BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri pariwisata saat ini sangatlah berkembang pesat di tandai dengan pembangunan hotel-hotel yang semakin banyak dan tempat-tempat yang menyediakan makanan dan minuman contohnya seperti : restoran,cafe,bistro,lounge dan coffee shop. Sekarang ini usaha di bidang kuliner mulai banyak diminati oleh masyarakat yang diikuti dengan permintan yang meningkat pula. Kebiasaan masyarakat juga perlahan mulai berubah dengan lebih banyak melakukan perjalanan liburan dan makan di luar rumah. Hal ini membuat usaha kuliner meningkat dengan pesat sehingga semakin hari jumlah restoran semakin bertambah banyak dan bahkan menjamur di hampir setiap kota di Indonesia. Dengan permintaan yang meningkat ini, sangatlah memajukan dunia kuliner di
dunia.
Usaha kuliner
berkembang sangat
pesat
dan
menciptakan usaha kuliner yang baik dan juga ada usaha kuliner yang buruk. Hal yang mempengaruhi suatu usaha kuliner yang baik atau buruk dilihat dari “price,place,product,and promotion” dimana dari ke empat 1
2
elemen-elemen ini menjadi bahan pertimbangan para konsumen untuk memilih mengunjungi usaha kuliner tersebut. Mama Goose berdiri pada tahun 2012 bulan April. Mama Goose memiliki 5 pemilik. 5 orang ini bertemu pada saat mereka berkuliah bersama. Mama Goose memiliki cabang dengan tema yang berbeda yaitu coffee shop yang terletak tidak jauh dari Mama Goosedengan naman Woodpecker. Jika produk yang di keluarkan suatu restoran tidaklah memuaskan pelanggan, maka pelanggan tersebut tidak akan kembali lagi ke restoran tersebut. Hal yang mempengaruhi suatu produk memuaskan adalah rasa,tingkat kebersihan, tingkat kesehatan, display/packaging dari suatu produk tersebut. Mama Goose belum merubah harga dari menu nya dari 3 tahun terakhir ini. Ini merupakan bentuk promosi dari Mama Goose. Promo lainnya seperti membeli 1 pizza mendapatkan 2 pin beer bintang, karena pizza yang disajikan oleh Mama Goose berporsi iuntuk 4 – 5 orang. Berikut adalah tabel keputusan pembelian pada 6 bulan terakhir. Data ini diambil dari Mama Goose Jakarta Selatan.
3
Gambar 1.1 Data jumlah tamu Mama Goose dari bulan Januari – Juni 2015
2015 3200 3100 3000 2900 2800 2015
2700 2600 2500 2400 2300 Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Sumber : data internal Mama Goose
Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa setiap bulannya tamu yang datang ke Mama Goose terus meningkat dan pada bulan Juni mengalami penurunann drastis karena pada bulan tersebut bertepatan dengan bulan puasa. Maka dari itu proyek akhir ini akan membahas mengenai “PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI MAMA GOOSE,JAKARTA SELATAN.
4
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Belum diketahuinya bauran pemasaran apa yang digunakan di mama goose. b) Belum diketahuinya pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian di mama goose. c) Belum diketahuinya seberapa besar pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan dari identifikasi masalah yang telah di uraikan, makan penelitian ini akan dibatasi dalam pembatasan sebagai berikut : a) Penilitian ini hanya terfokus terhadap bauran pemasaran yaitu variabel 4P (product, price, place, promotion) yang dilakukan di Mama Goose Jakarta Selatan b) Penelitian ini juga terfokus terhadap tercapainya keputusan (pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pemebelian, prilaku pasca pembelian) pembelian di Mama Goose Jakarta Selatan
5
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan
identifikasi
masalah
diatas,
maka
perumusan
masalahnya adalah sebagai berikut : a) Bagaimana bauran pemasaran di Mama Goose ? b) Bagaimana keputusan pembelian konsumen di Mama Goose ? c) Bagaimana pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen di Mama Goose?
1.5 Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Untuk mengetahui bauran pemasaran yang ada di Mama Goose. b) Untuk mengetahui keputusan pembelian konsumen yang ada di Mama Goose. c) Untuk mengetahui bagaimana pengaruh bauran pemasaran terhadap konsumen di Mama Goose.
6
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan proyek akhir ini dikelompokkan ke dalam lima bab sebagai berikut : BAB I :
PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian ,dan sistematika penulisan.
BAB II :
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis
BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang variabel penelitian beserta definisi operasionalnya, populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Berisi tentang hasil penelitian secara sistematika kemudian dianalisis dengan menggunakan metodologi penelitian yang telah ditetapkan untuk selanjutnya diadakan pembahasan.
7
BAB V :
PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan - kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian, keterbatasan dan saran-saran atas penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini peneliti akan menyampaikan beberapa landasan teori yang mendukung penelitian ini. Adapun landasan teori yang digunakan adalah landasan teori yang relevan dengan variabel dan permasalahan yang diteliti. Hal ini dikemukakan dengan tujuan memberikan tolak ukur ideal terhadap permasalahan yang sedang terjadi sehingga memudahkan dalam penarikan kesimpulan.
2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Konsep Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu bidang fungsional yang sangat penting dalam suatu organisasi bisnis sebagai penunjang utama bagi kelangsungan hidup operasional suatu dunia usaha. Pemasaran merupakan sebuah konsep kunci keberhasilan suatu bisnis dimana pemasaran dengan memperhatikan keinginan dan pemenuhan kebutuhan pelanggan untuk tercapainya target penjualan yang telah ditetapkan akan memberi dampak
8
9
positif bagi perkembangan usaha suatu perusahaan di tengah era persaingan bisnis yang begitu ketat dewasa ini. Pemahaman pemasaran bagi pihak pemasar sangat penting dalam rangka pengenalan kebutuhan dan keinginan pelanggan, penentuan pasar sasaran mana yang dapat dilayani dengan sebaik-baiknya oleh perusahaan, serta merancang produk, jasa dan program yang tepat untuk melayani pasar tersebut akan sangat berguna untuk mengoptimalkan penjualan suatu perusahaan. Menurut Kottler dan Amstrong (2008) Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Menurut William dan Jerome (1996) Pemasaran adalah proses yang menyediakan arah yang diperlukan bagi produksi dan membantu untuk memastikan pembuatan produk yang tepat dan cara menyampaikannya kepada konsumen. Banyak orang mengira bahwa pemasaran hanya sekedar penjualan atau periklanan. Sekarang, pemasaran harus dipahami tidak dalam pengertian lama (katakan dan jual), tetapi dalam pengertian baru yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan. Jika pemasar memahami kebutuhan pelanggan dengan baik, mengembangkan produk yang mempunyai nilai superior,
menetapkan
harga,
mendistribusikan,
dan
mempromosikan
10
produknya dengan efektif, produk-produk ini akan terjual dengan mudah. Jadi penjualan dan periklanan hanyalah bagian dari bauran pemasaran yang lebih besar dalam satu perangkat pemasaran yang bekerja bersama-sama untuk mempengaruhi pasar (Kotler dan Amstrong, 2001)
2.1.1.2 Bauran Pemasaran Seperti
diketahui
bahwa
pemasaran
sangat
penting
bagi
kelangsungan hidup perusahaan untuk tumbuh dan berkembang dimasa yang akan datang. Akan tetapi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran bukanlah hal mudah, semua anggota perusahaan harus ikut serta dan aktif dalam mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Selain itu volume penjualan barang dan jasa banyak tergantung pada beberapa faktor antara lain : kualitas dan penampilan produk perusahaan, cara penyampaian produk dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen, dan juga harga yang diterapkan perusahaan. Semua faktor yang dikuasai dan dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi permintaan konsumen terhadap barang dan jasa dikenal dengan istilah bauran pemasaran. Stanton
(1996)
menyebutkan
bahwa
Marketing
Mix
(bauran
pemasaran) adalah istilah yang dipakai dalam melukiskan kombinasi dari keempat masukan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan. Keempat elemen tersebut adalah penawaran produk, struktur harga, kegaitan promosi dan system distribusi. Dalam pengertian lain, Angiopora (2002)
11
mengemukakan bahwa Marketing Mix (bauran pemasaran) adalah perangkat variabel-variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran (target market). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Marketing Mix merupakan sekumpulan variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan dipergunakan oleh perusahaan dalam pencapaian sasaran dari tujuan perusahaannya, melalui pemanfaatan kombinasi dari variabelvariabel seperti harga, produk, promosi, dan saluran distribusi, diharapkan agar kinerja penjualan dapat meningkat sehingga mampu bersaing dengan para pesaing. Menurut Kotler dan Armstrong (2012:62), dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat pemasaran yang dikenal dalam istilah 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat atau saluran distribusi), promotion (promosi) : A.
