ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka pada studi disertasi ini disusun dari berbagai teori baik berdasarkan sudut pandang Islam beserta mashab dan sejarah perkembangannya, yang berdasarkan norma-norma al-Qur’an, hadits Qudsi, al-hadits dan berbagai perilaku Rasulullah maupun teori-teori konvensional yang masih relevan dengan studi disertasi ini. Adapun tujuannya adalah untuk menghasilkan theoretical discussion melalui sudut pandang agama Islam, sehingga dapat dijadikan dasar modifikasi model atau jika memungkinkan untuk membuat model/teori baru dalam studi ini. 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Industri Batik (Sejarah & Perkembangannya di Jawa) Industri merupakan salah satu roda penggerak perekonomian bangsa, tentunya merupakan sektor yang penting dalam upaya meningkatkan tingkat kesejahteraan. Indonesia sebagai negara berkembang dengan penduduk terbesar ke tiga di dunia, tentu saja tidak bisa lepas dari problematika kesejahteraan. Dalamnya jurang kesenjangan antara yang kaya dan miskin, serta tingginya angkatan kerja jika tidak diimbangi dengan perkembangan lapangan pekerjaan akan makin menambah panjang daftar persoalan. Oleh karenanya, pemerintah harus lebih serius dalam mengembangkan sektor industri yang merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja banyak. Meskipun sebagai negara dunia ke-tiga Indonesia merupakan negara agraris, namun tidak ada salahnya jika industri turut dikembangkan agar mampu membantu pemerintah dalam mencapai visi dan misinya.
37
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38
Batik, merupakan salah satu sub sektor industri garmen dan konveksi yang patut di pertimbangankan untuk lebih dikembangkan di Indonesia. Sistem pengerjaan yang masal, membuat sub sektor industri batik, diharapkan mampu mengatasi masalah tenaga kerja yang melimpah. Selain itu, batik yang merupakan ciri khas Nusantara juga telah diakui dunia sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dikembangkan, agar jati diri bangsa terus dikenal di dunia. Seperti kita tahu, industri batik merupakan sub dari sektor industri pakaian yang pangsa pasarnya berkembang signifikan dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Artinya semakin banyak penduduk suatu negara maka kebutuhan akan pakaian juga akan semakin meningkat. Dewasa ini batik memang identik dengan Indonesia, sebagai warisan budaya yang diakui dunia, batik tidak sekedar kain bermotif, namun setiap coretannya mengandung makna dan filsafat kehidupan. Tidak hanya motif dan corak, proses pembuatannya pun melalui proses yang panjang, unik dan memerlukan kesabaran bagi setiap pembatiknya, terutama untuk jenis batik tulis. Pada penelitian ini peneliti sengaja mengangkat tema batik tulis, karena keunikannya. Keunikan yang dimaksud adalah dalam bidang makna motif dan prosesnya. Dikatakan unik, karena tidak seperti kain bermotif lainnya, batik memiliki arti dan makna tersendiri. Proses yang penuh liku dan njlimet, membuat batik tulis memiliki nilai lebih di bandingkan jenis kain bermotif lainnya. Prosesnya yang memerlukan ketelatenan dan ketelitian, membuat batik tulis banyak dikerjakan oleh kaum perempuan. Seperti sudah disebutkan pada bab sebelumnya, awalnya pekerjaan membatik dilakukan oleh perempuan dengan tujuan
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39
untuk mengisi waktu luangnya. Namun seiring dengan tingginya minat masyarakat terhadap produk batik tulis, maka mulailah tumbuh, industri-industri batik tulis rumahan. Pertumbuhan dan perkembangan produksi batik tulis ini, mendorong tumbuhnya industri-industri batik tulis di wilayah Indonesia dan khususnya di Pulau Jawa. Adapun jika ditinjau dari prosesnya, batik tulis banyak ditekuni oleh kaum perempuan, dalam
perkembangannya, banyak muncul kepemimpinan diantara
mereka. Oleh karenanya tidaklah mengherankan jika kepemilikan sektor industri batik tulis ini banyak didominasi oleh kaum perempuan. Di Pulau Jawa sebagai sentra industri batik, keberadaan batik tulis sudah ada sejak jaman Majapahit. Perkembangan nya semakin terlihat seiring dengan proses Islamisasi di Jawa. Bahkan motif-motif yang berkembang hingga dewasa ini banyak menceritakan mengenai sejarah masuk dan berkembangnya berbagai budaya dan agama di Indonesia termasuk agama Islam. Hubungan antara masuk dan berkembangnya agama Islam di Jawa sangat erat dengan dakwah para wali yang dikenal sebagai Wali Songo (Wali Sembilan). Batik semakin berkembang dan mencapai puncaknya hingga saat ini. Hal ini tidak terlepas dari peran pemerintah yang senantiasa berupaya untuk meletarikan dan mempertahankan
budaya
melalui
sektor
perbatikan,
terutama
batik
tulis.
Perkembangan dan pertumbuhan batik tulis, juga tidak terlepas dari peran minat masyarakat atau konsumen terhadap produk ini. Tingginya permintaan akan sandang dan batik khususnya batik tulis, telah mendorong tingginya pertumbuhan dan
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40
perkembangan sub sektor industri batik tulis di Indonesia pada umumnya dan di Pulau Jawa pada khususnya. Pertumbuhan sektor industri batik tulis di Pulau Jawa secara tahunan mengalami peningkatan sebesar 8,5 % per tahun dengan penyerapan tenaga kerja pada tiap provinsi sebesar 2%. Jawa Tengah merupakan provinsi dengan jumlah industri batik tulis terbesar di bandingkan provinsi lainnya. Sedangkan jawa Timur merupakan Provinsi dengan tingat pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 15,5 %. Berikut adalah tabel prosentase penyebaran jumlah industri batik tulis di Pulau Jawa tahun 2012 - 2013: TABEL 2.1 PROSENTASE PENYEBARAN JUMLAH INDUSTRI BATIK TULIS DI PULAU JAWA TAHUN 2012 -2013 No Provinsi Prosentase 01 Jawa Timur 20 % 02 Jawa Tengah 30 % 03 Daerah Istimewa Yogyakarta 15% 04 Daerah Khusus Ibukota 8% 05 Jawa Barat 21 06 Banten 6% 07 Total 100 % Sumber BPS & Disperindagkop diolah Berdasarkan tabel 2.1, Jawa Tengah memiliki prosentase tertinggi (30 %) di bandingkan provinsi lain. Tingginya prosentase jumlah industri batik di Jawa Tengah, menunjukkan bahwa Jawa tengah sampai saat ini masih menjadi pusat industri batik tulis yang dipimpin oleh muslimah di Pulau Jawa. Sedangkan Jawa Barat menempati peringkat kedua setelah Jawa Tengah yaitu 21 % dan setelah itu berturut-turut diikuti oleh Jawa Timur (20 %), Daerah Istimewa Yogyakarta (15 %), Daerah khusus Ibukota (8 %) dan yang terakhir adalah Provinsi Banten (6 %).
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41
2.1.22. Pengem mbangan Model Ib bnu Khaldun untu uk Industri Batik Chapra (2001:1226-128) memberikkan moddel keterkkaitan syyari’ah ddengan kehiddupan sosial ekonomi masyyarakat. M Model inii menghubbungkan semua vaariabel polittik dan soosial ekonnomi yangg penting, yaitu Syaariah (S), otoritas ppemerintaah atau wazii (G), maanusia ataau rijal (N N), harta benda aatau mal ((W), pem mbangunann atau imarrah (g) daan keadilan atau aal-adl (j). Model hhubungan antara vvariabel-vaariabel terseebut dikennal dengaan Daur K Keadilan (Circle off Equity),, yang ditunjukkann pada Gam mbar 2.11. di bawahh ini.
Gamb bar 2.2 D DAUR K KEADILA AN Sum mber : Chappra, Umerr. Masa D Depan Ekoonomi Islaam. 2001. Halamann 127
Analisis yang dikemukaakan oleh Ibnu Khaldunn, dieksppresikan secara funggsional olleh Chappra (20011:126-1288, dalam Zadjuli, 2009:477) membberikan kejellasan menngenai huubungan aantara G, S, N, W W, g dan j dengan ttujuan akkhirnya adalaah terwujuudnya kessejahteraaan (falah) lahir batinn di duniaa akhirat ssebagai beerikut : G = f ((S,N,W, g dan j) G = Otoritas Pemerintah
DISERTASI
S = Syariiah
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42
N = Sumberdaya Insani
j dan g = keadilan dan pertumbuhan
W = Kekayaan atau harta Dua hubungan paling penting dalam mata rantai sebab akibat adalah pembangunan (g) dan keadilan (j). Pembangunan sangat penting karena kecenderungan normal dalam masyarakat manusia tidak ingin berhenti, mereka terus maju atau merosot. Pembangunan tidak hanya mengacu pada ekonomi, tetapi semua aspek pembangunan kemanusiaan sedemikian rupa sehingga masing-masing variabel memperkaya faktor lain seperti G, S, N dan W dan pada gilirannya faktor tersebut akan diperkaya oleh yang kedua, sehingga memberikan kontribusi kepada kesejahteraan atau kebahagiaan hakiki bagi manusia (N) dan menjamin tidak saja berlangsungnya kehidupan melainkan juga kemajuan dalam peradaban (Chapra, 2001:128). Persamaan ini tidak menangkap dinamika model Ibnu Khaldun, tetapi hanya merefleksikan karakter lintas disiplinnya dengan menyertakan semua variabel utama yang didiskusikan. Dalam persamaan ini, G dipandang sebagai variabel endogen, karena salah satu keprihatinan utama Ibnu Khaldun adalah menjelaskan (faktorfaktor) yang menyebabkan jatuh dan bangunnya suatu dinasti (negara) atau peradaban. Ibnu Khaldun berpendapat bahwa, kekuatan dan kelemahan suatu dinasti bergantung kepada kekuatan dan kelemahan otoritas politik yang dikandungnya. Dalam menjaga kelangsungan hidup jangka panjang, otoritas pemerintah (G) harus menjamin kesejahteraan rakyat (N) dengan menyediakan lingkungan yang tepat
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43
untuuk mengakktualisasikkan pembbangunan (g) dan kkeadilan ((j) melaluui implem mentasi syariiah (S) daan pembanngunan daan distribuusi kekayaaan (W) yyang meratta. 2.1.33. Definisi Kepemiimpinan Islam Terdapaat
perbeddaan maakna
meengenai
arti kataa
pemim mpin,
m menurut
konvvensional dan menurut Isllam. Perbbedaan yang dimaaksud dittinjau darri arti katannya, dalam m konsepp konvenssional, keppemimpinnan seringg disebut sebagai lleader, semeentara akttivitas yaang dilakuukannya aadalah leeadership. Islam, m menganaloogikan kata pemimpiin dengann khalifahh yang paada dasarnnya berarrti penggaanti atau wakil. (Haddari Nawaawi, 2001)). Pengguunaan kataa khalifah setelah w wafatnya R Rasulullahh Saw, oleh para sahaabat juga diartikan sebagai aamir (jamaaknya umara), yang juga diaartikan sebaagai penguuasa (Hadari Nawaw wi, 2001). Di Indonesia, kedua kkata terseebut dikeenal mem miliki impplikasi seebagai pemiimpin secara form mal. Nam mun yangg perlu kkita ketahhui, bahw wa Allah SWT berfiirman dalaam Q.S. A Al-Baqaraah ayat 30 sebagai bberikut :
“Inggatlah keetika Tuhaanmu berf rfirman ke kepada paara Malaiikat;”Sesuungguhnyya Aku henddak menjjadikan seorang khhalifah dii muka B Bumi” Meereka berkkata:”Meengapa Engkkau henddak menjaadikan (kkhalifah) di bumi itu oranng yang akan meembuat kerusakan paadanya daan menum mpahkan ddarah, paadahal kaami senanntiasa berrtasbih
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44
dengan memuji Engkau?” Tuhan berfirman:”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Merujuk pada firman tersebut, dapat dikatakan bahwa seluruh Anak dan cucu Adam, memiliki tugas yang sama untuk memakmurkan dan mensejahterakan Bumi., hal ini berarti setiap manusia memiliki tugas yang sama sebagai pemimpin. Setiap manusia di Bumi, bertugas untuk berbuat kebaikan serta meninggalkan laranganNya, dan menyerukannya kepada oarang lain untuk berbuat hal yang sama (amar makruf nahi mungkar). Dengan kata lain, setiap manusia yang hidup dimuka Bumi, adalah khalifah Allah, yang bertugas untuk memakmurkan dan mensejahterakan Bumi dengan cara melakukan kebaikan atau hal-hal yang diperintahkan Allah SWT, serta menjauhi segala laranganNya. Dalam upaya mejaga kemakmuran Bumi, juga bermakna harus menjaga dan melestarikan makhluk-makhluk yang ada di Bumi, baik yang bernyawa maupun tidak. Adapun implementasi ayat tersebut dalam kehidupan, seperti yang disunnahkan oleh Rasulullah Saw, dapat dilihat pada hadits riwaya Bukhari & Muslim. Sebagai pemimpin, setiap tingkah laku manusia di Bumi tidak terlepas oleh perhatian dan penilaian oleh Allah SWT. Oleh karenanya, secara spiritual kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan manusia dalam menjalankan setiap perintah Allah dan menjauhi setiap laranganNya. Kepemimpinan dalam hal ini juga diartikan sebagai kemampuan manusia dalam rangka mewujudkan kehendak Tuhannya. Kehendak Tuhan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang telah diberitahukanNya melalui Rasul dan yang telah dikumpulkan dalam suatu Kitab Suci Al-Qur’an. Lebih tegas lagi, pemimpin bagi seluruh makhluk adalah Dzat Yang
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45
Mahha Agung Allah SW WT dan Rasul-Nyya Muham mmad SA AW. Sem mentara m manusia sebaagai pemiimpin hannya akann diridloi jika keppemimpinaannya dijjalankan sesuai denggan kehenndak-Nya. Hal ini ttelah dikuuatkan dallam Firmaan Allah Q.S. An-N Nisaa’ ayat 59 :
Hai orang--orang yanng berimaan, taatilaah Allah ddan taati ppula Rasuul (Nya) da dan ulil “H amrii diantaraa kamu. K Kemudian jika kamuu berbedaa pendapaat tentangg sesuatu, maka kembbalilah keepada Alllah (al-Q Qur’an) daan Rasuul (sunnahhnya), jikka kamu bbenarbenaar beriman kepadda Allah ddan hari kemudiann. Yang ddemikian iitu lebih utama (baggimu) dan lebih baikk akibatnyya.”
Selain ittu, dalam Q.S Ali Imran ayatt 132 Allaah SWT juuga berfirrman :
“ Taaatilah Alllah dan R Rasul, sem moga kamuu diberi R Rakhmat” Selannjutnya A Allah juga berfirmann dalam Q Q.S. Al-M Maaidah ayyat 55 sebbagai berikkut
“ Seesungguhnya pemiimpin hannyalah Alllah dan R Rasul-Nyaa dan oraang-orangg yang berim man, yangg ciri-cirrinya tetap ap mengerrjakan shhalat dan menunaiikan zakaat lagi mereeka tunduuk kepada Allah. D Dan baranng siapa m memilih A Allah dan Rasul_nyya dan oranng-orang yang berriman meenjadi pem mimpinnyya, maka sesungguuhnya peengikut golongan Allaah yang m menjadi peemenang.” ”
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46
Berdasarkan pada ayat tersebut, disunnahkan oleh Rasulullah seperti tertuang dalam hadits Riwayat Bukhari dan Muslim. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda : “ Tidak disebut kaya karena banyak hartanya, tetapi yang disebut kaya (yang sebenarnya) adalah kekayaan jiwa “(HR. Bukhari & Muslim). Selanjutnya dari Hakim bin Hizam ra. Bahwa Nabi Saw bersabda : “ Tangan yang diatas (pemberi) itu lebih baik dari pada tangan yang di bawah (yang diberi), dan dahulukan orang yang menjadi tangguaanmu. Sebaik-baik shadaqah adalah apa yang dikeluarkan dari orang yang mempunyai kelebihan. Barangsiapa yang menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan menjaga dan barangsiapa yang merasa dirinya cukup maka Allah akan mencukupkannya.(HR Bukhari & Muslim) Pemimpin dalam perspektif Islam, memiliki kewajiban dan tanggung jawab dalam menciptakan dan membina hubungan yang efektif diantara sesamanya. Oleh karenanya kepeminpinan dalam Islam haruslah didasari rasa persaudaraan (ukhuwah) diantara orang yang memimpin dan yang dipimpin. Adanya hubungan yang efektif tersebut, ditandai dengan adanya kepercayaan dari para pengikutnya akan kemampuan dari si pemimpin. Sementara itu dari sisi pemimpin adanya tanggung jawab yang baik dengan menjaga kepercayaan tersebut sehingga orang-orang yang dipimpin tidak merasa didzalimi. Hal ini tidak akan bisa terwujud jika dalam mengemban tugas dan amanatnya seorang pemimpin tidak taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Oleh karenanya Islam mensyaratkan bahwa seorang pemimpin haruslah memiliki sifat-sifat Rasulullah, yaitu, shidiq, tabliq, amanah dan fathonah, karenanya dalam Islam seorang pemimpin wajib hukumnya untuk selalu meneladani kepemimpinan Rasulullah SAW.
