BAB 33
Pentingnya Membangun Lumbung Modern Istilah lumbung sudah sangat dikenal terutama di kalangan petani padi. Lumbung adalah bagian dari ketahanan pangan pada waktu yang lalu. Istilah ini hampir tidak dikenal di kalangan petani yang mengusahakan tanaman yang mudah busuk seperti sayur-sayuran, demikian juga di kalangan peternak dan nelayan. Tetapi bukan berarti bahwa petani sayuran dan buah-buahan, peternak dan nelayan tidak memahami makna dari ketahanan pangan. Pembuatan dendeng, abon, ikan asin, atau tindakan-tindakan lain yang memperpanjang masa simpan sayur-sayuran adalah indikasi pemahaman petani tentang ketahanan pangan. Dengan diperkenalkannya BULOG beberapa dekade yang lalu, maka keberadaan dan fungsi lumbung di kalangan petani padi hampir lenyap terutama di Jawa. Namun dengan adanya krisis ekonomi yang lalu, kesadaran petani padi tentang pentingnya memiliki lumbung sendiri mulai bangkit kembali; juga dalam rangka ketahanan pangan dan meredam turunnya harga di waktu panen. Namun, upaya ini tidak selalu berjalan mulus terutama pada saat panen MT I, Februari-Maret, karena pada waktu itu hujan masih banyak turun sehingga gabah sulit dikeringkan. Di beberapa tempat, untuk mengatasi kendala ini, lumbung lalu dibuat di atas dapur untuk memanfaatkan panasnya tungku masak. Selain petani, pedagang juga menyadari sepenuhnya makna dari ketahanan pangan, namun hal itu dikaitkan dengan kegiatan usahanya. Tidak banyak pedagang yang senang kalau harga barang yang diperdagangkan gonjangganjing. Dengan harga yang relatif stabil, lebih mudah bagi mereka untuk memaksimumkan keuntungan jangka panjang untuk mempertahankan eksistensinya. Ini adalah sifat yang rasional. Untuk mencapai tujuan ini, pedagang grosir dan pengecer akan selalu berusaha agar pasokan barang ke pasar terkendali dengan cara yang cukup canggih, walaupun tidak dibantu oleh peralatan yang serba canggih. Hal itu dilakukan dengan pengelolaan stok yang juga canggih.
Pentingnya Membangun Lumbung Modern
Dari hasil studi yang dilakukan oleh Dr. S.M.H. Tampubolon dan kawan-kawan dari Pusat Studi Pembangunan Institut Pertanian Bogor, terungkap bahwa di daerah Sumatra Selatan, peran penggilingan padi amat menonjol dalam menjalankan fungsi ketahanan pangan dan pengendalian harga tersebut di atas. Dalam rangka mengendalikan stok tadi, penggilingan padi menyediakan fasilitas pergudangan gratis bagi petani padi, tentu dengan beberapa kondisi yang menguntungkan kedua belah pihak. Dengan adanya hubungan antara penggilingan padi dan petani seperti ini, maka penggilingan padi selalu dapat melayani permintaan pasar secara teratur baik pada musim panen maupun pada musim paceklik. Bagi petani, hal ini juga sangat menguntungkan karena padinya aman di gudang penggilingan padi dan padi itu selalu bisa dijadikan agunan untuk meminjam uang baik kepada penggilingan padi maupun kepada pedagang lain dengan menunjukkan surat bukti bahwa dia memiliki sejumlah gabah di salah satu penggilingan padi. Hubungan seperti itu sudah berjalan sejak lama dan satu-satunya perekat adalah adanya saling mempercayai. Memang, penggilingan padi harus betul-betul menjaga kredibilitasnya kalau dia ingin bertahan di usahanya. Yang lebih penting, persaingan sehat antara sesama penggilingan padi turut menguntungkan petani. Uraian di atas menunjukkan bahwa di tengah masyarakat sudah ada embrio suatu sistem ketahanan pangan yang cukup canggih, walaupun tidak didukung oleh perangkat fisik yang canggih. Sistem tersebut selama ini kurang diketahui dan belum ditingkatkan menjadi suatu sistem yang lebih modern dengan berbagai dimensi ketahanan pangan yang lain. Sistem tersebut jauh lebih efisien dibandingkan dengan cara kerja BULOG yang membiarkan gudang sebagai sumber biaya atau cost center. Model hubungan petani dan penggilingan padi/pedagang seperti ini juga terdapat di negara maju seperti Amerika Serikat yang dikenal dengan istilah warehouse receipt system. Sertifikat yang dikeluarkan oleh pemilik gudang, atau silo-silo, dapat dijadikan agunan untuk meminjam uang dari Bank. Sistem yang ada di negara maju tersebut tidak hanya untuk melayani bijibijian (grains) seperti gandum, jagung, dan lain-lain yang tidak lekas busuk tetapi juga sudah merambah kepada komoditas yang mudah busuk seperti daging dan ikan. Dengan teknologi pergudangan yang canggih, daging dapat disimpan bertahun-tahun tanpa merusak kualitas daging tersebut. Hal ini semua menyebabkan sistem ketahanan pangan di negara tersebut benar-benar dapat diandalkan. Yang menarik lagi adalah bahwa sistem tersebut dimiliki oleh koperasi milik petani.
134
Suara dari Bogor
Pentingnya Membangun Lumbung Modern
Di Indonesia juga sudah amat maju untuk komoditas kopi, secara khusus di Lampung. Dengan sertifikat pemilikan barang di gudang yang dikeluarkan oleh surveyor yang terpercaya, dan hanya dengan mem-faks sertifikat tersebut ke salah satu bank di London, maka dalam tempo 2 minggu permohonan pinjamannya sudah cair dengan suku bunga off-sftore yang amat murah. Uraian di atas mengemukakan yang perlu disebutkan dan diperkenalkan sebagai lumbung modern. Lumbung modern tidak hanya bentuk fisiknya saja, tetapi yang lebih penting adalah sistem manajemennya. Itulah yang kita katakan sebagai warehouse receipt system. Dimensi lumbung modern adalah pengelolaan risiko, bursa komoditas, dan kepercayaan di antara partisipan. Dimensi lain yang bisa dilihat dari kasus di Sumatra Selatan menunjukkan bahwa lumbung modern bisa ditumbuhkan dari bawah (bottom-up), tidak harus dari atas. Dengan begitu, petani kita bisa diajak secara bertahap memasuki sistem perdagangan modern yang barangkali selama ini dibayangkan oleh banyak pihak hanya sekedar mimpi yang tidak akan pernah terwujud. Tetapi dari cerita di atas, jelas bahwa “impian” itu bisa diwujudkan. Sudah sejak lama kita dirugikan, dengan jumlah yang tidak bisa dihitung lagi, dengan kekurangmampuan kita memasuki sistem perdagangan modern tersebut. Yang menikmatinya selama ini terutama pedagang di Singapura dan Hongkong. Sebagai suatu gambaran, juga dari hasil studi PSP-IPB, sekitar 50 - 70 % nilai tambah dari komoditas yang berbasis hasil-hasil pertanian terdapat di hilir, termasuk perdagangan ini. Dalam alam reformasi sekarang, iklim yang amat demokratis, serta meningkatkan otonomi sebagai upaya pemberdayaan ekonomi daerah, marilah kita memasuki sistem perdagangan modern tersebut. Dan lumbung modern adalah bagian yang tak terpisahkan dari sistem perdagangan modern tersebut, secara khusus bagi Indonesia yang sangat mengandalkan pengembangan sistem agribisnis untuk melepaskan diri dari tekanan krisis ekonomi yang hingga kini belum bisa dituntaskan.
Suara dari Bogor
135
Bagian 3
Menggagas Solusi Konflik Agribisnis Akibat Ketegangan Pemanfaatan Sumber Daya