1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia hidup itu perlu Landasan dalam bertindak yang sering disebut ideologi. Ideologi ini menjadi sifat duniawi, ideologi yang sekiranya sebagai hasil pemikiran yang sesuai dengan tradisi zaman. Ideologi berada di dunia ini seperti liberalisme, kapitalisme, komunisme, dan lain-lain. Manusia adalah makhluk yang berfikir, homo sapiens, animal rationale dan mempunyai kesadaran berfikir.1 Pemikiran tersebut dapat difahami bahwa persoalan dialektika adalah sebuah perdebatan untuk menolak argument lawan atau membawa lawan kepada kontradiksi-kontradiksi dilema atau paradoks. Begitupula manusia dan sejarah berada dalam ketegangan tetapi juga berada dalam keselarasan yang tidak dapat dipisahkan. Sejauh manusia berada dalam ketegangan dengan kekuatan-kekuatan dialektis historis yang bekerja dengan alam semesta, maka kekuatan-kekuatan ini akan terasing, tidak terealisir. Kehidupan manusia tak terpikir diluar masyarakat. Individu-individu tak bisa hidup di dalam keterpencilan selama-lamanya. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan satu sama lain untuk bertahan hidup dan untuk bersaing, ketergantungan ini menghasilkan bentuk kerja sama, dan menghasilkan bentuk masyarakat tertentu.2 Seperti semua Hegelian berhaluan kiri, Marx mengagumi metode dialektika yang introduksikan Hegel ke dalam filsafat. Tetapi dialektika Hegel berjalan pada kepalanya dan ia mau menjadikannya diatas kakinya ialah Hegel dialektika adalah dialektika ide dan ia (Marx) mau menjadikanya dialektika pada materinya Untuk Hegel dan idealisme pada umumnya, alam merupakan buah hasil roh tetapi untuk Marx dengan Engels segala sesuatu yang bersifat rohani merupakan buah hasil 1
R.F. Berling, Filsafat Dewasa Ini, terj. Hasan Amin, (Jakarta : Balai Pustaka,, 1966), hlm. 7. T.Z Lavine, Marx Konflik Kelas dan Orang yang Terasing, (Yogyakarta : Penerbit Delima, 2003), hlm. xi. 2
2
materi. Dengan demikian Marx dan Engels memihak pada usaha Feuerbach untuk mengganti idealisme dengan materialisme.3 Semangat Karl Marx konsentrasi penuh daya khayal pada ilmu ekonomi menghasilakan sebuah wawasan baru yang menajubkan dan membawa kembali pada filsafat Hegel. Dalam naskah yang berjudul “kritik atas dialektika dan filsafat Hegel sebagai suatu kesatuan” tampak sebuah filsafat kehidupan ekonomi dan intepretasi sejarah ekonomi. 4 Materialisme historis dan materialisme dialektis ialah logika dari asas metodologis dan epistomologis dari materialisme historis, filsafat hanya mengkritik konsep-konsep dalam materialisme historis dari sudut politik memberi batas antara ilmu dan konsep-konsep ideologis yang mengiringi ilmu baru itu.5 Dalam kondisi masyarakat yang memerlukan sebuah revolusi untuk mengenal kebudayaan dan peradaban sebagai proses pergaulan hidup lahirlah sebuah pemikiran yang revolusioner yang dihasilkan oleh Karl Marx.
Karl Marx
dilahirkan di kota Trier, Prusia pada tanggal 05 Mei 1818. Dari keluarga Yahudi dan kemudian masuk Kristen. 6 Pada awal kehidupannya, hanya sedikit tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Karl Marx akan mengembangkan sebuah filsafat untuk kebangkitan kelas pekerja dan kaum petani. Marx mengenyam pendidikan di sekolah menengah ketika berusia 17 tahun. Kemudian dia melanjutkan kuliahnya di Universitas Bonn, kemudian dia dipindahkan di Universitas Berlin. Ketika Marx masuk di Universitas Berlin Jerman pada tahun 1836 dan mendapat gelar Doktor pada tahun 1841, mulai saat itu pengikut Hegel pecah menjadi dua, yaitu: sayap kanan
3
Prof. K. Bertens, Ringkasan Sejarah Filsafat, (Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1975), hlm.
79. 4
T. Z. Lavine, Petualangan Filsafat dari Sorcates ke Sarte, (Yogyakarta : Penerbit Jendela, 2002), hlm. 262. 5 Drs. M. A. W. Brower and M. P. Heryadi, B.Ph, Sejarah Filsafat Barat Modern dan Sezaman, (Bandung : PT. Alumni,1986), hlm. 90. 6 Andi Muawiyah, Peta Pemikiran Karl Marx(materialisme Dialektika dan Materialisme Historis), (Yogyakarta : Pustaka Sastra LKiS, 2000), hlm. 34-35.
3
yang konservasif dan sayap kiri yang merupakan kelompk radikal. Marx kemudian menenggelamkan dirinya dalam karya-karya Hegel, melupakan studinya di dalam hukum dan menjadi salah satu pemimpin kelompok radikal sayap kiri yang disebut dengan Hegelian Muda.7 Kondisi sosial ekonomi serta kebudayaan manusia di sekitar kehidupan Marx sangatlah memperhatikan, dimana para buruh yang bekerja tidak berdasarkan atas dasar paksaan. Pekerjaan itu semata-mata merupakan alat untuk memuaskan kebutuhan para kapitalis yang memperalat buruh untuk memperoleh keuntungan Marx memandang bahwa masyarakat kapitalis yang senantiasa menindas manusia hanya dapat dirubah dengan pendekatan revolusioner.8 Sebagai realisasi atas kosistensi terhadap perjuangan kemanusiaan, Marx aktif dalam suatu gerakan buruh di benua Eropa, yaitu Asosiasi Buruh Internasional. Marx meninggal di London pada tahun 1883.9 Secara subtansial apa yang telah di lakukan Karl Marx baik dalam pemikiran maupun dalam gerakan kelembagaan adalah merupakan gerakan perjuangan yang berorientasi pada pemihakan dan pembelaan kemanusiaan atau dapat dikatakan gerakan humanisme. Kontradiksi antara kemampuan pengetahuan manusia yang bertolak belakang (inheren) dan tak terbatas serta realisasinya yang nyata pada manusia yang dibatasi oleh kondisi-kondisi eksternalnya, dan terbatas pula dalam hal bahwa kemampuan intelektualnya menemukan solusinya pada apa yang senyata, dan dari sudut pandang praktis, Perganti-gantian generasi yang tiada henti, kemajuan yang tak terbatas. Marx menarik suatu nilai atau uang bisa diubah menjadi modal, untuk melakukan perubahan pada kenyataan berada dalam pemilik individual atas komoditas yakni untuk memproduksi nilai upah atau nilai lebih, yang di hasilkan dari kaum buruh (proletar) yang dipekerjakan dengan cara eksploitasi upah gaji 7
Harry Hamersma, Tokoh-Tokoh Filsafat Barat Modern, (Jakarta : PT. Gramedia, 1984),
hlm. 67. 8
William Ebenstein & Edwin Fogelman, Isme-Isme Dewasa Ini, terj. Alex Jamudi, (Jakarta : Erlangga, 1987), hlm. 12. 9 F. X. Mudji Sutrisno & F. Hardiman, Para Filsafat Penentu Gerak Zaman, (Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1990), hlm. 130.
4
tidak setimpal dari hasil nilai upah itu sendiri, yang langsung mengalir ke saku pemodal (kapitalis) dengan mencari suatu keuntungan nilai upah yang besar. 10 Ideologi yang menebarkan ketakutan ke seluruh penjuru dunia ini sebenarnya mewakili pemikiran yang telah ada sejak zaman dahulu kala. Dialektika meyakini bahwa seluruh perkembangan di jagat raya terjadi akibat adanya konflik. Berdasarkan kepercayaan ini, Marx dan Engels melakukan pengkajian terhadap sejarah dunia. Marx menyatakan bahwa sejarah manusia adalah berupa konflik, dan konflik yang ada sekarang adalah antara kaum buruh dan kaum kapitalis. Para buruh ini akan segera bangkit dan memunculkan revolusi Komunis. Konflik politik di Prusia pada saat itu berubah menjadi pertentangan yang pahit antara dua kubu pengikut Hegel. Hegel merupakan suara intelektual yang dominan di Jerman dan konflik mengenai Hegel berasal dari dua penafsiran yang berbeda atau ambiguitas yang mendalam, wajah ganda, pradoksikal, dualisme pengertian yang ironis tentang diri Hegel, yang jelas-jelas dapat kita lihat. Namun, para radikal muda ini, tidak puas dengan hanya menginterprestasikan ulang filsafat Hegel. Ketika Karl Marx berada di Paris, Marx mulai mencermati dua masalah yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan konkret yang tidak diperbincangkan oleh kaum sosialis. Masalah pertama, mengapa revolusi Perancis gagal ?, mengapa eropa menjadi lebih menjauh dari kebebasan dibandingkan masa sebelum adanya revolusi ?. Masalah kedua, apa arti penting revolusi industri baru, revolusi hebat tekhnologi di pabrik-pabrik, pertambangan, dan transportasi yang mengubah kehidupan ekonomi, sosial dan politik dunia yang membawa bersamanya kekayaan bagi beberapa orang dan menyebarkan kemiskinan dan alienasi bagi lainnya.
Untuk
menjawab
persoalan-persoalan
tersebut
Marx
dalam
kesehariannya banyak membaca dan berfikir serta belajar dari kaum sosialis.11
10 11
Henry D. Aiken, Abad Ideologi, (Yogyakarta : Yayasan Benteng Budaya, 2002), hlm. 250. Andi Muawiyah Ramly, op. cit., hlm. 38-39.
5
Abad yang baru saja kita tinggalkan dipenuhi dengan berbagai tindak kekerasan dan kebiadaban. Tidak diragukan lagi, ideologi pembawa bencana terbesar bagi umat manusia di abad tersebut adalah Komunisme, paham yang paling tersebar luas di seluruh dunia. Komunisme, yang mencapai puncak sejarahnya melalui dua tokoh filsuf Jerman, Karl Mark dan Friedrich Engels pada abad ke-19, telah begitu banyak menumpahkan darah di berbagai belahan bumi, melebihi apa yang dilakukan oleh kaum Nazi dan para penjajah. Paham ini telah merenggut nyawa orang-orang yang tidak berdosa, memunculkan gelombang kekerasan, dan menebarkan rasa ketakutan serta putus asa di kalangan umat manusia. Bahkan kini, ketika orang menyebut-nyebut negara Tirai Besi dan Rusia, segera muncul gambaran tentang masyarakat yang terselimuti kegelapan, kabut, rasa putus asa, beragam persoalan, dan ketakutan; serta jalanan yang tidak menampakkan tanda-tanda kehidupan. Tidak menjadi soal, seberapa dahsyat Komunisme dianggap telah hancur di tahun 1991, puing-puing yang ditinggalkannya masih tetap ada. Tak peduli, meskipun orang-orang Komunis dan Marxis yang "tak pernah jera" tersebut telah menjadi "liberal", filsafat materialis, yang merupakan sisi gelap komunisme dan marxisme, dan yang memalingkan manusia dari agama dan nilai-nilai akhlak, masih tetap berpengaruh pada mereka. 12
Sebelum Karl Marx meninggal, para pengikutnya telah memulai menafsirkan tulisan-tulisannya dengan cara-cara yang biasanya disesuaikan dengan tujuan mereka sendiri atau yang nampak sejalan dengan warisan sejarah pada masa itu. Sebagai hasil, kita melihat Marx pada demokrat-demokrat sosial, sayap kiri revolusioner, dan diktator-diktator Soviet. Tokoh-tokoh besar yang berpengaruh, termasuk Lenin, Stalin, dan Mao Tse-Tung, perlu naik ke bukit doktrin Marxisme untuk menemukan justifikasi teoritis bagi aksi politik mereka. Upaya merka untuk
12
WWW. Harun Yahya. Com/Indo Buka Mata, Perluas Cakrawala, dari buku Bencana Kemanusiaan Akibat Darwinisme, 4/27/2005.
6
menyesuaikan teori komunis dengan realitas politik telah menghasilkan akibatakibat yang aneh.13 Marx mengatakan bahwa formulasi teoritisnya bisa menjadi dasar dan stimulus bagi aksi, dan hal ini ia tidak kecewa. Menjelang tahun 1900 partaipartai dan kelompok-kelompok marxis banyak di dirikan di Benua Eropa.14 Yang terbesar dan terorganisir paling baik adalah partai Sosial Demokrat Jerman yang didirikan tahun 1875 di Ghota. Selama dekade berikutnya partai-partai sosialis didirikan di Austria, Belgia, Perancis, Belanda, Itali, dan negara-negara Skandinavia. Di Inggris Raya gerakan massa sosialis baru berkembag setelah tahun 1914. Partai demokrasi sosial Rusia, dilihat dari dukungan massa, juga merupakan kekuatan yang tidak begitu besar sebelum tahun 1917. Partai ini segera mengembangkan korp pemimpin yang mumpuni dan mempunyai pangaruh besar dalam sosialisme internasional. Selanjutnya Karl Marx mengahasilkan pemikiran dialektika dari hasil analisanya yaitu: Proses produksi material manusia berisi tiga komponen atau faktor; pertama produksi manusia di hubungkan pada kondisi produksi yang ada dalam masyarakat tertentu yang disebutnya kondisi Produksi. Marx menyebutkan bahwa kondisi dasar seperti itu mempengaruhi produksi manusia: iklim yang ada, lokasi fisik geografis masyarakat, pasokan barang mentah, dan populasi total. Kedua, kekuatan produksi yaitu pembagian tipe-tipe kemampuan, peralatan, dan tekhnologi sebagaimana jenis dan ukuran pasokan buruh yang tersedia di masyarakat. Ketiga, hubungan produksi yaitu hubungan hak milik dalam masyarakat, hubungan sosial sesuai apa yang telah diatur masyarakat tentang kondisi dan kekuatan produksi dan dalam menyalurkan hasil produksi kepada 13
Henry J. Schmandt, Filsafat Politik Kajian Historis dari Zaman Yunani Kuno sampai Zaman Modern, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 537. 14 Partai-partai Marxis mengadopsi nama “sosialis” atau social demokratis”. Menjadi sosialis pada akhir abad ke-19, umumnya berarti menjadi Marxis. Kata “komunis”, yang pada awalnya yang digunakan dalam manifesto 1848 untuk membedakan sosialis Marxis dari social utopia, kembali digunakan denganterjadinya revolusi Rusia. Pada tahun 1928 Bolsheviks secara resmi mengambil nama “komunis”. Sejak saat itu istilah ini hany dikaitkan dengan aliran sosialisme yang revolusioner.
7
anggota masyarakat. Ketiga faktor produksi tersebut secara sederhana tampak sebagai usaha untuk mengangkat dialektika Hegel, dimana kondisi produksi membentuk tesis, kekuatan produksi terbentuk antitesis, dan hubungan produksi terbentuk sintesis.15 Totalitas ketiga komponen tersebut dalam masyarakat manapun oleh Marx disebut fondasi ekonomi atau struktur ekonomi masyarakat. Ini adalah salah satu konsep yang terpengaruh dalam Marxisme dewasa. Di samping konsep di atas Karl Marx banyak penafsiran pemikiran lainya yang akan menumbuhkan ideologi yang kuat bagi orang-orang tertindas yang memaknai sejarah dunia sebagai eksploitasi ekonomi dan membuka jalan untuk kebebasan lewat revolusi agresif, penangkapan penindas dunia dan kekayaan.Tetapi apakah Dialektika menurut Karl Marx, Konsep dialektika menurut Karl Marx dan relevansikah dialektika Karl Marx dengan dizaman sekarang ini.
B. Penegasan Judul Dalam penulisan skripsi ini penulis mengetengahkan permasalahan yang sesuai dengan jurusan Aqidah Filsafat, yang merupakan bidang keilmuan yang penulis pelajari. Permasalahan tersebut penulis munculkan dalam sebuah judul “ PEMIKIRAN DIALEKTIKA MENURUT KARL MARX” untuk menghindari pengkaburan dan kesalah pahaman dalam istilah yang ada dalam judul, maka judul itu penulis uraikan ketegasan dan kejelasanya. Penulis memberi suatu uraian sebagai berkut : - Pengertian : dialektika berasal dari bahasa Yunani “dialego” artinya pembalikan, dan perbantahan. Dialektika dengan etimologi tentang tesis, antitesis, dan sistesis. Dialektika secara terminologi adalah keseluruhan yang ada di dalamnya memiliki unsur-unsur yang saling bernegasi (mengingkari dan diingkari), saling
15
T. Z. Lavine, op. cit., hlm. 54-55.
8
berkontradiksi (melawan dan dilawan), dan saling bermediasi (memperantarai dan diperantarai). Pemahaman ini mengisyaratkan suatu dalil bahwa kehidupan yang nyata ini saling berkontradiksi, bernegasi, dan bermediasi.16 - Sedangkan pemikiran dialektika : Dialektika adalah Perkembangan historis tentang produksi (tesis) menimbulkan gerakan yang bertentangan (antitesis) yang berlangsung melalui sintesis ketegangan atau kontradiksi yang inheren (kapitalis).17Tujuanya menyakini bahwa seluruh perkembangan di jagad raya terjadi akibat adanya konflik, melakukan pengkajian terhadap sejarah dunia yang terjadi dari kaum buruh dan kaum kapitalis, dan memperjuangkan kaum buruh ini akan segera bangkit dan memunculkan revolusi komunis. - Karl Marx : Karl Marx seorang filusuf besar abad 19, juga dikenal sebagai tokoh ideologi marxisme, karena kemampuannya dalam merumuskan masalah yang dihadapi masyarakat borjuis dan proletar serta memberikan solusi alternatif yang melahirkan gerakan kaum buruh internasional. Dimana Marx melakukan pembelaan terhadap hak-hak individual yang terkorban untuk kepuasan para kapitalis atau pemilik modal. Para buruh yang berkerja itu mendapat upah yang tidak seimbang dengan pengorbanannya, sehingga manusia kehilangan esensi kemanusiannya, tidak lagi sebagai manusia seutuhnya.18 Dari uraian tersebut penulis bermaksud mengadakan suatu penyelidikan dan pembahasan mengenai dialektika, konsep dialektika, dan relevansi dialektika pemikiran Karl Marx di zaman sekarang. Penulisan juga bermaksud membahas tentang latar belakang pemikiran Dialektika Karl Marx.
16
Andi Muawiyah Ramly, op. cit., hlm. 14. Henry J. Schmandt, op. Cit., hlm. 514. 18 Lyman Tower Sargent, Ideologi Politik Kontemporer, terj. Smamorang, (Jakarta : Bina Aksara, 1986), hlm. 12. 17
9
C. Alasan Pemilihan Judul Disamping penegasan yang tersebut diatas, penulis hendak mengemukakan beberapa alasan dari pemilihan judul skripsi ini. Adapun alasan tersebut antara lain : 1. Dialektika mempunyai pandangan yang sangat mendasar dalam perspektif kemanusian, yaitu dalam rangka mendudukan manusia pada tempat yang terhormat dan layak sebagaimana keberadaannya, sehingga tercipta suatu keharmonisan dalam bermasyarakat dan merdeka atau bebas dari eksplorasi kekuasaan. 2. Karl Marx, filosof sebagai ideologi yang terkenal pada abad 19, juga di kenal sebagai seorang revolusioner. Relevansi pemikiran dialektika Karl
Marx
di
memperjuangkan
pandang kaum
pada
marjinal
zaman
sekarang
(proletariat)
atas
ini
untuk
hak
milik
bersama.dalam prespektif sosio-kultur.
Dari
sinilah
penulis
akan
membahas
tokoh
ini
dimana
mereka
memperjuangkan tentang dialektika, akan tetapi mereka mempunyai latar belakang, agama, waktu dan tempat yang berbeda.
D. Pokok Masalah Dengan berpijak pada latar belakang masalah yang dikemukakan oleh Karl Marx dapat diformulasikan rumusan masalah sebagai berkut : 1. Bagaimana dialektika menurut pemikiran Karl Marx ? 2. Bagaimana relevansi pemikiran Karl Marx di zaman sekarang ?
E. Tujuan Penulisan Berdasarkan pada latar belakang di atas dan permasalahannya maka dapat diambil beberapa tujuan penelitian yang nanatinya akan dikembangkan dalam bentuk skripsi.
10
Tujuan tersebut antara lain : 1. Untuk mengetahui dialektika menurut pendapat pemikiran Karl Marx. 2. Untuk mengetahui relevansi pemikiran Karl Marx di zaman sekarang ini.
F. Metode Penulisan Skripsi Sentral pokok penulisan skripsi ini adalah kajian terhadap tokoh dan pendekatan dalam kajian ini adalah literer maka penulis melakukan studi kepustakaan terutama terhadap pemikiran Karl Marx. Metode digunakan adalah : 1. Metode Pengumpulan Data. Karena penelitian ini merupakan penelitian jenis kepustakaan (library research), maka penulis dalam pengumpulan data ini melalui studi kepustakaan terhadap buku-buku yang relevan dan berkaitan dengan judul di atas. Setelah terkumpul penulis mengolah dengan mengklasifikasi ke sudut pandang Karl Marx tentang pemikiran dialektika dan relevansi pemikiran Karl Marx dengan zaman sekarang. 2. Metode Pengolahan Data Setelah data-data terkumpul yang sesuai dengan pokok permasalahan skripsi ini, maka diolah untuk menyusunnya. Hasil karya Karl Marx dari buku-buku yang relevan sebagai sumber primer. 3. Metode Analisis Data Setelah data-data di kumpulkan dan di analisa untuk memperoleh kesimpulan yang benar, maka penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut : 1. Cotent Analisis Dengan pemikiran dialektika Karl Marx untuk mengetahui metodenya secara konkret mengenai tesis, antitesis dan sintesis yaitu tesis (masyarakat marjinal atau proletar), antitesis (kaum penguasa atau kapitalis) dan sintesis (diktatur proletariat yang bangkit dengan jalan revolusi komunis manifesto). Marx mengunakan metode dialektika untuk memperjuangkan dengan jerih payahnya melaui naskah-
11
naskah dan skenarionya yang utopis kepada kaum proletar yang telah lama dimanfaatkan dan dipekerjakan diambilnya surplus velue oleh segelintir elit (kapitalis). Maka Marx dan Engels membentuk partai komunis manifesto pada tahun 1884, mengajak masyarakat bawah untuk berjuang dan bangkit melawan kaum kapitalis dengan jalan revolusi komunis. 2. Historis dan Sosiologis Akhir-akhir ini banyak karya sosiologi yang berupa studi mengenai suatu gejala sosial atau socifact di masa lampau, Pada abad ke-19 muncul ideologi yang sangat membahayakan tatanan fundamental masyarakat dan eksistensi manusia (terutama tatanan horizontalnya) seperti eksploitasi, alienasi, depresi ekonomi yang diakibatkan pada kaum marjinal, proletar dan masyarakat horizontal oleh kaum penguasa. Kaum penguasa terutama kapitalis memanfaatkan dan memperkerjakan kepada kaum bawah diambil surplus velue atau diperas tenaganya dengan upah tidak setimpal. Maka muncullah saling berkontradiksi, bernegasi dan bermediasi antara kaum proletar dan kaum kapitalis, maka kaum proletar merasa diekspoitasi dan dialeniasi segera bangkit menuju revolusi dengan jalan komunis manifesto. Maka Muncullah Tokoh memperjuangkan kaum marjinal dengan pandangan dialektika yaitu Hegel dengan pandangean idelaisme mengenai roh (bahwa segala yang ada di alam semesta ini buah hasil dari rohaniah) dalam proses dialektika, Karl Marx dan Engels membalikan pemikiran dialektika Hegel dengan materi, bahwa rohaniah buah hasil dari materi atau segala yang ada dialam semesta ini adalah materi. Ajaran filsafat Marx disebut juga materialisme dialektik, dan disebut juga materialisme historis. Disebut sebagai materialisme dialektika karena peristiwa ekonomis yang didominir oleh keadaan ekonomis yang meteriil itu berjalan melalui proses dialektika : teses, antitesis dan sisntesis (milik bersama kaum primitif
(tesis), milik individu kapitalis (antitesis), dan melahirkan diktaktur
proletariat (sintesis) dengan jalan revolusi komunis manifesto. Evolusi Karl Marx yaitu : kaum primitif, kaum budak, kaum kapitalis dan kaum komunis.
12
Relevansi pemikiran Karl Marx di zaman ini adalah dalam konteks kebutuhan merekonstruksi struktur sosial di beberapa negara maju. Kehancuran ikatan solidaritas horizontal merupakan salah satu akar kehancuran civil society. Saya tengarai ada sejumlah faktor ekonomi-politik yang menyebabkan hancurnya solidaritas horizontal itu, yaitu berdominasinya gelombang neoliberalisme yang melanda negeri-negeri berkembang sejak 1980-an, berdampak pada pembangunan ekonomi dan perpolitikan di negeri-negeri itu. kesenjangan sosial sebagai dampak ekspansi neoliberalisme di Amerika Latin ternyata tidak selalu memunculkan solidaritas horizontal di kalangan rakyat, terutama solidaritas berbasis kelas. Fenomena ini menarik karena wilayah itu dikenal sebagai wilayah di mana solidaritas horizontal berbasis lintas-kelas. Memunculkan pergumulan gerakan hijau, gerakan feminisme, gerakan masyarakat adat, ataupun gerakan rakyat miskin kota untuk mempertahankan kompetisi dari segala hal seperti agrarian (pertanahan), pasaran bebas, dan mempertahankan hak miliknya.
G. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam Penulisan skripsi ini, penulisan susun dengan urutan sebagai berikut : Bab Pertama
: Pendahuluan yang menyakup pengesahan judul alas an pemilihan judul, pokok permasalahan, tujuan penulisan skripsi dan sistematika penulisan skripsi.
Bab Kedua
: Tinjauan atau gambaran, sejarah timbulnya dialektika, idealisme Hegel dan materialisme Karl Marx.
Bab Ketiga
: Pandangan Karl Marx tentang riwayat hidup, pemikiran Karl Marx tentang dialektika.
Bab Keempat : Tentang analisa relevansi pemikiran Karl Marx di zaman sekarang. Dan kritik-kritiknya. Bab Kelima
: Penutup yang terdiri dari kesimpulan, dan saran-saran.
13
BAB II SEJARAH EROPA PADA ABAD KE – 19
A. SEJARAH EROPA Selama abad ke-18 berbagai perubahan mendasar di bidang ekonomi mulai terjadi di dunia Barat. Perubahan-perubahan yang jauh jangkauannya sehingga, pada akhirnya mengubah keseluruhan cara hidup manusia. Proses transformasi ini dikenal dengan “revolusi industri”. Ditandai oleh berbagai penemuan baru, kekuatan mesin menggantikan tenaga manusia. Dengan mekanisasi produksi, orang mulai pindah dari pertanian ke kota, sistem pabrik menggantikan proses pengelolahan di rumah, dan kaum industrialis menggantikan tuan-tuan tanah dan bahkan para pedagang dunia. Revolusi industri tidak terjadi secara tiba-tiba dalam panggung dunia. Awal bisa dilacak jauh ke belakang pada periode Reformasi ketika modal mulai ditanamkan di lahan pertanian demi keuntungan. Namun demikian, baru setelah tahun 1875 lah penemuan-penemuan besar dalam produksi ilmiah dan mekanis terjadi, awalnya dalam produksi pertanian dan kemudian dalam industri manufaktur. Gerakan ini pertama kali nampak jelas di Inggris, tetapi pada pertengahan abad ke-19 ia menyebar ke Benua Eropa.19 Transformasi dalam aktivitas ekonomi yang berasal dari revolusi industri diiringi dengan pembongkaran teori ekonomi. Sejalan dengan kemajuan dan kelajuan umat manusia di bidang industri, maka berbagai jalan telah dilakukan “guna menguasai pasaran dan sasaran baru, guna melemparkan hasil produksinya. Terjadilah poralisasi dalam masyarakat, yakni kelompok pemilik modal dan kelompok kerja. Tentu saja masing-masing membanggakan prestasinya. Ribuan pekerja terpaksa harus mandi keringat di kawasan industri dengan upah yang sangat rendah, sedang di satu pihak kaum pemilik kapital (kapitalis)
19
Henry J. Schmandt, op.cit., hlm. 507-508.
14
dengan bangga tanpa mengenal perikemanusiaan berusaha mengembangkam sayapnya.20 Demikian gambaran Eropa pada masa revolusi industri, yang terjadi di sekitar abad ke-18 dan 19. dengan semakin majunya industri dan pemasaran, maka keuntungan besar-besaran itu hanya dapat dirasakan oleh para pemilik modal, sedang kaum buruh yang miskin hanya tetap tidak mendapat imbalan seimbang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.21 Revolusi 1848 telah memberikan pukulan yang mematikan pada segala bentuk sosialisme pra-Marxian yang riuh rendah, warna-warni, serta banyak lagak ini. Di semua negara, revolusi membuka kedok bagaimana kelas-kelas sosial yang beraneka ragam dalam tindakannya. Penembakan terhadap buruh-buruh oleh borjuasi republikan di Paris dalam Hari-hari Juni 1848 akhirnya menyingkapkan bahwa hanya kaum proletar yang berwatak sosialis. Kaum borjuis liberal merasa seratus kali lebih takut pada gerakan independen kelas ini daripada gerakan reaksioner macam apapun. Kaum liberal pengecut menyembah kepada golongan reaksioner. Kaum tani memuaskan diri dengan penghapusan sisa-sisa feodalisme, dan bergabung dengan para pendukung tatanan; mereka jarang sekali masih terombang-ambing antara demokrasi pekerja dan liberalisme borjuis. Semua doktrin mengenai sosialisme tanpa-kelas dan politik tanpa-kelas terbukti omong kosong semata. Komune Paris (1871) melengkapi perkembangan perubahan borjuis ini; republik, yaitu bentuk organisasi politik yang di dalamnya hubungan-hubungan kelas muncul dalam bentuk yang paling tak tersembunyikan, konsolidasinya sepenuhnya berhutang pada heroisme kaum proletar. Di semua negara Eropa lainnya, sebuah perkembangan yang lebih kacau dan kurang komplit menimbulkan akibat serupa, sebuah masyarakat borjuis yang telah 20
Imam Munawir, Drs. Ec, Posisi Islam di Tengah Pertarungan Ideologi dan Keyakinan, (Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1988), hlm. 97. 21 Ibid., hlm. 97-98
15
mengambil bentuk definitif. Menjelang akhir periode pertama (1848-71) yang merupakan sebuah periode badai dan revolusi, sosialisme pra-Marxian mati. Partai-partai independen kaum proletar bermunculan: Internasional Pertama (1864-72) dan Partai Sosial-Demokratik Jerman.22 Periode kedua (1872-1904) dibedakan dari periode pertama oleh karakternya yang "damai", oleh tiadanya berbagai revolusi. Dunia Barat telah selesai dengan revolusi-revolusi borjuis. Dunia Timur belum muncul ke arah itu. Dunia Barat memasuki fase persiapan "damai" bagi perubahan yang akan tiba. Partai-partai sosialis, yang secara mendasar proletar, dibentuk di mana-mana dan belajar menggunakan parlementerisme borjuis dan menggunakan terbitan harian mereka sendiri, institusi-institusi pendidikan mereka, serikat-serikat pekerja mereka,
dan
masyarakat-masyarakat
kooperatif
mereka.
Doktrin
Marx
memperoleh sebuah kemenangan penuh dan mulai tersebar. Penyeleksian dan pengumpulan kekuatan-kekuatan kaum proletar, serta persiapannya untuk menghadapi pertempuran yang akan tiba mencapai kemajuan-kemajuan secara lambat tapi pasti.23 Secara historis, filsafat Marx dan Engels bisa dianggap sebagai hasil gabungan antara dialektika Hegelian, materialisme, dan empirisme.24 Maka muncullah faham hasil gabungan yang saling berhubungan seperti idealisme Hegel dan materialisme Marx.
1. Idealisme Hegel Hegel akan mengutarakan bagaimana seorang budak akan mempunyai kesadaran diri yang lengkap justru karena tekanan tuannya. Maka seluruh proses itu harus digali dengan teliti hanya dengan kesadaran diri yang lengkap itulah tujuan dialektika Hegel. 22
Info@ Harun Yahya.com., Hak cipta terpelihara Ibid. 24 Henry D. Aiken., op.cit., hlm. 228. 23
16
Berfikir secara dialektika berarti berpikir dalam totalitas dalam artian dimana unsur-unsurnya yang yang saling bernegasi (mengingkari dan diingkari), saling berkontradiksi (melawan dan dilawan), saling bermediasi (memperentarai dan diperantarai). Menurut pemikiran dialektis, individu selalu saling berkontradiksi, bermediasi, dan benegasi terhadap masyarakat. Jelaslah bahwa proses dialektika tidak dapat sekedar dirumuskan sebagai tesis-antitesis-sintesis. Rumusan sederhana ini bisa mengaburkan proses dialektis yang sesungguhnya menjadi semata-mata kompromi yang berarti perpaduan dan malah bisa berarti saling meniadakan. Proses dialektis tidak mengarah pada sintesis dalam arti perpaduan, melainkan mengarah pada tujuan baru sama sekali, yakni reaksioner, dimana tercakup pengertian pembaharuan, penguatan, dan perdamaian.25 Seluruh proses dialektis itu sebenarnya merupakan “realiatas yang sedang bekeja” dan pandangan Hegel tentang pekerjaan manusia. Manusia yang akal budinya telah mencapai kesempurnaan dalam Roh, harus berkembang, harus menemukan diri, dan makin menjadi dirinya sendiri. Hegel menggambarkan pekerjaan manusia pertama-tama sebagai keterasingan manusia dari dirinya sendiri. Karena Hegel yakin hal tersebut bisa dilaksanakan karena pada hakekatnya kesadaran (teori) sudah mencapai kesempurnaan dalam roh, di dalamnya terkadang realitas yang sudah saatnya diafirmasikan (dinyatakan ke luar).26 Hegel mensucikan Negara Kristen Jerman Prusia sebagai puncaknya. Hegel telah menunjukkan sebuah teori dialektika sebagai pemikiran tak berujung, menghilangkan apa pun yang ada untuk membawa perubahan dan perkembangan terhadap rasionalitas yang lebih tinggi. Hegelian Muda mengambil sisi radikal dari ambiguitas Hegel ini, mereka berpendapat bahwa Negara Prusia yang dalam fakta kesehariannya merupakan Negara yang ketat dan otoriter, sarat dengan halhal negatif, kekuasaan yang kritis dan menyerang dialektika. 25 26
Sindudinata, Dilema Usaha Manusia Rasional, (Jakarta : PT. Gramedia,1983), hlm. 33-34. Ibid., hlm.37-38
17
Hegel hanya memandang rendah liberalisme politik dan komponen kembarnya yaitu individualisme dan demokrasi. Bagi Hegel, Negara memiliki kekuatan absolut dan otoritas moral melebihi atau berada diatas individu. Filsafat Hegel tentang sejarah mengibarkan bendera kebebasan. Kebebasan tersebut mengklaim bahwa arti sebenarnya sejarah manusia merupakan kemajuan jiwa tidak terbatas dalam kesadaran kebebasan. 27 Hegel telah meninggal lima tahun sebelumnya, akan tetapi pengaruhnya di universitas-unervesitas seluruh Jerman memuncak. Pengikut Hegel saat itu pecah menjadi dua : yaitu sayap kanan yang konservatif dan sayap kiri yang merupakan kelompok radikal. Marx kemudian menenggelamkan dirinya dalam karya-karya Hegel, merupakan studinya kelompok radikal sayap kiri yang disebut dengan Hegelian Muda. Pandangan akhir Hegel sendiri, tidaklah radikal atau sarat pergerakan, bahkan cenderung konservatif dan bertahun-tahun vakum di Berlin. Namun, para Hegelian Muda termotivasi untuk menemukan pesan-pesan radikal dalam Hegel dan mereka benar-benar menemukannya, Hegel memiliki dua sisi : radikal dan koservatif. Para Hegelian Muda menemukan bahwa inti dialektika Hegel ialah pembalikan, prinsip dimana setiap konsep dikritisi, diserang, distabilkan kembali, disahkan kembali. Prinsip pembalikan Hegel sendiri merupakan pembangkit penting dari perubahan dialektika, paradoks, ironi dan ambiguitas. Para Hegelian Muda mengambil sisi yang memberikan mereka dukungan intelektual.28
2. Materialisme Karl Marx Dialektika Hegel telah diintrodusir oleh Karl Marx pada dua unsur pokok. Pertama, gagasan mengenai pertentangan antara segi-segi yang berlawanan, yang kedua gagasan bahwa segala sesuatu berkembang terus-menerus. Marx
27 28
T.Z. Lavine. op.cit., hlm. 31-32. Ibid., hlm. 34-35
18
menandaskan bahwa hukum dialektik terjadi dalam dunia kebendaan (dunia materi) dan sesuai dengan pandangan itu, menamakan ajarannya materialisme.29 Marx pembangkit kembali materialisme dengan memberi intepretasi dan hubungan baru dengan sejarah manusia. Namun dalam aspek lainnya ia orang terakhir pembangunan sistem besar ini, penerus Hegel, seorang yang seperti dia mempercayai rumusan rasional yang menyimpulkan evolusi manusia. Penekanan pada salah satu dari aspek-aspek ini dengan mengesampingkan yang lain menimbulkan pandangan yang salah dan menyampingkan mengenai filsafatnya.30 Filsafat Materialisme, yang lahir di Yunani Kuno, memperoleh kemenangan di abad ke-19. Filsafat kuno ini meraih keberhasilannya melalui dua tokoh filsuf Jerman, Karl Marx dan Friedrich Engels. Marx dan Engels berusaha menjelaskan filsafat materialis, yang bertahan hidup selama berabad-abad, dengan penjelasan baru bernama “dialektika”. Secara singkat, dialektika beranggapan bahwa segala perubahan yang terjadi di alam semesta adalah akibat dari konflik persaingan dan kepentingan pribadi antar kekuatan yang saling bertentangan. Marx dan Engels menggunakan dialektika untuk menjelaskan keseluruhan sejarah dunia. Analisis sederhana oleh Marx menyatakan bahwa sejarah kemanusiaan didasarkan pada konflik, dan konflik yang ada saat ini adalah antara kaum buruh dan masyarakat kelas atas. Ia meramalkan bahwa kaum buruh pada akhirnya akan menyadari bahwa harapan satu-satunya adalah agar mereka bersatu dan melakukan revolusi.31 Pada permulaan periode pertama, doktrin Marx sama sekali tidak mendominasi. Ia hanya satu dari banyak sekali kelompok atau trend sosialisme. Bentuk-bentuk sosialisme yang banyak mendominasi adalah dekat dengan Narodisme kita: ketidak pahaman terhadap basis materialis dari perkembangan 29
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, 1977), hlm. 80. 30 Bertand Russell, op.cit., hlm. 1018 31 WWW. Hrun Yahya. Com/indo, Evolusi : Inspirasi bagi Komunisme
19
sejarah, ketidakmampuan untuk membedakan peran dan pentingnya masingmasing kelas dalam masyarakat kapitalis, penyembunyian karakter borjuis dari reform-reform demokratik di balik bermacam-macam ungkapan sosialis-semu tentang "rakyat", "keadilan", dan "hak". Marx dan Engels memiliki kebencian mendalam terhadap agama. Sebagai ateis tulen, mereka menegaskan bahwa penghapusan agama adalah perlu demi keberhasilan Komunisme. Saat Marx dan Engels sedang merumuskan pandangannya, muncul perkembangan penting yang dapat memberikan dukungan bagi teori mereka. Darwin muncul ke permukaan dengan bukunya The Origin of Species. Darwin menyatakan bahwa di alam kehidupan, makhluk hidup berevolusi dan bertahan hidup akibat adanya perjuangan untuk mempertahankan hidup. Apa lagi ini kalau bukan dialektika? Lagi pula, ini adalah dialektika yang muncul untuk mengingkari segala peran agama termasuk adanya penciptaan atau Pencipta. Ini adalah kesempatan emas bagi Marx dan Engels.Engels membaca buku Darwin segera setelah terbit dan menulis kepada Karl Marx: “(Buku) Darwin, yang kini sedang saya baca, sungguh mengagumkan”. Karl Marx menjawab: “Ini adalah buku yang berisi dasar berpijak pada sejarah alam bagi pandangan kita.” Engels sangat terpengaruh oleh teori Darwin sehingga, dalam upaya memberi sumbangsih pada teori tersebut, ia menulis artikel berjudul: “Peran yang Dimainkan Kaum Buruh dalam Peralihan dari Kera ke Manusia”. Dengan segera, Engels mengumpulkan seluruh gagasan evolusionisnya dalam sebuah buku berjudul “Dialectics of Nature”. Dialektika sejarah adalah sebagaimana bahwa kemenangan teoritis Marxisme memaksa musuh-musuhnya menyamarkan diri mereka sebagai kaum Marxis. Liberalisme, busuk di dalam, mencoba untuk membangkitkan kembali dirinya dalam bentuk oportunisme sosialis. Mereka menafsirkan periode penyiapan kekuatan-kekuatan untuk pertempuran-pertempuran besar sebagai penolakan terhadap pertempuran-pertempuran ini. Kemajuan kondisi-kondisi kaum budak
20
untuk melawan perbudakan upah kerja mereka mengerti sebagai penjualan hak atas kemerdekaan oleh para budak demi uang dalam jumlah kecil. Dengan kecut hati mereka mengajarkan "perdamaian sosial" (yaitu perdamaian dengan para pemilik budak), penolakan atas perjuangan kelas, dan lain sebagainya. Mereka memiliki amat banyak pengikut di tengah kaum sosialis yang menjadi anggota parlemen, beraneka pejabat dalam gerakan kelas pekerja, dan kaum cendekiawan yang "menaruh simpati".32 Munculnya pergerakan generasi penerus Karl Marx (Marxisme) dalam dialektika melalui proses materi untuk memperjuangkan kaum proletariat dari eksploitasi dan alienasi. Dengan cara pandangannya seperti komunisme manifesto dibeberapa dunia untuk mengajak para buruh segera bangkit agar mereka bersatu dan melakuakan revolusi.. a. Buah Komunisme di Uni Sovyet Pandangan Karl Marx dan Engels tumbuh dan berkembang subur, khususnya setelah kematian mereka. Vladimir Ilyich Lenin adalah yang pertama menerapkan revolusi komunis sebagaimana dicita-citakan Karl Marx. Lenin adalah pemimpin pergerakan komunis Bolshevik di Rusia. Saat itu, rejim Tsar diperintah oleh dinasti Romanov. Kaum Bolshevik di bawah pimpinan Lenin sedang menunggu kesempatan untuk menumbangkan rejim Tsar dengan kekuatan. Kekacauan akibat Perang Dunia Pertama memunculkan peluang yang ditunggu-tunggu kaum Bolshevik. Di bulan Oktober 1917, mereka berhasil mengambil alih kekuasaan. Setelah revolusi, Rusia menjadi ajang perang saudara berdarah antara kaum komunis melawan para pendukung Tsar. Siapapun yang dianggap musuh oleh kaum komunis, termasuk keluarga Romanov, dibunuh secara sadis.33 Lenin danTrotsky, yang dianggap tokoh paling penting dalam revolusi Bolshevik setelah Lenin, kembali menekankan pentingnya Darwinisme. Ia 32 33
Info@ Harun Yahya., op.cit. WWW. Harun Yahya.com., op.cit
21
menyatakan kekagumannya atas Darwin sebagaimana berikut : Penemuan Darwin adalah kemenangan terbesar dialektika di segala bidang kehidupan.34 Menyusul kematian Lenin di tahun 1924, Stalin, yang dikenal luas sebagai diktator paling berdarah sepanjang sejarah dunia, menggantikannya menduduki jabatan pemimpin Partai Komunis. Selama 30 tahun masa pemerintahannya, apa yang dilakukan Stalin hanyalah pembuktian atas kekejaman sistem Komunisme. Sebagaimana gurunya, yakni Karl Marx dan Engels, Lenin pun seorang evolusionis tulen, dan seringkali menegaskan bahwa teori Darwin adalah dasar berpijak filsafat materialis dialektika yang ia agungkan. Trotsky adalah nama penting kedua dalam revolusi Bolshevik. Ia juga sangat menekankan pentingnya Darwinisme, dan menyatakan dukungannya kepada Darwin dengan mengatakan. Penemuan Darwin adalah kemenangan tertinggi dialektika di seluruh alam kehidupan. Joseph Stalin, sang diktator Partai Komunis paling kejam, menggantikan Lenin pada tahun 1924. Menengok tiga puluh tahun pemerintahan teror Stalin, siapapun hampir pasti akan berkata bahwa kebijakan Stalin secara umum adalah untuk membuktikan kekejaman komunisme.35 Di antara kebijakan pertamanya adalah menghilangkan kepemilikan tanah secara individu. Ia mengerahkan tentara untuk memaksa petani, yang berjumlah 80% dari populasi, agar menggabungkan tanah mereka menjadi lahan-lahan luas kolektif milik pemerintah. Biji-bijian tanaman pangan dipanen oleh tentara bersenjata. Kelaparan pun melanda, merenggut nyawa pria, wanita dan anak-anak. Tapi Stalin terus saja mengekspor stok makanan daripada memberi makan penduduknya. Menurut perhitungan, sekitar sepuluh juta petani tewas dalam tahun-tahun ini. Enam juta orang mati kelaparan di Ukraina. Dua puluh persen penduduk Kazakhstan lenyap. Di Kaukasus saja, angka kematian mencapai satu juta. 34 35
WWW. Harun Yahya.com/indo, Bencana Kemanusiaan Akibat Darwinisme Ibid.
