BAB I PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI 1. Gambaran Umum dan Profil Sekolah SMK Negeri 4 Klaten merupakan salah satu sekolah kejuruan favorit di Kabupaten Klaten yang terletak di Jalan Mataram No. 5 Belangwetan, Klaten Utara, Klaten. SMKN 4 Klaten berdiri sejak tahun 1990, dulunya sekolah ini merupakan sekolah pendidikan guru, namun pada tanggal 15 Juli 1991 dialih fungsikan sebagai sekolah menengah ekonomi atas (SMEA) berdasarkan surat keputusan Nomor : 04267 / O / 1991. Sekolah ini beralih fungsi dan berubah nama menjadi SMEA 2 Klaten. Tertanggal 1 Maret 1997 berdasarkan surat keputusan Nomor : 036 / O / 1997 sekolah ini berubah nama dari SMEA 2 Klaten menjadi SMKN 4 Klaten. Dalam perkembangannya sekolah sangat komitmen dengan perubahan dan peningkatan mutu. Komitmen peningkatan mutu diaktualisasikan dengan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000. Pada tahun 2014 telah bermigrasi ke ISO 9001 : 2008. Sekolah yang menyandang kelembagaan sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN) ini sedang mempertahankan penghargaan Adipura yaitu sebagai sekolah yang berwawasan lingkungan dari pemerintah kabupaten Klaten. SMKN 4 Klaten merupakan sekolah menengah kejuruan yang memiliki beberapa program keahlian yang diunggulkan yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, dan Teknik Komputer dan Jaringan. Gedung sekolah berstandar ISO dengan lingkungan yang asri, sejuk, dan nyaman
memberikan
suasana
yang
kondusif
untuk
pelaksanaan
pembelajaran. Ruang kelas jauh dari jalan raya sehingga kondisi kelas tidak terganggu oleh suara lalu lintas kendaraan.
2. Kondisi Fisik SMKN 4 Klaten a. Kondisi Lokasi SMKN 4 Klaten terletak di Jalan Mataram No. 5 Belangwetan, Klaten Utara, Klaten, Jawa Tengah. SMKN 4 Klaten memiliki luas bangunan sekitar 4345 M2 yang berdiri di atas tangah dengan luas 15.995 M2. No.
Keterangan
Jumlah
Keterangan
1, 56
Hektar
1.
Tanah
2.
Ruang Kepala Sekolah
1
Ruang
3.
Ruang Guru
4
Ruang
4.
Ruang TU
1
Ruang
5.
Ruang Waka
1
Ruang
6.
Ruang QMR
1
Ruang
7.
Ruang Kurikulum
1
Ruang
8.
Ruang BK
1
Ruang
9.
Ruang UKS
1
Ruang
10.
Laboratorium Komputer
2
Ruang
11.
Laboratorium Komputer (TKJ)
1
Ruang
12.
Laboratorium Bahasa
1
Ruang
1
Ruang
1
Ruang
13.
14.
Laboratorium
Komputer
Akuntansi Laboratorium
Administrasi
Perkantoran
15.
Ruang Teori
30
Ruang
16.
Kamar Mandi/toilet
27
Ruang
17.
Ruang OSIS
1
Ruang
18.
Ruang Kepramukaan
1
Ruang
19.
Ruang Pemasaran
1
Ruang
20.
Ruang Praktik Mengetik
1
Ruang
21.
Tempat Parkir
3
22.
Ruang Praktik Manual Akuntansi
1
Ruang
No.
Keterangan
Jumlah
Keterangan
23.
Aula
1
Ruang
24.
Perpustakaan
1
Ruang
25.
Mushola
1
Ruang
26.
Bank Mataram
1
Ruang
27.
Business Center
1
Ruang
28.
Kantin
2
29.
Lapangan Olah Raga
1
30.
Lapangan Tenis
1
31.
Ruang Gudang
1
Ruang
b. Fasilitas KBM Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, SMKN 4 Klaten menyediakan beberapa fasilitas pendukung. 1) Hotspot Lingkungan sekolah SMKN 4 Klaten sudah tersedia jaringan hotspot, sehingga siswa dapat memanfaatkannya untuk berinternet dan mencari sumber belajar. Sejalan dengan kurikulum 2013 yang pada tahun ajaran ini sekolah sudah mulai menerapkannya pada kelas X dan XI semua jurusan. 2) Pendingin Udara Di dalam perpustakaan tepatnya di ruang baca terpasang Air Conditioner
atau AC,
yang diharapkan dapat
menambah
kenyamanan siswa dalam membaca sehingga dapat menumbuhkan minat baca para peserta didik. Sementara itu AC, juga ada di labolatorium komputer, labolatorium bahasa.
3) Proyektor
Pada beberapa ruangan kelas, terdapat perangkat proyektor. Hal ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk membantu kegiatan belajar mengajar semisal penayangan materi. 4) Personal Computer (PC) SMK Negeri 4 Klaten menyediakan perangkat PC atau komputer di beberapa lokasi yang semuanya sudah terkoneksi dengan internet. Selain di ruang laboratorium komputer, perangkat PC juga tersedia
di
Perpustakaan
sehingga
semua
siswa
dapat
memanfaatkannya untuk menunjang kegiatan belajar. PC juga disediakan di ruang praktik perbankan. c. Perpustakaan SMK Negeri 4 Klaten memiliki perpustakaan yang letanya cukup strategis. Bagian dalam perpustakaan terdapat sebuah ruang baca yang nyaman, fasilitas didalamnya meliputi 12 meja baca, 3 kursi, dan + 45 bantal, dan juga tepasang AC. Perpustakaan ini setiap harinya dikunjungi minimal 50 siswa. Di dalam ruang Perpustakaan terdapat 1 komputer umum dan 1 komputer admin. Komputer umum dapat digunakan oleh umum. Sedangkan komputer admin hanya dapat digunakan oleh petugas perpustakaan. d. Labolatorium 1) Labolatorium Komputer Akuntansi Labolatorium ini dikhususkan bagi para peserta didik yang mengambil program keahlian akuntansi. Didalam labolatorium terdapat 40 komputer, dan sekitar 25 komputer dapat di gunakan, sisanya mengalami kerusakan dan tidak dapat digunakan. 2) Labolatorium Bahasa Merupakan laboratorium yang digunakan oleh siswa khususnya ketika mengikuti mata pelajaran bahasa (Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris)
3) Labolatorium Komputer
SMK Negeri 4 Klaten memiliki 2 labolatorium komputer. Labolatorium ini di gunakan oleh seluruh peserta didik pada pada pelajaran tertentu, seperti spreadsheet, pengenalan internet dan sebagainya. 4) Labolatorium Perkantoran Merupakan laboratorium khusus yang digunakan oleh siswa yang mengambil mata pelajaran akuntansi. Di dalam laboratorium ini berisi 35 komputer. e. Ruang Praktikum 1) Ruang Praktik Manual Akuntansi Ruang ini disediakan untuk peserta didik dengan program keahlian akuntansi, yang biasanya digunakan pada saat pembelajaran akuntasnsi khusunya pada saat penyelesaian siklus akuntansi. Dalam ruangan ini tersedia 40 meja dan kursi, 1 meja guru dan 1 kursi guru, terdapat benner bagan alur siklus akuntansi, dan juga terdapat sebuah lemari yang cukup besar. 2) Ruang Praktik Mengetik Ruangan ini digunakan untuk para siswa program keahlian administrasi perkantoran untuk praktik mengetik dengan 10 jari buta. Dalam ruang mengetik terdapat 35 komputer dalam keadaan baik. 3) Ruang Praktik Pemasaran Ruangan ini di khususkan bagi peserta didik program keahlian pemasaran dalam praktik penggunaan mesin cash register. Dalam ruangan terdapat 40 meja dan kursi, 1 meja guru dan 1 kursi guru, 2 buah mesin cash register dan sebuah lemari. 4) Ruang Praktik Teknik Komputer dan Jaringan Ruangan ini digunakan untuk para siswa program keahlian teknik komputer dan jaringan, dimana ruangan ini terdapat beberapa komputer rudak yang digunakan oleh para peserta didik untuk melaksanakan praktikumnya. f. Tempat Ibadah
Tempat ibadah yang ada di lingkungan sekolah SMK Negeri 4 Klaten adalah Mushola yang bernama Al - Jabbar. Mushola terletak dibelakang sekolah tepatnya di sebelah lapangan tenis. Selain sebagai tempat ibadah, mushola juga sering digunakan sebagai tempat rohis SMKN 4 Klaten berkumpul dan berlatih hadroh. g. Pelaksanaan Pembelajaran 1) Alokasi Waktu Pembelajaran Kegiatan belajar mengajar (KBM) dilaksanakan selama 6 hari mulai hari Senin-Sabtu. Pelajaran pada hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu dimulai pukul 07.00 WIB s.d 14.15 WIB, sedangkan untuk hari Jumat pelajaran diakhiri pukul 11.00 WIB. Alokasi waktu pembelajaran tiap jam pelajaran adalah 45 menit. Alokasi waktu telah disesuaikan dengan kurikulum 2013. 2) Metode Pembelajaran Metode
pembelajaran
yang
digunakan
merupakan
gabungan dari metode ceramah, diskusi, praktikum, dan lain-lain yang kesemuanya ditekankan pada proses pemberdayaan siswa untuk aktif dan kreatif. 3) Hasil Pembelajaran Hasil proses belajar mengajar di SMK Negeri 4 Klaten dapat dikatakan berhasil dengan baik, sebab hampir setiap tahunnnya lulus 100% dari peserta ujian. Demikian pula pada kenaikan setiap tahunnya. Sebagian besar lulusan SMK Negeri 4 Klaten telah menyiapkan para siswanya siap untuk bersaing di dunia kerja maupun melanjutkan studi di perguruan tinggi Negeri maupun Swasta.
B. PERUMUSAN PROGRAM DAN RANCANGAN KEGIATAN PPL Program PPL ini merupakan bagian dari mata kuliah yang berjumlah sebesar 3 SKS yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa kependidikan.
