BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan
peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2006:3) pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara. Pendidikan IPA di sekolah dasar seharusnya membuahkan hasil belajar berupa pengetahuan, dan keterampilan belajar yang sejalan dengan tujuan kelembagaan sekolah dasar. Sebagaimana dijelaskan dalam Departemen Pendidikan Nasional (2006), bahwa penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar bertujuan: (1) mendidik siswa agar lebih menjadi manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila yang mampu membangun diri serta ikut bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsa; (2) memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi; (3) memberi bekal kemampuan dasar untuk hidup dimasyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya (Depdikbud, 1994). Salah satu alternative model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah model pembelajaran TPS (Think Pair and Share). Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam sekitar. IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, yang tidak hanya ditandai dalam kumpulan fakta, tetapi dengan adanya metode dan sikap ilmiah. Perkembangannya tidak hanya
1
2
ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah, Wahyana (dalam Trianto 2010: 136). Ilmu Pengetahuan Alam pada pendidikan dasar merupakan sarana dalam mengembangkan pemahaman siswa tentang alam sesmesta beserta isinya. Oleh karena itu dalam rangka mencapai tujuan dan kompetensi IPA dan pembelajarannya perlu suatu model atau pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, dalam bentuk memperagakan suatu pembelajaran atau menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya. Pembelajaran dapat berlangsung secara aktif jika disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran sehingga siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya berdasarkan pengetahuan, pengalaman tentang lingkungan alam, dengan menggunakan berbagai sumber atau media. Berdasarkan hasil observasi pada SDN Sidorejo Kidul 03 Salatiga khususnya kelas IV, dari 28 peserta didik 20 peserta didik yang memenuhi standar KKM dan 8 peserta didik masih dibawah standar KKM. Padahal KKM yang ditentukan guru adalah 65. Ini berarti 71,42 % peserta didik yang tuntas dalam pembelajaran sedangkan 28,57 % peserta didik nilainya masih dibawah KKM. Hal ini diduga disebabkan beberapa faktor, diantaranya: (1) pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersifat konvensional, yaitu guru memberikan materi pelajaran untuk mencapai kompetensi selalu menggunakan metode ceramah dan identifikasi masalah. Kondisi ini menyebabkan respon siswa terhadap proses pembelajaran menjadi pasif dan menyebabkan siswa tidak kreatif. Hal ini juga dapat menyebabkan siswa malas untuk berfikir, penguasaan pelajaran hanya dilakukan dengan hafalan. Berikut disajikan tabel 1.1 distribusi frekuensi hasil belajar siswa kelas IV SDN Sidorejo kidul 03 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga:
3
Tabel. 1.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA kelas IV SDN Sidorejo Kidul 03 Salatiga Semester I Tahun Ajaran 2016-2017 Sebelum Tindakan No Nilai Keterangan Frekuensi Persentase (%) 1
≥ 65
20
71,42 %
Tuntas
2
< 65
8
28,57 %
Tidak Tuntas
(Sumber, data primer kelas IV SDN Sidorejo Kidul 03 Salatiga)
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas, perlu adanya perubahan model pembelajaran untuk memotivasi siswa agar giat belajar terutama dalam mata pelajaran IPA. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair and Share) dapat menjadi pilihan karena Model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair and Share) merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa dibimbing secara mandiri, berpasangan, dan saling berbagi untuk menyelesaikan permasalahan. TPS (Think Pair and Share ) memiliki prosedur secara eksplisit dapat memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain, Ibrahim (2007:10). Dengan cara ini diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan dan saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Dengan harapan siswa dapat memahami konsep-konsep IPA dengan
model
pembelajaran
dan
memiliki
keterampilan
proses
untuk
mengembangkan pengetahuan dan gagasan memanfaatkan alam sekitarnya. Pembelajaran IPA akan lebih efektif bila diterapkan model pembelajaran yang menarik, membutuhkan kerjasama yang baik, dan mampu mengusasi sebagian materi. Berdasarkan
latar
belakang
dan
permasalahan
penelitian
yang
dikemukakan diatas dan yang terjadi di lapangan, maka dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik, peneliti mencoba menerapkan model kooperatif tipe TPS (Think Pair and Share) pada pembelajaran IPA. Oleh karena itu peneliti mengajukan penelitian yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil
4
Belajar IPA Melalui Model Kooperatif Tipe TPS (Think Pairs and Share) Pada Siswa Kelas IV SDN Sidorejo Kidul 03 Salatiga Semester I Tahun Ajaran 2016/2017”. 1.2
Identifikasi Masalah Pembelajaran IPA pada SDN Sidorejo Kidul 03 Salatiga, didominasikan
pada model atau metode pembelajaran ceramah dan identifikasi masalah. Guru menyampaikan materi pembelajaran yang terdapat pada buku ajar yang selalu menggunakan media powerpoint, gambar serta video, sehingga siswa tidak banyak berperan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat belajar siswa atau membosankan bagi siswa jika hanya dengan media yang sama. Hal ini dapat mempengaruhi partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. 1.3
Batasan Masalah Berdasarkan masalah yang peneliti bahas di latar belakang dan identifikasi
masalah, permasalahan yang berkaitan dengan judul ini sangat luas. Oleh karena itu perlu adanya pembatasan masalah, sebagai berikut : kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan siswa hanya untuk dapat mengetahui kemampuan kognitif siswa melalui tes dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair and Share). 1.4
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan
masalah, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut, “Apakah Model Pembelajaran kooperative tipe TPS (Think Pair and Share) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Sidorejo Kidul 03 Salatiga Semester I Tahun Ajaran 2016/2017”. 1.5
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair and Share) siswa kelas IV SDN Sidorejo Kidul 03 Salatiga Semester I Tahun Ajaran 2016/2017”.
5
1.6
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khusus bagi
pendidikan. Adapun manfaatnya antara lain : 1.6.1
Manfaat Teoritis Sebagai masukan untuk mengembangkan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair and Share (TPS) dan mengembangkan pencapaian hasil belajar IPA SD. 1.6.2
Manfaat Praktis 1) Bagi Guru Mendorong dan memotivasi guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS) sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran IPA. 2) Bagi Sekolah Meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan dapat dijadikan acuan untuk melakukan inovasi khususnya dalam pembelajaran IPA 3) Bagi Siswa Meningkatkan keaktifan dan rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPA.