1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Setiap perindustrian menginginkan agar proses produksinya dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Namun hal itu tidak dapat terjadi, bila setiap orang yang terlibat di dalam industri tersebut, dalam melakukan segala sesuatu tidak sesuai dengan peraturan. Misalnya hubungan antar karyawan biasanya buruk, mereka tidak saling bertegur sapa, berpenampilan loyo, angka absensi tinggi. Karyawan tidak memberi saran bagaimana meningkatkan proses produksi dan tampak tidak peduli pada pekerjaan masing-masing. Lini kerja dipenuhi dengan barang cacat dan pekerjaan ulangan. Lebih parah lagi pada lini kerja banyak terdapat peralatan kotor yang seharusnya bersih, peralatan yang seharusnya ada di tempat masing-masing, berserakan di sembarng tempat. Serta ada sejumlah besar produk tolakan dan bagian-bagiannya. Singkatnya tempat itu berantakan. Industri Jepang merupakan salah satu industri di dunia yang paling maju saat ini, karena memiliki sumber daya yang berlimpah dan orang-orang di Jepang menyadari bahwa tidak ada yang dapat diperoleh dengan gratis, mereka bersedia untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan bekerja keras untuk kehidupan mereka. Angka buta huruf di Jepang termasuk paling rendah di
2
dunia. Hubungan kerjanya paling harmonis, karena karyawan menyadari pentingnya mencari cara mengerjakan segala sesuatu dengan lebih baik supaya lebih mudah, hasilnya lebih baik, dan kehidupan mereka lebih menyenangkan. Yang terkenal sampai ke luar negeri ialah usaha kooperatif, seperti gugus mutu atau disebut program Pengendalian Mutu Terpadu (PMT). Selain itu juga ada Kaizen, Just In Time (JIT), sistem Kanban, dan sejumlah besar teknik lain untuk melibatkan setiap orang dalam menghasilkan produk yang bermutu tinggi dengan biaya yang seminimal mungkin. Walaupun demikian gugus kendali mutu yang nampaknya merupakan dasar, bukan merupakan langkah pertama. Langkah pertamanya adalah sikap kerja 5S yang memberi tekanan kepada tempat kerja yang terorganisir dengan baik. Tanpa penekanan ini, tidak mungkin mengatakan dimana masalahnya. Tanpa prosedur operasi yang ditaati dengan konsisten dan ditetapkan dengan benar, tidak mungkin mengatakan apa yang anda kerjakan benar atau salah. Tanpa sikap kerja 5S tidak satupun kampanye dan inovasi lain yang telah ditemukan untuk memperoleh kondisi kerja yang lebih baik dan produk unggulan akan berhasil. Sikap kerja 5S merupakan kebulatan tekad untuk mengadakan penataan, pembersihan, memelihara kondisi yang mantap dan memelihara kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Nama 5S berasal dari huruf pertama istilah Jepang yaitu Seiri (Pemilahan), Seiton (Penataan), Seiso (Pembersihan), Seiketsu (Pemantapan), dan Shitsuke (Pembiasaan).
3
Penggunaan 5S mempunyai dampak yang besar bagi suatu perusahaan. Perbedaan antara perusahaan yang menerapkan 5S dan yang tidak akan terlihat dengan jelas dari penampilan tempat kerja dan performance karyawannya. Bila pabrik tersebut kotor, meskipun produk jadinya bagus atau wiraniaganya sangat cekatan, akan timbul kekhawatiran konsumen untuk tidak berurusan dengan perusahaan tersebut. Pabrik merupakan realitas yang ada dan konsumen cenderung lebih condong penilaiannya ketimbang pesan dari produk itu sendiri. Selain penilaian dari konsumen, pengaruh juga bagi karyawan yang harus bekerja di tempat kotor dan berantakan, otomatis karena hal itu produktivitas akan menurun. Karyawan akan sulit konsen pada pekerjaannya karena suasana kerja yang tidak nyaman dan akan membuat seseorang mudah emosi serta gampang terserang penyakit. Hal itu tentu saja tidak baik bagi stabilitas perusahaan. Jika karyawan sakit maka jalannya proses produksi akan terganggu, hasil produksi tidak sesuai dengan target perusahaan, selain itu harus mengeluarkan biaya berobat bagi karyawan tersebut. Sehingga akan lebih banyak kerugian yang harus ditanggung perusahaan. Disamping itu peralatan yang tidak terawat karena diletakkan sembarangan, akan mudah rusak dan juga saat-saat diperlukan akan sulit ditemukan, karena tidak ingat meletakkan dimana dan membuang-buang waktu untuk mencari-cari peralatan yang sedang dibutuhkan tersebut. Bila suatu perusahaan tidak menginginkan hal-hal buruk terjadi seperti yang telah disebutkan tadi, maka perusahaan harus menerapkan 5S. Resiko kecelakaan kerja dan sakit dapat ditekan seminim mungkin. Selain
4
itu dapat mencegah pemborosan bahan dan peralatan yang digunakan, karena akan tertata rapi yang diletakkan sesuai dengan kebutuhan penggunaannya, serta terawat dan mengurangi resiko kehilangan peralatan tersebut. Mengingat peran besar yang dapat diberikan bagi perusahaan bila menerapkan 5S, maka sudah seharusnya perusahaan menjalankan prinsipprinsip 5S. Berdasarkan pengamatan pada PT. Harapan Widyatama Pertiwi (UNILON) khususnya bagian pabrik terlihat bermasalah dengan 5S. Di daerah lantai produksi terdapat area peletakan dies, pin, dan kalibrasi yang terlihat tidak teratur, pembagian antara dies, pin, dan kalibrasi tidak dibedakan, pembagian daerah untuk yang berukuran besar dan kecil juga tidak dibedakan, untuk lebih jelas gambarnya dapat dilihat pada lampiran 1. Begitu juga kondisi di ruangan maintenance sangat berantakan, kotor, dan banyak barang-barang berserakan pada ruangan tersebut, banyak kabel-kabel sisa dan barang-barang tidak terpakai lagi yang tidak dibuang, tidak ada label nama barang,. Gambar kondisi ruangan maintenance dapat dilihat pada lampiran 2. Akibat dari tidak adanya pemisahan antara barang yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan, maka barang-barang akan menumpuk pada tempat kerja, dan sulit menemukan barang pada saat kita membutuhkannya. Resiko kehilangan barang dapat terjadi jika manajemen pabrik tidak memperhatikan masalah-masalah tersebut dan tidak segera menanggulanginya.
5
1.2
Identifikasi Perumusan Masalah Beberapa masalah yang ditemukan pada PT. Harapan Widyatama Pertiwi (UNILON) yang belum menerapkan 5S yaitu : 1. Tidak adanya pemahaman bahwa untuk memperoleh kondisi tempat kerja yang sempurna, maka setiap orang dalam perusahaan harus bekerjasama dalam memberi perhatian pada tempat kerjanya dan bertanggung jawab pada setiap pekerjaannya. 2. Ketidakpedulian pihak manajemen akan pentingnya pemeliharaan dan perawatan peralatan menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan biaya lagi jikalau ada peralatan yang rusak ataupun hilang. 3. Perusahaan tidak memiliki suatu sistem yang mengatur tentang kerapihan dan kebersihan tempat kerja serta sikap kerja yang tertib dan disiplin. Perusahaan dapat memperbaiki sistem kerjanya apabila mau menjalankan dan menjaga terus sikap kerja 5S dalam tempat kerjanya. Oleh karena hal tersebut, maka akan dirancang suatu sistem yang mengacu pada sikap kerja 5S untuk diterapkan pada PT. Harapan Widyatama Pertiwi (UNILON). Perancangan 5S dibuat karena adanya permasalahan yang timbul dalam perusahaan ini dan dapat terselesaikan dengan prinsip-prinsip pada gerakan 5S.
6
1.3
Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup perancangan 5S adalah pada bagian produksi dan bagian maintenance. Diambil khusus pada bagian ini karena mempunyai peranan penting dalam peningkatan hasil produksi perusahaan yaitu bagian produksi bila terjadi kerusakan mesin ataupun peralatan lain yang dibutuhkan untuk jalannya mesin produksi maka berhubungan dengan bagian maintenance, yang mengatur perawatan mesin dan peralatan lainnya. Selain itu kedua bagian tersebut terlihat paling bermasalah sehingga memerlukan 5S.
1.4
Tujuan dan Manfaat 1.4.1 Tujuan Tujuannya yaitu : Merancang sikap kerja 5S yang diperlukan untuk bagian dalam pabrik yang bermasalah dengan 5S yaitu bagian produksi dan bagian maintenance.
1.4.2 Manfaat Manfaatnya yaitu : 1. Merupakan
kunci
penyelesaian
mengganggu kinerja perusahaan.
masalah
yang
selama
ini
7
2. Menemukan alternatif-alternatif pencegahan resiko kehilangan peralatan. 3. Memberikan perbandingan antara sebelum dan sesudah penerapan 5S. 4. Meningkatkan produktivitas dan keuntungan. 5. Menghasilkan sistem kerja yang lebih baik.