Materi yang ada meliputi program praktik mengajar baik teori maupun praktek di kelas dengan didampingi oleh guru pembimbing masing-masing. Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) UNY diawali dengan mengadakan observasi ke lapangan guna mengetahui secara langsung situasi dan kondisi SMK Negeri 4 Klaten sebagai tempat praktik pengalaman lapangan. Observasi yang dilakukan pada kelas, kelembagaan, dan lingkungan fisik sekolah. Setelah dikumpulkan data – data yang sekiranya diperlukan, maka kemdian disusunlah program kerja berdasrkan skala prioritas, kebutuhan serta waktu. PPL merupakan praktik yang dilakukan para mahasiswa dengan jurusan kependidikan untuk memperoleh pengalaman menjadi seorang guru. Program PPL ini juga diawali dengan diadakannya observasi ke kelas dahulu sebelum dilakukan penerjunan. Observasi ini dilakukan bertujuan agar mahasiswa dapat mengamati bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan guru di kelas, dan bagaimana situasi dan kondisi siswa saat mengikuti KBM. Hal ini dapat menunjang kesiapan mahasiswa pada saat diterjunkan untuk melaksanakan praktik mengajar di sekolah yang bersangkutan selama 2,5 bulan. Selama observasi, mahasiswa mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penyusunan rancangan program PPL yang nantinya akan diajukan ke pihak sekolah. Di bawah ini akan dijelaskan rencana program PPL antara lain : a. Silabus b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran c. Menyiapkan materi ajar d. Melaksanakan praktik mengajar di kelas e. Membuat evaluasi pembelajaran f. Pembuatan laporan
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
A. PERSIAPAN PPL adalah mata kuliah dengan beban 3 SKS dan merupakan mata kuliah lapangan. Mengingat besarnya beban SKS yang harus ditempuh oleh mahasiwa, maka diperlukan suatu persiapan khusus agar pelaksanaan PPL bisa berjalan dengan baik dan hasil yang dicapai bisa maksimal. Persiapan ini dilakukan selama kurang lebih satu semester dan dilaksanakan selama perkuliahan berlangsung. Persiapan ini meliputi : 1. Pengajaran Mikro Mata kuliah Pengajaran Mikro ini bersifat wajib lulus bagi mahasiswa yang akan melaksanakan PPL. Pengajaran mikro dilaksanakan pada semester 6 (semester genap) dengan tujuan memberikan bekal kepada mahasiswa tentang beberapa komponen dalam proses mengajar diantaranya : a. Keterampilan Bertanya Keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan bagian dari keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas. Melalui keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses berpikir di kalangan siswa dan sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan proses belajar di kalangan siswa. Dengan demikian, guru dapat mengembangkan pengelolaan kelas dan sekaligus pengelolaan instruksional menjadi lebih efektif. Selanjutnya dengan kemampuan mendengarkan guna dapat menarik simpati dan empati di kalangan siswa sehingga kepercayaan siswa terhadap guru meningkat yang pada akhirnya kualitas proses pembelajaran dapat lebih di tingkatkan. Dalam proses belajar mengajar tujuan pertanyaan yang diajukan guru ialah agar siswa belajar yaitu memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kemampuan berpikir, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respon siswa. Pada umumnya guru mengajukan pertanyaan kepada siswanya cara yang digunakan mempunyai pengaruh dalam pencapaian hasil belajar sehingga ketrampilan bertanya dibedakan atas: ketrampilan bertanya dasar, mempunyai beberapa komponen yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan, sedangkan ketrampilan bertanya lanjut: lanjutan dari bertanya dasar yang mengutamakan usaha pengembangan kemampuan berfikir siswa. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan
sampai
dengan
hal-hal
yang
merupakan
hasil
pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut taksonomi Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari: pertanyaan permintaan (compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali (probing question). Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall
question
(comprehention
atau
question),
knowlagde pertanyaan
question),
pemahaman
penerapan
(application
question), pertanyaan sintetis (synthesis question) dan pertanyaan evaluasi (evaluation question). Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari kebiasaan seperti: menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan
pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda. Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di masukkan dalam golongan pertanyaan. b. Keterampilan Memberikan Penguatan Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis. Komponen-komponen itu adalah: Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh. Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan
tiga
hal,
yaitu
kehangatan
dan
evektifitas,
kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang negatif.
c. Keterampilan Memberikan Variasi Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu: a) Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi : 1) penggunaan variasi suara 2) pemusatan perhatian siswa 3) kesenyapan atau kebisuan guru 4) mengadakan kontak pandang dan gerak 5) variasi gerakan badan mimik, 6) variasi dalam ekspresi wajah guru, 7) pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru. b) Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : 1) variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), 2) variasi alat atau bahan yang dapat didengart (auditif aids), 3) variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids). c) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.
d. Keterampilan Menjelaskan Keterampilan dasar mengajar menjelaskan dalam pembelajaran ialah
keterampilan
menyajikan
informasi
secara
lisan
yang
diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan
yang cocok, merupakan ciri utama kegiatan
menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kegiatan seoang guru. Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan baik oleh tenaga pendidik sendiri, oleh tenaga pendidik dan peserta didik, maupun antar peserta didik. Tujuan keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah: a) Membimbing peserta didik memahami materi yang dipelajari. b) Melibatkan peserta didik untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah. c) Memberi balikan kepada peserta didik mengenai tingkat pemahamannya, dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka. d) Membimbing peserta didik untuk menghayati dan mendapat proses penalaran, serta menggunakan bukti-bukti dalam pmecahan masalah. e) Menolong peserta didik untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, dan prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar. Sementara itu, prinsip keterampilan dasar menjelaskan adalah sebagai berikut: 1. Penjelasan dapat diberikan di awal, di tengah, ataupun di akhir jam pertemuan (pelajaran), tergantung pada keperluannya. Penjelasan
tadi
pembelajaran.
dapat
juga
diselingi
dengan
tujuan
2. Penjelasan harus relevan dengan tujuan pembelajaran 3. Kita dapat memberikan penjelasan apabila ada pertanyaan dari peserta didik ataupun yang telah kita rencanakan sebelumnya. 4. Materi penjelasan harus bermakna bagi peserta didik. 5. Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik. e. Ketrampilan Membuka dan Menutup pelajaran Keterampilan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: a) menarik perhatian siswa, b) menimbulkan motivasi, c) memberi acuan melalui berbagai usaha, dan d) membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari. Sementara komponen ketrampilan menutup pelajaran meliputi: a) meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan b) membuat ringkasan, dan c) mengevaluasi. f. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi
kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa. g. Ketrampilan Mengelola Kelas Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan ketrampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif ketrampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Kemampuan mengelola kelas harus dimiliki oleh setiap guru, karena guru adalah pihak yang berhubungan secara langsung dengan siswa. Guru harus mengetahui kondisi dan kekhususan masing-masing kelas, baik yang menyangkut siswa maupun yang menyangkut lingkungan fisiknya. Tindakan pengelolaan kelas akan efektif apabila guru dapat mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalah yang sedang dihadapi sehingga pada gilirannya guru dapat memilih strategi penanggulangan yang tepat pula. Tindakan yang dapat diambil oleh guru tersebut dapat berupa (1) pencegahan, (2) korektif atau tindakan,
atau (3) kuratif atau penanggulangan disesuaikan dengan masalah yang terjadi. Kemampuan mengelola kelas merupakan salah satu bagian dariketerampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Hal ini disebabkan oleh tugas guru di dalam kelas sebagian besar adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal tersebut akan dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana dan prasarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Apabila guru tidak mampu menyediakan kondisi belajar yang maksimal maka proses belajar-mengajar akan berlangsung secara tidak efektif, sehingga hasil dari proses belajar-mengajar juga tidak akan optimal. Ketidakberhasilan tersebut dapat dikatakan sebagai akibat dari tidak profesionalnya guru. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa guru tidak kompeten atau tidak memiliki kompetensi profesional. h. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 - 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.