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47
Demikkianlah teerlihat baahwa kepemimpinaan dalam m pandanggan ayat diatas bukaan sekedaar kontrakk sosial, tetapi jugga menjaddi kontrakk atau peerjanjian antara Allahh dan sanng pemim mpin untukk menegakkkan keaddilan :”Daari langit ditegakkaan dan dia m menetapkaan al-mizaan (neracaa keseimbbangan ) (A Ar-Rahmaan (55):7))
[55:77]Dan Alllah telah m meninggikkan langitt dan Dia meletakkkan neracaa (keadilaan). Efektiffitas hubuungan manusiawi antara ppemimpin dengan yang dippimpin bukaanlah suattu tujuann, namun lebih teppat adalahh alat dallam mew wujudkan proses kepeemimpinann. Oleh karenanyya harus dibina ssedemikiaan rupa aagar senaantiasa terpeelihara. 2.1.44. Kepem mimpinan Rasulullaah Meninnjau ulangg konsep kkepemimppinan Islaam di dunia pada um mumnya dan di Indoonesia padda khusuusnya, tenntu saja tidak muungkin teerlepas daari contohh dari kehiddupan priibadi pilihhan dan ppanutan um mat Islam m Rasululllah saw. K Kepribadiiannya sebaagai seoraang pemim mpin, dalaam hal pola pikir,, bersikapp dan berpperilaku aadalah panccaran Nurr Ilahi yaang tertuaang dalam m Kitab S Suci Al Q Qur’an. O Oleh karennanya, konssep kepem mimpinann dalam IIslam intinya adalaah bagaim mana seorrang pem mimpin mam mpu menaauladani sifat dann karakterristik Raasulullah. Baik daalam perkkataan, perbuatan dann tingkahh laku yanng adil daan seimbaang terhaadap setiaap orang aadalah dasaar dari seeorang peemimpin. Sikap tersebut haanya akann terwujuud jika seeorang pemiimpin sennantiasa taaat dan patuh padaa setiap laarangan ddan perinttah Allah SWT, atau dengan kkata lain, sseorang ppemimpin akan mennjadi pribbadi yang baik jika dalam
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48
hiduupnya, keppemimpinnannya, seenantiasa bberusaha untuk tiddak mengeecewakann Allah SWT T dan jugaa Rasul-N Nya. Kepribbadian M Muhammaad sebagaai seoranng pemim mpin pannutan tellah di Firm mankan Alllah melallui Q.S All- Ahzab aayat 21 seebagai berrikut :
“ Seesungguhnnya telahh ada padda (diri) Rasulullaah itu ssuri taulaadan yangg baik bagiimu (yaituu) bagi orrang yangg menghaarapkan (r (rakhma)t Allah daan (kedataangan) hari kiamat daan dia baanyak mennyebut Alllah” Oleh kaarenanya sseorang peemimpin dalam sudut pandaang Islam adalah seeorang pemiimpin yanng mamppu mengayyomi, penngikutnyaa dalam rrangka beerpikir, beersikap sertaa berperilaaku sesuaii petunjukk dan tuntuunan Allaah SWT. Selain daripada kriteriaa kepemiimpinan Rasulullaah seperrti yang telah dikattegorikan di atas, yang peerlu kita garis baw wahi adaalah dalam m menjallankan kepeemimpinannnya, Rassulullah seenantiasa berpeganng teguh ppada petunnjuk dan ffirman Allahh SWT seerta berserrah diri kepadaNyaa, keteguhhan hati inni menjaddikan Rasuulullah SAW W menjaddi imam yyang amaanah, adil,, jujur daan memiliiki kebijaaksanaan kkarena ketaaatannya kkepad Allaah SWT m membuat bbeliau takuut kepadaa-NYA. Sepertti dikisahkkan dalam m Hadist,, bahwa kkenyataann pertamaa yang naampak padaa kepemim mpinan R Rasulullahh SAW seebagai seeorang maanusia peemimpin aadalah ketanngguhannnya dalam m memeggang teguuh prinsipp dan keeyakinannnya. Kenyyataan terseebut dalam m perpektiif Islam adalah fakttor yang ppenting daalam ranggka mempperkuat keim manan keppada Allahh. Bukankkah dengaan keimanan kepadaa Allah beerarti senaantiasa
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49
menjalankan perintah dan menjauhi larangannya. Hal ini tentunya selaras dengan konsep bahwa manusia adalah khalifah di muka Bumi, dan sebagai khalifah Allah maka manusia wajib hukumnya untuk menjalankan apa yang Allah perintahkan. Kenyataan yang kedua, adalah bahwa Muhammad SAW memiliki sifat-sifat yang terpuji. Sifat yang dimaksud terefleksi menjadi kepribadian Rasulullah, antara lain : 1.
2.
3.
4.
5.
Siddiq (benar). Manifestasi dari kata benar disini yaitu bahwa seluruh pikiran, sikap dan emosi yang ditajalikan dalam perilaku beliau adalah pancaran kebenaran dari Ilahi. Sehingga seorang pemimpin haruslah mendasarkan setiap keputusannya pada kebenaran dengan maksud mewujudkan kebenaran dari Allah SWT. Amanah (terpercaya). Rasululullah sebagai pemimpin, adalah pribadi yang dapat dipercaya, karena beliau mampu menjaga kepercayaan yang diberikan kepada beliau. Tahu mana yang harus dirahasiakan dan mana yang tidak, dengan kata lain sebagai seorang pemimpin harus bijaksana dalam menyampaikan suatu informasi. Sifat amanah ini dapat juga diartikan dengan jujur dalam menunaikan tugas-tugasnya. Tabligh (menyampaikan). Sejalan dengan sifat amanah, tabligh adalah kemampuan dalam menyampaikan atau mendakwahkan wahyu Allah SWT, sehingga jelas dan dapat dimengerti oleh para umatnya. Fatonah (pandai) Sifat ini berarti Allah pasti membekali Rasululloh SAW dengan tingkat kecerdasan yang tinggi. Kecerdasan ini amat diperlukan dalam rangka memahami dan menjelaskan wahyu Allah SWT. Kecerdasan Rasululloh juga merupakan bekal beliau dalam memimpin umat, karena agama Islam diturunkan adalah untu semua manusia dan sebagai rahmat alam semesta. Maksum ( bebas dari dosa). Sifat ini memiliki arti bahwa sebagai seorang pemimpin Rasulullah adalah pribadi yang berakhlak mulia. Akhlak merupakan dasar atas perilaku setiap manusia, maka jika akhlak manusia mulia maka dia tidak akan mudak digoga oleh setan. Jika setan tidak mampu menggodanya maka secara otomatis dia terbebas dari dosa. Selain dari kelima sifat dasar Rasulullah tersebut masih banyak sifat dan
kepribadiannya yang patut untuk diteladani bagi setiap manusia, terutama bagi para pemimpin. Sifat-sifat yang dimaksud adalah, keuletan, kecermatan, kehatihatian, keberanian dan lain-lainnya.
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50
2.1.55. Keprib badian Peemimpin Islam Islam m mengajarkkan kepadda para peenganutnyya untuk menjadi manusia mulia, kuat dan kokooh akan ttetapi tidaak diatas penderitaaan orangg lain yanng lemah. Islam juga melarangg umatnyaa untuk beersikap soombong. K Karena settiap pribaadi muslim m yang muliia maka ddia tidak aakan menghinakan diri senddiri dengann jalan m menyomboongkan diri dihadapan oarang lain. Keepribadiann mulia m menurut ppandangann Islam aadalah kemaampuan sseseorang untuk meenghargaii dan mennghormatii orang yaang mengghargai dan m menghorm matinya taanpa haruss menghinna orang llain ( A. U Umar Hasyyim, 20077). Upaya m mencapai pribadi yyang mullia dilakuukan denggan cara iiman dan amal. Sebaab tanpa kkedua hal tersebut m maka mannusia akann terjerum mus ke dalaam kehinaaan. Ia akann menjadi manusia yang tidaak berimaan. Tanda--tanda maanusi yangg tidak beeriman adalaah malas bbekerja, sselalu cem mas terhaddap kehiduupannya ddan senanntiasa takuut pada kemaatian. Sellain itu ddia juga aakan selallu mengkkhawatirkaan hartannya dan sumber rejekkinya. Sehhingga diaa akan meenggunakaan segala cara tidakk peduli appakah carra-cara terseebut berteentangan dengan perintah Allah aatau tidakk, untuk mencari harta sebaanyak-banyyaknya ttanpa pedduli padaa nasib oorang laiin. Manuusia seperrti ini cendderung kikkir, dan rrakus terhhadap harrta. Padahhal secaraa jelas tellah difirm mankan Allahh SWT daalam Q.S Al- Baqarrah ayat 1195 sebagaai berikutt ;
“ Dan belanjjakanlah ((harta benndamu) dii jalan Alllah, dan jaanganlah kamu menjjatuhkan ddirimu senndiri ke ddalam kebiinasaan, ddan berbuuat baiklahh, karena sesunngguhnyaa Allah meenyukai orrang-oranng yang berbuat baaik”.
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51
Makna dari ayat tersebut jelas bahwa sebagai manusia muslim tidak seharusnya rakus dan kikir terhadap harta, dan bahwa manusia hendaknya mencari sumber rizki dengan cara-cara yang halal. Seorang muslim adalah tuan bagi jiwanya, dan harus mampu melawan hawa nafsunya, sehingga setiap perilakunya tidak menyimpang dari kebenaran. Dengan bertindak benar maka akan menjadikan kita manusia yang berkepridian lurus, tidak mudah menyerah dan meminta-minta, seperti yang diungkapkan dalam sabda rasul bahwa tangan di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Sehingga seorang pemimpin, hendaklah menjaga kesucian dengan tidak memipin yang berat sebelah, menerima suap dan hal lain yang tercela. Sementara itu sebagai pegawai hendaknya menjaga keselarasan dalam menjalankan tugas-tugasnya. 2.1.6. Pemikiran Para Ulama & Cenkediawan tentang Kepemimpinan 2.1.6.1. Perilaku teladan Pemimpin menurut Islam Rafik Isaa Beekum dan Jamal Badawi menyatakan bahwa terdapat empat tahapan yang mempengaruhi perilaku seorang leader atau pemimpin. Keempat tahap yang dimaksud adalah : 1. Iman ; Iman terefleksikan pada kepercayaan kepada ketauhidan Allah dan kenabian Muhammad Saw. 2. Islam ; yang berarti pencapaian kedamaian bersama Allah. 3. Taqwa ; yaitu ketertundukan kepada Allah, dan memiliki kesadaran sepenuh hati dalam menjalankan semua perintah Allah serta menjauhi segala laranganNya. 4. Ichsan; selain takut dan takwa kepada Allah juga senantisa merasakan kehadiranNya. Ichsan juga berarti mencintai Allah melebihi cintanya pada
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52
apapun di dunia ini. Kecintaan ini memotivasi seseorang untuk berbuat hanya pada tindakan yang diridhoi Allah SWT 2.1.6.2. Sifat Pemimpin Islam Hadari Nawawi menyimpulkan bahwa kepemimpinan Rasulullah SAW berdasarkan kondisi yang dihadapi dapat dibedakan seperti berikut : Kepemimpinan menghadapi kekuatan yang mengancam, menindas dan dibayangi oleh para pembunuh sadis. Dalam keadaan itu kepemimpinan dijalankan untuk bertahan dan membina serta mengayomi umat Islam agar tetap dalam keimanan, meskipun kehidupannya terancam. Kepemimpinan dalam kondisi peperangan, baik memimpin penyerangann maupun memimpin pertahanan dari serangan musuh. Kepemimpinan diwujudkan berupa kemampuan mengatur strategi dan siasat/taktik serta memotivasi agar bersemangat dalam mewujudkan tujuan. Kepemimpinan dalam suasana damai yang diliputi persaudaraan sesama umat manusia yang beriman. Kepemimpinan berlangsung untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan umat Islam, sehingga tumbuh dan berkembang kerha sama dalam arti bertolong-tolongan dalam berbuat amal kebaikan, dan tidak bertolong-tolongan dalam berbuat onar dan kekufuran. Kepemimpinan untuk mewujudkan kemakmuran rakyat/masyarakat yang mendiami wilayah yang tandus, dengan perilaku pemimpin hidup secara sederhana dan keprihatinan, demi kesejahteraan umat Islam secara keseluruhan. Untuk itu kepemimpinan dilakukan dengan melaksanakan pembangunan seluruh aspek kehidupan, baik material maupun spiritual. Kepemimpinan diarahkan pada
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53
pembangunan dalam negeri untuk mewujudkan kesejahteraan umat Islam di Negara yang tandus. Kepemimpinan untuk mewujudkan kerjasama dengan bangsa lain, terutama di wilayah negara yang penduduknya telah berhasil diajak/diseru untuk memeluk Agama Islam. Politik luar negeri ini mewujudkan melalui pengangkatan Gubernur yang terdiri dari umat Islam yang beriman, agar mampu melaksanakan kepemimpinan berdasarkan petunjuk dan tuntunan Allah SWT dan Hadits Rasulullah SAW. 2.1.6.3. Kepribadian Pemimpin Islam Perintah untuk membelanjakan di jalan Allah seperti yang disebutkan pada ayat tersebut diatas, telah dicontohkan implementasi oleh Rasulullah saw, agar umat Islam berlomba-lomba dalam urusan akhirat dan memperbanyak amal yang membawa barakah. Dari Sahl bin Sa’ad ra, ia berkata : Pernah Rasulullah saw diberi minuman, maka beliau pun meminumnya. Sedangkan di sebelah kanan beliau ada seorang pemuda (Ibnu Abbas) dan di sebelah kiri beliau bersabda kepada anak muda itu : “ Bolehkah aku memberikan minuman ini kepada orang-orang tua itu? “ Pemuda itu menjawab ; “Tidak wahai Rasulullah, sesungguhnya saya tidak akan memberikan bagianku kepada siapapun.” Maka rasulullah memberikan minuman yang berada di tangannya kepada pemuda tadi (Ibnu Mas’ud). “ (HR Bukhari & Muslim). Kepribadian seorang muslim, menurut Umar Husein mempunyai dua segi yaitu : 1. Inderawi yang mencakup segala kebutuhan manusia, seperti makanan, minuman, gerak, diam, pakaian, tempat tinggal serta segala sesuatu yang bisa diindera.
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54
2. Sedangkan yang kedua adalah maknawi, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan akhlak seorang muslim, nilai-nilai yang selalu hidup dan berlaku di masyarakat, akal, kesadaran, hati yang bersih, kasih sayang serta keadilan. Kedua segi tersebut merupakan fundamental dalam pembentukan perilaku dan kepribadian yang mulia. Sehubungan dengan pemeliharaan kepribadian mulia, Islam mengajarkan
agar
dasar-dasar
yang
telah
ditentukan
dapat
melindungi
kehormatannya. Sehingga dalam kondisi apapun seorang muslim tidak boleh melakukan sesuatu yang merugikan pihak lain. Tidak sempurna keislaman seorang muslim, kecuali bisa menjaga pergaulannya dengan sesamanya. Secara nyata kepribadian seorang muslim terwujud dari cara bertutur kata dan perilaku yang santun. Jelas disini bahwa menurut pandangan Islam, seorang manusia haruslah mengutamakan kemuliaan dengan menebar kasih sayang serta persahabatan dan persaudaraan (ukhuwah). Dalam pembentukan pribadi mulia seorang muslim, Rasulullah telah banyak membuat percontohan pada kehidupan beliau, dengan senantiasa membentuk dan memelihara kepribadian yang beretika, teguh serta berakhlak agung. Kepribadian mulia seperti telah diajarkan oleh Rasulullah, yang dilandasi keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT akan memberikan kekuatan rohani yang tinggi. Tingginya kekuatan rohani setiap muslim akan terefleksikan dalam setiap aspek kehidupannya, dalam keluarga, masyarakat, dan organisasi . 2.1.6.4. Makna Kepemimpinan Imam Al-Mawardi dalam al-Ahkam al-Sulthaniyyah-nya (Al-Mawardi, 1960:6 atau versi 2.11:5) memberikan beberapa kriteria seorang pemimpin yang
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55
ideal agar tampilnya pemimpin tersebut dapat mengantarkan suatu negara yang adil dan sejahtera seperti yang diharapkan. 1) Seorang pemimpin harus mempunyai sifat adil (‘adalah) 2) Memiliki pengetahuan untuk mengatur persoalan-persoalan yang ada kaitannya dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. 3) Sehat panca indranya seperti pendengaran, penglihatan dan lisannya. Sehingga seorang pemimpin bisa secara langsung mengetahui persoalan-persoalan secara langsung bukan dari informasi atau laporan orang lain yang belum tentu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 4) Sehat anggota badan dari kekurangan. Sehingga memungkinkan seorang pemimpin untuk bergerak lebih lincah dan cepat dalam menghadapi berbagai persoalan ditengah-tengah masyarakat. 5) Seorang pemimpin harus mempunyai misi dan visi yang jelas. bagaimana memimpin dan memanage suatu Negara secara berstruktur, sehingga ada perioritas tertentu, mana yang perlu ditangani terlebih dahulu dan mana yang dapat ditunda sementara. 6) Seorang pemimpin harus mempunyai keberanian dan kekuatan. Dalam hal ini seorang pemimpin
harus mempunyai keberanian dan kekuatan dalam
menegakkan hukum dan keadilan. 7) Harus keturunan Quraisy. Namun menurut pandangan Ibnu Khaldun dalam alMuqaddimah (dari Kitab al- ibar wa Diwānu l-Mubtada' wa l-Ħabar fī tarikhi larab wa l-Barbar wa man
Āsarahum min Đawī Ash-Sha'nu l-Akbār) bahwa,
hadits “Al Aimmatu min Quraisyin” (HR. Ahmad dari Anas bin Malik, Al-
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56
Musnad Juz III, halaman 139 dan Juz IV halaman 421) tersebut dapat dipahami secara konstektual, bahwa hak pemimpin itu bukan pada etnis Quraisy-nya, melainkan pada kemampuan dan kewibawaannya. Pada masa Nabi Muhammad Shalla’l-Lāhu ‘Alihi Wa Sallam orang yang memenuhi persyaratan sebagai pemimpin dan dipatuhi oleh masyarakat adalah dari kaum Quraisy. Oleh karena itu, apabila pada suatu saat ada orang yang bukan dari Quraisy tapi punya kemampuan dan kewibawaan, maka ia dapat diangkat sebagai pemimpin termasuk kepala Negara. Suyanto (2011:105-106) mengadopsi dari Kitab At-Tibr al-Masbuk fi Nashihah al-Muluk, Al-Ghazali memberikan nasihat kepada para pemimpin dengan pokok nasihat, yaitu : 1. Pemimpin harus mengetahui kedudukan dan pentingnya kekuasaan. Sesungguhnya kekuasaan adalah sebagian nikmat dari Allah SWT. Siapa saja yang menjalankan kekuasaan dengan benar, maka ia akan memperoleh kebahagiaan yang tidak ada bandingannya, dan tidak ada kebahagiaan yang melebihi itu. Siapa yang lalai dan tidak menegakkan kekuasaan dengan benar, maka ia akan mendapat siksa karena kufur kepada Allah SWT. “Keadilan pemimpin satu hari lebih dicintai Allah daripada beribadah tujuh puluh tahun “ sabda Rasulullah saw. 2. Senantiasa merindukan petuah para ulama dan gemar mendengarkan nasihat mereka. Hati-hati dengan ulama yang menyukai dunia. Mereka akan memperdayaimu, mencari kerelaanmu untuk mendapatkan apa-apa yang ada di tanganmu berupa hal-hal yang buruk dan haram agar mereka mendapatkan
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57
sesuatu dengan maker dan tipu daya. Orang yang berilmu adalah orang yang tidak menginginkan hartamu, dan orang yang senantiasa memberimu wejangan serta petuah. “Sesungguhnya wakil yang paling berbahagia adalah wakil yang rakyatnya merasa bahagia. Sesungguhnya wakil yang paling celaka adalah wakil yang rakyatnya dalam keadaan paling sengsara. Oleh karena itu, mudahkanlah karena sesungguhnya bawahanmu akan mengikuti perilakumu. Perumpamaanmu adalah seperti binatang melihat rumput hijau, kemudian memakannya dalam jumlah banyhingga gemuk. Ternyata kegemukannya membawa kemalangan karena hal itu membuat dia disembelih dan dimakan manusia.” 3. Kebanyakan wakil memiliki sifat sombong. Salah satu bentuk kesombongannya adalah bila marah, ia akan menjatuhkan hukuman. Kemarahan adalah perkara yang membinasakan akal, musuh dan penyakit akal. Kemarahan merupakan seperempat kebinasaan. Jika amarah mendominasimu, maka engkau harus condong kepada sifat pemaaf dan kembali kepada sifat mulia. Jika hal itu menjadi kebiasaanmu, maka engkau sudah meneladani para nabi dan para aulia. 4. Sesungguhnya pada setiap kejadian yang menimpa dirimu, engkau mesti membayangkan bahwa engkau adalah salah seorang rakyat, sementara selain dirimu adalah pemimpin. Dengan itu, apa yang tidak engkau ridha bagi dirimu sendiri, tidak pula akan diridhai oleh salah seorang Muslim. Jika engkau meridhai mereka dalam apa yang tidak engkau ridhai untuk dirimu sendiri, berarti engkau mengkhianati dan menipu bawahanmu. ”Siapa yang ingin selamat dari panas api neraka dan masuk surga, ia mesti – ketika datang kepadanya kematianmenemukan kesaksian dengan lisannya. Setiap yang dia tidak ridhai bagi dirinya sendiri, maka tidak seorangpun dari kaum Muslim meridhainya.”
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58
5. Janganlah engkau memandang rendah orang-orang yang memiliki kebutuhan yang menunggu di depan pintumu. Hati-hatilah terhadap mereka. Manakala salah seorang Muslim memiliki kebutuhan terhadapmu, maka janganlah engkau malah tidak memperdulikan mereka karena sibuk dengan ibadah-ibadah sunnh. Sebab, memenuhi berbagai kebutuhan kaum Muslim adalah lebih utama daripada menunaikan ibadah-ibadah sunnah. Suatu hari, Umar bin Abdul Aziz memenuhi berbagai kebutuhan rakyatnya. Ia kemudian duduk menyandar karena kelelahan Stelah itu ia masuk ke rumahnya untuk beristirahat menghilangkan kepenatan. Anaknya kemudian berkata kepadanya ”Apa yang telah membuat Ayah merasa aman sementara kematian bisa saja datang saat ini, sedangkan pada saat yang sama di depan pintu Ayah ada orang membutuhkan yang sedang menunggu sementara Ayah malah mengabaikan haknya?”. Umar bin Abdul Aziz berkata ”Engkau benar!”. Maka, saat itu juga Umar bangkit dan pergi ke majelisnya. 6. Janganlah engkau membiasakan dirimu sibuk mengurusi berbagai keinginan seperti ingin pakaian kebesaran atau memakan makanan yang lezat. Akan tetapi, hendaklah engkau bersikap qana’ah (keseimbangan dalam harta, tidak boros dan tidak kikir) terhadap seluruh perkara. Sebab, tidak akan ada keadilan tanpa sifat qana’ah. Umar bin Kaththab bertanya kepada seorang Salih ” Apakah engkau melihat sesuatu pada diriku yang engkau benci?”. Orang itu berkata ”Aku mendengar bahwa engkau pernah meletakkan roti di atas meja makanmu, dan engkau punya dua baju, satu dipakai untuk malam hari dan satu lagi untuk siang hari. Apakah selain itu ada sesuatu?”. Umar menjawab ”Tidak”. Orang itu berkata ”Demi Allah, kedua perkara ini tidak akan selamanya” .
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59
7. Sesungguhnya engkau, jika memang mampu melakukan setiap urusan dengan penuh kasih sayang dan kelemah lembutan, maka janganlah melakukan dengan kekerasan dan sikap kasar. ”Ahli surga ada tiga: Pertama, orang yang mempunyai kekuasaan hukum yang adil dan bershodaqoh kepada kaum fakir, selalu taat kepada Allah SWT. Kedua, seorang yang hatinya lemah lembut dan penuh kasih sayang terhadap sanak saudara. Ketiga, orang sholeh yang menahan dirinya dari hal-hal yang haram, mempunyai keluarga, tapi cintanya terhadap keluarga tidak mendorong untuk berbuat yang haram. 8. Hendaklah engkau berupaya dengan sungguh-sungguh untuk meraih keridhaan rakyatmu melalui cara-cara yang sesuai dengan syariah. ”Sebaik-baik umatku adalah orang-orang yang mencintai kalian, dan kalian mencintai mereka. Dan seburuk-buruk umatku adalah orang-orang melaknat kalian, dan kalian melaknat mereka” sabda Rasulullah saw. 9. Janganlah engkau mencari keridhaan seorang manusia melalui cara-cara yang bertentangan dengan syariah. Siapa saja yang marah karena adanya pelanggaran syariah, maka marahnya tidak membawa bahaya. Mu’awiyah menulis surat kepada Aisyah radhiya’l-Lahu’anha. agar memberikan nasihat dengan nasihat yang singkat. Maka, Aisyah menulisnya : Aku mendengar Rasulullah saw bersabda ”Siapa saja yang mencari keridhaan Allah SWT walaupun manusia marah kepadanya, maka Allah SWT akan ridha kepadanya, demikian pula manusia akan ridha kepadanya. Siapa saja mencari keridhaan manusia dengan cara dimurkai Allah SWT, maka Allah SWT akan murka kepadanya, demikian
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60
pula seluruh makhluk akan marah kepadanya”. Sepuluh pokok nasihat AlGhazali tersebut merupakan nasihat untuk pemimpin calon penghuni surga. 2.1.7. Komitmen Karyawan Menurut Ekonomi Islam Bekerja dalam konsep ekonomi Islam adalah ibadah kepada Allah SWT, oleh karenanya wajib bagi setiap muslim yang sudah mendapatkan pekerjaan yang halal, untuk mencintai pekerjaannya. Loyal terhadap pekerjaan yang ditekuni merupakan bagian dari mencintai pekerjaan.
Pada dasarnya Islam memerintahkan kepada
umatnya yang bekerja untuk senantiasa mencintai pekerjaannya dan loyal kepada pemimpinnnya. Secara lebih detail Islam mwajibkan para pekerja untuk menunaikan hal-hal sebagai berikut : (Baqir Syarif Q, 2007) 1. Bersungguh-sungguh dalam bekerja. Hal ini mengandung implikasi bahwa wajib hukumnya bagi setiap karyawan untuk secara serius melakukan pekerjaannya dan takut kepada Allah SWT, sehingga setiap pendapatan dan rizki yang diperolehnya dari pekerjaan tersebut, benar-benar yang halal. Dalam sebuah riwat hadits dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Allah senang jika salah seorang di antara kamu melakukan suatu pekerjaan dengan bersungguh-sungguh.” Bentuk kesungguhan dalam bekerja merupakan wujud dari loyalitas karyawan pada organisasinya dan juga kepada pimpinannya. Dengan kesungguhannya maka pekerjaan akan dikerjakan dengan baik. Hal ini berlaku juga bagi para pemimpin dalam organisasi, ketika seseorang mencintai pekerjaannya maka ia akan melakukannya dengan sebaik mungkin. Dalam hal jika jenis pekerjaannya adalah pemimpin suatu organisasi maka ia akan akan memimpin dengan hati yang jernih, tidak memihak dan dapat menjalankan kepemimpinannya secara seimbang. 2. Menunaikan pekerjaan. Salah satu komitmen pekerja yang paling penting adalah menunaikan pekerjaan yang ditetapkan dalam ketentuan. Oleh karenanya wajib bagi setiap pekerja untuk menjalankan pekerjaan sesuai waktu yang telah disepakati. 3. Mentaati perintah pimpinan. Seorang pekerja wajib melaksanakan perintah pimpinan sepanjang perintah tersebut tidak melanggar perintah atau larangan Allah SWT. 4. Memelihara peralatan. Seorang pekerja wajib memelihara setiap peralatan yang digunakan dalam dalam menyelesaikan pekerjaannya. Bila sampai terjadi kelalaian yang mengakibatkan kerusakan peralatan, maka dia bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61
Perintah untuk selalu taat dan patuh terhadap pimpinan, juga dapat dilihat dalam QS an-Nisaa ayat 59. Sementara itu implementasinya telah disunnahkan oleh Rasulullah Saw seperti tertuang dalam Hadits riwayat sebagai berikut : Dari Umar Ibnu ra., beliau bersabda : “Seorang muslim wajib mendengar dan taat terhadap perintah yang disukainya maupun yang tidak. Kecuali bila ia diperintah mengerjakan kemaksiatan, maka ia tidak wajib mendengar dan taat.” (HR. Bukhari & Muslim). Hadits lain menyebutkan, dari Ibnu Umar ra., ia berkata : Ketika kami berbaiat (berjanji setia) kepada rasulullah saw untuk selalu mendengar dan taat, beliau bersabda kepada kami : “ Sebatas kemampuanmu.” (HR Bukhari & Muslim)
2.1.8. Fikih Pekerja Sebagai Dasar Komitmen Fikih pekerja merupakan aturan atau hukum yang mengatur mengenai hak-hak dan kewajiban para pekerja dalam lingkungan organisasi yang diajarkan Islam. Oleh karenanya fikih ini senantiasa didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits. Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa sebagai khalifah di Bumi manusia diperintahkan untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya dan menjaga kelestarian alam. Dalam rangka menjalankan funsi tersebuit, manusia tidak dapat terlepas dari manusia lainnya, dengan kata lain bahwa setiap manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya pastilah harus saling bahu membahu satu sama lain. Disisi lain, sebagai makhluk yang memiliki nafsu dan keinginan, terkadang manusia dengan mudah dapat dibujuk oleh rayuan setan, sehingga timbul adannya keserakahan dan adu domba yang merusak diantara mereka. Berkaitan dengan hal tersebut, Islam melalui Al- Qur’an (QS :11 Al-Huud ayat 84 – 88) dan Hadits yang telah ditafsirkan mengatur hubungan antar manusia dalam bekerja, yang dijadikan hukum bekerja.
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62
Dari Abu hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw, bersabda : “Sungguh, seandainya salah seorang diantara kalian mencari kayu bakar dan memikul kayu itu, maka itu lebih baik daripada ia meminta-minta kepada seseorang baik orang itu memberinya ataupun tidak. “ (HR. Bukhari & Muslim). Perlu diketahui bahwa apa yang dikerjakan manusia dalam bermuamalah terdapat tiga hal, menurut kacamata Islam. Ketiga hal yang dimaksud adalah, mubah, ibadah dan muharram. Mubah adalah segala perbuatan yang diijinkan oleh Allah untuk mengerjakannya atau untuk meninggalkannya. Dalam hal ini baik dikerjakan maupun tidak sama-sama tidak mendapat pahala maupun dosa. Misalnya, makan, minum, tidur, berproduksi, berdagang bertani dll, yang tentunya apa yang dilakukan tersebut tidak mengandung haram. Setiap muslim, yang bekerja di lingkungan organisasi (tijaroh) pastilah akan berinteraksi dengan muslim lainnya. Ketika seorang pekerja muslim memikirkan apa yang dikerjakan muslim lainnya pasti dia akan banyak melihat kekeliruannya, kekeliruan tersebut kadang tidak disengaja namun juga kadang disengaja. Islam mengajarkanbahwa setiap pekerja muslim wajib hukumnya untuk membenarkan fungsi kerjanya. Yaitu dengan mengakui segala kekeliruannya dan berusaha untuk memperbaiki kekeliruan tersebut. Kekeliruan-kekeliruan yang sering dilakukan oleh para pekerja muslim, yang harus segera dihindari karena dapat merusak kinerjanya adalah sebagai berikut : ( Abdurrahman bin Sa’adl, 2005) 1. Riya’ yaitu mengharap keuntungan dunia dengan ibadah, namun sesungguhnya dia hanya mencari sanjungan dari sesame manusia. 2. Berdusta. Memberi berita bohong tentang sesuatu, baik dengan kata-kata maupun isyarat. 3. Ghibah/menggunjing. Membahas kejelekan orang lain, baik kejelekan fisik maupun lainnya.
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63
4. Namimah/mengadu domba. Menyampaikan omongan orang yang ditujukan untuk memanaskan suasana. 5. Mencuri dan berbuat curang. 6. Menyuap. Menyuap dilingkungan kerja dapat merusak tatanan kerja, menghilangkan hak-hak dan memakan harta orang lain tanpa alasan yang benar. 7. Riba 8. Memberi hadiah karena pertolongan 9. Kesaksian dan ucapan palsu 10. Menghasut 11. Berbuat zalim yaitu berbuat sewenang-wenang kepada orang lain 12. Sombong 13. Marah yang berlebihan 14. Menunda pekerjaan dengan sengaja untuk bermalas-malasan. 15. Ingin terkenal dan senang pujian 16. Berbagai perbuatan maksiat. Hal-hal tesebut diatas jika dilakukan dalam hubungan kemanusiaan di lingkungan tijaroh dikhawatirkan akan mempengaruhi suasana kerja yang kurang kondusif sehingga berakibat terhadap turunnya kinerja para pekerja. Setiap pekerja muslim, amat diserukan untuk meninggalkan keenambelas hal yang buruk tersebut dan diperintahkan untuk senantiasa bersikap baik. Adapun sifatsifat baik yang diperintahkan dalam Islam antara lain ialah : 1. Jujur 2. Amanah 3. Budi pekerti yang mulia, seperti yang dicontohkan dalam sunnah Rasululloh SAW. 4. Bersabar 5. Bersikap lemah lembut 6. Bertawakal kepada Allah dalam segala urusan 7. Menepati janji 8. Bersikap adil, yaitu meletakkan segala sesuatu sesuai pada tempatnya atau membagi sesuatu sesuai dengan bagiannya masing-masing tanpa mengurangi atau menambah. 9. I’tidal / seimbang 10. Taat dan tepat dalam bertindak Selain dari hal yang sudah disebutkan di atas, Islam juga mengatur mengenai hak dan kewajiban para pekerja yaitu :
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
64
1. Kesungguuhan dalam pekkerja, arrtinya seetiap pekkerja waajib menncintai pekerjaannnya, berrsungguh--sungguh dalam m melakukaan pekerjaan dan takut kepada A Allah SWT T. 2. Menunaikkan pekerj rjaan, meru rupakan saalah satu kkomitmenn yang pennting dari setiap pekerja. 3. Mentaati perintah ppimpinan. Setiap ppekerja waajib hukum mnya untuuk menjallankan perintah ppimpinannnya. Tentuu saja perrintah yanng berkaitan dengann pekerjaaan dan tidak melanggar larrangan AlllahSWT. 4. Memelihaara peralaatan. Sementaara itu hakk dari paraa pekerja adalah : 1. Menerimaa upah yaang layak ddan tepat waktu. 2. Mendapattkan perliindungan dari kesellamatan kkerja. 3. Adanya aaturan dann pembatasan jam kkerja yangg adil 4. memiliki kemerdekaan dalaam hal; pprofesi, m melakukann kontrak kerja, m memilih tempat beekerja, dann kemerdeekaan berrbicara. 2.1.99. Usaha d dagang d dalam Pan ndangan Islam Perdaggangan ddalam panndangan Islam addalah suaatu bentuuk usaha yang diangggap muulia. Hal ini dinnyatakan dalam A Al-Qur’ann Al- Baqarah :275 :
”Oraang-orangg yang meemakan riiba tidak dapat berrdiri melaainkan sepperti berddirinya oranng yang keemasukann setan karena gila.. Yang deemikian ituu karena mereka berkata bahw wa jual beeli sama ddengan riiba. Padahal allah telah meenghalalkaan jual beeli dan menggharamkaan riba. B Barangsiaapa menddapat perringatan ddari Tuhaannya, lalu dia berhhenti, makka apa yanng telah ddiperolehnnya dahuluu menjadii miliknyaa dan urussannya (tersserah) keppada Alllah. Baraangsiapa mengulanngi, makka merekaa itu pennghuni neraaka, merekka kekal ddi dalamnyya. “ Firm man tersebbut di ataas diperteegas dalam m Hadistt Riwayatt Al Bazzar yang mana Rasuulullah SA AW pernahh ditanya : “ Mata pencaaharian appakah yanng paling baik, ya Rasulullah? Jawaab beliau “Ialah seseoorang yanng bekerjaa dengan ttangannyaa sendiri ddan setiap jual beli yyang bersih”
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65
Islam secara tegas memberikan aturan yang adil dan seimbang dalam perdagangan, mengingat betapa pentingnya peran perdagangan di dunia bisnis dan perekonomian. Peran pentingnya perdagangan dalam perekonomian dapat dilihat pada kebijakan moneter pemerintah, dimana jika suatu negara ingin menumbuhkan gairah investasi perdagangan dan kegiatan proyek ekonomi lainnya, maka biaya bagi hasil atas pinjaman bank harus diturunkan. Turunnya biaya sewa modal akan mendorong pengusaha untuk mengajukan pinjaman modal kerja untuk mengelola usahanya dan membeli barang-barang modal serta perdagangan. Apabila perdagangan berkembang, dihaapkan pedagang-pedagang yang takwa akan meningkatkan zakat perdagangannya, sehingga akan berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Perindutrian (Desperindag) tahun 2010, kegiatan perdagangan di Indonesia telah banyak menyerap tenaga kerja hingga 85 % dari angkatan yang bekerja. Bahkan menurut Prof. Abdul Muhsin Sulaiman Thahir tahun 1980, sembilan dari sepuluh pintu rejeki adalah perdagangan. Pendapat tersebut, dapat dibuktikan dari kehidupan sehari-hari yaitu, semua barang kebutuhan sehari-hari
dapat sampai ke tangan
konsumen dengan melalui saluran distribusi. Saluran distribusi tersebut melalui suatu sistem perdagangan
yang sangat luas dan masing-masing pedagang menerima
bagian dari setiap kegiatan bisnisnya. Membuka pekerjaan dalam bidang perdagangan akan membantu menyerap tenaga kerja. Selain itu, juga akan memperluas wawasan pergaulan dan gerakan menjelajahi segenap penjuru dunia. (Buchori Alam & Donni JP, 2009). Dampak positif lainnya dari perdagangan adalah terjadinya pertukaran budaya dan bahkan
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
66
penyebaran agama. Di Indonesia sendiri penyebaran agama Islam juga terjadi akibat perdagangan dengan gujarat dari Timur Tengah dan India. Dimana masuknya Islam melaluia wilayah pantai sepeti pantai utara Jawa, Banten dan juga Sumatera. Aktivitas usaha menurut Islam, sangat ditekankan oleh Rosululloh SAW, beliau menyerukan kepada umat Islam agar tidak berpangku tangan dan hanya berdoa saja. Berdoa tanpa usaha tidak akan ada gunanya. Mengingat betapa pentingnya pergadangan dalam kegiatan bisnis, maka jika tidak dikelola dengan aturan yang baik, akan mendorong pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan yang menguntungkan dirinya sendiri, tanpa memperdulikan nasib orang lain. Seperti kita rasakan saat ini, kesengsaran dan kesulitan ekonomi sering bermuara pada ketidak jujuran sistem dan pelaku perdagangan. Kelangkaan barang, mahalnya harga barangbarang dan jasa, adalah salah satu contoh kecurangan yang dilakukan oleh para pedagang, yang semata-mata ingin meraup keuntungan. Hal tersebut merupakan dampak negatif dari perdagangan. Untuk mennghidari hal tersebut, Islam telah mengatur perdagangan yang adil dan seimbang bagi masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengatur hukum dalam jual beli. Kaum muslimin yang bergerak dibidang perdagangan wajib mengetahui hukum jual beli, karena harus mengetahui apa yang sah dan tidak dalam jual beli. Adapun hukum yang wajib ditaati dalam perdagangan atau jual beli menurut Imam Al-Ghazali ada enam yaitu : 1. Tidak mengambil laba terlalu banyak. 2. Membayar barang dengan nilai yang lebih tinggi kepada penjual yang miskin, dengan tujuan untuk membantunya. 3. Memberi potongan harga bagi pembeli yang membutuhkan dengan daya beli yang rendah. 4. Mempercepat pembayaran hutang dari waktu yang telah disepakati, jika memang sudah tersedia dana untuk pengembalian.
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
67
5. Menerima pembatalan pembelian jika memang yang membeli membatalkannya. 6. Jika menjual bahan makanan pokok kepada orang miskin dengan cara angsuran, tidak menagihnya jika memang yang bersangkutan belum memiliki uang, dan hendaknya membebaskannya jika memang dia benar-benar tidak mampu membayar. 2.1.10. Manajemen Perdagangan Menurut Islam Fungsi manajemen yaitu merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengawasi (mengendalikan) aktivitas agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Seperti aktivitas bisnis lainnya, perdagangan juga perlu di tata dan dikelola dengan sistem manajemen. Setelah tujuan ditetapkan dan disepakati oleh seluruh anggota organisasi, maka langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan, agar rencana dapat berjalan dengan tepat dan cepat maka perlu adanya pengaturan , setelah itu perlu dilaksanakan (actuating) sebab sebuah perencanaan tanpa aksi hanya sebuah angan tanpa perwujudan. Agar tujuan dan sasaran tercapai sesuai dengan harapan dengan rapi dan baik pengawasan perelu dilakukan. Fungsi-fungsi tersebut perlu diterapkan dalam bisnis termasuk di dalam bisnis dagang. Dalam manajemen berbasis syari’ah, fungsi manajemennya hampir sama dengan manajemen konvensional, yang membedakan adalah tujuannya. Manajemen konvensional mengedepankan efektivitas dan efisiensi dalam penerapan fungsi manajemen sehingga tujuan mencari keuntungan dapat terwujud. Sementara manajemen syari’ah, tujuannya bukan keuntungan dalam arti finansial semata, namun mencari keberuntungan di dunia dan akherat (Suroso, 2010) . Berusaha dalam bidang bisnis dan perdagangan adalah usaha kerja keras, yang didalamnya terkandung kepuasan batin. Prestasi menjadi kunci keberhasilan dalam bisnis dan perdagangan. Dalam rangka mewujudkan prestasi, perlu adanya
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
68
motivasi kuat untuk bekerja secara sungguh-sungguh. Setiap individu muslim dituntut agar tidak hanya mementingkan akhirat saja, namun diharapkan ada keseimbangan antara dunia dan akherat. Kebahagiaan dunia dan akherat dalam konsep Islam tidak dapat dipisahkan. Orang akan bahagia di dunia jika ia mempersiapkan bekal kebahagiaan akherat dengan baik, demikian sebaliknya, persiapan untuk mencapai kebahagiaan akherat memerlukan sarana dan cara hidup yang baik di dunia. Setiap usaha pasti diharapkan mencapai sukses, kunci sukses berbisnis dalam Islam antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Mau bekerja keras Menjalin kerjasama dengan orang lain Berperilaku jujur dan menjaga kepercayaan Yakin akan sukses dan ikhlas atas kehendak Allah SWT Cerdas dalam mengambil keputusan Memiliki bekal pengetahuan dan pendidikan yang memadai dan terus menerus belajar 7. Pantang menyerah dan tidak uudah putus asa 8. Memelihara komunikasi yang baik penuh keramahan. Berdagang menurut Islam adalah pekerjaan yang mulia, namun dalam dunia perdagangan juga rawan terjadi praktek tipu daya. Untuk menghindari adanya kecurangan yang terjadi, Islam mempunyai etika tertentu dalam berbisnis termasuk di dalamnya berdagang. Nilai-nilai etika Islam yang dapat mendorong tumbuh kembangnya bisnis yaitu : ( Buchari Alma, 2009) 1. Ihsan; yaitu suatu usaha individu untuk sungguh-sungguh bekerja dan tidak mudah putus asa, bekerja secara optimal. 2. Itqan: artinya membuat sesuatu dengan teliti dan teratur, dengan kata lain barang harus berkualitas pengawasan mutu produk amat diutamakan. 3. Hemat ; tidak boros, namun juga tidak kikir. 4. Kejujuran dan keadilan; kejujuran dalam menjual barang akan membuat konsumen senang dan puas, sehingga loyalitas dapat terwujud. 5. Kerja keras atau ulet dan tekun dalam usaha
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
69
Sebagai pengelola bisnis perdagangan, para penjual seringkali dihadapkan pada tanggungjawab yang berat. Mereka dituntut untuk melayani konsumen (masyarakat) dengan sebaik-baiknya, akan tetapi dia juga dituntut untuk menghasilkan keuntungan agar usahanya dapat berjalan secara kontinyu. Selain itu juga masih harus berhadapan dengan saingan dalam situasi pasar yang semakin sempit. Perlu ditekankan bahwa etika bisnis bukanlah alat unyuk melindungi pelaku bisnis yang tidak efisien, pengusaha yang mengandalkan koneksi saja, akan tetapi etika bisnis menuntut kepada semua pelaku usaha untuk berlaku fair dalam pelaksanaannya. Bisnis dapat berjalan dengan penuh keberkahan dalam pandangan Islam, jika nilai-nilai etik yang ada dijalankan dan diterapkan. Keberkahan yang dimaksud yaitu jika usaha yang dijalankan terus berkembang, membawa keberuntungan, ketenteraman dan kenyaman bagi seluruh anggota organisasi bisnis tersebut, sebagai akibat dari implementasi bisnis yang halal, seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.. Konsep perdagangan yang diajarkan Rasulullah SAW, ialah apa yang disebut value driven yang artinya menjaga, mempertahankan, menarik nilai-nilai pelanggan. Value driven erat hubungannya dengan apa yang disebut relationship marketing, yaitu suatu usaha menjalin hubungan baik antara pedagang, produsen, dan pelanggan. Pada awal barang dipasarkan, semua anggota masyarakat adalah calon pembeli potensial. Diantara sekian banyak calon pembeli tersebut, ada satu yang benar-benar membeli barang yang ditawarkan, jika pembeli pertama ini merasa puas dengan barang yang dijual atau dengan pelayanan yang diberikan oleh penjual, maka
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
70
tidak menutup kemungkinan dia akan mengulang pembeliannya jika dia membutuhkan barang tersebut suatu saat. Dampak lain dari rasa puas si pembeli tersebut adalah mengkomunikasikan kepada relasi, kerabat, dan atau sanak keluarganya akan kualitas barang yang dibelinya, sehingga tidak menutup kemungkinan orang - orang yang mendengar ikut tertarik untuk membeli. Hal ini dikenal dengan istilah relationship marketing. 2.1.11. Kinerja Karyawan Pengertian manajemen kinerja karyawan adalah suatu proses yang dirancang untuk memperbaiki kinerja organisasi, melalui pengaturan kinerja kelompok dan individual. Sedangkan rangkaian aktivitas yang dilakukan untuk memastikan bahwa suatu pekerjaan dilaksanakan dan evaluasi dengan benar dalam pencapaian tujuan organisasi adalah sistem evaluasi kinerja. Penerapan sistem evaluasi kinerja dalam organisasi senantiasa berbasis manajemen kinerja. Secara spesifik, sistem kinerja membutuhkan adanya kesepakatan akan tujuan-tujuan yang akan dicapai, pengetahuan yang dibutuhkan, ketrampilan yang diperlukan dan kompetensi dalam menjalankan pekkerjaa secara bersama antara manajemen dan karyawan. Kinerja dalam pandangan Islam didasarkan pada bobot pencapaian tugastugas yang membentuk sebuah pekerjaan karyawan. Kinerja merefleksikan seberapa baik karyawan memenuhi persyaratan pekerjaan. (Hadari Nawawi, 2000). Sementara itu pengertian kinerja adalah pencatatan hasil yang dicapai dalam melaksanakan fungsi-fungsi khusus suatu pekerjaan atau kegiatan bekerja selama periode tertentu yang ditujukan melalui proses atau cara bekerja dan hasil yang dicapai. Dalam
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
71
rangka peningkatan kinerja perlu adanya evaluasi kinerja, atau penilaian kinerja yaitu suatu proses dimana organisasi mengevaluasi pelaksanaan kerja individu. Berdasarkan keterangan pada alinea diatas, dapat diketahui bahwa kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian suatu aktivitas dalam mencapai sasaran, tujuan, visi dan misi perusahaan / organisasi. Kinerja juga dapat dikatakan sebagai gambaran keberhasilan individu yang bekerja pada suatu organisasi dalam mencapai tujuan secara menyeluruh sesuai standar yang ditetapkan. Hal terpenting untuk menentukan baik tidaknya kinerja individu adalah penilaian kinerja. Penilaian kinerja diartikan sebagai suatu proses dimana organisasi mengevvaluasi pekalsanaan kerja individu. Unsur yang dinilai meliputi kontribusi karyawan kepada organisasi selama periode tertentu. Umpan balik enilaian kinerja memungkinkan karyawan mengetahui seberapa baik mereka jika dibandingkan dengan standar organisasi. Tujuan dari penilaian atau evaluasi kinerja tentunya untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja karyawan. Peningkatan kinerja individu diharapkan akan mampu mmeningkatkan kinerja organisasi yang pada akhirnya juga akan membawa manfaat bagi para karyawan. Byars dalam Wamgler menyebutkan kinerja sebagai suatu hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Jadi capaian hasil kerja atau prestasi kerja merupakan hasil keterkaitan antara usaha, kemampuan dan persepsi tugas. Sementara itu menurut Seymour (1991), kinerja adalah tindakan-tindakan atau pelaksanaan-pelaksanaan tugas yang dapat diukur. Pendapat lain mengenai definisi kinerja adalah derajat penyelesaian tugas yang menyertai pekerjaan seseorang. (Byars and Rue dalam Agusty, 2006).
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
72
Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah tampilan yang merefleksikan seberapa baik karyawan melaksanakan pekerjaan, outputnya bisa kuantitatif maupun kualitatif. 2.1.12. Unsur-unsur Penilaian Kinerja Pengukuran kinerja individu dapat dilakukan dengan menggunakan tiga kategori dasar untuk menentukan isi kinerja yang akan dievaluasi, yaitu : karakter personal individual, perilaku dan hasil.
Karakter personal individual atau
personalitas yang dinilai meliputi kepemimpinan, inisiatif dan sikapnya dalam bekerja. Unsur perilaku yang dinilai meliputi : komunikasi, inisiatif dan renponsif terhadap persoalan yang ada. Sedangkan hasil segala sesuatu yang dapat dilihat dan diinilai secara kuantitatif seperti, presensi/kehadiran dalam kegiatan, penyelesaian produk dan pencapaian target. Sementara itu, menurut Steers (1985) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah : 1. Kemampuan, kepribadian dan minat kerja. Kemampuan merupakan kecakapan seseorang, seperti kecerdasan dan ketrampilan. Kemampuan pekkerja dapat mempengaruhi kinerja dalam berbagai cara. Misalnya dalam cara pengambilan keputusan, cara menginteprettasikan tuggas dan cara penyelesaian tugas. Kepribadian adalah serangkaian ciri yang relatif mantap yang dipengaruhi oleh keturunan dan faktor sosial, kebudayaan sedangkan minat merupakan suatu valensi atau sikap. 2. Kejelasan dan penerimaan atas penjelasan peran seseorang pekerja, yang merupakan taraf pengertian dan penerimaan seseorang individu atas tugas yang dibebankan kepadanya. Makin jelas pengertian pekerja mengenai persyaratan dan sasaran pekerjaannya, maka makin banyak energi yang dapat diikerahkan untuk kkegiatan kearah tujuan. 3. Tingkat motivasi. Yaitu daya energi yang mendorong, mengarahkan dan mempertahankan perilaku.
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
73
2.1.13. Definisi dan Makna Kesejahteraan Perkembangan dan pertumbuhan perekonomian dunia diharapkan bisa menciptakan kesejahteraan yang merata pada setiap manusia. Adalah hak setiap individu untuk mencapai kesejahteraan yang menjadi tujuan hidupnya. Upaya mencapai kesejahteraan dilakukan setiap individu melalui dunia kerja. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa membutuhkan bantuan dari manusia lainnya dalam bekerja. Pertemuan antar manusia yang berupaya mencapai hidup sejahtera dengan bekerja, mendorong terbentuknya organisasi bisnis. Melalui wadah organisasi usaha ini harapannya adalah terciptanya kesejahteraan secara kuantitaif dan kualitatif pada kehidupan setiap anggotanya. Upaya mencapai kesejahteraan bagi setiap umat bukanlah hal baru di masyarakat. Setiap insan senantiasa berusaha untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan. Definisi sejahtera yang selama ini dipahami oleh manusia adalah situasi dimana individu terpenuhi segala kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar yang dimaksud yaitu ketersediaan makan, minum, sandang, perumahan yang layak, kesehatan yang terpelihara dan keberlangsungan pendidikan hingga tahap yang diinginkan. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masih menggunakan ukuran material, asumsinya jika seseorang berada dalam situasi tercukupi kebutuhan dan keinginan secara material, maka kebutuhan spiritualnya juga akan terpenuhi. Namun, pada kenyataanya tidak sepenuhnya demikian, masih banyak keadaan dimana seseorang terpenuhi segala kebutuhan materiilnya, namun justru terjebak ke dalam kehidupan yang hedonis, serba berlebih-lebihan dan banyak mendorong mereka untuk bersikap rakus, bersaing dalam mencapai keinginan materinya. Sering pula
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
74
dalam memburu kekayaan mereka lupa terhadap kesehatan, sehingga kesejahteraan tidak bisa diraihnya secara menyeluruh. Kesejahteraan menurut Islam memiliki jangkauan yang lebih luas dari pengertian sejahtera menurut ekonomi konvensional, karena dalam pandangan ekonomi Islam, kesejahteraan bukan saja pada terpenuhinya semua kebutuhan dan keinginan umat secara ekonomi di dunia, namun mencakup pada terpenuhinya kebutuhan umat di dunia dan juga diakherat, yang ditandai dengan ketenangan jiwa. Manusia yang mencapai ketengan jiwa, adalah manusia yang senantiasa pandai mensyukuri semua nikmat yang diberikan Allah SWT. Rasa syukur selalu nampak dalam setiap sisi kehidupannya yang santun dan beradap, senantiasa merasakan kehadiran Allah dalam setiap langkahnya. Ketenangan jwa, juga mendorong perilaku positif karena qolbu mengelola akal dan nafsunya. Sehingga setiap tindakan yang dilakukannya lebih banyak yang bermanfaat. Ketenangan dan ketenteraman jiwa seseorang juga membuat seseorang menjadi peduli terhadap, lingkungannya, kepada sesama yang membtuhkan dan juga pada alam sekitarnya. Qolbu yang menguasai akal akan mampu mengendalikan nafsu yang merusak, sehingga membuat kehidupannya tenang dan damai (SIZ,2009). Pengertian kesejahteraan menurut ensiklopedia memiliki empat arti, yaitu : a. Secara umum, sejahtera menunjuk keadaan yang baik, kondisi manusia dimana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai. b. Secara ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda. Sejahtera memiliki arti khusus, resmi atau tehnikal seperti dalam istilah fungsi kesejahteraan sosial. c. Secara kebijakan sosial, kesejahteraan menunjukkan jangkauan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang digunakan dalam ide Negara Sejahtera. d. Di Amerika Serikat, sejahtera menunjuk kepada uang yang dibayarkan oleh pemerintah kepada orang yang membutuhkan bantuan financial, tetapi tidakdapat bekerja, atau pendapatan yang diterimanya untuk
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
75
memenuhi kebutuhan dasar yang tidak cukup. Jumlah yang dibayarkan biasanya jjauh di bawah garis kemiskinan dan juga memiliki kondisi khusus, seperti bukti sedang mencari pekerjaan atau kondisi lain seperti ketidakmampuan atau kewajiban menjaga anak, yang mencegahnya untuk dapat bekerja. Konsep kesejahteraan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, diawali dari kata sejahtera yang artinya aman, sentosa dan makmur serta selamat (terlepas dari segala macam gangguan). Kesejahteraan sosial merupakan gambaran dari suatu masyarakat yang dalam keadaan sejahtera. Pengertian tersebut diperkuat dalam Undang-undang nomor 13 tahun 1988 yaitu : Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial baik material maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan dan ketenteraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri sendiri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi dan kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila. Menurut Ibrahim Rustam (2006), kesejahteraan diartikan sebagai suatu keadaan dimana segenap warga negara tanpa kecuali dan dimanapun berada, senantiasa berada dalam keadaan berkecukupan segala kebutuhannya baik material maupun spiritual, keamanan dan ketertiban terjamin, hidupnya tenteram dan damai, jauh dari kejahatan dan saling curiga mencurigai, seluruh aparatur negara bersatu menjunjung tinggi kewibawaan bangsa dan negara. Beberapa pengertian mengenai kesejahteraan seperti tersebut sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan adalah satu kondisi dimana seseorang baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat terpenuhi kebutuhannya tidak hanya secara fisik namun juga secara mental dan spiritual. Konsep kesejahteraan tersebut lebih bersifat kesejahteraan dalam konteks makro. Namun yang perlu digaris
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
76
bawahi, bahwa konsep kesejahteraan merupakan suatu hal yang sifatnyya subyektif, sebab setiap manusia memiliki cara pandang, tujuan hidup, dan cara hidup yang berbeda-beda, sehingga nilai yang diberikan kepada tiap faktor penentu kesejahteraan menjadi berbeda juga. Suharjo, (1998) menjelaskan pengertian kesejahteraan sebagai kemakmuran dan kebahagiaan. Kemakmuran berdimensi fisik yaitu terpenuhinya kebutuhan lahiriah atau fisik seperti pangan, sandang, kesehatan gizi dan pendapatan. Kebahagiaan diartikan sebagai representasi dari rasa aman dan tenteram pada diri seseorang. Pendapat lain dari Sumarjan (1993) menyatakan bahwa kesejahteraan dideskripsikan dalam dua konsep yang berbeda namun berkaitan yaitu sejahtera dan bahagia. Sejahtera dilihat dari sudut ekonomi dan bahagia dilihat dari sudut psikologi. Sementara itu secara terminologis konsep kesejahteraan karyawan, diartikan sebagai suatu kondisi sejahtera dari seorang individu yang ditandai dengan terpenuhinya segala kebutuhan hidup yang mendasar seperti makan, minum, pakaian, perumahan yang layak, pendidikan yang cukup dan kesehatan yang terpelihara. Definisi tersebut menempatkan kesejahteraan umat sebagai tujuan akhir dari proses perkembangan dan pertumbuhan organisasi/tijaroh. Terwujudnya kesejahteraan karyawan merupakan cita-cita setiap tijaroh dan setiap individu yang berada di dalamnya untuk dimiliki dan harus diupayakan. Sehingga, untuk mewujudkannya harus terbentuk kerjasama yang kuat pada seluruh komponen tijaroh, komponen yang dimaksud yaitu karyawan, manajemen, pemilik dan sistem yang disepakati bersama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
77
Dalam lingkup bisnis kesejahteraan merupakan tujuan setiap karyawan, seorang karyawan disebut sejahtera jika kebutuhan dan keinginannya tercukupi baik jangka pendek maupun jangka panjang. Tercukupi kebutuhan yang dimaksud tidak hanya secara material namun juga secara spiritual. Walaupun setiap karyawan sebagai individu bertujuan untuk mencapai kesejahteraan dalam hidupnya, akan tetapi terdapat perbedaan dalam memahami konsep kesejahteraan. Selama ini, pemahaman kesejahteraan menurut konvensional diartikan sebagai suatu keadaan individu yang terpenuhi kebutuhannya atas barang dan jasa. Konsep tersebut lebih menekankan pada perspektif materialism dan mengarah pada kehidupan yang hedonis. Kesejahteraan dalam pandangan konvensional ini akaan terjadi jika individu memiliki kelimpahan material (cenderung berleih-lebihan), harta (maal) dianggap sebagai jaminan penting dalam kesejahteraan seseorang. Hal tersebut tentu saja berbeda dengan konsep sejahtera dalam perspektif ekonomi Islam. Kesejahteraan dalam perspektif Islam, identik dengan falah, yang artinya menang. Kemenangan yang dimaksud tidak saja mengimplikasikan kemenangan duniawi namun juga mengandung unsur kemenangan akherat. Dengan demikian falah, tidak saja bermakna material namun juga spiritual. Falah tidak saja dimaknai sebagai kesejahteraan, namun juga keadaan yang nyaman serta menentramkan hati. Secara sederhana falah atau kesejahteraan dalam pandangan Islam adalah suatu kondisi dimana orang merasa aman, nyaman karena dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, di dunia dan mampu memenuhi akhiratnya. Al-Ghazali menyatakan, bahwa manusia dapat mencapai kesejahteraan jika ia memperhatikan tujuan syari’ah. Tujuan yang dimaksud adalah meningkatkan kesejahteraan manusia yang diukur dengan peningkatan iman, hidup, akal, keturunan
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
78
dan harta. Selanjutnya Chapra menegaskan, bahwa kelima faaktor tersebut bukan hanya kepentingan individu, namun juga merupakan penjaminan terhadap kepentingan public (Chapra, 1999: 1-9). Penguasa dalam hal ini pemerintah adalah pihak yang ditugaskan untuk mengatur dan melindungi kepentingan publik. Adapun yang dimaksud dengan syari’ah, adalah hukum agama (Kamus Bahasa Indonesia, 1983). Sementara dalam bahasa Arab syari’ah adalah ilmu hukum agama. (Munawwir, 2007:326). Pada prosesnya syari’ah tidak dapat dilepaskan dari pembangunan. Pembangunan akan efektif dilakukan jika seluruh elemen negara mengikuti ajaran syari’ah. Ibnu Khaldun, dalam Dynamic Model of Islam (Chapra,2000: 146-148) menggambarkan bahwa syari’ah merupakan variabel terikat dalam sebuah hubungan antara penguasa dan rakyatnya. Teori ini meletakkan syari’ah sebagai prinsi-prinsip dasar yang dibutuhkan untuk menyusun apa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah seiring perubahan waktu dan tempat. Implementasi syari’ah tidak dapat diwujudkan jika kekuasaan politik menjadi sekuler dan korup serta tidak bersedia menjalankan perannya sebagaimana mestinya. Selanjutnya, tujuan utama Islam adalah membawa kesejahteraan bagi seluruh umat manusia, seperti yang difirmankan Allah SWT dalam Q.S Al-Anbiyaa : 107.
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”
Selain ayat tersebut masih banyak ayat-ayat dalam Al Qur’an yang berkaitan dengan kesejahteraan umat. Diantaranya adalah: QS Al-Baqarah:256, kewajiban menegakkan agama, QS An-Nisaa : 34 kewajiban menjaga kehormatan keluarga, dan
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
79
QS An-Nisaa: 5 harta sebagai pokok kehidupan. Imam Al-Ghazali dan Al-Shatibi merumuskan kesejahteraan dunia dan akherat dalam maqasid syari’ah. Maqasid syari’ah ini dijadikan model bagi pembangunan kesejahteraan manusia. Artinya bahwa kesejahteraan umat dapat dicapai dengan menggunakan ukuran 5 perkara. Lima perkara yang dimaksud adalah, kesejahteraan agama (al-din), jiwa(al-nafs), akal (al-aql), keluarga/keturunan (al-nafsl/irdl) dan hartabenda (al-maal). Masih terkait dengan kesejahteraan, Permono (2005: 41-44) berpendapat bahwa, syari’at Islam dimaksudkan tidak hanya untuk kemaslahatan umat manusia, tetapi juga untuk kemaslahatan alam semesta. Jadi syari’at bertujuan untuk meraih kemaslahatan dalam rangka memelihara dan melindungi al-kulliyatul-khams. Alkulliyatul khams adalah kemaslahatan yang kembali pada pemeliharaan pokok-pokok yang lima (melindungi, al-din, al-nafs, al- ‘aql, al-nafsl/irdl dan al-mal). Pada hakekatnya segala aturan yang diturunkan Allah SWT dalam sistem agama Islam mengarah pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan serta mengahpuskan kejahatan, kesengsaraan dan kerugian pada seluruh ciptaanNya. Dalam bidang ekonomi, tujuan dari pemenuhan kebutuhan individu harus selaras dengan tujuan Islam. Berkaitan dengan hal ini penguasa atau pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar dalam mewujudkan pembangunan kesejahteraan umat. 2.1.14. Kesejahteraan Menurut Islam Kesejahteraan menurut konsep ekonomi Islam dimaknai secara holistic, seimbang dan menyangkut dimensi kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Manusia tidak hanya menginginkan terpenuhi/ tercukupinya kebutuhan materi, namun juga terpenuhinya kebutuhan spiritual secara seimbang, baik antar individu, kelompok maupun antar aspek kehidupan. Namun demikian pada kenyataannya, kebahagiaan
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
80
multi dimensi tersebut sangat sulit diraih karena adanya kendala/ keterbatasan kemampuan manusia dalam memahami dan menerjemahkan keinginannya secara komprehensif, keterbatasan dalam menyeimbangkan antar aspek kehidupan, maupun keterbatasan sumber daya yang ada untuk digunakan dalam mencapai tujuan tersebut. Definisi dan pengertian kesejahteraan dan keadilan dalam syari’ah islam banyak dikemukakan oleh para ahli diantaranya yang dikemukakan oleh Umer Chapra (Zadjuli, 2006) sebagai berikut : “ Islamic economics may, thus, have to move beyond the frontiers of the descriptive, explanatory, and predictive functions of conventional economics to an-analysis of all relevant variable as well as the policies needed for actualizing the maqasid (the holistic goals). This could provide direction to both theory and policy prescriptions. Operating in water-tight compartment though may not be feasible, Moreover number of the variables employed by Islamic economic are not necessarily measurable. Even so, it is still not possible to assume them away in the name of precision and objectivity. This may, then make Islamic economics a more difficult discipline. Nevertheless, muslim economist should, not shy away from accepting the challenge. Their success in responding to the challenge may enable them to make a more effective contribution towards the realization of human well-being by solving many of the socio-economic problems that mankind is now faced with” Kesejahteraan dalam pandangan syari’ah menurut Chapra adalah tercapainya tujuan manusia secara menyeluruh/ komprehensif (holistic goals) yang dengan demikian juga maka manusia telah mencapai kebahagiaan secara holistic pula (kebahagiaan lahir-batin dunia-akhirat/ human-falah (well-being). Sebagian pakar menyatakan bahwa sejahtera yang digambarkan dalam alQur’an tercermin dari surga yang dihuni oleh Adam dan istrinya Hawa, sesaat sebelum akhirnya mereka turun ke dunia untuk menjalankan tugas sebagai khalifah di muka bumi. Keadaan Adam dan Hawa di Surga merupakan bayang-bayang kehidupan yang menjadi impian manusia akan kehidupan yang nyaman,
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
81
terpenuhinya segala kebutuhan hidup seperti sandang pangan dan papan dalam pengertian tidak lapar, dahaga, telanjang dan kepanasan. Tecukupinya kebutuhan tersebut selama di Surga merupakan unsur pertama dan utama dalam kesejahteraan sosial. Keadaan Adam dan Hawa yang tercukupi kebutuhannya atau kesejahteraan sosialnya di Surga dapat kita jumpai dalam firman Allah . Berdasarkan ayat al-Qur’an di atas, tergambar bahwa kehidupan di Surga merupakan kehidupan yang aman, makmur dan sentosa. Kesejahteraaan kehidupan di Surga merupakan sesuatu yang given dalam arti bahwa kesejahteraan tersebut ada dan bersifat abadi (kekal-selamanya). Allah SWT memberi para penghuni surga sebagai karunia atas amal ibadah (ikhtiar) manusia ketika hidup di dunia. Artinya kebahagiaan/ kesejahteraan di Surga bagi penghuninya tak perlu diusahakan, sedangkan kesejahteraan hidup di dunia (bumi) bukanlah sesuatu yang given melainkan harus diusahakan, dicari dan diperjuangkan untuk dimiliki dan dinikmati. Masalah ekonomi hanyalah merupakan satu bagian dari sekian banyak aspek kehidupan yang diharapkan dapat membawa manusia kepada tujuan hidupnya yaitu menjadi manusia yang falah (sejahtera). Tabel berikut menyajikan unsur-unsur falah baik dalam mikro maupun aspek makro :
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
82
TABEL 2.1 : ASPEK MIKRO DAN ASPEK MAKRO DALAM FALAH Unsur falah Aspek Mikro Aspek Makro Kelangsungan hidup biologis : Keseimbangan kesehatan, kebebasan Ekologi dan berketurunan dan lain sebagainya Lingkungan Kelangsungan hidup ekonomi : Pengelolaan SDA Kepemilikan factor produksi Penyediaan kesempatan berusaha Kelangsungan untuk semua hidup penduduk Kelangsungan hidup social : Kebersamaan social, Persaudaraan dan harmoni ketiadaan konflik hubungan social antar kelompok Kelangsungan hidup politik Jatidiri dan kebebasan dalam berpartisipasi kemandirian politik Terbebas dari kemiskinan Penyediaan sumber daya untuk seluruh penduduk Kebebasan berkeinginan Kemandirian Hidup Penyediaan Sumber daya untuk Generasi yang akan datang Harga diri Kekuatan ekonomi dan kebebasan dari Kekuatan dan hutang Harga Diri Kemerdekaan, perlindungan Kekuatan Militer terhadap hidup dan kehormatan
Sumber, Chapra, Umar, 2010 Tabel di atas menjelaskan bahwa falah mencakup aspek yang lengkap dan menyeluruh baggi kehidupan manusia. Keseluruhan aspek ini meliputi aspek spiritualitas dan moralitas, ekonomi, social dan budaya, serta politik. Untuk memperoleh suatu kelangsungan hidup, dalam aspek mikro, manusia membutuhkan : pemenuhan kebutuhan biologis seperti kesehatan fisik atau bebas dari penyakit, terpenuhinya kebutuhan ekonomi seperti memiliki sarana kehidupan, dan terpenuhinya faktor yaitu adanya persaudaraan dan hubungan antar personal yang harmonis. Dalam aspek makro, kesejahteraan menuntut adanya keseimbangan ekologi lingkungan yang higienis, manajemen lingkungan hidup, dan kerjasama antar
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
83
anggota masyarakat. Kondisi ini baru akan lengkap apabila manusia juga terbebas dari kemiskinan dan memiliki kekuatan serta kehormatan. Kesejahteraan dalam dimensi akhirat dimaknai sebagai kesejahteraan yang abadi tanpa batas dan diyakini merupakan kehidupan yang nyata-nyata ada dan akan terjadi, yang merupakan kehidupan yang memiliki nilai kuantitas dan kualitas yang lebih berharga bila dibandingkan dengan kehidupan dunia. Kehidupan dunia akan berakhir dengan kematian atau kemusnahan, sedangkan kehidupan akhirat bersifat abadi atau kekal selamanya. Kehidupan dunia merupakan ladang bagi pencapaian tujuan akhirat. Karena itulah kehidupan akhirat akan diutamakan oleh manusia antara kebahagiaan akhirat dan kebahagiaan dunia. Namun demikian falah tetap merupakan kondisi maksimum dalam kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dalam praktik kehidupan di dunia, kehidupan akhirat tidak dapat diobservasi, namun perilaku kehidupan manusia di dunia akan menjadi tolak ukur yang akan mempengaruhi kehidupan/ kebahagiaan manusia di alam akhirat. Dalam praktiknya upaya manusia untuk mewujudkan kebahagiaannya di dunia ini seringkali menimbulkan dampak negatif bagi orang lain, kelestarian lingkungan dan kelangsungan hidup manusia itu sendiri dalam jangka panjang. Ketidakmampuan manusia dalam menyeimbangkan
berbagai kebutuhannya serta keinginannya
seringkali dapat berakibat terhadap gagalnya pencapaian kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Terlepas daripada semua itu, pada dasarnya setiap manusia ingin mendapatkan kebahagiaan yang abadi atau selama hidupnya, tidak hanya di kehidupan dunia ini, namun juga yang lebih penting adalah kehidupan di akhirat
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
84
kelak. Pemenuhan kebutuhan materi di dunia diupayakan agar bersinergi dengan pencapaian kebahagiaan secara menyeluruh yang akan mengantarkan setiap manusia kepada kebahagian yang abadi. Namun demikian, setiap manusia memiliki pandangan yang berbeda mengenai penyebab atau sumber terjadinya kebahagiaan. Para ahli psikologi misalnya, akan memandang bahwa sumber utama untuk mencapai kesejahteraan adalah terpenuhinya kebutuhan jiwa dan masalah utama berakar pada problem jiwa atau psikologis. Ahli politik memandang sumber utama dari kebahagiaan adalah eksistensi diri tehadap lingkungan, dan aspek politik dipandang sebagai penyebab utama masalah kehidupan. Berbeda dengan ahli politik dan psikologi, seorang ekonom memandang bahwa pemenuhan kebutuhan materi merupakan sarana utama bagi kehidupan manusia sehingga kebahagiaan akan tecapai manakala segala kebutuhan manusia berupa materi ini terpenuhi. Kenyataan menunjukkan bahwa kebahagiaan seringkali tidak ditemukan meskipun manusia memilki harta yang berlimpah atau kebutuhan materinya tercukupi. Hal ini menunjukkan bahwa kebahagiaan sesungguhnya buka terletak semata pada kelimpahan materi, namun ada aspek lain di luar materi yang justru tak kalah pentingnya dengan kecukupan materi. Kebahagiaan selama ini telah salah dirumuskan dalam ekonomi konvensional yang menganggap manusia akan bahagia apabila terpenuhi segala kebutuhannya berupa materi. Demikian pula kesalahan dalam merumuskan kesejahteraan ini menyebabkan ekonomi konvensional telah gagal mewujudkannya. Berbagai upaya untuk mencapai kesejahteraan selama ini mengalami kegagalan, karena kesalahan dalam memahami penertian kesejahteraan
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
85
itu sendiri. Untuk itu, kesejahteraan perlu didefinisikan agar manusia tidak salah langkah dlam menggapainya terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan yang hakiki (abadi) yang menjadi tujuan setiap manusia baik di dunia maupun akhirat, dan semua ini biasa kita temukan dalam Islam. Persoalannya adalah bagaimana Islam mendefinisikan kebahagiaan atau kesejahteraan tersebut? Kesejahteraan dalam pendangan Islam mencakup dua pengertian yang didasarkan pada pandangan yang komprehensif tentang hidup dan kehidupan manusia yaitu : 1. Kesejahteraan yang holistic dan seimbang yaitu kecukupan materi yang didukung oleh terpenuhinya kebutuhan spiritual serta mencakup individu dan social. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa manusia tersiri dari aspek fisik dan jiwa demikian pula manusia memiliki dimensi individu dan social sekaligus. 2. Kesejahteraan di dunia dan di akhirat (falaah). Kecukupan materi di dunia ditujukan untuk kebahagiaan di akhirat jika kondisi ideal ini tak mungkin dicapai oleh manusia, maka tentu di akhirat lebih diutamakan sebab kehidupan akhirat merupakan kehidupan yang abadi dan lebih bernilai (valuable) dibandingkan kehidupan dunia. Bagaimana manusia mampu mencapai falaah sangat tergantung pada perilaku dan keadaaan manusia ketika hidup di dunia. Secara umum manusia menghadapi kesulitan dalam mengharmoniskan berbagai tujuan dalam hidup disebabkan karena adanya keterbatasan yang dimiliki. Oleh karena itu Islam mengajarkan bahwa untuk mencapai falah, manusia harus menyadari hakikat keberadaannya di dunia ,mengapa kita tercipta di dunia ini. Manusia tercipta di dunia ini tidak lain karena kehendak
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
86
sang Maha Pencipta yaitu Allah. Oleh karenanya manusia akan mampu meraih kesuksesan dalam mencapai kebahagiaan hidupnya apabila manusia mengikuti petunjuk yang telah digariskan oleh sang Pencipta kehidupan. Perilaku manusia yang mengikuti petunjuk sang Pencipta inilah dalam agama Islam disebut dengan ibadah, yaitu setiap keyakinan, sikap, ucapan, maupun tindakan yang mengikuti petunjuk Allah, baik terkait dengan hubungan dengan sesame manusia (muamalah) maupun hubungan manusia dengan penciptanya (ibadah mahdah). Dalam konteks inilah agama islam memiliki ajaran yang lengkap, menuntut setiap aspek kehidupan manusia agar manusia berhasil dalam mencapai tujuan hidupnya. Dengan demikian ibadah merupakan alat atau jalan yang digunakan oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan/ kesejahteraan hidup (falaah). Falaah merupakan kehidupan yang mulia dan sejahtera di dunia dan akhirat, dapat terwujud apabila terpenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup manusia secara seimbang. Tercukupinya kebutuhan masyarakat akan memberikan dampak yang disebut dengan Mashlahah. Mashlahah adalah segala bentuk keadaan baik materi maupun non materi yang mampu meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Menurut al-Satibi, rumusan kebutuhan manusia dalam islam terdiri dari tiga jenjang, yaitu : 1. Dharuriyat yang mencakup lima hal : yaitu agama (dien), jiwa (nafs), intelektual (aql), keluarga dan keturunan (nasl), dan material (maal/ wealth). 2. Hajiyat : jenjang ini merupakan pelengkap yang, menguatkan dan melindungi kebutuhan atau jenjang dharuriyat.
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
87
3. Tahsiniyat : merupakan kebutuhan penambah bentuk dan kehidupan dharuriyat dan hajiyat. Kelima kebutuhan dharuriyat (esensial) yang mencakup dien, nafs, ‘aql, nasl dan maal merupakan satu kesatuan kebutuhan dasar manusia yang tak dapat dipisahkan, yaitu kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi agar manusia dapat hidup bahagia di dunia, dan di akhirat. Jika salah satu dari kebutuhan dasar tersebut idak terpenuhi atau terpenuhi dengan tidak seimbang, maka kebahagiaan hidup juga tidak akan tercapai dengan sempurna. Dalam keseimbangan ini manusia butuh agama karena hal tersebut berkaitan dengan keimanan dan ketakwaan. Pilar pokok yang perlu manusia bangun adalah lima rukun islam yakni syahadat, shalat, puasa, puasa, zakat dan haji. Lima rukun ini medasari identitas keagamaan dan ketakwaan seseorang kepada Allah yang harus dijalankan dengan sempurna. Kemudian bersamaan dengan itu, manusia membutuhkankehidupan yang aman, nyaman, sehat, terpenuhi hak-haknya dan tentram. Semua itu dibingkai dalam nafs. Aktiffitas hidup seperti bekerja dan beribadah akan berjalan dengan baik jika ditopangdengan tubuh yang sehat. Pekerjaan akan tuntas bila lingkungan tempat bekerja aman, nyaman dan tentram. Kunci terbanunnya nafs terdiri dari dua aspek yaitu kesadaran terhadap diri sendiri (internal), dan kesadaran terhadap lingkungan (eksternal). Keduanya dibangun oleh kesdaran, kemauan, dan disiplin yang kuat. Seiring dnegan agama (dien), dan kehidupan (nafs), manusia membutuhkan pendidikan (‘aql). Islam mencanangkan pendidikan manusia seumur hidup (long life education) sebagaimana yang diungkapkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Tuntutlah ilmu sejak kamu lahir hingga liang lahat. Sasaran utama pendidikan adalah
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
88
terbentuknya manusia yang cerdas dan kreatif. Karena sesunggunya pendidikan sangat membantu proses pengembangan otak dan nalar manusia sehingga mereka mampu mengendalikan perubahan-perubahan zaman. Terpenuhinya kebutuhan dien, nafs dan pendidikan saja belum cukup, karena manusia masih sangat mmebutuhkan rumah tangga yang sakinah (nasl). Inilah kiranya yang mendorong kebahagiaan hidup manusia. Banyak keluarga yang anakanaknya merasa terganggu kenyamanan dan ketentramannya, karena hubungan ayah dan ibunya yang tidak harmonis. Tidak sedikit anak-anak yang berada dilingkungan keluarga yang kurang atau tidak harmonis, kemudian melampiaskan kekecewaannya pada hal/ kegiatan-kegiatan yang negatif. Keluarga yang sakinah pada dasarnya akan membentuk masa depan keturunan yang cerah, beriman dan bertaqwa. Membangun keluarga sakinah bisa dimulai dari hubungan suami-istri yang bai/harmonis, dimana kedua belah pihak saling mengerti dan memahami kekurangan dan kelebihan masing-masing. Namun hal ini saja tidak cukup dan tidak lengkap tanpa adanya harta (maal), karena sesungguhnya hidup ini membutuhkan matrei sebagai penunjangnya. Disinilah peran pangan, sandang dan papan. Ketiganya memangsangat penting dan kekurangan dalam hal ketiganya akan berakibat menghambatkatifitas empat kebutuhan dasar lainnya. Sebagai contoh misalnya pendidikan tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak punya biaya dan dalam keadaanperut kosong atau lapar, konsentrasi pasti terganggu apabila hidup manusia tanpa busana (sandang), karena selain malu karena terbukanya aurat, juga badan tidak akan terlindung dari teriknya matahari maupun rasa dingin katika musim/ cuaca dingin.
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
89
Kebutuhan hajiyat berfungsi melengkapi aspek dharuriyat supaya dia lebih kokoh. Kebutuhan hajiyat baru bisa dipenuhi apabila yang dharuriat telah terpenuhi terlebih dahulu. Sebagai contoh misalnya, ibadah sunah setelah ibadah wajib terpenuhi. Pendidikan S3 misalnya setelah pendidikan S1 dan, S2 ditamatkan. Jaket untuk melindungi tubuh dari cuaca dingin setelah pakaian untuk menutup aurat terpenuhi. Susu dan daging untuk menambah gizi setelah makanan pokok terpenuhi. Tidak terpenuhinya kebutuhan hajiyat sebenarnya tidak mengancam aspek dharuriyat sepanjang yang dharuriyat tersebut masih ada. Sedangkan kebutuhan tahsiniyat, berfungsi untuk menambah keindahan dan kesenangan hidup. Sesekali manusia memerlukan aspek tahsiniyat ini. Kebutuhan ini boleh dipenuhi asalkan yang dharuriyat dan hajiyat telah terpenuhi terlebih dahulu. Tanpa tahsiniyat sebetulnya manusia masih bisa bertahan hiup selama yang dharuriyat dan hajiyat masih terpelihara, tapi kurang indah dan menyenangkan. Sebagai misal, ruangan kamar tidur akan bertambah nyaman kalau didalamnya dipasangkan AC (Air Conditioner), komunikasi akan lebih cepat dan nyaman apabila menggunakan handphone dengan merek terbaru, dan penampilan wanita akan lebih manis dan cantik bila dihiasi dengan kalung dan gelang dan sebagainya. Terlepas dari semua yang tersebut diatas, Islam mengajarkan bahwa manusia harus menjalani hidupnya dengan benar, sebagaimana telah di atur oleh Allah. Bahkan usaha untuk hidup secara benar dan menjalani hidup seseorang bernilai tinggi. Ukuran baik buruk kehidpan sesungguhnya tidak diukur oleh indikatorindikator bersifat material semata, melainkan dari sejauh mana seseorang berpegang teguh pada kebenaran untuk menjalani hidup yaitu agama (dien). Seorang muslim
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
90
harus yakin bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan diridhoi Allah. Islam adalah agama yang sempurna mencakup seluruh ajaran kehidupan secara komperhensif. Jadi agama merupakan kebutuhan manusia yang paling penting di atas semua kepentingan manusia yang lain. Kehidupan jiwa-raga (an-nafs) di dunia sangat penting karena merupakan ladang persemaian kebajikan yang akan dipanen di kehidupan akhirat nanti. Apa yang akan diperoleh di akhirat tergantung pada apa yang telah dilakukan di dunia. Kehidupan sangat dijunjung tinggi oleh ajaran islam, sebab ia merupakan anugrah yang diberikan Allah kepada hambanya untuk dapat digunakan sebaik-baiknya. Tugas manusia di muka bumi adalah mengisi kehidupan dengan sebaik-baiknya, untuk kemudian akan mendapatkan balasan pahala atau dosa dari Allah. Oleh karena itu kehidupan merupakan sesuatu yang harus dilindungi dan dijaga dengan sebaikbaiknya. Segala sesuatu yang dapat membantu eksistensi kehidupan otomatis merupakan kebutuhan, dan sebaliknya segala sesuatu yang mengancam kehidupan (menimbulkan kematian) pada dasarnya harus dijauhi. Harta material (maal) sangat dibutuhkan, baik untuk kehidupan duniawi maupun untuk ibadah. Manusia membutuhkan harta untuk pemenuhan kebutuhan makanan, minuman, pakian, rumah, kendaraan, perhiasan sekedarnya, dan berbagai kebutuhan lainnya untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Selain itu hampir semua ibadah memerlukan harta, misalnya zakat/infak, sedekah, haji, menuntut ilmu, membangun sarana-sarana peribadatan, dan lain-lain. Tanpa harta yang memadai kehidupan akan menjadi susah, termasuk dalam menjalankan ibadah. Untuk dapat memahami alam semesta (ayat-ayat kauniah) dan ajaran agama dalam al-Qur’an dan al- Hadits (ayat-ayat qauliah), manusia membutuhkan ilmu
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
91
pengetahuan (‘ilm). Tanpa ilmu pengetahuan, maka manusia tidak akan dapat memahami dengan baik kehidupan ini sehingga akan mengalami kesulitan dan penderitaan. Oleh karena itu, islam memberikan perintah yang sangat tegas bagi seorang mukmin untuk menuntut ilmu (tholabul ‘ilm). Untuk menjaga kontinuitas kehidupan, maka manusia harus memelihara keturunan dan keluarganya (nashl). Meskipun seorang mukmin meyakini bahwa horizon waktu kehidupan tidak hanya mencukupi kehidupan dunia, melainkan hingga akhirat, tetapi kelangsungan kehidupan dunia amatlah penting. Manusia akan menjaga keseimbangan kehidupan di dunia dan diakhirat. Oleh karena itu, kelangsungan keturunan dan keberlanjuutan dari generasi ke genarasi harus diperhatikan. Ini merupakan satu kebutuhan yang amatpentig bagi eksistensi manusia. 2.1.15. Indikator Kesejahteraan Menurut Islam Kesejahteraan menurut Zadjuli (2006: 11), adalah sebuah situasi dimana individu telah mampu mencapai tujuan hidupnya secara komprehensif atau menyeluruh ( the holistic goals/the maqashid). Dengan kata lain individu tersebut telah mencapai kebahagiaan secara holistic (bahagia lahir dan batin, dunia dan akherat). Selanjtnya Zadjuli mengatakan (2006:lah :12) bahwa tugas dari umat Islam adalah : 1) Memerangi kebodohan, 2). Memerangi kemiskinan, 3). Memerangi kesakitan, dan 4). Memerangi kebathilan. Keempat tugas tersebut dalam perspektif Islam merupakan indikator IPM (Zadjuli 2006 : 18) lebih jelasnya sebagai berikut : 1. Indikator pendidikan (memerangi kebodohan). Tugas utama kita adalah menuntut ilmu untuk dirinya sendiri dan mengamalkannya untuk semua orang. 2. Indikator kesehatan (memerangi kesakitan). Hidup selalu sehat, sehingga harus menjaga kesehatan lahiriah dan batiniah untuk dirinya dan keluarganya maupun
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
92
masyarakat sekelilingnya. 3. Indikator ekonomi (memerangi kemiskinan). Mempunyai pendapatan yang cukup, sehingga harus bekerja mencari nafkah/harta dan mengeluarkan zakat. 4. Indikator keimanan (memerangi kebathilan). Bersikap adil, sehingga dituntut untuk menegakkan keadilan dan kebenaran masyarakat. Keempat unsur tersebut mencerminkan bahwa kesejahteraan manusia dapat dirasakan, artinya seseorang dapat dikatakan sejahtera apabila dalam hidupnya telah memiliki ilmu pengetahuan, terpenuhinya kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian dan perumahan, dapat hidup sehat terhindar dari penyakit, serta merasakan hidup damai, aman dan nyaman, sehingga ketenteraman hati dapat dirasakan. Situasi tersebut hanya bisa dicapai jika keadilan ditegakkan. Menurut Ghazali dalam Sulaiman (2002 : 37) menyatakan bahwa kebutuhan hidup manusia meliputi 3 kebutuhan yaitu : primer (dharruriyyat), sekunder (hajiat) dan pelengkap (takhsiniyyat). Masih menurut Ghazali, dikatakan bahwa tujuan utama dari penerapan syariah adalah masalah agama, kehidupan, pemikiran, keturunan, dan kekayaan. Kekayaan yang dimaksud adalah segala hal yang bersangkutan dengan ekonomi. Dalam hal membahas berbagai persoalan manusia, termasuk aktivitas ekonominya, Ghazali selalu merujuk pada konsep maslahah (kesejahteraan) sebagai tujuannya. Maslahah yang dimaksud adalah memelihara tujuan syariah yang terletak pada : 1.perlindungan agama (Hifdz-Din) 2. perlindungan jiwa (Hifdz-Nafs) 3. perlindungan akal (Hifdz-‘Aql)
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
93
4. perlindungan keturunan (Hifdz-Nashl) 5. perlindungan harta (Hifdz-Maal) Konsep maslahah yang akan dijadikan rujukan dalam studi ini lebih jauh dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.Keselamatan Iman / agama (Hifdz-din) Al-din, oleh Al-Ghazali ditempatkan pada urutan pertama maqasid syari’ah karena merupakan dasar dalam meletakkan hubungan antar manusia dan memungkinkan manusia dapat berinteraksi dengan sesamanya dalam keseimbangan dan saling memperhatikan untuk membantu memantapkan kesejahteraan seluruh manusia. Agama adalah filter moral untuk mengalokasikan dan mendistribusikan sumber daya sesuai dengan aturan persaudaraan dan keadilan sosial juga ekonomi. Selain itu agama juga dapat menjadi motivasi yang memberi kekuatan yang langsung mengarah pada tujuan pemenuhan kebutuhan serta pemerataan pendapatan (Chapra,1999: 9-10). Tujuan utama dari hukum syari’ah adalah untuk melindungi agama/iman. Perlindungan terhadap iman berarti pula perlindungan manusia dari kesesatan hidup. Lebih dalam Permana menegaskan bahwa perlindungan terhadap al-din meruipakan terjaminnya hak menegakkan agama dan kebebasan beragama. Hal ini terkait dengan prinsip “adanya kemerdekaan dalam beragama” sebagaimana tercantum dalam Q.S Al- Baqarah :256. Hadist dari Umar bin Kaththab, menceritakan mengenai kedatangan seorang laki-laki yang menghadap Rasulullah. Lelaki tersebut bertanya tentang Islam, iman, dan ihsan. Rasulullah menjelaskan bahwa Islam adaalah engkau bersaksi bahwa tidak
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
94
ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusanNya, engkau mendirikan sholat, menunaikan zakat, menjalankan puasa ramadhan dan berhaji jika mampu. Iman adalah engkau beriman kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya beriman kepada hari akhir dan kepada qadarNya yang baik dan buruk. Sedangkan ihsan adalah engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihatNya, jika engkau tidak melihatNya Allah melihatmu. Ketika lelaki tersebut pergi Rasulullah menjelaskan pada Umar bahwa orang tersebut adalah malaikat Jibril yang datang untuk mengajarkan tentang al-Din. Diriwayatkan pula oleh Tirmidzi dari Ibnu Abbas r.a berkata: “ Pada suatu hari saya berada di belakang Nabi SAW. Lalu beliau bersabda : “ Hai anak, jagalah(agama) Allah, tentu Allah menjaga engkau, dan jagalah (agama) Allah, tentu engkau mendapat (pertolongan) Allah di depanmu. Apabila engkau memohon, memohonlah pada Allah dan apabila memohon pertolongan, memohonlah pada Allah” 2. Keselamatan Jiwa (Hifdz-Nafs) Syari’ah menematkan jiwa manusia dan setiap makhluk yang bernyawa pada satu kedudukan yang terhormat. Sebab jika tidak maka kerusakan akan terjadi di muka Bumi ini. Islam telah mengatur dengan rapi untuk memastikan bahwa tidak ada satupun jiwa dihapuskan tanpa sebab yang pasti. Larangan membunuh diri, orang lain, menghina merupakan salah satu bagian dari kewajiban menjada diri. Sebuah Hadits yang menceritakan tentang keberadaan kesejahteraan jiwa tercermin dari riwayat Bukhari dan Muslim. Rasululloh SAW bersabda : “ Bukanlah
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
95
