BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Pengertian Reksa Dana Syariah Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh berbeda, namun secara fundamental terdapat perbedaan yang bisa menjadi faktor penting yang bisa dicermati oleh investor. Menurut Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) – MUI Nomor: 20/DSN-MUI/IV/2001 mendefinisikan reksa dana syariah sebagai reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syari'ah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (sahib al-mal/Rabb almal) dengan Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi. Reksa dana konvensional penyusunan portofolio hanya mempertimbangkan tingkat keuntungan maksimal yang bisa diraih. Sedangkan dalam reksa dana syariah selain mempertimbangkan tingkat keuntungan, juga harus mempertimbangkan kehalalan suatu produk investasi. Serta Manajer Investasi juga dituntut memastikan portofolio yang dimiliki tetap dalam prinsip-prinsip syariah dan memaksimalkan kesejahteraan pemilik modal.
3.1.2 Mekanisme Operasional Reksa Dana Syariah Dalam pengelolaan Reksa Dana Syariah tidak mengizinkan adanya strategi investasi yang menjurus spekulasi. Heykal (2012, h.89) mengatakan bahwa untuk menjamin Reksa Dana Syariah beroperasi tanpa menyalahi aturan-aturan syariah seperti yang diatur dalam Fatwa DSN, suatu reksa dana syariah wajib memiliki
42
Dewan Pengawas Syariah (DPS). Fungsi utama DPS adalah sebagai penasihat pengelola investasi mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek syariah Islam dan juga sebagai mediator antara reksa dana dengan DSN. Selain itu Reksa dana syariah juga terdapat proses screeninng (penyaringan), dan cleansing (pembersihan). Screeninng (penyaringan) adalah melihat rasio atas penggunaan utang yang dilakukan perusahaan tersebut. Rasio yang dilihat adalah persusahaan tidak boleh memiliki rasio utang terhadap modal lebih dari 82% (Utang 45%, Modal 50%), dan cleansing (pembersihan) adalah memilih saham dari perusahaan yang bergerak dalam bisnis tertentu, dimana bisnis perusahaan tersebut harus sesuai dengan prinsip syariah. Adapun kebijakan investasi yang berbasis pada prinsip-prinsip Islam sebagai berikut (Hidayat,2011) : A. Instrumen Keuangan : 1. Instrumen saham yang sudah melalui penawaran umum dan pembagian dividen didasarkan pada tingkat laba perusahaan 2. Penempatan dalam deposito Bank Umum Syariah 3. Surat utang jangka panjang yang sesuai dengan prinsip syariah B. Jenis Usaha emiten yang bertentangan dengan syariah : 1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang 2. Usaha lembaga keuangan Konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional 3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang haram 4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/atau menyediakan barangbarang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat 43
C. Jenis transaksi yang dilarang 1. Najsy (penawaran palsu) 2. Bai al-Ma’dum (penjualan atas barang yang belum dimiliki atau short selling) 3. Insider Trading (menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan transaksi yang dilarang) 4. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) utangnya lebih dominan daripada modal D. Kondisi emiten yang tidak layak 1. Apabila struktur utang terhadap modal sangat bergantung kepada pembiayaan dari utang yang pada intinya merupakan pembiayaan yang mengandung unsur riba 2. Apabila suatu emiten memiliki nisbah utang terhadap modal lebih dari 82% (utang 45%, modal 50%) 3. Apabila manajemen suatu perusahaan diketahui telah bertindak melanggar prinsip usaha yang islami. Penghasilan yang dapat diterima oleh Reksa Dana Syariah berasal dari (Heykal,2012) : A. Dari Saham dapat berupa : 1. Dividen yang merupakan hasil atas keuntungan yang dibagi dari laba baik yang dibayar dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk saham 2. Right yang merupakan hak untuk memesan efek lebih dahulu yang diberikan oleh emiten kepada pihak investor 3. Capital gain yang merupakan keuntungan yang diperoleh dari jual beli saham di pasar modal 44
B. Dari obligasi yang sesuai dengan Islam: bagi hasil yang diterima secara periodik dari laba emiten C. Dari surat berharga pasar uang yang sesuai dengan Islam: bagi hasil yang diterima oleh issuer D. Dari Deposito dapat berupa: bagi hasil yang diterima dari bank-bank Islam.
