BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan manusia salah satunya yaitu sebagai alat komunikasi dengan lingkungannya. Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media massa baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara) dan mitra tuturnya (pendengar). Sementara, untuk tuturan melalui media penutur dapat mengekspresikan tulisannya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan media massa. Media massa yang dapat dimanfaatkan untuk tuturan lisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Di Indonesia, media elektronik sangat berpengaruh dalam tuturan yang digunakan masyarakat. Hal ini didukung dengan budaya latah yang sudah mendarah daging dalam masyarakat Indonesia. Tuturan yang sedang trend saat ini di masyarakat adalah rayuan gombal. Banyak remaja yang menggunakan tuturan tersebut untuk merayu lawan jenisnya atau hanya sekedar untuk obrolan biasa. Pada mulanya, tuturan yang disebut bernilai gombal berarti tuturan yang tidak benar, berbohong, dan dianggap sebagai tuturan yang tidak berarti. Tuturan gombal dapat diartikan sebagai tuturan yang menjurus pada kebohongan dan berlebih-lebihan. Namun, makna tuturan gombal sudah mengalami pergeseran, banyak dipakai untuk merayu wanita. Tuturan gombal banyak dimanfaatkan dalam usaha untuk merebut hati wanita dan merayu wanita pujaannya.
1
2
Rayuan gombal pertama kali digunakan oleh Deni Cagur dalam sebuah acara televisi, tetapi masyarakat belum bisa menerima sepenuhnya. Hingga muncullah Andre Taulani dengan tema raja gombal dalam sebuah sketsa dalam acara Opera Van Java Sahur, dari acara inilah rayuan gombal sangat populer di masyarakat. Saat ini, hampir semua tayangan yang bersifat komedi di televisi pasti memasukkan rayuan gombal dalam salah satu sekmennya. Satu-satunya program televisi yang memiliki konsep seratus persen rayuan gombal adalah Raja Gombal. Raja Gombal (selanjutnya disingkat RG) adalah salah satu program yang bersifat komedi yang ditayangkan oleh Trans 7 pukul 18.00WIB dengan durasi tayang 60 menit dan tayang pada hari Ahad. Trend rayuan gombal dan berbagai kreativitas dalam merayu akan dipertandingkan dalam program ini. Tiap peserta akan berlomba menunjukkan kemahirannya menggombal dan akan diberi penilaian oleh juri. Tak menutup kemungkinan, banyak hal yang dapat dijadikan sebagai bahan rayuan. RG yang merupakan tayangan Comedy Talent Show ini menghadirkan berbagai tantangan dan target untuk ditaklukkan peserta dan membuktikan sebagai RG. Setiap tantangan yang berhasil dilewati akan menghasilkan poin. Tidak hanya poin yang menentukan, suara dari 100 voters wanita cantik dan komentar-komentar dari para komentator akan menentukan siapa yang terhebat. (https://id.wikipedia.org/wiki/Raja_Gombal diakses pada tanggal 14/03/2016 pukul 10:57 WIB).
3
Program RG mendaulat Omesh menjadi pembawa acara. Acara ini akan semakin meriah dengan kehadiran Arie Untung dan Nycta Gina sebagai komentator tetap, beserta bintang tamu untuk dijadikan sebagai komentator. Peserta dalam acara ini disebut sebagai perayu cinta dan wanita yang akan dirayu disebut dewi cinta. Program RG terdiri dari 3 level: level pertama, Arapik, dalam level ini perayu cinta diberikan tantangan sebagai bahan untuk merayu dewi cinta. Tantangan tersebut berupa: kata kunci, barang, dan lokasi disebuah tempat. Semua tantangan harus dipergunakan perayu cinta dalam meramu rayuan gombal. Level kedua, junamuna, perayu cinta berlakon dalam sebuah cerita dan hanya mengetahui setting tempatnya saja. Perayu cinta tidak mengetahui isi cerita, dia berperan sebagai apa dan dipertengahan cerita akan masuk seseorang bertugas untuk mengganggu perayu cinta. Level ketiga, labamba, perayu cinta akan beradu rayuan gombal dengan Bang Gombal untuk memperebutkan hati dewi cinta. Dalam level ini, dewi cinta akan memilih salah satu perayu cinta untuk mendapatkan bungan mawar merah. Tuturan gombal digunakan penutur untuk merayu dan mencari perhatian dari mitra tutur. Dalam perkembangannya tuturan gombal dapat dijadikan humor yang menghibur. Hal tersebut terbukti dalam program RG yang menyajikan tuturan gombal menjadi humor. Dengan berkembangnya waktu, program-program televisi memanfaatkan tuturan gombal untuk melucu. Dengan demikian, tuturan gombal sudah menjadi budaya pop di Indonesia yang bersifat sementara sehingga perlu untuk mendokumentasikan salah satu fenomena bahasa yang pernah berkembang ini.
4
Alasan penulis memilih topik ini karena penulis merasa bahwa tuturan yang diujarkan oleh perayu cinta sangat menarik untuk diteliti. Dari aspek kebahasaan, tuturan yang dituturkan perayu cinta kepada dewi cinta mempunyai ciri khas tersendiri. Tuturan gombal yang ditampilkan oleh perayu cinta memiliki nilai kreativitas yang diciptakan melalui permainan bahasa yang unik. Tuturan gombal memiliki elemen kejutan atau ketidakterdugaan. Hal ini terjadi ketika mitra tutur memiliki sebuah pandangan tersendiri terhadap konteks tuturan, sementara penutur ternyata memiliki suatu yang berbeda dan tidak terpikirkan oleh mitra tutur. Dalam penelitian ini, penulis memilih mengkaji obyek penelitian dengan teori pragmatik karena teori pragmatik dapat menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dalam sebuah percakapan melalui tuturan dari penutur kepada mitra tutur. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori prinsip kerja sama dari Grice. Pelanggaran prinsip kerja sama yang dilakukan perayu cinta untuk menimbulkan efek nilai rasa gombal, ketidakterdugaan, dan humor menjadi pertimbangan dalam memilih teori ini. Pelanggaran yang dilakukan perayu cinta akan memunculkan implikatur. Penulis menggunakan teori implikatur dari George Yule. Penelitian mengenai tuturan tuturan gombal ini berbeda dengan penelitian yang lainnya. Oleh karena itu, dengan alasan-alasan di atas, penulis mengkaji penelitian ini dari segi pelanggaran prinsip kerja sama dengan judul Pelanggaran Prinsi Kerja Sama dan Implikatur dalam Acara ”Raja Gombal” di Trans 7.
5
B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah sangat penting dilakukan untuk mempermudah dan memperlancar sebuah penelitian, sehingga tidak menyimpang dari pokok permasalahan. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis membatasi permasalahan pada pemakaian tuturan gombal yang digunakan pada acara RG. Aspek pragmatik yang akan dibahas dalam penelitian ini terbatas pada bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dan implikatur. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dalam acara RG di Trans 7? 2. Bagaimanakah bentuk implikatur percakapan dalam acara RG di Trans 7? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan bentuk pelanggaran prinsip kerja sama dalam acara RG di Trans 7. 2. Mendeskripsikan bentuk dan implikatur percakapan dalam acara RG di Trans 7.
6
E. Manfaat Penelitian Sebuah penelitian pada hakikatnya dilakukan untuk mendapatkan suatu manfaat, begitu juga dengan penelitian ini. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kebahasaan dan linguistik. Dalam kajian ilmu pragmatik, terdapat permainan bahasa dalam tuturan gombal yang dapat menciptakan efek nilai rasa gombal, ketidakterdugaan, dan humor. Penelitian ini juga bermanfaat mendokumentasikan rayuan gombal sebagai salah satu gejala bahasa yang fenomenal di Indonesia. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis dan pembaca. Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah agar penulis dan pembaca dapat memahami konsep pragmatik yang dalam hal ini khususnya mengenai permainan bahasa dalam tuturan gombal.
7
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan gambaran mengenai langkah-langkah suatu penelitian supaya sistematis dan runtut. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini akan dibagi dalam beberapa bab. Bab pertama adalah pendahuluan. Pendahuluan mencakup latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab kedua berisi kajian pustaka dan kerangka pikir. Kajian pustaka yang digunakan merupakan tinjauan dari penelitian-penelitian sebelumnya yang sejenis dan relevan dengan penelitian ini, sedangkan landasan teori berisi mengenai teoriteori yang berhubungan dengan masalah yang hendak diteliti dan dikaji sebagai landasan atau acuan dalam sebuah penelitian. Sementara itu, kerangka pikir merupakan gambaran cara kerja yang digunakan penulis untuk memahami dan mengkaji permasalahan yang diteliti. Bab ketiga berupa metode penelitian. Bab ini memberikan gambaran proses penelitian yang terdiri atas jenis penelitian dan pendekatan, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, klasifikasi data, teknik analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis. Bab keempat analisis data. Bab ini merupakan tahap inti dalam penelitan karena berisi pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan. Analisis data yang dilakukan berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan dalam bab pertama.
8
Bab kelima merupakan penutup. Pada bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian dan dilanjutkan dengan saran dari penulis yang berhubungan dengan proses penelitian yang telah diselesaikan.