Produk Pada hakekatnya seseorang membeli produk bukan hanya sekedar ia
ingin memiliki produk. Para konsumen membeli barang atau jasa karena barang atau jasa tersebut dipergunakan sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Menurut (Kotler & Amstrong, 2001 : 11) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,
12
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bias ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Menurut American Society for Quality Control ( dalam Lupiyoadi, 2001), kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu barang atau jasa, dalam hal kemampuan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten. Garvin (dalam Tjiptono, 2005), indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas produk, yaitu: 1. Kinerja, yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli. 2. Fitur, meliputi karakterisik sekunder yang melengkapi fungsi dasar produk. 3. Reliabilitas, yaitu kemungkinan kecil mengalami kerusakan atau gagal produk. 4. Kesesuaian dengan spesifikasi, aitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuh standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
13
5. Daya tahan, yaitu berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. 6. Serviceabilty, meliputi kecepatan, kompetensi, Kenyamanan, kemudahan direparasi, serta penanganan keluhan secara memuaskan. 7. Keindahan, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. 8. Kualitas yang dipersepsikan, yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa produk itu bukan hanya berupa barang nyata tetapi bisa berupa jasa, maka produk dapat memberikan kepuasan yang berbeda
sehingga
perusahaan
dituntut
untuk
lebih
kreatif
dan
berpandangan luas terhadap produk yang dihasilkan. B.
Promosi Menurut Lamb, et al (2001), promosi adalah komunikasi oleh pemasar
yang menginformasikan, dan mengingatkan calon pembeli mengenai sebuah produk untuk mempengaruhi suatu pendapat atau memperoleh suatu respon. Fungsi utama dari suatu strategi promosi para pemasar adalah untuk meyakinkan target pelanggan bahwa barang dan jasa yang ditawarkan tersebut
memiliki
keunggulan
yang
berbeda
dibandingkan
pesaing.
Keunggulan deferensiasi merupakan suatu kumpulan dari fitur yang unik dari suatu perusahaan dan produknya yang diterima oleh target pasar sebagai sesuatu yang penting dan unggul dibanding pesaing. Fitur tersebut dapat meliputi produk berkualitas tinggi, pengiriman yang cepat, harga yang murah,
14
pelayanan yang baik, atau fitur lain yang tidak ditawarkan oleh pesaing. Dengan
demikian
promosi
merupakan
bagian
penting
dari
bauran
pemasaran, menginformasikan para konsumen atas manfaat produk dan kemudian memposisikan produk dalam pasar (Lamb, dkk, 2001). Menurut Swasta dan Irawan (2001) promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Tujuan utama promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang pemasaran dan bauran pemasaran. Dengan memperhatikan hal diatas maka dibutuhkan persiapan ataupun sarana promosi agar apa yang diinginkan perusahaan dapat memenuhi sasaran dan efisien. Sarana promosi dapat berupa : a. Iklan Semua bentuk penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi barang produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang dibayar. b. Promosi Penjualan Kegiatan pemasaran yang mendorong pembelian konsumen dan efektivitas pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain : peragaan, pertunjukkan dan pameran, demonstrasi.
15
c. Publisitas Pendorong permintaan secara non pribadi untuk suatu produk, jasa atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung. d. Personal selling Presentasi lisan dalam suatu pembicaran dengan satu atau beberapa pembeli dengan tujuan untuk menciptakan penjualan. C. Harga Suatu perusahaan atau organisasi baik yang mengutamakan laba maupun tidak akan selalu berhadapan dengan penetapan harga produk yang dihasilkan. Dimana sebelumnya lebih dulu perusahaan merumuskan mengenai penetapan harga yang ingin dicapai. Harga memiliki peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli (Tjiptono, 2007), yaitu : a) Peranan alokasi harga Fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh
manfaat
atauutilitas
tertinggi
yang
diharapkan
berdasarkan daya belinya. b) Peranan informasi dari harga Fungsi harga dalam membidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau
16
manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering muncul adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan. kualitas yang tinggi sehingga konsumen menilai harga yang ditetapkan sesuai dengan kualitas produk maupun jasa yang ditetapkan. Selain desain produk, harga merupakan variabel yang dapat dikendalikan dan menentukan diterima atau tidaknya suatu produk oleh konsumen. Harga semata-mata tergantung pada kebijakan perusahaan, tetapi tentu saja dengan mempertimbangkan berbagai hal. Murah atau mahalnya suatu produk sangat relatif sifatnya. Harga menurut Kotler dan Amstrong (2001) adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk sejumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa. Harga merupakan hal yang
diperhatikan
konsumen
saat
melakukan
pembelian.
Sebagian
konsumen bahkan mengidentifikasikan harga dengan nilai. Bila suatu produk mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang lebih besar dibanding manfaat yang diterima, maka yang terjadi adalah bahwa produk tersebut memiliki nilai negatif. Konsumen mungkin akan menganggap sebagai nilai yang buruk dan kemudian akan mengurangi konsumsi terhadap produk tersebut. Bila manfaat yang diterima lebih besar, maka yang terjadi adalah produk tersebut memiliki nilai positif. Harga yang terjangkau dapat menjadi senjata ampuh dalam menghadapi persaingan
17
dipasar, karena harga menjadi manfaat atribut yang paling diperhatikan ketika menghadapi pasar Indonesia yang sensitif terhadap harga. Tjiptono (2001) mengemukakan harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai bilamana indikator tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Harga yang ditetapkan pada dasarnya disesuaikan dengan apa yang menjadi pengharapan produsen. Harga juga biasanya mencerminkan kualitas jasa
dari
produk
yang
menyertainya,
mencerminkan
prestise,
dan
sebagainya. D. Tempat Menurut Lamb (2001), pemilihan lokasi yang baik, merupakan keputusan yang sangat penting. Pertama, karena keputusan lokasi mempunyai dampak yang permanen dan jangka panjang, apakah lokasi tersebuh telah dibeli atau hanya disewa. Kedua, lokasi akan mempengruhi pertumbuhan usaha di masa mendatang. Lokasi yang dipilih haruslah mampu mengalami pertumbuhan ekonomi sehingga usahanya dapat bertahan. Dan yang terakhir, apabila nilai lokasi memburuk akibat perubahan lingkungan yang dapat terjadi setiap waktu, mungkin saja usaha tersebut harus dipindahkan atau ditutup.