1.5 Gambaran Umum Perusahaan PT. Harapan Widyatama Pertiwi adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan pipa PVC dengan berbagai macam bentuk serta ukuran. Awal mula berdiri tahun 1982 oleh Bapak Hendra Tjong Chandra dengan nama PD. Harapan Utama yang bergerak dalam usaha perdagangan dengan menjadi agen atas beberapa merek pipa PVC. Pada saat itu produk utama yang dijual adalah hasil produksi PT. Pralon Corporation yang bermerek Pralon. Setelah 4 tahun berjalan,
PD.
Harapan
Utama
semakin
mendapat
kepercayaan
dari
pelanggannya yang kebanyakan bergerak di bidang konstruksi dan pedagang bahan bangunan. Oleh sebab meningkatnya pesanan, maka perusahaan mengambil langkah untuk mengembangkan skala perusahaannya menjadi badan usaha dengan nama PT. Harapan Widyatama Pertiwi yang berlokasi di Jakarta dengan alamat Jalan Agung Karya V no. 8 – 9, Sunter Podomoro.
8
Pada tahun 1986 PT. Harapan Widyatama Pertiwi memulai keberadaannya di bidang usaha pembuatan pipa dengan melakukan import aksesori (sambungan) pipa, seiring dengan usaha perdagangannya. Namun, karena kapasitas permintaan pelanggan semakin bertambah sedangkan para produsen pipa yang lama mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan barang yang dikeluarkan oleh PT. Harapan Widyatama Pertiwi, maka timbul rencana untuk memiliki sebuah rumah produksi pipa PVC sendiri. Rencananya pabrik pipa baru akan didirikan pada sebuah lahan kosong milik Bapak Hendra Tjong Chandra yang berlokasi di Bekasi dengan alamat Jalan Bantar Gebang Pangkalan V Desa Cikiwul. Pada awalnya lahan kosong tersebut disiapkan terlebih dahulu konstruksi pendukungnya untuk keperluan produksi. Kemudian pada tahun 1990 mencari produsen mesin yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat investasi yang direncanakan. Saat itu mesin yang dipilih bermerek Cincinnati Milacron dari Austria. Pada bulan Januari tahun 1991, kontrak pembelian mesin dilakukan dengan membayar uang muka 20% dan sisanya 80% dibayar dengan L/C selama 6 bulan. Pada saat itu, dana 80% diadakan oleh sbuah perusahaan Leasing dari Perancis yang memiliki perwakilan di Jakarta. Tetapi disebabkan adanya kebijaksanaan pengetatan uang (TMP) tahun 1992, maka perusahaan Leasing tersebut mengundurkan diri. Pada akhirnya, UNI BANK bersedia menyediakan dana untuk membayar mesin-mesin yang telah dipesan dengan bunga 29% per tahun yang mana saat itu suku bungan sangat tinggi. Sampai
9
dengan saat ini perusahaan terus menjalankan produksi dengan produk pipa yang bernama UNILON yang telah diekspor
ke Srilangka tahun 2004,
Singapura tahun 2000, Vietnam tahun 2003, serta Bangladesh tahun 2001.
1.5.1 Struktur Organisasi Pimpinan perusahaan yang ada pada PT. Harapan Widyatama Pertiwi dipegang langsung oleh pemilik perusahaan dengan seorang Direktur yang membawahi langsung beberapa orang manajer untuk melakukan kegiatannya yang dibantu oleh beberapa kepala bagian. Agar informasi yang mengalir di lingkungan perusahaan dapat akurat dan tepat waktu, maka PT. Harapan Widyatama Pertiwi memiliki struktur organisasi yang dapat dilihat pada halaman lampiran. Adapun jabatan beserta tugas-tugasnya adalah sebagai berikut : 1. Presiden Direktur bertugas : a. Merumuskan dan menetapkan visi, misi, dan kebijakan perusahaan untuk dipahami oleh seluruh karyawan perusahaan, serta memberi penugasan kerja kepada karyawan yang ditunjuk untuk melakukan kegiatan tertentu. b. Menetapkan tujuan dan rencana serta strategi perusahaan dalam rangka untuk mencapai misi dan terlaksananya kebijakan
10
perusahaan,
serta
mengawasi
pelaksanaan
operasional
perusahaan. 2. Direktur bertugas : a. Membantu Presiden Direktur dalam menetapkan tujuan dan rencana perusahaan untuk mencapai misi dan terlaksananya kebijakan perusahaan. b. Melakukan pengawasan dan pengendalian serta memberikan pengarahan terhadap pelaksanaan operasional perusahaan sesuai dengan rencana dan tujuannya. 3. Quality Management Representative (QMR) bertugas : a. Melakukan pengawasan terhadap penerapan sistem manajemen mutu
yang
ditetapkan
dan
dijalankan
perusahaan,
dan
melaporkan hasilnya kepada direksi secara periodik. b. Melakukan tindakan penyelesaian masalah dan tindakan perbaikan atas terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan sistem manajemen mutu. 4. Manajer Fabrikasi dan Umum bertugas : a. Melakukan peninjauan atas pesanan pelanggan untuk produk yang akan diproses melalui proses Fabrikasi. b. Mengawasi dan memonitor pekerjaan bawahan dan kelancaran kegiatan masing- masing bagian yang ada dibawahnya, serta melakukan perbaikan jika perlu.
