BAB 2 LATAR BELAKANG TERAPI AMOKSISILIN DAN METRONIDAZOLE SEBAGAI PENUNJANG TERAPI PERIODONTAL
Dasar pemikiran diindikasikannya terapi antibiotik sebagai penunjang perawatan periodontal adalah didasarkan pada kenyataan bahwa etiologi utama penyakit periodontal adalah bakteri yang dikenal sebagai plak bakteri. Beberapa spesies bakteri dapat mengadakan invasi ke jaringan ikat gingiva, akar gigi, bahkan sampai ke permukaan tulang alveolar. Bakteri yang invasi tersebut tidak dapat disingkirkan hanya dengan tindakan penskeleran dan penyerutan akar, sehingga perlu diberikan terapi antibiotik sebagai penunjang dalam perawatan periodontal.1 Sehubungan dengan hal tersebut, dalam bab ini akan dibahas mengenai terapi antibiotik sebagai penunjang perawatan periodontal serta efek sinergis dan dosis kombinasi yang digunakan.
2.1.
Terapi Antibiotik Sebagai Penunjang Terapi Periodontal
Terapi periodontal bertujuan untuk mengurangi plak supra dan subgingiva serta kalkulus dengan tindakan yang tepat dan menjaga kebersihan mulut dengan melakukan penskeleran dan penyerutan akar.2 Penyingkiran plak dan bakteri hanya dengan teknik mekanik saja biasanya kurang menunjukkan hasil maksimal dalam waktu panjang. Hal ini dikarenakan perlakuan mekanik saja tidak bisa menghilangkan etiologi primer secara tuntas sehingga bakteri-bakteri tersebut akan mengalami rekolonisasi. Untuk mencegah hal tersebut, penggunaan antibiotik pun dilakukan
Universitas Sumatera Utara
sebagai penunjang untuk terapi periodontal secara mekanik dalam mendapatkan peningkatan keuntungan klinis.3 Pemberian antibiotik sangat menunjang hasil perawatan secara mekanik, karena antibiotik akan membunuh bakteri-bakteri patogen subgingiva yang masih ada pasca perawatan mekanis.1 Penggunaan antibiotik tambahan secara sistemik dapat meningkatkan hasil perawatan periodontal karena dapat menekan patogen periodontal pada pasien yang mengalami periodontitis.2 Namun demikian, pemilihan antibiotik yang diberikan sebagai penunjang periodontal harus didasarkan pada kerentanan bakteri yang hendak disingkirkan. Selain itu, antibiotik yang dipilih harus memiliki efek samping yang minimal, tidak umum digunakan pada perawatan medis, dan sedapat mungkin murah harganya.1,4
2.2.
Kombinasi Amoksisilin dan Metronidazole
Antibiotik yang dipilih sebagai penunjang perawatan periodontal haruslah sesuai dengan bakteri yang menjadi target. Dalam hal ini yang menjadi patokan adalah MIC (minimum inhibitory concentration) atau konsentrasi penghambat minimal, yaitu konsentrasi terendah dimana tidak ada pertumbuhan terlihat. Antibiotik yang dipilih juga harus cukup tinggi konsentrasinya dalam cairan sulkus gingiva (CGF).1 Alasan penggunaan kombinasi amoksisilin dengan metronidazole dalam perawatan periodontal adalah untuk mengatasi infeksi yang melibatkan bakteri berspektrum luas. Metronidazole mencakup bakteri anaerob dan amoksisilin
Universitas Sumatera Utara
mencakup bakteri fakultatif aerob yang terlibat dalam infeksi.5 Penggunaan kombinasi amoksisilin dan metronidazole ini dapat menekan pertumbuhan bakteri Actinobacillus actinomycetemcomitans,
Porphyromonas gingivalis,
Prevotella
intermedia, Treponema denticola, Treponema forsythia, dan Fusobacterium nucleatum.3,6 Metronidazole yang dikombinasikan dengan amoksisilin efektif terhadap perawatan kasus-kasus periodontitis lanjut, terutama yang berhubungan dengan infeksi Actinobacillus actinomycetemcomitans.2 Penelitian lain yang dilakukan juga menunjukkan kombinasi amoksisilin dengan
metronidazole dapat
menahan
perkembangan periodontitis kronis, dan juga meningkatkan parameter klinis penyakit secara signifikan serta mengurangi jumlah sisi yang terinfeksi Porphyromonas gingivalis, dan Prevotella intermedia.6 Metronidazole memiliki efek oral pada mikrobiota subgingiva dan dapat menembus cairan sulkus gingiva dan saliva. Setelah beberapa kali pemberian dosis 250 mg, metronidazole dapat mencapai konsentrasi 26,7 mg/ml dalam cairan sulkus gingiva, dan dosis tunggal 750 mg metronidazole memberikan konsentrasi 8,7-13,8 mg/ml pada cairan sulkus gingiva. Amoksisilin juga sangat efektif terhadap kebanyakan patogen periodontal dan menunjukkan aktivitas antimikroba tingkat tinggi yang dicapai dalam cairan sulkus gingiva. Sehingga, kombinasi amoksisilin dan metronidazole dijadikan suatu terapi tambahan yang efektif untuk penekanan jumlah A.actinomycetemcomitans dan mengurangi jumlah P.intermedia dan P.gingivalis.6
Universitas Sumatera Utara
2.2.1. Efek Sinergisme Antara Amoksisilin Dengan Metronidazole Keefektifan kombinasi metronidazole dengan amoksisilin telah terbukti dalam berbagai infeksi campuran pada manusia terutama yang berkaitan dengan Actinobacillus actinomycetemcomitans pada penyakit periodontal. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan terdapat tindakan sinergis antara senyawa kombinasi tersebut terhadap A.actinomycetemcomitans. Selain itu, hydroxymetabolite
dari
metronidazole yang dihasilkan di dalam hati manusia juga bertindak sinergis dengan kedua senyawa. Oleh karena itu, terlihat tidak hanya dari aksi masing-masing antibiotik yang bertanggung jawab terhadap penghapusan mikroorganisme, tetapi juga tindakan sinergis antara kedua senyawa dan hydroxymetabolite yang berkontribusi terhadap kombinasi dalam campuran anaerob yang parah.5 Tindakan sinergis antara kedua senyawa kombinasi tersebut menyebabkan konsentrasi yang rendah dari MIC sudah cukup efektif terhadap Actinobacillus actinomycetemcomitans.5 Manfaat spesifik dalam penekanan patogen periodontal dari kombinasi antara amoksisilin dan metronidazole membuat kombinasi obat ini menjadi pilihan pertama terapi untuk penyakit periodontal yang terkait dengan Actinobacillus actinomycetemcomitans.7
2.2.2. Dosis Kombinasi Antara Amoksisilin Dengan Metronidazole Kombinasi amoksisilin dan metronidazole telah diusulkan sebagai rejimen yang berguna karena keberhasilannya dalam bakterisida dan meningkatkan spektral dibandingkan dengan monoterapi dari masing-masing obat tersebut. Dalam kombinasi ini metronidazole dicerna di dalam hati dimana terdapat hydroxymetabolite
Universitas Sumatera Utara
yang sangat efektif dari obat tersebut diproduksi dan amoksisilin bertindak sinergis pada A.actinomycetemcomitans, Porphyromonas gingivalis, Treponema denticola, Treponema forsythia. Selain itu, Prevotella intermedia dan Fusobacterium nucleatum menunjukkan respon terhadap kombinasi ini. Laporan-laporan tersebut memberikan bukti dan mendorong penggunaan antibiotik polifarmasi tambahan dalam perawatan periodontal.3,5 Beberapa kelompok penggolongan penggunaan kombinasi amoksisilin dan metronidazole adalah 375 mg amoksisilin ditambah 250 mg metronidazole 3 kali sehari selama 7 hari dan 500 mg amoksisilin ditambah 250 mg metronidazole 3 kali sehari selama 7 hari.1,2,7
─────║─────
Universitas Sumatera Utara