BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pencapaian kesejahteraan tersebut dapat diukur dengan sejauh mana suatu negara dapat menyelesaikan berbagai masalah yang sedang dihadapi. Salah satu masalah yang dihadapi oleh hampir seluruh wilayah di Indonesia adalah tingginya tingkat pengangguran. Permasalahan tersebut juga masih ditemui di Pulau Jawa meskipun wilayah tersebut sudah lebih maju dibandingkan wilayah lainnya di Indonesia. Data BPS (2011a, 2011b) menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa tahun 2010 mencapai 6,3 persen dengan rata-rata tingkat pengangguran sebesar 10,76 persen. Pertumbuhan ekonomi tinggi diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas dan mengurangi penggangguran. Menurut Lewis pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan meningkatkan pertumbuhan pada sektor industri. Industrialisasi merupakan mesin penggerak pertumbuhan ekonomi (Todaro dan Smith, 2006). Oleh karena itu, strategi industrialisasi sering digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan. Sektor industri pengolahan di Indonesia menjadi leading sector sejak tahun 1990 (Wicaksono, 2009). Perkembangan industri dapat dilihat dari kontribusi sektor tersebut terhadap pendapatan nasional.
2
Pulau Jawa merupakan basis pertumbuhan sektor industri yang menyumbang 63,94 persen terhadap total pendapatan nasional sektor industri pada tahun 2010. Ketersediaan infrastruktur, sumberdaya manusia, serta peranan administrasi merupakan faktor penting yang mendorong pesatnya pertumbuhan sektor industri di Pulau Jawa. Pertumbuhan di Pulau Jawa diharapkan dapat berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan nasional dan perangsang bagi pertumbuhan daerah-daerah lain di Indonesia (Kartasasmita, 1996). Data BPS (2011)b menunjukkan bahwa di Pulau Jawa, sektor industri pengolahan menjadi sektor yang memiliki kontribusi paling besar dibandingkan sektor lainnya terhadap total PDRB. Pada tahun 2010, PDRB sektor industri pengolahan sebesar 380,7 Trilyun memberikan kontribusi sebesar 28,32 persen terhadap total PDRB di Pulau Jawa. Semakin berkembangnya sektor industri akan memberikan dampak secara tidak langsung terhadap penyerapan tenaga kerja. Namun peningkatan PDRB pada sektor industri di Pulau Jawa belum diimbangi dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja pada sektor tersebut. Walaupun sektor industri menyumbangkan nilai tambah yang paling besar dibandingkan sektor lainnya terhadap PDRB yaitu sebesar 28,32 persen tetapi sektor tersebut hanya mampu menyerap 17,19 persen tenaga kerja dari total tenaga kerja di Pulau Jawa. Tenaga kerja di Pulau Jawa lebih banyak bekerja pada sektor pertanian dan perdagangan seperti terlihat pada Gambar 1.
3
Listrik, Gas dan Air 1.46% Pertambangan Bangunan 1.38% Angkutan 5.90% 7.96% Jasa Industri Kemasyarakatan Pengolahan 9.30% 28.32%
Pertanian 10.29% Perdagangan 24.03%
Keuangan 11.35%
(A) PDRB
Bangunan 5.56%
Keuangan 2.00%
Pertambangan 0.68% Listrik, Gas dan Air 0.22%
Angkutan 5.61% Pertanian 30.10% Jasa Kemasyarakatan 15.04%
Industri Pengolahan 17.19%
Perdagangan 23.59%
(B) Tenaga Kerja Sumber: BPS, 2010
Gambar 1. Kontribusi PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 dan penyerapan tenaga kerja menurut lapangan usaha di Pulau Jawa tahun 2010 Pertumbuhan sektor industri dipengaruhi oleh investasi yang ditanamkan pada sektor tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Ningrum (2008) menunjukkan bahwa investasi asing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
4
penyerapan tenaga kerja. Iklim investasi yang baik akan memberikan kesempatan yang lebih besar untuk pertumbuhan sektor industri dan pada akhirnya akan berkontribusi pada penyediaan lapangan pekerjaan. Memperbaiki iklim investasi merupakan salah satu tonggak dari strategi pembangunan. Namun, industri yang bersifat
padat
modal
membuat
investasi
yang
ditanamkan
cenderung
dipergunakan untuk pembelian modal yang berupa mesin mesin canggih sehingga pada akhirnya industri tidak banyak menggunakan banyak tenaga kerja. Menurut Okun, terdapat hubungan yang negatif antara Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dengan pengangguran (Mankiw, 2007). PDB merupakan pendapatan total dan pengeluaran total nasional pada output barang dan jasa. Pada skala wilayah yang lebih kecil, total pendapatan dan total penggeluaran pada output barang dan jasa disebut sebagai Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Perubahan pada PDRB riil dari tahun ke tahun erat kaitannya dengan perubahan tingkat pengangguran. Peningkatan PDRB dapat menurunkan tingkat pengangguran.
Secara teori, peningkatan pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan penyediaan lapangan kerja dengan asumsi investasi meningkat. Namun permasalahaan
yang
masih
terjadi
di
Pulau
Jawa
adalah
adanya
ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran lapangan kerja. Penyediaan lapangan kerja yang besar diperlukan untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk. Perbaikan kualitas sumberdaya manusia juga mutlak diperlukan karena merupakan modal pembangunan. Tersedianya tenaga kerja yang besar jika dimanfaatkan, dibina, dan dikerahkan untuk menciptakan tenaga kerja yang efektif akan menjadi modal yang besar dalam pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor.
5
Penyerapan tenaga kerja juga tidak terlepas dari peranan pemerintah sebagai penyusun kebijakan yang mendukung terciptanya iklim investasi yang baik, standar penerimaan pendapatan untuk kesejahteraan tenaga kerja, serta strategi-strategi yang dilakukan demi tercapainya tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kebijakan pemerintah dalam menetapkan upah minimum provinsi juga sering menjadi alasan bagi pengusaha untuk lebih memilih industri yang padat modal. Stabilitas perekonomian juga diperlukan untuk menjamin perekonomian berjalan dengan lancar. Permasalahan penyediaan kesempatan kerja di Pulau Jawa menjadi penting dengan kondisi penduduk yang terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pertambahan penduduk membuat jumlah angkatan kerja di Pulau Jawa meningkat. Sektor industri yang memiliki nilai tambah paling besar dibandingkan sektor lainnya diharapkan dapat menyerap tenaga kerja yang lebih luas. Untuk mengantisipasi
permasalahan
pengangguran
yang
pada
akhirnya
akan
mengganggu peroses pertumbuhan ekonomi, maka perlu dikaji faktor-faktor yang memengaruhi penyerapan tenaga kerja khususnya sektor industri. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian
yang
berjudul
”Faktor-faktor
yang
Memengaruhi
Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di Pulau Jawa Tahun”.
1.2 Rumusan Permasalahan Masalah penyediaan lapangan pekerjaan merupakan salah satu masalah penting dalam pembangunan. Sektor industri di Pulau Jawa diharapkan mampu memberikan lapangan kerja yang lebih luas sehingga dapat mengurangi
6
pengangguran. Kontribusi nilai tambah sektor industri diharapkan diimbangi dengan penyerapan tenaga kerja yang lebih luas pada sektor tersebut. Ada banyak faktor yang memengaruhi penyerapan tenaga kerja sektor industri. Kebijakan pemerintah dalam menetapkan upah minimum provinsi sering menjadi alasan bagi pengusaha untuk lebih memilih industri yang padat modal. Iklim investasi yang baik juga akan membuat sektor tersebut berkembang dan pada akhirnya memberikan pengaruh yang baik terhadap penyerapan tenaga kerja jika penggunaannya sesuai dengan strategi industrialisasi yang bersifat padat tenaga kerja. Tantangan pemerintah yang paling berat adalah apakah pemerintah bisa selalu menjaga iklim investasi yang dapat mendorong pertumbuhan sektor industri. Penyerapan tenaga kerja yang masih relatif sedikit dibandingkan sektor pertanian menunjukkan pertumbuhan ekonomi pada sektor industri belum cukup untuk menyimpulkan bahwa sektor tersebut mampu menyerap banyak tenaga kerja. Kebijakan pemerintah yang terkait dengan penetapan standar upah dan penggunaan investasi juga memiliki peran dalam mendorong penciptaan lapangan kerja.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan
permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran perkembangan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, dan investasi pada sektor industri di Pulau Jawa? 2. Faktor- faktor apa saja yang memengaruhi penyerapan tenaga kerja sektor industri di Pulau Jawa?
7
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui gambaran perkembangan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, dan investasi pada sektor industri di Pulau Jawa. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi penyerapan tenaga kerja sektor industri di Pulau Jawa.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini antara lain: 1.
Bagi penulis, memberikan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai faktor-faktor yang memengaruhi penyerapan tenaga kerja di sektor industri.
2.
Bagi pemerintah, memberikan masukan kepada pemerintah yang terkait dengan pembangunan sektor industri dan penyerapan tenaga pada sektor tersebut sehingga dapat mengambil kebijakan yang tepat.
3.
Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat membuka wawasan pembaca agar dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan masalah penyerapan tenaga kerja sektor industri.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Pulau Jawa yang mencakup enam provinsi yaitu Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Banten.