18
Lokasi adalah tempat dimana sesuatu berada. Menurut Lupiyoadi (2001) lokasi merupakan keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan. Menurut (Lupiyoadi, 2001), lokasi merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategi. Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu : Konsumen mendatangi pemberi jasa ( perusahaan ) Apabila keadaanya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting, perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis. Pemberi jasa mendatangi konsumen Dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung. Berarti service provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, computer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua belah pihak dapat terlaksana.
19
Dalam
memilih lokasi untuk
menjalankan suatu usaha,
para
pengusaha/ pelaku usaha perlu mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya : 1. Akses yaitu kemudahan untuk menjangkau 2. Visibilitas yaitu kemudahan untuk dilihat 3. Lalu lintas, ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang yang besar tejadinya impuls buying dan kepadatan serta kemacetan bisa menjadi hambatan 4. Tempat parkir yang luas dan aman 5. Ekspansi yaitu tersedia tempat yang luas untuk perluasan di kemudian hari. 6. Lingkungan yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan 7. Persaingan yaitu lokasi dengan pesaing sejenis 8. Peraturan pemerintah (Tjiptono, 2005).
2.1.1.3 Proses Keputusan Pembelian Pengertian pengambilan
keputusan
keputusan
pembelian
dimana
adalah
konsumen
tahap
dalam
benar-benar
proses membeli
(Kotler,2001). Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
20
Menurut Setiadi (2010) perilaku membeli mengandung makna yakni kegiatan-kegiatan individu secara langsung terlibat dalam pertukaran uang dengan barang dan jasa serta dalam proses pengambilan keputusan yang menentukan kegiatan tersebut. Keputusan konsumen untuk membeli suatu produk selalu melibatkan aktivitas secara fisik (berupa kegiatan langsung konsumen
melalui
tahapan-tahapan
proses
pengambilan
keputusan
pembelian) dan aktivitas secara mental (yakni saat konsumen menilai produk sesuai dengan kriteria tertentu yang ditetapkan oleh individu). Menurut Kotler (2009) terdapat lima proses keputusan pembelian yang dilalui oleh setiap individu dalam melakukan pembelian, yaitu : a. Pengenalan kebutuhan Tahap awal keputusan membeli, konsumen mengenali adanya masalah kebutuhan akan produk yang akan dibeli. Konsumen merasa 13 adanya perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang di inginkan. Kebutuhan sangat dipicu oleh ransangan internal (kebutuhan) dan eksternal (pengaruh pengguna produk serupa sesuai kebutuhan). b. Pencarian informasi Tahap keputusan pembelian yang dapat meransang konsumen untuk mencari informasi lebih banyak. Konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi.
21
c. Evaluasi alternatif Proses yang dilakukan konsumen untuk menggunakan informasi yang didapat untuk mengevaluasi alternatif yang ada, proses memilih produk yang akan dibeli. d. Keputusan pembelian Konsumen merencanakan untuk membeli sebuah produk dan kemudian membeli produk tertentu untuk pemenuhan kebutuhan e. Tingkah laku pasca pembelian Tindak lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidaknya konsumen pada produk yang digunakannya
2.1.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Membeli Perilaku konsumen adalah proses yang terjadi pada konsumen ketika ia memutuskan membeli, apa yang dibeli, di mana dan bagaimana membelinya (Kotler, 2005). Setiap pembelian konsumen tercipta karena adanya needs (kebutuhan keperluan) atau wants (keinginan) atau campuran keduanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan membeli: a. Faktor Lingkungan yang terdiri atas: Faktor budaya yang meliputi, Nilainilai yaitu norma yang dianut masyarakat, Persepsi yaitu cara pandang
22
sesuatu, Preferensi yaitu rasa suka pada satu produk dibandingkan produk lain, Behaviour yaitu kebiasaan. b. Faktor Sosial meliputi: Faktor ini adalah kelompok yang mempengaruhi anggota/ komunitas dalam membuat keputusan terhadappembelian suatu barang atau jasa. Keluarga Faktor ini adalah juga penting pengaruhnya bagi seseorang dalam memilih suatu barang atau jasa. Peran dan status seseorang di masyarakat atau perusahaan akan mempengaruhi pola tindakannya dalam membeli barang atau jasa. c. Faktor Teknologi yang meliputi : Transportasi pribadi, alat rumah tangga. Audio visual, internet dan seluler. d. Faktor Pribadi dari : 1. Aspek pribadi yaitu seorang konsumen akan berbeda dari seorang konsumen lainnya karena faktor-faktor pribadi dalam hal berikut: usia, pekerjaan, kondisi keuangan, gaya hidup, kepribadian, konsep diri. 2. Aspek
psikologis
yaitu
faktor
kejiwaan
atau
psikologi
yang
mempengaruhi seseorang dalam tindakan membeli suatu barang/jasa yang terdiri dari: motivasi, persepsi, kepercayaan dan perilaku. Menurut Kotler dan Keller (2007) citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen. Persepsi merupakan aktivitas penting yang menghubungkan konsumen individual dengan kelompok, situasi dan pengaruh pemasar. Menurut Kotler (2007), persepsi merupakan
23
proses
bagaimana
individu
memilih,
mengorganisasikan,
dan
mengintepretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi meliputi semua proses yang dilakukan seseorang dalam memahami informasi mengenai lingkungannya.
2.2 Kerangka Berpikir
Kerangka Berpikir Keputusan Pembelian Bauran Pemasaran (4P)
(Y)
1. Product
1. Pengenalan Kebutuhan 2. Place
2. Pencarian Informasi 3. Price 4. Promotion
3. Evaluasi Alternatif 4. Keputusan Membeli 5. Prilaku Pasca Pembelian
Sumber : Kotler dan Armstrong (2012:62)
Sumber : Kotler (2009)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Unit Analisis
Penelitian pendekatan
ini
menggunakan
kuantitatif.
Metode
tipe
penelitian
Penelitian
deskriptif
Kuantitatif,
dengan
sebagaimana
dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 8) yaitu : “Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”. Menurut Sugiyono (2012: 13) penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Dalam hal penulisan Proyek Akhir ini, digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh adanya analisis pengaruh bauran pemasaran di Mama Goose. Unit analisis menurut Gulo (2002:77) adalah unit-unit yang awalnya kita jelaskan untuk tujuan akhir dari menggabungkan karakteristik mereka dalam rangka untuk menjelaskan beberapa kelompok yang lebih besar atau menjelaskan beberapa fenomena abstrak. Unit analisis dari penelitian ini adalah konsumen restoran Mama Goose, Jakarta Selatan. 24
25
B. Variabel dan Pengukurannya
Variabel menurut Sarwono (2006:53-54) adalah sesuatu yang berbeda atau bervariasi, penekanan kata sesuatu diperjelas menjadi suatu simbol atau konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai-nilai yang terdiri dari : Variabel Bebas (dilambangkan dengan X), yaitu variabel stimulus atau variabel
yang
mempengaruhi
variabel
lain
dan
Variabel
Terikat
(dilambangkan dengan Y), yaitu variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dengan 2 (dua) variabel, yaitu : Pemasaran sebagai variabel bebas dan Keputusan Pembelian sebagai variabel terikat.