Pengajaran
kelompok
kecil
dan
perseorangan
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa. Komponen ketrampilan yang digunakan adalah: ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar dan ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Diharapkan setelah menguasai delapan ketrampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon guru sehingga dapat membina dan mengembangkan ketrampilanketrampilan tertentu mahasiswa calon
guru dalam mengajar.
Ketrampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan,
diperoleh balikan (feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan komponen ketrampilan mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian secara khusus kepada komponen ketrampilan yang objektif dan dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif. i. Keterampilan Menggunakan Media dan Alat Pembelajaran Media berasal dari bahasa Latin medium yang berarti perantara atau penyalur. Media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri mereka yang belajar. Media yang menarik tentunya sangat membantu dalam pemahaman suatu materi pelajaran, karena sesuatu yang menarik dapat menimbulkan minat peserta didik, meningkatkan aktivitas berpikir, dan mempertinggi daya ingat. Keterampilan menggunakan media dan alat pembelajaran sangat diperlukan agar mempermudah peserta didik memahami materi, membantu mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak, dan materi tersimpan lebih lama dalam ingatan karena mereka menggunakan indera penglihatan ketika belajar. Sebagai pendidik di era global saat ini, maka dituntut memiliki kreativitas yang tinggi dalam menciptakan media dan alat pembelajaran sendiri, tanpa harus menunggu ketersediaan fasilitas. Media yang baik adalah yang tepat guna, artinya sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran dan berdaya guna dalam memotivasi peserta didik lebih keras lagi. j. Keterampilan Mengevaluasi Siapapun yang melakukan tugas mengajar, perlu mengetahui akibat dari peker-jaannya. Pendidik harus mengetahui sejauhmana peserta didik telah menyerap dan menguasai materi yang telah diajarkan. Sebaliknya, peserta didik juga membutuhkan informasi tentang hasil pekerjaannya. Hal ini hanya dapat diketahui jika seorang pendidik melakukan evaluasi. Sebelum melakukan evaluasi, maka guru harus melaku-kan penilaian yang didahului dengan pengukuran.
Pengukuran hasil belajar adalah cara pengumpulan informasi yang hasilnya dapat dinyatakan dalam bentuk angka yang disebut skor. Penilaian hasil belajar adalah cara menginterpretasikan skor yang diperoleh dari pengukuran dengan mengubahnya menjadi nilai dengan prosedur tertentu dan menggunakannya untuk mengambil keputusan. Jadi penilaian sudah mencakup pengukuran hasil belajar. Evaluasi memiliki arti yang lebih luas dari penilaian, yaitu penggunaan hasil penilaian untuk mengambil keputusan, seperti untuk menentukan kelulusan, penem-patan, penjurusan, dan perbaikan program. Jadi, evaluasi mencakup penilaian sekaligus pengukuran, namun alat evaluasi sering disebut juga alat penilaian. Seorang pendidik harus menguasai keterampilan membuat dan mengembang-kan instrumen evaluasi/penilaian (tes maupun non tes), memilih
bentuk
instrumen
yang
tepat,
melakukan
evaluasi,
menganalisis hasil evaluasi, dan memberikan tindak lanjut terhadap hasil evaluasi. k. Keterampilan Menyusun Skenario Pembelajaran RPP merupakan semacam skenario jika seseorang akan melakonkan sesuatu peran. Memang seorang pendidik tidak ubahnya seperti aktor atau aktris yang sedang memerankan suatu adegan. Bila aktor harus menghayati peran yang diberikan pada-nya, maka pendidik harus dapat menguasai materi yang akan disampaikan di kelas. Peserta didik dapat diibaratkan sebagai penonton yang akan bersorak, bertepuk tangan, dan tertegun bila pendidik sebagai aktor dapat berperan baik dalam proses pembelajarannya, tetapi sebaliknya akan berseru “huu” dan malas memperhatikan bila pendidik jelek dalam berperan. Disinilah letak mengapa seorang pendidik harus dapat menarik perhatian peserta didik, sebab dialah aktor di kelas. Meskipun dalam kuri-kulum baru peserta didik yang harus aktif dan dominan, tetapi peran pendidik harus tetap menarik kalau ingin pembelajarannya berhasil.
Praktik pengajaran mikro ini meliputi 2 jenis, yaitu Micro Teaching dan Real Teaching. Dalam pelaksanaan keduanya, mahasiswa diberi waktu 15 menit untuk melakukan praktik mengajar dengan total minimal 4 kali tampil. Hanya saja jika dalam Micro Teaching, mahasiswa mengajar teman-teman mahasiswa sejawat yang dianggap sebagai siswa kemudian dosen pembimbing melakukan evaluasi. Semua ini dilakukan dalam rangka menyiapkan mental dan keterampilan siswa dalam mengajar sebelum diterjunkan langsung ke sekolah pada saat PPL. 2. Pembekalan KKN-PPL Pembekalan PPL dilaksanakan bersama dosen pengajar mikro yang bertempat di ruang Micro Teaching FE UNY. Materi yang disampaikan dalam pembekalan PPL adalah mekanisme pelaksanaan PPL di sekolah, teknik pelaksanaan PPL, dan teknik untuk menghadapi sekaligus mengatasi permasalahan yang mungkin akan terjadi selama pelaksanaan PPL. Kegiatan ini wajib diikuti oleh calon peserta PPL dan bagi peserta yang tidak hadir pada saat pembekalan, harus mengikuti pembekalan susulan. 3. Observasi a. Observasi Lingkungan Sekolah Kegiatan observasi dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum penerjunan, yaitu pada bulan Februari, tepatnya pada bulan Februari 2014 di SMK Negeri 4 Klaten. Kegiatan observasi bertujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi sekolah tersebut, meliputi keadaan fisik sekolah tersebut maupun yang nonfisik. Keadaan fisik meliputi bagaimana sarana dan prasarana yang ada di sekolah tersebut, sedangkan keadaan nonfisik meliputi bagaimana potensi sumber tenaga manusia yang ada di sekolah tersebut dan bagaimana kegiatan yang ada di sana baik di bidang akademik maupun nonakademik, dimana semua hal tersebut merupakan satu kesatuan yang sulit dipisahkan dalam sebuah pelaksanaan pendidikan di sekolah. Melalui
kegiatan
observasi
tersebut,
mahasiswa
dapat
mengumpulkan data atau informasi mengenai sekolah yang bersangkutan
yang nantinya data atau informasi tersebut diperlukan sebagai acuan dalam menyusun program kerja yang diajukan dalam bentuk proposal PPL. Proposal tersebut harus mendapat persetujuan dari DPL PPL dan pihak sekolah itu sendiri, kemudian proposal dikumpulkan ke UPPL. Observasi pertama diawali dengan penyerahan mahasiswa PPL dari dosen pembimbing kepada pihak sekolah. Selanjutnya mahasiswa diberi waktu selama 1 minggu untuk melakukan observasi. Mahasiswa nantinya pada saat pelaksanaan PPL akan diawasi oleh koordinator PPL dari pihak sekolah. b. Observasi Pembelajaran di Kelas Observasi kelas merupakan pengamatan secara langsung pada saat pembelajaran di kelas. Pengamatan bertujuan dapat mengetahui karakter belajar siswa, dan keterampilan dasar yang dimiliki seorang guru. Di sini mahasiswa dapat belajar dengan cara mengamati dan mengevaluasi cara mengajar guru. Observasi juga dilakukan pada proses pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh guru di SMK Negeri 4 Klaten. Hal ini nantinya akan terkait dengan program PPL yang akan dilakukan mahasiswa. Observasi dilakukan mahasiswa untuk mencari tahu bagaimana situasi dan kondisi pelaksanaan pembelajaran di kelas oleh guru, dan bagaimana murid melaksanakan KBM. Observasi tidak langsung pada guru pembimbing masing – masing karena pihak program keahlian akuntansi belum menentukan guru pembimbing untuk mahasiswa jurusan Akuntansi. Observasi diawali dengan menemui guru Ibu Maria Susana S. Pd. yang nantinya akan membimbing dan melakukan evaluasi terhadap mahasiswa. Selanjutnya observasi dilanjutkan dengan mengikuti KBM yang dilakukan oleh guru tersebut selama 135 menit atau 2,5 jam pelajaran. Observasi pembelajaran kelas dilakasanakan pada tanggal 10 Maret 2014. Aspek-aspek yang diamati antara lain membuka pelajaran, menarik perhatian siswa, penguasaan materi, metode mengaktifkan siswa, metode memotivasi
siswa,
metode
pembelajaran,
teknik
bertanya,
cara
memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi, penggunaan media, bahasa dan suara, penampilan, penggunaan waktu dan menutup pelajaran. Dari hasil observasi yang dilakukan ini mahasiswa mendapatkan gambaran
utuh
tentang
pelaksanaan
proses
pembelajaran
yang
berlangsung di kelas.
B. PRAKTIK MENGAJAR 1. Persiapan Mengajar Sebelum praktikan melaksanakan praktik mengajar di kelas, terlebih dahulu praktikan membuat persiapan mengajar dengan materi seperti yang telah ditentukan oleh guru pembimbing. Praktikan mengajar berpedoman pada silabus dan RPP yang telah disusun sebelumnya dan telah disesuaikan dengan kurikulum 2013 yang telah dimiliki oleh pihak sekolah. Persiapan perlu dilakukan praktikan sebelum mengajar agar proses pembelajaran berjalan lancar, sistematis, dan terkonsep, tidak asal-asalan sehingga tujuan pembelajaran nantinya dapat tercapai. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam proses persiapan adalah : a. Menyiapkan satuan acara pembelajaran, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). b. Menyiapkan rencana program semester. c. Menyiapkan perhitungan minggu efektif. d. Menyiapkan dan mempelajari materi pelajaran yang akan diberikan. e. Menyiapkan presensi dan daftar nilai siswa. f. Menentukan metode yang tepat untuk bahan yang akan diajarkan. g. Mempersiapkan media yang sesuai. h. Menyiapkan soal untuk evaluasi. 2. Pelaksanaan Praktik Mengajar Praktik mengajar merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan program PPL. Mahasiswa mempraktikan keterampilan mengajar yang selama ini telah mereka pelajari di bangku perkuliahan terhadap peserta didik di sekolah yang menjadi tempat praktik yaitu di SMK Negeri 4 Klaten.
