BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pada saat ini, pendidikan dapat dikatakan termasuk dalam kebutuhan primer
setelah sandang, pangan, dan papan. Setiap rumah tangga (RT) pasti menginginkan anak–anaknya tumbuh dewasa dengan pendidikan yang tinggi agar dapat meningkatkan kualitas hidup, baik ekonomi maupun sosial. Anak-anak menempuh pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA sampai akhirnya lulus dari perguruan tinggi dan mulai mencari pekerjaan. Akan tetapi, tidaklah semua RT bisa merasakan hal tersebut. Ada yang tidak bisa melanjutkan sekolah karena terbatasnya ekonomi. Bahkan sudah harus bekerja di usianya yang masih kecil sehingga mengakibatkan putus sekolah. Hal ini dapat mengakibatkan tingkat pendidikan di suatu daerah menurun drastis bila tidak segera ditanggulangi. Salah satu indikator tingkat pendidikan adalah angka buta huruf (ABH). Jawa Timur merupakan provinsi yang memiliki ABH tertinggi di Pulau Jawa. BPS (2012) menyebutkan bahwa ABH penduduk usia di atas 15 tahun di Jawa Timur 2009 dan 2010 adalah 12,20% dan 11,66%. Begitu juga untuk jenjang usia lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa perlu dikaji lagi sektor pendidikan di Jawa Timur. Faktor–faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pendidikan suatu daerah antara lain tingkat kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, subsidi pemerintah, dan tersedianya fasilitas yang memadai. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran dan pendidikan. Menurut Surya (2008), “Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam
2
memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik.” Analisis data spasial merupakan analisis yang berhubungan dengan efek lokasi. Hal ini didasarkan pada hukum pertama tentang geografi dikemukakan oleh Tobler dalam Anselin dan Rey (2010, p17) menyatakan bahwa “segala sesuatu saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi sesuatu yang dekat lebih mempunyai pengaruh daripada sesuatu yang jauh”. Salah satu analisis spasial adalah menggunakan metode Geographically Weighted Regression (GWR). Metode GWR adalah suatu teknik yang membawa kerangka dari model regresi sederhana menjadi model regresi yang terboboti (Fotheringham, Brunsdon, Charlton, 2002). Untuk memodelkan dan mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi tingkat ABH dapat dilakukan dengan regresi Ordinary Least Square (OLS). Regresi OLS mengasumsikan residual normal, identik, dan independen. Apabila ada asumsi yang tidak terpenuhi, maka dapat dikatakan ada pengaruh spasial (Anselin, 1988, p12-13). Oleh karena itu digunakan GWR. Pengaruh spasial tersebut juga ditunjukkan oleh ABH yang memiliki karakteristik yang hampir sama di daerah yang berdekatan. Contohnya di wilayah dengan ABH tertinggi berada di wilayah Madura yang letaknya dekat dengan Pandalungan yang meliputi daerah Bondowoso, Situbondo, dan Probolinggo
3
(Firmansyah dan Sutikno, 2011). Hal ini menunjukkan ada pengaruh faktor lokasi atau spasial. Beberapa penelitian yang menggunakan model spasial antara lain Firmansyah dan Sutikno (2011) yang melakukan pemodelan dan pemetaan ABH di Provinsi Jawa Timur menggunakan Spatial Lag Model (SLM), Spatial Error Model (SEM), dan Spatial Autoregressive Moving Avarage (SARMA). Hasil penelitian tersebut adalah ABH dipengaruhi oleh rasio penduduk miskin, rasio tenaga pendidik SD, rasio tenaga pendidik SMP, dan angka partisipasi murni 13-15 tahun dengan R2 sebesar 90,6%. Penelitian selanjutnya yang menggunakan model spasial dilakukan oleh Kam, Hossain, Bose, dan Villano (2005). Penelitian tersebut melakukan pemodelan antara tingkat kemiskinan pedesaan dengan faktor kesejahteraan yang mempengaruhinya dengan menggunakan GWR. Informasi geospasial atau peta dapat memberikan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh mendukung sektor publik dalam melaksanakan proses perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pembangunan. Sehingga dalam penelitian ini ABH dan faktorfaktor yang mempengaruhinya juga disajikan dalam bentuk pemetaan. Pemetaan tersebut akan memberikan informasi tentang penyebaran ABH di Provinsi Jawa Timur. Beberapa analisis statistik telah menggunakan perhitungan melalui software statistik di komputer khususnya analisis GWR di software R Language. Untuk pengembangannya diperlukan pembuatan aplikasi program. Selain itu pembuatan aplikasi program digunakan untuk mempermudah proses analisis statistik. Dalam hal ini basis teknologi informasi dan komputer memberi peranan dalam pembuatan aplikasi yaitu menggunakan bahasa pemrograman Java dan R Language.
4
Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan faktor-faktor TIK yang mempengaruhi tingkat ABH di Provinsi Jawa Timur dengan menggunakan metode spasial yaitu
GWR. Selanjutnya hasil
pemodelan disajikan dalam bentuk pemetaan dan diaplikasikan berbasis komputer. 1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang peneliti utarakan, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini antara lain: a.
Bagaimana karakteristik ABH di Jawa Timur?
b.
Apakah indikator–indikator TIK berpengaruh secara signifikan terhadap ABH dengan menggunakan metode Geographically Weighted Regression?
c. 1.3
Bagaimana bentuk pemetaan ABH di Jawa Timur berdasarkan TIK?
Ruang Lingkup Suatu penelitian dapat memberikan hasil yang optimal apabila penelitian tersebut
memiliki ruang lingkup yang jelas. Ruang lingkup untuk penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1.
Faktor yang mempengaruhi ABH adalah teknologi, komunikasi dan informasi (TIK).
2.
Penelitian ABH akan dilakukan di seluruh kota dan kabupaten Jawa Timur.
3.
Data yang digunakan adalah data sekunder.
4.
Proses perhitungan akan dibantu dengan R language.
5.
Aplikasi program GWR akan dibuat menggunakan bahasa pemograman Java.
5
1.4
Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Mengetahui bagaimana karakteristik ABH di Jawa Timur. 2. Mengetahui apakah indikator – indikator TIK berpengaruh secara signifikan terhadap ABH dengan menggunakan metode Geographically Weighted Regression? 3. Mengetahui bagaimana bentuk pemetaan ABH di Jawa Timur berdasarkan TIK? Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini antara lain: 1.
Bagi peneliti 1.
Sebagai syarat untuk menyelesaikan program sarjana.
2.
Menambah wawasan tentang tingkat ABH dan penerapan model GWR di dalam suatu penelitian.
2.
Bagi pembaca 1.
Mengetahui bagaimana tingkat ABH dan TIK di Jawa Timur.
2.
Memahami penerapan model GWR.
3.
Menjadi referensi dan bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.