1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu terminal apung melibatkan beberapa pihak yang
spesialisasi dibidangnya. Dalam satu lokasi proyek pembangunan kemungkinan terjadinya interaksi maupun singgungan para pihak itu ada. Beberapa pihak saling berkomunikasi, berdiskusi, berkoordinasi, bekerjasama melakukan hubungan kerja satu sama lain untuk tujuan penyelesaian pembangunan proyek. Hubungan tersebut timbul dikarenakan adanya perikatan diantara para pihak yang diakibatkan oleh kontrak dan atau oleh hukum. Beberapa perusahaan mengadakan hubungan kerjasama melalui kontrak sehingga menimbulkan perikatan diantara masing-masing perusahaan. Beberapa perusahaan meskipun tidak mengadakan perjanjian diantaranya namun terdapat perikatan diantaranya dikarenakan perikatan yang dibentuk oleh hukum. Beberapa perusahaan tersebut melakukan pekerjaan di lokasi yang sama dengan pembagian waktu pekerjaan yang berbeda-beda. Mungkin saja terdapat beberapa perusahaan yang bertemu dalam satu perioda yang sama dari mulai pekerjaan sampai selesai pekerjaan, dan mungkin juga beberapa perusahaan hanya bertemu pada waktu yang sama (overlap) saat mengerjakan salah satu pekerjaan, dan mungkin juga beberapa tidak bertemu satu waktu di lokasi. Pembagian waktu pekerjaan tersebut secara garis besar dapat diketahui dari jadwal pelaksanaan pembangunan proyek.
2
Interaksi atau singgungan atau perselisihan beberapa perusahaan dapat saja terjadi apabila para pihak melaksanakan pekerjaan dalam satu waktu di lapangan ataupun tidak dalam satu waktu pelaksanaan masing-masing pekerjaan. Seperti pada studi kasus penulisan tesis ini pada proyek pembangunan terminal apung di salah satu laut di Indonesia perioda 2011-2012. Dalam proyek tersebut terdapat beberapa pihak yaitu pemilik proyek, kontraktor utama, kontraktor pipeline dasar laut, subkontraktor tambatan, subkontraktor pengerukan, pemilik kapal dan lain-lain. Pemilik Proyek adalah pihak yang memiliki proyek tersebut yang memberikan pekerjaan pembangunan terminal apung ke kontraktor utama dan pemasangan pipeline bawah laut ke kontraktor pipeline bawah laut. Kontraktor Utama adalah pihak yang mensubkan pekerjaan pembangunan tambatan ke subkontraktor tambatan dan pekerjaan pengerukan dasar laut ke subkontraktor
pengerukan.
Subkontraktor
tambatan
adalah
pihak
yang
membangun tambatan dengan menyewa kapal dari pemilik kapal. Pemilik kapal adalah pihak yang mempunyai kapal yang digunakan subkontraktor tambatan. Pemasangan pipeline dasar laut dilaksanakan oleh kontraktor pipeline dasar laut diantara waktu pelaksanaan pekerjaan subkontraktor tambatan. Saat pelaksanaan pemasangan pipeline dasar laut di lokasi proyek, subkontraktor tambatan dan subkontraktor pengerukan diminta tidak melakukan pekerjaan di lokasi tersebut. Namun setelah pemasangan pipeline bawah laut selesai, maka subkontraktor tambatan dan subkontraktor pengerukan dapat melaksanakan pekerjaannya kembali yang sempat tertunda. Sebelumnya jadwal pelaksanaan pemasangan pipeline dasar laut adalah setelah selesai pekerjaan subkontraktor
3
tambatan, namun karena sesuatu hal, Pemilik Proyek mengubah jadwal pelaksanaan untuk pemasangan pipeline dasar laut. Ketika kontraktor pipeline dasar laut kembali ke areanya, ditemukan kerusakan pada beberapa titik pada pipeline yang sudah dipasang yang diduga diakibatkan oleh jangkarnya barge yang digunakan subkontraktor tambatan.