26
Tabel 3.1 Variabel, Indikator, Skala Pengukuran
No 1
Variabel
Skala Pengukuran
Bauran Pemasaran (X)
Likert
a. Produk b. Tempat c. Harga d. Promosi 2
Keputusan Pembelian
Likert
a. Pengenalan Masalah b. Pencarian Informasi c. Evaluasi Alternatif d. Keputusan Pembelian e. Perilaku Pasca Pembelian 3
Data Demografi a. Jenis Kelamin b. Usia c. Pekerjaan
Nominal
d. Kunjungan e. Penghasilan f. Informasi Sumber Hasil Pengolahan Data primer, 2015
Menurut
Neuman
perbandingan antar kategori dimana
(2006:128), masing-masing
Skala kategori
adalah diberi
bobot nilai yang berbeda. Dalam penelitian ini menggunakan skala likert.
27
Menurut Sugiyono (2010:93), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Interval adalah salah satu jenis pengukuran dimana angkaangka yang dikenakan memungkinkan kita untuk membandingkan ukuran dari selisih antara angka-angka (Churchill, 2005:429)
Dalam penelitian ini menggunakan 4 kategori odinal/likert, yaitu :
Tabel 3.2 Bobot Nilai
Kategori
1
Sangat Setuju
2
Setuju
3
Tidak Setuju
4
Sangat Tidak Setuju
C. Prosedur Penarikan Sampel
Menurut Sugiyono (2010:215) sampel adalah “sebagian dari populasi itu”. Populasi itu misalnya penduduk diwilayah tertentu, jumlah pegawai pada organisasi tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya. Senada dengan itu, Sudjana (2005:6) mengemukakan bahwa
28
sampel adalah “sebagian yang diambil dari populasi”. Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian bagian dari populasi yang diambil. Pada penelitian ini, penarikan sampel yang akan digunakan yaitu dengan metode random sampling atau probability sampling yaitu setiap satuan analisis mendapatkan peluang yang sama untuk ditarik menjadi anggota sampel. (Gulo, 2002:81) Mama Goose sudah berdiri selama 2 tahun. Jumlah pelanggan dalam 2 tahun adalah sekitar 57.600 pelanggan dimana sampel yang dapatkan sebesar 100 koresponden, melalui hasil teori Slovin, sebagai berikut :
n
N 1 N (e) 2 =
57600
=
1 + 57600 (10%)2 = 99.82 = 100 Keterangan: n
= Ukuran sampel yang dibutuhkan
N
= Ukuran populasi
e
= Margin Error (10%)
57600 575
29
D. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penyusunan proyek akhir ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan jenis dan sumber data sebagai berikut : 1. Data Primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Contoh : kuesioner, observasi. 2. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai buku, laporan, jurnal, dan lain-lain. Disini data diperoleh dari buku, dan jurnal.
E. Metode Analisis Data
Seluruh data yang dikumpulkan merupakan data mentah yang masih perlu diolah atau di analisis lagi. Dalam penelitian ini, digunakan beberapa teknik analisis tergantung dari hipotesisnya masing-masing. Sebelum data dianalisis berdasarkan kepentingannya masing-masing, akan dilakukan uji kuesioner/ instrumen. Penelitian memerlukan data yang betul valid dan reliabel. Dalam rangka pengujian data kuisoner ini, maka data kuesioner sebelum digunakan sebagai data penelitian primer, terlebih dahulu diujicobakan ke sampel penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti sejauh mana
30
ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya dengan menggunakan : i. Uji Validitas Menurut Sarjono. Haryadi dan Winda Julianita
(2011:35), validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti. Model pengujian menggunakan pendekatan korelasi item-total dikoreksi (corrected item-total correlation) untuk menguji validitas internal setiap item pernyataan kuesioner yang disusun dalam bentuk skala. Dalam penelitian ini menggunakan pendapat Sugiyono (2001:106) mengemukakan data dikatakan valid jika r hitung (koefisien korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor) > 0,3 . Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows, dan validitas item dapat dilihat pada Corrected Item Total Correlation.
ii. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah ukuran yang menujukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian keperilakuan mempunyai keandalan sebagai alat ukur, diantaranya di ukur melalui konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah (Sekaran, 2006:40 dalam Sarjono 2011:35), yang menyatakan bahwa suatu instrumen penelitian
31
mengindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,70
Tabel 3.3 Indeks Kriteria Reabilitas Interval Alpha Cronbach
Kriteria
0,80 – 1,000
Sangat Tinggi
0,60 – 0,799
Tinggi
0,40 – 0,599
Cukup
0,20 – 0,399
Rendah
0,00-0,199
Sangat Rendah
Sumber : Arikunto dalah Rahmady dan Andi (2007 : 92)
iii. Penentuan Range Mean atau nilai rata-rata digunakan dalam analisis data deskriptif untuk mengetahui bagaimana kecenderungan nilai tengah suatu data terkumpul. Dari hasil rata-rata ditentukan interval kelas untuk menentukan kategori penafsiran dasil data (Duriato, Sugiarto, dan Sitinjak, 2011). Survey ini menggunakan skala likert dengan bobot tertinggi setiap pertanyaan adalah 4 dan bobot terendah adalah 1. Maka, digunakan rumus sebagai berikut :
Range = skor tertinggi – skor terndah range skor (Sumber : Rajab, 2014)
32
Keterangan : Skor tertinggi
Sehingga,
=4
Skor terendah
=1
Range skor
=4
Range
=4–1 4 = 0,75
Setelah diketahui besarnya interval, maka dapat ditemukan rentang skala dan kategori nilai rata-rata dari hasil kuisoner. Nilai dari hasl kuisoner tersebut ditafsirkan dengan range skor sebagai berikut :
Range Skor
: 1,00 – 1,75 = Sangat Rendah 1,76 – 2,51 = Rendah 2,52 – 3.27 = Tinggi 3,28 – 4,00 = Sangat Tinggi
iv. Analisis regresi linier sederhana Merupakan sekumpulan metode statistika untuk mengukur derajat asosiasi atau kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam hal ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal. Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi seberapa jauh nilai dependen (variabel Y) jika variabel independen (variabel X) diubah. (Sugiyono, 2009:262). Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah :
33
Y=a+bX
Keterangan : Y = variabel terikat X = variabel bebas a = konstanta b = koefisien regresi/slop antara bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian. (Sumber : Sugiyono, 2009:204). Semua data yang terkumpul merupakan data-data yang belum pernah diolah dan masih perlu dideskripsikan sehingga mudah dipahami. Dalam penelitian ini, seluruh pengolahan data dibantu dengan program SPSS for windows versi 20. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk menganalisa tentang pengaruh bauran pemasaran 4P terhadap keputusan pembelian di Mama Goose Jakarta Selatan.
v. Koefisien Determinasi Sedangkan untuk melihat seberapa besar tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial digunakan koefisien determinasi (Kd) dengan rumus menurut Sugiyono (2012: 257) sebagai berikut :
34
Kd = r2 x 100% Keterangan :
Kd : koefisien determinasi r2 : koefisien korelasi yang dikuadratkan
F. Waktu dan Tempat Penelitian
Selama 6 bulan, dari bulan Maret sampai dengan bulan September 2015, penelitian dilakukan di : Mama Goose Jl. Panglima Polim 9 No. 16, Melawai, Jakarta Selatan,
Tel. : 021 7229292
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tentang Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Mama Goose yang berlokasi di Jalan Panglima Polim 9, No. 16, Melawai, Jakarta Selatan dibangun pada bulan Maret tahun 2012.Restoran ini dipelopori oleh salah dua keluarga Budhisurya yang bernama Bona Budhisurya dan Yudha Budhisurya yang sampai saat ini mereka adalah salah dua direktur utama di Mama Goose yang kemudian jumlah pemegang saham yang bergabung menaruh saham di Mama Goose bertambah. Sampai saat ini tercatat terdapat 6 pemegang saham di Mama Goose. Mama Goose menawarkan tempat bersantap dengan konsep rustic modern. Areanya terbagi 4 yaitu, non smoking room, bar area, smoking indoor area dan outdoor area. Ketika naik ke restoran, di samping tangga terlihat deretan rak kayu yang berisi berbagai macam pernak pernik mulai dari buku, toples dan aneka pajangan lainnya yang membuat tampilan Mama Goose menjadi lebih unik. Non smoking area terletak di depan pintu masuk dengan
kapasitas
pengunjung
yang
tidak
terlalu
besar.
