101
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual Berdasarkan uraian latar belakang masalah, judul, rumusan masalah, tujuan serta kajian teori, studi ini berusaha untuk mengetahui dampak atau pengaruh dari pelaksanaan program Perbaikan Kampung Komprehensif di Kota Surabaya terhadap kesejahteraan sosial serta kemandirian masyarakat miskin pemukiman kumuh. Berangkat dari teori pembangunan dari Todaro dan Sen yang menyatakan bahwa titik berat pembangunan adalah peningkatan masyarakat untuk mandiri di dalam mencapai kesejahteraan (self-empowerment) secara berkelanjutan. Untuk itu disusun kerangka proses berfikir sebagaimana dalam Gambar 3.1 berikut : STUDI TEORITIK 1.Teori Pembangunan (Todaro,M.P, & Sen.A). 2.Teori Kesejahteraan (Sen, A). 3.Teori Ketenaga Kerjaan (Lewis, A). 4.Teori Migras (Lee, Todaro). 5.Teori Penggunaan Lahan (Burgess, E,W). 6.Teori Kesehatan Lingkungan (Blum).
STUDI EMPERIK 1.Penelitian Masjkuri,Siti U. (1992). 2.Penelitian Tjitroresmi (1998). 3.Penelitian Masloman (1999). 4.Penelitian Ismail, Zarmawis (2000). 5.Disertasi Indrayana (2000). 6.Thesis Sunarti (2001) 7.Skripsi Hadi (2003). Hipotesis Uji/test kuantitatif
Disertasi
Gambar 3.1. KERANGKA PROSES BERFIKIR
102
Berdasarkan sintesa studi teoritik serta studi empirik, diharapkan dapat disusun konsep yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian. Selanjutnya yang digunakan sebagai landasan berfikir secara deduktif adalah teori, sedangkan studi empirik digunakan sebagai landasa berfikir secara induktif.Berdasarkan kajian teoritik dan kajian emperik disusun hepotesis dan selanjutnya diuji berdasarkan uji kuantitatif untuk menguji kebenarannya. Hasil pembuktian hipotesis akan menjadi temuan yang dalam studi ini akan menjadi konsep desertasi. Apabila hasil pembuktian hepotesis merupakan temuan baru dan menjadi teori baru, maka hasil studi ini dapat digunakan sebagai landasan bagi penelitian selanjut-nya. Berdasar uraian pada latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan studi tinjauan pustaka serta kerangka proses berfikir, disusun kerangka konseptual sebagai mana tergambar pada Gambar 3.2. pada halaman 104.. Sebagaimana tergambar pada kerangka proses berfikir pada Gambar 3.2. digambarkan bahwa pelaksanaan program KIP-K terdiri 3 program yaitu, usaha pengembangan masyarakat, perkembangan fisik lingkungan, perkembangan managemen lahan masing-masing mempengaruhi kesejahteraan sosial masyarakat dan kemandirian masyarakat Adanya pengaruh 3 program KIP-K terhadap kesejahteraan sosial masyarakat ditandai dengan meningkatnya pendapatan riil, tingkat pendidikan, kesehatan serta rasa aman dan nyaman. Adapun pengaruh pelaksanaan program KIP-K terhadap kemandirian masyarakat digambarkan dengan meningkatnya kemandirian masyarakat didalam pengadaan modal usaha, kemandirian dalam berpartisipasi dalam pembangunan kampung dan, kemandirian didalam peningkatan peluang untuk mendapatkan
103
pekerjaan. Selanjutnya kesejahteraan sosial masyarakat sendiri pada akhirnya mempengaruhi kemandirian masyarakat. Secara konseptual, variabel terdiri dari 2 kelompok variabel yaitu: variabel indogen
(dependent variable) dan variabel eksogen (independent
variable).Variabel indogen terdiri dari 2 variabel laten yaitu: 1. kesejahteraan sosial masyarakat (Y1) yang diukur dengan: dengan pendapatan riil keluarga (Y1.1.), tingkat pendidikan (Y1.2.), kesehatan (Y1.3.), rasa aman dan nyaman (Y1.4.). 2. kemandirian masyarakat (Y2.) diukur dengan: kemandirian dalam pengadaan modal usaha (Y2.1.), kemandirian berpartisipasi dalam pembangunan kampung (Y 2..2 .)
peningkatan peluang mendapatkan pekerjaan (Y 2.3.). Variabel eksogen (independent variable) terdiri: 1. Usaha Pengembangan
masyarakata (X
1)
dengan indikatornya: peningkatan keterampilan (X
pembinaan usaha
kecil (X 1.2.),
bantuan kredit modal usaha
1.1.),
(X1.3.),
2. .Perkembangan fisik lingkungan (X 2.) dengan indikatornya: perbaikan sarana sanitasi dan mutu lingkungan (X 2.1.), pembangunan/sambungan saluran air bersih (X
2.2..),
pembangunan jaringan jalan kampung (X
manajemen lahan (X
3.)
2.3.),
(3). Perkembangan
dengan indikator: bantuan pengurusan IMB (X
bantuan pengurusan sertifikat tanah (X3.2.).
3.1.),
104
Y1.1
X 1.1
Usaha Pengembangan Masyarakat ( X1 )
X 1.2 X 1.3
Kesejahteraan Sosial Masyarakat (Y1)
H1
Y1.2 Y 1.3 Y 1.4
H2 H3 X 2.1 Perkembangan Fisik Lingkungan (X 2)
X 2.2
H7
X 2.3
Y 2.1
H4 X 3.1
Perkembangan Manajemen Lahan (X 3)
H5
Kemandirian Masyarakat / self Empowerment (Y2)
X 3.2
H6 Keterangan : = variable laten = indikator = pengaruh = dimensi
Gambar : 3.2. KERANGKA KONSEPTUAL
Keterangan Gambar 3.2.: X1 .
= Usaha Pengembangan Masyarakat
X 1.1.
= peningkatan keterampilan
X 1.2.
= pembinaan usaha kecil
X 1.3.
= bantuan kredit modal usaha
Y 2.2 Y 2.3
105
X 2.
= Perkembangan Fisik Lingkungan
X 2.1.
= perbaikan sarana sanitasi dan mutu lingkungan
X 2.2.
= pembangunan saluran / sambungan air bersih
X 2.3.
= perbaikan dan pembangunan jalan kampung
X 3.
= Perkembangan Manajemen Lahan
X 3.1.
= bantuan pengurusan IMB.
X 3.2.
= bantuan pengurusan sertifikat tanah.
Y 1.
= Kesejahteraan Sosial Masyarakat
Y 1.1.
= pendapatan riil keluarga
Y1.2.
= tingkat pendidikan
Y 1.3.
= kesehatan
Y 1.4.
= rasa aman dan nyaman
Y2.
= kemandirian Masyarakat
Y 2.1.
= kemandirian dalam pengadaan modal usaha
Y 2.2.
= kemandirian berpartisipasi dalam pembangunan kampung
Y 2.3.
= peningkatan peluang mendapatkan pekerjaan.
3.2.Hipotesis Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan studi, landasan teori dan kerangka proses berfikir serta kerangka konseptual, maka disusun hipotesis sebagai berikut : 1. Usaha pengembangan masyarakat berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan sosial masyarakat miskin kampung kumuh.
106
2. Perkembangan fisik lingkungan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan sosial masyarakat miskin kampung kumuh. 3. Perkembangan manajemen lahan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan sosial masyarakat miskin kampung kumuh. 4. Usaha
pengembangan
masyarakat
berpengaruh
signifikan
terhadap kemandirian masyarakat miskin kampung kumuh 5. Perkembangan fisik lingkungan
berpengaruh signifikan terhadap
kemandirian masyarakat miskin kampung kumuh. 6. Perkembangan manajemen lahan berpengaruh signifikan terhadap kemandirian masyarakat miskin kampung kumuh 7. Kesejahteraan
sosial
masyarakat
miskin
kampung
kumuh
berpengaruh signifikan terhadap kemandirian masyarakatnya.