BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pemilihan Judul Saat ini, pengembangan kawasan hunian (seperti : perumahan, real estate dan
apartemen) telah menjadi kebutuhan dan tren yang terus meningkat. Untuk wilayah Bandung, tren tersebut terjadi hampir disemua segmen kelas masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan ramainya pengunjung pada setiap pameran perumahan dan apartemen. Selain itu, hal lain yang juga dapat dibuat sebagai indikasi adalah makin menjamurnya agen-agen pemasaran real estate dan apartemen. Khusus untuk segmentasi masyarakat kelas menengah ke atas, bukan hanya pengembangpengembang lama yang turut bermain, namun banyak pengembang baru yang juga turut mengambil bagian. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, kebutuhan akan tempat tinggal terus bertambah. Ironisnya, luas lahan yang tersedia tetap dan tidak bertambah. Oleh karena itu, diperlukan tempat tinggal yang disusun secara vertikal atau apartemen sebagai solusinya. Apartemen kini telah menjadi pilihan masyarakat modern yang mengharapkan kepraktisan dan efisiensi waktu disertai dengan kultur kota besar yang serba cepat terwadahi dengan keberadaan hunian vertikal ini. Tidak heran jika bangunan ini kemudian menjamur di pusat kota dan distrik komersial yang berkembang menjadi investasi, wadah dan gaya hidup masyarakat kota. Faktanya berbagai macam alasan yang membuat orang lebih memilih tinggal di apartemen diantaranya karena mempertimbangkan masalah kepraktisan, keamanan, keprivasian dan masalah prestice atau perasaan bangga memiliki hunian apartemen. Pembangunan apartemen terutama di Bandung mengalami pertumbuhan yang pesat selama beberapa tahun belakangan ini, hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun
sehingga mengakibatkan tanah yang digunakan untuk hunian horisontal menjadi terbatas. Penduduk Indonesia berdasar sensus 2010 mencapai 237,641,326 yang terdiri atas 119,630,913 penduduk laki-laki dan 118,010,413 penduduk perempuan. Data yang dipublikasikan menyebutkan penduduk terbanyak menurut provinsi adalah provinsi Jawa Barat kemudian Jawa Timur. Seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1.1 Lima Provinsi Dengan Penduduk Terbesar 1 Jawa Barat
43,053,732
2 Jawa Timur
37,476,757
3 Jawa Tengah
32,382,657
4 Sumatera Utara
12,982,204
5 Banten
10,632,166
(Sumber: BPS http://www.bps.go.id)
Dengan mulai banyaknya antusias dan minat masyarakat untuk beralih dari hunian perumahan ke apartemen mengakibatkan tingkat persaingan di dunia properti menjadi semakin ketat. Maka dari itu strategi pemasaran merupakan salah satu senjata bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan pasar. Pada dasarnya strategi pemasaran adalah mencari kecocokan antara kemampuan internal perusahaan dengan peluang eksternal yang ada di pasar. Mencari kecocokan ini merupakan tanggung jawab dari bagian pemasaran untuk menerapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan produk yang dihasilkan dan sesuai dengan segmen pasar yang ingin dituju oleh produk yang diluncurkan. Tujuan utama dari sebuah perusahaan ialah pencapaian profit (laba) dan hal ini dapat juga sebagai tolak ukur dalam sukses atau tidaknya sebuah perusahaan dalam pencapaian tujuannya. Selain itu efektifitas dan efisiensi dalam menjalankan operasional perusahaan juga memegang peranan penting. Efesiensi yang dimaksud adalah strategi pemasaran yang dilakukan dengan perhitungan dan pertimbangan
yang tepat sehingga tidak ada pemborosan biaya baik itu dalam operasional maupun dalam biaya promosi maupun iklan dan efektifitas yang dimaksud ialah pemilihan stategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan pasar yang dilayani oleh perusahaan sehingga sasaran yang ditetapkan dapat tercapai. Persaingan bisnis apartemen makin ketat, setiap tahun dibangun sejumlah apartemen baru di berbagai kawasan strategis. Seperti Gateway Apartemen yang mengusung tema penghijauan, Panoramic Apartemen, The Suites Metro, Newton Margahayu, Galeri Ciumbuleuit, dan masih banyak apartemen lainnya. Maraknya bisnis apartemen dipengaruhi tingginya minat masyarakat terhadap hunian tersebut, salah satunya karena saat ini banyak orang khususmya yang tinggal di luar Bandung beramai- ramai datang ke Bandung untuk sekedar berbelanja dan wisata keluarga. Tetapi bila motif Anda untuk investasi, carilah yang mempunyai nilai investasi tinggi, salah satunya dengan mengamati pasar sewa. Dapat dilakukan dengan survei langsung ke lokasi sekitar mengamati seberapa tinggi nilai sewa yang ada. Umumnya tingkat penerimaan sewa dilihat berdasarkan yield (nilai sewa bersih per tahun dibagi dengan nilai jual). (Sumber: Apartemen Sebagai Investasi_NERACA.htm)
Dinamika kompetisi persaingan antara pengembang dalam bidang properti di Indonesia khususnya di Bandung yang makin tinggi mengakibatkan suatu competitive advantage yang dimiliki pengembang semakin sustainable. Dengan demikian, pengembang harus melakukan berbagai upaya pembaharuan yang tidak kenal henti untuk dapat menjadi pemain utama pada segmennya. Sehingga dapat menjadi preferensi utama customer yang berujung pada kepuasan dan bahkan loyalitas. Dari konsep penyediaan produk yang saling mengungguli dan saling berusaha untuk lebih baik tersebutlah akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat, sehingga pemasaran terasa memiliki arti penting guna menghadapi persaingan tersebut. Untuk itu perlu strategi pemasaran jitu memasarkan properti kepada masyarakat.
Pola dan sistem pemasaran bidang properti selama ini masih belum tepat dan perlu perubahan-perubahan mendasar. sistem dan strategi pemasaran haruslah semakin ditingkatkan lagi agar produk berkembang pesat. Strategi pemasaran didalam setiap perusahaan secara terus menerus harus dikembangkan sebagai upaya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran yang selalu berubah. Pengembangan strategi pemasaran dapat dilakukan dengan melalui pengembangan terhadap metode yang sedang diterapkan dalam strategi pemasaran tersebut. Tujuan utama dikembangkannya suatu strategi pemasaran adalah diharapkan dapat lebih baik dari pencapaian strategi sebelumnya. Salah satu contoh adalah sebuah apartemen yang memakai konsep “ Back To The City “ yang berada di kawasan wisata tepatnya di jalan Cihampelas Bandung yang juga merupakan sebuah ikon pusat wisata belanja di Kota Bandung yang dikelola dan dikembangkan oleh PT. Kagum Karya Husada dari Kagum Group. Apartemen The Jarrdin Cihampelas Bandung merupakan apartemen menengah yang dibangun
pada
saat
para
developer
sedang
berlomba-lomba
mengadakan
pembangunan. Sebenarnya apartemen The Jarrdin merupakan hunian yang memakai konsep Rusunami (Rumah Susun Sederhana Milik) yang ditujukan bagi masyarakat menengah ke bawah dengan penghasilan maksimum Rp 4,5 juta per bulan. Subsidi itu berupa uang muka rumah dan subsidi selisih bunga, akan tetapi minat dan antusiasme masyarakat begitu besar terhadap Apartemen The Jarrdin Bandung dan karena sebagian besar dari pembeli adalah masyarakat menengah ke atas maka kini The Jarrdin tidak lagi sebuah hunian Rusunami melainkan Apartemen yang sudah dilengkapi pula dengan fasilitas-fasilitas apartemen pada umumnya yang tidak bisa dinikmati dalam hunian Rusunami. Semua itu tidaklah lepas dari bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan The Jarrdin Bandung (PT. Kagum Karya Husada) dalam memasarkan apartemennya, keunggulan apa yang dimiliki The Jarrdin Apartemen dibandingkan dengan produk
apartemen lainnya sehingga The jarrdin mempunyai nilai tambah dalam memasarkan produknya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Peranan Strategi Pemasaran Dalam Upaya Meningkatkan Penjualan Apartemen The Jarrdin Bandung”.