Pada bar
area dan outdoor area menggunakan deretan kursi tinggi layaknya kursi-kursi bar dengan sekat yang terbuat dari kaca. 35
36
Menu Mama Goose berkisar antara western dan asia dengan aneka pilihan mulai dari appetizer hingga dessert, sedangkan pilihan minumannya juga cukup beragam. Semua menu di Mama Goose bisa dibilang tidak terlalu mahal, hal ini memang merupakan salah satu kelebihan Mama Goose. Mama Goose memiliki kapasitas 150 bangku bagi pelanggan yang beruntung untuk menikmati indahnya bersantap siang atau malam di Mama Goose mendengarkan musik yang membuat pelanggan semakin nyaman dan ingin datang ke Mama Goose di lain waktu.
4.1.2 Fasilitas Mama Goose a. Gambaran Umum Terletak di lantai dua Common House, terselip di salah satu jalan tersibuk di Jakarta, Panglima Polim, Mama Goose adalah restoran kasual dengan suasana pedesaan yang modern diatur untuk memenuhi selera tamu dengan rasa nyaman. Mama Goose melayani tamu dengan layanan yang sangat baik. Mama Goose beroperasi selama 12 jam pada weekday dan 13 jam pada weekend, berkapasitas 150 bangku, dan restoran ini berbentuk seperti huruf U. Untuk mencapai Mama Goose, kita harus masuk kedalam Common House lalu menaiiki 20 anak tangga karena Mama Goose terletak di lantai dua Common House. Setelah melewati tangga tersebut ada area non smoking area yang berkapasitas 30 orang. Area selanjutnya adalah bar yang
37
berkapasitas hanya untuk 6 orang. Setelah area bar ini terdapat area non smoking lagi yang berkapsitas lebih besar dari yang pertama yaitu berkapasitas 100 orang, area ini juga bersebelahan dengan area smoking area yang berkapasitas berkisar 14 orang. b. Area kerja di Mama Goose 1. Kitchen : peralatan-peralatan dapur yang sudah memadai dan mendukung operasional Mama Goose dan sudah disesuaikan dengan menu yang disajikan kepada pelanggan. Kitchen dan pastry dijadikan dalam 1 area, hal ini dikarenakan tidak terlalu banyak menu dessert di Mama Goose. 2. Pantry area : adalah tempat menaruh makanan pesanan yang sudah diperiksa kelengkapan makanan tersebut oleh food checker yang diambil dari kitchen. Tempat ini dipenuhi oleh waiter/ess yang bertugas untuk menyajikan makanan tersebut ke pelanggan sesuai dengan pesanan. 3. Kasir : adalah tempat dimana segala aktifitas pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan. Kasir terletak di sebelah bar. 4. Bar : adalah tempat para bartender dan barista meracik minuman sesuai
dengan
pesanan
tamu.
Peralatan
yang
digunakan sejauh ini sudah sangat memadai dalam operasional. Di belakang area bar terdapat beberapa botol-botol minuman beralkohol
38
yang sengaja dipajang yang berfungsi mempercantik dekorasi outlet tersebut
4.1.3 Struktur Organisasi Mama Goose
Owner
Supervisor
Bar captain
Executive Chef
Bartender
Cook
Cashier
Floor Captain
Waiter/ess
Secara rinci setiap bagian yang ada di Mama Goose mempunyai tugas-tugas seperti berikut : a) Supervisor : 1. Mengawasi kinerja keseluruhan karyawan Mama Goose melalui Supervisor baik dari segi pelayanan dan penyajian makanan yang dipesan oleh pelanggan. 2. Bertindak juga sebagai marketing Mama Goose yang mengadakan promo atau mengurus acara function yang diadakan kepada Mama Goose, termasuk menyediakan kelengkapan acara, dekorasi dan susunan acara.
39
3. Membuat laporan sales setiap hari dan dilaporkan ke bagian keuangan. 4. Bertanggung jawab penuh atas kelancaran operasional outlet termasuk persiapan sound system, kebersihan restoran, kebersihan toilet, kebersihan peralatan yang digunakan. 5. Menerima segala informasi yang terkait kelancaran operasional dari Supervisor b) Bar Captain : 1. Mengatur dan bertanggung jawab operasional bar di outlet. 2. Melengkapi karyawan sesuai dengan kebutuhan Mama Goose. 3. Mengawasi kinerja karyawan bar. 4. Meracik dan menyusun menu minuman yang baru dan lebih kreatif. 5. Sebagai trainer di training bar knowledge yang diadakan oleh HRD kepada karyawan service maupun karyawan bar itu sendiri. c) Executive Chef : 1. Bertanggung jawab penuh operasional karyawan yang berada di kitchen. 2. Mengawasi kinerja karyawan kitchen. Chef berhak memberikan penghargaan bagi karyawan yang bekerja dengan maksimal dan juga berhak memberikan peringatan bagi karyawan yang melanggar peraturan. 3. Mengawasi kebersihan kitchen. 4. Melengkapi kelengkapan bahan baku.
40
5. Menguasai penuh teknik-teknik memasak sehingga dapat diajarkan kepada cook dan cook helper. 6. Membuat laporan kehadiran seluruh karyawan kitchen setiap bulan kepada HRD. d) Floor Captain : 1. Membuat jadwal kerja karyawan service per 2 minggu. 2. Mengajarkan teknik persiapan outlet ketika opening, mengajarkan teknik menyajikan makanan dan teknik closing outlet kepada karyawan service. 3. Memerika kebersihan peralatan yang digunakan untuk menyajikan makanan. 4. Mengatasi masalah yang disampaikan oleh pelanggan. 5. Mengatur flow kerja karyawan service. e) Cashier : 1. Bertanggung jawab penuh atas uang cash dan semua bill transaksi yang dilakukan di hari itu. 2. Mengambil uang cash yang sudah ditukarkan oleh karyawan keuangan di office dengan uang yang bernilai lebih kecil sebagai uang kembalian untuk pelanggan. 3. Menguasai dan memahami system POS yang diberlakukan di outlet
41
4. Mengurus tentang pembayaran dan membuat laporan pemasukan setiap closing atau pergantian shift kerja dengan kasir lain. f) Bartender : 1. Bertugas melengkapi bahan dan alat kerja serta merapikan area kerja ketika opening outlet. 2. Bertugas meracik minuman sesuai dengan pesanan pelanggan. 3. Bertugas untuk memahami semua metode dan resep minuman yang diracik. c. Waiter/ess : 1. Bertugas untuk mengambil pesanan dari para pelanggan dan menanyakan kepada pelanggan bagaimana produk yang diinginkan (guest preference) 2. Menguasai penuh menu yang ada di Mama Goose. 3. Berdiri dalam keadaan siap sehingga ketika pelanggan memanggil para karyawan service dapat bertindak dengan cepat. 4. Mengambil makanan yang sudah siap disajikan di pantry untuk diantarkan ke pelanggan. 5. Membantu pelanggan dalam system pembayaran. g) Cook : 1. Memasak produk yang dipesan pelanggan. 2. Mempersiapkan segala bahan yang diperlukan dengan memperhatikan pesanan-pesanan para pelanggan.
