BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. TEKNOLOGI MOBILE IP 2.1.1. Jaringan Komputer Bergerak & Wireless Pada dasarnya jaringan komputer bergerak terbagi menjadi 2 pemahaman yaitu portable computing dan mobile computing. Pemahaman akan portable computing mengacu pada proses komputasi yang bisa dibawa-bawa oleh pengguna, namun interaktifitas dan otomasi tidak didukung olehnya. Sedangkan dalam mobile computing segala aktifitas proses komputasi aplikasi data diharapkan tidak terganggu akibat adanya aktifitas pengguna yang bergerak [5]. Tanpa teknologi wireless, komunikasi mobile akan sulit terlaksana. Kenyamanan pengguna akan terganggu dengan digunakannya teknologi jaringan yang masih menggunakan media kabel, di mana pergerakan pengguna amat sangat dibatasi. Dengan adanya teknologi wireless perangkat komputasi tetap terhubung ketika bergerak. Teknologi wireless merupakan teknologi yang biasa diterapkan untuk jaringan komputer bergerak baik portable computing maupun mobile computing. Wireless digunakan pada jaringan komputer bergerak karena teknologi ini mendukung pergerakan yang dinamis sedangkan teknologi kabel merupakan jaringan komputer fix yang statis. Teknologi wireless LAN (WLAN) dapat dengan
6
7 cepat diterima oleh masyarakat karena mereka mengharapkan komunikasi realtime yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Tantangan penggunaan wireless pada jaringan komputer bergerak adalah proses selama handoff, dimana kualitas layanan jaringan komputer bergerak ditentukan oleh handoff yang terjadi. Proses komputasi akan terganggu jika terjadi hard handoff. Sebagai contohnya jika pada saat streaming video terjadi hard-handoff maka pada streaming video yang didapatkan akan terjadi jitter atau delay variation dimana gambar dari video streaming akan rusak akibat terputusnya streaming dari layanan [2].
2.1.2. Ide Dasar dan Pengertian Mobile IP Mobile computing pada jaringan komputer bergerak tidak didukung oleh dunia internet karena internetwork merutekan paket ke tujuannya dengan protokol yang statik. Sehingga jika terjadi perpindahan dari jaringan satu ke jaringan lain paket data yang seharusnya diterima di alamat jaringan sebelumnya tidak akan diterima pada jaringan setelah terjadi perpindahan. Oleh karena itu diperlukan protokol yang menjaga layanan tersebut agar paket dapat diterima oleh pengguna bergerak. Sesuai dengan tujuannya untuk mobilitas, protokol tersebut dinamakan Mobile IP (MIP). MIP ditujukan agar mobile user selalu memperoleh static home ip address, tidak peduli dari mana ia terkoneksi ke jaringan. Dengan Mobile IP pengguna dapat menjelajah melintasi berbagai IP subnet dan access link sekaligus menjaga komunikasi secara terusmenerus.
8 Fungsi dari Mobile IP dapat dianalogikan seperti layanan pos. Pos mail dikirimkan ke tujuan dengan cara menempatkan surat (the packet payload) dalam sebuah amplop yang dialamatkan ke tujuan (IP header). Surat sampai di kantor pos lokal tujuan dan dirutekan ke tujuan dengan alamat rumah tujuan. Ketika tujuan pindah, kantor pos lokal (Home Agent) akan diberitahukan oleh tujuan untuk meneruskan paket ke lokasi tujuan yang baru (Care-of Address [CoA]). Sekarang, ketika surat dialamatkan ke alamat rumah tujuan tiba di kantor pos local maka akan dialamatkan kembali (tunneled) ke lokasi tujuan yang baru(CoA). Suratnya lalu tiba di kantor pos lokasi baru tujuan (Foreign Agent [FA]) lalu surat dikirimkan ke tujuan di lokasi yang baru (CoA). Pengiriman surat ini terlaksana tanpa adanya usaha (dan biasanya juga knowledge) dari pengirim awal dari surat tersebut (Correspondent Node [CN]).