Kemudian
kontraktor pipeline dasar laut mengklaim ganti rugi ke subkontraktor tambatan melalui pasal 1365 KUHPer. Diketahui, antara subkontraktor tambatan dan kontraktor pipeline dasar laut tidak ada hubungan kontraktual (non privity of contract). Sedangkan antara subkontraktor tambatan dan pemilik kapal barge mempunyai hubungan kontraktual yang tertuang dalam perjanjian sewa menyewa charterparty (standar kontrak Supplytime 2005). Dalam perjanjian sewa menyewa antara subkontraktor tambatan dan pemilik kapal terdapat tambahan pasal baru yang tersirat dapat diartikan bahwa kru kapal yang disupplai oleh pemilik kapal menjadi tanggung jawab subkontraktor tambatan 1. Selain itu perjanjian sewa menyewa tersebut menggunakan hukum Singapura sebagai pilihan hukumnya. Oleh karena itu, Penulis ingin mengetahui apakah ganti rugi subkontraktor tambatan dapat diteruskan dengan mengklaim ke Pemilik Kapal barge melalui charterparty menurut interpretasi hukum Singapura? Berdasarkan pemaparan di atas penulis mengangkat tema “Tanggung jawab Penyewa & Pemilik Kapal Terhadap Kerugian Pihak Ketiga Sebagai Akibat Pengoperasian Kapal” sebagai judul penulisan hukum.
1
Perjanjian sewa menyewa kapal “Supplytime 2005” antara subkontraktor tambatan dan Pemilik kapal barge ( charterparty)
4
Selanjutnya dalam penulisan tesis ini, pemilik proyek disebut sebagai Pemilik Proyek, kontraktor utama disebut sebagai Kontraktor Utama, subkontraktor tambatan disebut sebagai Penyewa, kontrakor pipeline dasar laut disebut sebagai Pihak Ketiga, pemilik kapal yang disewa oleh subkontraktor tambatan disebut Pemilik Kapal.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat menentukan rumusan
masalah sebagai berikut: a. Bagaimana bentuk penyelesaian perselisihan dan ganti rugi Penyewa terhadap kerugian Pihak Ketiga akibat pengoperasian kapal? b.
Apakah Pemilik kapal dapat diminta tanggung jawab terhadap kerugian Pihak Ketiga?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian penulisan tesis ini dibagi dalam dua tinjauan yaitu secara
obyektif dan subyektif. Tujuan obyektif penelitian a. Untuk mengetahui bentuk penyelesaian perselisihan dan ganti rugi Penyewa terhadap kerugian Pihak Ketiga akibat pengoperasian kapal. b. Untuk mengetahui apakah Pemilik Kapal dapat terhadap kerugian Pihak Ketiga.
diminta tanggung jawab
5
Tujuan subyektif penelitian Penyusunan penulisan hukum sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar master hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.
1.4
Manfaat penelitian Kegunaan atas penulisan tesis ini diharapkan dapat berguna dalam bidang di
bawah ini : a. Kegunaan dalam bidang pengetahuan ilmu. Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum umumnya dan hukum perjanjian khususnya, serta para praktisi kontrak perjanjian bisnis, spesialis kontrak dan para sarjana hukum dalam perkembangan dunia bisnis khususnya dalam perkembangan dunia perjanjian komersial. b. Kegunaan dalam bidang praktek Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat berguna bagi profesi yang berhubungan dengan kontrak sewa menyewa kapal, alokasi risiko, Penyewa, Pemilik dan para lulusan sarjana atau master hukum dalam menangani kasus perjanjian khususnya dalam permasalahan penyewaan kapal.
1.5
Keaslian Penelitian Penulis melakukan penelusuran kepustakaan pada perpustakaan Universitas
Indonesia dan perpustakaan Universitas Gadjah Mada di Jogyakarta maupun di Jakarta untuk mengetahui apakah ada yang meneliti mengenai tanggung jawab penyewa dan
pemilik
terhadap
kerugian
pihak
ketiga sebagai
akibat
pengoperasian kapal yang terjadi di Indonesia. Sepanjang pengetahuan dan
6
penelusuran penulis di perpustakaan tersebut, hingga saat proposal penelitian diajukan belum terdapat penelitian yang secara khusus mengangkat tema tersebut. Oleh karena itu, penulis dapat mengatakan bahwa tema penulisan hukum ini adalah asli.