BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia perekonomian saat ini sangatlah pesat, hal ini berjalan
seiring pesatnya pula perkembangan zaman yang semakin menuntut manusia untuk terus mengikuti perkembangan zaman sebagai salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Hal ini dialami pula oleh perusahaan-perusahaan yang saat ini tengah berkembang, untuk memenuhi kebutuhan
sumber
keberlangsungan
daya
manusia
perusahaan
itu
yang
dimilikinya
sendiri,
perusahaan
dan harus
juga
untuk
mengikuti
perkembangan yang ada. Di dalam menghadapi perkembangan teknologi yang cepat, sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi kekuatan bagi perusahaan untuk bertahan hidup. Kemudahan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi juga menyebabkan banyak pesaing-pesaing baru masuk dalam bisnis yang telah dijalani. Kemudahan pesaing-pesaing baru untuk masuk dalam dunia bisnis, mengakibatkan adanya persaingan yang semakin ketat.(Jurnal EMBA Vol.1 No.3 September 2013, Hal. 1080-1088). Perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, baik perusahaan yang bergerak di bidang industri maupun jasa akan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada keunggulan teknologi, dana, sarana ataupun prasarana yang dimiliki, melainkan juga tergantung pada aspek sumber daya manusia. Faktor sumber daya manusia merupakan elemen yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh perusahaan, saat ini merupakan era perdagangan bebas yang membentuk suatu iklim berbeda yang penuh dengan kompetisi. Inilah yang menjadi dasar perusahaan harus berpikir keras agar perusahaan bekerja secara efektif dan efisien namun tetap produktif. Dengan tingkat kompetisi yang tinggi membuat perusahaan harus membuat strategi agar perusahaan tetap bertahan ditengah kondisi persaingan yang semakin berat dan hal ini berarti perusahaan
1
2
harus menjaga aset yang dimiliki yaitu pada aspek sumber daya manusia, karena aspek sumber daya manusia bisa dikatakan sebagai penentu karena dari aspek ini pula yang akan mewujudkan inovasi-inovasi yang menjadi tujuan perusahaan. Dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut aspek sumber daya manusia merupakan variabel yang sangat penting yang menentukan keberhasilan suatu usaha, sebagian besar ditentukan oleh perilaku-perilaku manusia yang secara langsung menjalankan pekerjaan di perusahaan tersebut. Berkaitan dengan begitu pentingnya peran dan kedudukan sumber daya manusia di dalam sebuah perusahaan maka perlu diperhatikan pula lingkungan kerja yang kondusif agar karyawan dapat bekerja secara optimal. Lingkungan kerja yang baik dapat meningkatkan kedisiplinan kerja karyawan dalam menjalankan tugasnya, namun sebaliknya jika lingkungan kerja yang tidak baik dapat menurunkan kedisiplinan kerja dan berimbas pada turunnya kinerja karyawan. Dari pengaruh-pengaruh di atas menyatakan bahwa kedisiplinan kerja sangatlah erat kaitannya dengan lingkungan kerja, hal ini berarti perusahaan harus mengutamakan kondisi lingkungan kerja agar tercipta suatu kondisi yang baik dalam lingkungan kerja baik dari lingkungan kerja fisik dan non fisik. Dengan adanya lingkungan kerja yang baik, karyawan akan meningkat semangat kerjanya dan akan lebih optimal dalam melakukan pekerjaannya. Sebaliknya, jika lingkungan kerja buruk maka karyawan akan malas dalam bekerja dan tidak nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Karena dari adanya semangat dan kenyamanan karyawan dalam melakukan pekerjaannya akan membangkitkan kedisiplinan dalam diri karyawan tersebut. Disisi lain, disiplin merupakan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Aritonang (2005 : 3). Lingkungan kerja yang berkualitas akan mempengaruhi kedisiplinan kerja, dan kedisiplinan kerja akan mempengaruhi kinerja karyawan. Sumber daya manusia merupakan aset utama perusahaan dan mempunyai peran yang strategis dalam perusahaan yaitu sebagai perencana, pemikir, dan
3
