BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit
masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan sehari-hari masyarakat. Berdasarkan teori Kultivasi yang digagas oleh George Gerbner, televisi menjadi sumber utama sosialisasi dan informasi sehari-hari yang umumnya disampaikan dalam format menghibur. Manusia belajar makna-makna dari budaya dan televisi merupakan sumber utama dalam pembentukan budaya (Antoni, 2004: 128). Televisi dianggap sebagai media yang mendekatkan masyarakat dengan realitas yang terjadi, apa yang ditayangkan televisi merupakan cerminan kenyataan yang terjadi pada masyarakat. Menurut Damayanti, kekuatan televisi dibandingkan dengan media lainnya adalah kemampuannya untuk membawa penonton ke lokasi kejadian dengan menggunakan gambar. Gambar yang dikombinasikan dengan suara alami adalah faktor yang membuat televisi memberikan pengaruh atau dampak yang sangat kuat pada penonton (Damayanti, 2010: 5). Hal ini menyebabkan masyarakat sangat percaya dan bergantung pada televisi. Namun kini, masyarakat yang sangat percaya juga menjadi masyarakat kritis yang menuntut program-program televisi yang menarik. Hal
tersebut
membuat
dunia
penyiaran
televisi
perkembangan ke arah yang lebih moderen. Pengetahuan
terus
mengalami
manusia yang terus
bertambah, diikuti dengan daya kreatifitas manusia yang semakin tinggi. Praktisipraktisi televisi dituntut untuk memiliki kreatifitas, inovasi, dan pola pikir yang terbuka untuk semakin memuaskan pemirsa. Banyak program-program acara televisi
1
2 yang diproduksi dengan jenis dan format yang baru. Tidak heran jika kini acara di televisi sangat bervariasi, pemirsa ditawarkan beragam acara yang unik, menarik, dan kreatif, baik dari segi isi maupun segi pengemasannya. Salah satu jenis program yang mengalami perubahan adalah program berita. Mulanya, program berita sangat fokus pada segi isi. Namun sekarang, banyak program berita yang sudah mulai memikirkan segi pengemasan atau penyajiannya, dengan gaya dan cara penyampaian yang lebih luwes dan menghibur. Fungsi program berita bukan hanya untuk menginformasikan saja, tapi juga untuk menghibur pemirsanya. Salah satu jenis program berita yang sangat menarik adalah berita investigasi. Berita investigasi adalah berita serius yang mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi dibalik suatu peristiwa secara komprehensif, yang dipersiapkan dengan sungguh-sungguh mulai dari fakta, data pendukung, analisis sampai ke sudut pandang yang dipilih dalam penyajiannya (Atmakusumah, Maskun, dan Basorie : 1996). Jenis berita investigasi menjadi menarik karena diisi dengan isu-isu yang tidak biasa, bersifat rahasia dan tersembunyi yang tidak pernah dibuka kepada masyarakat,
disampaikan
kepada
masyarakat secara
mendalam,
dan
cara
pengumpulan informasi yang kadang dilakukan secara diam-diam. Investigasi adalah upaya penelitian, penyelidikan, pengusutan, pencarian, pemeriksaan, dan pengumpulan data, informasi, dan temuan lainnya untuk mengetahui atau membuktikan kebenaran atau kesalahan sebuah fakta yang kemudian menyajikan kesimpulan atas rangkaian temuan dan susunan kejadian. Investigasi merupakan cara untuk mendapatkan dan menyampaikan suatu informasi penting bagi masyarakat.
3 Sebuah program acara televisi dibuat melalui proses produksi yang dimulai dari tahap pra produksi, produksi, hingga paska produksi. Proses produksi sebuah program yang bersifat investigasi memiliki perbedaan dengan program lainnya. Proses produksinya justru lebih sulit dan dihadapkan dengan berbagai tantangan. Hal ini karena biasanya isu yang diangkat adalah hal yang bersifat rahasia, membuka suatu kasus atau fenomena yang tertutup, dan sulitnya menembus serta meyakinkan narasumber
untuk
membeberkan
informasi.
Apalagi
program
investigasi
mengharuskan penjelasan yang detail dan mendalam. Berita
investigasi
mengalami
perkembangan
khususnya
pada
sisi
pengemasan. Banyak program berita investigasi yang dikemas tidak terlalu serius dan formal, namun dengan gaya yang lebih santai dan halus untuk tetap menghibur pemirsa. Dan topik investigasinya pun juga difokuskan pada satu topik yang menarik, salah satu contohnya adalah topik seks. Fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah tentang sebuah program berita investigasi di TRANS TV yaitu program Sexophone. Sexophone adalah program acara investigasi khusus dewasa yang dikemas secara ringan yang memberikan berbagai pengetahuan dan wawasan baru mengenai seks. Program ini masuk dalam kategori berita karena memberikan informasi berupa liputan, wawancara, dan ada dialog
yang diberikan kepada masyarakat. Informasi-informasi yang diberikan
diperoleh dengan upaya investigasi. Biasanya, informasi-informasi tentang seks diperoleh dari narasumber-narasumber khusus yang tersembunyi. kebanyakan narasumber tidak ingin identitasnya diketahui karena kasus yang berkaitan dengan seks menjadi hal yang sangat sensitif. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya investigasi untuk meperoleh dan menyampaikan informasi tersebut.
4 Selain itu, program Sexophone ini fokus pada isu seks yang sangat diminati pemirsa. Masalah seks selalu menjadi hal menarik karena berkaitan dengan tata nilai kehidupan manusia yang lebih tinggi. Manusia memiliki kebutuhan biologis yang diberikan Tuhan dengan tujuan untuk mempertahankan keturunan. Seks dianggap sebagai pengalaman hubungan fisik yang paling menyenangkan khususnya bagi manusia yang dibarengi dengan peran psikologis dan emosi (Mujtabah dan Ridlwan, 2010: 43). Rasa ingin tahu manusia selalu tinggi ketika berkaitan dengan seks. Oleh karena itu, segala sesuatu yang berkaitan dengan seks akan sangat menarik perhatian manusia. Program Sexophone merupakan program berita investigasi dengan upayaupaya mendalam yang menguak isu-isu menarik yang beragam tentang seks. Disajikan dengan gaya penyampaian yang lebih santai dan tidak kaku. Berdasarkan latar belakang ini, maka peneliti tertarik untuk meneliti proses produksi program Sexophone mulai dari pra produksi, produksi, hingga paska produksi, dan menjabarkan strategi Sexophone terkait dengan proses produksi untuk meningkatkan kualitas program berdasarkan penjabaran kekuatan, kelemahan, tantangan, dan peluang (Analisis SWOT) program Sexophone..
1.2
Ruang Lingkup Untuk membatasi pembahasan penelitian agar tidak melebar, maka peneliti
memfokuskan penelitian dengan ruang lingkup yaitu : 1.
Tahap Pra Produksi Tahap pra produksi adalah segala proses persiapan dan perencanaan yang
dilakukan untuk memproduksi sebuah program acara televisi. Pra produksi merupakan segala kegiatan yang dilakukan sebelum pengambilan gambar dan suara
5 (shooting) dilakukan. Menurut Zettl, pra produksi adalah proses yang mencakup segala persiapan dan aktifitas sebelum kita benar-benar masuk dalam studio atau lapangan untuk produksi Biasanya ada dua tahapan yaitu :. Terdiri dari dua tahap yaitu : Tahap 1 berisi segala aktifitas yang dibutuhkan untuk mengubah ide dasar ke dalam konsep kerja atau naskah. Tahap 2 berisi segala detail produksi yang dibutuhkan seperti lokasi, kru, dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk produksi single camera dan multi camera. (Zettl, 2009: 4). 2.
Tahap Produksi Tahap produksi adalah kegiatan inti dari seluruh proses pembuatan sebuah
program acara televisi. Tahap produksi merupakan segala kegiatan yang dilakukan seputaran pengambilan gambar dan suara (shooting). Hal ini sejalan dengan pendapat Zettl bahwa tahap produksi adalah segala aktifitas diseputaran perekaman gambar (Zettl, 2009: 4). Beberapa hal didalam tahap produksi adalah : Peralatan kamera, audio, pencahayaan (lighting), rekaman video, properti, talent (artis), make up dan kostum, persiapan dan pengarahan director. Zettl memberikan penjelasan mengenai tahap produksi di lapangan (lokasi) yaitu : a. Produksi : persiapan (preparation). b. Produksi : memeriksa peralatan dan perlengkapan (equipment check). c. Produksi : pengaturan (setup). d. Produksi : latihan (reherasal). e. Produksi : perekaman gambar (video recording). f. Produksi : mengumpulkan dan memeriksa peralatan dan perlengkapan (strike and equipment check) (Zettl, 2009: 386-390).
6 3.
Tahap Paska Produksi Paska produksi adalah segala aktivitas yang menyangkut dengan editing
video dan audio. Aktivitas editing ini seperti, mengatur komposisi dan warna pada setiap video, memilih background musik yang sesuai, dan membuat efek spesial untuk audio (Zettl, 2009: 4). Tahap paska produksi adalah segala kegiatan yang dilakukan setelah proses pengambilan gambar dan suara (shooting). Tahap ini diisi dengan melakukan edit pada gambar dan suara hasil shooting, serta melakukan evaluasi keseluruhan program. 4.
Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sitematis untuk
merumuskan strategi perusahaan (Freddy Rangkuti, 2004: 18 ), atau dalam hal ini adalah strategi untuk program Sexophone terkait dengan proses produksi untuk meningkatkan kualitas program. Menurut Rangkuti (2004), SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. 5.
