BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan potret implementasi pertanggungjawaban
perusahaan kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas laporan keuangan tersebut (Sembiring, 2010). Laporan keuangan memiliki peranan penting dalam hubungan antara investor dan perusahaan. Laporan keuangan dikatakan penting dan sangat berguna bagi para investor karena didalamnya terdapat informasi mengenai keuntungan dan kerugian yang diperoleh perusahaan dari modal yang telah ia tanamkan. Informasi akuntansi yang disajikan melalui laporan keuangan merupakan media utama bagi para investor di pasar modal untuk memberikan keputusan ekonomis tentang keputusan investasi yang akan dilakukannya di pasar modal. Laporan keuangan suatu perusahaan akan bermanfaat jika disampaikan secara tepat waktu dan akurat kepada para pemakainya untuk pengambilan keputusan. Hal ini mencerminkan betapa pentingnya ketepatan waktu (timeliness) penyajian laporan keuangan kepada publik. Maka dari itu sebuah perusahaan hendaknya menerbitkan laporan keuangannya tepat waktu karena laporan keuangan yang disajikan tepat waktu memiliki nilai efisiensi dan efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan laporan keuangan yang disajikan tidak tepat waktu. Ketepatan waktu adalah 1 Universitas Sumatera Utara
kewajiban bagi setiap perusahaan yang terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia untuk menerbitkan laporan keuangan perusahaannya secara berkala yaitu terdiri dari laporan auditor independen, neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan, apabila laporan keuangan diterbitkan tidak tepat waktu maka akan menimbulkan spekulasi (atau masalah yang terjadi) pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menerbitkannya. Peraturan mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan publik di Indonesia diatur dalam UU No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal. Selanjutnya pada tahun 1996, Bapepam menerbitkan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: 80/PM/1996 tentang kewajiban bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan audit independennya kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan. Kemudian diperketat dengan dikeluarkannya Kep-17/PM/2002 dan telah diperbaharui dengan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Penyempurnaan peraturan ini dimaksudkan agar investor dapat lebih cepat memperoleh informasi keuangan
sebagai
dasar
dalam
pengambilan
keputusan
investasi
serta
menyesuaikan dengan perkembangan pasar modal. Selain itu, Bursa Efek
2 Universitas Sumatera Utara
Indonesia juga menerbitkan keputusan direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor 307/BEJ/07-2004 yaitu Peraturan Nomor I-H yang mengatur ketentuan pemberian sanksi atau denda administrasi bagi perusahaan yang terlambat dalam penyampaian laporan keuangan sampai 30 ( tiga puluh ) hari kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan; (2) Peringatan Tertulis II dan denda Rp 50.000.000,00 apabila mulai hari kalender ke 31 hingga kalender ke 60 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan; (3) Peringatan tertulis III dan denda Rp 150.000.000,00 apabila mulai hari kalender ke 60 hingga kalender ke 90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan atau menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud pada ketentuan peraturan II di atas; (4) Penghentian sementara perdagangan dalam hal kewajiban laporan keuangan dan atau denda tersebut di atas belum dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam akan dikenakan sanksi administrartif sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sebagai contoh pada tahun 1997 Bapepam mengumumkan telah memberikan peringatan secara resmi dan mengenakan denda sebesar Rp 2,98 miliar kepada 170 perusahaan atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan (Na’im, 1999).
3 Universitas Sumatera Utara
Fenomena menunjukkan bahwa setelah peraturan tersebut diberlakukan masih saja terjadi keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan. Pada dasarnya peraturan dibuat agar perusahaan publik dapat tepat waktu dalam melaporkan laporan keuangan mereka kepada publik. Fenomena ini menunjukkan bahwa peraturan bukan menjadi satu-satunya faktor yang memengaruhi ketepatan pelaporan keuangan di setiap periodenya, maka dari itu perlu diteliti lebih lanjut faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi ketepatan pelaporan keuangan. Proses penyelesaian audit laporan keuangan terjadi pada rentang waktu yang disebut dengan audit report lag, yang diukur sejak tanggal tahun tutup buku yaitu 31 Desember sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditan. Lamanya pengauditan dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, semakin cepat proses pengauditan maka semakin cepat juga pelaporannya. Begitu juga sebaliknya jika proses pengauditan berjalan lambat maka pelaporan menjadi tidak tepat waktu. Menurut Beaver (1968) dalam McGee (2007) mengatakan bahwa ada beberapa bukti yang mengusulkan bahwa perusahaan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyampaikan berita buruk (bad news) laporan keuangan daripada berita bagus (good news). Perusahaan cenderung ragu-ragu dalam menyampaikan berita buruk karena perusahaan membutuhkan waktu yang lama untuk meninjau kembali laporan keuangannya ketika harus menyampaikan berita buruk tersebut (Givoli dan Palmon, 1982). Di dalam penelitian Sukanti (2015) menyatakan bahwa audit report lag berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan hasil penelitian
4 Universitas Sumatera Utara
Sembiring (2010) menyatakan audit report lag berpengaruh negatif signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang telah disampaikan kepada Bapepam-LK merupakan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik bersertifikat dan juga disertai dengan opini audit dari auditor. Auditor akan memberikan opininya atas laporan keuangan sebuah perusahaan yang telah ia audit. Auditor bertanggungjawab atas opini audit yang ia berikan dan berusaha untuk menyampaikan laporan auditannya secara tepat waktu agar relevansi dan keandalan dari laporan keuangan tersebut tidak hilang dengan tidak mengabaikan obyektivitas
dan
independensinya.
