pembaca sendiri, Muniroh (2011) melakukan penelitian di surat pembaca Kompas.com. Ia menganalisis surat-surat pembaca tersebut dengan teori genre dan tindak tutur. Dari hasil analisisnya, sekuen yang wajib muncul dalam tuturan mengeluh adalah tahap pembuka dan isi keluhan. Sementara itu, dilihat dari strateginya, strategi tindak tutur mengeluh direalisasikan dalam lima tahap. Dari beberapa penelitian tersebut, penelitian pada surat pembaca di media jejaring sosial belum ada. Dengan demikian, penelitian tindak tutur mengeluh pada surat pembaca di kaskus ini sangat perlu dilakukan untuk mengungkap berbagai aspek tindak tutur mengeluh dalam tipe surat pembaca yang berbeda.
B. Identifikasi Masalah Penelitian Identifikasi masalah dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut.
Muhamad Pantoni, 2014 Tindak Tutur Mengeluh dalam Surat Pembeca di Kaskus.co.id Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
1) Dalam surat pembaca, tidak ada unsur suprasegmental dan paralinguistik sehingga kemungkinan tindak tutur mengeluh menyerang wajah lawan tutur sangat besar. 2) Surat pembaca di kaskus bersifat semiformal sehingga penulis surat pembaca bisa lebih bebas dan apa adanya dalam menulis surat pembaca. 3) Dalam surat pembaca di kakus, terdapat penggunaan strategi-strategi grafis tertentu yang berdampak pada pemahaman akan wacana.
C. Rumusan Masalah Penelitian Rumusan masalah dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut. 1) Bagaimana sekuen tindak tutur mengeluh dalam surat pembaca di kaskus? 2) Apa ciri linguistik tindak tutur mengeluh dalam surat pembaca di kaskus? 3) Strategi tindak tutur mengeluh apa yang digunakan dalam surat pembaca di kaskus? 4) Faktor apa saja yang memengaruhi tindak tutur mengeluh dalam surat pembaca di kaskus?
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan: 1) sekuen tindak tutur mengeluh dalam surat pembaca di kaskus; 2) ciri linguistik tindak tutur mengeluh dalam surat pembaca di kaskus; 3) strategi tindak tutur mengeluh dalam surat pembaca di kaskus; 4) faktor yang memengaruhi tindak tutur mengeluh dalam surat pembaca di kaskus.
E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, akan ada beberapa manfaat yang dihasilkan, baik secara teoretis maupun praktis. 1) Secara teoretis, hasil penelitian ini menambah pustaka tentang kajian pragmatik, khususnya tindak tutur mengeluh yang berdata bahasa tulis. Telaah pragmatik atau tindak tutur mengeluh yang berbahasa tulis jarang dikaji. Hal Muhamad Pantoni, 2014 Tindak Tutur Mengeluh dalam Surat Pembeca di Kaskus.co.id Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
itu disebabkan para peneliti pragmatik lebih sering menggunakan data lisan sebagai data penelitian. 2) Secara praktis, hasil penelitian ini membuat kita lebih cermat dalam mengungkapkan keluhan dalam bahasa tulis. Hal itu terjadi karena bahasa tulis tidak mempunyai unsur suprasegmental dan paralinguistik sehingga kemungkinan keluhan kita menyerang wajah lawan tutur dan terjadinya komunikasi yang tidak berjalan lancar semakin besar.
F. Sistematika Skripsi Skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: 1) Kover Skripsi 2) Lembar Pengesahan 3) Lembar Persembahan 4) Lembar Pernyataan 5) Ucapan Terima Kasih 6) Abstrak 7) Kata Pengantar 8) Daftar Isi 9) Daftar Tabel 10) Daftar Diagram 11) Daftar Gambar 12) Daftar Lampiran 13) Bab I Pendahuluan a) Latar Belakang Penelitian b) Identifikasi Masalah Penelitian c) Rumusan Masalah Penelitian d) Tujuan Penelitian e) Manfaat Penelitian f) Sistematika Skripsi 9) Bab II Tindak Tutur Mengeluh, Analisis Genre, Komunikasi Lintas Mode, Hubungan Bahasa & Konteks, dan Penelitian yang Relevan Muhamad Pantoni, 2014 Tindak Tutur Mengeluh dalam Surat Pembeca di Kaskus.co.id Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
a) Tindak Tutur Mengeluh b) Analisis Genre c) Komunikasi Lintas Mode d) Hubungan Bahasa & Konteks e) Penelitian yang Relevan 10) Bab III Metode Penelitian a) Metode dan Desain Penelitian b) Sumber dan Korpus Penelitian c) Definisi Operasional d) Teknik Pengumpulan Data e) Instrumen Penelitian f) Teknik Pengolahan Data 11) Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan a) Sekuen Tuturan Mengeluh dalam Surat Pembaca b) Ciri Linguistik Tuturan Mengeluh dalam Surat Pembaca c) Strategi Tuturan Mengeluh dalam Surat Pembaca d) Faktor yang Memengaruhi Tuturan Mengeluh dalam Surat Pembaca 12) Bab V Simpulan dan Saran a) Simpulan b) Saran 13) Daftar Pustaka 14) Lampiran 15) Riwayat Hidup Penulis
Muhamad Pantoni, 2014 Tindak Tutur Mengeluh dalam Surat Pembeca di Kaskus.co.id Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu