BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring dengan kemajuan zaman sekarang ini, persaingan dunia usaha
semakin berkembang dengan pesat. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan termotivasi untuk menjadi yang terbaik agar mampu bersaing dengan perusahaan lainnya dan mempertahankan perusahaannya. Karena apabila tidak dapat mengikuti persaingan yang ada, akan berakibat kalah bersaing yang akhirnya berujung kepada kebangkrutan perusahaan. Setiap perusahaan didirikan bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan mendapatkan keuntungan (profit) semaksimal mungkin, sehingga dapat memperluas jaringan usaha dan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, suatu perusahaan harus terkelola dengan baik sehingga sesuai dengan harapan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya. Salah satu laba yang dapat diperoleh oleh perusahaan yaitu dari investasi yang ditanamkan perusahaan. Bentuk dari investasi tersebut salah satunya adalah aset tetap yang biasanya digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Kegiatan operasional suatu perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan aset tetap yang dimiliki, karena aset tetap merupakan bagian yang terbesar dari total aset perusahaan. Menurut PSAK No. 16 tahun 2012, aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk di rentalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Aset tetap berwujud yang dimiliki perusahaan antara lain seperti tanah, bangunan/gedung, mesin dan kendaraan sebagai alat transportasi. Sedangkan aset tetap tidak berwujud berupa goodwill-patents, hak cipta, dan lain-lain.
1
2
Sebagai alat yang dapat mendukung suatu kegiatan perusahaan, aset tetap biasanya memiliki masa pemakaian yang lama, sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan selama bertahun-tahun. Tetapi manfaat yang diberikan aset tetap pada umumnya semakin lama semakin menurun pemakaiannya secara terus-menerus dan menyebabkan terjadinya penyusutan (depreciation). Menurut Dwi Martani dkk (2012:313), penyusutan adalah metode pengalokasian biaya aset tetap untuk menyusutkan nilai aset secara sistematis selama periode manfaat dari aset tersebut. Menurut Kieso et al (2010:542), ada beberapa metode penetapan nilai penyusutan yang biasa dipakai oleh perusahaan, yaitu garis lurus (straight line), metode saldo menurun ganda (double declining method), metode jumlah angka tahun (sum of the year’s digit method), dan metode jumlah unit produksi (unit of production method). Penyusutan dalam aset tetap ini biasanya dicatat pada akhir tahun sebagai laporan keuangan di neraca. Perusahaan harus mampu menerapkan metode penyusutan yang tepat. Pada aset tetap metode penyusutan yang berbeda akan menghasilkan alokasi biaya penyusutan yang berbeda pula dan diharapkan dari metode tersebut menghasilkan manfaat. Penentuan besarnya jumlah biaya penyusutan aset tetap ini merupakan masalah penting di dalam perusahaan, karena besar kecilnya investasi yang tertanam di dalam aset tetap mempengaruhi efektifitas perusahaan yang pada akhirnya akan berpengaruh juga pada keuntungan perusahaan. Aset tetap perusahaan dapat diperoleh dengan berbagai cara sesuai dengan kebijakan manajemen perusahaan seperti pembelian tunai, pembelian kredit, menyewa, pertukaran, membuat sendiri dan sebagainya. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) didirikan berdasarkan Peraturan Daerah dan bergerak dalam bidang pengelolaan air bersih dan air kotor. Aktivitas yang dilakukan oleh PDAM salah satunya adalah menyediakan dan menyalurkan air yang cukup kepada konsumen langganan PDAM Kota Bandung. Aset tetap pada PDAM mempunyai peranan penting dalam kelangsungan usaha perusahaan. Untuk memperlancar kegiatan operasional perusahaaan dibutuhkan aset tetap seperti, tanah,
3
bangunan/gedung, peralatan dan perlengkapan, kendaraan, serta inventaris/perabot kantor, instalasi sumber air, instalasi pompa, instalasi pengolahan air, dan instalasi transmisi dan distribusi yang nantinya akan digunakan untuk melakukan proses produksi. Umumnya harga perolehan aset tetap terjadi pada saat aset tetap tersebut diperoleh (dibeli atau dengan cara lainnya). Tetapi pada PDAM terjadi pengeluaran biaya setelah aset tetap tersebut dimiliki yang harus ditambahkan pada harga perolehan semula. Pencatatan pengeluaran biaya terhadap aset tetap dicatat pada saat terjadinya pengeluaran biaya tersebut. Misalnya pada penyusutan aset tetap, beban penyusutan diakui pada debit, sedangkan akumulasi penyusutan pada kredit. Pada PDAM perolehan aset tetap dilakukan dengan cara membeli. Pembelian aset tetap dilakukan dengan dua cara yaitu pembelian tunai dan pembelian angsuran. Jika pembelian secara tunai maka harga perolehan adalah semua pengeluaran kas ditambah pengeluaran lain seperti: pengangkutan, asuransi, pemasangan dll. Jika dibeli secara angsuran, maka akan ada bunga dibebankan dan masuk dalam harga perolehan. Menurut Rudianto (2012:259), apabila aset tetap diperoleh melalui pembelian angsuran, harga perolehan aset tetap tersebut tidak termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran harus dibebankan sebagai beban bunga periode akuntansi berjalan. Oleh sebab itu transaksi-transaksi terkait aset tetap harus dicatat dengan teliti dan konsisten. Kesalahan dalam penghitungan dan pencatatan akan berakibat pada tidak wajarnya penyajian laporan keuangan. Mengingat pentingnya peranan aset tetap dalam kelangsungan sebuah perusahaan maka perolehan dan metode penyusutan aset tetapnya perlu diperhatikan. Karena keduanya dapat mempengaruhi laporan keuangan dan hasil kinerja suatu perusahaan pada suatu periode akuntasi. Dari latar belakang dan permasalahan diatas maka perlu diadakan suatu penelitian mengenai cara perolehan dan penyusutan aset tetap. Hasil penelitian akan dituangkan dalam bentuk laporan dengan judul “Tinjauan Atas Cara Perolehan
4
dan Perhitungan Biaya Penyusutan Aset Tetap Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung”.
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka penulis
mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara perolehan aset tetap pada PDAM Kota Bandung? 2. Bagaimana perhitungan biaya penyusutan aset tetap pada PDAM Kota Bandung?
1.3
Tujuan Laporan Tugas Akhir Tujuan penulis membuat laporan tugas akhir ini adalah sesuai dengan masalah
yang diidentifikasi diatas yaitu: 1. Untuk mengetahui cara perolehan aset tetap pada PDAM Kota Bandung. 2. Untuk mengetahui perhitungan biaya penyusutan aset tetap pada PDAM Kota Bandung.
1.4
Kegunaan Laporan Tugas Akhir Hasil dari laporan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut: a. Bagi penulis Laporan tugas akhir ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan, menambah wawasan dan juga memperoleh pengalaman berharga dari awal penelitian sampai memperoleh hasil yang diharapkan. b. Bagi perusahaan Hasil laporan tugas akhir ini diharapkan memberikan sumbangan pikiran yang bermanfaat serta memberikan saran sebagai bahan acuan peninjauan ulang pada perusahaan.
5
c. Bagi pihak lain Dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat dan menjadi referensi apabila akan melakukan observasi atau tugas akhir selanjutnya.
1.5
Tempat dan Waktu Kerja Praktek Dalam menyusun laporan tugas akhir ini penulis mengumpulkan data yang
diperlukan baik informasi secara lisan maupun tulisan dengan cara melakukan kerja praktek yang dilakukan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung yang berlokasi di Jalan Badak Singa No. 10 Bandung. Kerja praktek dimulai sejak bulan September 2014.