BAB I PENDAHULUAN A.
Analisis Situasi Sebelum SDN I Gudangkahuripan berdiri, tempat yang sekarang dijadikan
bangungan sekolah awalnya merupakan sebuah pabrik kopi peninggalan belanda yang sudah tidak terpakai kemudian dijadikan gudang, Selanjutnya oleh masyarakat dijadikan sarana belajar anak-anak. Atas permintaan tokoh masyarakat dan tingginya minat anak-anak untuk belajar menggugah hati pejabat PT.P.Gula Cirebon untuk menyumbangkan sebidang tanah yang berukuran 1600 m2 untuk didirikan sebuah sekolah dan dana pembangunan SDN 1 Gudangkahuripan berasal dari bantuan pemerintah, PT Otto Farmasi dan tokoh masyarakat setempat. SDN 1 Gudang kahuripan resmi berdiri pada tahun 1965, yang awal mula bangunannya hanya terbuat dari bilik bambu yang terdiri empat ruangan (tiga ruang belajar dan satu ruang guru), kemudian seiring waktu berjalan banggunannya pun terus diperbaharui hingga menjadi sebuah bangunan permanen yang terdiri dari delapan ruangan, enam ruang belajar, satu ruang guru, dan satu ruang UKS, dari delapan ruangan tersebut dua diantarannya merupakan hasil sumbangan dari pemerintah. Dari tahun ke tahun jumlah calon siswa SDN 1 Gudangkahuripan semakin meningkat melebihi kuota penerimaan siswa baru dan hal ini mengakibatkan turunnya surat keputusan dari dinas pendidikan untuk memekarkan sekolah menjadi dua (SDN 1 Gudangkahuripandan SDN II Gudangkahuripan), tidak hanya gedung sekolah yang dibagi dua tapi seluruh sarana prasarana, tenaga mengajar dan seluruh perangkat lainnyapun dibagi dua. Karena pemekaran tersebut SDN 1 Gudangkahuripan hanya memiliki lima ruangan (satu ruang guru dan kepala sekolah,tiga ruang belajar, dan satu ruang UKS). Keadaan tersebut tidak berubah hingga saat ini. Minimnya sarana prasarana SDN 1 Gudangkahuripan mendorong para guru dan kepala sekolah untuk menemukan cara agar tetap menjalankan proses balajar mengajar tanpa mengurangi standar belajar. Sampai saat ini kepala sekolah berharap dapat menambah ruangan kelas, namun untuk merealisasikannya masih terbentur biaya. Kepala sekolah masih mengusahakan
1
dalam bentuk pengajuan proposal untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah. Sebagai solusi sementara dari permasalahan tersebut, pihak sekolah membagi dua waktu belajar (kelas pagi dan siang). Apabila kelas I, kelas III, kelas V masuk pagi maka kelas II, kelas IV, kelas VI masuk siang. Dengan kondisi tersebut amatlah sulit untuk menciptakan suasana belajar kondusif yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa hingga tingkat nasional, namun para tenaga pengajar SDN 1 Gudangkahuripan tidaklah putus semangat dalam membina murid-murid untuk terus berprestasi dalam bidang akademik maupun nonakademik, dengan mengikutsertakan siswa SDN 1 Gudangkahuripan. dalam lombalomba ditingkat kecamatan dan kabupaten, dan ditingkat kecamatan siswa SDN 1 Gudangkahuripan sering menjadi juara namun langkah mereka terhenti di tingkat kabupaten.
Sarana Pendidikan Terdiri dari :
3 Ruang belajar
1 Ruang Kepala Sekolah
1 Ruang UKS
1 Ruang gudang
2 Ruang toilet guru
2 Ruang toilet siswa
2
Keadaan guru dan pegawai tahun 2008 / 2009 No 1. 2. 3 4. 5 6 7 8
Nama Guru/NIP
Pendidikan
Sukaesih, S.Pd. NIP : 480049123 Imas Faridah, S.Pd. NIP : 130724934 Rodiah, A.Ma. NIP : 131017478 Herdyresna, A.Ma. NIP : 131163738 Muzdalifah, S.Pd. NIP : 131368389 Neti Hernawati, A.Ma. NIP : 131674774 Arsilah, S.Pd. NIP : 132027070 Dwi Handayani, S.Pd. NIP : 132077477
Jabatan
Pangkat
Status
S1
Kepala Sekolah
Pembina TK I
PNS
S1
Guru kelas
Pembina
PNS
D2
Guru kelas
Pembina
PNS
D2
Guru kelas
Pembina
PNS
S1
Guru PAI
Pembina
PNS
D2
Guru kelas
S1
Guru kelas
S1
Guru kelas
9
Siti Ratnaningrum, S.Pd.
S1
10
Sri Sudarwati
SPG
11
Hadiyat Akriawan
SPG
Guru B. Inggris Guru pramuka Guru olah raga
Penata TK I Penata TK I Penata
PNS PNS PNS
-
Honorer
-
Honorer
-
Honorer
Keadaan Murid Tahun 2009/ 2010 NO
KELAS
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
1. 2 3. 4. 5. 6.
I II III IV V VI
23 15 16 17 16 29
15 24 27 18 19 15
38 38 43 35 35 44
JUMLAH
116
118
234
Kegiatan Ekstra Kurikuler Kegiatan ekstra kurikuler yang rutin di laksanakan di sekolah Tahun 2008/ 2009 : NO
KEGIATAN
WAKTU
PEMBINA
1. 2. 3.
Pramuka Angklung Sepak bola
1 kali / minggu 1 kali / bulan 2 kali / minggu
Sri Sudarwati Hadiyat Akriawan
3
Kondisi Komite Sekolah Komite sekolah sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Dan komite sekolah SDN 1 Gudangkahuripan diketuai oleh Drs.H.Subur S, dengan wakil ketua Drs.Tatang Kurnia. Anggota komite sekolah sangat mengerti arti penting peran dan fungsi komite sekolah, namun keberadaan komite sekolah tidak terasa oleh kepala sekolah, tenaga pendidik, bahkan peserta didik SDN 1 Gudangkahuripan.
B. Permasalahan Pada dasarnya Managemen Berbasis Sekolah / MBS memiliki empat komponen pokok yang harus dimiliki lembaga kependidikan (sekolah) yaitu Kepemimpinan Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Rencana Kerja Sekolah, dan Sistem Data Base Sekolah. Dalam melaksanakan KKN MBS yang bertempat di SDN
1
Gudangkahuripan
penulis
menemukan
beberapa
permasalahan
diantaranya: a. Kepemimpinan Kepala Sekolah Modal kepala sekolah yang utama adalah perlunya kepala sekolah memiliki pengetahuan kepemimpinan baik perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan suatu program sekolah dan pendidikan secara luas. Selain itu kepala sekolah harus menunjukkan sikap kepedulian, semangat bekerja, disiplin tinggi, keteladanan dan hubungan manusiawi dalam rangka perwujudan iklim kerja yang sejuk dan kondusif. Maka dari itu masalah yang akan diangkat dalam penelitian KKN ini adalah bagaimana kemampuan kepemimpinan Kepala Sekolah SDN 1 Gudang kahuripan
dalam
menerapkan
fungsinya
sebagai
educator,
manajerial,
administator, supervisor, leader, inovation, motivator dan enterpreneuer dalam konsep EMASLIME?.
4
b. Komite Sekolah Komite Sekolah SDN Gudang Kahuripan I diketuai oleh Drs.H.Subur S, dengan wakil ketua Drs.Tatang Kurnia. Anggota komite sekolah sangat mengerti arti penting peran dan fungsi komite sekolah. Namun banyak dari pihak komite itu sendiri tidak mengaplikasikannya dalam kesehariaannya di sekolah. Sehingga peran dan fungsi tersebut banyak yang tidak terlaksana, seperti tidak melakukan monitoring terhadap output pendidikan di sekolah (angka mengulang sekolah, angka bertahan sekolah, dan angka partisipasi sekolah). Padahal ini penting sekali dalam rangka memajukan sekolah terutama dalam penilaian sekolah dengan akreditasi. Padahal komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Dari paparan tesebut tim peneliti KS KKN MBS SDN 1 Gudangkahuripan ingin menggali
lebih
jauh
bagaiamana
kinerja
Komite
Sekolah
SDN
1
Gudangkahuripan danlam menjalankan fungsinya. c.
Rencana Kerja Sekolah Rencana Kerja Sekolah (RKS) terdiri dari 2 jenis yaitu meliputi Rencana Kerja Sekolah jangka pendek (1 tahun) dan Rencana Kerja Sekolah jangka panjang (4 tahun). Rencana Kerja Sekolah SDN I Gudangkahuripan disusun oleh para pemangku kepentingan pendidikan berdasarkan pada kondisi nyata sekolah yang digambarkan dalam profil sekolah. Tim peneliti RKS SDN 1 Gudangkahuripan hendak mencari tahu apakah SDN 1 Gudangkahuripan telah memiliki RKS yang sesuai dengan standar isi yang memuat tujuh program yaitu Kesiswaan, Kurikulum, Pendidik dan Tenaga Kepoendidikan, Sarana dan Prasarana, Keuangan, Peran Serta Masyarakat dan Kemitraan dan Budaya ? d. Sistem Data Base Sekolah Sekolah yang baik dan berkualitas adalah sekolah yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemanajemenan sekolah tersebut.
5
oleh karena itu, diharapkan warga sekolah mampu menggunakan teknologi komputer, setidaknya dalam mengentri data. Sistem Database Sekolah adalah salah satu program pengentrian data yang dikhususkan untuk penyajian data sekolah. Tim peneliti SDS SDN 1 GudangKahuripan hendak mengetahui bagaimana cara sekolah hendak menyajikan data dan ingin mengetahui kemampuan warga sekolah terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi. C. Tujuan Tujuan kuliah kerja nyata kami antara lain :
Membantu kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kepemimpinannya dan dapat menerapkan fungsinya sebagai EMASLIME
mengaktifkan kembali peran serta fungsi komite sekolah di SDN Gudang Kahuripan I.
Membantu sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah terutama dalam peningkatan pelayanan dan manajmen sekolah
Membantu sekolah dalam membuat Rencana Kerja Sekolah
Membantu sekolah dalam membuat database sekolah
D. Target Target yang ingin kami capai dalam kuliah kerja nyata ini adalah :
Peningkatan mutu kepemimpinan kepala sekolah yang menjalankan funsinya sebagai EMASLIME
Berjalannya fungsi komite sekolah hingga dapat membantu proses pengembangan mutu sekolah
Sekolah mempunyai database yang terintegrasi dan komplit
Peningkatan mutu manajemen sekolah yang tertib dan membudayakan tertib administrasi.
Terbentuknya Rencana Kerja Sekolah
E. Lokasi Tempat
peneliti
melaksanakan
KKN
MBS
adalah
di
SDN
1
Gudangkahuripan, yang terletak di Jalan Raya Lembang No. 14 Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
6
BAB II PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN HASIL PROGRAM MBS A. Perencanaan Program KKN MBS 1. Rencana Program yang akan dilaksanakan a. Rencana Program Peningkatan Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam mengelola sekolah, kepala sekolah memiliki peran yang sangat besar. Kepala Sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan menuju sekolah dan pendidikan secara luas. Sebagai pengelola institusi satuan pendidikan, kepala sekolah dituntut untuk selalu meningkatkan efektifitas kinerjanya. Untuk mencapai mutu sekolah yang efektif, kepala sekolah dan seluruh stakeholders harus bahu membahu kerjasama dengan penuh kekompakan dalam segala hal. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dapat dilihat berdasarkan kriteria,
mampu
memberdayakan
guru
untuk
melaksanakan
proses
pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif. Kepala Sekolah dapat menjelaskan tugas dan pekerjaannya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, mampu membangun hubungan yang harmonis dengan guru, masyarakat dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah. Dan Kepala sekolah yang baik adalah kepala sekolah yang dapat berfungsi sebagai Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Innovator, Motivator, dan Enterpreneur (EMASLIME). Dengan
melakukan
analisis
sebelumnya
tentang
bagaimana
kepemimpinan Ibu Sukaesih selaku kepala sekolah SDN 1 Gudangkahuripan dengan cara menyebarkan kuisioner tertutup, wawancara dengan staff pengajar, dan dengan kepala sekolah itu sendiri, fokus dari program KKN MBS SDN 1 gudangkahuripan adalah meningkatkan kualitas kepemimpinan kepala sekolah sesuai dengan fungsinya sebagai EMASLIME.
7
b. Rencana Program Pemberdayaan Komite Sekolah Komite sekolah merupakan lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah. Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hirarkis. Komite sekolah/madrasah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Adapun yang menjadi fokus rencana program pemberdayaan komite sekolah yaitu mengaktifkan kembali peran serta fungsi komite sekolah di SDN Gudang Kahuripan I. c. Rencana Program Pembuatan RKS Rencana Kerja Sekolah (RKS) merupakan rencana kerja yang meliputi rencana jangka pendek pengembangan sekolah (berjangka 1 tahun) dan rencana jangka panjang pengembangan sekolah (berjangka 4 tahun). Dalam dokumen RKS termuat tujuan yang ingin dicapai selama periode empat tahun, selain itu dalam RKS juga termuat program-program yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Melalui RKS ini diharapkan agar dana yang tersedia dapat dibelanjakan secara bijaksana dan terprogram Dengan adanya RKS maka sekolah dapat mengetahui secara rinci tindakan –tindakan yang harus dilakukan agar tujuan, kewajiban,dan sasaran pengembangan sekolah/madrasah dapat dicapai. Disamping Rencana Kerja Sekolah, sekolahpun harus memiliki Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) yang merupakan daftar kegiatan, rencana anggaran, sumber anggaran dan rencana pembelanjaan yang akan
8
dicapai oleh sekolah yang bersangkutan untuk menjalankan program – program pada tahun yang berlaku. RKAS ini disusun berdasarkan program – program yang direncanakan oleh sekolah, bukan berdasarkan anggaran yang tersedia. Berdasarkan RKAS tersebut, maka sekolah dapat menjamin kecukupan anggaran yang diperlukan untuk menjalankan program – programnya. Dalam penyusunan RKS hendaknya melibatkan semua pemangku kepentingan pendidikan yang meliputi kepala sekolah, guru dan komite sekolah supaya program yang terbentuk dapat mencapai semua tujuan pemangku kepentingan pendidikan. Setelah itu, RKS harus dikaji bersama untuk
diperbaiki
memerhatikan disyahkan
kemudian
pertimbangan
oleh
Dinas
disetujui dari
oleh
komite
Pendidikan
Dewan sekolah.
Kabupaten
Pendidik
setelah
Selanjutnya, untuk
RKS
selanjutnya
disosialisasikan. Adapun yang menjadi fokus rencana program RKS yaitu pembuatan RKS dan RKAS jangka pendek dan jangka panjang di SDN 1 Gudang Kahuripan d. Rencana Program Pengenalan SDS Di era globalisasi yang semakin berkembang pesat saat ini, bangsa Indonesia diharapkan mampu menghasilkan tingkat pendidikan yang berkualitas mengingat pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi penentuan kualitas suatu bangsa. Oleh karena itu, diperlukan penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang dapat diaplikasikan dalam pendidikan di Indonesia. Melalui teknologi komputer diharapkan mampu memberikan solusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Dalam hal ini, teknologi komputer yang dimaksud diwujudkan dalam bentuk Sistem Database Sekolah (SDS) yang akan membantu pengelolaan serta penyimpanan data sekolah dari tahun ke tahun, sehingga dapat diketahui perkembangan dari berbagai unsur yang tercantum dalam Rencana Kerja Sekolah, meliputi Kesiswaan, Kurikulum dan Pembelajaran, Pendidik, Sarana dan Prasarana, Budaya dan Lingkungan Sekolah, Peran Serta Masyarakat dan Kemitraan serta program jangka pendek dan jangka panjang sekolah.
9
Didalam program Sistem Database Sekolah itupun mempunyai fasilitas untuk cetak profil sekolah, cetak laporan sekolah, cetak lembar akreditasi, cetak lembar RKAS, import data dari versi lama program SDS ke versi terbaru,input transaksi keuangan serta laporan dana BOS. Adapun
rencana
tim
program
SDS
adalah
untuk
memberikan
pengenalan adanya Sistem Database dan pengarahan dalam penggunaan Sistem Database tersebut sehingga mudah diakses dan lebih menjamin transparansi tentang manajemen serta pengorganisasian sekolah.
