BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Kebijakan Dividen Menurut preferensi investor ada tiga teori yang mendasari kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : 1. Teori Dividen Tidak Relevan Teori dividen tidak relevan dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh pada harga saham maupun terhadap biaya modal perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan ditentukan pada kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, bukan pada bagaimana laba tersebut dibagi menjadi dividen dan laba ditahan. Sehingga kebijakan dividen merupakan suatu yang tidak relevan untuk dipersoalkan. Teori MM menyatakan bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya dividend payout ratio,
tetapi hanya
ditentukan oleh profitabilitas dasar dan risiko usahanya, dengan asumsi bahwa tidak ada pajak yang dibayarkan atas dividen, saham dapat dibeli dan dijual tanpa adanya biaya transaksi, semua pihak baik manajer maupun pemegang saham memiliki informasi yang sama tentang laba perusahaan di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
2. Bird in the Hand Theory Gordon dan Lintner berpendapat bahwa para investor lebih menyukai dividen dibandingkan dengan capital gain. Dividen memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan capital gain, oleh karenanya investor akan merasa lebih aman untuk mengharapkan dividen saat ini dibandingkan menunggu capital gain yang di masa depan. 3. Tax Differential Theory Teori ini didasarkan atas pada perbedaan pajak antara dividen dengan keuntungan modal (capital gain). Pajak atas dividen harus dibayarkan pada tahun saat dividen tersebut diterima, sedangkan pajak atas capital gain tidak dibayarkan sampai saham dijual. Adanya keunggulan pajak tersebut maka membuat investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak dibandingkan dengan dividen. 2.1.2 Jenis Kebijakan Dividen Kebijakan dividen yang diputuskan oleh dewan direktur dalam rapat umum pemegang saham berbeda dalam setiap perusahaan, tergantung pada jenis kebijakan dividen yang diambil oleh perusahaan. Secara umum, terdapat empat macam jenis kebijakan dividen (Warsono, 2003:274), antara lain: 1. Kebijakan Dividen Mantap per Saham Dalam jenis kebijakan dividen mantap per saham, pembayaran dividen yang dilakukan oleh perusahaan mempunyai jumlah yang
Universitas Sumatera Utara
sama dari waktu ke waktu. Kenaikan jumlah dividen akan dilakukan bila perusahaan mempunyai pertumbuhan laba yang signifikan dan teratur setiap tahunnya. Apabila jumlah dividen telah dinaikkan, maka perusahaan tidak akan menurunkan jumlah dividen untuk tahun berikutnya. 2. Kebijakan Rasio Pembayaran Dividen Konstan Pada kebijakan rasio pembayaran dividen konstan, persentase jumlah dividen yang dibayarkan setiap tahunnya telah ditetapkan sesuai dengan jumlah laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa perusahaan. Apabila laba yang diterima oleh perusahaan turun, maka secara langsung akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan. Hal ini menyababkan
dividen
yang
dibagikan
oleh
perusahaan
berfluktuatif, tergantung pada laba bersih yang diterima oleh perusahaan pada setiap tahunnya. 3. Kebijakan Dividen Reguler Rendah dan Ekstra Tutup Tahun Dalam kebijakan dividen ini, perusahaan membagikan dividen dalam jumlah kecil dalam rentang waktu empat atau enam bulan sekali, kemudian di akhir tahun perusahaan menambah jumlah dividen yang dibayarkan apabila perusahaan memperoleh laba yang cukup besar. Tujuan dari pembagian dividen ini adalah untuk menghapus konotasi dividen permanen.
Universitas Sumatera Utara
4. Kebijakan Dividen Residual Dalam kebijakan dividen residual, jumlah laba yang ditahan oleh perusahaan bergantung pada peluang investasi yang tersedia dalam tahun tersebut. Dividen diambil dari laba yang tersisa (residual) setelah kebutuhan investasi perusahaan terpenuhi. Apabila kebutuhan dana investasi perusahaan pada tahun tertentu besar, maka perusahaan mungkin tidak akan membagikan dividen pada tahun tersebut. 2.1.3 Macam Dividen Menurut Warsono (2003:272), dividen yang diterima oleh para pemegang saham dapat dibagi menjadi tiga macam, antara lain: 1. Dividen Tunai (Cash Dividend) Dividen tunai merupakan jenis dividen yang umum digunakan oleh banyak perusahaan. Dividen tunai diterima oleh pemegang saham biasa melalui cek atau terkadang para pemegang saham menginvestasikan kembail dividen yang diperoleh ke dalam saham biasa perusahaan. Penginvestasian kembali dividen saham diselesaikan melalui suatu rencana investasi dividen (dividend reinvestment plan). 2. Dividen Saham (Stock Dividend) Dividen saham merupakan dividen yang dibagikan oleh perusahaan dalam
bentuk lembar saham tambahan dan tidak
berbentuk uang tunai. Perusahaan yang akan membagikan dividen
Universitas Sumatera Utara
dalam bentuk saham biasanya mengumumkan besarnya dividen tersebut dalam persentase tertentu. Misalnya, jika seorang pemegang saham mempunyai 10 lot saham (5000 lembar), dan perusahaan memutuskan untuk membagikan dividen saham sebanyak 10%, maka pemegang saham tersebut berhak menerima saham biasa sebanyak 1 lot (500 lembar) saham. 3. Dividen Kekayaan (Property Dividend) Dividen kekayaan merupakan dividen yang dibagikan oleh perusahaan dalam bentuk aset fisik.
Aset tersebut biasanya
berupa produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dividen kekayaan diberikan apabila jumlah pemegang saham perusahaan masih sedikit dan perusahaan menghasilkan produk yang mudah untuk didistribusikan. 2.1.4 Indikator Kebijakan Dividen Terdapat dua indikator yang biasa digunakan untuk mengukur kebijakan dividen suatu perusahaan (Warsono, 2003:275), yaitu: 1. Hasil Dividen (Dividend Yield) Dividend Yield merupakan rasio yang menghubungkan dividen yang dibayar dengan harga saham biasa perusahaan. Secara sistematis, dividend yield dapat dirumuskan sebagai berikut: π·ππ£πππππ πππππ =
π·ππ£ππππ πππ πΏπππππ ππβππ π»ππππ πππ πΏπππππ ππβππ
Universitas Sumatera Utara
Beberapa pemegang saham menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran risiko dan sebagai penyaring investasi. Para pemegang saham akan berusaha untuk menginvestasikan dananya dalam saham yang menghasilkan nilai dividend yield yang tinggi. 2. Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio) Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) merupakan indikator kedua yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen.
Dividend
payout
ratio
merupakan
rasio
hasil
perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa. Secara sistematis, dividend payout ratio dapat dirumuskan sebagai berikut: π·ππ
=
π·ππ£ππππ πΏπππ π¦πππ ππππ ππππ ππππ ππππππππ ππβππ π΅πππ π
Dividend payout ratio sering digunakan untuk mengestimasikan dividen yang akan dibagikan perusahaan pada tahun berikutnya. 2.1.5
Leverage Leverage merupakan penggunaan biaya tetap dalam usaha untuk meningkatkan profitabilitas (Horne dan Wachowicz, 2005 : 182). Jika perusahaan menggunakan sumber pembelanjaan dari luar (modal asing), biaya tetap dapat berupa bunga pinjaman. Sedangkan bila perusahaan menggunakan mesin-mesin, maka perusahaan harus menanggung biya tetap berupa penyusutan mesin (depresiasi). Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Penggunaan utang
Universitas Sumatera Utara
yang
terlalu
tinggi
akan
membahayakan
perusahaan
karena
perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage (utang ekstrim) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari mana sumber β sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang. Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi cenderung memiliki agency cost yang rendah. Tingkat hutang yang tinggi akan menimbulkan konflik antara pemegang saham dengan kreditur. Tingginya tingkat hutang perusahaan akan menyebabkan kreditur menerapkan perjanjian hutang (debt covenance) kepada manajer perusahaan untuk melindungi kepentingannya. Perjanjian yang diterapkan
berisi
pembatasan
terhadap
kebijakan
manajemen
termasuk pembatasan pembagian dividen kepada pemegang saham. Dengan tingginya tingkat hutang (leverage) perusahaan, maka perusahaan akan membatasi dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan fokus untuk melunasi hutang perusahaan kepada kreditur. 2.1.6
Growth Growth merupakan rasio yang mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Weston dan Copeland,
Universitas Sumatera Utara
199 : 233). Growth menunjukkan pertumbuhan aset dimana aset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Variabel ini diperoleh dengan menghitung rata-rata tingkat pertumbuhan aset, yaitu dengan membagi total aset tahun sekarang dikurang dengan total aset tahun sebelumnya kemudian dibagi dengan total aset tahun sebelumnya. Semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut (Riyanto, 2001 : 210). Dengan besarnya kebutuhan akan dana untuk waktu mendatang, perusahaan biasanya lebih senang untuk menahan labanya daripada membagikannya sebagai dividen kepada para pemegang saham. 2.1.7
Collateralizable Asset Collateralizable Asset adalah aset perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan peminjaman. Collateralizable Asset diukur dengan membagi antara aktiva tetap terhadap total aktiva (Fauz dan Rosidi, 2007, 264). Santoso
dan
Prastiwi
(2012:
4)
menyatakan
bahwa
collateralizable asset mungkin memiliki efek pada kebijakan dividen. Perusahaan dengan tingkat collateralizable asset yang tinggi dapat menggunakan aset tersebut sebagai jaminan untuk hutang. Akibatnya perusahaan tersebut cenderung kurang mengandalkan laba ditahan dalam kegiatan pendanaannya. Selain itu, collateralizable asset yang
Universitas Sumatera Utara
tinggi mengisyaratkan bahwa perusahaan akan memiliki lebih banyak kas yang dapat didistribusikan dalam bentuk dividen. 2.1.8
Risiko Sistematis Risiko sistematis (systematic risk) adalah risiko yang tidak dapat didiversifikasikan atau dengan kata lain risiko yang sifatnya mempengaruhi secara menyeluruh (Fahmi, 2012 : 371). Risiko sistematis merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan pasar secara keseluruhan dan perubahan tersebut memengaruhi variabilitas return dari suatu investasi (Tandelilin, 2001:50). Para pemegang saham akan membebankan return yang tinggi bila menginvestasikan dananya pada perusahaan yang memiliki risiko yang tinggi. Namun, perusahaan yang mempunyai risiko tinggi cenderung akan membayar dividen dalam jumlah kecil. Hal ini disebabkan perusahaan yang berisiko tinggi memiliki probabilitas mengalami penurunan laba.
2.2. Penelitian Terdahulu Arie dan Sampurno (2008) melakukan penelitian dengan judul βAnalisis pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Growth, Firm Size, dan Cash Ratio terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEI periode 2005 β 2008)β. Variabel independen yang digunakan adalah Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Growth, Firm Size, dan Cash Ratio.
Universitas Sumatera Utara
Metode dokumentasi (dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data yang tercantum pada Indonesian Capital Market Directory) digunakan untuk menguji empat variabel yang mempengaruhi dividend payout ratio. Hasil uji simultan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Growth, Firm Size, dan Cash Ratio secara bersama β sama berpengaruh terhadap perubahan Dividend Payout Ratio. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa Return On Asset berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Growth berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Firm size berpengaruh positif tetapi
tidak signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio. Cash ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Koefisien determinasi menunjukkan besarnya adjusted R square sebesar 0,186. Hal ini menjelaskan bahwa variabel bebas yang digunakan dalam model hanya mampu menjelaskan 18,6 persen terhadap dividend payout ratio sedangkan sisanya 81,4 persen model dijelaskan oleh faktor lain di luar model yang berpengaruh tetapi belum dimasukkan dalam analisis ini. Jannati (2010) melakukan penelitian dengan judul βAnalisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Growth Terhadap Kebijakan Dividen (sensus pada perusahaan manufaktur Consumer Goods Industry yang listing di Bursa Efek Indonesia)β. Variabel independen yang digunakan adalah Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER) dan Asset Growth (AG).