3.1.3 Akad dalam Reksa Dana Syariah Sesuai dengan Fatwa DSN bahwa dalam Reksa Dana Syariah terdapat 2 akad yang dilaksanakan. Pertama, antara pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan dengan sistem wakalah dan Kedua, antara Manajer Investasi dan pengguna investasi dilakukan dengan sistem mudharabah. Karakteristik sistem mudarabah adalah: 1. Pembagian keuntungan antara pemodal (sahib al-mal) yang diwakili oleh Manajer Investasi dan pengguna investasi berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati kedua belah pihak melalui Manajer Investasi sebagai wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi tertentu kepada pemodal. 2. Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang telah diberikan. 3. Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang bukan karena kelalaiannya (gross negligence / tafrith). Dalam Fatwa DSN juga diatur mengenai hubungan dan hak pemodal serta hak dan kewajiban Manajer Investasi dan Bank Kustodian berikut : A. Hubungan dan Hak Pemodal 1. Akad antara Pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan secara wakalah. 2. Dengan akad wakalah sebagaimana dimaksud ayat 1, pemodal memberikan mandat kepada Manajer Investasi untuk melaksanakan investasi bagi 45
kepentingan Pemodal, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Prospektus. 3. Para pemodal secara kolektif mempunyai hak atas hasil investasi dalam reksa dana syariah. 4. Pemodal menanggung risiko yang berkaitan dalam reksa dana syariah. 5. Pemodal berhak untuk sewaktu-waktu menambah atau menarik kembali penyertaannya dalam reksa dana syariah melalui Manajer Investasi. 6. Pemodal berhak atas bagi hasil investasi sampai saat ditariknya kembali penyertaan tersebut. 7. Pemodal yang telah memberikan dananya akan mendapatkan jaminan bahwa seluruh dananya akan disimpan, dijaga, dan diawasi oleh Bank Kustodian. 8. Pemodal akan mendapatkan bukti kepemilikan yang berupa unit penyertaan reksa dana syariah.
B. Hak dan Kewajiban Manajer Investasi dan Bank Kustodian 1. Manajer Investasi berkewajiban untuk melaksanakan investasi bagi kepentingan Pemodal, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Prospektus. 2. Bank Kustodian berkewajiban menyimpan, menjaga, dan mengawasi dana pemodal dan menghitung Nilai Aktiva Bersih per-unit penyertaan dalam reksa dana syariah untuk setiap hari bursa. 3.
Atas pemberian jasa dalam pengelolaan investasi dan penyimpanan dana kolektif tersebut, Manajer Investasi dan Bank Kustodian berhak memperoleh imbal jasa yang dihitung atas persentase tertentu dari Nilai Aktiva Bersih reksa dana syariah. 46
4. Dalam hal Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian tidak melaksanakan amanat dari Pemodal sesuai dengan mandat yang diberikan atau Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian dianggap lalai (gross negligence / tafrith), maka Manajer Investasi dan/atau Bank Kustodian bertanggung jawab atas risiko yang ditimbulkannya. Tabel 3.1 Perkembangan Reksa Dana Syariah Tahun
RD Syariah
RD Konvensional
RD Total
NAB Syariah
NAB Konvensional
NAB Total
%
2003
4
182
186
2.15%
66.94
69,380.06
69,447.00
0.10%
2004
11
235
2005
17
311
246
4.47%
592.75
103,444.25
104,037.00
0.57%
328
5.18%
559.1
28,846.63
29,405.73
1.90%
2006
23
380
403
5.71%
723.4
50,896.68
51,620.08
1.40%
2007 2008
26
447
473
5.50%
2,203.09
89,987.54
92,190.63
2.39%
36
531
567
6.35%
1814.8
72,251.01
74,065.81
2.45%
2009
46
564
610
7.54%
4,629.22
108,354.13
112,983.35
4.10%
2010
48
564
612
7.84%
5225.778
143,861.59
149,087.37
3.51%
2011
50
596
646
7.74%
5,564.79