42
3. Menguasai penuh teknik memasak serta bahan baku yang digunakan
4.2 Hasil dan Pembahasaan
Di bagian ini akan dibahas hasil perhitungan data yang telah dikumpulkan dan diolah melalui program SPSS (Statistical For Social Science) versi 20. Adapun data yang didapat berupa data primer yaitu dengan membagikan kuesioner kepada 100 tamu di Mama Goose, Jalan Panglima Polim 9, No. 16, Melawai, Jakarta Selatan. 4.2.1 Karakteristik Responden Karateristik responden dari penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, usia dan lama bekerja di Mama Goose Jakarta. Hasil data yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut : a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1 Jenis Kelamin Frequen Percent Valid cy Pria Valid
Wanit a Total
Percent
Cumulative Percent
54
54,0
54,0
54,0
46
46,0
46,0
100,0
100
100,0
100,0
Sumber: Olahan Data Primer 2015
43
Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa responden yang berjenis kelamin pria sebesar 54% dengan frekuensi 54 responden, sedangkan untuk responden yang berjenis kelamin wanita adalah 46% dengan frekuensi 46 responden. Dapat disimpulkan bahwa pelanggan pria lebih banyak daripada pelanggan wanita yang berkunjung ke Mama Goose Jakarta. Hal ini dapat disebabkan karena Mama Goose merupakan restoran yang memang banyak digemari oleh kaum pria, sehingga jumlah kunjungan wanita pun lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pria.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.2 Umur Frequen Percent cy
Valid
Cumulative
Percent
Percent
19-25
66
66,0
66,0
66,0
26-33
26
26,0
26,0
92,0
34-40
8
8,0
8,0
100,0
100
100,0
100,0
Valid
Total
Sumber: Olahan Data Primer 2015
44
Dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa karakteristik responden berdasarkan umur yang paling besar adalah 19 - 25 tahun dengan persentase 66% dan jumlah frekuensi 66 responden, reponden yang berusia 26 - 33 tahun pada urutan ke dua dengan persentase 26% dengan jumlah frekuensi 26 responden, lalu diikuti dengan responden yang berusia 34 - 40 tahun dengan persentase 8% dengan jumlah frekuensi 8 responden. Dapat diambil kesimpulan dari Tabel 4.2 di atas bahwa persentasi paling besar dari karakteristik responden berdasarkan usia adalah 19 - 25 tahun dengan persentase terbesar yaitu 66%. Hal ini dapat disebabkan karena Mama Goose merupakan sebuah restoran yang banyak dijadikan tempat berkumpul bagi kaum remaja ke atas atau kaum dewasa muda. Selain itu, trend yang sedang berkembang ini banyak digemari pula oleh kaum remaja sehingga tingkat kunjungan kaum remaja atau dewasa muda merupakan yang paling banyak di Mama Goose.
45
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Frequen Percent cy Pegawai Swasta Pelajar atau Valid Mahasiswa Wiraswasta Total
Valid
Cumulative
Percent
Percent
56
56,0
56,0
56,0
38
38,0
38,0
94,0
6
6,0
6,0
100,0
100
100,0
100,0
Sumber: Olahan Data Primer 2015
Dari Tabel 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa karakteristik responden berdasarkan pekerjaan yang paling besar adalah Pegawai Swasta dengan persentase 56% dengan frekuensi 56 responden, Pelajar atau Mahasiswa dengan persentase 38% dengan frekuensi 38 responden, Wiraswasta dengan persentase 6% dengan frekuensi 6 responden. Dapat disimpulkan bahwa responden yang mempunyai persentase paling besar adalah Pegawai Swasta dengan persentase sebesar 56%, hal ini disebabkan karena Mama Goose merupakan restoran yang terletak di posisi yang strategis, sehingga memudahkan pegawai swasta untuk mengunjungi restoran ketika istirahat siang.
46
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Kunjungan Tabel 4.4 Intensitas Frequen Percent cy <2 kali 2-3 kali Valid 4-5 kali >5 kali Total
Valid
Cumulative
Percent
Percent
31
31,0
31,0
31,0
41
41,0
41,0
72,0
17
17,0
17,0
89,0
11
11,0
11,0
100,0
100
100,0
100,0
Sumber: Olahan Data Primer 2015
Dari Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa responden yang berkunjung 2 – 3 kali memiliki persentase paling besar yaitu 41% dengan jumlah frekuensi sebanyak 41 responden. Pada urutan ke dua responden yang berkunjung kurang dari 2 kali dengan persentase 31% dan jumlah frekuensi 31 responden, diikuti dengan responden yang berkunjung 4 – 5 kali pada urutan ke tiga dengan persentase 17% dan jumlah frekuensi 17 responden. Sedangkan responden yang berkunjung lebih dari 5 kali memiliki persentase yang paling kecil yaitu 11% dengan jumlah frekuensi 11 responden. Dapat ditarik kesimpulan bahwa responden yang berkunjung 2 - 3 kali dalam sebulan memiliki persentasi paling besar dengan 41% dengan jumlah
47
frekuensi sebanyak 41 responden. Hal ini dapat disebabkan jumlah responden yang datang ke Mama Goose yang mayoritas merupakan pegawai swasta, sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk terus mengunjungi Mama Goose.
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Tabel 4.5 Penghasilan Frequen Percent cy < Rp 1 juta Rp 1-2 juta Valid Rp 2-4 juta > Rp 4 juta Total
Valid
Cumulative
Percent
Percent
6
6,0
6,0
6,0
14
14,0
14,0
20,0
38
38,0
38,0
58,0
42
42,0
42,0
100,0
100
100,0
100,0
Sumber: Olahan Data Primer 2015 Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa responden yang berpenghasilan di atas 4 juta rupiah memiliki persentase yang paling besar yaitu 42% dengan jumlah frekuensi sebanyak 42 responden, kemudian diikuti oleh responden yang berpenghasilan 2 – 4 juta rupiah dengan persentase 38% dengan jumlah frekuensi sebanyak 38 responden. Pada urutan ke tiga ada responden
48
dengan penghasilan sebesar 1 – 2 juta rupiah dengan persentase 14% dengan jumlah frekuensi sebesar 14 responden. Responden paling sedikit adalah responden dengan penghasilan di bawah 1 juta rupiah dengan persentase 6% dengan frekuensi sebesar 6 responden. Dapat ditarik kesimpulan bahwa responden dengan penghasilan paling besar yaitu di atas 4 juta rupiah memiliki persentase paling besar yaitu 42%. Hal ini dapat disebabkan karena Mama Goose merupakan salah satu restoran yang terletak di lokasi dimana banyak terletak restoran kelas menengah ke atas sehingga segmentasi pasarnya pun merupakan masyarakat kelas menengah ke atas. f. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tabel 4.6 Informasi Frequen Percent cy Saudara / Kerabat Sosial Media
Valid
Cumulative
Percent
Percent
31
31,0
31,0
31,0
56
56,0
56,0
87,0
13
13,0
13,0
100,0
100
100,0
100,0
Valid Faktor Kebetulan Total
Sumber: Olahan Data Primer 2015
49
Dari Tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa karakteristik responden berdasarkan sumber informasi yang paling besar adalah Sosial Media dengan persentase 56% dengan frekuensi 56 responden, Saudara/Kerabat dengan persentase 31% dengan frekuensi 31 responden, Faktor Kebetulan dengan persentase 13% dengan frekuensi 13 responden. Dapat disimpulkan bahwa responden yang mempunyai persentase paling besar adalah Sosial Media dengan persentase sebesar 56%, hal ini disebabkan karena banyaknya pengguna sosial media, dan akses akan sosial media yang dipermudah karena adanya perangkat canggih seperti smartphone atau tablet. Mama Goose juga terbantu di bidang promosi karena banyak orang yang mengambil foto makanan, minuman, atau bahkan design interior restoran itu sendiri.
4.2.2. Uji Validitas Tabel 4.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel
Butir
r-hitung
r-tabel
Keterangan
Pernyataan Produk
Pernyataan 1
0.426
0,3
Valid
(X1)
Pernyataan 2
0.653
0,3
Valid
Pernyataan 3
0.668
0,3
Valid
Pernyataan 4
0.668
0,3
Valid
Tempat
Pernyataan 1
0.521
0,3
Valid
(X2)
Pernyataan 2
0.593
0,3
Valid
50
Pernyataan 3
0.704
0,3
Valid
Pernyataan 4
0.706
0.3
Valid
Harga
Pernyataan 1
0.768
0.3
Valid
(X3)
Pernyataan 2
0.662
0.3
Valid
Pernyataan 3
0.710
0,3
Valid
Pernyataan 4
0.637
0.3
Valid
Promosi
Pernyataan 1
0.693
0.3
Valid
(X4)
Pernyataan 2
0.634
0.3
Valid
Pernyataan 3
0.496
0.3
Valid
Pernyataan 4
0.597
0.3
Valid
Keputusan
Pernyataan 1
0.583
0.3
Valid
Pembelian
Pernyataan 2
0.544
0.3
Valid
(Y)
Pernyataan 3
0.373
0.3
Valid
Pernyataan 4
0.626
0.3
Valid
Pernyataan 5
0.721
0.3
Valid
Pernyataan 6
0.495
0.3
Valid
Pernyataan 7
0.357
0.3
Valid
Pernyataan 8
0.633
0.3
Valid
Pernyataan 9
0.668
0.3
Valid
Pernyataan 10
0.666
0.3
Valid
N = 100 Sumber: Olahan Data Primer 2015 Berdasarkan
tabel
4.7
diketahui
bahwa
r-hitung
masing-masing
pernyataan lebih besar dari r-tabel , sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini valid.
51
4.2.3
Uji Reliabilitas Tabel 4.8 Hasil Pengujian Reliabilitas
Reliability Statistics Cronbach's
N of
Alpha
Items
.941
26
Sumber: Olahan Data Primer 2015 Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 4.8 diketahui bahwa nilai dari Cronbach’s Alpha sebesar 0.941 hal ini menyatakan bahwa kuisoner ini reliabel karena lebih besar dari 0,70
4.2.4 Analisis Bauran Pemasaran Berikut ini adalah hasil penelitian responden mengenai empat variabel bebas yaitu Produk (X1), Harga (X2), Lokasi (X3) dan Promosi (X4) :
52
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Variabel Produk, Harga, Lokasi, dan Promosi Descriptive Statistic Produk No.
1
2
3
4
5
6
Pernyataan Produk yang dijual di Mama Goose terjamin kebersihan dan kehigienisannya
N
Mean
Std. Deviation
Kategori
100
3,15
0,458
Tinggi
0,471
Tinggi
0,518
Tinggi
0,35887
Tinggi
Produk yang dijual di Mama Goose memiliki 100 2,98 keistimewaan yang mampu bersaing dengan restoran produk lain Packaging yang di gunakan di Mama 100 3,12 Goose cukup baik dan menarik 100 3,0833 RatarataX1 Harga Harga produk yang dijual Mama Goose sangat terjangkau Kemudahan dalam sistem pembayaran di Mama Goose Harga Produk yang dijual di Mama Goose mampu bersaing dengan restoran lain RatarataX2
100
2,85
0,500
Tinggi
100
2,87
0,525
Tinggi
100
2,92
0,506
Tinggi
0,35887
Tinggi
100 3,0833
53
Tempat 7 8 9
Tersedianya halaman parkir dan keamanan di Mama Goose Mama Goose memiliki lokasi yang strategis Mama Goose memiliki nilai kenyamanan yang baik RatarataX3
100
2,91
0,588
Tinggi
100
3,04
0,585
Tinggi
100
3,349
0,476
Sangat Tinggi
100 3,0967
0,3491
Tinggi
Promosi 10
11
12
Penayangan iklan di media sosial Mama Goose mudah ditemukan Brosur dan iklan yg dipasang oleh Mama Goose sangat menarik dan informatif
100
2,26
0,579
Rendah
100
2,22
0,561
Rendah
0,611
Tinggi
Kepercayaan konsumen 100 3,03 terhadap promosi dari mulut ke mulut 2,5033 RatarataX4 Sumber : Olahan Data Primer, 2015
0,45318
Rendah
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor bauran pemasaran yang mempunyai skor paling tinggi adalah tempat sebesar 3,0967. Menurut Rajab, (2014) nilai 3,0967 adalah nilai yang termasuk pada kategori skor tinggi. Di lain sisi, nilai faktor bauran pemasaran yang paling rendah menurut Rajab, (2014) adalah promosi yaitu sebesar 2,5033. Namun faktor
produk
masih
termasuk
dalam
kategori
tinggi
juga.Hal
ini
54
menyimpulkan
bahwa
nilai
bauran
pemasaran
produk
cukup
tinggi
dikarenakan tempat yang strategis. Beberapa kelebihan inisesuai dengan atribut produk yang dikemukakan oleh Tjiptono (2008:104) bahwa atribut produk meliputi merek, kemasan, pemberian label, layanan pelengkap, jaminan, dan harga.
4.2.5
Analisis Keputusan Pembelian Analisis deskriptif jawaban responden mengenai variabel dependen
(Y) didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan seperti yang terdapat dalam kuisioner yang disebarkan pada responden.Variasi jawaban responden untuk variabel keputusan pembelian dapatdilihat di tabel berikut : Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian Descriptive Statistic No.