Gambar 2. 1 Layanan Pos ke Rumah Anda [1]
9
Gambar 2. 2 Layanan Pos ketika Anda Berpindah [1]
Mobile IP adalah sebuah protocol pengaturan alamat (addressmanagement protocol) yang tetap bersandar pada teknik pengaturan alamat (address-management techniques) yang ada, entah itu statik atau dinamik [1]. Mobile IP sering dianggap bukan suatu routing protocol karena tidak sanggup membangun topologinya sendiri secara penuh. Namun hal ini bukanlah fitur yang dibutuhkan dari suatu routing protocol. Inti dari sebuah dynamic routing protocol adalah mengubah routing table secara dinamis jika terjadi perubahan jalur, dan tidak mengubah cara routing itu sendiri [1]. Perubahan topologi jaringan harus dapat dideteksi oleh routing protocol, kemudian jalur terbaik yang tersedia harus dipilih dan diadaptasi dengan melakukan update routing table. Setiap routing protocol didesain untuk bertemu dengan kebutuhan khusus. Mobile IP didesain untuk mobilitas.
10 Mobile IP didesain untuk menyediakan host routing skala besar untuk client dalam lingkungan mobile (biasanya wireless). Suatu mobile node dapat punya satu atau lebih link yang terhubung ke jaringan, dan setiap link punya metric yang berasosiasi dengannya. Metric dan informasi link digunakan oleh mobile node untuk menginformasikan jaringan melalui routing updates dari jalur terbaik yang seharusnya dapat dicapai. Tidak seperti routing protocol lainnya, link pada Mobile IP Protocol dibangun oleh diri sendiri, tapi jangan harap Home Agent untuk lompat keluar dari rack dan mulai merencanakan (link logic). Link logic ini dikenal dengan tunnel. Tunneling biasanya menghubungkan dua jaringan yang sama melalui suatu jaringan yang tidak sama. Sebagai contoh, routed protocol AppleTalk dapat dibawa oleh sebuah tunnel melewati sebuah network yang tidak memiliki kemampuan untuk merouting protokol AppleTalk. Mobile IP menggunakan konsep yang sama dengan tunneling melalui suatu routing domain yang tidak tahu bagaimana untuk melakukan route ke lokasi mobile node sekarang. Dengan Mobile IP, suatu alamat IP konstan dijaga oleh mobile node ketika berpindah antar jaringan. Protokol Mobile IP ini harus didukung dengan traditional routing protocol yang akan menentukan host route untuk setiap Mobile Node. Setiap kali Mobile Node dipindah, host route harus dapat diupdate dan routing protocol dapat direconverge. Hal ini dapat bekerja untuk sejumlah kecil Mobile Node dengan mobilitas yang jarang, tapi ketika routing update semakin meningkat, traditional routing protocol dapat gagal. Secara garis besar host route dimasukkan oleh Mobile IP ke dalam dua device, yaitu Home Agent dan Foreign Agent dan tunneling digunakan untuk
11 mengantarkan lalu-lintas untuk melintasi jaringan. Intinya tunnel digunakan Mobile IP untuk menciptakan suatu overlay routing domain, dengan demikian akan mengisolasi perubahan host route yang sering terjadi dari routing protocol yang sedang digunakan.
2.1.3. Komponen Mobile IP Pembangunan Mobile IP infrastruktur dapat terdiri atas minimal sebuah Home Agent dan sebuah Mobile Node, dan dapat juga terdapat sebuah Foreign Agent. Bahkan semua komponen ini dapat dilayani oleh sebuah router sekaligus. Tetapi pada kebanyakan pembangunan dan pengembangan Mobile IP infrastruktur device yang terpisah digunakan untuk masing-masing fungsi atau terkadang mengkombinasikan Home Agent dan Foreign Agent ke dalam single router. Fungsi Mobile IP ini dapat diaktifkan pada access router yang tersedia dalam jaringan, atau pada dedicated Mobility Agent. Konsep penting lainnya dalam Mobile IP terdiri dari Home Network, Home Address, dan CoA.
Gambar 2. 3 Komponen dari Simple Mobile IP Deployment [1]
12 2.1.3.1.