Dalam PPL ini praktikan mengampu mata pelajaran kompetensi kejuruan untuk kelas XI AK 1, XI AK 2, dan XI AK 3 SMK Negeri 4 Klaten. a. Pelaksanaan Praktik Pembelajaran Pertemuan
Hari /
ke-
Tanggal
1
Jam
Kelas
Presensi
13
XI AK 1
35 Siswa
1 -3
Agustus
XI AK 2
32 Siswa
4 – 5 b. Prosedur pembentukan dana
2014 2
14
Materi
ke-
a. Pengertian dana kas kecil
kas kecil. XI AK 2
4-6
Dana Kas Kecil Metode Dana
Agustus
Tetap
2014
a. Pencatatan
pembentukan
dana kas kecil b. Pencatatan
pengeluaran
dana kas kecil c. Pencatatan
Pengisian
kembali dana kas kecil 3
18
XI AK 1
3-5
Dana Kas Kecil Metode Dana
Agustus
Tetap
2014
a. Pencatatan
pembentukan
dana kas kecil b. Pencatatan
pengeluaran
dana kas kecil c. Pencatatan
Pengisian
kembali dana kas kecil 4
20
XI AK 1
1-3
Dana
Kas
Agustus
Fluktuasi
2014
a. Pencatatan
kecil
Metode
pembentukan
dana kas kecil b. Pencatatan
pengeluaran
dana kas kecil c. Pencatatan
Pengisian
kembali dana kas kecil
Pertemuan
Hari /
ke-
Tanggal
Kelas XI AK 2
Presensi
Jam
Materi
ke4-5
Dana
Kas
kecil
Metode
Fluktuasi a. Pencatatan
pembentukan
dana kas kecil b. Pencatatan
pengeluaran
dana kas kecil c. Pencatatan
Pengisian
kembali dana kas kecil 5
21
AK 2
1 – 4 Dana
Kas
Agustus
Fluktuasi
2014
a. Pencatatan
kecil
Metode
pembentukan
dana kas kecil b. Pencatatan
pengeluaran
dana kas kecil c. Pencatatan
Pengisian
kembali dana kas kecil 6
23
XI AK 3
1 – 6 a. Pengenalan
Silabus
Agustus
Penilaian
2014
kurikulum 2013
dan
menurut
b. Pengertian dana kas kecil c. Prosedur pembentukan dana kas kecil. d. Dana Kas Kecil Metode Dana Tetap 1) Pencatatan pembetukan dana kas kecil 2) Pencatatan pengeluaran dana kas kecil 3) Pencatatan
pengisian
kembali dana kas kecil
Pertemuan
Hari /
ke-
Tanggal
7
25
Kelas XI AK 1
Presensi
Jam
Materi
ke3 – 5 Dana
Kas
Agustus
Fluktuasi
2014
a. Pencatatan
kecil
Metode
pembentukan
dana kas kecil b. Pencatatan
pengeluaran
dana kas kecil c. Pencatatan
Pengisian
kembali dana kas kecil 8
27
XI AK 1
1–3
Agustus
a. Pemeriksaan fisik dana kas kecil
2014
b. Pembuatan
berita
acara
pemeriksaan fisik dana kas kecil c. Mutasi dana kas kecil 9
28
XI AK 2
3-4
Agustus
a. Pemeriksaan fisik dana kas kecil
2014
b. Pembuatan pemeriksaan
berita
acara
fisik
dana
10kas kecil c. Mutasi dana kas kecil 10
29
XI AK 2
4-5
Agustus
a. Pemeriksaan fisik dana kas kecil
2014
b. Pembuatan
berita
acara
pemeriksaan fisik dana kas kecil c. Mutasi dana kas kecil 11
30
XI AK 3
1-4
Dana
Kas
Agustus
Fluktuasi
2014
a. Pencatatan
kecil
dana kas kecil
Metode
pembentukan
Pertemuan
Hari /
ke-
Tanggal
Kelas
Presensi
Jam
Materi
ke-
b. Pencatatan
pengeluaran
dana kas kecil c. Pencatatan
Pengisian
kembali dana kas kecil 12
1
XI AK 1
3–5
September
a. Pemeriksaan fisik dana kas kecil
2014
b. Pembuatan
berita
acara
pemeriksaan fisik dana kas kecil c. Mutasi dana kas kecil 13
3
XI AK 1
1 – 3 Ulangan harian dana kas kecil
September
XI AK 2
4-5
2014
a. Pemeriksaan fisik dana kas kecil b. Pembuatan
berita
acara
pemeriksaan fisik dana kas kecil c. Mutasi dana kas kecil XI AK 3
Dana
Kas
kecil
Metode
Fluktuasi a. Pencatatan
pembentukan
dana kas kecil b. Pencatatan
pengeluaran
dana kas kecil 14
4
XI AK 2
3 – 4 Ulangan harian dana kas kecil
XI AK 2
4-5
September 2014 15
5 September
Evaluasi
dan
pengayaan
mengenai dana kas kecil
2014 17
6
XI AK 3
1-4
a. Pencatatan
pengisian
Pertemuan
Hari /
ke-
Tanggal
Kelas
Presensi
Jam
Materi
ke-
September
kembali
dana
2014
metode fluktuasi
kas
kecil
b. Pemeriksaan fisik dana kas kecil c. Pembuatan
berita
acara
pemeriksaan fisik dana kas kecil 18
8
XI AK 1
3-5
September
Evaluasi
dan
pengayaan
mengenai dana kas kecil
2014 19
10
XI AK 3
7–8
September
a. Pemeriksaan fisik dana kas kecil
2014
b. Pembuatan
berita
acara
pemeriksaan fisik dana kas kecil c. Mutasi dana kas kecil 20
13
XI AK 3
September 2014
b. Praktik Pembelajaran Insidental
1-4
Ulangan harian dana kas kecil dan evaluasi mengenai ulangan
Pertemuan
Hari /
ke-
Tanggal
1
29
Kelas
Presensi
X AK 3
34 Siswa
Jam
Materi
ke1–3
Agustus
a. Memperkenalkan Spreadsheet
2014
b. Prektikum dengan Excel (rumus SUM, IF, AVERAGE< MAX dan MIN)
2
12
X AK 3
34 Siswa
1 – 3 Praktik mengoprasikan Excel
September
(rumus SUMIF)
20 18 3
XI AK 2
33 Siswa
September 2014
3- 4
a. Proses penyusunan rekonsiliasi bank b. Metode rekonsiliasi bank
Sementara itu, setiap mahasiswa diwajibkan mengajar dengan minimal 8 RPP yang terbagi menjadi latihan mengajar terbimbing dan mandiri. Latihan mengajar terbimbing adalah latihan mengajar yang dilakukan praktikan di bawah bimbingan guru pembimbing yaitu Bapak Rochmad Budiharjo, S. Pd., sedangkan latihan mengajar mandiri adalah latihan mengajar yang dilakukan praktikan di kelas secara mandiri layaknya seorang guru bidang studi. Beberapa yang berkaitan dengan praktik mengajar adalah : a. Mengadakan persiapan mengajar termasuk penyusunan perangkat pembelajaran. b. Memilih dan menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelas yang tidak terlepas dari bimbingan guru pembimbing. c. Mengevaluasi proses belajar mengajar.