22
Stalin mengirim ribuan para penentang kebijakannya ke kamp kerja paksa di Siberia. Kamp-kamp ini, tempat para tahanan dipekerjakan sampai mati, menjadi kuburan bagi kebanyakan mereka. Di samping itu, puluhan ribu orang dibunuh oleh polisi rahasia Stalin. Di wilayah Krimea dan Turkistan, jutaan orang juga dipaksa pindah ke daerah-daerah terpencil di Uni Soviet.36 Akibat kebijakan berdarah Stalin, sekitar tiga puluh juta orang mati terbunuh. Menurut para ahli sejarah, Stalin merasakan kenikmatan tersendiri dari kekejaman ini. Di kantornya di Istana Kremlin, ia merasa senang ketika memeriksa daftar orang-orang yang dieksekusi dan dibunuh. Selain karena kondisi kejiwaannya, yang menjadikan Stalin pembunuh masal kejam adalah keyakinan kuatnya pada filsafat materialis. Dan dasar berpijak filsafat ini, dalam pengertian Stalin, adalah teori evolusi Darwin. Satu lagi yang menunjukkan keyakinan buta Stalin pada teori evolusi adalah penolakan hukum genetika Mendel oleh sistem pendidikan Soviet. Sejak awal abad ke-20, hukum Mendel telah diterima oleh kalangan ilmuwan kecuali di Uni Soviet. Penemuan ini menggugurkan klaim Lamarck, yang sebagiannya juga diyakini Darwin, tentang “pewarisan sifat-sifat dapatan kepada generasi berikutnya”. Ilmuwan Rusia Lysenko menganggap hal ini sebagai pukulan berat terhadap teori evolusi, dan merumuskan teori alternatif Lamarckis. Stalin kagum atas ide Lysenko dan kemudian mengangkatnya sebagai kepala lembaga-lembaga ilmiah milik pemerintah. Hingga kematian Stalin, ilmu genetika tidak diterima di lembaga-lembaga ilmiah Uni Soviet.37 b. Evolusi dan Komunisme Cina Selama pemerintahan totaliter Stalin, rejim komunis lainnya yang berlandaskan Darwinisme didirikan di Cina. Pada tahun 1949, setelah perang saudara yang panjang, kaum komunis memenangkan kekuasaan di bawah pimpinan Mao Tse Tung. Mao mendirikan rezim penindas dan berdarah, 36 37
Info@ Harun Yahya., op.cit. Ibid.
23
sebagaimana sekutunya Stalin yang memberinya banyak dukungan. Hukuman mati yang tak terhitung jumlahnya terjadi di China. Sekitar tiga puluh juta orang mati kelaparan akibat kebijakan kejam Mao. Selama Revolusi Kebudayaan, kelompok pemuda militan yang disebut “Pasukan Pengawal Merah Mao” menghempaskan negeri ini dalam kekacauan dan ketakutan. Mao menjelaskan landasan filosofis rezimnya dengan menyatakan secara terang-terangan bahwa: “Sosialisme Cina didirikan di atas Darwin dan teori evolusi”. Ahli sejarah universitas Harvard, James Reeve Pusey juga mengakui pengaruh Darwinis pada Maoisme. Dalam bukunya yang berjudul “China and Charles Darwin”, Pusey mengatakan:38 Darwin telah membenarkan perubahan dan revolusi dengan kekerasan. Sungguh, ini adalah satu di antara hal paling berharga yang diberikan Darwin pada China. Dan ini betul-betul sesuai dengan pemikiran Mao Tse Tung. Komunisme telah menyebabkan teror, perang gerilya dan perang saudara di banyak negara. Di Kamboja, Khmer merah komunis membantai hampir sepertiga dari penduduk negeri. Manusia dibunuh hanya karena mengambil sedikit makanan dari lahan pertanian kolektif atau mengucapkan perkataan yang bertentangan
dengan
komunisme.
Bukti-bukti
pembantaian
Kamboja
menampakkan kebiadaban komunisme tanpa perlu dijelaskan lagi. Selama seratus lima puluh tahun, ideologi komunis, yang identik dengan pertikaian dan peperangan, senantiasa berjalan beriringan dengan Darwinisme. Kini, kaum Marxis dan komunis masih merupakan pendukung utama Darwinisme. Di hampir setiap negara, pendukung terdepan teori evolusi cenderung berpandangan Marxis. Mudah dipahami, sebab sebagaimana perkataan Karl Marx sendiri, teori evolusi berisi dasar berpijak pada sejarah alam bagi ideologi materialisnya.
38
WWW. Harun Yahya.com., op.cit.
24
c. Turki Turkestan. Meskipun pembubaran Uni Soviet telah diterima sebagai simbul kematian Komunisme sebagai rezim politis, ideologi dan penerapan Komunis masih terus berlanjut. Rusia dan China adalah negara di mana mentalitas Tentara Merah ini masih sangat berpengaruh. Kebijakan Rusia di Chechnya, dan perlakuan pemerintah Cina di Turkistan Timur, adalah bukti paling penting tentang hal ini. Warga Turki Muslim yang kini hidup di Turkistan Timur, tengah mengalami penindasan yang tiada hentinya di bawah kekuasaan Cina yang didirikan Mao. Para pemuda ditahan tanpa alasan, dihukum mati dengan tuduhan melawan rezim, dan ditembak. Umat Islam dilarang menjalankan kewajiban agama secara berjamaah, dan pendapatan mereka diambil dengan cara menerapkan pajak yang tidak manusiawi. Orang-orang hidup di ambang kematian karena kelaparan, dan uji nuklir yang dilakukan persis di depan mereka; akibatnya merekapun terjangkiti penyakit mematikan.39 Umat Turki Muslim di Turkistan Timur telah hidup dibawah penjajahan Cina selama 250 tahun. Cina memberi nama "Sinkiang" atau "tanah terjajah" kepada Turkistan Timur, yang merupakan wilayah Muslim, dan menyatakannya sebagai wilayah kekuasaan mereka. Setelah kaum Komunis yang dipimpin Mao mengambil alih wilayah tersebut pada tahun 1949, penindasan terhadap warga Turkistan Timur meningkat bahkan lebih kejam dari sebelumnya. Kebijakan rezim Komunis bertujuan untuk menghancurkan kaum Muslimin yang menolak asimilasi.. Ketika mengkaji berbagai peristiwa ini, para pengamat sejarah terjebak dalam kesalahan saat mengemukakan bahwa penyebab utama dari segala kebiadaban dan kejahatan ini adalah dikarenakan Lenin, Stalin, Mao, Hitler, dan Mussolini memiliki kepribadian yang tidak stabil dan menderita penyakit kejiwaan.
39
Ibid.
25
Adalah sebuah kebenaran yang jelas dan pasti bahwa orang-orang ini beserta ideologi yang dianutnya, semuanya meminum dari mata air yang sama. Segala kebijakan yang mereka terapkan dikemukakan sebagai sesuatu yang sah dan satusatunya yang benar berdasarkan sumber yang sama. Singkatnya, di belakang orang-orang ini ada satu pihak lain yang paling bertanggung jawab atas semua yang telah terjadi. Penyebab munculnya para pemimpin yang tidak manusiawi dan berpenyakit kejiwaan, yang menyeret jutaan manusia untuk mengikuti mereka, dan yang membolehkan mereka melakukan kejahatan, adalah pembenaran dan dukungan yang seolah tampak ilmiah tersebut, yang diberikan kepada mereka oleh filsafat materialis.
26
BAB III PEMIKIRAN KARL MARX TENTANG DIALEKTIKA A. Karl Marx 1. Riwayat Hidup Karl Marx, lahir pada tanggal 5 mei 1818 di kota Trier daerah Rhein, di Prusia Jerman. Marx mewarisi kecerdasan yang luar biasa dari kedua orang tuanya. Ayahya Hendrich Marx dan ibunya Henriette. Keduanya berasal dari Rabbi Yahudi. Kendati demikian Marx besar melalui proses pendidikan sekuler dan kemudian menjadi pengacara ternama dan melangsungkan perkawianan dengan Jenny Von Westphalen teman lamanya sejak kecil.
40
Ia (Jenny) seorang
aristokrat non Yahudi, dan hidup bersamanya sepanjang hidupnya. Di universitas ia dipengaruhi Hegelianisme yang masih berjaya, disamping oleh pemberontakan Feuerbach terhadap Hegel menuju materialisme. Ia terjun ke dunia jurnalisme, tetapi Rheinische Zeitung, yang ia sunting, dibrendel oleh pemerintahan lantaran radikalismenya.41 a. Pengalaman Agama Pengalaman keagamaan Karl Marx sedikit unik, di usia 6 tahun Marx sekeluarga dibabtis sebagai penganut Protestan pada Gereja Luteran. Upaya ini dilakukan sebagai strategi politik, karena tekanan politik penguasa. Bahwa keinginan ayahnya untuk menjaga pemapanan sosial ekonominya melalui profesional sebagai pengacara. Tapi bagi Karl Marx, proses keberagamaan ayahnya yang lebih dipengaruhi oleh kesadaran politik sangat mengganggu sikap mental atau kesadaran kejiwaan Karl Marx.42 Baginya
agama
bukanlah
merupakan
persoalan
essensial
dalam
kehidupan. Anggapan Marx, kepercayaan agama tidak memberikan pengaruh 40
Harry Hamersma, op. cit., hlm. 67. Bertand Russel, Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi Sosio-Politik dari zaman Kini Hingga Sekarang, terj. Sigit Jetmiko, Agung Prihantoro, Imam Mutaqim, Imam Baihaqi, Dan Mohammad Shodiq, (Yogyakarta : 2003), hlm. 1018-1019. 42 O. Hamsem, Marxisme dan Agama, (Bandung : Balai Pustaka, 1984), hlm. 1. 41
27
paling penting terhadap perilaku kehidupan manusia, namun sebaliknya justru perkembangan agama di pengaruhi oleh situasi sosial ekonomi manusia. b. Pengalaman Intelektual Dalam pengalaman intelektual, setelah Karl Marx menyelesaikan belajarnya di usia 18 tahun, ia hijrah dari daerah kelahirannya (Trier) menuju Berlin untuk melanjutkan studinya di universitas Berlin tahun 1836. Dan pada tahun 1841 Marx menyelesaikan studi dengan desertasi doktornya berjudul filsafat epikuros, dan dipromosikan menjadi doktor filsafat.43 Sebagai seorang mahasiswa, Karl Marx sangat mengagumi pemikiran dari ajaran Hegel. Karl Marx mengkaji secara itensif terhadap pemikiran analisis idealisme Hegel dipengaruhi oleh pengetahuannya mengenai ide-ide pengikut Hegelian yang kritis juga pada Hegel sendiri. Kemudian dalam mengembangkan posisi teoritis dan fillosofisnya sendiri, Marx tetap menggunakan bentuk analisa dialektika, tapi dia menolak idealisme filososfis dan mengganti dengan pendekatan materialistis.44 Pemikiran Karl Marx tentang dialektika materialisme dan materialisme historis yang dikembangkan oleh pengikutnya menjadi marxisme banyak berkembang diberbagi Negara. Di Amerika Serikat misalnya, sebagai pusat gerakan demokrasi liberal juga berkembang pemikir-pemikiran ilmiah marxisme, sebagai contoh tidak sedikit para profesor mengembangkan antropologi marxisme, sosiologi marxisme. Dengan ini ajaran Karl Marx yang telah distruktur menjdi ideologi marxis, seakan-akan menjadi paradigma yang cukup dominan di dalam perkembangan ilmu-ilmu sosial modern.45 Karl Marx sebagai ilmuan besar dan filosof besar abad 19, merumuskan tiga teori yang menjadi kerangka dasar bangunan sistem ilmu pengetahuan dan
43
FX. Mudji Sutrisno dan F. Bdi Hardiman, op. cit., hlm. 129. Doyle Paul Jhonson, Teori sosiologi Klasik dan Modern, terj. Robert M. Z. Lawang, Jakarta : Gramedia,1986), hlm. 123. 45 Amin Rais, Cakrawala Islam Antara Cita dan Fakta , (Bandung : Mizan,1996), hlm. 100. 44
28
politik. Menurut Sidney Hook ada tiga pemikiran besar Karl Marx yang mempengaruhi perkembangan masyarakat. Pertama : Materialime Historis, sekalipun segala sesuatu dalam masyarakat saling berhubungan dan berbagai hal saling mempengaruhi, kunci atau basis dalam masyarakat adalah cara produksi ekonomi. Kedua : Teori perjuangan kelas, yang dikemukakan pada bagian pertama karya Karl Marx, Manifesto Komunis, semua sejarah adalah perjuangan ekonomi. Konflik yang utuma dalam kelas adalah antara kapitalis dan proletar. Sedang ideologi hanya menjadi alat legimitasi kepentingan memiliki modal dan alat-alat produksi (kapitalis). Ketiga
: Teori nilai dan teori nilai lebih, masyarakat kapitalis akan tumbuh terus dan akhirnya akan menimbulkan kesengsaraan masal, sehingga suatu perubahan masyarakat akan terjadi.46 Cita-cita Karl Marx untuk menunjukan karir dalam bidang akademis-
akademis setalah menyelesaiakn desertasi doktornya dengan judul “Filsafat Epikuros” tahun 1841. Namun cita-cita ini mengalami kegagalan, karena Bruno Bauer yang semula menjadi sponsornya dipecat dari jabatan akademisnya. Sebab ia dianggap pelopor dan pemikir yang kritis yang mengembangkan pemikiran yang
membahayakan
eksistensi
agama
Kristen.