Mobile Node Sebuah Mobile Node dapat berupa semua IP device yang menjalankan sebuah Mobile IP client stack, mulai dari personal digital assistant (PDA), sebuah laptop sampai router [1]. Mobile Node harus dapat mendeteksi perpindahan dan mempelajari lokasinya sekarang. Pergerakan logik tidaklah mudah dirubah di access device, tetapi harus dirubah di subnet yang berasosiasi dengan access link. Ketika terjadi proses handover, maka Mobile Node harus mengirimkan signalling, melaporkan perubahannya ke Home Agent melalui sebuah Foreign Agent. Selain itu Mobile Node dan Home Agent harus saling berbagi security association agar Mobile IP dapat digunakan.
2.1.3.2.
Home Network dan Home Address Sebuah Mobile Node IP Address berhubungan dengan home address. Home Address dialokasikan keluar sebagai Home Network, yang mana terhubung dengan Home Agent. Home Address diberikan secara statik atau dinamik ketika proses registrasi Mobile IP. Tujuan dari Home Network adalah untuk menghindari advertise host route untuk setiap Mobile Node di dalam IGP routing protocol. Ketika Mobile Node terhubung dengan Home Networknya Mobile IP tidak dibutuhkan karena traditional IP routing dapat mengirimkan lalu-lintas ke Mobile Node seperti biasanya. Ketika Mobile Node berpindah menjauhi Home Networknya dan terhubung dengan network yang baru, network/domain yang baru sering disebut sebagai foreign domain atau visited domain [1].
13 2.1.3.3.
Home Agent Home Agent adalah sebuah router yang berkemampuan untuk memproses Mobile IP routing updates, yang disebut dengan registrasi, dan forwarding traffic ke Mobile Node melalui tunnel yang tercipta secara dinamis [1]. Jika Home Agent sedang berada dalam forwarding path, lalu-lintas data akan diteruskan melalui tunnel dengan menggunakan host route. Dan jika Home Network adalah physical network dan Home Agent tidak berada dalam forwarding path, proxy Address Resolution Protocol (ARP) akan digunakan Home Agent untuk mendapatkan semua lalu lintas yang diperuntukan bagi Mobile Node dan meneruskannya melalui tunnel.
2.1.3.4.
Care-of Address CoA adalah IP address yang valid dan dapat diroute ke Mobile Node current point ketika Mobile Node sedang terhubung dengan Foreign Network [1]. CoA diinformasikan oleh Mobile Node kepada Home Agent selama proses registrasi Mobile IP. Encapsulated (tunneled) traffic dari Home Agent untuk selanjutnya dikirim ke CoA, yang mana merupakan lokasi logik dari Mobile Node ketika berada di foreign domain. Mobile IP tunnel berada antara Home Agent Address dan CoA. CoA dapat dibedakan menjadi Colocated CoA (CCoA) dan FA COA.
a. Colocated Care-of Address Dalam mode CCoA (Colocated Care-of Address), IP address diperlukan oleh Mobile Node untuk dirinya sendiri di dalam Foreign
14 Network, sebagai contoh melalui Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) atau address-management protocol lainnya. Alamat ini dikenal sebagai CCoA. Dalam mode colocated, terdapat dua alamat yang dimiliki oleh Mobile Node, yaitu Home Address dan CCoA. CCoA adalah valid dan routable pada link sekarang dan menerima lalu-lintas data yang sudah ditunnel. Kemampuan untuk mematikan Mobile IP tunnel harus dimiliki oleh Mobile Node dalam mode CCoA. Home address tidak routable pada link sekarang tetapi digunakan sebagai sumber dan tujuan dari semua lalu-lintas data. CCoA tidak efisien terhadap penggunaan alamat IP karena setiap Mobile Node memerlukan alamat yang valid dan dapat diroute untuk semua jaringan yang dikunjungi. Terlepas dari tidak efisiennya, mode CCoA sering digunakan karena paling mudah dalam deploymentnya. Hal itu juga sering dipasangkan dengan IP Private untuk meminimalisasi alamat IP yang boros.
b. Foreign Agent Care-of Address Opsi lainnya adalah menggunakan FA CoA. Dalam kasus ini, banyak nodes men-share satu CoA. FA CoA adalah satu atau lebih interface IP addresses yang di-advertise oleh FA.
2.1.3.5.