B. Pelaksanaan Program a. Peningkatan Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah Setelah merancang perencanaan program yang akan dilaksnakan tim peneiliti KKS , adapun pelaksanaan program yang dilaksanakan tim KKS adalah sebagai berikut: 1) Pada tanggal 27 - 31 Juli 2009 tim peneliti KKS melakukan analisis keadaan kepemimpinan kepala sekolah melalui wawancara 2) Tanggal 3 – 15 Agustus menyebarkan kuisioner tertutup kepada tenaga pendidik (guru) SDN 1Gudangkahuripan dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan mengenai kepala sekolah. 3) Tanggal 17 – 22 Agustus tim peneliti KKS menganalisis hasil wawancara dan kuisioner yang telah disebarkan kemudian dibuat laporan hasil penelitian. 4) Tanggal 25 – 29 Agustus tim peneliti melakukan sosialisasi hasil penelitian kepada kepala sekolah guna peningkatan kualitas kepemimpinan kepala sekolah SDN 1 Gudangkahuripan b. Pemberdayaan Komite Sekolah Adapun pelaksanaan program pemberdayaan komite sekolah yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pada tanggal 27-31 Juli tim KS mencari informasi tentang kondisi komite sekolah di SDN I Gudangkahuripan. 2. Pada tanggal 3-8 Agustus tim KS mengadakan wawancara dengan pihakpihak terkait (kepala sekolah, ketua komite sekolah, guru-guru, dan orang
10
tua/wali murid) tentang arti penting peran dan fungsi komite sekolah di SDN Gudang Kahuripan. 3. Pada tanggal 3-11 Agustus selain mengadaaan wawancara dengan pihakpihak terkait, tim KS juga mencari data-data yang dibutuhkan untuk pembatan laporan, seperti susunan kepengurusan komite sekolah, AD/ART komite
sekolah,
rencana
kerja
komite
sekolah,
dan
laporan
pertanggungjawaban. 4. Pada tanggal 12-15 Agustus tim KS menyusun laporan yang berupa pengisian data ceklist dan deskripsi tentang kondisi komite sekolah di SDN I Gudangkahuripan. c. Pembentukan RKS Setelah menyusun rencana program RKS, tim RKS selanjutnya mengimplementasikan rencana tersebut untuk membentuk RKS. Berikut ini merupakan rincian kegiatan dalam melaksanaan pembentukan RKS yang meliputi RKS jangka pendek (tahunan) dan jangka panjang (empat tahun). 1. Tanggal
27
Juli
2009,
Tim
RKS
melakukan
penyuluhan
untuk
mengenalkan program RKS ke sekolah. 2. Tanggal 28-31 juli 2009, Tim RKS meminta data-data sekolah selama 3 tahun terakhir dari tahun ajaran 2006-2009, meliputi data yang memuat unsur kesiswaan, kurikulum, tenaga pendidik, keuangan,sarana dan prasarana, budaya dan lingkungan sekolah serta peran serta masyarakat dan kemitraan. 3. Tanggal 3-6 Agustus 2009, Tim RKS mengumpulkan dan mengolah datadata yang diperoleh dari sekolah. 4. Tanggal 10-12 Agustus 2009, Tim RKS menganalisis data untuk menyusun profil sekolah, harapan pemangku kepentingan sekolah dan tantangan pemangku kepentingan sekolah. 5. Tanggal 13 Agustus 2009, Tim RKS merumuskan dan menetukan program-program tertentu yang disesuaikan dengan kondisi nyata sekolah serta harapan pemangku kepentingan pendidikan yang disusun dalam tabel jadwal pelaksanaan program. 6. Tanggal 14-15 Agustus 2009, Tim RKS mengadakan pelatihan bagi guru dan kepala sekolah mengenai penyusunan dan pembentukan RKS.
11
7. Tanggal 18 Agustus 2009, Tim RKS membentuk RKS tahunan, RKS jangka panjang dan RKAS (Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah) dari hasil analisis data dan penentuan program. 8. Tanggal 19-20 Agustus 2009,Tim RKS bersama guru dan kepala sekolah mengkaji RKS yang telah disusun. 9. Tanggal 21 Agustus 2009, Tim RKS bersama dengan guru dan kepala sekolah mengadakan persetujuan terhadap RKS yang telah dibentuk. d. Pembuatan SDS Adapun pelaksanaan pengambilan data untuk Sistem Database adalah sebagai berikut : 1) Pada tanggal 27 - 31 Juli 2009 tim peneliti SDS bersama tim peneliti KKS mengambil dan menganalisis data melalui wawancara kepada Kepala Sekolah. 2) Tanggal 15 Agustus tim peneliti SDS mengambil data dari pengumpulan data tim peneliti KKS. 3) Tanggal 19 Agustus tim peneliti SDS bersama tim yang lain melakukan pengarahan dalam penggunaan Sistem Database Sekolah. 4) Tanggal 27 Agustus tim peneliti SDS memposting semua data yang telah dikumpulkan untuk diupload di internet, sehingga data SDN 1 Gudang Kahuripan bisa diakses melalui blog yang telah dibuat. e. Kegiatan lainnya Disamping kegiatan inti KKN MBS yang terfokus di SDN 1 GUdangkahuripan, tim KKN juga ikut serta dalam berbagai kegatan sosial dalam masyarakat yaitu: 1. Setiap hari Senin, Rabu, dan Sabtu kami melaksanakan kegiatan Rumah Belajar, dimana kami memfasilitasi anak-anak yang ingin belajar di luar jam sekolah, adapun kegiatan ini dimulai pada pukul 16.00 wib s.d. selesai. 2. Pada tanggal 09 Agustus 2009, Tim KKN membantu panitia pelaksanaan gerak
jalan
sebagai
tim
juri
Gudangkahuripan.
12
yang
diselanggarakan
oleh
Desa
3. Pada tanggal 16 Agustus 2009, kami membantu desa gudangkahuripan sebagai pendamping dalam acara karnaval yang diadakan oleh kecamatan lembang dan desa gudankahuripan meraih juara dua. 4. Pada tanggal 17 Agustus 2009, kami menjadi panitia pelaksanaan ringatan HUT RI yang diadakan disekolah dan ditempat kita tinggal 5. Pada tanggal 18 Agustus 2009, kami menghadiri acara yang diadakan oleh desa gudangkahuripan dalam menyambut bulan ramadhan C. Hasil a. Kepemimpinan Kepala Sekolah Profil Kepala Sekolah Biodata kepala sekolah SDN I Gudangkahuripan 1. Nama lengkap
: Sukaesih
2. NIP/ No.Karpeg
: 480049123/194912171970012001
3. TTL
: Bandung, 17 Desember1949
4. Jenis Kelamin
: Perempuan
5. Agama
: Islam
6. Gol./Ruang
: Pembina Tk.I/ IVB
7. Masa Kerja Seluruhnya
: 27 Tahun 6 Bulan
8. Tahun Pengangkatan
: 19 Juni 2007
9. Unit Kerja / Nama Sekolah
: SDN I Gudangkahuripam
-
Alamat
: Jln. Raya Lembang No.14 Kodepos 40391
10. Alamat Rumah
: Gudangkahuripam Rw./Rt. 02/01
11. Telp
: 022-2788618 Hp. 083829431203
12. Pendidikam Terahir
: S1
13. Pelatihan yang pernah diikuti : a. KBK
Tahun 2006
b. KTSP
Tahun 2007
c. PTK
Tahun 2008
d. PAUD
Tahun 2008
e. PRAMUKA
Tahun 2009
14. Riwayat Pekerjaan a. Pengankatn
: Kepala
Sekolah
Gudangkahuripan
13
Pertama
tahun
1991
di
SDN
III
b. Sk pengankatan Kepala Sekolah : No. 821.24/SK-553/99, Tanggal 16 Februari 1991 c. Jabatan
sebelum
menjadi
kepala
sekolah
:
Guru
SDN
I
Gudangkahuripan, mulai 01 Januari 1970 s.d. 01 Juli 1991 Kegiatan Kepala Sekolah 1) Kegiatan Harian No.
Kegiatan
Rutinitas Selalu
Jarang
Keterangan Tidak
(Kapan Dilakukan)
Pernah 1
Memeriksa daftar hadir guru,
√
Senin s.d. Sabtu
√
Senin dan Jum’at
√
Selasa dan Kamis
√
Senin, Rabu, dan Kamis
√
Insidental
√
Insidental
tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata usaha. 2
Mengatur kegiatan
dan 5K
memeriksa di
Sekolah
(Keamanan, Kebersihan,
Ketertiban,
Keindahan dan Kekeluargaan). 3
Memeriksa
program
satuan
pelajaran guru dan persiapan lainnya yang menunjang
proses
belajar
mengajar. 4
Menyelesaikan menerima
surat-surat, tamu
dan
menyelenggarakan pekerjaan Kantor lainnya. 5
Mengatasi hambatan-hambatan yang
timbul
dalam
proses
belajar mengajar. 6
Mengatsi kasus yang terjadi
14
pada hari itu. 2) Kegiatan Mingguan. No.
Kegiatan
Rutinitas Selalu
Jarang
Keterangan Tidak Pernah
(Kapan Dilakukan)
1
Upacara
bendera
pada
hari √
Senin . PHBN
Senin dan hari istimewa lainnya. 2
Memeriksa
dan √
Sabtu
dengan √
Senin
agenda
menyelesaikan surat-surat. 3
Mengadakan guru-guru
briefing pada
hari
Senin
(jika
diperlukan)
setelah upacara bendera √
Sabtu
menyediakan √
Sabtu
4
Memeriksa keuangan Sekolah.
5
Mengatur
perlengkapan lainnya. 3) Kegiatan Bulanan. No. Kegiatan
Rutinitas Selalu
Jarang
Keterangan Tidak Pernah
(Kapan Dilakukan)
1
Mengecek
penyelesaian
√
Setiap akhir bulan
kegiatan setoran Dana BOS, gaji pegawai, guru, laporan
bulanan,
rencana
keperluan perlengkapan Kantor /sekolah dan rencana belanja bulanan. 2
Melaksanakan
pemeriksaan
Tiap awal dan akhir
umum antara lain:
dan awal bulan √
Agenda kelas. Daftar
hadir
guru
dan
√
15
pegawai tata usaha. Kumpulan
bahan
evaluasi
√
berikut bahan analisisnya. Kumpulan program satuan
√
pelajaran. Diagram
pencapaian
√
kurikulum. serap
√
Buku catatan pelaksanaan
√
Diagram
daya
murid/siswa. harian. Memberikan
petunjuk
√
catatan kepada guru-guru tentang siswa yang perlu diperhatikan, perlu
kasus
diketahui
yang dalam
rangka kegiatan pembinaan siswa. √
Akhir bulan
jawaban
√
Akhir bulan
Evaluasi terhadap persediaan,
√
Sebelum
3
Penutupan buku.
4
Pertanggung keuangan.
5
penggunaan dan bahan praktek. 6
Kegiatan Semester
7
Menyelenggarakan
perbaikan
dan
sesudah kegiatan √
Akhir semester
√
Jika ada yang rsak
alat Sekolah, alat kantor,dan
dan segera diganti
alat praktek. 8
Mengecek pengisian buku induk
√
Akhir bulan
√
Kadang-kadang
siswa. 9
Lain-lain : 1 Rapat dinas Kepala Sekolah (MKKS)
sebulan dua sampai
16
tiga kali √
2. Kegiaan Ggus
Satu bulan sekali
Pandangan Kepala Sekolah terhadap MBS dan KTSP Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Kepala SDN I Gudangkahuripan ibu Hj. Sukaesih S.Pd. Beliau menyatakan bahwa Management Berbasis Sekolah atau MBS adalah wujud era desentralisasi dari sektor pendidikan, dimana sekolah dikelola secara otonomi dan mengikut sertakan peran masyarakat, siswa, orangtua siswa, pemerintah daerah, dan juga pemerintah pusat guna kemajuan bagi sekolah, selain itu sebagai wujud dari desentralisasi sektor pendidikan juga memberikan kewenangan masing-masing sekolah untuk mengelola kurikulum, baik dalam penyusunannya maupun pelaksanaanya di sekolah. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan
bahan
pelajaran,
serta
cara
yang
digunakan
sebagai
pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuainan dengan ke khasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Dalam penyusunan kurikulum SDN I Gudangkahuripan disusun oleh kepala sekolah beserta guru-guru dan dibantu oleh komite sekolah yang berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum SDN I Gudangkahuripan dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut: 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan krpentingan peserta didik dan lingkungannya. 2. Beragam dan terpadu. 3. Tanggap terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. 5. Meneluruh dan berkesinambungan. 6. Belajar sepanjang hayat 7. Seimbang antara kepentinagan nasional dan kepentingan daerah
17
Sedangkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada hakikatnya adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru Dalam pelaksanaan MBS pada tingkat Sekolah, kepala sekolah sebagai figur kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan Sekolah. Kepala sekolah sebagai
pendidik
selain
mengatur
Sekolah
secara
umum
juga
memberikan
pembelajaran kepada guru. Membimbing guru dalam meyusun, melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah. Maka dari itu kepemimpinan Kepala sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepsek SDN I Gudang Kahuripan, beliau mengemukakan bahwa hubungan kepsek dengan guru sangatlah baik. Kepsek SD ini mengungkapkan untuk meningkatkan motivasi kinerja guru tentunya harus diimbangi dengan contoh kinerja kepsek yang baik pula. Beliau lebih senang apabila peraturan yang diterapkannya pada guru dapat diikuti tanpa harus banyak menegur terlebih dahulu. Sebagai kepsek beliau selalu merasa sederajat dan layak untuk bekerja bersama – sama dengan guru di Gudang Kahuripan 1 tanpa memandang strata jabatan. Karena menurutnya kepala sekolah bukanlah bos dalam suatu perusahaan yang seenaknya menunjuk – nunjuk bawahannya untuk terus bekerja. Beliau selalu menghindari kepemimpinan kepala sekolah yang mengandalkan kekuasaan akan tetapi sebaliknya yaitu dengan mengadalkan kerjasama fungsional, menekankan pada kerja sama kesejawatan, menghindari terciptanya suasana kerja yang serta menakutkan dan perlu menciptakan keadaan kekeluargaan pada semua guru. Untuk meingkatkan profesionalisme guru, kepsek selalu memberikan dorongan/ menganjurkan kepada guru – guru di sekolah dasar Gudang Kahuripan 1 agar mengikuti seminar – seminar pendidikan. Sebagian guru di sekolah dasar Gudang Kahuripan 1 juga sedang melanjutkan pendidikan S1 demi memenuhi kriteria pendidikan dan kelayakan mengajar sebagaimana yang telah diatur dalam standar pendidikan dan tenaga kependidikan.
18
Menurutnya, guru – guru di Gudang Kahuripan 1 memiliki etos kerja dan disiplin yang baik, sehingga jarang membuat masalah. Hal tersebut dikarenakan kesadaran mereka sebagai guru yang mengabdi dan kebutuhan mereka yang terus ditingkatkan oleh Pemerintah semakin membuat mereka semangat untuk bekerja dan megnajat dengan disiplin. Kepemimpinan Kepala sekolah dalam Mengurai Konflik Disebuah organisasi remi ataupun tidak resmi pastilah tidak jauh dengan yang biasa kita sebut “konflik” baik dari dalam maupun dari luar organisasi tersebut. Konflik yang sering terjadi di Sekolah berkisar tentang proses pengajaran, kesiswaan, tenaga pengajar, kritikan masyarakat akan kinerja sekolah dan lain-lain. Dalam mengurai konflik yang ada peran kepemimpinan kepala sekolah amatlah penting. Dari hasil wawancara penulis degan Kepala Sekolah SDN I Gudangkahuripan, menurut beliau di SD tersebut jarang ditemukan konflik, baik internal maupun eksternal.
Namun
apabila
terdapat
guru
yang
kurang
disiplin,
Ibu
kepsek
menanganinya dengan cara kekeluargaan. Guru yang bermasalah dipanggil dan diajak berdialog secara kekeluargaan, jika setelah 1, 2, atau 3 kali masih melakukan pelanggaran, maka kepsek akan mengambil jalan yang lebih tegas. dan menurut kepsek selama ia memimpin SDN I Gudang Kahuripan beliau tidak pernah mendapatkan masalah serius yang bersangkutan dengan kinerja guru. Sedangkan dalam menangani siswa yang bermasalah, Kepala sekolah menghadapinya dengan member peringatan atau memangil orang tua yang bersangkutan, menurut beliau SDN I gudangkahuripan jarang ditemukan siswa yang bermasalah serius. Begitupun dengan masalah eksternal, Kepala Sekola menyatakan sampai saat ini belum pernah mendapatkan
kritikan secara langsung baik dari
masyarakat ataupun komite sekolah. Analisis Kepemimpinan Kepala Sekolah SDN I Gudangkahuripan Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang behubungan dengan gaya kepemimpinan
dan
penerapan
manajemen
berbasis
Sekolah.
Tampilan
gaya
kepemimpinan Kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung, baik dengan Kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam lingkup Sekolah. Kepala
sekolah
harus
dapat
berfungsi
sebagai
Educator,
Manager,
Administrator, Supervisor, Leader, Innovator, Motivator, dan Enterpreneur (EMASLIME.
19
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Sekolah SD Gudangkahuripan seputar upayanya dalam memajukan Sekolah yang terindikasikan melalui peranan sebagai EMASLIME diperoleh jawaban rata-rata cenderung negatif denngan beberapa jawaban kepala sekolah yang meragukan, seperti pemahaman beliau mengenai konsep MBS sendiri. Walau bagaimana pun juga Kepala Sekolah tetap berusaha dalam mengembangkan pembangunan sarana dan prasarana sekolah. Dalam pelaksanaan MBS pada tingkat Sekolah, kepala sekolah sebagai figur kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan Sekolah. Kepala sekolah sebagai
pendidik
selain
mengatur
Sekolah
secara
umum
juga
memberikan
pembelajaran baik pada guru dan staf ataupun peserta didik, oleh karena itu kepala sekolah juga menjadi guru dalam bidang bimbinnga dan penyuluhan. Membimbing guru dalam meyusun, melaksanakan program pembelajaran sampai tehknik evaluasi bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah. Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan akademik maupun non akademik/ekstra kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswa-siswi untuk mengikuti perlombaan, hal ini dimaksudkan untuk membekali siswa-siswinya pengetahuan baru dan pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan antarpersonal. Dalam kerangka mengimplementasikan MBS, kepala sekolah masih kurang berperan secara optimal, karena terbatasnya fasilitas sarana dan prasarana yang dapat mendukung aktifitas belajar pembelajaran siswa secara maksimal. Menurut penelitian dan sumber informasi yang di dapat dari beberapa guru SDN 1 Gudangkahuripan Kepala Sekolah ini kurang mampu menyusun program, jadwal/schedulle, dan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada. Berdasarkan hasil kuisioner yang penulis sebarkan pada para guru SDN I Gudangkahuripan sejumlah 6 eksemplar, sebagian besar menyatakan bahwa kepala sekolah kurang mampu dalam menyusun organisasi sekolah yang efektive dan efisien. Penyusunan hanya diatas kertas saja tanpa disertai dengan realisasi dan semaunay kembali pada inidiatif para guru. Kepala Sekolah tidak dapat menyusun rincian tugas setiap personil sekolah secara jelas, rancangan tugas selain mengajar sering diberikan secara spontan keapada guru yang dipercayanya. Membahas peranan kepala sekolah sebagai manajer merupakan hal yang menarik, karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin saja seperti yang telah dikemukakan di atas. Sebagai seorang manajer kepala sekolah juga memerankan
20
fungsi
manejerial
menggerakan,
dan
dengan
melakukan
proses
mengkoordinasikan
perencanaan,
(planning,
pengorganisasian,
organizing,
actuating,
and
controlling). Berdasarkan
hasil
kuisioner
Kepala
SDN
I
Gudangkahuripan
dalam
melaksanakan manjerial tersebut telah mampu : 1) memberikan tugas mengajar guru sesuai denagn latar belakang pendidikan yang dimilkinya, semua guru yang mendapat tugas mengajar adalah guru lulusan kependidikan khusus guru. 2) Kepala Sekolah dapat mengangkat para pembantu kepala atau wakil kepala sekolah sesuai dengan keaptutan dan kelayakan yang dimilikinya. Misalnya, menunjuk wakil kepala sekolah yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang lebih memadai dalam melaksanakan tugasnya. Menyusun program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang sebagai upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk memudahkan langkah kerja yang dibuat dengan skala prioritas. Namun pada kenyataannya di SDN 1 Gudangkahuripan ini kepala sekolah hanya mampu menyusun program jangka pendek, sedangkan untuk laporan program kerja menengah dan panjang sekolah ini tidak jelas. Sampai saat ini SDN 1 Gudangkahurupan masih berusaha untuk meningkatkan taraf dan mutu sekolah yang sesuai dengan standar pendidikan. Kepala sekolah masih mengusahakan perbaikan gedung sekolah serta sarana dan prasaran sekolah, seperti perbaikan ruangan sekolah yang rusak dan penambahan ruangan sekolah. Peranan administrator ditunjukan dalam bentuk pengelolaan administrasi kegiatan pembelajaran, kesiswaan, ketenagaan, keuangan dan kemampuan membuat data inventaris. Sebagai administrator, kepala sekolah dalam mengimplementasikan MBS, memiliki 2 tugas utama yaitu: pertama, sebagai pengendali struktur organisasi, yaitu mengendalikan bagaimana cara pelaporan, dengan siapa tugas tersebut harus dikerjakan dan dengan siapa harus berinteraksi dalam mengerjakn tugas tersebut. Kedua, melaksanakan administrasi substantif yang mencakup administrasi kurikulum, kesiswaan, personalia, keuangan, sarana, hubungan dengan masyarakat, dan administrasi umum. Berdasarkan hasil kuisioner peran kepala SDN I Gudangkahuripan sebagai administator telah mampu dalam : 1) dapat menyediakan alat tulis kantor yang diperlukan untuk menunjang kelancaran administrasi dan kegiatan belajar mengajar 2) dapat menggali sumber-sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan rutin
21
maupun pembangunan sekolah seperti mendapatkan subsidi BOS dan BOS Buku dari pemerintah. 3) kepala sekolah dapat melaksanakan pendataan siswa secara lengkap dan menyeluruh. Namun disamping itu kepala sekolah ini masih belum melaksanakan tugasnya sebagai administator, kepala sekolah kurang mampu dalam menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) dengan melibatkan seluruh sekolah, RAPBS diketahui sudah jadi tanpa melibatkan personil sekolah yang lainnya. Sebagai supervisor kepala sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para guru dan tenaga kependidikan serta administrator lainnnya. Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain , kepala sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri. Tugas kepala sekolah sebagai supervisor ini dipermudah dengan kinerja guru SDN 1 Gudangkahuripan yang meimiliki kinerja baik. Supervisi ini dapat dilakukan ke dalam kelas (class visit) atau dikantor tempat staff bekerja. Hasil supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak terkait untuk menjadi timbal balik bagi kepentingan sekolah. Berdasarkan hasil kuisioner peran kepala SDN I Gudangkahuripan sebagai supervisior telah mampu dalam mengembangkan kemampuan professional sekolah, misalnya mengirimkan guru-guru untuk mengikuti berbagai pelatihan, KKG, penataran dan seminar. Kekurangan kepala SDN I Gudangkahuripan sebagai supervisior yaitu, kepala sekolah tidak dapat melakssanakan penilaian kinerja personil sekolah secara baik sehingga mendorong setiap personil untuk memperbaiki dan meningkatkan kkinerjanya. Kepala sekolah sebagai
leader
harus mampu menampilkan pribadinya,
memiliki visi/misi serta mampu berkomunikasi dan mengambil keputusan. Salah satu fungsi
Kepala
sekolah
adalah
sebagai
pemimpin.
Kepala
sekolah
SDN
1
Gudangkahuripan Kepala sekolah ini mempunyai pola kepemimpinan yang masih longgar, walaupun demikian dalam mengambil suatu keputusan dan kebijakan kepala sekolah
masih
bersifat
kekluargaan
beliau
selalu
membicarakannya
melalui
musyawarah bersama guru-guru, namun sayangnya komite sekolah jarang di libatkan dalam berbagai musyawarah yang diadakan kepala sekolah. Menurut penilaian beberapa guru SDN 1 Gudangkahuripan, kepemimpinan kepala sekolah ini sedikit longgar sehingga kurang tegas dalam mengambil keputusan. Perumusan misi dan tujuan sekolah merupakan salah satu komponen yang menunjukan kepemimpinan kepala sekolah SDN 1 Gudangkahuripan, namun Kepala
22
sekolah ada beberapa kelemahan kepala sekolah yang mencerminkan seorang leader yang profesional, diantaranya : 1) kepala sekolah belum mampu menentukan sasaran sekolah secara realistis dengan menggunakan kriteria yang dapat diukur, 2) kepala sekolah tidak dapat menentukan langkah-langkah strategis untuk mencapai misi dan tujuan sekolah, 3) kepala sekolah tidak dapat memilih metode dan alat yang sebaiknya digunakan untuk mencapai misi, tujuan dan sasaran sekolah. Maka dari itu menurut penilaian beberapa guru SDN 1 Gudangkahuripan, kepemimpinan kepala sekolah ini sedikit longgar sehingga kurang tegas dalam mengambil keputusan. Sebagai innovator kepala sekolah harus memilki pribadi yang dinamis, kreatif yang tidak terjebak dalam rutinitas. Namun sayangnya menurut informasi yang didapat penulis dari guru-guru SDN 1 Gudangkahuripan, kepala sekolah disana kurang memiliki sifat innovator, seperti: 1) kepala sekolah tidak dapat melakukan berbagai inovasi dan kebijakan baru dalam pendidikan, misalnya tentang liffe skill, manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah, 2) kepala sekolah tidak memiliki keberanian untuk melakukan perubahan-perubahan dalam organisasi menuju kearah yang lebih baik. Sebagai motivator kepala sekolah harus mampu memberi dorongan sehingga seluruh komponen pendidikan dapat berkembang secara profesional. Guru-guru SDN 1 Gudangkahuripan memberikan penkepala sekolah ilaian bahwa kepala sekolah kurang dapat memberikan motivasi. Kepala sekolah kurang mampu membangun kerja sama/ tema work yang kompak dan berdedikasi tinggi, inisiatif ering datang dari guru. Kepala sekolah tidak dapat memberikan arhan dan bimbingan secara baik pada personil sekolah, karena beliau jarang menghadakan rapat maupun musyawarah. Kepala sekolah juga jarang memberikan penghargaan yang layak kepada personil sekolahyang berprestasi. Kepala sekolah sebagai enterpreneur berperan untuk melihat adanya peluang dan memanfaatkan peluang tersebut untuk kepentingan sekolah. Kepala sekolah SDN 1 Gudangkahuripan cukup mampu memerankan fungsinya sebagai enterpreneur, yaitu kepala
sekolah
mampu
melakukan
negosiasi
dengan
berbagai
pihak
yang
berkepentingan dengan pendidikan di sekolah ini, namun kepsla sekolah kurang mampu melihat faktor kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman yang ada di sekolah. Hasil
wawancara
selanjutnya
berkaitan
dengan
pertanyaan
seputar
kewenangan Kepala sekolah, mekanisme pembuatan keputusan, proses penetapan kebijakan, pola komunikasi, proses pengawasan, proses aktualisasi ide/saran,
23
pemberian motivasi, kondisi kesetiaan, dan suasana kerja. Item-item tersebut disampaikan atau ditanyakan kepada guru. Pembuatan keputusan dan proses penetapan kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah. Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama. Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang seharusnya. Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih menyempurnakan program sekolah. Pembagian tugas mengajar dan lainnya lebih banyak didasarkan atas inisiatif guru. Walaupun demikian kesetiaan seluruh aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa tenggangrasa dan teposeliro. Suasan kerja berlangsung dengan kekeluargaan, dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan. b. Komite Sekolah Struktur Organisasi Komite Sekolah SDN Gudang Kahuripan I Ketua
: Drs.H.Subur S.