Pernyataan
N
Mean
Std. Deviation
Kategori
1
Berkunjung dan makan di Mama Goose merupakan sebagian dari kebutuhan saya
100
2,11
0,567
Rendah
2
Informasi dari media sosial mempengaruhi saya dalam memutuskan 100 kedatangan saya kesebuah restoran
2,51
0,613
Tinggi
55
3
Adanya kebutuhan akan Mama Goose
100
2,64
0,759
Rendah
4
Saya berusaha mengevaluasi produkproduk yang ada di pasaran
100
3,05
0,578
Tinggi
5
Saya membandingkan Mama Goose dengan restoran lainnya
100
2,78
0,672
Tinggi
6
Keputusan untuk membeli produk di Mama Goose dilakukan setelah adanya 100 bauran pemasaran yang digunakan (produk, harga, tempat, dan promosi)
2,84
0,613
Tinggi
100
3,07
0,662
Tinggi
100
2,92
0,685
Tinggi
100
2,63
0,631
Tinggi
0,37376
Tinggi
7
8
9
Saya memutuskan untuk membeli produk di Mama Goose berdasarkan pengalaman orang lain Saya akan merekomendasikan Mama Goose ke orang lain Karena sesuai dengan kebutuhan maka saya akan melakukan pembelian kembali
RatarataKP 100 2,6300 Sumber: Olahan Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa tanggapan responden terhadap variabel keputusan pembelian yang memiliki skor paling tinggi adalah adalah indikator perilaku pasca pembelian yaitu saya memutuskan
56
untuk membeli produk di Mama Goose berdasaran pengalaman orang lain yang berada pada kategori ke tiga (tinggi). Nilai skor nya adalah 3,07 artinya indikator tersebut sangat disetujui oleh para responden Mama Goose. Pengunjung memiliki kecenderungan untuk merekomendasikan Mama Goose ke orang lain Sedangkan untuk nilai rata-rata terendah ada dalam indikator pengenalan masalah yaitu berkunjung dan makan di Mama Goose merupakan sebagian dari kebutuhan saya dengan nilai 2,11. Angka ini terdapat di kategori nilai rendah. Hal ini bisa disebabkan karena kunjungan di Mama Goose berdasarkan kebutuhan saat acara-acara tertentu saja. Sehingga
untuk
nilai
komponen
rata-rata
indikator
keputusan
pembelian sebesar 2,6300 dimana berada dalam kategori rendah. Hal ini disimpulkan bahwa keputusan pembelian memiliki dampak di dalam keputusan pelanggan untuk membeli di Mama Goose namun rendah. Kondisi ini sejalan dengan pernyataan Assauri (2004) yang menyatakan bahwa “Keputusan
pembelian
merupakan
suatu
proses
pengambilan
keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatankegiatan sebelumnya.”
57
4.2.6
Analisis Regresi Sederhana Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Sederhana Coefficientsa
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) 1
Bauran Pemasaran
Std. Error
2.291
3.590
1.516
.084
t
Sig.
Beta .638 .876
17.94 8
.525 .000
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Sumber: Olahan Data Primer 2015
Hasil analisis regresi sederhana dapat terlihat bahwa variabel Bauran Pemasaran berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian. Berdasarkan persamaan regresi sederhana dapat diketahui bahwa variabel Bauran Pemasaran memiliki nilai sebesar 0,876, sehingga dapat dibentuk persamaan sebagai berikut: Y= 2.291 + 0.876X Keterangan: Y : Keputusan Pembelian X : Bauran Pemasaran Sehingga :
58
Konstanta sebesar 2,291 menyatakan bahwa jika ada nilai X (bauran pemasaran), maka nilai keputusan pembelian sebesar 2,291 Koefisien
regresi
X
sebesar
0,876
menyatakan
bahwa
setiap
penambahan 1 nilai bauran pemasaran, maka keputusan pembelian bertambah sebesar 0,876 Hal ini menunjukan bahwa pengaruh bauran pemasaran berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian di Mama Goose, Jakarta Selatan.
4.2.7
Koefisien Determinan
Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R² yang semakin mendekati 1, berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya jika R² mendekati 0 (nol), maka semakin lemah pengaruh variabelvariabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi untuk variabel bebas lebih dari 2 digunakan Adjusted R Square sebagai berikut :
Tabel 4.12 Hasil Koefisien Determinan Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R Std. Error of Square
the Estimate
1
.876a
.767
.764
3.967
59
a. Predictors: (Constant), Bauran Pemasaran b. Dependent Variable : TotalY Sumber: Olahan Data Primer 2015
KD
= R² x 100 %
KD
= 0,8762x 100%
KD
= 76,7%
Dari tabel dan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa R Square adalah 0,767. Hal ini berarti seluruh variabel bebas yaitu bauran pemasaran (X) mempunyai kontribusi secara bersama-sama sebesar 76,7% terhadap variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian. Sisanya sebesar 23,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dapat disimpulkan bahwa faktor bauran pemasaran yang mempunyai skor paling tinggi adalah tempat sebesar 3,0967. Menurut Rajab, (2014) nilai 3,0967 adalah nilai yang termasuk pada kategori skor tinggi. Di lain sisi, nilai faktor bauran pemasaran yang paling rendah menurut Rajab, (2014) adalah promosi yaitu sebesar 2,5033. Namun faktor produk masih termasuk dalam kategori tinggi juga.Hal ini menyimpulkan bahwa nilai bauran pemasaran produk cukup tinggi dikarenakan tempat yang strategis. Beberapa kelebihan inisesuai dengan atribut produk yang dikemukakan oleh Tjiptono (2008:104) bahwa atribut produk meliputi merek, kemasan, pemberian label, layanan pelengkap, jaminan, dan harga. 2. Dapat dilihat bahwa tanggapan responden terhadap variabel keputusan pembelian yang memiliki skor paling tinggi adalah adalah indikator perilaku pasca pembelian yaitu saya memutuskan untuk membeli produk di Mama Goose berdasaran pengalaman orang lain yang berada pada kategori ke tiga (tinggi). Nilai skor nya adalah 3,07 artinya indikator 60
61
tersebut sangat disetujui oleh para responden Mama Goose. Pengunjung memiliki kecenderungan untuk merekomendasikan Mama Goose ke orang lain. Sedangkan untuk nilai rata-rata terendah ada dalam indikator pengenalan masalah yaitu berkunjung dan makan di Mama Goose merupakan sebagian dari kebutuhan saya dengan nilai 2,11. Angka ini terdapat di kategori nilai rendah. Hal ini bisa disebabkan karena kunjungan di Mama Goose berdasarkan kebutuhan saat acara-acara tertentu saja. 3. Hasil pengujian koefisien determinasi diketahui nilai R square sebesar 0,767
atau
76,7%.
Artinya
variabel
Bauran
Pemasaran
mampu
menjelaskan variasi keputusan pembelian di Mama Goose Jakarta sebesar 76.7%, sedangkan sisanya 23.3% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. Hasil analisis regresi sederhana dapat terlihat bahwa semua variabel Bauran Pemasaran berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian. Berdasarkan persamaan regresi sederhana dapat diketahui bahwa variabel bauran pemasaran mempunyai pengaruh dengan nilai koefisien 0.876.
62
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Manajemen Variabel bauran pemasaran memberikan pengaruh yang cukup besar bagi keputusan pembelian konsumen di Mama Goose Jakarta Selatan. Hal ini tentu perlu menjadi pertimbangan khusus bagi pihak manajemen untuk terus mempertahankan atau bahkan memperkuat variabel bauran pemasaran yang didalamnya seperti promosi dari Mama Goose Jakarta Selatan. Promosi dari Mama Goose harus di tingkatkan lagi karena merupakan faktor bauran pemasaran yang paling rendah di antara faktor-faktor lainnya. Sedangkan nilai rata-rata terendah dalam indikator pengenalan masalah dan dalam sub variable pengenalan kebutuhan yaitu berkunjung dan makan di Mama Goose merupakan sebagian dari kebutuhan saya. Maka dari itu, Mama Goose harus lebih mengenal dan mengetahui apa saja kebutuhan konsumen. 5.2.2 Saran Untuk Penelitian Lanjutan Dikarenakan kemampuan prediksi dari bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian sebesar 76.7% sedangkan sisanya 23.3% dipengaruhi oleh variabel penelitian diluar penelitian ini. Maka bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah atau menggunakan variabel – variabel independen
lainnya
yang
potensial
memberikan
kontribusi
terhadap
keputusan pembelian. Perilaku keputusan pembelian tidak hanya dipengaruhi oleh produk, harga, promosi, dan lokasi saja tetapi juga dipengaruhi oleh
63
faktor psikologis seperti pengalaman, kepribadian, sikap dan kepercayaan, dan lain sebagainya yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini.