BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respon dari desakan berbagai pihak yang menginginkan agar tersedianya jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-prinsip syariah (Muhammad 2002:13). Menurut Wiroso (2011:48), perkembangan perbankan syariah di Indonesia dimulai pada periode sebelum tahun 1992, pada saat berdirinya Bank Syariah dalam bentuk BPR-Syariah yaitu BPRS Mardhotillah, BPRS Berkah Amal Sejahtera, AlMukharamah. Pada periode ini BPRS didirikan sesuai dengan perundangundangan perbankan yang berlaku saat itu (bank konvensional), dan tidak ada ketentuan yang mengatur tentang bank syariah, masyarakat belum merasa penting ketika diajak bertransaksi syariah, sehingga BPRS tersebut mati secara perlahanlahan. Pada tahun 1992-1998 telah berdiri puluhan BPR-Syariah dan satu bank umum syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia. Pada periode ini bank syariah didirikan berdasarkan Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, namun dalam undang-undang tersebut tidak dijelaskan atau dibahas secara langsung tentang bank syariah. Dari pengalaman dan kajian ternyata bank syariah memiliki karakteristik yang berbeda dengan bank konvensional, maka Undangundang nomor 7 disempurnakan dalam Undang-undang nomor 10 tahun 1998 yang dengan tegas mengakui keberadaan dan fungsinya bank bagi hasil atau bank
1
2
syariah serta didukung oleh fatwa MUI tentang bunga bank itu haram (Muhammad, 2002:66). Pelarangan bunga pada bank syariah membuat bank syariah memiliki prinsip yang berbeda dari bank konvensional sesuai dengan yang dikemukakan Wiroso (2011:83) bahwa bank syariah memiliki larangan yaitu: 1. Larangan menerapkan bunga atau riba’ pada semua bentuk dan jenis transaksi; 2. Terhindar dari maysir yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak pasti dan bersifat untung-untungan; 3. Terhindar dari transaksi yang objeknya tidak jelas atau gharar; 4. Terhindar dari transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah atau haram; dan 5. Terhindar dari zalim, transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainnya. Pelarangan riba inilah yang membuat bank syariah memiliki ciri khas tersendiri dalam pengambilan keuntungan mereka yaitu dengan diterapkannya sistem bagi hasil, sebagai salah satu penerapan dari prinsip syariat Islam. Hal ini dijelaskan pula oleh Antonio (2002:137) bahwa prinsip bagi hasil (profit sharing) merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank Islam secara keseluruhan. Salah satu landasan dasar bank syariah, adalah prinsip yang berdasarkan kaidah al-mudharabah. Dalam prinsip ini, bank syariah akan bertindak sebagai mitra, baik sebagai mudharib (pengelola dana) maupun sebagai shahibul maal
3
(pemilik dana) yang diantara keduanya diadakan akad mudharabah. Di sisi lain, dengan pengusaha/peminjam dana, bank Islam akan bertindak sebagai shahibul maal (pemilik dana baik berasal dari tabungan/deposito maupun dana bank sendiri berupa modal pemegang saham). Sementara itu pengusaha/peminjam bertindak sebagai mudharib (pengelola). Perkembangan bank syariah yang sangat pesat membuat banyak BPRS semakin bermunculan dikarenakan sektor perbankan tersebut sangat potensial membantu pertumbuhan masyarakat, umumnya di kalangan masyarakat ekonomi menengah melalui pembiayaan konsumsi maupun investasi. Keunggulan yang dimiliki BPRS untuk memenuhi kebutuhan kredit bagi para pengusaha dan pedagang kecil yang kekurangan modal tentunya harus memenuhi kriteria mudah dan tepat waktu, sehingga BPRS tersebut memiliki keunggulan komparatif dengan BPRS yang lain. Proses perolehan modal yang cepat dan mudah inilah yang menjadi keinginan dari para pengusaha. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang sampai saat ini masih beroperasi salah satunya adalah BPRS Bumi Rinjani Kepanjen. BPRS Bumi Rinjani termasuk salah satu BPRS yang menerapkan pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Dengan menggunakan prinsip kerja sama usaha yang dikemas dalam bentuk investasi serta menawarkan tingkat return yang ditentukan sesuai perjanjian. Dalam konstruksi prinsip bagi hasil, bank syariah memposisikan diri sebagai mitra kerja antara penabung dan pengusaha untuk mendapatkan keuntungan.
4
Dalam pembagian keuntungan kepada nasabah/deposan BPRS Bumi Rinjani Kepanjen menggunakan prinsip bagi hasil. Bagi hasil yang diberikan tergantung dari pendapatan yang diperoleh atas pengelolaan atau penyaluran dana, sehingga sifatnya fluktuatif atau dari bulan ke bulan berikutnya pendapatan tidak selalu sama. Berbeda dengan bank konvensional dalam perhitungan keuntungannya menggunakan bunga, dimana keuntungtan yang diperoleh para nasabah bersifat tetap tanpa memperdulikan kondisi apakah keuntungan besar atau kecil. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai analisis perhitungan bagi hasil pembiayaan yang ada pada BPRS, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Prinsip Bagi Hasil Pembiayaan Pada BPRS Bumi Rinjani Kepanjen”. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimanakah proses pelaksanaan pembiayaan prinsip bagi hasil pada BPRS Bumi Rinjani Kepanjen ? 2. Bagaimanakah proses perhitungan bagi hasil pembiayaan pada BPRS Bumi Rinjani Kepanjen ? C. BATASAN PENELITIAN Penelitian ini berfokus pada pembiayaan prinsip bagi hasil pada ruang lingkup modal kerja/investasi yang ada di BPRS Bumi Rinjani Kepanjen, yaitu Mudharabah dan Musyarakah.
5
D. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan pembiayaan prinsip bagi hasil pada BPRS Bumi Rinjani Kepanjen. 2. Untuk mengkaji proses perhitungan bagi hasil pembiayaan pada BPRS Bumi Rinjani Kepanjen. E. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan menentukan kebijakan selanjutnya, dapat memberikan kontribusi serta bahan masukan dalam mengevaluasi sistem pembiayaan yang ada pada perusahaan. 2. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan fikiran bagi peneliti selanjutnya.