Bruno
Bauer
Juga
mengembangkan konsep yang radikal yang menentang terhadap agama, anti agama.47 Kondisi yang demikian cukup membingungkan Marx dan akhirnya memutuskan untuk mencari jalan keluar yaitu dengan terjun ke dalam kancah politik. Marx terlihat dalam berbagai kegiatan politik di Paris, dan akhirnya ia terpaksa melarikan diri ke Brussel dan kemudian ke London, dimana ia meninggal, tahun 1883.48
46
Harsya W. Bakhtriar, Percikan dengan Sidney Hook tentang 4 masalah Filsafat, (Jakarta : Jembatan, 1986), hlm. 113-114. 47 Doyle Paul Jhason, op. cit., hlm. 123. 48 Harry Hamersma, op. cit., hlm. 68.
29
B. Pengertian Dialektika Kata dialektika berasal dari bahasa Yunani “ dialego” artinya pembalikan, perbantahan. Dengan istilah dialektika, dia (Marx) mengacu pada kondisi-kondisi fundamental eksistensi manusia. 49 Di dalam pengertian lama dialektika bermakna seni pencapaian kebenaran melalui cara pertentangan dalam perdebatan dari satu pertentangan berikutnya. Sedangkan dialektika dalam terminologi (definisi), adalah Pada mulanya menunjuk pada debat dengan tujuan utama menolak argument lawan atau membawa lawan kepada kontradiksi-kontradiksi, dilema atau paradoks. Dalam dialog-dialog Plato, ada upaya untuk menggali hakikat halhal melalui proses pernyataan dan kontradiksi.50 Karl Marx tidak pernah menggunakan istilah materialisme historis atau materialisme dialektis; dia memakai istilahnya sendiri, yakni metode dialektika yang berkebalikan dengan metode dialektika milik Hegel dan metode dialektika dari dasar materialistisnya. Dengan istilah metode dialektika, dia mengacu pada kondisi-kondisi fundamental eksistensi manusia.51 Ajaran filsafat Marx disebut juga materialisme dialektik, dan disebut juga materialisme historis. Disebut sebagai materialisme dialektika karena peristiwa ekonomis yang didominir oleh keadaan ekonomis yang meteriil itu berjalan melalui proses dialektika : teses, antitesis dan sisntesis. Mula-mula manusia hidup dalam keadaan komunistis asli tanpa pertentangan kelas, dimana alat-alat produksi menjadimilik bersama (tesis). Kemudian timbul milik pribadi yang menyebabkan adanya kelas pemilik (kaum Kapitalis) dan kelas tanpa milik (kaum proletar yang selalu bertentangan) disebut antitesis. Jurang antara kaum kaya (kapitalis) dan kaum miskin (proletar) semakin dalam. Maka timbullah krisis yang hebat. Akhirnya kaum proletar bersatu mengadakan revolusi perebutan kekuasaan. Maka timbullah diktaktur proletariat dan terwujudlah masyarakat 49
Erich Fromm, Konsep Manusia Menurut Marx, Terj. Agung Prihantoro, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hlm. 14. 50 T. Z. Lavine, op. cit., hlm. x. 51 Erich Fromm, op. cit., hlm. 14.
30
tanpa kelas dimana alat-alat produksi menjadi milik masyarakat atau Negara (sintesis).52 Dengan demikian dialektika berarti suatu metode diskusi tertentu dan satu cara tertentu dalam berdebat yang didalamnya ide-ide kontradiktif dan pandangan-pandangan yang bertentangan dilontarkan. Masing-masing pandangan itu berupaya menunjukan titik-titik kelemahan dan kesalahan yang ada pada lawannya, berdasarkan pada pengetahuan-pengetahuan dan proposisi-proposisi yang sudah diakui. Dengan demikian berkembanglah pertentangan antara penafian dan penetapan dilapangan pembahasan dan perdebatan, sampai berhenti pada kesimpulan yang di dalamnya salah satu pandangan yang bertentangan itu dipertahankan, atau sampai munculnya cara pandang baru yang merujukkan kelemahan masing-masingnya. Marx menganut dialektika tersebut dan menempatkan filsafat materialismenya dalam bentuk dialektika murni. Jadi, dialektika modern, menurut klaim-klaim kaum dialektiawan, adalah hukum berfikir dan sekaligus realitas. Karena itu, dialektika modern adalah metode berfikir dan prinsip yang menjadi dasar eksistensi dan perkembangan realitas. Gerak pikiran tidak lain hanyalah cermin gerak realitas yang dipindahkan dan ditransformasikan di dalam benak manusia.53 1. Sejarah Timbulnya Dialektika Pada abad ke-19 muncul ideologi yang sangat membahayakan tatanan fundamental masyarakat dan eksistensi manusia (terutama tatanan horizontalnya). Atas kekejaman kaum penguasa dalam merebut kekuasaan secara eksploitatif, kekerasan, kekejaman, alienasi dan memanfaatkan kaum marjinal sebagai surplus velue (nilai lebih) dalam mencari keuntungan-keuntungan yang sangat besar dalam segelintir elit. Sejarah merupakan suatu proses perkembangan tunggal yang penuh arti dan sebuah struktur rasional yang terungkap dalam waktu menurut 52 53
150.
Drs. A. Chairil Basori, Filsafat, (Semarang : IAIN Walisongo, 1986), hlm. 108-109. Muhammad Baqir Ash-Shadr, Falsafatuna, (Bandung : Penerbit Mizan, 1991), hlm. 149-
31
hukum dialektika. Menurut Hegel bahwa unit individu dan perjalanan sejarah dialektika adalah negara-bangsa yang besar, setiap dari mereka mewujudkan sebuah tingkat dalam memajukan kesadaran kebebasan. Bagi Marx sebaliknya, unit individu dan sejarah dialektika adalah mode bagi produksi ekonomi. Perubahan sejarah terjadi melalui konflik atau kontradiksi dalam tiga pondasi ekonomi masyarakat. Konflik ini muncul di antara kekuatan produksi yang berkembang secara konstan (kemampuan, tekhnologi, penemuan) dan dari hubungan produksi yang ada atau hubungan hak milik. Karl Marx menentang asas pokok dari aliran idealisme terutama terminologi Hegel dan beberapa bagian dari ajaran Feuerbach. Bagi Hegel dan idealisme umumnya, alam merupakan hasil Roh, tapi bagi Marx segala sesuatu yang bersifat rohani merupakan buah hasil materi. Dialektika Hegel adalah dialektika idea dan Marx yang datang dengan pendapatnya justru ingin menjadikannya sebagai dialektika materi. Di kalangan penganut idealisme sebelum dan sezaman Karl Marx melekat paham bahwa dialektika hanya dapat diterapkan di dalam dunia abstrak yaitu pikiran manusia. Karl Marx menyatakan sebaliknya bahwa dialektika terjadinya di dunia nyata atau dunia materi.54 Marx mengambil thesis Feuerbach ini untuk merasionalkan kritiknya terhadap agama dan transisi dari idealisme Hegel menuju materialisme. Dengan menyatakan bahwa yang absolut sebenarnya tidak lebih dari sekedar refleksi materi, Marx menggunakan dialektika ini sebagai kekuatan yang menggerakkan dalam evolusi sejarah. Tujuannya adalah untuk mengubah dialektika ini dari hukum pemikiran semesta, sebagaimana teori Hegel, menjadi hukum sebabakibat sejarah yang sebenarnya. Untuk mencapai tujuan ini, dialektika pertamatama harus diberi makna konkret yang berguna untuk memberikan penjelasan dan
54
K. Bertens, Op. Cit., hlm. 80.
32
prediksi dalam tatanan sosial, sebagaimana fenomena biologis dan fisik, dan ditentukan oleh materi.55 Marx menolak teori idealistis Hegel tentang teori perubahan sejarah sebagai perkembangan dialektika ide kebebasan. Bagi Marx, ide-ide tidak bisa menjelaskan apa pun, ide-ide hanyalah efek dan basis ekonomi masyarakat. Ide sekedar suprastruktur yang hancur mengiringi dasar ekonomi masyarakat yang juga mulai pecah. Bagi Marx, kekuatan ekonomi yang cukup kuatlah yang dapat menghasilkan perubahan sejarah.56 Proses menuju pembebasan umat manusia berlangsung melaluai proses pekerjaan. Sebab, melalui pekerjaan manusia merealisasikan dirinya sendiri. Dan pekrjaan ini memperoleh pola serta bentuknya dalam tata susunan sosialekonomi, dalam cara berproduksi yang semakin maju, dalam peningkatan alat-alat dan dalamtatanan susunan kerja yang lebih manusiawi. Sebuah perjuangan lama untuk mengatasi keterasingan manusia dalam pekerjaannya, tercapai kemenangan kelas buruh. Marx maupun Hegel beranggapan bahwa umat manusia merealisasikan dirinya dalam sejarah. Tetapi kedua-duanya memilih kunci yang sama sekali lain untuk membukakan sedikitmisteri sejarah bagi pengertian kita. Pada Hegel, Roh memegang pimpinan. Bagi Marx, cara berproduksi serts hubungan-hubungan kerja menentukan perjalanan sejarah umat manusia dalam suatu proses dialektika yang memcakup thesis, anthitesis, dan synthesis. Dalam proses ini perjuangan kelas berperan sebagai motor yang kuat. 57 Sesuai dengan tahap-tahap materialisme historis, maka komunisme primitif (thesis) dan kapitalisme (antithesis) umat manusia dapat maju ke komunisme yang matang (sinthesis) melalui perjuangan kelas, diktatur proletariat dan sosialisme. Ultim manusia adalah humanisasi dirinya serta dunia dan sosialisasi seluruh kehidupan manusia. Baru dalam keadaan itulah akan tampak 55
Henry J. Schmandt, op. cit., hlm. 515. T. Z. Lavine., op.cit., hlm. 65 57 Dr. P. A. Van Der Weij., op.cit., hlm 112-113. 56
33
kebebasan sejati untuk semua manusia. Dengan demikian mereka akan menguasai dirinya sendiri, proses produksi dan seluruh alam.58 Menurut Marx, thesis adalah sesuatu komunisme asli yang masih primitif dan hampir instingtif, suatu masyarakat dimana produksi (berburu dan memancing ikan) dan juga konsumsi dijalankan bersama-sama oleh semua orang. Saranasarana produksi merupakan milik bersama, tapi masih bersifat sangat primitif. Pada waktu itu suasananya masih diliputi kebebasan, persamaan serta persaudaraan. Itulah firdaus yang mula-mula terdapat di dunia ini di mana orang bersama-sama menganyomi (memperjuangkan) suatu kebahagiaan primitif. Antithesis mulai timbul ketika sejumlah orang pandai dalam menempati sebidang tanah, menabur benih dan menunggu panen. Ketika tanaman mulai menguning, datang juga orang lain yang mengandaikan begitu saja bahwa panen ini sebagai milik bersama dapat juga dikonsumsi bersama-sama. Tetapi mereka yang telah menempati tanah itu merasa keberatan. “Kami telah menabur ini dan arena itu kamilah pemiliknya. Kalian boleh membantu dengan menuai dan tentu akan mendapat imbalan, tapi sisanya menjadi milik kami”. Dengan demikian cara berproduksi telah berubah dan juga cara berkonsumsi. Segera berubah juga hubungan-hubungan kerja, karena pekerjaan upah telah masuk dunia kita. Persamaan serta kebebasan berkurang dan persaudaraan juga merosot. Menjadi penting memiliki keluarga besar, sebab dengan itu orang mempunyai tenaga kerja lebih banyak. Barang milik harus dibela terhadap orang lain dan dengan demikian lahirlah hukum, kuasa dan paksaan. Dalam masyarakat patriarkal sudah terlihat pertumbuhan agak besar dari milik pribadi, sistem upah dan kekuasaan orangorang yang ekonominya kuat. Perhambaan dan perbudakan mulai berkembang. Antithesis menurut Marx, dengan cara hidup dalam karangannya yang disebut Manifesto Komunis. Ia berusaha menjelaskan hampir semua konflik dan perang atas dasar pertentangan kelas dan perjuangan kelas. Antithesis itu memuncak
58
Ibid., hlm 114
34
dalam zaman industrial yang kapitalis. Dengan demikian timbul bahaya bahwa sarana-saran produksi seluruhnya menjadi milik segelintir kapitalis saja, yang demi kepentingan-diri mengatur hubungan-hubungan kerja dengan sedemikian rupa sehingga merugikan kaum proletar. Si buruh diasingkan dari hasil pekerjaannya, lagi pula dari sesama proletar dan dari kemanusiaannya sendiri. Perjuangan kelas menjadi-jadi dan tekanan dalam struktur masyarakat mencapai puncaknya. Sementara itu terjadi suatu yang luar biasa dalam zaman kapitalisindustrial itu : ilmu pengetahuan dan tekhnik maju dengan pesat dan sangat meringankan pekerjaan kaum buruh. Tanpa disadari, telah diletakan fundamen untuk sinthesis yang akan datang. Sebab, dipandang dari segi tertentu, cara berproduksi dijalankan lagi berasama, tapi sanyangnya hal itu belum terwujud dalam cara berkonsumsi, karena perkembanga hubungan-hubungan milik masih ke lain.59 Sesuai dengan prespektif Marx tentang dialektikanya dengan tahap-tahap materialisme historis, maka dari komunisme primitif (thesis) dan kapitalis (antithesis) Umat manusia dapat maju ke komunisme yang matang (sinthesis) melalui perjuangan kelas, diktatur proletariat dan sosialisme. Kemungkinan ultimo (pada akhirnya) umat manusia adalah humanisasi dirinya serta dunia dan sosialisasi seluruh kehidupan manusia. Baru dalam keadaan itulah akan tampak kebebasan sejati untuk semua manusia. Dengan demikian mereka akan menguasai dirinya sendiri, proses produksi dan seluruh alam.60
2. Dialektika Kapitalisme : Prestise membawa Kehancurannya Sendiri Pertumbuhan industri dan komunikasi kapitalis yang begitu cepat telah menciptakan kota-korta yang sangat besar. Kapitalis memiliki begitu banyak 59
Ibid., hlm. 115. Dr. P. A. Van Der Weij, Filsuf-Filsuf Besar Tentang Manusia tentang Manusia, terj. K. Bertens, (Jakarta : PT. Gramedia Putaka Utama, 1988), hlm. 112. 60
35
buruh dikota-kota industri, mereka adalah budak mesin yang menerima upah dari dari hasil pekerjaannya. Hal tersebut menghancurkan level bawah kelas menengah, yatu pengusaha kecil, penjaga toko, pengrajin, petani menurut Marx, mereka tenggelamkan secara perlahan menjadi kaum proletar karena kekurangan modal dan tekhnologi untuk bersaing dengan pemilik modal besar. Pada sisi positif, manifesto mengakui bahwa kemajuan kekuatan produksi kapitalis yang tidak bisa dijadikan contoh, telah mengembangkan dunia materi dan dengan luas memperbaiki kondisi kehidupan yang penting untuk perkembangan masa depan manusia secara utuh. Namun kapitalisme adalah subyek dialektika dan prinsip negasi dialektika. Ironisnya, energi revolusioner yang luas dan pencapaian kaum borjuis dalam dunia materi yang sedang berkembang justru akan membawa kehancuran, seperti hubungan produksi yang menjadi belenggu dalam kekuatan produksi dan hancur lebur oleh munculnya kaum borjuis dengan kekuatan produktivitas baru mereka. Jadi hubungan produksi kapitalis menjadi belenggu pada kekuatan produksi yang meluas dan akan dihancurkan oleh munculnya kelas proletar.61 Dalam manifesto, masyarakat borjuis modern menurut Marx adalah : sebuah masyarakat yang telah menyulap peralatan besar dan masyarakat yang berubah. Bagaikan seorang penyihir yang tidak bisa lagi mengontrol kekuatan-kekuatan dunia bawah yang dia panggil lewat mantra-mantranya.kapitalis, seperti pesulap, tidak bisa mengontrol semua kekuatan produktif yang dihasilkannya. Semua peralatan baru dan pengeruk keuntungan, mesin, dan tekhnologi. Hasil yang didapat adalah sebuah krisis keberlimpahan produksi barang. Dalam keberlimpahan produksi barang, hubungan produksi dan aliran produk. Hubungan produksi kaum borjuis, yang selalu menuntut perbaikan secara konstan dan ekspresi kekuatan produksi. Kini menjadi belenggu atau perluasan lebih lanjut, karena keuntungan dan hubungan hak milik mereka terancam.
61
T.Z. Lavine., op.cit., hlm.79-80
36
Namun usaha memperlambat produksi berakibat depresi ekonomi secara umum. Peningkatan pengangguran serta pertambahan penderitaan bagi kaum proletar dalam jumlah yang besar sebagai hasil energi produktif kaum borjuis. Marx mencatat ironi ini pada bagian I manifesto : Apa yang dihasilkan kaum borjuis adalah penggali kuburan sendiri. Kejatuhanya dan kemenangan kaum proletar tidaklah bisa dielakan lagi. Namun proses dialektika kini bergerak dengan cepat. Kontradiksi antara kekuatan produksi yang meluas dan hubungan kapitalis menjadi semakin memburuk. Tidak ada kekuatan di bumi yang bisa menahan perjuangan kelas terakhir yang akan menghancurkan kaum kapitalis. Kaum kapitalis telah memainkan perannya dalam sejarah panjang perubahan alam dan sifat manusia. Kini kelas proletar akan dibebaskan seiring berlakunya hukum-hukum dialektika. Sejarah yang juga tidak bisa ditawar lagi, dan dengan kebebasan kelas perbudakan terakhir yang tersisa ini dalam sejarah seluruh umat manusia.masa depan menjadi milik proletar. Masa depan menjadi milik mereka karena hukumhukum dialektika sejarah membuatnya tidak bisa dihindarkan lagi.62 Marx melihat pembebasan kaum proletar dengan usahanya sendiri, dengan menyatukannya sebagai buah kelas di setiap negara. Di bawah kontrol partai komunis akan memimpin mereka dalam sebuah gerakan revolusioner yang akan menggulingkan
mode
produksi
ekonomi
kaum
borjuis
dan
budaya
superstrukturnya, serta akan memenagkan dunia yang telah dikembangkan kaum burjuis.
BAB IV ANALISIS
A. Relevansi pemikiran Karl Marx di Zaman Sekarang Ini.
62
Ibid., hlm.81-82.
37
Proses perkembangan sejarah merupakan kebenaran yang dalam proses dialektika, menurut Karl Marx adalah suatu contoh yang ada dalam dunia. Dialektika adalah suatu fakta empiris; kita mengetahuinya dari penyelidikan tentang alam, dikuatkan oleh pengetahuan lebih lanjut dengan hubungan sebab musabab yang dibawakan oleh ahli sejarah dan sains. Marx dan Engels tidak mengatakan bahwa proses mekanik dan determinis. Mereka menekankan bermacam-macamnya faktor serta interaksi sebab, di mana produksi bahan-bahan yang perlu untuk kehidupan merupakan faktor yang dominan. Perubahan perkembangan terjadi terus menerus, sintesis sudah terdapat kontradiksinya sendiri (antitesis) dan dengan begitu maka proses berjalan terus. Kualitas-kualitas baru selalu timbul terus-menerus, disebabkan oleh pertemuan timbal-balik dan persatuan antara hal-hal yang bertentangan.63 Marx memandang bahwa keberadaan manusia merupakan akibat dari proses materialisasi
atau
memperjuangkan
produk
sejarah,
kepentingan
para
maka buruh
Marx dengan
senantiasa kualitas
konsisten
politik
dan
intelektualnya, agar kemanusiaan para buruh tidak tereksploitir oleh para pemilik modal (kapitalis). Jadi secara politik perjuangan kemanusiaan Marx menuntut keadilan materi kepada para kapitalis. Dimana para kapitalis telah menggambil keuntungan yang berlebihan diatas penderitaan dan pengorbanan kemanusiaan para buruh. Marx sudah lama menjanjikannya akan dibuktikan berdasarkan hukumhukum ekonomi kapitalis sendiri terhadap kaum proletar. Tanpa hak milik pribadi atas alat-alat produksi dan tanpa pengisapan manusia atas manusia, merupakan hasil tak terelakan dari sejarah. 64
63
Harold H. Titus, Persoalan Persoalan Filsafat, terj. Prof. Dr.H. M. Rasiji, (Jakarta : Bulan Bintang, 1999), hlm. 303. 64 Franz Magnis Suseno., op.cit., hlm. 150
38
Marx tertuju kepada ketidakadilan yang tidak tersembunyi dari hubungan masyarakat dalam sistem ekonomi kapitalistik dimana ia melihat hubungan tersebut eksploitatif, sesuatu yang tidak dilihat oleh pemikir sosial lain. Dalam dialectic of enlightenment, Adorno dan Hokheimer menggabungkan tema-tema tersebut sehingga mengubah kritik politik menjadi kritik kebudayaan. Asumsi utama yang dikedepankan dalam kritik yang lebih luas itu adalah kenyataan bahwa kultur kapitalis tak lain merupakan suatu bentuk manipulasi dan penguasaan, yang secara total meresapi struktur psikis dan sosial. Inilah alasan mengapa proletariat sebagai subyek revolusioner tak lagi dianggap penting. Asumsi demikian ini akhirnya mengarah kritik tersebut pada diterimanya karikatur ideologis dari formasi sosial baru itu sendiri. Efisiensi teknis dengan kecenderungan kecenderungannya yang mengarah pada krisis.65 Reformasi tiba-tiba menjadi kata yang paling popular dan kata yang paling digemari untuk diucapkan, bahkan reformasi saat ini telah menjadi suatu dikursus yang paling menguasai cara berfikir kita. Pertikaian dalam ilmu-ilmu sosial antara mereka yang percaya bahwa ilmu sosial harus dikembangkan menuju sikap ilmiah, yakni ilmu sosial harus obyektif, berjarak, bebas nilai, dan bersifat universal, maka tugas utamanya adalah memberi makna realitas sosial serta melakukan rekayasa sosial menuju suatu masyarakat yang dicita-citakan oleh ilmuan menuju terciptanya suatu tatanan sosial yang berpijak pada keseimbangan sosial, stabilitas sosial dan harmoni sosial. Pandangan sosial untuk membebaskan dari segenap bentuk ketidak adilan sosial seperti ketidak adilan kelas. Hegemoni, ketidak adilan gender. 66 Keadilan pada umumnya adalah keadaan di mana setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan kita berasama. Keadailan itui dapat dibagi dua : keadilan yang 65
Peter Beihard, Teori-Teori Sosial, (Yogyakarta : Pustka Pelajar, 2002), hlm. 147 Dr. Mansour Fakih, Jalan Lain Manifesto Intelektual Organik, (Yogyakarta :InsistPress, 2002), hlm. 28-30. 66
39
individual dan keadilan sosial. Keadialan individual adalah keadilan yang tergantungh dari kehendak baik atau buruk masing-masing individu. Keadilan tidak hanya tergantung dari kemauan individu-individu yang langsung bersangkutan, melainkan dari struktur proses-proses dalam masyarakat. Proseproses itu tidak hanya bersifat ekonomi, melainkan juga sosial, politis, ideologi dan budaya.67 Maka ilmu sosial haruslah bersifat membela dan membebaskan kaum tertindas dan kelompok teraniaya. Dalam dunia yang tidak adil, sikap netral dan tidak memihak bagi aliran ini justru dianggap terlibat dan bersalah karena melanggengkan ketidakadilan. Sosial dalam rangka memahami suatu realitas dan masalah sosial, juga mempengaruhi tentang apa masalah yang dianggap bermanfaat untuk dipecahkan serta apa metode yang digunakan. Kita bisa menafsirkannya dengan apa yang akan saya beri label cara pandang providentil (takdir). Pemikiran pencerahan, dan budaya Barat secara umum, muncul dari satu konteks religius yang menekankan teologi dan pencapaian kasih sayang Tuhan. Takdir Illahi telah lama menjadi gagasan pemandu pemikiran Kristen. Tanpa adanya orientasi yang mendahului ini, pencerahan hampir tidak mungkin muncul. Sama sekali tidak mengejutkan bahwa dukungan terhadap nalar bebas hanya membentuk ulang gagasan tentang takdir. Kemunculan dominasi Eropa menyediakan sebagaimana yang telah berlangsung dukungan material bagi asumsi bahwa pandangan baru tentang dunia didasarkan atas landasan kuat yang menyediakan keamanan dan menawarkan emansipasi dari dogma tradisi. Kita harus hati-hati dalam memahami historitas sebagai penggunaan masa lalu untuk membantu membentuk masa kini. Historitas berarti penggunaan
pengtahuan
tentang masa lalu sebagai satu sarana untuk memisahkan diri darinya hanya
67
hlm. 50-51
Franz Magnis Suseno, Kuasa dan Moral, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000),
40
mempertahankan apa yang dapat dijustifikasikan secara prinsipil. Historisitas pada kenyataannya terutama mengarah kita ke masa depan.68 Gerakan sosial menyediakan petunjuk bagi kemungkinan masa depan dan sebagian menjadi kesadaran untuk merealisasikan tujuan tersebut. Namun menjadi satu hal yang sangat penting untuk mengetahuyi bahwa, dari prespektifrealisme utopis. Mereka tidak niscaya atau menjadi satu-satunya basis perubahan yang mungkin mengarahkan kita menuju dunia yang lebih aman dan lebih manusia. Gerakan perdamain, misalnya mungkin penting bagi pemunculan kesadaran dan dalam mencapai tujuan taktis dalam kaitannya dengan ancaman militer merupakan hal-hal yang fundamental bagi pencapaian reformasi secara mendasar. 69 Bermunculan di mana-mana bahwa developmentalis sesungguhnya bukan penyelesai masalah kemiskinan ekonomi yang diderita negara Dunia Ketiga. Persoalan mengapa pembangunan ekonomi di negara Duia Ketiga pada waktu itu diterima hamper secara universal, dan diakui sebagai kebijakan dunia yang sangat fundamental, mungkin tidak terlampausulit dijawab. Perang Dunia II telah banyak merubah perimbangan kekuatan-kekuatan besar dunia. Fenomena tersebut secara otomatis menghadirkan berbagai model kepentingan negara adidaya, terutama Amerika. Jadi, pembangunan ekonomi di negara Dunia Ketiga lebih merupakan aktualisasi kepentingan-kepentingan Negara Barat yang disosialisasikan oleh para ahli ekonomi.70 Sejarah pemikiran neoliberlisme yang mengacu kepada doktrin bahwa transaksi merupakan satu-satunya cara relasi antar manusia dan karena itu akibat transaksi harus ditanggung oleh individu dan bukan merupakan masalah sosial. Dalam tataran ekonomi politik, lalu lintas barang/jasa/modal tanpa regulasi dan
68
Anthony Giddens, Konsekuensi-Konsekuensi Modernitas, (Yogyakarta : Kreasi Wacana, 2005), hlm. 64-65. 69 Ibid., hlm. 214-215 70 Abd. Malik Haramain dan Kawan-kawan., op.cit. , hlm. 103-104
41
deregulasi yang serampangan dalam neoliberalisme terbukti memperbesar kesenjangan ekonomi dunia. menyebutnya sebagai "dokter ekonomi" dengan tiga resep utama: privatisasi, deregulasi, dan liberalisasi. Bukannya menyembuhkan, negara-negara pasiennya malah kecanduan. Tony menyoroti perlunya reposisi mengingat IMF sebenarnya kekuatannya terbatas dan perlunya tim ekonomi kita meninjau kembali sikap mereka terhadap IMF. Setelah diskusi sejarah dan institusi dunianya, pembahasan mengalir pada isu dan kasus. A’an Suryana membahas investasi perusahaan multinasional yang dipuja sebagai kunci pertumbuhan ekonomi, tetapi membawa kontroversi, misalnya pada kasus Freeport. A’an mengingatkan bahwa negara harus mewujudkan kebijakan lingkungan yang lebih baik (level domestik) dan mendesak kepedulian lingkungan negara-negara maju (level diplomatik).71 Ignatius Haryanto kemudian membahas konsep intellectual property rights (IPR) dan mencoba membongkar bahwa IPR sarat dengan kepentingan Amerika Serikat. James J Spillane membahas kasus industri sepatu di mana terjadi pemanfaatan upah buruh murah tanpa perspektif kemanusiaan jangka panjang (sweatshop). P Wiryono melanjutkannya dengan investigasi neoliberalisme dalam industri pangan di mana neoliberalisme mengatasi masalah kecukupan pangan dengan kepemimpinan negara-negara maju dan lembaga-lembaga internasional. Wajah humanis neoliberalisme dicoba dikedepankan dengan mengobati inefisiensi dengan liberalisasi dan menjawab krisis ekologi dengan bioteknologi akhirnya malah menguatkan cengkeraman neoliberalisme. Kasus-kasus dalam domain privat di atas diikuti dengan kasus-kasus dalam domain publik. Artikel Revrisond Baswir tentang privatisasi BUMN menuding adanya kerancuan karena buruknya BUMN belum tentu karena faktor 71
WWW. Google .com., Neoliberalisme, Harian Kompas, 2002
42
kepemilikannya, tetapi muncul dari buruknya relasi manajemen dengan kekuasaan dan kerancuan dalam pelaporan kinerja. Francis Wahono membahas Revolusi Hijau di mana intoduksi bibit unggul dan pola kelembagaan baru malah membawa rakyat pada kesengsaraan. Peningkatan produksi yang ada selanjutnya diikuti oleh pemiskinan secara luar bisa sejak tahun1980-an di mana petani terpojokan. Neoliberalisme bertujuan mengembalikan kepercayaan pada kekuasaan pasar, dengan pembenaran mengacu kepada kebebasan. Seperti pada kasus upah kerja, dalam pemahaman pada neoliberalisme pemerintah tidak berhak campur dalam penentuan gaji pekerja atau dalam masalah-masalah tenaga kerja sepenuhnya ini urusan si pengusaha pemilik modal dan si pekerja. Pendorong utama kembalinya kekuatan kekuasaan pasara adalah privatisasi aktivitas-aktivitas ekonomi, terlebih pada usaha-usaha industri yang dimiliki-dikelola pemerintah. Tapi privatisasi ini tidak terjadi pada negara-negara kapitalis besar, justru terjadi pada negara-negara Amerika Latin dan
negara-negara
miskin
berkembang
lainnya.
Privatisasi
ini
telah
mengalahkanprses panjang nasionalisasi yang manjadi kunci Negara berbasis kesejahteraan nasional yang menghambat aktivitas pengusaha harus dihapuskan. 72
Revolusi neo liberalisme ini bermakna bergantinya sebuah manajemen ekonomi yang berbasiskan persediaan menjadi berbasis permintaan.Sehingga menurut kaum Neoliberal, sebuah perekonomian dengan inflasi rendah dan pengangguran tinggi, tetap lebih baik dibanding inflasi tinggi dengan pengangguran rendah. Tugas pemerintah hanya menciptakan lingkungan sehingga modal dapat bergerak bebas dengan baik. dalam titik ini pemerintah menjalankan kebijakan-kebijakan memotong pengeluaran, memotong biaya-
72
WWW. Polarhome.com., neoliberalisme., 24 desember 2005
43
biaya publik seperti subsidi, sehingga fasilitas-fasilitas untuk kesejahteraan publik harus dikurangi. Akhirnya logika pasarlah yang berjaya diatas kehidupan publik. ini menjadi pondasi dasar neoliberalism, menundukan kehidupan publik ke dalam logika pasar. Semua pelayanan publik yang diselenggarakan negara harusnya menggunakan prinsip untung-rugi bagi penyelenggara bisnis publik tersebutb, dalam hal ini untung rugi ekonomi bagi pemerintah. Pelayanan publik semata seperti subsidi dianggap akan menjadi pemborosan. Neo liberalisme tidak mengistimewakan kualitas kesejahteraan umum. Tidak ada wilayah kehidupan yang tidak bisa dijadikan komoditi barang jualan. Semangat neo liberalisme adalah melihat seluruh kehidupan sebagai sumber laba korporasi.73 Robert H Imam selanjutnya mengajak merenungkan bahwa selain melalui proses
ekonomi-politik,
neoliberalisme
bekerja
dalam
proses
kultural.
Neoliberalisme mengarahkan segala dinamika bahasa, sosial-politik, pola belanja, dan peran media dalam hegemoni nilai tukar serta menempatkan semua institusi di bawah pasar.74 Upaya Stiglitz menobatkan Bank Dunia ini perlu diulas lebih dalam karena, walaupun konsep-konsep baru sudah diintroduksikan, operasional Bank Dunia belum banyak menunjukkan perubahan. Apakah ide-ide Stiglitz itu kalah berhadapan dengan neoliberalisme atau malah dikolonisasi untuk memperkuat cengkeraman neoliberalisme sendiri? Atau lebih mendasar lagi, apakah ada yang tidak sesuai dalam ide-ide ini sehingga tidak berdaya pada operasionalisasinya?75
73
Ibid. WWW. Google.com. 75 WWW. Matpipithi.freeweb sitehosting..com. Neoliberalisme, 24 desember 2005 74
44
Akhirnya, memang kita harus jeli bahwa kapitalisme memang akan selalu mencari pembenaran atas upayanya untuk melakukan konsentrasi produksi. Dalam dunia yang sudah dicengkeram oleh neoliberalisme, kebutuhan akan diskusi-diskusi lebih lanjut mengenai berbagai manifestasi kapitalisme tidak dapat dielakkan. Pembajakan atas sumberdaya genetika, ketika banyak orang menghindari pembajakan sumberdaya genetika dimana jutaan manusia sangat tergantung hidupnya padahalitu, ternyata Amerika Serikat (AS) berikut sejumlah berdiri terdepan untuk menentang dan menghalangi usaha itu.pangan dan pertanian yang berjalan a lot selama bertahun-tahun, terancam gagal karena bertentangan dengan keinginan AS yang mengncam keputusan tersebut.76 Sungguh ironis, AS yang sering memproklamasiakan diri sebagai Negara pejuang HAM itu justru berjuang untuk memberikan HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) pada TNCs dan MNCs (Multi National Corporations). Padahal pendekatan itu sangat membahayakan kehidupan berjuta-juta petani miskin di negara- negara berkembang yang pada gilirannya akan menghancurkan eksistensi pertanian negara miskin serta membahayakan ketahanan pangan global atas suimber daya genetika tanaman yang sangat penting bagi produksi sebagian besar tanaman pangan penduduk dunia. Sejumlah kalangan mengatakan, modernisasi membuat masyarakat kian urban, terspesialisasi, melek huruf,terdidik, dan semacamnya. Dalam kaitan ini, neoliberalisme ekonomi merupakan fase terbaru. Namun, justru di sinilah perkaranya. Ketika modernisasi hanya mendorong tiap individu menaati "disiplin pasar" (memenuhi mekanisme penawaran dan permintaan aspek kehidupan) tetapi tidak membuat mereka melek (literate) dalam politik, dampaknya adalah 76
Dr. Mansaur Fakih., op.cit., hlm 212-213
45
paradoks: terjadi proses derasionalisasi politik di tengah proses rasionalisasi ekonomi neoliberal. Hal itu ditampakkan dalam pilihan-pilihan politik yang relatif terlepas dari posisi sosial/ kelasnya, dan sebaliknya condong pada ikatan politik vertikal dengan patron-patron lama. Patron-patron inilah yang dulu merupakan junior partners kekuasaan otoriter lama dan kini menempati posisi eselon satu (core group) kekuasaan baru. "Perbaikan nasib" menjadi pelaku utama yang independent dari kekuasaan baru, menjadikan posisi sang patron lebih kuat. Dengan transformasi itu, kini mereka berkuasa, baik secara nasional maupun lokal. Namun, pada saat sang patron terlepas dari dependensinya atas kekuasaan otoriter lama, mereka kini justru tergantung(dependent) pada regulasi disiplin pasar. 77 Hal itu berdampak pada perilaku politiknya sehingga menjadi lebih "terbuka" dalam mengartikulasikan kepentingan politiknya (yang tak mungkin mereka lakukan saat "magang" pada rezim lama), menjadi lebih "demokratis" (mereka harus dipilih, tak lagi diangkat), dan lebih memiliki kelonggaran ruang untuk mendorong karier politiknya dalam mekanisme pasar politik secara bebas. Namun, perkembangan itu hanya terjadi di kalangan elite kekuasaan baru. Sementara pola hubungan antara patron dan kliennya, massa pemilih di lapisan bawah, tidak mengalami perubahan. Perbedaannya adalah sang patron memiliki dua posisi rangkap, sebagai insane politik yang "berdaulat" (tak lagi menempel pada kekuasaan otoriter) dan sebagai insan ekonomi paripurna. Sang patron merupakan entrepeneur yang juga siap mempraktikkan disiplin pasar kepada kliennya. Maka mulailah mereka mendirikan badan-badan usaha yang terintegrasi secara nasional dan, jika mungkin, secara internasional. Lalu, jika dilihat dari kacamata relasi kelas secara umum, mereka "memecah-mecah" lapisan bawah
77
WWW. Mediakrasi, com., Neoliberalisme, 28 oktober 2005
46
masyarakat (klien mereka) menjadi pekerja-pekerja subkontrak, pekerja lepas tanpa perlindungan hukum, dan pengikut politik saat pemilu di tingkat nasional maupun pemilihan kepala-kepaladaerah. 78 Mereka telah mengubah massa menjadi partikel-partikel atom (atomized particles) yang mengambang hilir-mudik mengisi ruang-ruang publik kita yang kecil, dalam kompartemen-kompartemen yang terasing satu sama lain. Untuk Indra dan para pegiat demokrasi, dimulai dari ruang-ruang kecil yang tersekat inilah, demokrasi dan semuanya mesti kita bangun kembali. Sejak globalisasi dicanangkan dengan ditandainya pendatangan kesepakatan GATT dan didirikan WTO serta dipaksakannya berbagai kawasan segi tiga pertumbuhan, yakni suatu kawasan yang bebas dari campur tangan pemerintah rajyat, sesungguhnya neoliberalisme telah berhasil dijadikan landasan formasi social. Berbagai korban, terutama masysrakat adapt, kaum miskin kota, serta golongan marjinal lainnya telah mulai berjatuhan. Namun bersamaan dengan itu saat itu juga tumbuh gerakan resistensi terhadap globalisasi dan neoliberalisme dalam berbagai bentuk. Pertama tantangan gerakan kultural dan agama terhadap globalisasi. Gerakan resistensi keagamaan terhadap model pembangunan kapitalisme di tempat lain juga melahirkan suatu gerakan ‘teologi pembebasan’. Di India resistensi kultural terhadap globalisasi telah membangkitkan kelompok ‘Hindu revivalist’ yang mendesak India
untuk memboikot barang buatan asing.
Sebagaian gerakan kultural tersebut bersifat lokal. Gerakan ornop seringkali membantu resistensi kultural ini untuk memperluas gerakan.79 Kedua, tantangan dari gerakan hijau, gerakan feminisme, gerakan masyarakat, ataupun gerakan rakyat miskin kota, dan sebagainya. Misalnya gerakan menentang pembangunan dam di beberapa tempat di Asia. Gerakan anti proyek pembangunan Narmada Dam di India tahun 80-an. Pada dasarnya 78 79
Ibid. Dr. Mansour Fakih., op.cit., hlm. 231
47
merupakan suatu bentuk dari new social movement. Pada tahun 1992 gerakan untuk menyelamatkan Narmada ini berhasil mendesak Bank Dunia untuk mecabut dukungannya terhadap proyek tersebut. Gerakan yang mewarisi sikap kritis Mahatma Gandhi ini adalah gerakan sosial yang menantang watak otorian kekuasaan Negara dan sikap ekstratif dari proses ekonomi yang dominan.gerakan koalisi anti hutang di Indonesia, serta berbagai koalisi ornop menentang WTO adalah fenomeana resistensi sosial terhadap globalisasi. Gerakan pembaharuan agrarian yang dikembangkan oleh serikat petani Sumatra Utara dan Konsorsium Pembaharuan Agraria, serta gerakan petani ramah lingkungan dan petani PHT untuk mempejuangkan hak-hak petani saat ini. Akhirnya pergumulan ideologis antara pendukung liberalisme globalisai kapitalisme melawan demokratisasi belumlah selesai. Semua bagian dari masyarakat, politisi, birokrat buruh, tani, pendidik atau dosen, aktif ornop, mahasiswa, maupun tokoh dan pemimpin agama, terlibat dalam pertikaian ideologi dan politis neolibelarisme dan demokratisasi politik ekonomi ini. Mereka menjadi bagian dari pertikaian yang sering kali tanpa mereka sadari menurut kapasitas, peran, maupun posisi ideologi masing-masing. Pergumulan ideologi antara yang mendukung neoliberalisme dan pendukung demokratisasi tersebut belumlah selesai, bahkan akan berlangsung panjang.80
B. Kritik-Kritik Karl Marx Filsafat Marx perlu dimengerti sebagai berasal dari kritiknya terhadap filsafat Hegel. Seperti Hegelian kiri lainnya, Marx berpendapat bahwa pemahaman tentang rekonsiliasi antara kenyataan dan kesadaran pada Hegel tidak berarti apaapa buat praxis. Pemahaman itu tetap pemahaman belaka, sementara realitas realitas tetap seperti keadaan semula. Marx ingin membangun suatau filsafat 80
Ibid., hlm. 233-234.
48
praksis yang benar-benar dapat menghasilkan kesadaran untuk merubah realitas, yang pada waktu itu sangat tidak berkenan, yakni masyarakat kapitalis berkelas dan bercirikan pengisapan. Untuk membangun filsafat praksis yang baru, Marx tetap memakai metode dialektia dari Hegel, hanya metode dialektis diletakan dalam prespektif materialis. Jelas, Marx memakai metode dialektis Hegel untuk menganalisa itulah akan ditemukan unsur-aunsur yang menunjang terciptanya suatu praksis yang sanggup mengubah keadaan yang tidak diinginkan. Marx tidak ingin berspekulasi secara teoritis, ia juga tidak mengiginkan semata-mata teori baru, tapi ia mengarah pada suatu praksis sosial yang revolusioner. Marx sendiri menuduh dialektika Hegel sebagai idealis semata-mata, berlawanan dengan dialektikanya yang bersifat materialis itu : Marx menyebut dialektikanya sebagai kritis dan revolusioner. 81 Marx tidak lagi hanya ingin menerangkan atau memahami apakah keterasingan itu, tapi ia ingin menghapuskan keterasingan itu. Ia juga tidak ingin sekedar memahami masyarakat berkelas di mana terjadi pengisapan dan ketidakadilan sebagai tahap yang perlu ada, jika hal itu dilihat dalam prespektif sejarah secara keseluruhan yang memang sedang mengarah pada kebebasan seperti diajarkan oleh dialektika Hegel. Sebaliknya Marx hanya menginginkan bagaimana pengisapan dan ketidakadilan dalam masyarakat berkelas itu dihapuskan. Marx kemudian yakin bahwa ketidakadilan, pengisapan, penindasan dapat dihapuskan dalam masyarakat tanpa kelas, masyarakat tersebut diperoleh dengan penjungkirbalikan masyarakat kapitalisme oleh revolusi proletariat. Manusia hidup dengan banyak pernyataan yang sama sekali tidak dijawab oleh suatu teori atau tindakan sosial-ekonomis. Hubungan materi dan jiwa, individu dan masyarakat, kebebasan dan keperluan, misteri kematian, pertanyaanpertayaan cultural, religius, psikologis. Samasekali tidak dijelaskan oleh pendekatan Karl Marx. Bahkan banyak soal ekonomis diselesaikan denganterlalu
81
Sindudinata., op.cit., hlm 41-42.