Universitas Sumatera Utara
Metode analisis jalur dengan program SPSS digunakan untuk menguji tiga
variabel yang mempengaruhi DPR tersebut. Hasil dari penelitian
tersebut bahwa Profitabilitas (ROA), Leverage (DER) dan Growth (AG) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR) perusahaan manufaktur consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Asset Growth (AG) berpengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) perusahaan manufaktur consumer goods industry yang terdaftar di BEI. Fauz dan Rosidi (2007) meneliti tentang pengaruh aliran kas bebas, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan utang dan collateral asset terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini menggunakan uji regresi linear berganda. Hasil dari uji simultan menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel independen yang terdiri dari aliran kas bebas, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan utang dan collateral asset berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Secara parsial, hasil dari pengujian hipotesis, variabel kebijakan utang dan collateral asset berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen. Variabel aliran kas bebas, kepemilikan manajerial, kepemilikan
Universitas Sumatera Utara
institusional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Islamiyah (2012) melakukan penelitian dengan judul βPengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, dan Growth terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di BEI.β Berdasarkan penilitian yang dilakukan, diperoleh hasil secara simultan bahwa variabel free cash flow, profitabilitas, likuiditas, leverage, dan growth secara bersamasama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil pengujian statististik secara parsial terhadap masing-masing variabel bebas yaitu free cash flow, profitabilitas, likuiditas, leverage, dan growth terhadap kebijakan dividen tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Rahmawati (2007) melakukan penelitian dengan judul βPengaruh Insider Ownership, Institusional Ownership, Dispersion of Ownership, Tingkat Pertumbuhan Perusahaan dan Risiko Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahan yang Terdaftar di BEI. Berdasarkan hasil uji Fhitung diperoleh hasil bahwa insider ownership, institutional ownership, dispersion of ownership, tingkat pertumbuhan perusahaan dan risiko sistematis secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebΔ³akan dividen perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan uji parsial diperoleh hasil bahwa Insider ownership berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Δ³akan keb dividen. Institutional
ownership,
tingkat
pertumbuhan
dan
risiko
sistematis
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keb Δ³akan dividen, sedangkan variabel dispersion of ownership berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keb Δ³akan dividen perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Santoso dan Prastiwi (2012) melakukan penelitian dengan judul βAnalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen, Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009β. Penelitian ini mengkaji sejauh mana agency theory dan pecking order theory dalam mempengaruhi kebijakan dividen. Variabel leverage, collateralizable asset, dan kepemilikan institusional digunakan sebagai proksi dari agency theory, sedangkan pecking order theory diproksikan dengan variabel pertumbuhan perusahaan. Variabel ukuran perusahaan dimasukkan ke dalam model penelitian sebagai variabel kontrol. Berdasarkan uji secara simultan, variabel leverage, growth, collateralizable asset, kepemilikan institusional, dan variabel kontrol ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan uji secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel leverage, growth, dan collateralizable asset tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Kepemilikan institusional menjadi faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan memiliki terhadap besar kecilnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Matriks Penelitian Terdahulu No 1.
Nama Peneliti/ Tahun Arie dan Sampurno (2011)
Judul Penelitian Analisis Pengaruh Return on Assets, Debt to Equity Ratio, Growth, Firm Size, dan Cash Ratio terhadap Dividen Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Metode Analisis Analisis Regresi Linear Berganda
-
Variabel Penelitian Return on Assets (ROA) Debt to Equity Ratio (DER) Growth Firm Size Cash Ratio Dividend Payout Ratio(DPR)
2.
Jannati (2012)
Pengaruh profitabilitas, leverage, dan growth terhadap kebijakan dividen (Perusahaan Manufaktur Consumer Goods Industry)
Analisis Regresi Linear Berganda
- Return On Assets (ROA) - Debt to Equity Ratio (DER) - Assets Growth (AG) - Dividend Payout Ratio(DPR)
3.
Fauz dan Rosidi (2007)
Pengaruh Aliran Kas Bebas, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Utang dan Collateral Assets terhadap Kebijakan Dividen.
Analisis Regresi Linear Berganda
- Aliran Kas Bebas - Kepemilikan Manajerial - Kepemilikan Institusional - Kebijakan Utang - Collateral Assets - Dividend Payout Ratio(DPR)
4.
Islamiyah (2012)
Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, dan Growth terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di BEI.
Analisis Regresi Linear Berganda
-
Free Cash Flow Profitabilitas Likuiditas Leverage Growth Dividend Payout Ratio(DPR)
Hasil Analisis - ROA berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap DPR - DER berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap DPR - Growth berpengaruh negatif signifikan terhadap DPR - Firm size berpengaruh positif tidak signifikan terhadap DPR - CR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap DPR - Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap Dividen payout ratio (DPR), - Debt to Equity Ratio (DER) dan Asset Growth (AG) berpengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). - Kebijakan Utang dan Collateral Assets berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, - Aliran kas bebas, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen - Free cash flow, profitabilitas, likuiditas, leverage, dan growth secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen .
Universitas Sumatera Utara
No 5.
6.
Nama Peneliti/ Tahun Rahmawati (2007)
Santoso dan Prastiwi (2012)
Judul Penelitian Pengaruh Insider Ownership, Institusional Ownership, Dispersion of Ownership, Tingkat Pertumbuhan Perusahaan dan Risiko Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahan yang Terdaftar di BEI
Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen, Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009
Metode Analisis Analisis Regresi Linear Berganda
-
-
Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel Penelitian Insider Ownership Institusional Ownership Dispersion of Ownership Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Risiko Perusahaan Dividend Payout Ratio (DPR) -
- Leverage - Growth - Collateralizable asset - Kepemilikan institusional - Ukuran perusahaan - Dividend Payout Ratio(DPR)
Hasil Analisis
Insider ownership berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kebΔ³akan dividen institutional ownership, tingkat pertumbuhan dan risiko perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebΔ³akan dividen, Dispersion of ownership berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kebΔ³akan dividen - Leverage, growth, dan coll. asset tidak berpengaruh signifikan terhadap ebijakan dividen - Kepemilikan institusional berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan dividen - Ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
2.3. Kerangka Konseptual Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yang dalam penelitian ini diproksikan dengan dividend payout ratio. Variabel yang diduga berpengaruh terhadap dividend payout ratio dalam penelitian ini antara lain leverage, growth, collateralizable asset, dan risiko sistematis.
Universitas Sumatera Utara
Leverage diproksikan dengan debt to equity ratio (DER). Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup sebagian atau seluruh utangutangnya. Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi cenderung memiliki agency cost yang rendah. Eksistensi hutang akan membuat kontrol maupun proses pengawasan terhadap para manajer tidak hanya dilakukan oleh para pemegang saham melainkan juga pihak kreditur. Hal ini akan mengurangi ketergantungan para pemegang saham terhadap dividen sebagai salah satu mekanisme untuk mengatasi masalah keagenan. Kreditur selain memberikan pengawasan juga akan menerapkan perjanjian hutang (debt covenance) untuk melindungi kepentingannya. Perjanjian tersebut berisi pembatasan terhadap kebijakan - kebijakan manajemen termasuk didalamnya adalah pembatasan pembagian dividen kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, leverage akan berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen perusahaan . Growth menunjukkan pertumbuhan aset dimana aset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, maka semakin besar kebutuhan pada masa depan yang digunakan untuk membiayai pertumbuhannya. Semakin besar kebutuhan akan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk menahan earning-nya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham dengan mengingat batasan - batasan biayanya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan semakin
Universitas Sumatera Utara
besar dana yang dibutuhkan, semakin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, semakin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, berarti semakin rendah dividend payout rationya (Riyanto, 2001: 211). Oleh karena itu, growth akan berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio (DPR). Collateralizable asset adalah aset perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan peminjaman. Tingginya jumlah collateralizable asset yang dimiliki perusahaan akan mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditor sehingga perusahaan dapat membayar dividen dalam jumlah besar, sebaliknya semakin rendah collateralizable asset yang dimiliki perusahaaan akan meningkatkan konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditor sehingga kreditor akan menghalangi perusahaan untuk membayai dividen dalam jumlah besar kepada pemegang saham karena takut piutang mereka tidak terbayar. Oleh karena itu, collateralizable asset akan berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio (DPR). Risiko sistematis diukur dengan menggunakan beta kuadrat dikalikan dengan varians pasar. Perusahaan yang mempunyai risiko tinggi cenderung untuk membayar dividen lebih kecil karena perusahaan yang berisiko tinggi memiliki probabilitas untuk mengalami penurunan laba. Oleh karena itu, risiko sistematis akan berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio (DPR). Kerangka
konseptual
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
ditunjukkan pada gambar 2.1 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Leverage (X1)
Growth (X2) Dividend Payout Ratio (Y) Collateralizable Asset (X3)
Risiko Sistematis (X4) Sumber: Brigham dan Houston (2010), Santoso dan Prastiwi (2012), Rahmawati (2007) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
2.4. Hipotesis Menurut Sugiyono (2005 : 51) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah βLeverage, growth, collateralizable asset, dan risiko sistematis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividen payout ratio pada perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012.β
Universitas Sumatera Utara