pengendali aktivitas perusahaan. Dengan lingkungan kerja yang kondusif, karyawan akan bekerja lebih giat di dalam melaksanakan pekerjaannya. Kedisiplinan dalam bekerja yaitu dengan menciptakan tingkat disiplin kerja yang tinggi. Karyawan yang melaksanakan disiplin kerja dengan baik akan sangat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya, sebaliknya jika karyawan tidak melaksanakan disiplin kerja dengan baik maka akan berimbas pada lambatnya proses kerja dalam sebuah perusahaan. Mangkuprawira (2007 : 122) mengemukakan bahwa kedisiplinan merupakan sifat seorang karyawan yang secara sadar mematuhi aturan dan peraturan organisasi tertentu. Kedisiplinan sangat mempengaruhi kinerja karyawan dan perusahaan, karena kedisiplinan sebagai bentuk latihan bagi karyawan dalam melaksanakan aturan-aturan perusahaan. Semakin tinggi produktivitas kerja karyawan dan kinerja perusahaan. Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap karyawan. Kesadaran karyawan diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan dalam menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan. Selain itu perusahaan sendiri harus mengusahakan agar peraturan itu bersifat jelas, mudah dipahami dan berlaku bagi semua karyawan. Hasibuan (2008 : 194). Dengan kedisiplinan karyawan yang diketahui kurang didalam perusahaan disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi karyawan tersebut menjadi tidak disiplin. Dalam hal ini perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang baik, Suryadi Perwiro Sentoso (2001 : 19-21) yang mengutip pernyataan Prof. Myon Woo Lee sang pencetus teori W dalam Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, bahwa pihak manajemen perusahaan hendaknya membangun suatu iklim dan suasana kerja yang bisa membangkitkan rasa kekeluargaan untuk mencapai tujuan bersama. Untuk lebih menjadikan peraturan yang berkaitan dengan kedisiplinan kerja karyawan, pimpinan harus menjadi teladan bagi karyawannya. Karena pengaruh pimpinan sangat besar terhadap karyawannya, karyawan akan menjadikan pimpinannya sebagai panutan dalam bekerja. Maka pimpinan harus
4
memiliki kemampuan untuk mengendalikan dan bertanggung jawab terhadap karyawannya atas keberhasilan dan kegagalan karyawannya. PT. Kewalram Indonesia, yakni sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Industri textile. PT.Kewalram Indonesia memasarkan hasil produksinya di dalam dan luar negeri. Hasil produksi yang 30% adalah pesanan dari dalam negeri antara lain Bandung dan Jakarta, dan sebanyak 70% untuk dipasarkan di luar negeri antara lain Inggris, Spanyol, Belanda, Austria, Norwegia, Denmark, India dan juga beberapa Negara di kawasan Amerika Latin. Dan untuk melaksanakan kegiatan pemasaran tersebut maka dituntut kedisiplinan karyawan dalam bekerja agar tercapainya tujuan secara efektif, efisien serta produktif. Maka dengan tercapainya hal tersebut, tercapai pula tujuan perusahaan. Di PT. Kewalram Indonesia ini terdapat tiga departemen produksi yaitu departemen pemintalan, departemen pembordiran, dan departemen pencelupan. Ketiga departemen ini merupakan pusat utama kegiatan produksi di PT. Kewalram Indonesia. Dari hasil produksi ketiga departemen tersebut adalah pesanan dari dalam dan luar negeri. Departemen pemintalan mempunyai lima unit pemintalan dengan produksi ratarata 78.000bal/tahun dan benang yang dihasilkan yaitu poliester 100% (PE), poliester-viskosa 65%-35% (PV), poliester-kapas 65%-35% (PK), sedangkan untuk Departemen pembordiran yaitu mengolah kain grey menjadi produk jadi yaitu kain bordir, jumlah produksi rata-rata departemen pembordiran adalah 3.773.024 yard/tahun. Departemen ketiga yaitu departemen pencelupan yang melakukan pencelupan untuk beberapa jenis kain yaitu kain poliester, kain poliester-kapas (65%-35%), kain poliester-viskosa (65%-35%), kain kapas, kain rayon, kain bordir nylon-poliester, kain bordir viskosa-polinisic, kain bordir kapaspoliester, kain bordir polyester-rayon. Jumlah produksi rata-rata departemen pencelupan adalah 11.000 ton/tahun. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan manajer personalia PT. Kewalram Indonesia, penulis mendapatkan informasi mengenai masalah yang dihadapi oleh PT. Kewalram Indonesia berkaitan dengan kedisiplinan kerja karyawannya antara lain, karyawan datang terlambat tidak tepat pada waktu yang seharusnya (dapat dilihat pada Gambar 1.1), sebagian karyawan
5
pulang pada jam yang tidak semestinya sebelum jam pulang (dapat dilihat pada Gambar 1.1), pada saat kegiatan kerja berlangsung ada sebagian karyawan yang pergi meninggalkan meja kerjanya, karyawan mengobrol disaat jam kerja dan topik obrolannya diluar dari hal yang berhubungan dengan pekerjaan. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada di PT. Kewalram Indonesia tersebut dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya beberapa permasalahan yang saat ini terdapat di PT. Kewalram Indonesia tersebut. Berdasarkan data-data yang penulis peroleh, maka penulis akan menjadikan data-data tersebut sebagai bahan penelitian yang akan penulis lakukan di PT. Kewalram Indonesia.
Berikut data dalam bentuk tabel dan grafik : Tabel 1.1 Persentase Kehadiran Pegawai PT. Kewalram Indonesia, Divisi Dye House(Pencelupan), Periode(27 Agustus s/d 26 September, 27 September s/d 26 Oktober, 27 Oktober s/d 26 November 2013).
27
27
27
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
S/D 26
S/D 26
S/D 26
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
HADIR TEPAT WAKTU
65%
75%
71%
HADIR TIDAK TEPAT WAKTU
35%
25%
29%
PULANG TEPAT WAKTU
66%
67%
70%
PULANG LEBIH AWAL
34%
33%
30%
Sumber data :Departemen Personalia PT. Kewalram Indonesia
6
Gambar 1.1 Grafik Persentase Absensi Pegawai PT. Kewalram Indonesia, Divisi Dye House (Pencelupan), Periode (27 Agustus s/d 26 September, 27 September s/d 26 Oktober, 27 Oktober s/d 26 November 2013).
80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
HADIR TEPAT WAKTU HADIR TIDAK TEPAT WAKTU PULANG TEPAT WAKTU 27
AGUSTUS 27 SEPTEMBER 27 OKTOBER S/D 26 S/D 26 S/D 26 SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
PULANG LEBIH AWAL
Sumber data : Departemen Personalia PT. Kewalram Indonesia
Berdasarkan
fenomena
di
atas,
perusahaan
perlu
meningkatkan
kedisiplinan kerja karyawannya terutama karyawan yang berada di divisi dye house (pencelupan) dalam rangka untuk meningkatkan produktivitas karyawan di dalam perusahaan agar mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan. Dampak dari kurang baiknya lingkungan kerja di suatu perusahaan menyebabkan melemahnya disiplin kerja dari karyawan sehingga tidak tercapainya tujuan, produktivitas menurun, kegiatan operasional perusahaan menjadi terganggu oleh hal tersebut, dan juga berpengaruh terhadap moral kerja karyawan lainnya. Berdasarkan data dan uraian yang telah dijelaskan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang :“Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada PT. Kewalram Indonesia”.
7
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka
permasalahan yang diidentifikasikan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Lingkungan Kerja karyawan di PT. Kewalram Indonesia ? 2. Bagaimana Disiplin Kerja karyawan di PT. Kewalram Indonesia ? 3. Seberapa besar pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Disiplin Kerja karyawan di PT. Kewalram Indonesia ?
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai proses untuk
mengumpulkan data dan informasi sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Widyatama Bandung. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana lingkungan kerja karyawan di PT. Kewalram Indonesia. 2. Untuk mengetahui mengenai disiplin kerja karyawan di PT. Kewalram Indonesia. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan kerja terhadap kedisiplinan kerja di PT. Kewalram Indonesia.
1.4
Kegunaan Penelitian Dari informasi yang berhasil dikumpulkan, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis pribadi, perusahaan maupun pihak lainnya. Manfaat yang penulis harapkan dapat terwujud antara lain : 1. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan serta untuk menerapkan teori-teori manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan masalah yang dibahas oleh penulis, khususnya mengenai Lingkungan Kerja dan pengaruhnnya terhadap disiplin kerja karyawan.
8
2. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi mengenai permasalahan ketenagakerjaan di perusahaan, sehingga pihak perusahaan dapat membuat kebijaksanaan tentang Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja karyawan di perusahaan.
3. Bagi Pihak Lain Sebagai bahan informasi dan bahan perbandingan dalam melaksanakan penelitian pada bidang yang sama.
1.5
Kerangka Pemikiran Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang harus dicapai
bahkan merupakan salah satu ciri suatu organisasi.Tujuan ini dapat dicapai salah satunya dengan pemanfaatan sumber daya manusia dengan seoptimal mungkin. Sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting, karena sebagai penggerak utama kegiatan perusahaan. Peran sumber daya manusia dalam kegiatan perusahaan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut beragam aspek dalam lingkungan eksternal perusahaan, memerlukan perhatian yang makin besar dari para manajer. Perusahaan menyandarkan diri pada sejumlah sumber daya dan kekuatan dalam lingkungan eksternal. Ini berarti bahwa perusahaan tak dapat menghindar dari pengaruh faktor-faktor lingkungan. Di samping itu, lingkungan internal perusahaan juga akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan-tujuannya (Marwansyah, 2010:11). Lingkungan internal termasuk lingkungan dimana para karyawan itu bekerja. Bisa dikatakan pengaruh lingkungan kerja dapat memberikan dampak bagi para pekerjanya. Sebagaimana dikemukakan oleh (Render dan Heizer, 2001:239), yang mendefinisikan lingkungan kerja sebagai: “Tempat bekerja yang mempengaruhi hasil kerja dan mutu kehidupan kerja mereka”.