Opini
audit
adalah
pendapat
yang
dikemukakan oleh auditor independen dalam laporan audit sebagai media formal yang digunakan dalam mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan keuangan yang diaudit. Dalam penelitian Astuti (2007) menyatakan bahwa opini audit berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ketepatan waktu pelaporan keuangan berhubungan dengan pendapat auditor disebabkan karena adanya kepedulian perusahaan terhadap opini yang diberikan oleh auditor, apabila auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian menjadikan berita baik perusahaan sehingga tidak terlambat dalam menyampaikan laporan keuangannya. Hasil ini berbeda dengan penelitian Dinita (2011) yang menyatakan bahwa opini audit tidak signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berdasarkan ketidak konsistenan penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk
5 Universitas Sumatera Utara
menguji opini audit sebagai variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan sebagai variabel dependen. Ukuran auditor berhubungan dengan kualitas auditor (Na’im, 1999). Dalam hal ini kualitas auditor sering diproksikan melalui reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP). Kualitas auditor diukur dengan ukuran apakah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memberikan jasa audit merupakan anggota KAP besar (big four) atau tidak. Menurut Johnson dan Lys (1990) dalam Na’im (1999) menemukan bahwa auditor yang besar memiliki dorongan untuk mengembangkan dan memasarkan keahliannya mengenai kepatuhan terhadap standar akuntansi keuangan daripada auditor kecil. Lebih jauh, auditor besar cenderung untuk memberi informasi kepada klien tentang peraturan yang baru dan meminta klien untuk mematuhinya. Hal ini dikarenakan KAP besar lebih banyak disorot publik dan lebih dituntut untuk menghasilkan laporan keuangan yang tidak hanya untuk tujuan akuntanbilitas dan tepat waktu, tetapi untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan. Tak heran bila pada umumnya perusahaan memilih menggunakan jasa auditor independen dari Kantor Akuntan Publik (KAP)
besar
untuk
meningkatkan
kredibilitas
dari
laporan
keuangan
perusahaannya. Dalam penelitian Astuti (2007) menyatakan bahwa reputasi auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa auditor yang memilki reputasi yang baik akan memberikan kualitas pengauditan yang baik pula, yang dapat digunakan sebagai petunjuk kualitas perusahaan emiten. Hal ini berarti, penggunaan auditor yang mempunyai reputasi berkualitas cenderung akan menyampaikan laporan
6 Universitas Sumatera Utara
keuangan emiten secara tepat waktu. Berbeda dengan hasil penelitian Sidauruk (2012) menyatakan bahwa reputasi KAP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Timbulnya ketidak konsistenan dari hasil penelitian pengaruh reputasi KAP terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk menggunakan reputasi KAP sebagai variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan sebagai variabel dependen. Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat didalamnya serta mencerminkan kesadaran pihak manajemen akan pentingnya informasi yang terdapat didalamnya bagi pihak eksternal maupun internal dari suatu perusahaan. Dimana perusahaan besar cenderung menyajikan laporan keuangannya lebih tepat waktu apabila dibandingkan dengan perusahaan kecil. Di dalam penelitian Astuti (2007) mengatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Perusahaan besar cenderung tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Namun penelitian Kuswanto dan Sodikin (2015) membuktikan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sejalan dengan penelitian Turel (2010) yang juga menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menguji ukuran perusahaan sebagai salah satu variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
7 Universitas Sumatera Utara
Sanksi serta peraturan yang diberlakukan oleh PT Bursa Efek Indonesia melalui Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-306/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor 1-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi dan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-307/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor 1-H tentang Sanksi yang berisi peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh para perusahaan tercatat di dalam menyampaikan informasi keuangannya dalam bentuk laporan keuangan hendaknya diterbitkan tepat waktu apabila tidak tepat waktu maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku yang nantinya akan berefek pada perusahaan tercatat tersebut. Variabel sanksi BEI ini berhubungan erat terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan sebagai variabel dependen, peneliti tertarik mengujinya untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel dependen yang dipakai serta ingin mengetahui apakah variabel sanksi BEI ini mampu memoderasi hubungan dari setiap variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap ketepatan waktu sebagai variabel dependen dalam penelitian ini. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul skripsi, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan dengan Sanksi BEI sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
8 Universitas Sumatera Utara
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti
merumuskan masalah penelitian : 1. Apakah opini audit berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah audit report lag berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah reputasi KAP berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 5. Apakah sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara opini audit terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 6. Apakah sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara audit report lag terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
9 Universitas Sumatera Utara
7. Apakah sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara reputasi KAP terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 8. Apakah sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah : 1. Untuk mengetahui apakah opini audit berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui apakah audit report lag berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui apakah reputasi KAP berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
10 Universitas Sumatera Utara
5. Untuk mengetahui apakah sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara opini audit terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 6. Untuk mengetahui apakah sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara audit report lag terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 7. Untuk mengetahui apakah sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara reputasi KAP terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 8. Untuk mengetahui apakah sanksi BEI mampu memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4
Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, antara lain : a. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
ketepatan
waktu
pelaporan keuangan.
11 Universitas Sumatera Utara
b. Bagi Investor, sebagai gambaran tentang pentingnya ketepatan waktu berkaitan dengan relevansi dan keandalan informasi laporan keuangan. c. Bagi pihak perusahaan, untuk memberikan informasi atas penelitian yang dilakukan penulis agar dapat dijadikan pertimbangan untuk kemajuan perusahaan. d. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian sejenis dengan menambahkan variabel lain.
12 Universitas Sumatera Utara