Foreign Agent Foreign Agent adalah suatu router yang terhubung dengan access link, yang mampu mematikan tunnel yang berkepentingan dari Mobile Node [1]. FA
15 dapat me-advertise satu atau lebih IP addresses sebagai sebuah CoA. Ketika terjadi proses registrasi antara Mobile Node dengan Home Agentnya, proses registrasi terjadi melalui FA. FA menjaga jalur access link ke Mobile Node yang terhubung. Lalu lintas untuk Mobile Node ditunnel dari Home Agent ke FA. Setelah encapsulation header dilepas oleh FA, lalu lintas data dikirimkan ke Mobile Node. FA harus terhubung ke Mobile Node access link secara langsung, karena lalu lintas data hanya akan dikirim melalui pengalamatan layer message authentication code (MAC). Jika FA meroute lalu lintas data, maka data akan dikirim balik ke Home Agent dan berakhir dalam routing loop.
2.1.3.6.
Correspondent Node Pada dasarnya Correspondent Node (CN) bukan merupakan komponen Mobile IP tetapi merupakan elemen pedantic yang menolong ketika dilakukannya analisa mengenai traffic flow. CN adalah peer traffic dari Mobile Node dalam komunikasi data, sebagai contoh jika Mobile Node menggunakan web browser, CN adalah web servernya.
2.1.3.7.
Tunneling Biasanya dua jaringan yang sama dihubungkan oleh tunneling melalui suatu jaringan yang tidak sama. Proses enkapsulasi suatu paket IP dengan paket IP lain dilakukan dengan tujuan untuk routing ke lokasi lain yang terspesifikasi pada destination field aslinya. Terutama ketika suatu paket diterima oleh home agent, paket asli akan dienkapsulasi ke dalam paket baru dengan
16 menambahkan mobile node’s care-of address di dalam field alamat tujuan yang baru sebelum diteruskan ke router yang bersangkutan. Jalur yang dilalui oleh paket yang baru ini dikenal dengan tunnel.
2.1.4. Konsep Mekanisme Mobile IP Di dalam Mobile dan Wireless Technology, terdapat empat dasar persyaratan untuk mobility protocol, yaitu: pencarian lokasi (location discovery), pendeteksian perpindahan (move detection), memperbaharui sinyal (update signaling), dan pembagunan jalur komunikasi (path (re)establishment) [1].
2.1.4.1
Pencarian lokasi (Location discovery) Dalam Mobile IP terdapat dua tipe lokasi, yaitu Home Network dan Foreign (Visited) Network. Tipe network yang dimana Mobile Node terhubung merupakan inti dari protokol, karena masing-masing protokol menghasilkan Mobile IP handover yang berbeda tipenya dan memerlukan pensinyalan Mobile IP yang berbeda. Tipe lokasinya dipilih berdasarkan pengamatan Mobile IP agent advertisement jika salah satu diterima, atau dengan mengamati alokasi Colocated CoA.
2.1.4.2
Pendeteksian perpindahan (Move detection) Mobile Node secara kontinu digunakan dalam proses pendeteksian perpindahan, dimana aksi memonitor perubahan terletak pada path (jalur) yang tersedia ke dalam network. Move detection (deteksi perpindahan) secara cepat menjadi rancu karena garis pemisah layer 2 dan layer 3 kabur. Fitur
17 seperti proactive movement dan simultaneous association dengan multiple Layer 2 access point akan menyulitkan lebih jauh. Yang perlu diingat bahwa Mobile IP adalah protocol Layer 3, dan dalam konteks ini, move detection (deteksi perpindahan) adalah proses yang menjaga jalur dari perubahan pada Layer 3 path dimana Mobile Node dapat digunakan untuk mencapai suatu network (jaringan). Mengacu pada pengertian bahwa Mobile IP adalah sebuah routing protocol, hal ini mempunyai pengertian bahwa Mobile Node harus mengerti, seperti bagian dari move detection (deteksi perpindahan), ketika route menjadi tersedia atau menghilang. Mobile IP handover policy Algorithm digunakan untuk mengevaluasi semua candidate route dan menentukan apakah perubahan pada routing diperlukan. Perubahan dalam routing dikenal dengan Mobile IP handover [1].