yang kuat itu orang yang kuat bergulat, tapi yang kuat itu ialah orang yang dapat menguasai nafsunya tatkala marah.” Pembangunan jiwa manusia menurut Zadjuli (2008) melalui beberapa tahapan. Pada tahap pali awal, jiwa manusia berada dalam keadaan lawamah yaitu jiwa manusia berada pada posisi terjauh dari nur Allah. Kemudian, setelah mengalami peningkatan, barulah jiwa manusia beranjak pada keadaan amarah yaitu jiwa manusia mulai mendekati nu Allah tetapi terkungkung oleh nafsu amarahnya. Tahap selanjutnya jiwa manusia menujukeadaan mulhimah yaitu manusia sudah mulai mengurangi amarahnya dan peduli pada kebaikan. Seterlahnya tahap muthmainah, rodhiyah, mardhiyah dan pada akhirnya pencapaian jiwa manusia menempati keadaan kamilah dimana jiwa manusia sudah berada dalam kesempurnaan aqidah yang memancarkan ruh dan nur Ilahi. 3. Keselamatan Akal (Hifdz-‘Aql) Al-Aql memiliki tempat yang istimewa dalam syari’ah Islam. Karena dengan akal manusia dapat membuat penilaian dan pilihan bagi kebaikan diri dan masyarakatnya. Syari’at Islam melindungi ‘aql agar manusia mempunyai peluang untuk mengembangkan masyarakat mereka ke arah taqwa dan kebaikan. Aturanaturan yang dibuat dalam hukum Islam, bertujuan untuk membersihkan ‘aql manusia dari sesuatu yang dapat mengganggu potensinya sebagai alat yang paling berharga bagi manusia. Sebagai contoh, adanya pelarangan terhadap minum minuman keras, kewajiban menuntut ilmu, merupakan salah satu upaya melindungi keselamatn ‘aql. Dalam rangka mencapai kesejahteraan ‘aql, Islam mengharamkan minuman keras. Diriwayatkan oleh Muslim dari Ibnu Umar ra, bahwasannya Nabi SAW
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
96
bersabda : “ Tiap-tiap yang memabukkan itu adalah khamar, dan tiap-tiap yang memabukkan itu haram.” 4. Keselamatan keluarga / keturunan (Hifdz -nashl) Manusia memiliki kewajiban untuk melindungi kehormatan keluarga atau keturunan dari sesuatu yang mencemarkan, adalah salah satu tujuan syari’ah. Karena dengan melindungi kehormatan manusia, maka Islam dapat mengekalkan nama baik dan kesucian setiap anggota masyarakat. Cara ini ditempuh agar masyarakat selamat dari segala gangguan sehingga dapat terwujud ketenteraman dan kedamaiannya. Melalui perlindungan ini, kesejahteraan dan kesucian di dalam masyarakat sehingga dapat berkembang dengan baik. Dalam konteks ini, aturan-aturan tentang pernikahan, larangan berzina, merupakan salah satu bagian dari kewajiban melindungi kehormatan, keselamatan keluarga dan keturunan Tentang mencapai kesejahteraan keluarga/keturunan, dicerminkan dari Hadits yang diriwayatkan Bukhari. Ibnu Abbas r. a berkata dari Rasululloh SAW yang bersabda: “Janganlah seorang laki-laki bersembunyi bersama seorang perempuan, melainkan dengan muhrimnya.” 5. Keselamatan Harta (Hifdz - maal) Harta benda manusia perlu mendapatkan perlindungan dalam syari’ah Islam, agar tidak ada perampasan dan tindakan sewenang-wenang diantara manusia dalam masyarakat. Alasan lain bahwa harta benda dapat digunakan untuk pembangunan individu dan masyarakat kepada kebaikan. Dengan terlindunginya hak manusia di atas harta bendanya, diharapkan manusia dapat memanfaatkan harta benda tersebut untuk menyelamatkan al Din demi kepentingan manusia seluruhnya. Sehingga Islam
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
97
melarang tindakan mencuri, merampas harta orang lain, kewajiban kasb al-halal merupakan salah satu upaya melindungi harta benda. Hadits yang diriwayatkan dari Ali r.a bahwa ia mendengar Rasululloh SAW bersabda: “ Di bawah naungan Al ‘Arsy pada hari yangtidak ada naungan kecuali naunganNya , ditempatkan lelaki yang melakukan perjalanan di Bumi dalam mencari keutamaan Allah (rezeki), lalu kembali kepada keluarganya“. Selanjutnya Islam juga menganjurkan agar umat melindungi hartanya, hal ini tercermin dari Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang mengatakan: “ Wahai Rasulullah! Bagaimana pendapat Anda jika ada orang yang ingin mengambil hartaku? “ Beliau menjawab : “ Jangan kamu berikan hartamu!” lalu ia bertanya lagi :“ Bagaimana pendapat Anda bila ia menyerang untuk membunuhku ? “ Beliau menjawab “ Senanglah ia!” Ia bertanya lagi : “ Bagaimana pendapat Anda bila ia membunuhku? “ Beliau menjawab: ‘ Kamu adalah seorang syahid.” Ia bertanya lagi: “ Bagaimana bila saya membunuhnya? Beliau menjawab: “ Ia masuk neraka”. Akan tetapi, diriwayatkan pula oleh Bukhari dan Muslim serta Tirmidzi bahwa Rasulullah bersabda, “ Kekayaan yang sesungguhnya bukanlah melimpahnya harta, melainkan lapangnya hati”. Menurut Al- Ghazali, harta ditempatkan pada urutan kelima dalam maqasid syari’ah karena harta bukan tujuan, tetapi alat dalam mewujudkan kesejahteraan. Jika harta dijadikan tujuan dikhawatirkan akan mengarah pada terjadinya ketidakadilan, ketidakseimbangan dan dampaknya adalah berkurangnya kesejahteraan masyarakat. Sementara itu, hidup, akal, dan keturunan merupakan tujuan kesejahteraan yang berkaitan dengan umat manusia. Segala sesuatu yang diperlukan untuk memperkaya
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
98
ketiganya untuk semua orang harus dianggap sebagai kebutuhan. Pemenuhan seluruh kebutuhan ini akan menjadikan semua anggota generasi saat ini dan mendatang hidup damai, nyaman, sehat dan memberi sumbangan besar ke arah realisasi dan langgengnya falah dan hayyat tayyibah ( Chapra, 1999 : 11) Kesimpulannya, indikator kesejahteraan menurut Islam adalah bagaimana kita mampu mencapai maqasid syari’ah, menerapkannya dalam kehidupan sehari hari, sehingga kesejahteraan dunia dan akherat dapat terpenuhi. Indikator kesejahteraan yang dimaksud adalah capaian kesejahteraan umat dalam hal : 1. Kesejahteraan agama 2. Kesejahteraan jiwa. 3. Kesejahteraan akal. 4. Kesejahteraan keluarga/keturunan. 5. Kesejahteraan harta. 2.1.16. Konsep Keadilan Banyak pihak beranggapan bahwa mewujudkan cita-cita kesejahteraan masyarakat hanyalah sebuah impian yang sulit diwujudkan. Hal itu terjadi karena adanya penolakan menggunakan mekanisme filter yang disediakan oleh penilaian berbasis moral, disamping makain melemahnya perasaan social yang diserukan agama. Peningkatan moral dan solidaritas sosial tidak mungkin dapat dilakukan tanpa adanya kesakralan moral yang diberikan oleh agama. Para ahli mengakui, bahwa agama-agama cenderung memperkuat rasa kewajiban social dalam diri pemeluknya dari pada menghancurkan. Sepanjang sejarah umat manusia tidak
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
99
ditem mukan coontoh siggnifkan yyang mennunjukan, bahwa suatu maasyarakat yang berhhasil memeelihara keehidupan m moral tanppa bantuann agama. A Ajaran ekkonomi yaang berlaandaskan nilai-nilaii agama akan mennjadikan tujuan kesejjahteraan kehiduppan yang meningkkatkan jiw wa dan rrohani m manusia m menuju kepaada Tuhannnya. Meenurut Yuusuf Qarddhawi (19994), sesuungguhnyya manusiia jika kebuutuhan hiddup pribaadi dan keeluarganyaa telah teerpenuhi sserta mertta merasaa aman terhaadap diri dan rezeekinya, maka mereeka akan hidup denngan pennuh ketenaangan, beribbadah denngan khuusu’ kepaada tuhannnya yangg telah m member m mereka m makan, sehinngga terbebas darii kelaparaan dan meember keeamanan kkepada m mereka darri rasa takutt. Dibutuuhkan sebbuah kessadaran, bbahwa m manusia ddiciptakann bukan untuk kepeerluan ekkonomi, teetapi sebbaliknya m masalah ekonomi yang diiciptakan untuk kepeentingan m manusia. IIslam, sebbagai ajaraan universsal, sesunggguhnya iingin menndirikan suuatu pasaar yang manuusiawi, ddimana orrang yanng besar mengasihhi orang kecil, orrang yangg kuat 31 mem mbimbing orang yanng lemahh, orang yang bodoh belajar dengan yyang pintaar, dan oranng-orang bbebas meenegur orrang yangg nakal ddan zalim sebagaim mana nilaai-nilai utam ma yang diiberikan A Allah kepaada umat m manusia ((QS al-Am mbiyaa ; 1107)
[[21:107] D Dan tiadallah Kami mengutuus kamu, m melainkann untuk (m menjadi) rrahmat bbagi semesta alam. B Berbeda ddengan pasar yang iislami, meenurut Qaardhawi (1994), pasar yang bberada dibaw wah naunngan peraddaban matterialism mencerm minkan sebbuah miatuure hutan rimba (survvival of ffittest), diimana oraang yang kuat meemangsa yyang lemah, orangg yang
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
100
besar menginjak-injak orang yang kecil. Orang yang bisa bertahan dan meneng hanyalah orang yang paling kuat dan kejam, bukan orang yang paling baik dan ideal. Dengan demikian sulit membayangkan bahwakesejahteraan akan dapat diperoleh dari sistem pasar dalam peradaban materialisme. Untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi yang berkeadilan harus ada suatu sistem pasar yang sehat. Pasar itu sebenarnya adalah sebuah mekanisme yang canggih, namun gampang dirusak, untuk menata kehidupan ekonomi, sehingga setiap pribadi memberikan sumbangannya bagi keseluruhan dan juga memenuhi kebutuhan sendiri dengan kebebasan penuh untuk melakukan pilihan pribadinya. Pasar yang sehatmengalahkan keragaman, prakarsa dan kreativitas pribadi, dan upaya-upaya yang produktif (konten,2002) Pasar yang sehat sangat tergantung pada kesadaran para pesertanya, sehingga harus ada persyaratan agar masyarakat umum menjatuhkan sanksi terhadap orang yang tidak menghormati hak dan kebutuhan orang lain, serta mengekang secara sukarela dorongan pribadi mereka untuk melampaui batas. Apabila tidak ada suatu budaya etika dan aturan-aturan public yang memadai, maka pasar gampang sekali rusak. Pasar yang sehat, tidak berfungsi dengan paham individualisme. Kesejahteraan dalam pembangunan social ekonomi, tidak dapat didefenisikan hanya berdasarkan konsep materialis dan keruhanian. Tujuan-tujuan tersebut tidak hanya mencakup permasalahan persaudaraan manusia dan keadilan social ekonomi, kesucian ekonomi, kesucian kehidupan, kehormatan individu, kehormatan harta, kedamaian jiwa dan kebahagiaan, serta keharmonisan kehidupan keluarga dan masyarakat.
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
101
2.1.17. Definisi Keadilan Dalam Islam Menurut Kamus Bahasa Indonesia, keadilan berarti : (1) sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak ; (2) berpihak kepada yang benar berpegang pada kebenaran; (3) sepatutnya tidak sewenang-wenang. Kata adil sendiri berasal dari bahas arab yaitu ‘adl diambil dari kata ‘adala yang terdiri dari huruf ‘ain, dal dan lam. Rangkaian huruf-huruf ini mengandung dua makna yang bertolak belakang yaitu : “lurus dan sama”serta” bengkok dan berada”. Seorang yang adil adalah yang berjalan lurus dan sikapnya selalu menggunakan ukuran yang sama, tidak menggunakan double standard dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Persamaan itulah yang menjadikan seorang yang adil tidak berpihak kepada yang salah. Persamaan yang merupakan makna asal kata “adil” itulah yang menjadikan pelakunya “tidak berpihak”’dan pada dasarnya pula seorang yang adil “berpihak kepada yang benar” karena baik yang benar maupun yang salah sama-sama harus memperoleh haknya. Dengan demikian, ia melakukan sesuatu “yang patut dan tidak sewenang-wenang.” Menurut Ali Nurdin, al-Quran menggunakan beberapa istilah untuk menunjuk kata keadilan; yaitu al-adl, al-qisth, al-mizan dan lawan dari kata zulm, meskipun untuk yang terakhir ini keadilan tidak selalu menjadi lawan kata kezaliman. Konsep keadilan dalam penerimaan hasil usaha, telah difirmankan oleh Allah SWT dalam QS al- Haddid : 25. Selain itu juga disebutkan dalam QS al-Maidah : 8, Allah SWT berfirman :
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
102
Artinnya : Haii orang-oorang yanng berimaan hendakklah kamuu jadi oraang-orangg yang selallu meneggakkan (kkebenaran) n) karena Allah, m menjadi ssaksi dennagn adill. Dan jangganlah sekkali-kali kkebenciannmu terhaadap suattu kaum, mendorong kamu untuk berlaaku tidak adil. Berrlaku adilllah karenna adil ituu lebih deekat kepaada taqwaa. Dan bertaaqwalah kkepada Allah, sesuungguhnyaa Allah M Maha Menngetahui aapa yangg kamu kerjaakan.
Berdassarkan keddua ayat aal-Quran yyang terdaapat dalam m surat al-Haddid ddan alMaiddah di attas, jelas sekali dditerangkaan bahwaa al-kitabb (al-Quran) meruupakan neracca/timbanngan keaddilan bagi manusia. Manusiaa yang berrpegang teeguh kepaada alQuraan, maka sesungguuhnya dia telah mellaksanakaan keadilaan. Semenntara penggertian keaddilan selannjutnya diijelaskan dalam surrah al- M Maidah di atas lebiih dekat ddengan taqw wa, dijelakkskan bahwa dengaan taqwa m manusia aakan menccapai keseejahteraann yang sesunngguhnyaa, yaitu kkesejahterraan di dunia daan di akhhirat. Denngan dem mikian kesejjahteraan dan keaddilan meruupakan duua hal yangg tak terppisahkan. L Lebih jauhh Ibnu Taim miyah dalaam Chaprra (2000,665), menggertikan kkeadilan ssebagai esensi atauu hasil dari ketauhidaan terhadaap Allah S SWT. Sessuatu yangg baik adaalah bagiaan dari keeadilan dan ssebaliknyya sesuatu yang jeleek adalah bbagian daari ketidakk adilan ituu sendiri. Keadillan yang ddibicarakaan dan dittuntun dallam Al-Quuran amatt beragam m, tidak hanyya pada prroses peneetapan huukum atauu terhadapp pihak yaang bersellisih, melaainkan al-Quran jugaa menuntuut keadilann terhadapp diri senddiri ; baik ketika beerucap, meenulis, atau bersikap batin (QS S al-An’am m : 152)
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA
ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
103
[6:1552]Dan jaanganlah kamu deekati hartta anak yyatim, keccuali denngan caraa yang lebihh bermanf nfaat, hinggga samppai ia deewasa. Daan sempuurnakanlaah takaraan dan timbangan deengan adill. Kami tiidak mem mikulkan bbeban keppada sesorrang melaainkan sekeddar kesannggupannyya. Dan ap apabila kaamu berkaata, maka hendaklaah kamu berlaku adil, kendatippun ia aadalah keerabat(muu)519, dann penuhilaah janji Allah520. Yang demiikian itu ddiperintahhkan Allahh kepadam mu agar ka kamu ingat. Dalam m al-Qur’’an banyak ditem mukan ayyat yang membicarakan teentang keaddilan, darii nubuww wah (kenaabian) hinngga kepeemimpinann, dari iindividu hhingga masyyarakat. K Keadilan aadalah syyarat bagi terciptannya kesem mpurnaan ppribadi, sstandar kesejjahteraan masyarakkat, dan seekaligus jaalan terdeekat menuuju kebahaagian ukhrrawi. Sayyidd Qutb m memberikaan penekannan maknna al-adl sebagai ppersamaann yang meruupakan assas kemannusiaan yyang dimilliki oleh setiap oraang. Keaddilan bagii Qutb adalaah bersifaat terbuka,, tidak khhusus untuuk golongaan tertentu tu, sekalippun umpam manya yangg menetappkan keadiilan itu seeorang muuslim untuuk non-muuslim. Sellanjutnya dalam bukuunya sociaal justice in islam, Sayyib Q Qutb menjelaskan bbahwa keppercayaann islam terhaadap kehidupan maanusia meenjadikan keadilan sosial seecara esennsial meruupakan keaddilan secaara keselurruhan karrena islam m tidak m membagi iindividu kke dalam tubuh (body dy) dan jiw wa (soul)) atau meembedakaan sisi inttelektual ddengan issi spirituaal saja. Mannusia seccara keseeluruhan adalah satu tubbuh, angggota-angggotanya saling bertaanggung jjawab dann saling bertanggunng antara yang satuu dengan yang lainn. Oleh
DISERTASI
PENGARUH IMPLEMENTASI ....
KUSUMA CHANDRA KIRANA