Program SEXOPHONE Program Sexophone adalah program berita investigasi khusus dewasa yang
dikemas secara ringan yang memberikan berbagai pengetahuan dan wawasan baru mengenai seks. Acara ini dipandu oleh Chantal Della Concetta yang tayang setiap hari Kamis jam 12 malam. Program ini berisi liputan investigasi, wawancara, dan dialog yang ditemani oleh psikolog seks Zoya Amirin. Setiap minggunya, pemirsa disuguhkan tayangan-tayangan menarik dengan tema yang berbeda-beda tentang fenomena seks yang terjadi di Indonesia.
7 6.
TRANS TV TRANS TV (Televisi Transformasi Indonesia) adalah stasiun televisi swasta
nasional yang diresmikan berdiri pada tanggal 15 Desember 2001, dan terus berkembang dengan pesat hingga sekarang. TRANS TV dimiliki oleh seorang pengusaha bernama Chairul Tanjung. TRANS TV dikenal sebagai televisi yang sangat kreatif. Program-program acara di TRANS TV sebagian besar diproduksi secara in house (diproduksi sendiri). Program yang dihasilkan TRANS TV sangat banyak dan bervariasi, mulai dari program seri, film layar lebar, bermacam-macam program hiburan, berita, informasi, investigasi, talkshow, religi, reality show, musik, talent show, variety show, drama, olahraga, dan sebagainya.
1.3
Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses produksi (tahap pra produksi, tahap produksi, dan tahap paska produksi) program SEXOPHONE di TRANS TV? 2. Bagaimana Analisis SWOT program SEXOPHONE di TRANS TV sebagai dasar dari strategi yang terkait dengan proses produksi untuk meningkatkan kualitas program?
1.4
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui proses produksi (tahap pra produksi, tahap produksi, dan tahap paska produksi) program SEXOPHONE di TRANS TV.
2
Untuk mengetahui Analisis SWOT program SEXOPHONE di TRANS TV sebagai dasar dari strategi yang terkait dengan proses produksi untuk meningkatkan kualitas program.
8 1.5
Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Akademis Secara pengembangan
akademis, Ilmu
diharapkan
Komunikasi,
penelitian terutama
ini akan
kajian-kajian
bermanfaat
bagi
penelitian
yang
berhubungan dengan media massa penyiaran televisi, khususnya yang terkait dengan program berita investigasi, dengan menggunakan metode kualitatif maupun kuantitatif.
1.5.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah dan memperluas pengetahuan peneliti khususnya tentang masalah yang diteliti. Menjadi acuan untuk menyusun penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan Ilmu Komunikasi Media Massa Penyiaran. 2. Bagi Universitas, penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan perbandingan ilmu yang diberikan di kelas dengan hasil penelitian yang diperoleh di lapangan. Juga sebagai bahan evaluasi di bidang akademik. 3. Bagi Pembaca atau Peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat membantu memperluas dan memperkaya pengetahuan pembaca atau peneliti lain, dan bisa dijadikan referensi untuk membuat penelitian atau karya ilmiah di bidang yang sama. 4. Bagi Pihak Sexophone, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak Sexophone sebagai acuan sumber data untuk melihat proses produksi program, untuk mengetahui analisis SWOT program (kekuatan, kelemahan,
9 peluang, dan ancaman), sebagai kritik dan saran, serta masukan dan bahan evaluasi bagi program Sexophone.
1.5.3 Masyarakat/ Umum : Bagi Masyarakat Umum, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat sebagai pengetahuan tentang proses produksi suatu program acara televisi. Serta menjadi masukan bagi masyarakat dalam menyikapi program yang ditayangkan televisi.
1.6
Sistematika Penulisan Berikut ini adalah sistematika penulisan penelitian : 1. BAB 1 PENDAHULUAN Berisi Latar Belakang, Ruang Lingkup, Rumusan
Masalah,
Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. 2. BAB 2 LANDASAN TEORI Berisi teori-teori yang digunakan sebagai dasar penelitian untuk dihubungkan dengan data hasil penelitian. Terdiri dari Teori Umum, Teori Khusus, Landasan Konseptual, dan Kerangka Pikir. 3. BAB 3 METODOLOGI Berisi metode yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisa data, serta mendapatkan jawaban hasil penelitian. Termasuk didalamnya adalah : Pendekatan Peneltian, Sifat Penelitan, Lokasi Penelitian, Objek Penelitian, Subjek Penelitian, Metode Pemilihan Informan, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data, Kriteria dan Teknik Keabsahan Penelitian.
10 4. BAB 4 HASIL DAN BAHASAN PENELITIAN Berisi objek penelitian berupa data-data konkrit tentang PT Televisi Transformasi Indonesia (TRANS TV), seperti sejarah perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi, target audiens, dan, profil perusahaan. Selain itu juga berisi profil program Sexophone. Berisi penjelasan tentang gambaran umum informan, berisi hasil penelitian uraian pembahasan proses produksi (pra produksi, produksi, dan paska produksi) dan analisis SWOT program Sexophone. Dihubungkan dengan teori dan dilengkapi dengan analisis peneliti dalam bagian diskusi. 5. BAB 5 PENUTUP Berisi simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran atau masukan bagi peneliti lain dan bagi program Sexophone.