49
mudah. Misalnya tidak jelas bahwa firdaus duniawi akan mulai kalau segala sesuatu dimiliki secara kolektif.82 Tapi Marx juga meletakkan kapitalisme dalam seluruh perspektif sejarah, di mana kapitalisme secara dialektis akan mengarah kepada kehancurannya sendiri : marx mengatakan bahwa kapitalisme adalah akhir dan prasejarah manusia, dengan hancurnya kapitalisme mulailah babak baru sejarah manusia. Lewat kritiknya terhadap kapitalis, Marx mencita-citakan sosialisme. Meski demikian ia melawan anggapan tentang sosialisme utopis seperti diajukan oleh Carles Fourier (Prancis) dan Robert Owen (Inggris). Sosialis-sosialis utopis itu mengutuk masyarakat kapitalis dari segi moral, yakni sebagai masyarakat kapitalis itu, mereka menyodorkan cita-cita masyarakat sosialis. Marx tidak ingin menunjukan kehancuran masyarakat kapitalis dengan ketetapan ilmiah. Untuk itulah ia memusatkan diri hukum-hukum perkembangan ekonomi kapitalis, sampai dengan penghancuran.83 Marx mengatakan bahwa buruh menjadi barang yang dikuasai aturan pasar, hal itu pantas direnungkan meskipun juga hal itu tidak berlaku seratus persen di Eropa, USA, dan Jepang yang neokapitalis. Marxis ialah gejala kompleks, menjadi suatu messianisme humaniter yang berjuang untuk keselamatan manusia tanpa agama atau kesusilaan.84 Betapa kuatnya religius dan moralitas aktual dalam pemikiran Karl Marx, dengan khususnya yang berkaitan dengan kapitalisme dan komunisme kini kita pandang sebagai kesalahan serius. Berbeda dengan pemikiran Marx, kapitalis belumlah hancur. Marx dengan berlebihan meremehkan kekuatan kapitalisme untuk mereformasi dirinya. Penghormatan kepada komunisme belumlah muncul konflik antarahubungan dan kekuatan produksi mereka. Komunisme malah 82
Dr. harry Hemersma, Tokoh-Tokoh Filsafat Barat Modern, (Jakarta : PT. Gramedia, 1983)
hlm.73 83
Sindudinata.., op.cit., hlm.44 Drs. M.A.W. Brouwer dan M. Puspa Heryadi, B.Ph., Sjarah Filsafat Barat Modern dan Sezaman, (Bandung : Alumni, 1986), hlm. 104 84
50
berkembang dalam kultur feodal,. Di negara-negara miskin seperti Rusia Cina. Meskipun begitu Marx memberi kontribusi dalam budaya intelektual, politik, pengaruh sosial, ekonomi dan kondisi historis pada kehidupan manusia dan pemikiran. Marx harus dianggap sebagai seorang ahli ekonomi politik besar dan pelopor sosiologi serta sejarah intelektual dan keberadaan politik abad ke-20.85 Pemikiran Marx meluas ke seluruh sudut dunia, komunisme Marx telah menyebar dari Rusia hingga negara-negara selanjutnya juga Ciona, Indocina, Afrika dan kini Amerika Latin..Marxisme memiliki kekuatan kekuatan sebagai sebuah ideologi bagi orang tertindas yang memaknai sejarah dunia sebagai eksploitasi ekonomi dan membuka jalan untuk kebebasan lewat revolusi agresif, penangkapan dengan penindas dunia dan kekayaan, lalu umat manusia akan ditebus dan dikembalikan ke surga. Hantu membayangi Eropa, Asia, Afrika dan Amerika Latin. Hantu membayangi dunia.
85
T.Z. Lavine., op.cit., hlm. 102..
51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan. Setelah meneliti dan mengkaji pandangan Karl Marx tentang dialektika dan melakukan bahasan tokoh filusuf sebagai jawaban terhadap permasalahan dalam skripsi ini maka sampailah pada kesimpulan yang merupakan hasil keseluruhan dari penelitian. 1. Pada abad ke-19 muncul ideologi yang sangat membahayakan tatanan fundamental
masyarakat
dan
eksistensi
manusia
(terutama
tatanan
horizontalnya). Atas kekejaman kaum penguasa dalam merebut kekuasaan secara eksploitatif, kekerasan, kekejaman, alienasi dan memanfaatkan kaum marjinal sebagai surplus velue (nilai lebih) dalam mencari keuntungankeuntungan yang sangat besar dalam segelintir elit. Maka Muncullah Tokoh memperjuangkan kaum marjinal dengan pandangan dialektika yaitu Hegel dengan pandangean idelaisme mengenai roh (bahwa segala yang ada di alam semesta ini buah hasil dari rohaniah) dalam proses dialektika, Karl Marx dan Engels membalikan pemikiran dialektika Hegel dengan materi, bahwa rohaniah buah hasil dari materi atau segala yang ada dialam semesta ini adalah materi. 2. Ajaran filsafat Marx disebut juga materialisme dialektik, dan disebut juga materialisme historis. Disebut sebagai materialisme dialektika karena peristiwa ekonomis yang didominir oleh keadaan ekonomis yang meteriil itu berjalan melalui proses dialektika : teses, antitesis dan sisntesis (milik bersama kaum primitif
(tesis), milik individu kapitalis (antitesis), dan
melahirkan diktaktur proletariat (sintesis) dengan jalan revolusi komunis manifesto. Evolusi Karl Marx yaitu : kaum primitif, kaum budak, kaum kapitalis dan kaum komunis.
52
3. Relevansi pemikiran Karl Marx di zaman ini adalah dalam konteks kebutuhan merekonstruksi struktur sosial di beberapa negara maju. Kehancuran ikatan solidaritas horizontal merupakan salah satu akar kehancuran civil society. Saya tengarai ada sejumlah faktor ekonomi-politik yang menyebabkan hancurnya solidaritas horizontal itu, yaitu berdominasinya gelombang neoliberalisme yang melanda negeri-negeri berkembang sejak 1980-an, berdampak pada pembangunan ekonomi dan perpolitikan di negeri-negeri itu. kesenjangan sosial sebagai dampak ekspansi neoliberalisme di Amerika Latin ternyata tidak selalu memunculkan solidaritas horizontal di kalangan rakyat, terutama solidaritas berbasis kelas. Fenomena ini menarik karena wilayah itu dikenal sebagai wilayah di mana solidaritas horizontal berbasis lintas-kelas. Memunculkan pergumulan
gerakan hijau, gerakan feminisme, gerakan
masyarakat adapt, ataupun gerakan rakyat miskin kota untuk mempertahankan kompetisi dari segala hal seperti agrarian (pertanahan), pasaran bebas, dan mempertahankan hak miliknya.
4. Kritik-kritik Marx tentang dialektika tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang serius. Banyak ahli sejarah yang mengatakan bahwa sesungguhnya tak ada kelaziman dialektika dalam sejarah. Kejadian apa saja dalam sejarah dapat dianggap sebagai tesis, antitesis dan sintesis hali ini harus bergantung pada prespektif atau pandangan
seseorang. Manusia hidup dengan banyak
pertanyaan yang sama sekali tidak dijawab oleh suatu tindakan sosialekonomi. Hubungan materi dan jiwa, individu dan masyarakat, kebebasan dan keperluan, misteri kematian, pertanyaan-pertanyaan kultural, religius, psikologis dan seterusnya, sama sekali tidak dijelaskan oleh pendekatan Marx. Bahkan soal ekonomis diselesaikan dengan terlalu mudah. Misalnya tidak jelas bahwa firdaus duniawi akan mulai kalau segala sesuatu dimiliki secara kolektif.
53
B. Saran-saran Setelah Penulis memberikan suatu konklusi dalam akhir pembahasan skripsi ini ada beberapa hal yang dapat disumbangkan sebagai saran-saran sebagai berikut : 1. Agar dalam memahami perspektif pemikiran Karl Marx sejauh mana menyangkut
permasalahan
tentang
dialektika,
hendaklah
bisa
menempatkan sebagai pemahaman dan bukan sebagai inti sebuah ajaran agama. Pada dasarnya semua itu merupakan hasil rekayasa para pemikir dan tokoh aliran tersebut. Sebab para pemikir dialektika hanya merupakan ekspresi kebebasan dalam berfikir dalam menyikapi kehidupan. 2. Sebagai seorang sarjana muslim, di dalam mempelajari suatu ilmu atau mengambil suatu kesimpulan hendaknya tetap berpegang dalam kerangka berfikir yang religius dan obyektif, sehingga tidak terkecoh dengan segala macam bentuk hidup serta konsep-konsep, isme-isme, yang di tawarkan sebagai hasil pemikiran manusia.
C. PENUTUP Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufiq hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penulis, menyadari bahwa dalam skripsi masih terdapat kesalahan dan kekurangan baik dalam paparan substansi maupun metodologinya. Oleh karena itu, penulis menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, maka kritik dan saran membangun dari pembaca menjadi harapan penulis. Sebagai penutup, tiada kata indah yang patut penulis untai melainkan secercah kalimat yaitu mencipta yang tak sempurna masih lebih baik dari pada kemandulan yang sempurna. Tiada usaha besar akan berhasil tanpa dimulai dari yang kecil. Semoga Allah SWT meridhainya.
54
DAFTAR PUSTAKA
Amin Rais, Cakrawala Islam Antara Cita dan Fakta , (Bandung : Mizan,1996) Andi Muawiyah, Peta Pemikiran Karl Marx(materialisme Dialektika dan Materialisme Historis), (Yogyakarta : Pustaka Sastra LKiS, 2000) Anton Bakker, Dr., dan Drs. Achmad Charris Zubair, Metodologi penelitian Filasat, (Yogyakarta : Pustaka Filsafat,1990) Berling, R. F., Filsafat Dewasa Ini, terj. Hasan Amin, (Jakarta : Balai Pustaka,1966) Bertand Russel, Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi SosioPolitik dari zaman Kini Hingga Sekarang, terj. Sigit Jetmiko, Agung Prihantoro, Imam Mutaqim, Imam Baihaqi, dan Mohammad Shodiq, (Yogyakarta : 2003) O. Hamsem, Marxisme dan Agama, (Bandung : Balai Pustaka, 1984) Bertens, Prof. K., Ringkasan Sejarah Filsafat, (Yogyakarta :
Penerbit
Kanisius, 1975) Brouwer, Drs. M.A.W., dan M. Puspa Heryadi, B.Ph., Sjarah Filsafat Barat Modern dan Sezaman, (Bandung : Alumni, 1986) Chairil Basori, Drs. A., Filsafat, (Semarang : IAIN Walisongo, 1986) Consuelo G. Sevina dan Kawan-Kawan, Pengantar metode penelitian, (Jakarta : UI Press,1993) Doyle Paul Jhonson, Teori sosiologi Klasik dan Modern, terj. Robert M. Z. Lawang, Jakarta : Gramedia,1986) Erich Fromm, Konsep Manusia Menurut Marx, Terj. Agung Prihantoro, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002) Franz Magnis Suseno, Kuasa dan Moral, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000) Anthony Giddens, Konsekuensi-Konsekuensi Modernitas, (Yogyakarta : Kreasi Wacana, 2005)
55
Harold H. Titus, Persoalan Persoalan Filsafat, terj. Prof. Dr.H. M. Rasiji, (Jakarta : Bulan Bintang, 1999) Harry Hemersma, Dr., Tokoh-Tokoh Filsafat Barat Modern, (Jakarta : PT. Gramedia, 1984) Harsya W. Bakhtriar, Percikan dengan Sidney Hook tentang 4 masalah Filsafat, (Jakarta : Jembatan, 1986) Harun Yahya.com/indo, WWW., Bencana Kemanusiaan Akibat Darwinisme ----------------. Com/Indo, WWW., Buka Mata, Perluas Cakrawala, dari buku Bencana Kemanusiaan Akibat Darwinisme, 4/27/2005. ----------------. Com/indo, WWW., Evolusi : Inspirasi bagi Komunisme ----------------.com, Info@., Hak cipta terpelihara Henry D. Aiken, Abad Ideologi, (Yogyakarta : Yayasan Benteng Budaya, 2002) Henry J. Schmandt, Filsafat Politik Kajian Historis dari Zaman Yunani Kuno sampai Zaman Modern, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002) Imam Munawir, Drs. Ec, Posisi Islam di Tengah Pertarungan Ideologi dan Keyakinan, (Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1988) Lavine, T. Z., Marx Konflik Kelas dan Orang yang Terasing, (Yogyakarta : Penerbit Delima, 2003) ---------------., Petualangan Filsafat dari Sorcates ke Sarte, (Yogyakarta : Penerbit Jendela, 2002) Louis O. Kattsof, Pengantar Filsafat, terj. Soejono Soemargono, (Yogyakarta : Tiara Wacana, 1989) Lyman Tower Sargent, Ideologi Politik Kontemporer, terj. Smamorang, (Jakarta : Bina Aksara, 1986) Mansour Fakih, Dr., Jalan Lain Manifesto Intelektual Organik, (Yogyakarta :InsistPress, 2002) Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, 1977)
56
Mudji Sutrisno, F. X., & F. Hardiman, Para Filsafat Penentu Gerak Zaman, (Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 1990) Muhammad Baqir Ash-Shadr, Falsafatuna, (Bandung : Penerbit Mizan, 1991) Peter Beihard, Teori-Teori Sosial, (Yogyakarta : Pustka Pelajar, 2002) Sindudinata, Dilema Usaha Manusia Rasional, (Jakarta : PT. Gramedia,1983) Sudarto M. Hum, Drs. H., Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996) Van Der Weij, Dr. P.A., Filsuf-Filsuf Besar Tentang Manusia tentang Manusia, terj. K. Bertens, (Jakarta : PT. Gramedia Putaka Utama, 1988) William Ebenstein & Edwin Fogelman, Isme-Isme Dewasa Ini, terj. Alex Jamudi, (Jakarta : Erlangga, 1987) WWW. Google .com., Neoliberalisme, Harian Kompas, 2002 -------- Matpipithi.freeweb sitehosting..com. Neoliberalisme, 24 desember 2005 --------- Mediakrasi, com., Neoliberalisme, 28 oktober 2005 ---------- Polarhome.com., neoliberalisme., 24 desember 2005
57
DAFTAR RIWAYAT HIDUP NAMA Tempat, tanggal lahir Kebangsaan suku Agama Alamat
Pendidikan
: Agung Nugroho : Semarang, 25 Mei 1981 : Indonesia : Islam : Jl. Karang Anyar Selatan no. 68 RT 01/ 02 Kel. Brumbungan Kec. Semarang Tengah Kode Pos 510135. : - SD N Widosari 02 lulusan tahun 1995 - SLTP Walisongo 01 lulusan 1998. - SMU Walisongo lulusan 2001. - Tahun 2001 masuk menjadi mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang.
Demikian riwayat pendidikan penulis yang kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila terdapat kekelirua, maka bersedia untuk dibuktikan.
Semarang, 8 April 2006 Penulis (Agung Nugroho)