Wakil Ketua
: Drs.Tatang Kurnia
Sekretaris
: Nandang
Bendahara
: Euis Komala
Bidang-bidang
:
a.
Bidang Penggalian Sumber Daya
: Endang Narlan, SE.
b.
Bidang Pengelolaan
: Drs.H.Dedeng Hasan M.
c.
Bidang Pengelolaan Kualitas Pendidikan
: Agus Solihin, S.Pd.
d.
Bidang Jaringan Kerjasama dan Informasi : Embun Rukmana
Profil Ketua Komite Sekolah SDN Gudang Kahuripan I Pada tahun 2004, SDN Gudang Kahuripan I, II dan III membentuk Susunan Kepengurusan Komite Sekolah yang baru. Kemudian, atas dasar demokrasi maka terpilihlah ketua komite sekolah yang baru yang mencakup tiga sekolah yakni SDN Gudang Kahuripan I, II, dan III. Komite Sekolah ketiga sekolah ini kemudian dipegang oleh Bapak Drs.H.Subur Subana. Salah satu dosen Universitas Pendidikan Indonesia kelahiran Bandung, 1 Juli 1953 ini bertempat tinggal di jalan Raya Lembang KM 12,5 Nomor 7 Kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat.
24
Beliau merupakan tenaga tetap di kampus Universitan Pendidikan Indonesia. Pada tahun 1972 beliau ditempatkan di bagian staf keuangan. Kemudian pada tahun 1993 beliau beralih menjadi Kasubag Perlengkapan. Setelah 5 tahun menjabat sebagai Kasubag Perlengkapan, pada tahun 1998 beliau diamanahi untuk memegang Kabag Kemahasiswaan. Dilanjutkan pada tahun 2006 lalu, beliau ditempatkan di Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM UPI), yang sekarang disebut Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM UPI). Tidak lama kemudian, pada Januari 2009, beliau kembali ditempatkan di Kabag Kemahasiswaan sampai Juli 2009. Hasil Penelitian Komite Sekolah SDN 1 Gudang Kahuripan bahwa komite sekolah yang ada di Gudang Kahuripan pada kepemimpinan Drs. Subur Sobarna pada tahun 2004 – 2006 berjalan dengan lancar dan mempunyai visi dan misi yang bagus untuk Gudang Kahuripan dan sangat berhasil dalam pembangunan maupun menyiapkan sarana dan prasarana di SD tersebut. namun ketika kepemimpinan Drs. Subur Sobarna habis, kepemimpinan komite sekolah di Gudang Kahuripan tidak berjalan seperti yang dulu ketika dipimpin oleh Drs. Subur Sobarna. c.
Rencana Kerja Sekolah Setelah
dilakukannya
pengenalan
RKS,
pengumpulan
data-data,
penganalisisan data, perumusan dan pembuatan program, persetujuan, pengesahan dan sosialisasi RKS, terbentuklah Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) SDN I Gudangkahuripan yang disesuaikan dengan kondisi nyata sekolah. (Berkas lengkap terlampir) d. Sistem Database Sekolah Pada saat pelaksanaan pengarahan guru – guru tentang Sistem Database, guru terlhat antusias dan semangat, sehingga dalam pelaksanaannya lancar. Hasil dari pengarahan oleh tim peneliti SDS terhadap guru – guru di SDN 1 Gudang Kahuripan adalah data – data yang dimiliki sekolah dari tahun 2006/ 2010 dapat disajikan lewat Sistem Database dan dapat diakses melalui blog. (Berkas lengkap terlampir)
25
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program KKN MBS a.
Kepemimpinan Kepala Sekolah
1. Faktor Pendukung 1) Kesediaan
guru-guru
SDN
1
Gudangkahuripan
yang
senantiasa
membantu memberikan informasi subjektif mengenai kepemimpinan kepala sekolah kepada tim peneliti KKS. 2) Kesedian kepala sekolah dalam memberikan data-data dan informasi mengenai kepemimpinanya dan kondisi SDN 1 Gudangkahuripan. 2. Faktor Penghambat 1) Kesibukan
kepala
sekolah
yang
sedang
mengurusi
masa
pengsiun/jabatannya sebagai kepala sekolah, sehingga sulit untuk ditemui. 2) Dalam memberikan informasi kepala sekolah kurang terbuka dan terkesan menutup-nutupin kekurangan, sehingga informasiu yang didapat sering bertolak belakang dengan informasi dari kebanyakan guru. b. Komite Sekolah 1. Faktor Pendukung 1) Kebaikan pihak komite sekolah 2) Jarak rumah yang tidak terlalu jauh sehingga mudah ditemui. 3) Ada sumber informasi lain (anggota komite sekolah) yang mudah ditemui di sekolah. 2. Faktor Penghambat 1) Komite sekolah yang sudah tidak aktif lagi (pasif) 2) Tidak adanya data-data secara tertulis seperti AD/ART, rencana kerja komite sekolah dan lainnya. 3) Satu kepengurusan komite sekolah untuk tiga sekolah. 4) Kesibukan pihak-pihak yang bersangkutan. 5) Kurangnya komunikasi antara pihak kepala sekolah dengan komite sekolah. Selain hambatan di atas terdapat juga kendala yang cukup menghambat pelaksanaan tersebut yaitu komite sekolah yang ada sekarang sudah tidak aktif lagi, terutama karena para anggotanya banyak yang
26
mengundurkan diri
beberapa bulan setelah perekrutan. Bukan hanya itu,
ketua komite sekolah pun sebenarnya merasa tidak begitu yakin akan statusnya sebagai komite sekolah karena tidak adanya SK (Surat Keputusan) dari Kabupaten atau dinas terkait dengan pembentukan komite sekolah tentang pengukuhan Komite Sekolah di SDN Gudang Kahuripan. Selain itu, ketua komite sekolahnya pun mempunyai kesibukan lainnya yang harus ditangani langsung. Walaupun demikian pihak komite sekolah masih memberikan bantuannya yang berupa barang yaitu kursi untuk melengkapi sarana pendidikan dan untuk mendukung pembelajaran para siswa di kelas. Namun, setelah masa kepemimpinan kepala sekolah diganti dengan yang baru, beliau mulai jarang atau tidak pernah lagi mengunjungi SDN Gudang Kahuripan. Selain karena kesibukannya juga karena sudah seharusnya masa jabatannya selesai pada tahun 2006 lalu. Dengan demikian bahwa komite sekolah di SDN Gudang Kahuripan menjadi non aktif, walaupun nama ketua komite sekolahnya masih terpampang dalam susunan kepengurusan komite sekolah sampai sekarang. c.
Rencana Kerja Sekolah Jumlah siswa di SDN I Gudangkahuripan selama tiga tahun terakhir cenderung meningkat. Daya tampung sekolah terhadap jumlah anak usia sekolah lebih kecil dari jumlah siswa pendaftar. Upaya yang dilakukan sekolah adalah meroling waktu belajar siswa menjadi dua sip, yaitu waktu pagi untuk siswa kelas I, III, V dan waktu siang untuk siswa kelas II, IV dan VI. Terdapat manajemen Peserta didik pada sebagian besar sistem /mekanisme yang dilakukan oleh Guru, Kepala Sekolah, dan Komite Sekolah, berupa penerimaan peserta didik baru, pengadministrasian peserta didik, konseling peserta didik, kesehatan peserta didik, penentuan kenaikan kelas/ kelulusan peserta didik dan pendataan. Dalam hal keuangan, sebagian besar dana yang diperoleh sekolah untuk memberikan bantuan kepada peserta didik yang kurang mampu secara ekonomi diperoleh dari dana Biaya Operasional Sekolah (BOS). Terdapat 3 orang siswa yang mengalami gangguan dan menerima bantuan pada tahun ajaran 2008/2009.
27
Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh sekolah dalam bidang kesiswaan yaitu dengan menyelenggarakan latihan dan les terhadap kecerdasan, bakat dan minat peserta didik. memberikan bimbingan dan penyuluhan secara langsung kepada peserta didik yang putus sekolah, dan memberikan motivasi kepada peserta didik yang tinggal kelas. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, peserta didik berprestasi dalam lomba/ olimpiade mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia pada tingkat kecamatan dan kabupaten yaitu pada tahun ajaran 2007/2008 dan 2008/2009. Sedangkan prestasi non akademik peserta didik dalam kurun waktu tiga tahun terakhir yaitu mendapat prestasi dalam bidang olah raga pada tahun 2007/2008 sebagai juara harapan I dalam lomba sepak bola tingkat kecamatan. Dalam bidang Kurikulum dan kegiatan Pembelajaran, hampir seluruh unsur perencanaan proses pembelajaran termuat dalam jumlah mata pelajaran disetiap kelas, kecuali dalam metode dan media pembelajaran belum menunjukan adanya inovasi baru untuk mengeksplor keaktifan siswa sehingga kurang memberikan ruang yang cukup bagi kemandirian peserta didik sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Rata-rata nilai ujian Sekolah/ Madrasah (US/M) tiga tahun terakhir cenderung fluktuatif untuk semua mata pelajaran, sama halnya dengan nilai rapor. Adapun persentase kelulusan peserta didik selama tiga tahun terakhir adalah 100%, dan persentase lulusan yang melanjutkan selama tiga tahun terakhir dari tahun 2006/2007 adalah 100%, berkurang pada tahun 2007/2008 menjadi 97,06% dan meningkat kembali pada tahun 2008/2009 menjadi 100%. Sementara itu dalam bidang Pendidik dan tenaga pendidik serta perkembangannya, kondisi guru dari tiga tahun terakhir ada peningkatan baik dalam jumlah maupun dalam kualifikasi akademik. Demikian halnya kondisi Kepala Sekolah tiga tahun terakhir dalam semua kompetensi cukup. Hal ini dapat dilihat dari data profil kepala sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah.