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan penelitian diatas, maka masalah-masalah yang diidentifikasikan
adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran yang dilakukan oleh The Jarrdin Bandung dalam memasarkan Apartemen The Jarrdin Bandung terhadap masyarakat luas ? 2. Permasalahan apa saja yang dihadapi oleh The Jarrdin Bandung dalam pelaksanaan pemasaran Apartemen The jarrdin Bandung ? 3. Solusi apa yang dilakukan oleh The Jarrdin Bandung dalam menghadapi permasalahan saat memasarkan dan terutama dalam menghadapi pengukuran kepuasan pelanggan Apartemen The jarrdin Bandung ?
1.3
Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Kerja praktek dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data sebagai
bahan analisis dalam penyampaian laporan, yang selanjutnya akan digunakan sebagai salah satu syarat dalam menempuh Ujuan Tugas Akhir Diploma III Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Adapun tujuan dari kerja praktek tersebut adalah : 1. Untuk membahas secara teori Bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran yang dilakukan oleh The Jarrdin Bandung dalam memasarkan Apartemen The Jarrdin Bandung terhadap masyarakat luas.
2. Untuk membahas secara teori Permasalahan apa saja yang dihadapi oleh The Jarrdin Bandung dalam pelaksanaan pemasaran Apartemen The Jarrdin Bandung. 3. Untuk membahas secara teori Solusi apa yang dilakukan oleh The Jarrdin Bandung dalam menghadapi permasalahan saat memasarkan dan dalam menghadapi pengukuran kepuasan pelanggan Apartemen The jarrdin Bandung.
1.4
Kegunaan Laporan Tugas Akhir Hasil penelitian ini diharapkan selain berguna bagi penulis, juga diharapkan
dapat memberikan manfaat dan sumbangan (kontribusi) pemikiran perusahaan dibidang keilmuan yang serupa seperti diuraikan dibawah ini : 1. Bagi Penulis Untuk lebih menyempurnakan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dan membandingkan dengan kenyataan yang terjadi dilingkungan dunia usaha, juga diharapkan dapat melatih kemampuan menganalisis dan berfikir sistematis. 2. Bagi Perusahaan Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi tentang pelaksanaan strategi pemasaran dari The Jarrdin Bandung. 3. Bagi Pembaca Sebagai sumber atau acuan dalam penyusunan tugas-tugas yang ada serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang sangat membantu dalam penyusunan Tugas Akhir.
1.5
Metodologi Praktek Kerja Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini, dilakukan penelitian dengan
metode deskriptif, yakni suatu metode yang bertujuan untuk memberikan gambaran, menganalisis, menafsirkan dan menguraikan data informasi mengenai keadaan perusahaan berdasarkan data yang diperoleh disertai analisa yang jelas sehngga memberikan gambaran yang jelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian Lapangan ( Field Research ) Yaitu peninjauan langsung ke perusahaan yang akan diteliti untuk memperoleh data primer. Data primer ini dapat meliputi : a. Wawancara, dilakukan terhadap pengelola dan staf karyawam perusahaan yang berhubungan dengan objek yang diteliti. b. Data Perusahaan, yaitu dengan mengumpulkan data dan mencatat data tertulis yang diperoleh dari catatan yang terdapat di perusahaan. c. Observasi yang dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada perusahaan yang dituju. 2. Penelitian Kepustakaan ( Library Research ) Yaitu untuk memperoleh bahan teori yang merupakan landasan pembahasan penelitian ini, maka diambil literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti penulis untuk memperoleh data sekunder. Dalam studi kepustakaan ini penulis memperolehnya dari berbagai sumber, yaitu : buku, catatan, artikel dan laporan.
1.6
Lokasi dan Waktu Kerja Praktik Dalam pengumpulan data untuk menyusun Laporan Tugas Akhir ini, penulis
melakukan kerja praktek pada The Jarrdin Bandung yaitu di kantor pemasaran yang beralamat di jalan Cipaganti No. 90 Bandung 40131. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan dari Bulan Agustus 2011 sampai Bulan November 2011.