162,672.10
168,236.89
3.31%
2012
58
696
754
7.69%
8050.07
204,541.97
212,592.04
3.79%
%
Sumber : Data Olahan , BAPEPAM LK
Gambar 3.1 Perkembangan Reksa Dana Sumber : Data Olahan , BAPEPAM LK 47
Gambar 3.2 Perkembangan NAB Reksa Dana Sumber : Data Olahan , BAPEPAM LK Tabel 3.2 Reksa Dana Syariah No
Jenis Reksa Dana Syariah
Jumlah Reksa Dana Syariah
Total NAB (Rp Miliar)
1
Campuran
16
2,626.62
2
Indeks
1
347.77
3
Pendapatan Tetap
8
727.92
4
Saham
13
2,894.59
5
Terproteksi
20
1,470.78
Total
8,067.68
Sumber : Data Olahan, Bapepam LK
48
Gambar 3.3 Total Reksa Dana Syariah per 28 Desember 2012 Sumber : Data Olahan, Bapepam LK
Gambar 3.4 Total NAB Reksa Dana Syariah per 28 Desember 2012 Sumber : Data Olahan, Bapepam LK 3.2 Desain Penelitian 3.2.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder, dimana data ini telah dikumpulkan oleh orang lain dan telah dipublikasi melalui website resmi yang bertujuan untuk memberikan informasi bagi orang yang membutuhkan. Adapun datadata diperoleh dari : 1. Data reksa dana diperoleh dari website Bapepam-LK 2. Data NAB yang diperoleh dari webstite Bloomberg 49
3. Data suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) yang diperoleh website Bank Indonesia 4. Data Indeks Saham Gabungan (IHSG) dan Jakarta Islamic Index diperoleh dari website Bloomberg
3.2.2 Penentuan Jumlah Sampel Teknik pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi yang sudah ada. Kriteria sampel dilakukan dengan batasan-batasan sebagai berikut : 1. Reksa dana yang di jadikan sample adalah reksa dana saham syariah dan reksa dana saham konvensional 2. Reksa dana saham syariah dan Reksa dana saham konvensional telah dinyatakan efektif oleh Bapepam LK sebelum periode penelitian 3. Reksa dana saham syariah dan Reksa dana konvensional yang telah beroperasi dan telah mengadakan penawaran umum lebih dari lima tahun Berdasarkan kriteria diatas, maka reksa dana yang terpilih sebagai sampel penelitian sebanyak 10 (sepuluh) yang terdiri dari 5 (lima) reksa dana saham syariah dan 5 (Lima) reksa dana saham konvensional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
50
Tabel 3.3 Daftar Reksa Dana Saham Syariah Terseleksi No 1 2 3
Reksa Dana BATAVIA DANA SAHAM SYARIAH CIMB-PRINCIPAL ISLAMIC EQUITY GROWTH SYARIAH MANDIRI INVESTA ATRAKTIF-SYARIAH
4
PNM EKUITAS SYARIAH
5
TRIM SYARIAH SAHAM
Manajer Investasi PT. Batavia Prosperindo Aset Manajemen PT. CIMB-Principal Asset Management PT. Mandiri Manajemen Investasi PT. PNM Investment Management PT. Trimegah Asset Management
Tanggal Efektif 16 Juli 2007 06 Agustus 2007 19 Desember 2007 26 Juli 2007 26 Desember 2006
Sumber : Bapepam LK (2012)
Tabel 3.4 Daftar Reksa Dana Saham Konvensional Terseleksi No 1 2 3 4 5
Reksa Dana DANAREKSA MAWAR AGRESIF BNP PARIBAS INFRASTRUKTUR PLUS SAHAM ANDALAN NISP INDEKS SAHAM PROGRESIF BATAVIA DANA SAHAM OPTIMAL
Manajer Investasi PT. Danareksa Investment Management PT. BNP Paribas Investment Partners PT. Manulife Asset Management
Tanggal Efektif 16 Juli 2007 8 Maret 2007 6 Agustus 2007
PT. NISP Sekuritas
14 Desember 2007
PT. Batavia Prosperindo Aset Manajemen
09 Oktober 2006
Sumber : Bapepam LK (2012)
3.2.3 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi, yaitu melakukan pengumpulan data yang telah dipublikasi oleh sumber resmi. Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-data yang dikumpulkan adalah data yang terkait dengan variabel-variabel yang perlu dihitung untuk menemukan hasil dari annual return, risk adjusted return, dan Snail Trail. Data yang diperlukan dikumpulkan dari berbagai sumber.