28
Dalam bidang sarana dan prasarana, keadaan perabot tiga tahun terakhir secara keseluruhan baik, kecuali pada tahun ajaran 2008/2009 ada 5 meja peserta didik di ruangan kelas yang mengalami keruskan ringan. Sedangkan rasio jumlah buku dengan jumlah peserta didik tiga tahun terakhir dan tahun ajaran 2009/2010 belum mencapai rasio 1:1. Dalam hal peralatan pembelajaran dari tahun 2006/2007 sampai sekarang belum mengalami peningkatan, sekolah belum memiliki perangkat komputer dan media audiovisual. Selain sarana, sekolah memiliki prasarana yang kurang yaitu hanya terdapat 6 ruangan yang terdiri dari 3 ruang belajar, 1 ruang kepala sekolah dan guru, 1 ruang UKS dan 1 ruanga yang tidak layak pakai. Sekolah belum memiliki perpustakaan. Disamping itu, kondisi sanitasi sekolah sudah cukup.Terdapat 4 toilet yang terdiri dari 2 toilet guru dan 2 toilet untuk siswa. Selain itu terdapat 1 sarana penampungan sampah
dengan kondisi cukup
memadai. Sekolah memiliki program Budaya dan lingkungan sekolah, meliputi kebersihan, keindahan, keamanan,dan ketertiban sekolah (program 4K). Adapun peran dan fungsi komite tiga tahun terakhir dan tahun ajaran 2009/2010
belum ada peningkatan karena kurangnya komunikasi dengan
pemangku kepentingan pendidikan yang lain. Serta dukungan masyarakat tiga tahun terakhir yang bersifat insidental berupa bantuan tenaga dan dana, adapun bantuan dana baru direancanakan pada tahun ajaran 2009/2010 tetapi belum terealisasikan. Bantuan tersebut berupa sumbangan untuk pembelian meja dan kursi.
d. Sistem Database Sekolah 1. Faktor Pendukung 1) Cukup lengkapnya data – data yang diberikan oleh masing – masing tim peneliti.
29
2) Guru – guru memberikan kemudahan dalam pengumpulan data ketika data yang dibutuhkan untuk pengisian program SDS tidak ada. 3) Antusias dan semangat guru – guru dalam pengenalan Sistem Database Sekolah. 2. Faktor Penghambat 1) Tidak sesuainya format dari Sistem Database dengan data yang terdapat dari sekolah sehingga perlu adanya analisis dan pengkoordinasian dari tim peneliti yang lain. 2) Kadang – kadang format yang tersedia dalam program Sistem Database sulit untuk dimengerti oleh tim peneliti SDS.
BAB III KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN TINDAK LANJUT A. Kesimpulan
30
a) Kepemimpin Kepala Sekolah Kepala sekolah harus dapat berfungsi sebagai Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Innovator, Motivator, dan Enterpreneur (EMASLIME. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Sekolah SD Gudangkahuripan
seputar
upayanya
dalam
memajukan
Sekolah
yang
terindikasikan melalui peranan sebagai EMASLIME diperoleh jawaban rata-rata cenderung negatif denngan beberapa jawaban kepala sekolah yang meragukan, seperti pemahaman beliau mengenai konsep MBS sendiri. Walau bagaimana pun juga Kepala Sekolah tetap berusaha dalam mengembangkan pembangunan sarana dan prasarana sekolah.. Sedangkan Gaya kepemimipinan Kepala Sekolah SDN 1 Gudangkahuripan sendiri masih dinilai longgar dan kurang tegas dalam mengambil keputusan. Fungsi dan tugas yang seharusnya diperankan kepala sekolah belum dijalankan dengan maksimal. b) Komite Sekolah Komite sekolah di SDN I Gudangkahuripan pada 3 tahun terakhr ini dinyatakan sudah tidak aktif lagi, walaupun dalam stuktur organisasi nama-nama anggota komite sekolah yang dulu masih dianggap ada, dan setiap pelaksanaan kegiatan atau pembuatan proposal masih menggunakan nama komite sekolah yang dulu. Selain itu, tidak adanya SK (Surat Keputusan) dari pihak dinas kabupaten tentang kinerja komite sekolah di SDN
Gudangkahuripan, sehingga tidak ada
pendukung yang kuat (tanda bukti) terhadap pelaksanaan kinerja Pak Subur sebagai komite sekolah. c) Rencana Kerja Sekolah Rencana Kerja Sekolah (RKS) terdiri dari 2 jenis yaitu meliputi Rencana Kerja Sekolah jangka pendek (1 tahun) dan Rencana Kerja Sekolah jangka panjang (4 tahun). Rencana Kerja Sekolah SDN I Gudangkahuripan disusun oleh para pemangku kepentingan pendidikan berdasarkan pada kondisi nyata sekolah yang digambarkan dalam profil sekolah. Jumlah siswa di SDN I Gudangkahuripan selama tiga tahun terakhir cenderung meningkat. Daya tampung sekolah terhadap jumlah anak usia sekolah
31
lebih kecil dari jumlah siswa pendaftar. Upaya yang dilakukan sekolah adalah meroling waktu belajar siswa menjadi dua sip, yaitu waktu pagi untuk siswa kelas 1, 3, 5 dan waktu siang untuk siswa kelas 2, 4 dan 6. Terdapat
manajemen
Peserta
didik
pada
sebagian
besar
sistem
/mekanisme yang dilakukan oleh Guru, Kepala Sekolah, dan Komite Sekolah, berupa penerimaan peserta didik baru, pengadministrasian peserta didik, konseling peserta didik, kesehatan peserta didik, penentuan kenaikan kelas/ kelulusan peserta didik dan pendataan. Dalam hal keuangan, sebagian besar dana yang diperoleh sekolah untuk memberikan bantuan kepada peserta didik yang kurang mampu secara ekonomi diperoleh dari dana Biaya Operasional Sekolah (BOS). Terdapat 1 orang siswa yang mengalami gangguan dan menerima bantuan pada tahun ajaran 2008/2009 dan 2 orang siswa pada tahun ajaran 2009/2010. Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh sekolah dalam bidang kesiswaan yaitu dengan menyelenggarakan latihan dan les terhadap kecerdasan, bakat dan minat peserta didik. memberikan bimbingan dan penyuluhan secara langsung kepada peserta didik yang putus sekolah, dan memberikan motivasi kepada peserta didik yang tinggal kelas. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, peserta didik berprestasi dalam lomba/ olimpiade mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia pada tingkat kecamatan dan kabupaten yaitu pada tahun ajaran 2007/2008 dan 2008/2009. Sedangkan prestasi non akademik peserta didik dalam kurun waktu tiga tahun terakhir yaitu mendapat prestasi dalam bidang olah raga pada tahun 2007/2008 sebagai juara harapan I dalam lomba sepak bola tingkat kecamatan. Dalam bidang Kurikulum dan kegiatan Pembelajaran, hampir seluruh unsur perencanaan proses pembelajaran termuat dalam jumlah mata pelajaran disetiap kelas, kecuali dalam metode dan media pembelajaran belum menunjukan adanya inovasi baru untuk mengeksplor keaktifan siswa sehingga kurang memberikan ruang yang cukup bagi kemandirian peserta didik sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Rata-rata nilai ujian Sekolah/ Madrasah (US/M) tiga tahun terakhir cenderung fluktuatif untuk semua mata pelajaran, sama halnya dengan nilai rapor. Adapun persentase kelulusan peserta didik selama
tiga tahun terakhir adalah
100%, dan persentase lulusan yang melanjutkan selama tiga tahun terakhir dari
32
tahun 2006/2007 adalah 100%, berkurang pada tahun 2007/2008 menjadi 97,06% dan meningkat kembali pada tahun 2008/2009 menjadi 100%. Sementara itu dalam bidang Pendidik dan tenaga pendidik serta perkembangannya, kondisi guru dari tiga tahun terakhir ada peningkatan baik dalam jumlah maupun dalam kualifikasi akademik. Demikian halnya kondisi Kepala Sekolah tiga tahun terakhir dalam semua kompetensi cukup. Hal ini dapat dilihat dari data profil kepala sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah. Dalam bidang sarana dan prasarana, keadaan perabot tiga tahun terakhir secara keseluruhan baik, kecuali pada tahun ajaran 2008/2009 ada 5 meja peserta didik di ruangan kelas yang mengalami keruskan ringan. Sedangkan rasio jumlah buku dengan jumlah peserta didik tiga tahun terakhir
dan tahun ajaran
2009/2010 belum mencapai rasio 1:1. Dalam hal peralatan pembelajaran dari tahun 2006/2007 sampai sekarang belum mengalami peningkatan, sekolah belum memiliki perangkat komputer. Selain sarana, sekolah memiliki prasarana yang kurang yaitu hanya terdapat 6 ruangan yang terdiri dari 3 ruang belajar, 1 ruang kepala sekolah dan guru, 1 ruang UKS dan 1 ruanga yang tidak layak pakai. Sekolah belum memiliki perpustakaan. Disamping itu, kondisi sanitasi sekolah sudah cukup.Terdapat 3 toilet yang terdiri dari 1 toilet guru dan 2 toilet untuk siswa. Selain itu terdapat 1 sarana penampungan sampah dengan kondisi cukup memadai. Sekolah memiliki program Budaya dan lingkungan sekolah, meliputi kebersihan, keindahan, keamanan,dan ketertiban sekolah (program 4K). Program 4K sekolah yang belum ada yaitu dalam hal keamanan,yakni sekolah tidak memiliki penjaga sekolah ,sedangkan program lainnya ada. Adapun peran dan fungsi komite tiga tahun terakhir dan tahun ajaran 2009/2010
belum ada peningkatan karena kurangnya komunikasi dengan
pemangku kepentingan pendidikan yang lain. Serta dukungan masyarakat tiga tahun terakhir yang bersifat insidental berupa bantuan tenaga dan dana, adapun bantuan dana yang terprogram berupa bantuan dana atau iuran pembelajaran. d) Sistem Database Sekolah Data – data yang diperlukan oleh tim peneliti SDS cukup lengkap, sehingga memudahkan dalam pengisian data.