11
5. Manajer Penjualan bertugas : a. Melaksanakan pemasaran dan penjualan produk perusahaan sesuai dengan target dan rencana yang telah dietapkan serta memelihara hubungan baik dengan pelanggan dan semua pihak terkait dalam usaha meningkatkan penjualan produk. b. Melakukan perencanaan dan menganalisa situasi pasar untuk mendukung tercapainya target penjualan. 6. Manajer Keuangan bertugas : a. mengatur pengeluaran dan pemasukan keuangan perusahaan untuk menjaga kelancaran dan posisi keuangan perusahaan. b. Menyelenggarakan dan memonitor kegiatan akutansi keuangan dan biaya secara tertib dan teratur serta memberikan laporan kepada pihak manajemen terhadap posisi dan keadaan keuangan perusahaan secara berkala. 7. Manajer Pabrik bertugas : a. Menetapkan dan mengatur rencana, strategi, dan kegiatankegiatan yang dilakukan di dalam lingkungan pabrik. b. Melakukan koordinasi, pengaturan, penugasan, dan pengarahan kepada masing- masing bagian yang ada dalam pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan serta memberikan peneguran jika bawahan melakukan hal yang tidak sesuai.
12
8. Kepala Bagian Gudang Pusat (bagian dari Manajer Fabrikasi dan Umum): a. Mengatur dan melakukan pengawasan terhadap penyimpanan dan pengeluaran barang yang ada dan akan disimpan dalam gudang serta mencatat laporan dan penyediaan data- data yang diperlukan. b. Menerima dan meninjau pesanan pelanggan untuk diketahui tersedianya barang yang diperlukan. 9. Kepala Bagian Fabrikasi
(bagian dari Manajer Fabrikasi dan
Umum) : a. Meninjau pesanan yang diminta oleh pelanggan, membuat permintaan pengeluaran dan pemakaian bahan untuk melakukan pekerjaan, serta membuat laporan kepada manajer fabrikasi dan umum. b. Mengatur pemakaian alat dan mesin serta jadwal pekerjaan sesuai dengan kebutuhan dan target/ rencana kerja yang ada. 10. Kepala Bagian Penjualan bertugas : a. Menerima pesanan atau order dari pelanggan secara langsung atau yang melewati pihak manajemen atau bagian marketing dan mengecek apakah produk / barang yang diminta tersedia di gudang.
13
b. Melakukan pendataan dan penyimpanan arsip penjualan produk berikut laporan yang dibuat. 11. Kepala Bagian Marketing bertugas : a. Melakukan pemasaran dan penjualan produk perusahaan kepada pelanggan baik yang baru maupun yang lama dengan membuat penawaran dan menerima order sesuai kemampuan perusahaan. b. Membuat laporan hasil penjualan yang dilakukan kepada manajer marketing. 12. Kepala Bagian Penagihan bertugas : a. Mengatur dan memberikan penugasan kepada bawahan setelah membuat rencana penagihan untuk melakukan penagihan kepada pelanggan serta memonitor kegiatan penagihan tersebut. b. Membuat laporan hasil penagihan kepada pimpinan dan melaporkan masalah- masalah yang terjadi. 13. Kepala Bagian Keuangan bertugas : a. Mengatur dan melakukan perhitungan atas posisi keuangan perusahaan untuk menjaga kelancaran arus kas perusahaan dengan
meminta
persetujuan
kepada
manajemen
atas
pengeluaran biaya sesuai ketentuan perusahaan. b. Memberikan laporan kepada pihak manajemen atas posisi keuangan, neraca, rugi- laba secara periodik.
14
14. Kepala Bagian Akuntansi bertugas : a. Menyelenggarakan kegiatan akuntansi keuangan dan akuntansi biaya secara teratur dan tertib sesuai dengan tujuannya dan mengawasi pelaksanaan anggaran perusahaan yang ditetapkan serta melaporkan masalah- masalah yang terjadi. b. Membantu bagian keuangan dalam pengurusan administrasi yang berhubungan dengan perpajakan, bank, dan penagihan serta pihak- pihak luar lainnya. 15. Kepala Bagian Personalia bertugas : a. Melakukan
proses
penerimaan,
penempatan,
dan
juga
pengeluaran karyawan sesuai kebutuhan. b. Melakukan penilaian atas pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan termasuk mengawasi kedisiplinan, tingkah laku, dan absensi karyawan. c. Menyelenggarakan kegiatan administrasi kepegawaian, seperti data lembur, cuti, dan sebagainya. 16. Kepala Bagian Produksi/ Gudang bertugas : a. Menerima
order
produksi
dan
bersama
manjer
pabrik
merencanakan jadwal produksi dan penugasan kerja serta mengkoordinasikan, mengatur, dan memberi pengarahan pada supervisor dan operator produksi.
15
b. Mengawasi dan memonitor pelaksanaan kegiatan produksi serta hasil yang dicapai pada setiap jalur/ mesin produksi, dan meninjau laporan produksi yang dibuat oleh bagian administrasi. 17. Kepala Bagian QC bertugas : a. Memonitor dan mengawasi pelaksanaan pemeriksaan/ inspeksi yang dilakukan oleh staf dan operator QC sesuai. b. Memberikan masukan dan usulan kepada bagian produksi atas masalah dan penyimpangan proses produksi dan hasil produksi yang dihasilkan.
1.5.2
Proses Produksi PT. Harapan Widyatama Pertiwi adalah suatu manufaktur yang memproduksi pipa PVC. Produknya dihasilkan berdasarkan pesanan pelanggan (Job Order), dari hasil pengamatan dapat diketahui jalannya proses produksi, mulai dari pencampuran bahan baku (mixing) untuk membuat pipa dan juga proses pengolahannya. 1. Proses Mixing Pipa PVC yang ada selama ini merupakan hasil perpaduan dari berbagai macam bahan kimia yang berfungsi sebagai penyusun, mengokohkan bentuk pipa dan memberi kekuatan ataupun elastisitas
16
pada pipa jenis tertentu. Berikut adalah komposisi dasar pembentuk pipa, yaitu : 1. Resin Adalah unsur utama dalam membuat pipa PVC (Polyvinly Chloride). Resin memiliki ductility atau kelenturan serat sifat plastis yang tidak terdapat pada benda lain. Sehingga pipa memiliki daya tahan impact dan kekuatan yang baik namun ringan. 2. CaCO3 (Kapur) Adalah zat yang mempengaruhi kegetasan pipa sesuai dengan jumlah konsentrasinya yang dicampurkan. Campuran dengan kadar Resin dan Kapur tertentu sangat mempengaruhi tingkat harga pipa serta kegunaannya dari segi beban kerja. Seperti pipa golongan ringan dan murah untuk pelindung kabel di luar tembok. Pipa jenis ini digunakan pada lingkungan yang tidak terlalu ekstrim dari segi tekanan dan beban kerjanya. 3. Stabilizer Merupakan gabungan dari 3 bahan lainnya, digunakan dengan perbandingan 1 kg untuk setiap 100 kg Resin. a. Pipe Complex jenisnya yaitu : -
Normal Lead Stearid
-
Dibasic Lead Stearid
17
-
Tribasic Lead Stearid
-
Steraic Acid
b. Lubricant untuk melicinkan pipa jenisnya yaitu : -
Parafin
-
G 20
-
G 60
-
PEW
c. Pigmen jenisnya yaitu : -
Black Carbon
-
Titanium
-
Yellow
-
B. Orange
-
Marine Blue
Dari ketiga jenis zat tersebut, tidak semuanya dipakai. Tergantung pipa yang akan dibuat, jadi sebelumnya beberapa jenis dari zat tersebut akan ditakar dengan perbandingan tertentu untuk pipa jenis tertentu seperti yang terlihat pada OPC. Setelah bahanbahan tersebut ditakar, barulah disatukan dengan Resin dan CaCO3 di tempat pencampuran yaitu mixer. Proses mixing berjalan dengan cara pengadukan secara cepat sampai bahan-bahan tercampur rata dan menjadi compond. Kemudian compond tersebut didinginkan dengan perantara air. Selanjutnya compond ditiup keluar oleh tenaga
18
angin menuju karung yang akan membawanya menuju proses berikutnya. Semua pipa dibuat tergantung permintaan pelanggan, sehingga pembuatannya juga mempunyai komposisi yang berbeda-beda. Ada juga jenis pipa tertentu yang tidak membutuhkan Resin sebagai bahan utamanya misalnya pipa Indosat. Bahan yang dipakai hanya high density polyetilene
dan pigmen sebagai pewarna. Hasilnya
menjadi pipa selentur selang air, digunakan untuk melindungi serat optik sebagai perangkat komunikasi.. 2. Proses Pengolahan Compond selanjutnya mengalami proses pengolahan, bubuk compond dimasukkan ke sebuah Hopper yang berhubungan langsung dengan mesin Extruder. Dalam mesin terdapat Screw panjang yang berputar, mengaduk compond dan memampatkannya menjadi sebuah bentuk awal silinder badan pipa. Proses ini berlangsung dengan temperatur antara 140 derajat celcius sampai 200 derajat celcius, biasanya dimulai pada suhu 150 derajat celcius. Dengan pemanasan yang tinggi maka compond menjadi lunak dan mudah dicetak oleh dyes dengan diameter tertentu yang berada di ujung mesin.
19
Tabel 1.1 Tabel Kapasitas Produksi Machine Extruder Machine Extruder Lines CMT 45 PVC PIPE CMT 45 EXC PVC PIPE CMT 58 PVC PIPE CMT 58 EXC PVC PIPE CMT 68 PVC PIPE CMT 68 PVC PIPE CMT 68 PVC PIPE CMT 98 PVC PIPE BEX 90-2 PVC PIPE TOTAL
Kapasitas Maksimum Kg/jam Kg/hari (24 jam) 200 4800 200 4800 350 8400 350 8400 450 10800 450 10800 450 10800 800 19200 450 10800 3700 88800
Kemudian hasil yang keluar dari dyes didinginkan dalam ruang vakum
untuk
menjaga
keutuhan
bantuk
pipa,
lalu
spray
mendinginkan pipa dengan air dingin. Proses mendinginkan dapat berlangsung selama 2 kali, yaitu pertama dilakukan untuk mengeraskan pipa dan menurunkan suhu permukaan pipa. Namun karena proses yang pertama belum menjamin pipa sudah dingin, maka dilakukanlah proses pendinginan yang kedua, sama saja dengan proses pertama hanya saja ruangan tidak perlu divakum. Proses ini berlangsung terus sampai dihasilkan pipa yang panjang. Untuk memudahkan mesin extruder pada saat mendorong material PVC, dipakailah haul off yang menggunakan tenaga angin untuk
menarik
pipa
menuju
proses
pemotongan
(cutting).
Pemotongannya diatur dengan sensor yang ada pada haul off.
20
Selanjutnya pipa melewati alat printing untuk mencetak merek atau kode pada permukaan pipa. Untuk permintaan pelanggan, diameter ujung pipa dapat diperbesar untuk sambungan (socket). Pada proses ini mesin yang digunakan adalah mesin belling, dengan cara ujung pipa yang ingin diperbesar diameternya dipanaskan kembali. Dengan proses pemanasan, pipa kembali menjadi lunak sehingga dapat dibentuk sesuai diameter yang diinginkan. Langkah selanjutnya yaitu pendinginan untuk mengeraskan pipa kembali. Gambar peta proses operasi (OPC) pembuatan pipa PVC dapat dilihat pada halaman berikutnya.
1.5.3 Pengujian Kualitas Produk Sebelum dipasarkan ke konsumen produk-prosuk yang dihasilkan akan melewati tahap pengujian kualitas. Pengujian kualitas tersebut berdasarkan standar ISO 9001 tentang kualitas produk jadi. Adapun jenis-jenis pengujian yang dilakukan sebagai berikut : A. Pengujian Ovalitas Pengujian yang dilakukan cukup dengan pengukuran jangka sorong, yaitu dengan cara mengukur selisih antara diameter luas maksimum pipa dengan diameter luar minimum.
21
B. Pengujian Eksentrisitas Mengukur ketebalan maksimum pipa dikurangi ketebalan minimum. .C. Pengujian Flattening Pada proses ini, silinder pipa ditekan sampai pipih. Dilakukan untuk semua jenis pipa kecuali pipa jenis PE (Polyetilene). Standar penekanannya adalah untuk pipa PVC 50% dari diameter luar dan untuk pipa telkom 40% dari diameter luar. D. Pengujian terhadap tekanan udara Pengujian dilakukan dengan tekanan udara selama 50 menit sebesar 10 Bar. Setelah pengujian, pipa tidak boleh bocor ataupun pecah bila ingin lolos spesifikasi. E. Pengujian terhadap perubahan arah panjang Dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh penambahan panjang pipa setelah pemuaian, dengan cara sampel pipa dipanaskan (untuk pipa PE 110 derajat celsius dan pipa PVC 150 derajat Celsius). Waktu pemanasan tergantung ketebalan pipa. F. Pengujian Melt Flow Index Dilakukan untuk mengetahui kepadatan bahan baku jenis PE (Polyetilene). Hasil lelehan akan ditimbang dan dibandingkan dengan standar supplier.
22
G. Pengujian Tarik Statik Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui samapi seberapa jauh sifat elastisitas dan kekuatan tarik pipa seperti terhadap gempa atau pergeseran tanah. Caranya, sampel pipa yang telah dipotong seperti spatula dijepit ke sebuah mesin penarik yang akan bergerak dua sisi (atas dan bawah). Mesin ini berhubungan dengan komputer yang akan memprogram sampai sejauh mana penarikan akan dilakukan. Setelah program dieksekusi, penjepit akan bergerak berlawanan secara perlahan dan menarik pipa sampai batas elastis atau putus. Hasil pengujian dan kurva secara otomatis tergambar oleh progran komputer tersebut. H. Elongation Digunakan untuk melihat perubahan panjang pada pipa. I. Pengujian Hidrostatik Pengujiannya dilakukan dengan cara memampatkan ujung-ujung pipa lalu dialirkan air dengan tekanan tertentu. Berguna untuk mengetahui ketahanan pipa terhadap kekuatan air seperti pada pipa PDAM. J. Pengujian Lentur Caranya, sebatang besi elastis dimasukkan ke dalam rongga pipa dan kemudian pipa ditekuk, pada suhu 180 derajat celsius.
23
K. Pengujian Kekerasan Caranya, pada permukaan pipa dijatuhkan beban dengan berat khusus dengan ketinggian tertentu selama beberapa kali tergantung jenis standar pengujian. Dengan pengujian ini dapat diketahui ketahanan bahan pada pipa. L. Uji ketahanan terhadap tarikan M. Pengujian ketahanan terhadap Metil Chloride Potongan pipa direndam ke dalam cairan metil chloride bersuhu 20 derajat celsius selama 20 menit atau dalam cairan dikloro metana bersuhu 15 derajat celsius selama 30 menit. Bila permukaan pipa yang direndam tidak terkelupas maka dinyatakan lolos.
1.5.4 Perencanaan dan Pengendalian Produksi Dalam pelaksanaan perencanaan kebutuhan bahan baku PT. Harapan Widyatama Pertiwi memiliki alur perencanaan yang terorganisasi dengan rapi. Karena merupakan perusahaan yang memproduksi barang sesuai permintaan konsumen (job order), maka pemesanan bahan baku akan di lakukan jika ada order. PT. Harapan Widyatama Pertiwi memiliki kerjasama dengan beberapa supplier yang tentunya telah memenuhi persyaratan yang di buat oleh perusahaan.
24
Perencanaan produksi di pabrik pembuatan pipa PVC ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Konsumen memesan pipa lewat marketing dan bagian marketing akan membuat Purchasing Order. 2. Pertama-tama bagian marketing akan menyampaikan pesanan pada kantor PT. Harapan Widyatama Pertiwi di Sunter. Jika produk yang dipesan masih ada di Sunter, maka tidak dibuat Surat Pesanan Barang (SPB) ke pabrik. Jika tidak ada, maka pihak kantor di Sunter harus mengeluarkan Lembar Order (LO) yang terdiri dari : a. SPB Fiting Fabrikasi, biasanya fiting berupa modofikasi ujungujung pipa seperti pemberian sambungan. b. SPB Pipa untuk pabrik, surat yang dikeluarkan untuk memerintahkan jajaran pabrik melaksanakan produksi. c. Apabila diperlukan, kedua surat di atas dapat dikeluarkan. 3. Setelah dibuat SPB untuk pabrik, pihak pabrik akan membuat jadwla produksi dan menurunkan perintah untuk menjalankan proses produksi pada setiap pihak yang terkait. Tabel 1.2 Tabel Jadwal Produksi Bulan : Tgl/mesin
25
4. Hasil dari produksi akan didata untuk keperluan konsumen. Dan sisa stock akan disimpan dalam warehouse yang dicatat pada kartu stock. 5. Pihak perusahaan baik di Sunter maupun dari pabrik akan mengeluarkan surat jalan untuk pengiriman (Delivery Order) baik dalam kota maupun luar kota. 6. Pihak perusahaan juga akan mengelurakan lembar keluhan pelanggan terhadap hasil produksi, yang berisi keluhan pelanggan serta hasil penelusuran untuk memastikan kepuasan pelanggan.
1.5.5 Tata Letak Pabrik PT. Harapan Widyatama Pertiwi memiliki luas gedung dan pabrik sebesar 49.200 m2. Dengan luas tersebut perusahaan ini telah memiliki lahan yang cukup besar untuk melakukan setiap proses produksi yang ada, serta peletakan mesin yang di sesuaikan dengan tahap-tahap proses yang ada. Pabrik dan kantor pada perusahaan ini terletak dalam satu area kawasan yang sama. Gudang pada pabrik ini terdapat 2 jenis, yaitu: gudang bahan baku resin, gudang bahan baku HDPE, sedangkan untuk pipa-pipa yang telah diproduksi akan disimpan untuk sementara waktu dalam sebuah tempat penyimpanan. Namun PT. Harapan Widyatama
26
Pertiwi sendiri belum mempunyai gudang khusus untuk penyimpanan barang jadi (Warehouse). Sehingga penyimpanan dilakukan pada pinggir-pinggir area manufaktur, ada juga yang sebagian lagi ditumpuk di luar area manufaktur. Pipa-pipa yang berdiameter besar digunakan untuk menyimpan pipa-pipa yang diameternya lebih kecil. Saat ini area warehouse sedang dibangun di luar area manufaktur. Selain itu pada lantai produksi terdapat ruang Stabilizer yaitu ruangan untuk menyimpan bahan baku stabilizer dan tempat pencampuran bahan baku pembuatan pipa , ruang Tool Cribs adalah ruangan untuk supervusor produksi dan tempat menyimpan alat-alat produksi yang berukuran kecil, ruang Maintenance yaitu gudang tempat menyimpan peralatan untuk keperluan perawatan mesin. Material handling yang digunakan pada pabrik ini adalah fork lift TCM, hoist crane dan hand lift.
1.5.6 Sistem Kerja PT. Harapan Widyatama Pertiwi memiliki jumlah karyawan sebanyak orang terdiri dari buruh pabrik termasuk didalamnya satpam, supir beserta kenek dan orang karyawan kantor. Sistem kerja pada perusahaan ini terbagi dalam 2 jenis, yaitu sistem kerja untuk buruh pabrik dan karyawan kantor. Untuk buruh pabrik, terdapat pembagian 3 shift kerja. Hari senin sampai minggu yang berjalan selama 24 jam,
27
shift 1 adalah 08:00–16:00 dengan waktu istirahat 12:30–13:00, shift 2 adalah 16:00–00:00 dengan waktu istirahat 20:30–21:30, shift 3 adalah 00:00-08.00 dengan waktu istirahat 04.30-05.00. Pergantian ketiga shift tersebut diatur berdasarkan 4 regu yang telah dibentuk Pada shift 1 terdapat 1 kepala bagian produksi, 1 supervisor produksi, 1 supervisor maintenance, operator maintenance sebanyak 12 orang, 3 orang kepala regu dan 7 orang workshop. Sedangkan untuk shift 2 dan 3 hanya dilakukan pergantian supervisor produksi dan operator produksi, sedangkan kepala produksi, supervisor maintenance, dan operator maintenance tidak ada pada shift 2 dan 3, bila terjadi kerusakan yang parah pada mesin produksi dan membutuhkan adanya operator maintenance, maka akan dihubungi untuk segera datang menangani kerusakan mesin tersebut Untuk lebih jelasnya penjadwalan kerja dapat dilihat pada contoh tabel dibawah ini. Tabel 1.3 Tabel Penjadwalan Kerja Hari Shift 1 2 3
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
A B C
A B C
D A B
D A B
C D A
C D A
B C D
Waktu kerja bagi karyawan kantor, adalah 8:00–17:00 untuk hari senin sampai jumat dengan waktu istirahat 12:00 -13:00 dan untuk hari sabtu adalah 08:00–14:00, tanpa istirahat.