51
3.2.4. Metode Analisis Data Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kinerja antara reksa dana saham syariah dengan reksa dana saham konvensional. Dan produk reksa dana saham mana yang kinerjanya dapat mengalahkan kinerja pasar. Dalam hal ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Jakarta Islamix Index (JII) sebagai tolak ukur (Benchmark) kinerja reksa dana saham. Data yang diperoleh akan terlebih dahulu di lakukan uji statistik software SPSS dan kemudian dianalisis menggunakan metode annual return, risk adjusted return, dan Snail Trail yang telah dijelaskan pada sub subbab II.1.4 dan diaplikasikan menggunakan Microsoft Excel.
3.2.5 Metode Penyajian Data Untuk mempermudah dalam menyampaian isi penelitian serta agar mempermudah pemahaman dalam membaca penelitian ini, maka data akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik
3.2.6 Uji Statistik Dalam penelitian ini penulis akan melakukan uji T (T-Test) atau Uji beda rata-rata dengan menggunakan software SPSS. Data dari seluruh reksa dana dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok syariah dan kelompok konvensional. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan kinerja reksa dana syariah dengan reksa dana konvensional. Data yang digunakan hanya data reksa dana saham baik syariah maupun konvensional yang telah dilakukan penilaian menggunakan metode annual return, risk adjusted return, dan Snail Trail. Namun sebelum dilakukannya uji T (T-Test) maka akan dilakukan uji normalitas terlebih dahulu sebagai syarat dalam melakukan uji T (T-Test). Uji normalistas yang digunakan 52
adalah dengan menggunakan uji normalitas – Kolmogorov Smirnov. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah data-set yang digunakan dalam penelitian telah terdistribusi secara normal atau tidak.
3.2.7 Operasionalisasi Variabel Tabel 3.5 Operasionalisasi Variabel Variabel Return
Definisi
Simbol
Tingkat pengembalian investasi Ri Menggambarkan mengenai besar kecilnya Standar risiko fluktuasi perubahan NAB per unit dari σ Deviasi satu periode ke periode berikutnya, dan disebut sebagai risiko total Merupakan jumlah kuadrat rata-rata tertimbang Varian σ2 penyimpangan dari return ekspektasi Tingkat dimana return kedua aktiva berbeda Covar Kovarian atau berubah secara bersamaan (Rp; Rm) Untuk melihat bagaimana hubungan antara dua Koefisien Correl variable. Nilai dari koefisien korelasi berkisar Korelasi (Rp; Rm) dari +1 sampai dengan -1. Risiko pasar yang memberikan gambaran Beta hubungan antara return portofolio dengan β return pasar Pengukuran dengan metode Sharpe didasarkan Sharpe atas apa yang disebut premium atas risiko atau SRD ratio risk premium Pengukuran dengan metode Treynor juga didasarkan atas risk premium,. Namun, yang Treynor digunakan sebagai faktor pembagi adalah Beta TRD ratio (βp) yang merupakan risiko sistematik atau juga disebut dengan risiko pasar. Pengukuran dengan metode Jensen menilai kinerja Manajer Investasi didasarkan atas seberapa besar Manajer Investasi tersebut Jensen mampu memberikan kinerja di atas kinerja α ratio pasar sesuai risiko yang dimilikinya. Semakin tinggi nilai Alfa positif, semakin baik kinerjanya.
53
Skala Data Rasio Rasio
Rasio Rasio Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
Rasio
3.2.8 Alur Penelitian
54