Meskipun Sistem Database Sekolah
merupakan hal yang baru bagi guru – guru SDN 1 Gudang Kahuripan, namun guru
33
– guru cukup antusias dan semangat dalam mempelajari sistem database tersebut. Dalam pengarahan tim peneliti SDS, terlihat bahwa sebagian guru – guru di SDN 1 Gudang Kahuripan cukup memadai dalam penggunaan teknologi komputer sehingga tidak sulit dalam menguasai Sistem Database tersebut. B. Rekomendasi a) Kepemimpin Kepala Sekolah Kepada kepala sekolah, disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya dengan kepemimpinan yang kuat dan demokratis. Perlu kiranya dikembangkan manajemen yang sehat transfaran dan terorganisir sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS. Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas sumber daya manusia hendaknya kepala sekolah membuat Program Kerja Sekolah sebagai pedoman untuk pelaksanaan kegiatan operasional sekolah dan sebagai alat kontrol dalam memutuskan kebijakan-kebijakan yang diambil. b) Komite Sekolah Tim peneliti Komite Sekolah menyarankan kepada Kepala Sekolah SDN 1 Gudangkahuripan untuk segera membentuk kembali struktur organisasi Komite Sekolah yang baru, karena keberadaan Komite Sekolah sangat penting. Selain itu, keberadaan komite sekolah sangat membantu kinerja Kepala Sekolah dalam menjalankan rencana-rencana atau kegiatan-kegiatan sekolah dalam memajukan kualitas sekolah serta kualitas siswa-siswinya. Peran komite sekolah juga menjadi pendukung dalam terlaksananya sistem managemen berbasis sekolah terutama di SDN I Gudangkahuripan, baik dalam proses pembelajaran, pendidikan maupun dalam proses penggalangan dana demi memperbaiki dan membangun kembali sekolah yang berkualitas serta bermanfaat bagi siswa-siswi untuk belajar agar menjadi anak yang berguna untuk bangsa dan negara. Selain rekomendasi yang tujukan untuk pihak sekolah terutama kepala sekolah, tim KS juga merekomendasikan kepada dinas Kabupaten Bandung Barat untuk lebih memperhatikan lagi kondisi komite sekolah-komite sekolah yang berada di Kabupaten Bandung Barat, terutama dalam pembuatan SK (Surat Keputusan), karena SK tersebut menjadi bukti kelegalan kinerja Komite Sekolah dalam setiap kegiatan-kegiatan sekolah.
34
c) Rencana Kerja Sekolah Dengan selesainya penyusunan Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M) ini kami mengharapkan dukungan kepada pemerintah kabupaten/kota atau pihak terkait baik berupa dukungan kebijakan,finansial,infra struktur fisik, peralatan, perlengkapan serta bentuk dukungan lainnya yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja sekolah/madrasah. RKS ini
akan menjadi acuan bagi kami sebagai
pengelola sekolah dalam melaksanakan semua program sekolah, khususnya program
sekolah
yang
diprioritaskan
di
tahun
pertama
yaitu
Program
Pengembangan Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran, Program Penambahan dan Perbaikan Sarana Prasarana,Program Kesiswaan berupa Pengembangan Besaran Sekolah, Program Peningkatan Kualifikasi dan Profesionalisme Guru, Program Pendanaan
Sekolah,
Program
Pengembangan
Kreatifitas
Guru,
Program
Pemberdayaan Komite Sekolah/PSM dan Program 4K. RKS dibuat untuk jangka menengah yaitu program empat tahun kedepan dengan Rencana Kerja Tahunan atau Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) yang dibuat setiap tahun.Semua Program yang telah kami susun adalah suatu harapan untuk mencapai visi, misi dan tujuan sekolah serta sejalan dengan keinginan dan harapan masyarakat yaitu meningkatkan kualitas sekolah baik dari segi prestasi murid,
profesionalisme
guru
dan
peningkatan
sarana
dan
prasarana
sekolah/madrasah. Demikian program RKS yang kami susun, semoga semua pihak pemangku kepentingan pendidikan tingkat kabupaten dan pemerintah daerah mendukung semua program ini.
d) Sistem Database Sekolah Tim peneliti SDS merekomendasikan kepada SDN 1 Gudangkahuripan untuk menyediakan fasilitas komputer, setidaknya cukup untuk pengoperasian Sistem Database Sekolah. Namun sebelumnya, mengingat kondisi lingkungan dan keamanan sekolah yang kurang kondusif dimana sebelumnya sering terjadi kehilangan sarana dan prasarana sekolah, diharapkan pihak sekolah meningkatkan keamanan agar fasilitas komputer dapat disediakan di sekolah.
35
C. Rencana Tindak Lanjut Kegiatan yang baik adalah kegiatan yang tidak hanya berhenti pada suatu titik saja dan tIdak bisa dikatakan berhasil apabila tidak ditindak lanjuti. Melalui kegiatan
KKN
UPI
Program
MBS
yang
telah
dilaksanakan
di
SDN
1
Gudangkahuripan ini, diharapkan adanya tindak lanjut yang berkesinambungan mengenai program MBS yang telah diperkenalkan oleh tim KKN UPI kepada SDN 1 Gudangkahuripan yang terdiri dari Kepemiminan Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Sistem Database Sekolah (SDS) data tersebut diaplikasikan dengan efektif di sekolah tersebut. Pihak sekolah dapat menghubungi kembali tim KKN ataupun pihak LPPM UPI secara langsung apabila mengalami kesulitan dalam penerapan program MBS di sekolah yang bersangkutan, selain itu juga peran kami sebelumnya adalah sebagai fasilitator program MBS SDN 1 Gudangkahuripan berubah menjadi supervisor yang bertugas mengawasi jalannya program MBS, namun dikarenakan keterbatasan kami sebagai mahasiswa yang disibukan dengan segala tanggung jawab yang di emban. Maka peran kamipun diharapkan dapat dipindah alihkan kepada Komite sekolah, mengingat peran Komite Sekolah adalah sebagai peningkat mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya
36
Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Nurkolis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Modul Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah, Memimpin untuk Mencapai Sukses. Edisi April 2009. USAID DBE 1 – Management and Education Govermence. Pedoman Teknis Komite Sekolah/Madrasah, untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Peserta Didik. Edisi Mei 20009. DBE 1 – Management and Education Govermence. Pedoman Pelaksanaan, Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, dan Pemutakhiran RKS/M. Edisi Mei 20009. DBE 1 – Management and Education Govermence.
WEBSITE: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0103/23/dikbud/foru09.htm: Kepemimpinan Kepala Sekolah Oleh : Prof Suyanto PhD http://id.wordpress.com/tag/pendidikan-indonesia: Kekuatan orang tua di dalam komite sekolah http://thantien.b;og.friendster.com/2008/09/: Hubungan Antara Asesmen Kebutuhan, Pengambilan Keputusan, dan Manajemen Berbasis Sekolah
LAMPIRAN-LAMPIRAN FOTO-FOTO KEGIATAN
37