2.1.4.3
Memperbaharui sinyal (Update signaling) Setelah Mobile IP handover diinisialisasi, Mobile Node menentukan tipe pensinyalan Mobile IP yang diperlukan berdasarkan dari tipe lokasi sebelumnya dan tipe lokasi baru. Pensinyalan Mobile IP ini berupa Registration Request (RRQ) atau Deregistration Request. Dalam point ini,
Registration atau Deregistration Request
dievaluasi oleh FA yang sedang digunakan dan Home Agent. Lalu pesan Registration Reply (RRP) dikirimkan ke Mobile Node, baik proses tersebut
18 sukses maupun gagal. Proses pertukaran sinyal ini disebut sebagai proses registrasi Mobile IP (Mobile IP registration process).
2.1.4.4
Pembagunan jalur komunikasi (Path (re)establishment) Agar registrasi Mobile IP sukses, sebuah tunnel dibentuk antara CoA dan Home Agent. Sebaliknya, agar deregistrasi Mobile IP sukses, tunnel tersebut harus dilepas. Dalam tiap kasus, routing table dari Home Agent dan FA diupdate untuk merefleksikan routing path sekarang. Pada point ini, Mobile Node kembali pada tahap pendeteksian perpindahan, dan prosesnya dimulai lagi.
Gambar 2. 4 Mekanisme Mobile IP [2]
2.1.5. Keunggulan Mobile IP Protocol Keunggulan dan fitur yang ditawarkan oleh protokol ini untuk host mobility adalah [17]: 1. Tidak ada batasan geografi. Palmtop atau laptop dapat digunakan oleh pengguna dimana saja tanpa harus putus koneksi dari home network
19 2. Tidak memerlukan koneksi secara fisik. IP lokal router didapatkan oleh Mobile IP dan terhubung secara otomatis tanpa proses pengkabelan jika menggunakan teknologi wireless. 3. Modifikasi ke router dan host yang lain tidak diperlukan. IPv4 yang sama digunakan oleh semua router dan host yang ada tanpa harus terganggu layer diatasnya (transport, session, presentation, application). 4. Tidak ada perubahan pengalamatan IP yang digunakan. Pengalamatan tetap menggunakan IP yang sama. 5. Mendukung keamanan. Otentikasi dapat digunakan untuk memastikan pengguna menggunakan home address bersangkutan.
2.2. TEKNOLOGI IPv4 (INTERNET PROTOCOL VERSION 4) 2.2.1. Pengalamatan Internet Protocol (IP) Suatu sistem komunikasi dikatakan mampu menyediakan layanan komunikasi universal jika di dalam sistem tersebut setiap host dapat berkomunikasi dengan seluruh host yang ada dalam sistem tersebut. Untuk dapat berkomunikasi diperlukan suatu metode global pengenalan host yang dapat diterapkan disemua host yang ada. Seringkali metode identifikasi host menggunakan name, addresses atau routes. Dimana name mengidentifikasikan apa nama objek tersebut, addresses mengidentifikasikan
dimana
objek
tersebut
berada
dan
mengidentifikasikan bagaimana untuk bisa sampai di objek tersebut.
routes
20 Dalam melakukan pengiriman data, protokol IPv4 memiliki sifat yang dikenal
sebagai unreliable,
connectionless, datagram
delivery
service.
Unreliable atau ketidakhandalan berarti tidak ada jaminan sampainya data di tempat tujuan. Connectionless berarti dalam mengirim paket dari tempat asal ke tujuan, tidak diawali dengan perjanjian (handshake) antara pengirim dan penerima. Sedangkan datagram delivery service berarti setiap paket data yang dikirim adalah independen terhadap paket data yang lain. Jalur yang ditempuh antara satu data dengan yang lain bisa berbeda. Sehingga kedatangannya pun bisa tidak terurut seperti urutan pengiriman. Pada sistem pengalamatan dengan IPv4 digunakan 4 oktet bilangan yang ditulis dalam bentuk dotted decimal. Alamat IP tersebut dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Network address dan Host Address. Untuk menentukan alamat network dari suatu IP Address, diperlukan Subnet Mask. Dengan melakukan operasi AND antara IP Address dan Subnet Mask, dapat diperoleh Network Address. Contoh : IP address
= 192.22. 12. 80
Subnet Mask
= 255.255.255. 0
Network Address
= 192.22. 12. 0
AND
Dalam jaringan, hanya device-device yang merupakan bagian dari network yang sama saja yang dapat berkomunikasi secara langsung. Sedangkan untuk
network-network
dengan
network
dihubungkan dengan menggunakan router.
number
yang
berbeda
dapat
21 IP Address dibagi menjadi 5 class yaitu :
Range
IP
Jumlah Jumlah
yang
Bit
Class IP
Bit untuk Jumlah host untuk dipakai
Netmask Default
untuk
Address
host untuk oktet
tiap network
Network Number
pertama A
Number 224
255.0.0.0 1 - 126
8
-
2
24 16.777.214
B
128 - 191
255.255.0.0
16
16
216 - 2 = 32.534
C
192 - 223
255.255.255.0
27
8
28 - 2 = 254
D
224 - 239
Digunakan untuk Multicast dan Experimen
Tabel 2. 1 IPv4 Addressing
2.3. TOLOK UKUR KUALITAS LAYANAN Saat ini, Internet telah menjadi infrastruktur pembawa informasi yang sangat penting. Internet digunakan oleh masyarakat untuk memperoleh pendidikan, berbelanja, melakukan transaksi perbankan dan saham. Seiring dengan semakin pentingnya Internet, tuntutan terhadap kualitas Internet juga semakin besar. Didorong oleh kebutuhan akan bandwidth yang lebih lebar, Quality of Service (QoS) dan keamanan, Internet berkembang dengan sangat pesat Kualitas layanan (QoS) dari suatu jaringan ditunjukkan oleh kepuasan pelanggan jaringan. QoS biasanya dapat dinyatakan oleh packet latency, jitter,
=
22 packet loss rate, dan throughput meskipun sebetulnya sangat tergantung pada jenis aplikasi dan persepsi user. IETF telah mengusulkan banyak model layanan dan protokol untuk menyediakan QoS di dalam Internet, dua di antaranya adalah: Intserv/RSVP dan Diffserv. Dua kelas layanan diusulkan oleh model Intserv (Integrated Service)/RSVP (Resource Reservation Protocol) selain layanan best-effort : 1. Guaranted service : untuk aplikasi yang memerlukan batasan delay yang tetap 2. Controlled load service : untuk aplikasi yang memerlukan layanan best-effort yang lebih andal dan lebih enhanced Filosofi dari model ini yaitu router harus mampu menyediakan (reserve) resources untuk menyediakan QoS khusus untuk aliran paket (flow) tertentu. Memerlukan flow-specific state dalam router. RSVP digunakan sebagai protokol signalling bagi aplikasi yang memerlukan pemesanan (reserve) resources. Arsitektur Differentiated Services (Diffserv) dilahirkan akibat kesulitan penerapan Intserv dan RSVP. Pada Diffserv, trafik dibagi kedalam beberapa kelas dan masing-masing ditangani secara berbeda khususnya pada saat jumlah resources terbatas. Header IPv4 mengandung byte type of services (TOS), aplikasi dapat men-set 3 bit di sebelah kiri untuk menunjukkan layanan low delay, high troughput, atau low loss rate, tetapi jumlah pilihannya terbatas. Dengan menggunakan klasifikasi, policing, shaping dan aturan schedulling yang berbeda, beberapa kelas layanan dapat disediakan. Ada masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh Diffserv. meskipun policing dan shaping dilakukan di pinggir (edge) jaringan, distribusi trafik yang tidak seragam masih dapat menyebabkan adanya konsentrasi trafik-trafik berprioritas
23 tinggi pada beberapa router. Hal ini dapat menurunkan kinerja trafik berprioritas rendah dan dapat menurunkan kinerja trafik berprioritas tinggi pada router-router tersebut. Masalah ini dapat dipecahkan oleh traffic engineering. Oleh karena itu traffic engineering juga diperlukan untuk menyediakan QoS di Internet. Diffserv bekerja pada transport/network layer. Traffic engineering dan re-route bekerja pada network layer. Selain kedua mekanisme tersebut di atas, ada pula mekanisme yang digunakan pada application layer yaitu traffic redirecting dan load balancing. Beberapa mekanisme QoS berdasarkan layer OSI seperti tabel di bawah sudah direkomendasikan oleh IETF sebagai acuan dan referensi utama.