3. Evaluasi dan Bimbingan
Guru pembimbing sangat berperan bagi praktikan, karena sebagai mahasiswa yang sedang berlatih mengajar tentu banyak sekali kekurangan dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, umpan balik dari guru pembimbing sangat diperlukan oleh praktikan. Guru pembimbing di sini adalah guru produktif Akuntansi yang diamanahi sebagai pembimbing praktikan.
C. ANALISIS HASIL PELAKSANAAN DAN REFLEKSI 1. Analisis Hasil Pelaksanaan Praktik pembelajaran yang dilaksanakan Alhamdulillah berjalan dengan lancar. Meskipun masih banyak kekurangan namun mahasiswa telah berupaya semaksimal mungkin. Dari hasil pembelajaran yang diukur dengan ulangan harian masih terdapat siswa yang belum lulus KKM, yaitu untuk kelas XI AK 1 sebanyak 3 orang, XI AK 2 sebanyak 4 siswa, dan XI AK 3 sebanyak 1 orang siswa. Selama pelaksanaan kegiatan pasti ada hambatan yang muncul yang sedikit menghambat jalannya pelaksanaan program, antara lain : a. Minat, bakat, dan tingkat kecerdasan, serta karakter siswa tidak sama satu sama lainnya. Ini membuat praktikan sedikit kesulitan dalam memberikan materi karena siswa ada yang sudah mampu memahami materi tetapi ada juga yang belum. b. Kebanyakan siswa masih pasif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa malas untuk aktif bertanya dan mengerjakan soal sehingga mempersulit praktikan dalam melakukan penyampaian materi. c. Adanya perubahan kurikulum sehingga silabus juga ikut berubah yang membuat siswa sedikit kebingungan dalam mengikuti. d. LCD pada ruang kelas XI AK 2 dan XI AK 3 mengalami kerusakan sehingga pembelajaran kurang efektif pada saat memberikan penjelasan Power Point tidak dapat di tampilkan. e. Siswa masih malas untuk membaca, sehingga pada saat pembelajaran di mulai siswa masih menunggu penjelasan dari guru. Dalam hal ini
kurikulum 2013 belum dapat berjalan secara efktif, dan masih sedikit mengikuti kurikulum KTSP. f. Toleransi siswa terhadap siswa yang lain masih rendah, yang mana ditunjukkan pada saat siswa maju kedepan kelas dan mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa yang lain mengobrol dengan teman disampingnya. Untuk mengatasi adanya beberapa hambatan di atas, maka diperlukan solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, yaitu antara lain : a. Melakukan monitoring terhadap peningkatan belajar siswa sekaligus memberikan bimbingan secara intensif, dan berusaha lebih mengenal kemampuan dan karakteristik siswa. b. Praktikan menyediakan waktu di luar jam pelajaran bagi siswa yang ingin belajar lebih lanjut tentang materi Dana Kas Kecil, karena jika menggunakan jam pelajaran yang bersangkutan waktunya terbatas. c. Untuk memicu keaktifan siswa, praktikan memberikan reward berupa nilai tambahan bagi siswa yang mau mengerjakan soal di papan tulis dan melakukan pembelajaran yang lebih santai pada siswa agar mereka tidak takut untuk bertanya. Dengan demikian siswa akan menjadi aktif selama proses pembelajaran berlangsung. d. Karena siswa belum memiliki dasar ilmu untuk mempelajarai materi dana kas kecil, maka praktikan dalam menyampaikan materi sangat pelan dan sedikit demi sedikit agar siswa paham. Siswa benar-benar dituntun dalam mengerjakan soal dan sedikit dijelaskan tentang dana kas kecil agar siswa memiliki gambaran. e. Memberi tugas kepada siswa untuk meresum materi yang akan disampaikan, sehingga mereka akan terpacu untuk belajar dan membaca, sehingga ketika siswa berada di kelas dan siap untuk belajar, para siswa juga memiliki pertanyaan tentang materi yang dianggap sulit. f. Praktikan memberikan handout Power Point, sehingga siswa tetap dapat memperhatikan apa yang disampaikan oleh pratikan.
g. Pratikan
memberikan
punishment
kepada
siswa
yang
tidak
memperhatikan atau mengobrol dengan teman disebelahnya. Hukuman yang diberikan adalah maju ke depan untuk menjelaskan materi atau materi yang disampaikan oleh yang sedang melakukan presentasi.
2. REFLEKSI Praktikan selama praktik mengajar di SMK Negeri 4 Klaten selama 2,5 bulan mendapatkan banyak ilmu, yaitu antara lain bahwa seorang guru dituntut untuk lebih memahami setiap siswanya dengan berbagai sifat dan perilakunya yang kadang mengganggu, dapat kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode dan media pembelajaran serta pandai memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Guru harus berperan sebagai mediator bagi siswa dalam menemukan konsepnya sendiri, dan yang tidak kalah pentingnya siswa diajak untuk mengenal lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran sehingga siswa dapat belajar pula dari gejala atau fenomena alam. Sementara itu, dalam pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan, guru pembimbing mata pelajaran Akuntansi memberikan bimbingan secara langsung kepada praktikan, baik sebelum pengajaran berlangsung maupun setelah pelaksanaan pengajaran. Guru pembimbing akan memberikan umpan balik yang berkaitan dengan teknis mengajar yang dilakukan praktikan di depan kelas sehingga apabila ada kekurangan dalam menyampaikan
materi maupun
yang lain dalam proses
pembelajaran, guru pembimbing akan memberikan tanggapan kepada praktikan. Hal ini dimaksudkan agar praktikan dapat melakukan pengajaran yang lebih baik.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN Program Praktik Pengalaman Lapangan dengan beban belajar 3 SKS bagi mahasiswa bebertujuan untuk memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa, khususnya bagi mahasiswa kependidikan yang memiliki bakat ketrampilannya seperti halnya, dalam hal mengajar maupun praktik persekolahan. Mengingat besarnya beban SKS yang harus ditempuh oleh mahasiwa, maka diperlukan suatu persiapan khusus agar pelaksanaan PPL bisa berjalan dengan baik dan hasil yang dicapai bisa maksimal. Persiapan ini dilakukan selama kurang lebih satu semester dan dilaksanakan selama perkuliahan
berlangsung.
