Laporan Tugas Akhir Analisis Linier dan Non Linier Struktur Anjungan Lepas Pantai Akibat Subsidence
BAB 5 ANALISIS 5.1
ANALISIS LINIER
Penurunan yang terjadi pada dasar laut menyebabkan peningkatan beban lingkungan,, terutama beban gelombang yang dibebankan pada struktur anjungan lepas pantai. Hal ini terjadi karena luas tangkapan gelombang pada struktur bertambah dan bagian struktur yang terpengaruhi oleh beban gelombang semakin bertambah. Peningkatan beban gelombang mengubah perilaku struktur tersebut, dalam kasus ini material struktur terbuat dari baja. Dengan analisis linier, akan ditunjukkan bahwa subsidence akan mempengaruhi elemen-elemen pada struktur anjungan lepas pantai. Analisis yang akan dilakukan adalah membandingkan rasio tahanan (unity check) pada saat sebelum dan sesudah penurunan. Bila rasio bertambah, hal tersebut menunjukkan peningkatan persentase dari pengaruh beban pada elemen tersebut. Peningkatan rasio pada tiap elemen berbeda-beda tergantung pada peningkatan beban lingkungan pada tiap elemen.
5.1.1
Elemen yang Tidak Memenuhi Persyaratan Kekuatan API RP 2A WSD
Elemen yang mengalami kelelehan ditampilkan pada tabel berikut ini:
Akhmad Rafiudin – 15004060 Harry Firmansyah – 15004096 5‐1
Laporan Tugas Akhir Analisis Linier dan Non Linier Struktur Anjungan Lepas Pantai Akibat Subsidence
Tabel 5. 1 Elemen yang Tidak Memenuhi Persyaratan Kekuatan API RP 2A WSD
Group ID
Critical Member
CD1 CD1 CD1 CD1 CD1 D4A DL1 DL1 DL1 PL2 PL2 PL2
3101‐3165 3205‐3206 3206‐3210 3250‐3256 3257‐3267 303L‐ 520 701‐3101 705‐3205 707‐3257 101P‐201P 103P‐203P 105P‐205P
PL2
107P‐207P
Unity Check Original Tahun Tahun 1994 2018 0.600 1.029 0.848 0.520 0.465 0.963 0.525 0.789 0.698 0.791 0.966 0.900 0.964
1.088 1.014 1.128 1.214 1.065 1.073 1.129 1.129 1.116 1.148 1.139
0.917
1.134
Rasio (%) 71.5 28.3 95.0 142.6 26.1 102.9 36.0 61.7 42.7 15.5 27.6 18.2 23.7
Elemen yang telah mengalami kelelehan terjadi bila kapasitas lelehnya telah tercapai. Kondisi ini menyebabkan perilaku struktur berubah sehingga perlu dilakukan analisis lebih lanjut. Pada tugas akhir ini telah dilakukan analisis nonlinier dengan static pushover pada struktur hingga mengalami keruntuhan.
Akhmad Rafiudin – 15004060 Harry Firmansyah – 15004096 5‐2
Laporan Tugas Akhir Analisis Linier dan Non Linier Struktur Anjungan Lepas Pantai Akibat Subsidence
Gambar 5. 1 Lokasi Elemen yang Mengalami Kelelehan
Akhmad Rafiudin – 15004060 Harry Firmansyah – 15004096 5‐3
Laporan Tugas Akhir Analisis Linier dan Non Linier Struktur Anjungan Lepas Pantai Akibat Subsidence
5.2
ANALISIS NON LINIER (PUSHOVER)
5.2.1
Beban Desain
Menurut API RP-2A LRFD setiap elemen, joint, dan komponen pondasi harus diperiksa tahanan gaya dalam Q yang diakibatkan oleh beban terfaktor berikut:
Q = 1.1D1 + 1.1D2 + 1.1L + 1.35We
(5.1)
Dimana Q adalah Gaya dalam yang bekerja akibat beban terfaktor, D1 adalah berat sendiri platform, D2 adalah berat akibat peralatan, L adalah beban hidup dan We adalah kombinasi beban gelombang ekstrim, arus, dan angin pada struktur. Kombinasi beban untuk beban gelombang dengan berbagai arah disajikan pada tabel sebagai berikut:
Load Case 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tabel 5. 2 Kombinasi Beban Pada Kondisi Storm (100 tahun) Load Combination Load 1 2 3 4 5 6 7 8 Berat sendiri, dead load, dan life load 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 Gelombang, arus, angin arah 0 derajat 1.35 Gelombang, arus, angin arah 30 derajat 1.35 Gelombang, arus, angin arah 90 derajat 1.35 Gelombang, arus, angin arah 150 derajat 1.35 Gelombang, arus, angin arah 180 derajat 1.35 Gelombang, arus, angin arah 210 derajat 1.35 Gelombang, arus, angin arah 270 derajat 1.35 1.35 Gelombang, arus, angin arah 330 derajat Arah Gelombang 0 30 90 150 180 210 270 330
Akhmad Rafiudin – 15004060 Harry Firmansyah – 15004096 5‐4
Laporan Tugas Akhir Analisis Linier dan Non Linier Struktur Anjungan Lepas Pantai Akibat Subsidence
5.2.2
Resume Mekanisme Kegagalan
Analisis non-linier statik dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, beban gravitasi diberikan pada struktur dan respon akibat gravitasi dihitung. Penyusunan rangka belum berkontribusi pada sistem kekakuan. Pada tahap ini, kekakuan struktur tetap linier.
Tahap kedua, beban lingkungan diberikan pada struktur. Penyusunan rangka diaktifkan (berkontribusi dalam sistem kekakuan). Pola beban mewakili beban lingkungan diberikan bertahap. Untuk tiap langkah, kekakuan struktur berkumpul dan penambahan perpindahan global dihitung. Penambahan elemen gaya dihitung dengan menggunakan kekakuan matriks tangensial dan penambahan perpindahan elemen. Pada setiap tingkat, sendi plastis diberikan pada elemen pada posisi dimana kapasitas telah dicapai. Matriks kekakuan modifikasi yang dihitung untuk sendi plastis dihitung dan prosesnya berlanjut pada tahap beban berikutnya. Penampang yang telah mencapai kapasitas plastis tetap berada pada kondisi plastis, permukaan interaksi berpindah secara tangensial ke permukaan ini. Beban gelombang bertambah bertahap hingga beban lingkungan ekstrem didapat.
Gambar 5. 2 Rangkaian Pembebanan Analisis Tegangan Sisa Akibat Beban Lingkungan
Akhmad Rafiudin – 15004060 Harry Firmansyah – 15004096 5‐5
Laporan Tugas Akhir Analisis Linier dan Non Linier Struktur Anjungan Lepas Pantai Akibat Subsidence
B1 B2
Y1 C
Gambar 5. 3 Beban VS Displacement Analisis Non Linier (Pushover)
Pada grafik ini menjelaskan bahwa hubungan antara beban terhadap displacement pada analisis pushover pada struktur anjungan lepas pantai. Grafik ini menunjukkan perilaku respon struktur yang dibebani beban lingkungan dengan penambahan beban lingkungan sampai struktur anjungan lepas pantai tersebut runtuh total. Analisis ini disebut sebagai analisis non linier/ analisis pushover.
Hasil dari grafik analisis pushover akan dibahas secara rinci sebagai berikut: a. Grafik bagian Y1 merupakan kondisi saat struktur mengalami kelelehan pertama pada elemen struktur, perilaku yang terjadi pada struktur adalah linier sampai grafik mencapai titik Y1. Pada kondisi linier ini kekakuan struktur belum berubah sampai struktur mencapai kapasitas leleh dan kurva pertambahan beban - displacement bertambah secara linier. Setelah melewati titik Y1 kondisi non-linier tercapai sehingga terdapat elemen yang mencapai kapasitas leleh. Pada kondisi ini, tegangan struktur masih dapat ditingkatkan sampai kondisi ultimate meskipun telah tercapai kapasitas leleh pada struktur. Hal ini disebabkan karena beban-beban yang diberikan pada struktur
Akhmad Rafiudin – 15004060 Harry Firmansyah – 15004096 5‐6
Laporan Tugas Akhir Analisis Linier dan Non Linier Struktur Anjungan Lepas Pantai Akibat Subsidence
didistribusikan ke elemen-elemen struktur lainnya yang belum mencapai kapasitas leleh.
Perilaku Struktur dan Contoh distribusi tegangan Von Mises sebagai hasil dari beban lingkungan pada arah 0 derajat saat struktur tingkat kelelehan pertama pada salah satu elemen strukturnya ditunjukkan pada Gambar 5.4.
Akhmad Rafiudin – 15004060 Harry Firmansyah – 15004096 5‐7
Laporan Tugas Akhir Analisis Linier dan Non Linier Struktur Anjungan Lepas Pantai Akibat Subsidence
Gambar 5. 4 Distribusi tegangan Von Mises’s Stress dan perilaku kerusakan struktur pada grafik titik Y1
Akhmad Rafiudin – 15004060 Harry Firmansyah – 15004096
5‐8
Laporan Tugas Akhir Analisis Linier dan Non Linier Struktur Anjungan Lepas Pantai Akibat Subsidence
b. Pada grafik titik B1, kondisi struktur mengalami awal tekuk (buckling) pada elemennya, struktur sempat mengalami ketidakstabilan sehingga terjadi penurunan beban pada grafik, tetapi kegagalan pada satu elemen tidak mempengaruhi batas kapasitas ultimate pada struktur sehingga kapasitas tegangan masih dapat meningkat hingga mencapai kondisi buckling pada elemen lainnya yaitu pada titik B2, namun peningkatan tegangan yang terjadi pada kondisi B2 ini ternyata lebih rendah dari kondisi tegangan pada B1 dan berangsur-angsur turun setelah terjadi buckling pada kondisi B2, sehingga dapat dikatakan bahwa kapasitas ultimate struktur telah tercapai pada titik B1.
Hal yang mempengaruhi kondisi struktur kembali stabil saat terjadi awal buckling adalah adanya redundansi pada struktur sehingga beban-beban yang terjadi bisa didistribusikan ke elemen-elemen yang lain.
Gambar perilaku struktur dan distribusi tegangan Von Mises saat terjadi buckling sebagai hasil dari beban lingkungan yang diberikan pada arah 0 derajat ditampilkan pada Gambar 5.5. dan Gambar 5.6.
Akhmad Rafiudin – 15004060 Harry Firmansyah – 15004096 5‐9
Laporan Tugas Akhir Analisis Linier dan Non Linier Struktur Anjungan Lepas Pantai Akibat Subsidence
Gambar 5. 5 Distribusi tegangan Von Mises’s Stress dan perilaku kerusakan struktur pada grafik titik B1
Akhmad Rafiudin – 15004060 Harry Firmansyah – 15004096
5‐10
Laporan Tugas Akhir Analisis Linier dan Non Linier Struktur Anjungan Lepas Pantai Akibat Subsidence
Gambar 5. 6 Distribusi tegangan Von Mises’s Stress dan perilaku kerusakan struktur pada grafik titik B2
Akhmad Rafiudin – 15004060 Harry Firmansyah – 15004096
5‐11
Laporan Tugas Akhir Analisis Linier dan Non Linier Struktur Anjungan Lepas Pantai Akibat Subsidence
Pada grafik titik C yaitu kondisi buckling yang terjadi pada beberapa elemen dan menyebabkan struktur secara bertahap menjadi tidak stabil sampai kondisi runtuh terjadi. Pada kondisi ini struktur tidak mampu untuk menahan peningkatan beban yang dilakukan.
Gambar perilaku struktur dan distribusi tegangan Von Mises saat terjadi buckling pada beberapa elemennya sebagai hasil dari beban lingkungan yang diberikan pada arah 0 derajat ditampilkan pada Gambar 5.7.
Akhmad Rafiudin – 15004060 Harry Firmansyah – 15004096 5‐12
Laporan Tugas Akhir Analisis Linier dan Non Linier Struktur Anjungan Lepas Pantai Akibat Subsidence
Gambar 5. 7 Distribusi tegangan Von Mises’s Stress dan perilaku kerusakan struktur pada grafik titik C
Akhmad Rafiudin – 15004060 Harry Firmansyah – 15004096
5‐13
Laporan Tugas Akhir Analisis Linier dan Non Linier Struktur Anjungan Lepas Pantai Akibat Subsidence
Gambar 5. 8 Lokasi elemen-elemen yang mengalami buckling sehingga kondisi collapse tercapai
Akhmad Rafiudin – 15004060 Harry Firmansyah – 15004096
5‐14
Laporan Tugas Akhir Analisis Linier dan Non Linier Struktur Anjungan Lepas Pantai Akibat Subsidence
5.2.3
Reserve Strength Ratio (RSR)
Reserve Strength Ratio (RSR) pada struktur anjungan lepas pantai ini adalah 1.843. Menurut API RP-2A LRFD, Reserve Strength Ratio (RSR) minimum untuk struktur anjungan lepas pantai adalah 1,6 sehingga struktur anjungan lepas pantai tersebut masih aman untuk dioperasikan meskipun struktur anjungan lepas pantai telah mengalami subsidence.
Akhmad Rafiudin – 15004060 Harry Firmansyah – 15004096 5‐15