Tabel 2. 2 Spesifikasi Kualitas Layanan [13]
2.3.1
Tolok Ukur Kualitas Layanan Untuk Data Aplikasi, protokol, dan tipe traffic yang berbeda memiliki persyaratan QoS yang
berbeda pula, baik dalam jumlah loss, latency dan jitter yang dapat ditolerir. Mengetahui
24 perbedaan ini adalah elemen penting di dalam mendesain dan mengkonfigurasi sebuah network yang memerlukan QoS. Ketika mengalokasikan kebutuhan QoS yang diperlukan untuk lalu-lintas aplikasi data, profil aplikasi dibutuhkan untuk memahami kebutuhan sebuah network. Tidak ada ketetapan pasti mengenai bandwidth yang dibutuhkan, bahkan beberapa traffic masih dapat mentoleransi tingkat QoS yang rendah. Walaupun demikian, dengan menggunakan prioritas relatif yang sudah cukup terbukti, traffic dapat dibagi menjadi 4 kelas, yaitu: •
Gold (Mission-Critical) Contoh: perangkat lunak yang digunakan untuk bisnis dan transaksi.
•
Silver (Guaranteed-Bandwidth) Contoh: video streaming, messaging, dan intranet.
•
Bronze (Best-Effort and Default class) Contoh: Internet browsing dan e-mail.
•
Less-than-Best-Effort (Optional; higher-drop preferences) Contoh: FTP, backup, dan application (Napster, KaZaa).
2.3.2
Tolok Ukur Kualitas Layanan Untuk Voice Kualitas voice secara langsung dipengaruhi oleh semua 3 faktor QoS, yaitu: loss,
delay, dan delay variation. Loss mengakibatkan voice clipping dan skip. Algoritma codec industri yang ada dapat memperbaiki sampai 30 ms dari voice yang hilang. Teknologi Cisco Voice over IP (VoIP) menggunakan 20 ms sample dari voice payload per VoIP packet. Hanya sebuah single Real Time Transport (RTP) packet dapat hilang pada waktu tertentu. Jika dua
25 successive voice packet hilang, 30 ms ukuran window yang benar terlampaui dan kualitas voice mulai tidak baik. Delay dapat menyebabkan kualitas voice berkurang jika nilainya di atas 200 ms. Jika end-to end voice delay menjadi terlalu panjang, pembicaraan yang terjadi akan terdengar seperti 2 pihak yang sedang berbicara melalui jalur satelit atau CB radio. ITU Standard untuk VoIP G.114, menyatakan bahwa sebuah 150 ms delay satu arah dapat ditolerir untuk kualitas voice yang baik. Dengan memperhatikan delay variation, terdapat adaptive jitter buffer pada alat IP Telephony. Buffer ini dapat mengkompensasi 20 sampai 50 ms jitter.
2.3.3
Tolok Ukur Kualitas Layanan Untuk Video Aplikasi video streaming memiliki persyaratan QoS yang lebih sederhana
dikarenakan aplikasi ini tidak terlalu sensitif terhadap delay. Sebuah video dapat mengambil beberapa detik untuk terputus dan tidak terlalu sensitif terhadap delay variation dikarenakan adanya buffering pada aplikasi. Video streaming mungkin berisi content yang berharga, seperti aplikasi e-learning, dan mungkin membutuhkan service quarantee menggunakan QoS. Streaming video dapat diklasifikasikan silver class dari lalu-lintas data. Ketika menentukan QoS untuk video streaming, isi dari distribusi video harus diperhatikan. Distribusi video file seperti layaknya FTP traffic, dapat mempengaruhi network yang ada jika ukurannya bertambah besar. Trafik distribusi harus dapat dimanage agar tidak mempengaruhi network yang ada. Sebagai contoh, transfer video dapat dilimitasi pada jam-jam off-peak atau diperlakukan sebagai “less-than-best-effort” traffic.
26 Ketika mengalokasikan kebutuhan QoS dari lalu-lintas video conference, persyaratan dasar hampir sama dengan voice. Loss harus kurang dari 1 persen, one-way latency tidak boleh lebih dari 150-200 ms dan average jitter tidak boleh lebih dari 30 ms. Bandwidth minimum yang harus dijaga adalah ukuran sesi video-converence ditambah 20 persen. Hal ini berarti sebuah 384 Kbps sesi video converence memerlukan 460 Kbps bandwidth yang harus dijaga.