9
Membangun situasi lingkungan kerja yang kondusif dan nyaman yang merupakan salah satu usaha pihak manajemen untuk mendapatkan kenyamanan bagi karyawan yang diharapkan dapat mengeluarkan produktivitas yang diharapkan. Dengan adanya lingkungan kerja yang nyaman tersebut, bukan tidak mungkin membangun mereka
untuk kerja
secara
disiplin yang dapat
menguntungkan perusahaan. “Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya serta pengaturan
kerjanya
baik
sebagai
perseorangan
maupun
sebagai
kelompok”.Sedarmayati (2001:21). Lingkungan kerja yang dibangun oleh perusahaan diharapkan dapat membuat nyaman bagi sumber daya manusia yang ada di perusahaan tersebut. Lingkungan kerja yang kondusif membuat segala metode pekerjaan yang diterapkan perusahaan terhadap karyawannya dapat berjalan dengan efektif karena lingkungan kerja yang memungkinkan bagi karyawan tersebut sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Dengan itu, kesadaran karyawan terhadap aturan-aturan yang berlaku di perusahaan tersebut tidak dijadikan beban oleh para karyawan sehingga karyawan tidak merasa berat atau mengeluh tentang aturan yang berlaku. Suryadi Perwiro Sentoso (2001 : 19-21) yang mengutip pernyataan Prof. Myon Woo Lee sang pencetus teori W dalam Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia, bahwa pihak manajemen perusahaan hendaknya membangun suatu iklim dan suasana kerja yang bisa membangkitkan rasa kekeluargaan untuk mencapai tujuan bersama. Pihak manajemen perusahaan juga hendaknya mampu mendorong inisiatif dan kreativitas. Kondisi seperti inilah yang selanjutnya menciptakan antusiasme untuk bersatu dalam organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan. Sumber daya manusia yang dimiliki instansi diupayakan semaksimal mungkin sehingga dapat menunjang terhadap pencapaian tujuan organisasi. Hasil yang diharapkan dalam setiap perilaku karyawan adalah kedisiplinan. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2011:193) Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara
10
sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi/mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak. Menurut
Nitisemito
(2000:171)
“Perusahaan
hendaknya
dapat
mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri”. Lingkungan kerja yang baik akan mendatangkan suasana yang menyenangkan, penataan lingkungan kerja dapat dilakukan oleh perusahaan sebagai upaya untuk meningkatkan kedisiplinan kerja pada karyawan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kedisiplinan kerja karyawan juga dipengaruhi oleh adanya kondisi lingkungan kerja yang baik. Maka dari itu perusahaan harus menciptakan kondisi yang baik di dalam lingkungan kerja perusahaan tersebut agar tujuan perusahaan tersebut bisa dicapai dengan adanya kedisiplinan karyawan yang tinggi. Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan kajian teoritis yang telah dijabarkan, maka kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.2 Bagan Kerangka Pemikiran LINGKUNGAN KERJA
DISIPLIN KERJA
11
1.6
Hipotesis Penelitian Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan oleh
penulis sebelumnya, dimana hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Dengan demikian maka pada penelitian ini hipotesis yang penulis ajukan yaitu: “Adanya lingkungan kerja yang kondusif berpengaruh terhadap kedisiplinan kerja karyawan”
1.7
Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Menurut Sugiyono (2009 : 54), bahwa metode deskriptif adalah : “Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.” Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Jenis data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut merupakan data primer dan data sekunder. Penulis menggunakan kuisioner untuk mengumpulkan data dengan teknik sebagai berikut : a. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang akan dijadikan landasan teori masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini penulis membaca dan mempelajari buku-buku, literatur-literatur dan materi yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti. b.
Penelitian Lapangan (Field Research) Pada penelitian lapangan penulis mendatangi perusahaan yang dijadikan objek penelitian dengan cara memanfaatkan pengalaman serta masalah yang pernah dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan dan
12
mengumpulkan semua informasi yang berhubungan pada penelitian dengan melakukan wawancara dan pengamatan.
1.8
Lokasi Penelitian Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi
ini, maka penulis mengadakan penelitian di PT. Kewalram Indonesia yang berlokasi di Jalan Raya Rancaekek Km.25, Desa Sukadana, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.