BAB I BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Industri gerabah di daerah Pundong, Bantul, DIY merupakan sektor industri utama yang merupakan mata pencaharian pokok bagi penduduk sekitarnya disamping pertanian. Ada 35 perajin gerabah yang tergabung dalam paguyuban Siti Kencana. Mereka pada umumnya mempunyai 3-5 orang pekerja dalam proses pembuatan gerabah. Jenis gerabah yang dihasilkan di Pundong berbeda dengan gerabah Kasongan baik dari segi ukurannya yang lebih kecil juga dari desain dan fungsinya.Selain produk gerabah untuk kebutuhan rumah tangga seperti di kasongan, para perajin juga biasanya memproduksi gerabah untuk cinderamata,
souvenir
ataupun
hiasan
interior.Saat
ini
seiring
dengan
perkembangan zaman, konsumen pun dapat memesan gerabah dengan membawa desain sendiri.
(a)
(b)
Gambar 1.1. Contoh Gerabah Produksi (a) Kasongan dan (b) Pundong
1
Proses pembuatan gerabah secara sederhana meliputi penyiapan bahan baku, pembentukan, pengeringan, pembakaran, pendinginan dan finishing. Pada proses penyiapan bahan baku, hal yang pertama kali dilakukan adalah pencampuran lempung dengan pasir dan sedikit air, setelah itu campuran lempung tersebut digiling dengan ketebalan sekitar 2- 3 cm untuk kemudian dibentuk menjadi bentuk yang diinginkan dengan menggunakan tangan. Pengeringan gerabah yang telah dibentuk dilakukan selama 4 – 6 hari tanpa terkena sinar matahari secara langsung. Proses pembakaran dilakukan karena gerabah yang belum dibakar bersifat rapuh sehingga untuk meningkatkan kekuatannya perlu dibakar pada suhu tertentu. Proses pembakaran ini merupakan proses yang terpenting dalam pembuatan gerabah karena proses ini menentukan karakteristik produk gerabah
yang dihasilkan. Pada proses pembakaran ini terjadi proses
sintering yang berkaitan erat dengan proses densifikasi (pemadatan) dan dekomposisi-transformasi fasa mineral. Fase mineral yang mungkin terbentuk selama proses pembakaran adalah metakaolin, mullite dan kristobalit (Milheiro et al, 2005). Tungku pembakar atau biasa disebut kiln adalah suatu tempat atau ruangan dengan bentuk tertentu dan terbuat dari bata biasa ataupun batu tahan api yang dapat dipanaskan dengan pembakaran bahan bakar untuk membakar gerabah. Pembakaran berlangsung di dalam tungku atau di bawah ruang bakar dan asap keluar melalui atas tungku atau cerobong. Sirkulasi panas dibiarkan merata dan bebas di sekeliling benda pada saat dibakar.
2
Proses pembakaran gerabah di Pundong menggunakan dua jenis tungku yaitu
jenis
up-draft
kiln
dan
down
draft
kiln.
Penggunaan
tungku
akanmemberikandampak pada kualitas produk yang dihasilkan. Jenis tungku dengan down draft kiln diharapkan memilki efisiensi panas yang lebih baik dibandingkan jenis tungku up draft kiln karena potensi panas yang hilang dari tungku jenis ini sudah diminimalisir. Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari distribusi suhu, efisiensi panas yang terjadi pada proses pembakaran gerabah dengan menggunakan up draft kiln dan down draft kiln, serta kualitas produk yang dihasilkan. Adapun hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan produk dimasa mendatang karena dengan adanya perbandingan proses pembakaran dengan menggunakan tungku yang berbeda akan diketahui distribusi suhu pada kedua tungku dan effisiensi yang lebih tinggi. Kualitas akhir gerabah diukur menggunakan uji susut bakar bahan gerabah dan uji kekuatan mekanik pada kedua jenis gerabah yang dihasilkan dari dua tungku yang berbeda tersebut. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana distribusi suhu pada proses pembakaran gerabah dengan menggunakan up draft kilndan dengan down draft kiln. 2. Bagaimana efisiensi panas pada proses pembakaran gerabah dengan menggunakan up draft kilndan dengandown draft kiln.
3
3. Bagaimana kualitas akhir gerabah hasil pembakaran dari down draft kiln dan up draft kiln 1.3 Keaslian Penelitian Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang sudah ada mengenai pembakaran gerabah dengan menggunakankayu bakar dan pengukuran temperatur bagian dalam tungku menggunakan thermocouple probe yang dilakukan di Kasongan dengan menggunakan up draft kiln. Namun pada penelitian kali ini ditambahkan dengan menggunakan pengukuran pada down draft kiln serta membandingkan tungku mana yang dianggap lebih efektif dalam proses pembakaran gerabah. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1. Mengetahui distribusi suhu pada proses pembakaran gerabah dengan menggunakan up draft kilndan dengandown draft kiln serta pengaruhnya terhadap kualitas gerabah. 2. Mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap kecepatan susut bakar dan kekuatan gerabah. 3. Mengetahui nilai efisiensi panas pada proses pembakaran gerabah serta mengetahui sumber – sumber heat loss dengan menggunakan up draft kilndan dengan down draft kiln. 4. Mengetahui efek distribusi terhadap kualitas gerabah
4
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terkait dengan proses pembakaran gerabah dengan menggunakan up draft kiln dan down draft kiln. b. Bagi bangsa dan negara, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam merancang desain tungku agar menghasilkan kualitas produk yang baik.
5