Persiapan
ini
meliputi
pengajaran
mikro,
pembekalan PPL, dan observasi yang terdiri atas observasi lingkungan sekolah dan observasi pembelajaran kelas. Praktik mengajar merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan program PPL. Mahasiswa mempraktikan keterampilan mengajar yang selama ini telah mereka pelajari di bangku perkuliahan terhadap peserta didik di sekolah yang menjadi tempat praktik yaitu di SMK Negeri 4 Klaten. Dalam PPL ini praktikan mengampu mata pelajaran kompetensi kejuruan Akuntansi untuk kelas XI AK 1, XI AK 2, dan XI AK 3 SMK Negeri 4 Klaten dengan materi materi yang diajarkan adalah memahami dana kas kecil dan mencatat pembentukan, pengeluaran dan pengisian kembali dana kas kecil. Frekuensi tatap muka di tiap kelas dalam satu minggu adalah 6 jam pelajaran, sehingga dalam satu minggu ada 13,5 jam tatap muka. Praktik pembelajaran yang dilaksanakan Alhamdulillah berjalan dengan lancar. Meskipun masih banyak kekurangan namun mahasiswa telah berupaya semaksimal mungkin. Dari hasil pembelajaran yang diukur dengan ulangan harian masih terdapat siswa yang belum lulus KKM, yaitu untuk kelas XI AK 1 sebanyak 3 orang, XI AK 2 sebanyak 4 siswa, dan XI AK 3 sebanyak 1 orang siswa. Selama praktik mengajar di SMK Negeri 4 Klaten selama 2,5 bulan mahasiswa mendapatkan banyak ilmu, yaitu antara lain bahwa seorang
guru dituntut untuk lebih memahami setiap siswanya dengan berbagai sifat dan perilakunya yang kadang mengganggu, dapat kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode dan media pembelajaran serta pandai memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya
B. MANFAAT Mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam mengajar. Selain itu mahasiswa mendapat pengalaman secara langsung untuk dalam mengajar mulai dari melakukan perencanaan (pembuatan RPP, penyiapan
materi
pembelajaran,
metode
pembelajaran,
dan
media
pembelajaran), melaksanakan pembelajaran, dan melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran.
C. SARAN 1. Pihak Sekolah a. Perhatian dan kerjasama mahasiswa PPL hendaknya lebih ditingkatkan lagi sehingga terjadi kesatuan arah dalam pelaksanaan kegiatan PPL. b. Sekolah seharusnya segera memperbaiki LCD yang rusak pada ruang teori karena LCD menjadi media pembelajaran yang penting pada kurikulum 2013. Sehingga guru tidak harus terus menerangkan, dan siswa pun bersemangat untuk belajar. c. Perbaikan terhadap komputer yang rusak pada Laboratorium Komputer Akuntansi agar setiap siswa dapat mengoperasikan komputer. d. Sekolah sebaiknya perlunya peningkatan kedisiplinan dan ketertiban terutama bagi siswa-siswi karena masih banyak siswa yang tidak mematuhi tata tertib sekolah e. Pihak Sekolah hendaknya mengerti secara mendalam akan peran dan kedudukan dari mahasiswa PPL sehingga akan menempatkan mahasiswa PPL pada tugas dan kewajiban yang sesuai. 2. Pihak LPPMP
a. Memperbaharui website LPPMP setiap kali terdapat perubahan jadwal sehingga mahasiswa PPL tidak bingung b. Pelaksanaan pembekalan hendaknya disampaikan jauh-jauh hari sehingga mahasiswa bisa lebih matang dalam persiapan untuk pelaksanaan PPL c. Dapat mengadakan suatu pengawasan baik langsung maupun tidak langsung.
3. Pihak Universitas Negeri Yogyakarta a. Kerjasama yang baik antara Universitas Negeri Yogyakarta dan SMK Negeri 4 Klaten kiranya dapat ditingkatkan lagi, antara lain dengan menyesuaikan jumlah mahasiswa praktik dan beragamnya jurusan asal mahasiswa praktik dengan kondisi sekolah. b. Universitas hendaknya lebih mensosialisasikan lagi kegiatan KKNPPL agar mahasiswa dapat mempersiapkan lebih dini lagi dan tidak mengalami banyak kesulitan dalam pelaksanaannya.
4. Mahasiswa Pelaksana PPL a. Koordinasi, kerjasama, toleransi, dan kekompakan baik antar anggota kelompok, dengan pihak sekolah, maupun pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan PPL sangat diperlukan agar program kerja dapat terlaksana dengan baik. b. Mempersiapkan diri, baik secara batiniah maupun lahiriah agar pelaksanaan PPL dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan semua pihak. c. Hendaklah selalu menjaga nama baik UNY dengan tidak melakukan tindakan-tindakan yang melanggar norma-norma di lokasi PPL dan sekitarnya. d. Mahasiswa hendaknya mampu menempatkan diri dan beradaptasi dengan lingkungan dimana mahasiswa ditempatkan.
e. Meskipun sudah selesai melaksanakan kegiatan PPL hendaknya mahasiswa selalu bisa menjalin hubungan silaturahmi dengan pihak sekolah.